BAB III
METODE PENELITIAN A.
Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut McMillan dan Schumacher (2001: 169), populasi adalah kelompok elemen atau kasus, baik individu, objek atau peristiwa, yang membentuk
kriteria
khusus
dan
dimana
yang
kita
tujukan
untuk
menjeneralisasikan hasil penelitian. Sebuah populasi bisa berupa sebuah kumpulan lengkap dan dapat juga setiap bagian dari kategori tertentu yang peneliti ingin teliti (Hinton, 2005: 48). Berdasarkan dari penjelasan di atas maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah 30 sekolah dan respondennya adalah guru yang sudah tersertifikasi pada tahun 2006 sampai 2011 di SMP Negeri dan Swasta SeBadung Utara adalah responden dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Populasi dan Responden Penelitian No. 1 2 3 4 5 6
Nama Sekolah (Populasi) SMP Santa Angela SMP Santo Aloysius 1 SMP Negeri 12 SMP Santa Ursula SMP Pandu SMP Paulus
Peserta Sertifikasi Guru (Responden) Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 2011 0 3 0 10 0 0 0 2 0 7 0 1 1 2 11 14 5 9 0 0 1 3 0 0 0 1 0 5 0 0 0 0 1 3 0 0
Total 13 10 42 4 6 4
55 Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56
No. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Sekolah (Populasi) SMP Pertiwi SMP Taruna Bhakti SMP BPK 1 Penabur SMP BPP SMP Adven SMP Negeri 29 SMP Kemah Indonesia 4 SMP PGII 2 SMP Pasundan 6 SMP Nasional SMP Baptis SMP Negeri 2 SMP Negeri 5 SMP Negeri 7 SMP Kartika Siliwangi 11 SMP Negeri 27 SMP Negeri 40 SMP Negeri 14 SMP Negeri 22 SMP Negeri 44 SMP PGII 1 SMP Negeri 16 SMP Negeri 19 SMP Negeri 35 Total
Peserta Sertifikasi Guru (Responden) Tahun Total 2006 2007 2008 2009 2010 2011 0 0 0 0 0 3 3 0 0 0 2 0 0 2 0 2 3 6 0 2 13 0 1 1 0 1 0 3 0 2 0 3 1 0 6 1 2 2 10 5 10 30 0 0 1 2 2 0 5 0 2 0 1 3 0 6 0 2 1 1 0 1 5 0 1 0 4 0 0 5 0 0 1 2 2 0 5 2 7 9 18 0 4 40 8 8 4 17 12 10 59 0 3 7 7 12 6 35 0 0 3 0 1 2 6 1 5 10 9 6 11 42 0 2 1 12 8 16 39 1 3 7 12 6 8 37 2 0 15 8 5 8 38 1 1 0 7 5 8 22 0 1 3 0 0 2 6 1 2 7 10 4 11 35 2 7 5 18 2 1 35 0 3 3 6 5 5 22 20 62 96 197 85 118 578 (Sumber: Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2013)
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57
2. Sampel Penelitian Sebenarnya, karena jumlah populasi peneliti tidak dapat meneliti semuanya. Maka, diambil sebuah sample. Sample adalah subset dari populasi. Sampel adalah masalah pokok dari analisis statistic; peneliti ingin mengetahui mengenai populasi daripada sampel tetapi mereka hanya mampu menguji sampel (Hinton, 2005: 48). Dalam hal ini McMillan dan Schumacher (2001: 169) menyarankan bahwa sampel harus dipilih dari sekelompok besar orang yang diidentifikasi sebagai populasi. Prosedur yang digunakan untuk sample dalam studi tertentu adalah sample acak, sampel manfaat atau sampel bertingkat. Dalam penelitian ini untuk responden, Simple Random Sampling disampaikan dari seluruh guru yang sudah tersertifikasi pada tahun 2006 sampai 2011 di SMP Negeri dan Swasta Se-Badung Utara. Dalam penelitian ini, rumus yang akan digunakan untuk menghitung sampel diadaptasi oleh Sugiyono (2006: 98): n
N N .d 2 1
n : Jumlah Sampel N : Jumlah Populasi d2 : Presisi (Ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%) Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: n
578 578. 0.1 1 2
578 578 85.25 85 578.(0.01) 1 6.78
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Wilayah penyebaran Proporsi Tiap Proporsi Populasi Kategori 13/578 x 85 = 1.91 SMP Santa Angela 13/578 SMP Santo Aloysius 1 10/578 10/578 x 85 = 1.47 SMP Negeri 12 42/578 42/578 x 85 = 6.17 SMP Santa Ursula 4/578 4/578 x 85 = 0.59 SMP Pandu 6/578 6/578 x 85 = 0.88 SMP Paulus 4/578 4/578 x 85 = 0.59 SMP Pertiwi 3/578 3/578 x 85 = 0.44 SMP Taruna Bhakti 2/578 2/578 x 85 = 0.29 SMP BPK 1 Penabur 13/578 13/578 x 85 = 1.91 SMP BPP 3/578 3/578 x 85 = 0.44 SMP Adven 6/578 6/578 x 85 = 0.88 SMP Negeri 29 30/578 30/578 x 85 = 4.41 SMP Kemah Indonesia 4 5/578 5/578 x 85 = 0.74 SMP PGII 2 6/578 6/578 x 85 = 0.88 SMP Pasundan 6 5/578 5/578 x 85 = 0.74 SMP Nasional 5/578 5/578 x 85 = 0.74 SMP Baptis 5/578 5/578 x 85 = 0.74 SMP Negeri 2 40/578 40/578 x 85 = 5.88 SMP Negeri 5 59/578 59/578 x 85 = 8.68 SMP Negeri 7 35/578 35/578 x 85 = 5.15 SMP Kartika Siliwangi 11 6/578 6/578 x 85 = 0.88 SMP Negeri 27 42/578 42/578 x 85 = 6.18 SMP Negeri 40 39/578 39/578 x 85 = 5.74 SMP Negeri 14 37/578 37/578 x 85 = 5.44 SMP Negeri 22 38/578 38/578 x 85 = 5.59
Responden 2 1 6 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 1 1 6 8 5 1 5 5 5 6
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
No 26 27 28 29 30
Wilayah penyebaran Populasi SMP Negeri 44 SMP PGII 1 SMP Negeri 16 SMP Negeri 19 SMP Negeri 35
Proporsi 22/578 6/578 35/578 35/578 22/578
