BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian Untuk mengadakan suatu penelitian, perlu diketahui dahulu metode yang akan digunakan, sesuai dengan pedoman atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penelitian yang akan membawa peneliti kepada suatu kesimpulan yang merupakan pemecahan dari masalah yang diteliti. Langkah-langkah dalam suatu penelitian disebut prosedur penelitian atau metode penelitian. Dalam metode penelitian ini terkandung beberapa alat serta teknik tertentu yang digunakan untuk menguji suatu hipotesis penelitian, hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002:1) bahwa “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu”. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu untuk melihat keterikatan antara dua variabel atau lebih melalui analisa data yang didapat. Metode deskriptif lebih menekankan pada suatu studi untuk memperoleh informasi mengenai gejala yang muncul pada saat penelitian berlangsung.
38
39
Menurut Winarno Surakhmand (1998:140) ciri-ciri dari metode deskriptif adalah: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang sedang terjadi pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang sedang aktual 2. Data yang terkumpul mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa.
3.2. Definisi Operasional Variabel 3.2.1. Definisi Variabel Untuk Kesalahan atau perbedaan persepsi tentang definisi atau istilah-istilah variabel yang dipakai dalam penelitian ini, maka penulis menganggap perlu menjelaskan makna variabel-variabel tersebut. Menurut Sugiyono (2002:20) bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini terdiri dari variabel kecerdasan spiritual dan motivasi kerja karyawan. Adapun istilah-istilah yang perlu didefinisikan adalah sebagai berikut: a. Kecerdasan Spiritual Kecerdasan spiritual menurut Danah Zohar dan Ian Marshall (2005:25) adalah “cara kita menggunakan makna, nilai, tujuan, dan motivasi dalam proses berpikir dan pengambilan keputusan”.
40
Adapun indikator-indikator kecerdasan spiritual terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kesadaran diri Spontanitas Holisme Kepedulian Keragaman Bertanya “Mengapa” Mengambil manfaat dari kemalangan Kerendahan hati Keterpanggilan (Danah zohar dan Marshall, 2005:137-177)
b. Motivasi Menurut Amang Syafrudin (2005:123-124) menyatakan bahwa motivasi adalah: Sebagai suatu niat yang mendasari seseorang untuk bekerja. Amang Syafrudin membuat rumusan: motivasi adalah bahan baku dan substansi yang diperlukan manusia dalam menempuh perjalanan hidupnya. Ia adalah kristalisasi sebagai formula visi, misi dan orientasi yang terpadu dan terintegrasi secara sempurna selanjutnya motivasi akan menjadi muatan inti dari niat seseorang dalam melakukan dan memformat bentuk, jenis, dan dimensi kerjanya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda “sesungguhnya amal perbuatan itu (tergantung) kapada niat”. Adapun inidikator-indikator motivasi kerja terdiri dari: 1. 2. 3. 4. 5.
Pengakuan informal Pencapaian prestasi Tanggung jawab Kepuasan Karyawan Pengakuan dan Sanjungan (H. Hadari, 1996:367)
41
3.2.2. Operasional Variabel Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Spiritual dengan Motivasi Konsep Variabel
Indikator
Variabel Bebas: 1. Kesadaran Diri Kecerdasan Spiritual Zohar dan Marshall (2005:137-177)
Ukuran
- Tingkat relasi spiritual dengan Tuhan - Tingkat menghadapi kenyataan yang tidak menyenangkan - Tingkat merasakan kenyamanan dan ketenangan untuk melaksanakan pekerjaan
Skala Pengukur an Ordinal
2. Spontanitas
