34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam penelitian ini adalah kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. 3.2 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif tentang sanitasi peralatan makan dan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan angka kuman pada usapan peralatan makan di rumah makan kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. Berikut desain penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini : Peralatan makan di rumah makan kompleks pasar sentral Kota Gorontalo Populasi rumah makan kompleks pasar sentral Kota Gorontalo
Sampel total sampling 14 Rumah makan di kompleks pasar sentral Kota Gorontalo
Desain Sampel
Gambar 3.1 Desain Penelitian
35
3.3 Variabel Penelitian 1.
Variabel Bebas Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah proses pencucian peralatan makan dan penyimpanan peralatan makan.
2.
Variabel Terikat Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah pemeriksaan angka kuman pada usapan peralatan makan.
3.4 Definisi Operasional 1. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Perlakuan sanitasi pada peralatan makan terdiri dari proses pencucian peralatan makan dan penyimpanan peralatan makan 2. Proses pencucian peralatan makan adalah kegiatan pembersihan kotoran yang menempel pada kelengkapan atau berbagai alat perkakas untuk makan Cara mencuci peralatan makan harus memenuhi ketentuan : a. Pencucian peralatan makan harus menggunakan sabun/ detergen air dingin, air panas sampai bersih b. Dibebashamakan sedikitnya dengan larutan kaporit 50 ppm atau iodiphor 12,5 ppm air panas 800 C selama 2 menit. 3. Teknik pencucian adalah tahap – tahap pencucian peralatan makan yang dilakukan oleh penjamah makanan. Tahap – tahap pencucian yang dilakukan agar hasil pencucian sehat dan aman adalah sebagai berikut : a. Scraping (membuang sisa kotoran)
36
b. Flusing (merendam dengan air) c. Washing (mencuci dengan detergen) d. Rinsing (membilas dengan air) e. Sanitizing/ disinfection (membebashamakan) f. Toweling (mengeringkan) 4. Tempat penyimpanan peralatan makan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan peralatan makan yang telah dibersihkan ditinjau dari keadaan
atau
aspek
kebersihannya,
kemungkinan
untuk
terjadi
kontaminasi, dan pencahayaan tempat penyimpanan peralatan makan. 5. Kondisi peralatan makan adalah keadaan permukaan bagian peralatan makan yang yang kontak dengan makanan dan minuman. Peralatan makan terdiri dari piring sendok dan gelas yang diperlukan untuk menyajikan makanan. 6. Usapan peralatan makan adalah metode yang digunakan untuk pengambilan sampel yang kemudian akan diberi perlakuan pemeriksaan laboratorium. Metode ini memerlukan swab atau alat pengoles dan larutan buffer fosfat atau garam fisiologis, swab dimasukkan dalam larutan pengencer kemudian diperas dengan menekankan pada dinding tabung selanjutnya diusapkan pada alat yang akan di uji dengan luasan tertentu. 7. Perhitungan jumlah koloni bakteri pada sampel adalah sebagai berikut Sampel Peralatan makan : piring makan, sendok, gelas
Metode
Satuan
Total plate count
Jumlah koloni/cm2
37
Berdasarkan Permenkes RI No. 715/ Menkes/ SK/V/2003 bahwa untuk persyaratan peralatan makan bakteri tidak boleh lebih dari 100 koloni/ cm2 permukaan alat dan tidak boleh mengandung E.coli. 3.5 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah rumah makan di kompleks pasar sentral kota Gorontalo yaitu sebanyak 14 buah warung makan. Jenis sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dimana seluruh populasi menjadi sampel dalam penelitian yaitu sebanyak 14 buah warung makan. 3.5.1 Prosedur Pengambilan Sampel Usap (swap) Alat Makan 1. Alat dan Bahan a. Media transport cairan NaCl 0,9 % dalam botol b. Kapas lidi steril (lidi waten), yaitu lidi yang pada ujungnya dililit kapas atau cotton bud c. Gunting kecil d. Sarung tangan steril/bersih e. Lampu spritus 2. Teknik Pengambilan 1) Menyiapkan sarung tangan yang steril untuk memulai mengambil sampel 2) Alat makan yang akan diperiksa masing – masing diambil dari tempat penyimpanan dalam keadaan basah atau kering sebelum disajikan untuk konsumen atau setelah proses pencucian.
38
3) Menyiapkan lidi kapas steril/ cotton bud steril, kemudian diambil dan dicelupkan kedalam botol berisi NaCl 0,9 % yang steril kedalamnya. 4) Lidi kapas/ cotton bud steril dalam botol di tekan kedinding botol untuk membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat – alat yang diusapkan pada satu kelompok selesai diusap. 5) Permukaan tempat alat makan yang diusap yaitu : a) Piring, permukaan dalam tempat makanan diletakkan b) Gelas, permukaan luar dan dalam bagian bibir setinggi 6 mm c) Sendok, permukaan bagian luar dan dalam seluruh sendok 6) Cara melakukan usapan ; a) Pada piring dengan 2 (dua) usapan seluruh permukaan luar dan dalam b) Pada piring dengan 2 (dua) usapan pada permukaan pada makanan dengan menyilang siku – siku antara garis usapan yang satu dengan garis usapan kedua. 7) Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3(tiga) kali berturut –turut, dan satu lidi kapas/cotton bud digunakan untuk satu lidi kelompok alat makan yang diperiksa 8) Pada gelas dengan usapan mengelilingi bidang permukaan 9) Pada sendok usapan seluruh bagian permukaan luar dan dalam 10) Untuk setiap habis mengusap 1 alat dari satu kelompok selalu dimasukkan kedalam botol cairan diputar-putar dan ditekan
39
kedinding. Demikian dilakukan berulang-ulang sampai semua kelompok diambil usapanya. 11) Pada usapan peralatan makan setiap usapan harus mencapai luas 8 inci persegi atau 50 cm2 dan dilakukan 5 kali
(tempat)
sehingga cukup mencapai luas 40 inci persegi atau 256 cm2 permukaan ( 1 inci persegi = 6,4 cm2) 12) Setiap satu kelompok menggunakan 1 swap yang diusapkan dengan seperti pada butir 10. 13) Setelah semua kelompok alat makan, kapas lidi/ cotton bud dimasukkan ke dalam botol, lidinya dipatahkan atau digunting, dan bibir botol dipanaskan dengan spritus baru ditutup sekerupnya. 14) Sampel diberi label dan etiket (tanggal, nomor, dan lokasi) untuk menyatakan nama alat dan segera dikirim ke laboratorium dengan suhu dingin untuk diperiksa. 3.5.2 Cara kerja pemeriksaan angka kuman Untuk pemeriksaan angka kuman specimen hendaknya diperiksa dalam waktu kurang dari 30 menit
setelah pengambilan untuk menghindari
bertambahnya jumlah angka kuman atau matinya beberapa kuman dalam cairan garam buffer tersebut.