Jumlah B.
Proporsi Tiap Kategori 22/578 x 85 = 3.24 6/578 x 85 = 0.88 35/578 x 85 = 5.15 35/578 x 85 = 3.15 22/578 x 85 = 3.24
Responden 3 1 5 5 3 85
Metode Penelitian Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia
ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian yang penyusun lakukan menggunakan metode deskriptif bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat poplulasi atau daerah tertentu. Menurut Umar (2004: 81), menyatakan bahwa “metode deskritif dapat untuk riset korelasi, metode deskriptif analisis dapat melukiskan hal-hal yang mengangdung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran, sedangkan yang akan diukur adalah suatu fakta yang berfungsi merumuskan apa yang terjadi.” Sedangkan menurut Riyanto (2001: 23), memberikan suatu batasan tentang penelitian deskriptif, yaitu “penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejalagejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistimatis dan akurat mengenai sifatsifat populasi atau daerah tertentu.” Melalui penerapan metode deskriptif diharapkan peneliti mendapatkan informasi yang tepat serta gambaran korelasi dari Kepimimpinan Instuksional Kepala
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60
Sekolah (X1), Iklim Sekolah (X2), terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y). Berdasarkan pengertian ahli di atas, maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa metode deskriftif analisis cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud
penelitian,
yaitu
ingin
mendapatkan
gambaran
tentang
pergaruh
kepemimpinan instruksional kepala sekolah (X1), iklim sekolah (X2), terhadap kinerja mengajar guru (Y). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuantitatif, artinya berdasarkan data dan angka-angka statistik. C.
Definisi Operasional Telah dikemukakan dalam pendahuluan bahwa penelitian ini bermaksud
mendeskripsikan dan membuktika korelasi tiga variable, yaitu kepemimpinan instruksional kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru. Pengertian dari ketiga operasional variable tersebut secara ingkas dejelaskan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Instruksional Kepemimpinan Instruksional adalah prilaku kepala sekolah untuk memajukan pengembangan pembelajaran. Adapun indikator dari perilaku kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam penelitian ini adalah Principal Instructional Management Rating Scale, Skala Nilai Menejemen Instruksional Kepala Sekolah (SNMIKS) oleh Hillinger dan Murphy (1985, Sallah & Hatta, 2011), indikatornya sebagai berikut: (1) merencanakan tujuan sekolah, (2) membicarakan tujuan-tujuan sekolah, (3) mengawasi dn mengevaluasi pembelajaran, (4) mengkordinasi kurikulum, (5) mengawasi kemajuan siswa, (6) melindungi masa instruksional, (7) mempertahankan
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
kehadiran yang tinggi, (8) memberikan insentif bagi guru, (9) mempromosikan pembangunan profesional dan (10) menyediakan insentif bagi pembelajaran. 2. Iklim Sekolah Dalam penelitian ini, yand dimaksud dengan iklim sekolah adalah kondisi sekolah yang dirasakan oleh seluruh warga yang ada sekolah dan merupakan ciri khas yang dapat membedakan sekolah tersebut dari sekolah yang lainnya. Adapun definisi operasional variabel iklim sekolah tersebut diatas, indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Organizational Climate Index (OCI) yang disusunkan oleh Hoy dan Miskel pada tahun 2003, indikatornya sebagai berikut: (1) Kepemimpinan secara Kolektif (Collegial Leadership), (2) Perilaku Guru Professional (Professional Teacher Behavior), (3) Tekanan Pencapaian (Achievement Press) dan (4) Kerentanan Lembaga (Institutional Vulnerability). 3. Kinerja Mengajar Guru Kinerja mengaja adalah kemampuan guru dalam proses mengajar dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai tugasnya.. Adapun definisi operasional variabel kinerja mengajar guru tersebut diatas, indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Teacher Performance Criteria Questionnaires (TPCQ) (Cheffers & Sullivan, 2000; Cheffers & Keilty, 1981 and Cheffers, 1972), indikatornya sebagai berikut: (1) Kejelasan, (2) Variabilitas, (3) Antusiasme, (4) Efisiensi pribada, (5) Kesempatan untuk belajar, (6) Menerima dan memberi harapan, (7) Menggunakan kritik, (8)
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62
Menggunakan struktur dan ringkasan komentar, (9) Teknik pertannya, (10) Menyelidiki dan, (11) Tingkat Kesulitan pelajaran. D.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah
kuisioner, dan wawancara. Kuisioner dimaksudkan untuk menjaring data tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah, iklim sekolah, dan kinerja mengajar guru. Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau halhal yang ia ketahui (Arikunto: 128). Adapun alasan penyusun menggunakan kuisioner, karena kuisioner merupkan salah satu teknik dalam pengumpulan data yang efisien dan efektif, karena deadaan responden yang sukup banyak. Sementara teknik wawancara dimaksudkan untuk menjaring data yang tidak terjaring dengan kuisioner. Dalam penyusunan instrument penelitian digunakan model dari Skala Likert. Menurut Riduwan, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala social. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel, dan sub variabel dijabarkan menjadi indicator. Dengan indicator yang terukur dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Adapun skala option dan pembobotan yang digunakan seperti berikut:
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Tabel 3.3 Skala Likert Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Selalu 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Tidak Pernah 1 Responden dipersilakan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuisioner, sesuai dengan keadaan mengenai kepemimpinan instruksional kepala sekolah, iklim sekolah dan kinerja mengajar guru. Angket akan digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah: -
Principal Instructional Management Rating Scale, Skala Penilaian Manajemen Instruksional Kepala Sekolah yang disusun oleh Dr. Philip Hallinger (Hillinger & Murphy, 1985; Sallah & Hatta 2011),
-
Organization Climate Indexs (OCI), Indeks Iklim Organisasi (Hoy, 2003; Yusof, 2012), dan
-
Teacher Performance Criteria Questionnaire (TPCP), Angket Kriteria Kinerja Guru (Cheffers & Sullivan, 2000; Cheffers & Kelly, 1981 dan Cheffers, 1972).
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen: Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) Nomor Variabel Dimensi Indikator Item
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64
Variabel
Dimensi Merencanakan Tujuan Sekolah (Frame the school Goals)
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Membicarakan Tujuan-tujuan Sekolah (Communicate the School Goals)
Mengawasi dan Mengevaluasi Pembelajaran (Supervise & Evaluate Instruction)
Mengkordinasi
Indikator - Merencanakan tujuan sekolah dalam hal membicarakan tanggung jawab pegawai - Mengembangkan tujuan yang mudah dimengerti dan digunakan oleh guru di sekolah - Membicarakan misi sekolah secara efektif kepada anggota dari komunitas sekolah - Mendiskusikan tujuan akademik sekolah dengan guru dalam pertemuan rapat sekolah - Mengacu pada tujuan akademik sekolah ketika membuat keputusan kurikulum dengan guru - Memastikan bahwa prioritas guru di kelas konsisten dengan arah dan tujuan sekolah - Meninjau hasil kinerja siswa ketika mengevaluasi instruksi kelas - Mengungkapkan kelebihan spesifik pada penerapan instruksional guru di akhir saran (seperti pada konferensi atau evaluasi tertulis) - Menjelaskan siapa yang
Nomor Item 1, 2, 3, 4, 5
6, 7, 8, 9, 10
11, 12, 13, 14, 15
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65
Variabel
Dimensi
Indikator
Kurikulum (Coordinate the Curriculum) -
Mengawasi Kemajuan Siswa (Monitor Student Progress)
-
-
Melindungi Jadwal Pelajar (Protect Instructional Time)
Mempertahank an Kehadiran yang Tinggi
-
-
-
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi kurikulum melewati level tingkatan (seperti kepala sekolah, wakil kepala sekolah, atau ketua guru) Mengawasi kurikulum kelas untuk melihat bahwa kurikulum tersebut mencakup tjjuan dari kurikulum sekolah Bertemu secara perorangan dengan guru untuk mendiskusikan kemajuan siswa Menginformasikan kepada siswa tentang kemajuan akademik sekolah Membatasi interupsi pada masa instruksional dengan pengumuman umum Memastikan bahw siswa tidak dipanggil ke ruangan selama masa instruksional Membatasi penerobosan akan kegiatan ekstrakulikuler saat masa instruksional Meluangkan waktu untuk berbicara secara informal dengan siswa dan guru selama reses atau
Nomor Item
16, 17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24, 25
26, 27, 28, 29, 30
31, 32,
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66
Variabel
Dimensi (Maintain High Visibility)
Indikator -
-
Memberikan Insentif Bagi Guru (Provide Incentives for Teachers)
-
-
Mempromosik an Pengembangan Profesional (Promote Professional Development)
Nomor Item 33, 34, 35
istirahat Mengunjungi kelas untuk mendiskusikan isu-isu sekolah dengan guru dan siswa Megisi kelas bagi guru hingga akhir atau hingga datangnya guru pengganti Mendorong kinerja maksimal dari guru dalam pertemuan pegawai, 36, 37, surat berita, dan memo 38, 39, Mengetahui kinerja tidak biasa 40 guru dengan menulis memo untuk file personal mereka Menciptakan kesempatan tumbuh profesional bagi guru sebagai hadiah akan kontribusi spesial bagi sekolah Memastikan bahwa kegitan pelayanan dihadiri oleh guru yang konsisten terhadap tujuan sekolah Mendukung secara aktif 41, 42, penggunaan keterampilan di ruang 42, 44, kelas yang didapatkan selama 45 pelatihan pelayanan Memimpin atau mengikuti kegiatan pelayanan guru yang terfokus dengan instruksi