- Tingkat mengikuti kata hati dalam bekerja - Tingkat merasakan adanya sebuah kesadaran atau arah yang selalu memandu dalam bekerja
Ordinal
3. Holisme
- Tingkat mencari hubungan-hubungan antara hal-hal yang tampak berbeda - Tingkat untuk mengetahui pemikiran orang lain
Ordinal
4. Kepedulian
- Tingkat merasakan kesedihan orang lain - Tingkat saling melindungi antara sesama
Ordinal
5. Keragaman
- Tingkat
Ordinal
berhubungan
42
dengan orang yang berbeda dengan anda - Tingkat ada banyak cara memecahkan masalah untuk mencapai tujuan 6. Bertanya “Mengapa”
- Tingkat merasakan kepuasan akan penjelasan awal yang tidak dipahami yang diberikan rekan kerja/pimpinans - Tingkat mengikuti perkembangan isu-isu aktual yang berhubungan dengan kehidupan dan pekerjaan
Ordinal
7. Mengambil - Tingkat belajar dari manfaat dari kegagalan kemalangan - Tingkat untuk dapat terus menghadapi rintangan dalam pekerjaan dan kehidupan
Ordinal
8. Kerendahan hati
- Tingkat mengakui suatu kesalahan - Tingkat menerima kekurangan diri sendiri - Tingkat keterbukaan terhadap saran dan kontribusi orang lain
Ordinal
9. Keterpanggilan
- Tingkat membalas pemberian orang lain - Tingkat menciptakan perubahan dalam hidup
Ordinal
43
Variabel Terikat: 1. Pengakuan Motivasi Kerja informal H. Hadari (1996:367) 2. Pencapain prestasi
- Tingkat kompetensi pribadi untuk bekerja sebaik-baiknya
Ordinal
- Tingkat keinginan peningkatan mutu kerja - Tingkat konsistensi pencapaian kerja tepat pada waktunya
Ordinal
3. Tanggung jawab
- Tingkat kedisplinan kerja karyawan - Tingkat melaksanakan tugas-tugas tanpa menunggu perintah atasan - Tingkat konsistensi karyawan terhadap peraturan ketentuan perusahaan
Ordinal
4. Kepuasan karyawan
- Tingkat keinginan untuk memelihara hasil kerja yang telah tercapai - Tingkat ketertarikan dan kemanarikan pekerjaan yang dilakukan - Tingkat beban pikiran yang didapat saat melalukan pekerjaan
Ordinal
5. Sanjungan dan - Tingkat perhatian yang Pengakuan diberikan pimpinan - Tingkat perhatian yang diberikan oleh sesama rekan kerja
Ordinal
44
No 1. 2. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tabel 3.2 Pemetaan Bulir Angket Variabel X (Kecerdasan Spiritual) Indikator Bulir Nomor Kesadaran diri 1,2,3 Spontanitas 4,5 Holisme 6 Kepedulian 7,8,9,10 Keragaman 11,12,13,14,15 Bertanya “mengapa” 16,17 Mengambil manfaat dari kemalangan 18,19,20,21 Kerendahan hati 22,23,24,25 Keterpanggilan 26,27,28 Jumlah Total 28
Tabel 3.3 Pemetaan Bulir Angket Variabel Y (Motivasi Kerja) Indikator Bulir Angket Pengakuan informal 1,2,3 Pencapaian prestasi 4,5 Tanggung jawab 5,6,7,8 Kepuasaan karyawan 9,10,11 Lingkungan kerja 12,13,14,15 Promosi 16,17,18,19 Hubungan Sosial 20,21,22,23,25 Sanjungan dan pengakuan 26,27,28 Jumlah Total 28
Jumlah 3 2 1 4 5 2 4 4 3 22
Jumlah 1 3 4 3 4 4 5 4 28
45
Variabel
Tabel 3.4 Bentuk Bulir Pernyataan Angket Pernyataan Positif (nomor)
X (Kecerdasan Spiritual) Y (Motivasi Kerja)
Negatif (nomor) 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,14,16,18,19,20,21 13,17 22,23,24,25,26,27,28 1,2,3,4,5,6,7,10,13,14,15,17,19,21,22,23 11,12,18,20 24,25,26,27,28
3.3. Populasi dan Sampel Salah satu syarat penelitian adalah adanya data yang akurat dari sumber data yang dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan tujuan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu ditentukan populasi serta sampel dari penelitian yang dimaksud. Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2006 :90) populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Yayasan Daarut Tauhid Bandung.