40
Cara Pemeriksaan : a. menyediakan 6 tabung steril dalam rak tabung. Masing – masing tabung secara berurutan diberi tanda 10-1, 10-2, 10-3, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6 sebagai kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan. b. menyediakan pula 7 buah petri yang sudah disterilkan, pada 6 petridish diberi tanda pada bagian belakangnya sesuai dengan kode pengenceran dan tanggal pemeriksaan seperti pada butir a, satu petridish lainnya diberi tanda kontrol. c. mengisi tabung pertama sampai dengan keenam dengan Sembilan milliliter NaCl 0,9 % d. mengocok bahan specimen sampai homogen. Kemudian ambil 1 ml masukkan dalam tabung pertama dengan pipet, diambil sampai homogeny. e. memindahkan 1 ml bahan dari tabung pertama ke dalam tabung kedua sampai homogen. f. demikian seterusnya dilakukan sampai tabung keenam. Pengenceran yang diperoleh pada keenam tabung adalah 10-1, 10-2, 10-3, 10-3, 10-4, 10-5, 10-6 sesuai dengan pengaturan yang tercantum sebelumnya. g. dari masing – masing tabung di atas dimulai dari tabung keenam, dengan menggunakan pipet steril diambil 1 ml dimasukkan ke dalam masing – masing petridish steril, sesuai dengan kode pengenceran yang sama. h. kemudian ke dalam masing – masing petridish dituang NA cair yang telah dipanaskan kurang lebih 450C sebanyak 15 ml. masing – masing petridish
41
digoyang perlahan – lahan hingga tercampur secara merata dan biarkan hingga dingin dan membeku. i.
memasukkan dalam incubator 300C selam 2 x 24 jam dalam keadaan terbalik
j.
kontrol dibuat dalam cairan NaCl, dimasukkan ke dalam petridish “kontrol” dan dituangi NA cair seperti tersebut di atas sebanyak 15 ml.
k. pembacaan dilakukan setelah 2 x 24 jam dengan cara menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada setiap petridish. Peralatan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung kuman yang melebihi 100 coloni/cm2 permukaan dan tidak boleh mengandung E.coli per-cm2permukaan alat. 3.6 Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer di peroleh dengan cara observasi langsung ke lokasi dengan menggunakan lembar observasi, selain itu juga dilakukan pemeriksaan angka kuman terhadap peralatan makan yang digunakan b. Data Sekunder Data sekunder di peroleh dari dinas kesehatan kota, pengelola pasar sentral kota Gorontalo dan instansi-instansi terkait, selain itu juga data sekunder diperoleh dari jurnal – jurnal terkait yang di ambil dari internet.
42
c. Cara Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung kelokasi serta usap alat pada peralatan makan yang digunakan. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi dan perlakuan terhadap peralatan makan yang digunakan, usap alat pada peralatan makan di lakukan untuk mengetahui angka kuman dalam peralatan makan yang digunakan. d. Instrumen Penelitian Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi untuk melihat proses pencucian peralatan makan dan penyimpanan peralatan makan, serta usap alat untuk pemeriksaan angka kuman pada peralatan makan untuk mengetahui kesempurnaan perlakuan sanitasi terhadap peralatan yang digunakan. 3.7 Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil observasi terhadap proses pencucian peralatan makan dan proses penyimpanan di analisis menggunakan analisis univariate dengan menggunakan alat bantu berupa tabel distribusi frekuensi dan prosentasi sebagai alat untuk menyajikan informasi. Pengukuran hasil observasi di ukur dengan memberikan skor terhadap observasi dengan memberikan bobot dengan menggunakan skala likert (Surasti dalam Pohan, 2009) yaitu : Bobot Nilai Satu Indikator No
1
Total Bobot
Variabel Tidak
Ya
Nilai
0
1
0 - 17
Proses Pencucian dan penyimpanan
43
Definisi katergori jawaban : 1. Kategori “Baik” apabila, pengamat dari hasil observasi mencapai total skor 10 - 17 2. Ketegori “Kurang baik” apabila, pengamat dari hasil observasi total skor 4-9 3. Kategori “Tidak baik” apabila, pengamat dari hasil observasi total skor 0-3 Data pemeriksaan usap alat makan yang diperoleh dari hasil analisis laboratorium dengan melakukan perhitungan jumlah koloni setiap cawan menggunakan metode tuang (pour plate).