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
Variabel
Dimensi
Menyediakan Insentif bagi Pembelajaran (Provide Incentives for Learning)
Indikator - Mengenali siswa yang melakukan pekerjaan superior dengan penghargaan formal seperti piagam penghargaan atau penyebutan dalam surat berita kepala sekolah - Menggunakan forum untuk menghargai siswa untuk pencapaian akademik atau atas sikap atau kewarganegaraan - Mengenali prestasi atau kemajuan superios siswa dengan melihat pekerjaan mereka - Mendukung guru secara aktif untuk pengakuan atas mereka dan/atau menghadiahi kontribusi siswa dan pencapaiannya di kelas
Nomor Item
46, 47, 48, 49, 50
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen: Iklim Sekolah (X2) Variabel
Iklim Sekolah
Dimensi Kepemimpinan secara Kolektif (Collegial Leadership)
Indikator
Nomor Item
Diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sosial staf dan mencapai sasaran 1, 2, 3, sekolah. Kepala sekolah 4, 5, 6, memperlakukan guru sebagai rekan 7, professional yang terbuka, sederajat, ramah, tetapi pada saat yang
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68
Variabel
Dimensi
Indikator
Nomor Item
bersamaan menetapkan harapan guru yang jelas dan standar kinerja. Perilaku Guru Professional (Professional Teacher Behavior)
Tekanan Pencapaian (Achievement Press)
Kerentanan Lembaga (Institutional Vulnerability)
Ditandai dengan menjunjung kompetensi rekan, komitmen terhadap siswa, keputusan otonomi, dan kerja sama dan dukungan Menggambarkan bahwa sebuah sekolah menetapkan standard dan sasaran akademis yang tinggi tetapi terjangkau. Siswa tetap, berjuang meraih, dan saling menjunjung satu sama lain dan guru untuk keberhasilan akademis mereka. Orang tua, guru, dan kepala sekolah menggunakan tekanan untuk standar yang tinggi dan perbaikan sekolah Tingkat dimana sekolah rentan terhadap beberapa orang tua yang vocal dan kelompok-kelompok masyarakat. Kerentanan yang tinggi member kesan bahwa baik guru dan kepala sekolah tidak dilindungi dan dipersiapkan untuk membela diri.
8, 9, 10, 11, 12, 13,
14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
22, 23, 24, 25, 26,
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen: Kinerja Mengajar Guru (Y) Variabel
Dimensi Kejelasan (Clarity) Variabilitas (Variability) Antusiasme (Enthusiasm)
Kinerja Mengajar Guru
Efisiensi pribada (Personal Efficiency) Kesempatan untuk belajar (Opportunity to learn) Menerima dan memberi harapan (Accepting and Encouraging) Menggunakan kritik (Use of
Indikator
Nomor Item
Menunjukan pada kejelasan presentasi informasi dan petunjuk seperti yang dicerminkan oleh kepantasan dan 1, 2 penyampaian muatan pelajaran Mencerminkan fleksibilitas dalam 3, 4 prosedur organisasi, modifikasi guru dan kemampuan penyesuaian diri Jelas melalui minat guru, kegembiraan dan keterlibatan selama pelajaran 5, 6 sebagai menurut nada suara, ekspresi wajah, keterlibatan fisik dan kreativitas Guru itu tangkas, efisien, berorientasi kegiatan dan terorganisir dengan baik dipengaruhi oleh jumlah waktu yang dibagikan untuk mempelajari material yang disajikan di dalam pelajaran Guru menerima, member harapan dan seorang pendengar bagi siswa Mengacu pada metode mengendalikan kelas. Kecuali untuk kritik, yang tepatnya digunakan untuk
7, 8
9, 10
11
12
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
70
Variabel
Dimensi Criticism) Menggunakan struktur dan ringkasan komentar (Use of structure and Summary Comments) Teknik pertannya (Question Technique)
Indikator
Nomor Item
pengendalian, guru menghindari penggunaan kritik yang kasar Menggunakan Struktur dan Ringkasan Komentar – penggunaan adjektiva, metafora dan analogi yang memperhalus dan menerangkan minat belajar. Guru menggunakan ringkasan faktor yang cerdas dan membantu
13
Menggunakan pertanyaan oleh guru
14
Mengacu pada kemampuan guru untuk memperoleh jawaban yang mendalam dari siswa dengan cara yang Menyelidiki mendorong penjelasan lebih lanjut dari (Probing) siswa atau siswa lain. Guru juga memuali pertanyaan jenis ini untuk mendorong penjelasan siswa pada berbagai tingkat Tingkat kesulitan Menunjukan seperti siswa sewajarnya pelajaran tertantang dengan tingkat kesulitasn (Difficulty level materi yang disajukan; apakah terlalu of instruction) sulit atau terlalu sederhana
15
16
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
71
E.