46
Tabel 3.5
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Data Pegawai Yayasan Daarut Tauhid Bagian Jumlah Sekretaris Yayasan 17 Konsultasi 1 TK Khas 8 Muslimah Center 10 Sekretaris Pimpinan 14 Kelompok Bimbinngan Ibadah Haji (KBIH) 5 Badan pelaksana Harian 24 Departemen Pelatihan 25 Departemen Pendidikan 23 Departemen Dakwah dan Sosial 33 Jumlah 160 Sumber: Bagian sumber daya manusia Yayasan Daarut Tauhid Bandung. Sampel penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002:109) bahwa “sampel
adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Agar jumlah pengambilan sampel lebih akurat, penulis juga menggunakan random sampling sederhana (simple random sampling) karena semua responden mempunyai peluang yang sama untuk dipilih. Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi itu (Riduwan,2005:58). Rumus yang digunakan adalah rumus Harun Al-Rasyid: no =
[
zα 2 BE
Keterangan:
]²
(Riduwan 2003:28)
47
α = Taraf kesalahan yang besarnya ditetapkan sebesar 0,05 n = Jumlah Populasi =160 orang BE = Bound of Error, diambil 10% Z α = Nilai dalam tabel Z = 1,99 no =
[
zα 2 BE
]² = [
1,99 2.(0,10)
]² = (9,95)² = 99,0025
dan no = 0,05, N=0,05 x 160 = 8, karena no > 0,05, N atau 99,0025 > 8 maka besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus: n=
no no − 1 1+ N
(Riduwan, 2003:23)
Keterangan: n = Jumlah Sampel no= Ukuran sampel (99,0025) N = Jumlah populasi Sehingga jumlah sampel yang diperoleh adalah: n=
no 99,0025 99,0025 99,0025 = = = =61,37 orang no − 1 99,0025 − 1 98,0025 1 + 0,6125 1+ 1+ 1+ N 160 160
Ukuran sampel yang lebih besar akan meningkatkan kehandalan pendugaan, untuk itu sampel penelitian dinaikkan menjadi 70 orang. Sampel tersebut kemudian dialokasikan secara proporsional dengan proses sebagai berikut:
48
1.
Tahap pertama dilakukan pengelompokan populasi karyawan ke dalam sub-sub populasi berdasarkan unit kerja.
2.
Menentukan ukuran sampel (sample size) untuk masing-masing sub populasi secara proporsional dengan rumus:
Ni = Ni/N.n (Riduwan, 2003:29) Dimana: ni = Jumlah sampel menurut stratum n = Jumlah sampel seluruhnya Ni= Jumlah populasi menurut stratum N = Jumlah populasi seluruhnya Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas maka diperoleh jumlah sampel di setiap bagian Yayasan Daarut Tauhid sebagai berikut: 1. Sekretaris yayasan = 17/160 x 70 = 7 orang 2. Konsultasi
= 1/160 x 70 = 1 orang
3. TK Khas
= 8/160 x 70 = 4 orang
4. Muslimah Center
= 10/160 x 70 = 4 orang
5. Sekpim
= 14/160 x 70 = 6 orang
6. KBIH
= 5/160 x 70 = 2 orang
7. BPH
= 24/160 x 70 = 11 orang
8. Deplat
= 25/160 x 70 = 11 orang
9. Depdik
= 23/160 x 70 = 10 orang
49
10. Depdaksos
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
= 33/160 x 70 =14 orang
Tabel 3.6 Tabel Alokasi Sampel Karyawan Yayasan Daarut Tauhid Bandung Bagian Sampel Sekretaris Yayasan 7 Konsultasi 1 TK Khas 4 Muslimah Center 4 Sekpim 6 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) 2 Badan Pelaksana Harian 11 Departemen Pelatihan 11 Departemen Pendidikan 10 Departemen Dakwah dan Sosial 14 70 Jumlah
3.4. Sumber Data Penelitian Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diperoleh dari suatu organisasi atau langsung dari objeknya. Data primer diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel yang telah ditetapkan, yaitu orang-orang yang dianggap dapat mewakili dan representatif dalam menghasilkan data penelitian. Data sekunder merupakan data penelitian dimana subjektifitas tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian, tetapi sifatnya membantu dan dapat
50
memberikan informasi untuk bahan penelitian. Data sekunder tersebut bisa berasal dari literatur atau kepustakaan yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan sumber data primer dan sumber sekunder. Dalam pelaksanaan pengumpulan data tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara atau alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang disebut dengan istilah teknik pengumpulan data. Adapun tujuan dari teknik pengumpulan data adalah untuk memperoleh ukuran tentang “Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Motivasi Kerja Karyawan”. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penyusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi, yaitu upaya untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian, tentunya setelah mendengar informasi dari karyawan bagian sumber daya manusia (Ibu Ana dan Ibu Dewi). 2. Wawancara, penulis mengadakan dialog dengan pihak perusahaan sebagai nara sumber yang dapat memberikan yang dapat memberikan data bagi penyelesaian masalah penelitian (Ibu Ana dan Ibu Dewi) bagian sumber daya manusia.