Proses Pengembang Instrumen Dalam pelaksanaan penelitian ini, terdapat langkah-langkah yang ditempuh,
yaitu sebagai berikut: 1. Penentuan Alat Pengumpul Data Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup, yaitu responden menjawab sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang diajukan, dimana pertanyaan tersebut berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. 2. Penyusunan Alat Pengumpul Data Alat pengumpul data dalam penyusunan penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Menentuk variabel – variabel yang akan diteliti sesuai dengan judul yang telah ditentukan, yaitu Variabel Kepimimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1), Iklim Sekolah (X2) dan Kinerja Mengajar Guru (Y) b) Menyusun kisi – kisi angket yang selanjutnya dibuat pertanyaan dan dikembangkan menjadi angket. c) Merumuskan kriteria skor untuk setiap item yang sesuai dengan analisis statistis, yaitu menggunakan skala Likert. 3. Uji Instrumen Setelah alat pengumpul data selesai, maka langkah selanjutnya adalah uji instrument yaitu berupa kuisioner/angket, damana angket tersebuat disebarkan keseluruh resonden yang telah ditentukan yaitu guru yang tersebar di 30
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
72
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan Swasta Se-Bandung Untara. Dalam uji instrument digunakan analisis statistik. Uji statistik bertujuan untuk menguji validitas dan realibilitas sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun Uji Validitas dan Realibilitas adalah sebagai berikut: a. Uji Validitas Uji Validitas adalah menggambarkan bagaimana kuisioner sungguhsungguh mampu mengukur apa yang akan dikukur, sehingga dapat dikatakan validitas tinggi suatua test maka alat test tersebut semakin tepat mengenai sasaran yang direncanakan. Nilai validitas pada dasarnya adalah nilai korelasi yang berfungsi untuk menghitung item yang digunakan. Teknik yang digunakan adalah korelasi item total yaitu konsistensi antara skor item secara keseluruhan yang dapat dilihat besarnya koefisien korelasi antara setiap item dengan skor secara keseluruhan, yang merupakan dasar dari korelasi Pearson Product Moment. Untuk menguji validitas instrumen, rumus Pearson Product Moment akan digunakan (Akdon & Hadi, 2005: 144): r
n XY X Y
n X
2
X
2
nY
2
Y
2
Dimana: r: Koefisien Korelasi N: Jumlah Responden ∑XY:Jumlah produk pasangan skor X dan Y
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
73
∑X: Jumlah skor dalam distrubusi X ∑Y: Jumlah skor dalam distrubusi Y ∑X2: Jumlah skor kuadrat dalam distribusi X ∑Y2: Jumlah skor kuadrat dalam distrubusi Y Kemudian jumlah kalkulasi T-tes dengan rumus: t
r n2 1 r2
Dimana: t: Kalkulasi Nilai T-Tes r: Koefisien Korelasi n: Total Responden Untuk nilai-nilai kritis dari distribusi t (Tabel t), α = 0.05 dan derajat kebebasan (df = n – 2), maka panduan untuk menguji keabsahan instrument diputuskan sebagai berikut: jika thitung > ttable artinya bahwa instrument valid dan jika thitung < ttabel artinya bahwa instrument tidak valid. Untuk perhitungan digunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 18 yang berfungsi mengukur tingkat validitas dari setiap item kuisioner yang dijadikan sebagai alat ukur penelitian. b. Uji Reliabilitas Uji
reliabilitas
dilakukan
untuk
mendapatkan
tingkat
ketepatan
(kehandalan) atau keajekan alat pengumpul data (instrument) yang digunakan. Untuk mengukur tingkat reliabilitas dari suatu instrument, peneliti akan
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
74
melakukan analisa uji instrument dengan menggunakan metode belah dua (ganjil-genap) dan menghitung reliabilitas seluruh tes denga rumus Spearman Brown, yaitu: r11
2rb 1 rb
Dimana: r11 = Reliabilitas Internal Seluruh Instrument rb = Korelasi Product Moment antara Belahan Pertama dan Kedua
Distribusi r untuk α = 0.05 dan uji dua pihak dengan derajat kebebasab (dk = n – 2), sehingga di dapat rtabel Kaidah keputusan: Jaka rhitung > rkritis berarti reliabel rhitung < rkritis berarti tidak reliabel Alat bantu Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 18 juga digunakan untuk pengolahan, pengujian dan analisis data mengetahui reliabilitas instrumen tersebut.
4. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian a. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai r kritis yaitu 0.30. Apabila rhitung lebih kecil dari rkritis (rhitung < rkritis) maka diambil kesimpulan bahwa butir
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
75
item tersebut tidak valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > rkritis) maka item tersebut valid. Dari hasil uji validitas variabel X1 tentang Kepemipinan Instruksional sebagai berikut: Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Uji Validitas (X1) No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
r
r Kritis
Keputusan
hitung
.314 .038 .481 .611 .570 .302 .658 .410 .643 .000 .309 .243 .427 .547 .547 .801 .665 .171 .119 .533 .336 .558 .728
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
No. Item 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
r
r Kritis
Keputusan
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
hitung
.435 .287 .184 -.145 -.014 -.457 -.113 .646 .145 .191 .387 .444 .280 .852 .472 .717 .547 .216 .587 .671 .626 .590 .590
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
76
24 25
.474 .398
0.3 0.3
Valid Valid
49 50
.155 .504
0.3 0.3
Tidak Valid Valid
Dari 50 item pertanyaan tentang Iklim Sekolah dari 10 responden terdapat 15 item soal yang tidak valid. Sedangkan, dari hasil perhitungan diperoleh nilai r hitung Variabel X1 tentang kepemimpinan Instuksional
rhitung
sebesar 0.873. Kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) dk = 10 – 2 = 8 pada taraf 5% adalah 0.63. Hal ini berarti angket Variabel X1 tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
Tabel 3.8 Reliability Statistics (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items Correlation Between Forms Spearman-Brown Equal Length Coefficient Unequal Length Guttman Split-Half Coefficient
.880 18a .792 17b 35 .301 .462 .463 .462
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
77
a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11, Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18. b. The items are: Item18, Item19, Item20, Item21, Item22, Item23, Item24, Item25, Item26, Item27, Item28, Item29, Item30, Item31, Item32, Item33, Item34, Item35. b. Iklim Sekolah Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai r kritis yaitu 0.30. Apabila rhitung lebih kecil dari rkritis (rhitung < rkritis) maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > rkritis) maka item tersebut valid. Dari hasil uji validitas variabel X2 tentang Iklim Sekolah sebagai berikut: Tabel 3.9 Hasil Perhitungan Uji Validitas (X2) No. Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
rhitung
rKritis
Keputusan
0.53 0.656 0.275 0 0.51 0.598 0.667 0.518 0.463 0.634
0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
78
No. Item 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
rhitung 0.799 0.626 0.088 0.011 0.769 0.763 0.404 0.673 0.89 0.756 0.721 0.706 0.685 0.715 0.697 0.442
rKritis 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Keputusan Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Dari 26 item pertanyaan tentang Iklim Sekolah dari 10 responden terdapat 4 item soal yang tidak valid. Sedangkan, dari hasil perhitungan diperoleh nilai r hitung Variabel X1 tentang kepemimpinan Instuksional rhitung sebesar 0.87. Kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) dk = 10 – 2 = 8 pada taraf 5% adalah 0.63. Hal ini berarti angket Variabel X2 tentang Iklim sekolah adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
79
Tabel 3.10 Reliability Statistics (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Value .798 N of Items 11a Part 2 Value .911 N of Items 11b Total N of Items 22 Correlation Between Forms .807 Spearman-Brown Equal Length .893 Coefficient Unequal Length .893 Guttman Split-Half Coefficient .873 a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11. b. The items are: Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18, Item19, Item20, Item21, Item22. c. Kinerja Mengajar Guru Untuk mengetahui nilai signifikasi validitas tiap butir item yaitu dengan membandingkan nilai korelasi rhitung dengan nilai r kritis yaitu 0,30. Apabila rhitung lebih kecil dari rkritis (rhitung < rkritis) maka diambil kesimpulan bahwa butir item tersebut tidak valid. Sebaliknya apabila rhitung lebih besar dari rkritis (rhitung > rkritis) maka item tersebut valid. Dari hasil uji validitas variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru berikut: Table 3.11 Hasil Perhitungan Uji Validitas (Y) No. Item
r hitung
r Kritis
Keputusan
1
0.464
0.3
Valid
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
80
No. Item 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
r hitung 0.252 0.654 0.666 0.838 0.32 0.764 0.655 0.526 0.151 0.586 0.007 0.857 0.418 0.211 0.352
r Kritis 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3
Keputusan Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid
Dari 16 item pertanyaan tentang Iklim Sekolah dari 10 responden terdapat 4 item soal yang tidak valid. Sedangkan, dari hasil perhitungan diperoleh nilai r hitung Variabel Y tentang Kinerja Mengajar Guru
rhitung
sebesar 0.680. Kemudian
dikonsultasikan dengan rtabel dimana dk = (n-2) dk = 10 – 2 = 8 pada taraf 5% adalah 0.63. Hal ini berarti angket Variabel X tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah reliabel, karena rhitung > rtabel.
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
81
Tabel 3.12 Reliability Statistics (Y) Cronbach's Alpha
Reliability Statistics Part 1 Value N of Items Part 2 Value N of Items Total N of Items
.798 11a .911 11b 22 Correlation Between Forms .807 Spearman-Brown Equal Length .893 Coefficient Unequal Length .893 Guttman Split-Half Coefficient .873 a. The items are: Item1, Item2, Item3, Item4, Item5, Item6, Item7, Item8, Item9, Item10, Item11. b. The items are: Item12, Item13, Item14, Item15, Item16, Item17, Item18, Item19, Item20, Item21, Item22.
F.
Pengujian Persyratan Analisis 1. Uji Weighted Means Scored Kegiatan ini merupakan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang diberikan oleh responden sesuai dengan bobot yang telah ditetapkan. Setiap pernyataan dalam ketiga variabel memiliki 5 kriteria jawaban dengan pemberian skor dimulai dari 1,2,3,4,dan 5 dengan ketentuan untuk pernyataan yang dihitung dengan hasil perhitungan deskriptif. Perhitungan angka presentase dari setiap variabel bertujuan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terdapat variabel yaitu Kepimimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1), Iklim Sekolah (X2), dan Kinerja Mengajar Guru (Y). Angka presentase variabel ini dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
82
Gambaran umum setiap variabel digambarkan oleh skor rata-rata yang diperoleh dari rumus sebagai berikut:
X
X N
Keterangan :
X : Nilai rata-rata yang dicari X : Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban dikali bobot untuk setiap alternative kategori) N : Jumlah responden Menentukan kriteria pengelompokkan Weighted Means Scored (WMS) untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban. Kriterianya sebagai berikut:
Tabel 3.13 Daftar Konsultasi WMS Rentang Nilai
Kriteria
4,01-5,00 3,01-4,00 2,01-3,00 1,01-2,00
Sangat Baik Baik Cukup Rendah
Penafsiran Variabel X1, X2 dan Y SL (Selalu) SR (Sering) KK (Kadang-kadang) JR (Jarang)
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
83
0,01-1,00 2.
Sangat Rendah
TP (Tidak Pernah)
Uji Normalitas Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah pengolahan
data dalam penelitian ini menggunakan analisis parametik atau nonparametik. Dalam penelitian ini uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (X²) sebagai berikut :
X² =
k
f 0 f e 2
i 1
fe
Keterangan :
2 = Chi-kuadrat f 0 = Frekuensi hasil pengamatan f e = Frekuensi yang diharapkan
Untuk mengetahui data tersebut normal atau tidak, maka dapat ditentukan dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika X²hitung ≥ X²tabel, artinya Distribusi Data Tidak Normal dan Jika X²hitung ≤ X²tabel, artinya Data Berdistribusi Normal. Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis parametik atau nonparametik.Uji normalitas menggunakan criteria:
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84
Tolak hipotesis nol, jika X2hitung > X2tabel.. yang berarti populasi tidak berdistribusi normal dan homogen. - Terima hipotesis nol, jika X2hitung < X2tabel.. yang berarti populasi berdistribusi normal dan homogen. Berikut ini disampaikan hasil-hasil pengujian tersebut, adapun proses -
pengujiannya dapat dilihat pada lampiran. a) Uji Normalitas Kepimimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) Hasil pengujian data Kepimimpinan Kepala Sekolah (X1) diperoleh data sebagai berikut: Tabel 3.14 Uji Normalitas Kepimimpinan Instruksional Kepala Sekolah Variabel Kepimimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Dk
X2hitung
α
X20,95 (Dk)
Intensitas
7
5.10
0.05
12.593
Normal
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa X2hitung sebesar 5.10 dan harga kritik nilai Chi-Kuadrat dengan Dk 6 serta α = 0.05 diperoleh X2tabel sebesar 12.592. Dengan demikian tampak bahwa X2hitung < X2tabel yang berarti bahwa data Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b) Uji Normalitas Data Iklim Sekolah (X2) Hasil pengujian data Iklim Sekolah (X2) diperoleh data sebagai berikut:
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85
Tabel 3.15 Uji Normalitas Iklim Sekolah Variabel
Dk
X2hitung
α
X20,95 (Dk)
Intensitas
Iklim Sekolah
7
2.758
0,05
12.592
Normal
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa X2hitung sebesar 2.758 dan harga kritik nilai Chi-Kuadrat dengan Dk 6 serta α = 0.05 diperoleh X2tabel sebesar 12.592. Dengan demikian tampak bahwa X2hitung < X2tabel yang berarti bahwa data Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal. c) Uji Normalitas Data Kinerja Mengajar Guru (Y) Pengujian terhadap data tentang kinerja mengajat guru (Y) untuk guru sertifikasi dan non-sertifikasi menghasilkan data seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 3.16 Uji Normalitas Kinerja Mengajar Guru Variabel Kinerja Mengajar Guru Sertifikasi
Dk
X2hitung
Α
X20,95 (Dk)
Intensitas
6
6.319
0,05
12.593
Normal
Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa X2hitung sebesar 6.319 dan harga kritik nilai Chi-Kuadrat dengan Dk 6 serta α = 0.05 diperoleh X2tabel sebesar 12,592. Dengan demikian tampak bahwa X2hitung < X2tabel yang berarti bahwa data Y berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86
Berdasarkan hasil pengujian normalitas di atas dapat disimpulkan bahwa data dari ketiga variabel yaitu kinerja mengajar guru, kepemimpinan kepala sekolah dan iklim sekolah mempunyai data dengan instensitas normal. 3.