51
3. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengumpulan data perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 4. Angket, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden yang bertujuan untuk memperoleh informai mengenai permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket dengan skala sikap kategori likert. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2006:107) bahwa “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Untuk mempermudah dalam pengolahan data, maka setiap jawaban angket diberi nilai dengan menggunakan skala ordinal dengan 5 kemungkinan.
No 1. 2. 3. 4. 5.
Tabel 3.7 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban Pernyataan dan bobot Opsen Positif Negatif Sangat Setuju/Selalu 5 1 Setuju/Sangat Sering 4 2 Kurang Setuju/jarang 3 3 Tidak Setuju/kadang 2 4 Sangat Tidak setuju/Tidak Pernah 1 5 Untuk menunjang kegiatan penelitian maka penulis melakukan studi
kepustakaan dengan kegiatan mencari informasi melalui buku-buku, internet, surat kabar uang relevan sehingga dapat membantu terhadap pemecahan masalah.
52
3.6. Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1. Uji Validitas Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang tersebar. Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi product momen, yaitu dengan cara mengkorelasikan bulir item dengan total. Adapun formulanya sebagai berikut:
rxy =
{N ∑ X
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y ) 2
}{
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
(Suharsimi Arikunto, 2002:146) Keterangan: rxy
= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N
= Jumlah Responden
ΣXY
= Jumlah hasil kali skor X dan Y setiap responden
ΣX
= Jumlah skor X
ΣY
= Jumlah skor Y
(ΣX)² = Kuadrat jumlah skor X (ΣY)² = Kuadrat jumlah skor Y Uji validitas ini dilakukan pada setiap item angket dengan taraf signifikan 0,05 pada Tingkat kepercayaan 95%. Kriteria uji validitas: •
Jika rHitung > rTabel,Valid
53
•
Jika rHitung < rTabel, Tidak Valid
3.6.2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui ketepatan nilai angket, artinya instrumen penelitian dapat dipercaya bila diujikan pada kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda, maka hasilnya akan sama. Untuk menguji reliabilitas instrumen, digunakan rumus alpha (r11). Adapun formulanya sebagai berikut: r11 = ( n
) –
(1 - Σδb2 ) δt2
n–1
(Suharsimi Arikunto, 2002:171)
Keterangan : r11
= Reliabilitas instrumen
n
= Banyaknya item angket
Σδb2 = Jumlah varians skor setiap angkat δt2
= Varians total
Untuk rumus variansnya adalah: 2
∑ x ∑ x2 − N (Suharsimi Arikunto, 2002:160) σ b2 = N Keterangan: δb2 = Varians
54
ΣX2 = Jumlah kuadrat responden tiap item (ΣX)2 = Kuadrat skor seluruh responden dari tiap item N
= Jumlah responden maka adapun kriteria pengujian adalah: r hitung > r tabel = Reliabel r hitung < r tabel = Tidak reliabel Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah:
1. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh untuk setiap respondennya, 2. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden, 3. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden. 4. Menghitung jumlah skor masing-masing item yang diperoleh, 5. Menghitung jumlah kuadrat skor masing-masing item yang diperoleh, 6. Menghitung varians masing-masing item, 7. Menghitung varians total, 8. Menghitung nilai koefisien Alpha, 9. Membandingkan nilai koefisien Alpha dengan nilai koefisien Product Moment yang terdapat dalam tabel, 10. Membuat kesimpulan, jika nilai r11 lebih besar dari nilai tabel rxyitem angket dinyatakan reliabel.
55
3.7. Prosedur Analisis Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka secara garis besar menurut Sugiyono (2002:74) langkah-langkah pengolahan data yaitu: 1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh. 2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap opsen dari setiap item berdasarkan ketentuan yang ada untuk memudahkan menganalisa data. 3. Tabulating Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam table rekapitulasi secara lengkap seluruh item tiap variabel. Membuat tabulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus berbagai kategori. 4. Analisis Data - Analisis deskriptif variabel penelitian, yaitu memperoleh gambaran tentang variabel-variabel penelitian, ini dapat dilakukan dengan bantuan table frekuensi dan presentase jawaban responden untuk setiap item dan setiap variabel penelitian. - Analisis kuantitatif dalam hal ini adalah untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis. Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan variabel satu
56
terhadap variabel lainnya. Maka, analisis yang digunakan bersifat korelasional yaitu untuk melihat hubungan kecerdasan spiritual dengan motivasi kerja karyawan. Uji statistic yang digunakan adalah sebagai berikut:
3.7.1. Uji Korelasi Untuk mencari hubungan antara variabel X (kecerdasan spiritual) dengan variabel Y (motivasi kerja), maka digunakan rumus korelasi spearman (rs) yang mempunyai ranking berangka kembar yaitu:
rs =
∑
x 2 + ∑ y 2 −∑ d i2
2
(∑ x )(∑ y ) 2
2
(Sidney Siegel, 1997 : 260)
Keterangan : rs
= Koefisien korelasi rank spearman
ΣX2
= Jumlah ranking yang sama pada variabel X
ΣY2
=
Σdi2
= Jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada variabel X dan
Jumlah ranking yang sama pada variabel Y
variabel Y melalui pengkuadratan Dengan ketentuan sebagai berikut:
N3 − N ∑ X = 12 2
∑t
N3 − N ∑ Y = 12 2
x
(Sidney Siegel, 1997:256) Untuk mencari T maka digunakan rumus:
∑t
y
57
t3 − t ∑ Tx = 12
dan
∑ Ty =
t3 − t 12
(Sidney Siegel, 1997:256) Keterangan: rs
= Koefisien korelasi rank spearman
ΣX2
= Jumlah ranking yang sama pada variabel X
ΣY2
=
Σdi2
= Jumlah hasil pengurangan antara ranking yang terdapat pada variabel X dan
Jumlah ranking yang sama pada variabel Y
variabel Y melalui pengkuadratan T
= Faktor korelasi
t
= Jumlah rank kembar
∑ Tx
= Faktor korelasi variabel X
∑ Ty
= Faktor korelasi variabel Y
N
= Banyaknya data Jika tidak terdapat rank kembar/jumlah rank kembar relatif kecil maka dapat
mempergunakan rumus: n
rs =
1 − 6∑ di 2 t =1
N −N 3
(Sidney Siegel, 1997:260)
Keterangan : rs
= Koefisien korelasi Rank Spearman
N
= Jumlah responden
58
di 2
= Beda rank
1
= Konstanta
6
= Konstanta
3.7.2. Uji Hipotesis Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu melakukan pengujian atas tingkat keberartian korelasi hasil perhitungan tersebut. Tingkat keberartian ini diuji dengan uji hipotesis. Rumus yang digunakan adalah uji signifikan dengan uji korelasi (uji t student), yaitu: t = rs
N −2 1 − rs2
( )
(Sidney Siegel, 1997:263)
Keterangan: t
= Distribusi student
rs = Koefisien korelasi rank spearman N = banyaknya responden Dengan ketentuan: Ho : ρ = 0 korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan kecerdasan spiritual dengan motivasi kerja. H : ρ ≠ 0 korelasi berarti, artinya terdapat hubungan yang positif antara hubungan kecerdasan spiritual dengan motivasi kerja.
59
Tabel 3.8 Batas-batas Nilai r (Korelasi) Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199
Sangat rendah
0,20-0,399
Rendah
0,40-0,599
Sedang
0,60-0,799
Tinggi
0,80-1,000
Sangat Tinggi
Sumber: Sugiyono (2006:214)