Uji Linieritas Uji linearitas dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi variabel
independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y. Uji linieritas antara variabel independen X1 dan X2 terhadap variabel dependen Y memanfaatkan bantuan program SPSS versi 18.0. Suatu data dikatakan linier jika nilai signifikasinya (p) < 0.05 (Field, 2000:46). Hasil uji linieritas data penelitian dapat dilihat berikut ini: a) Uji Linieritas Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) Tabel 3.17 Hasil Uji Linieritas X1 terhadap Y ANOVA Table Sum of Squares Kepimimpinan Between (Combined) Instruksional Groups Linearity Kepala Sekolah Deviation from * Kinerja Linearity Mengajar Guru Within Groups Total
Mean Square
df
F
Sig.
1601.324
41
39.057
1.736 .038
573.884
1
573.884
25.506 .000
1027.439
40
25.686
1.142 .334
967.500
43
22.500
2568.824
84
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0.000 yang berarti nilai tersebut < 0.05. Maka, terdapat linieritas variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y). b) Uji Linieritas Iklim Sekolah (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y)
Tabel 3.18 Hasil Uji Linieritas X2 terhadap Y ANOVA Table Sum of Squares Kinerja Between (Combined) Mengajar Guru Groups Linearity * Iklim Sekolah Deviation from Linearity Within Groups Total
Mean Square
df
F
Sig.
1654.590
32
51.706
2.941 .000
1096.929
1
1096.929
62.391 .000
557.661
31
17.989
1.023 .461
914.233
52
17.581
2568.824
84
Terlihat dari tabel di atas pada baris Linearity kolom Sig. diperoleh nilai signifikansi 0.000 yang berarti nilai tersebut < 0.05. Maka, terdapat linieritas variabel Iklim Sekolah Guru (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y).
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
G.
Teknik Analisis Data Dalam pelaksanaan analisis data penelitian ini, pengolahan data dilakukan
melalui bantuan computer dengan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 18. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi korelasi (Peason Product Moment) dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Analisis ini untul mengetahui pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Sekolah (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) di SMP Se-Bandung. Rumus analisis korelasi Pearson Product Moment (PPM) adalah berikut: rhitung
n XY X Y
n X
2
X
2
nY
2
Y
2
Dimana : rhitung : Koefisien korelasi Xi: Jumlah skor item ∑Yi: Jumlah skor total (seluruh item) n: Jumlah responden Lambang korelasi PPM adalah r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari (-1 ≤ r ≤ + 1). Jika nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna, r =0 artinya tidak ada korelasi. Sedangkan, r = 1 artinya korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel Interpretasi Koefisien kolerasi Nilai r (Riduwan, 2010: 221).
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89
Tabel 3.19 Interpretasi Koefisien Kolerasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Untuk mengukur besar kecilnya sumbangan yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y. Maka, menggunakan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KD r 2 100%
Keterangan: KP: Nilai Koefisien Determinan r: Nilai Koefisien korelasi Sedangkan, untuk menguji signifikansi dapat menggunakan rumus: thitung
r n2 1 r2
Dimana: thitung : Nilai t r : Nilai Koefisien Korelasi n: Jumlah sampel
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
90
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0.05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) maka kaidah keputusannya: jika thitung > ttabel berarti signifikan dan sebaliknya. Mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut:
RX1 . X 2 .Y
rX21 .Y rX22 .Y 2 rX1 .Y . rX 2 .Y . rX1 . X 2
1 rX21 . X 2
Analisis lanjut digunakan teknik korelasi bail sederhana paupun ganda. Kemudahan dalam perhitungan digunakan jada computer berupa software dengan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) versi 18.
Ly Rathana, 2013 Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Pada SMP Se-Bandung Utara Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu