45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Penelitian ini berbentuk kuasi eksperimen dengan desain “Kelompok Kontrol Non-Ekivalen”. Dimana subjek tidak dikelompokkan secara acak, menerima keadaan subjek apa adanya, Ruseffendi (1994:47). Penelitian dilakukan pada dua kelas yang memiliki kemampuan sama dengan pendekatan yang berbeda. Kelompok pertama (kelompok eksperimen) diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Metacognitive Instruction dan kelompok kedua (kelompok kontrol) diberikan pembelajaran konvensional (ekspositori) dengan desain penelitian sebagai berikut: Eksperimen
:
O
Kontrol
:
O
X
O O
dengan, O
: Pretes dan postes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis
X
: Perlakuan dengan pendekatan pembelajaran Metacognitive Instruction
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
46
B. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tarogong Garut. Pemilihan subjek dilakukan dengan purposif yang didasarkan kepada kelompok dengan asumsi atau pertimbangan bahwa: 1.
Dipilihnya SMP Negeri 2 Tarogong Garut sebagai tempat penelitian karena sekolah tersebut sebagai sekolah dalam kategori menengah ditinjau dari kemampuan para siswanya dilihat dari hasil Ujian Nasional tahun 2010-2011.
2.
Pemilihan siswa SMP sebagai subjek penelitian yaitu didasarkan pada pendapat Piaget (dalam Oakley, 2004) yang menyatakan bahwa seorang individu yang ada pada usia 12-16 tahun ada dalam tahapan operasi formal (berpikir abstrak). Pada masa ini siswa telah berpikir dengan mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya dan diantara cirinya
adalah
mampu
memecahkan masalah secara sistematis dan dapat belajar menyelesaikan masalah secara kritis. 3.
Dipilihnya siswa kelas VII sebagai subjek karena dianggap sudah dapat beradaptasi dengan pembelajaran baru dan diasumsikan telah melewati proses penempatan yang disesuaikan dengan ketersebaran berdasarkan kemampuan atau prestasi akademiknya.
4.
Selanjutnya dari seluruh kelas VII dipilih subjek sampel secara purposif yaitu dengan pertimbangan dua kelas yang dipilih sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang serupa mungkin
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
47
berdasarkan nilai rata-rata harian semester. Pemilihan sampel juga berdasarkan informasi dari guru yang bersangkutan. Adapun kelas yang terpilih adalah kelas VII-E sebagai kelas kontrol Pembelajaran konvensional) dengan jumlah siswa 45 orang siswa dan kelas VII-F sebagai kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Metacognitive Instruction dengan jumlah siswa 46 orang siswa.
C. Variabel Penelitian Data yang akan dikumpulkan berupa data mengenai skor tes kemampuan matematika yang meliputi aspek pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis, data mengenai kegiatan belajar matematika, dan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction. Oleh karena itu, variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel bebasnya adalah model pendekatan pembelajaran dengan pendekatan Metacognitive Instruction, sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan siswa dalam aspek pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis.
D. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini digunakan dua jenis instrumen yaitu tes dan non-tes. Instrumen tes berupa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa. Instrumen dalam bentuk non-tes terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa selama pembelajaran, dan Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
48
angket respon siswa. Untuk instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis sebelum digunakan dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif, sedangkan lembar observasi aktivitas, angket respon siswa dilakukan analisis kualitatif saja. Analisis kualitatif adalah teknik menganalisis (memvalidasi) butir soal melalui cara moderasi dengan orang yang lebih ahli. Analisis kuantitatif adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan, yaitu dengan cara mencari validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. 1. Validitas Isi (content validity) Sebagaimana yang dikatakan Arikunto (2002), bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Dalam hal ini tujuan khusus tertentu merupakan indikator-indikator yang ingin dicapai. Untuk mengukur validitas ini, dapat dikonsultasikan kepada ahli dalam bidang yang bersangkutan. Berkaitan dengan instrumen yang dibuat, validasi telah diberikan oleh pembimbing tesis yang juga merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan matematika. 2.
Validitas Muka
Validitas muka atau sering juga disebut validitas tampilan adalah suatu alat evaluasi untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi dalam soal.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
49
3. Validitas Suatu alat evaluasi dikatakan valid (absah atau sah) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk menentukan digunakan rumus korelasi Produk-Momen dari Karl-Person sebagai berikut:
rxy =
n xy ( x)( y )
n x
2
( x ) 2 n y 2 ( y ) 2
..............(Suherman, 1990: 147)
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y n = banyaknya subjek x = nilai hasil tes yang dicari validitasnya y = nilai pembanding Setelah
didapat
harga
koefisien
validitas
maka
harga
tersebut
diinterpretasikan terhadap kriteria tertentu dengan menggunakan tolok ukur yang dibuat Guilford sebagaimana yang terdapat dalam (Suherman, 1990) seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Validitas Validitas Interpretasi 0,90 < rxy ≤ 1,00 0,70 < rxy ≤ 0,90 0,40 < rxy ≤ 0,70 0,20 < rxy ≤ 0,40 0,00 < rxy ≤ 0,20 rxy ≤ 0,00
Validitas sangat tinggi Validitas tinggi Validitas sedang Validitas rendah Validitas sangat rendah Tidak Valid
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
50
4. Reliabititas Reliabilitas atau keajegan suatu tes merupakan ukuran yang menyatakan tingkat kekonsistenan tes itu, artinya tes itu memiliki keandalan untuk digunakan sebagai alat ukur dalam jangka waktu yang relatif lama. Karena bentuk tes dalam instrumen berupa soal uraian, maka untuk menghitung reliabilitas tes ini digunakan koefisien Alpha Cronbach dengan rumus : 2 n si r11 = 1 2 …………..(Suherman, 1990: 194) st n 1
Keterangan: r11
= koefisien reliabilitas
n
= banyaknya butir soal
si2 = varians skor tiap butir soal st2 = varians skor total Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas ini, digunakan kriteria Guilford sebagaimana terdapat dalam (Suherman, 1990) pada Tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas Interpretasi 0,90 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,70 < r11 ≤ 0,90 Reliabilitas tinggi 0,40 < r11 ≤ 0,70 Reliabilitas sedang 0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
51
5. Analisis butir tes a. Daya Pembeda Daya pembeda
suatu
soal
menyatakan kemampuan soal
untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menunjukan besarnya Daya Pembeda digunakan indeks diskriminasi. Indeks ini berkisar antara 0,00 –1,00. Pada Penelitian ini, perhitungan indeks diskriminan dilakukan dengan mengambil 27% untuk masing-masing kelompok atas dan kelompok bawah. Rumus yang digunakan untuk menguji daya pembeda (Arikunto, 2002). adalah : : DP
Dimana, DP
S A SB I
: Indeks Daya Pembeda
SA
: Jumlah skor kelompok atas pada item soal yang diolah
SB
: Jumlah skor kelompok bawah pada item soal yang diolah
I
: Jumlah skor ideal
Interpretasi untuk Indeks Daya Pembeda menurut Suherman (1990), seperti pada Tabel 3.3 berikut : Tabel 3.3 Daya Pembeda Daya Pembeda Interpretasi DP ≤ 0,00 Sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik 0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
52
b. Tingkat Kesukaran Untuk menyatakan tingkat kesukaran suatu soal dinyatakan oleh indeks kesukaran . Indeks ini berkisar antara 0 sampai 1. Rumus yang digunakan :
TK dimana, TK
S A SB IA IB
: Indeks tingkat kesukaran
SA
: Jumlah skor kelompok atas pada item soal
SB
: Jumlah skor kelompok bawah pada item soal
I
: Jumlah skor ideal pada item soal
Kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah Suherman (1990), seperti pada tabel 3.4 sebagai berikut :
Tabel 3.4 Tingkat Kesukaran Indeks Kesukaran Interpretasi IK = 0,00 Terlalu sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah IK = 1,00 Terlalu mudah
6.
Data Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam penelitian ini
terdiri dari 5 soal berbentuk uraian, adapun pokok bahasannya mengenai Bangun Datar Segi Empat. Penilaian untuk jawaban pemecahan masalah matematis siswa disesuaikan dengan keadaan soal dan hal-hal yang ditanyakan, adapun pedoman
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
53
penilaian untuk kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini: Tabel 3.5 Pedoman Penskoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis No Soal
Indikator Pemahaman konsep Pemilihan Stategi pemecahan
1-5
Keterkaitan antar konsep
Kemampuan dalam menyelesaikan masalah
Reaksi Siswa terhadap soal
Skor
Salah mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian Memilih strategi yang tidak relevan Memilih strategi pemecahan sesuai dengan prosedur tetapi jawaban masih salah Memilih strategi pemecahan sesuai dengan prosedur dan jawaban benar Tidak dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat Dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat tetapi jawaban salah Dapat menghubungkan antara fakta, data dan konsep yang didapat dan jawaban benar Menyelesaikan masalah tetapi tidak menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban Menyelesaikan masalah serta dapat menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban
1
Sebelum soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis tersebut digunakan, terlebih dahulu divalidasi untuk melihat validitas isi dan validitas mukanya oleh dosen pembimbing dan beberapa teman kuliah. Validitas isi perlu dilakukan untuk mengetahui tanggapan penimbang terhadap kesahihan instrumen dengan materi yang akan ditanyakan, baik menurut per butir soal maupun menurut soalnya secara menyeluruh. Validitas muka dilakukan untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi. Selanjutnya, soal yang validasi isi dan validasi mukanya telah sesuai kemudian diujicobakan pada tanggal 20 Maret 2012 kepada 6 siswa kelas VIII dari sekolah di luar subjek sampel untuk dapat mengetahui apakah soal tersebut Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
2 1 2 3 1 2 3 1 2
54
dapat dipahami oleh siswa serta penentuan alokasi waktu tes yang ideal. Hasil yang diperoleh keseluruhan siswa dapat memahami maksud dari soal dan alokasi waktu tes semula 45 menit diubah menjadi 60 menit. Secara lengkap, kisi-kisi dan soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan penyelesaiannya dapat dilihat pada lampiran A. Sebagai langkah analisis empiris untuk mengetahui validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, pada tanggal 23 Maret 2012 soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis diujicobakan kepada 32 orang siswa kelas VIII SMPN 1 Garut. Sekolah ini dipilih menjadi tempat uji coba, karena sekolah ini merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sehingga siswa-siswanya dianggap dapat menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah matematis. Data hasil ujicoba serta perhitungan validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal kemampuan pemecahan masalah matematis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Perhitungan perangkat instrumen soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat Microsoft Excel. Adapun hasil perhitungan hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal untuk soal kemampuan pemecahan masalah, seperti pada Tabel 3.6.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
55
Tabel 3.6 Karakteristik Tes Pemecahan Masalah Matematis No Soal
Validitas
rxy 1 0.911 2 0.901 3 0.906 4 0.899 5 0.877 Realibilitas
Tafsiran Sangat tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid 0.934
Daya Pembeda DP Tafsiran 0.556 Baik 0.556 Baik 0.556 Baik 0.422 Baik 0.489 Baik Sangat Tinggi
Tingkat Kesukaran TK Tafsiran 0.689 Cukup 0.70 Cukup 0.70 Cukup 0.689 Cukup 0.689 Cukup Signifikan
Keterangan Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kelima soal untuk tes kemampuan pemecahan masalah valid, mempunyai nilai realibilitas yang sangat tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran soal cukup. Dengan demikian, melihat hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal, maka instrumen tes pemecahan masalah matematis dianggap memenuhi semua kriteria dan dapat digunakan dalam penelitian. 7. Data Hasil Tes Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa dalam penelitian ini terdiri dari 5 soal berbentuk uraian, adapun pokok bahasannya mengenai Bangun Datar Segi Empat. Penilaian untuk jawaban berpikir kritis matematis siswa disesuaikan dengan keadaan soal dan hal-hal yang ditanyakan, adapun pedoman penilaian untuk kemampuan berpikir kritis matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut ini:
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
56
Tabel 3.7 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Aspek yang Diukur
Respon Siswa terhadap Soal Tidak menjawab atau memberikan jawaban yang salah. Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting dari soal yang diberikan.
Mengevaluasi
Mengidentifikasi
Menghubungkan
Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting, tetapi membuat kesimpulan yang salah. Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting serta membuat kesimpulan yang benar, tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan. Menemukan dan mendeteksi hal-hal yang penting, serta membuat kesimpulan yang benar, serta melakukan perhitungan yang benar. Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah Bisa menentukan fakta, data, dan konsep, tetapi belum bisa menghubungkannya. Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkannya antara fakta, data, konsep yang didapat tetapi salah dalam melakukan perhitungan. Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkan antara fakta, data, konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan Bisa menentukan fakta, data, konsep dan bisa menghubungkan dan menyimpulkan antara fakta, data, konsep yang didapat dan benar dalam melakukan perhitungan serta menguji kebenaran dari jawaban Tidak menjawab; atau memberikan jawaban yang salah Bisa menemukan fakta, data, dan konsep tetapi belum bisa menghubungkan antara fakta, data, konsep yang didapat. Bisa menemukan fakta, data, dan konsep serta bisa menghubungkan antara fakta, data, dan konsep, tetapi salah dalam perhitungannya Bisa menemukan fakta, data, konsep dan bisa bisa menghubungkannya, serta benar dalam melakukan perhitungannya. Bisa menemukan fakta, data, konsep dan bisa bisa menghubungkannya, serta benar dalam melakukan perhitungannya, dan mengecek kebenaran hubungan yang terjadi Tidak menjawab, atau memberikan jawaban yang salah.
Menganalisis
Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, tetapi belum bisa memilih informasi yang penting Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, dan bisa memilih informasi yang penting Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting, dan memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannya, tetapi melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan. Bisa menentukan informasi dari soal yang diberikan, bisa memilih informasi yang penting, serta memilih strategi yang benar dalam menyelesaikannya, dan benar dalam melakukan perhitungan.
Skor 0 1 2 3 4 0 1 2
3
4 0 1 2 3 4 0 1 2
3
4
Sebelum soal tes kemampuan berpikir kritis matematis tersebut digunakan, terlebih dahulu divalidasi untuk melihat validitas isi dan validitas mukanya oleh dosen pembimbing dan beberapa teman kuliah. Validitas isi perlu dilakukan untuk mengetahui tanggapan penimbang terhadap kesahihan instrumen dengan materi Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
57
yang akan ditanyakan, baik menurut per butir soal maupun menurut soalnya secara menyeluruh. Sedangkan validitas muka dilakukan untuk melihat kejelasan soal tes dari segi bahasa, redaksi, sajian, dan akurasi gambar atau ilustrasi. Selanjutnya, soal yang validasi isi dan validasi mukanya telah sesuai kemudian diujicobakan pada tanggal 20 Maret 2012 kepada 6 siswa kelas VIII dari sekolah di luar subjek sampel untuk dapat mengetahui apakah soal tersebut dapat dipahami oleh siswa serta penentuan alokasi waktu tes yang ideal. Hasil yang diperoleh keseluruhan siswa dapat memahami maksud dari soal dan alokasi waktu tes semula 45 menit diubah menjadi 60 menit. Secara lengkap, kisi-kisi dan soal tes kemampuan berpikir kritis matematis dan penyelesaiannya dapat dilihat pada lampiran A. Sebagai langkah analisis empiris untuk mengetahui validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal dan tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan berpikir kritis matematis siswa, pada tanggal 23 Maret 2012 soal tes kemampuan berpikir kritis matematis diujicobakan kepada 32 orang siswa kelas VIII SMPN 1 Garut. Sekolah ini dipilih menjadi tempat uji coba, karena sekolah ini merupakan sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sehingga siswa-siswanya dianggap dapat menyelesaikan soal-soal berpikir kritis matematis. Data hasil ujicoba serta perhitungan validitas, realibilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal kemampuan berpikir kritis matematis selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Perhitungan perangkat instrumen soal kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menggunakan perangkat Microsoft excel. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
58
Adapun hasil perhitungan hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, realibilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal untuk soal kemampuan berpikir kritis, seperti pada Tabel 3.8 Tabel 3.8 Karakteristik Tes Berpikir Kritis Matematis No Soal
Validitas
rxy 1 0.912 2 0.864 3 0.893 4 0.934 5 0.954 Realibilitas
Tafsiran Sangat tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid Tinggi / Valid 0.948
Daya Pembeda DP Tafsiran 0.611 Baik 0.611 Baik 0.611 Baik 0.583 Baik 0.556 Baik Sangat Tinggi
Tingkat Kesukaran TK Tafsiran 0.694 Cukup 0.694 Cukup 0.667 Cukup 0.708 Cukup 0.722 Mudah Signifikan
Keterangan Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai Soal dipakai
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa kelima soal untuk tes kemampuan berpikir kritis matematis valid, mempunyai nilai realibilitas yang sangat tinggi, daya pembeda baik dan tingkat kesukaran 4 soal cukup dan 1 soal mudah. Dengan demikian, melihat hasil analisis secara keseluruhan dari validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan tingkat kesukaran butir soal, maka instrumen tes berpikir kritis matematis dianggap memenuhi semua kriteria dan dapat digunakan dalam penelitian. 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi ini diberikan kepada observer untuk memperoleh gambaran secara langsung aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dari awal hingga ahir pembelajaran. Yang bertindak sebagai observer adalah peneliti, dan satu guru matematika SMPN 2 Tarogong Kidul Garut.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
59
9. Skala Sikap Analisis skala sikap digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi, sikap dan pemahaman siswa yang dijawab secara tertulis oleh siswa. Dengan menngunakan skala sikap inilah akan diketahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Metacognitif Instruction. Analisis skala sikap meliputi analisis terhadap validitas isi dan validitas butir (untuk menyeleksi butir skala sikap). Menurut Sumarmo (2010), estimasi validitas isi skala sikap dilakukan dengan cara menyusun terlebih dahulu kisi-kisi skala sikap yang memuat aspek sikap yang diukur, menyusun butir pernyataan berdasarkan kisi-kisi yang telah dirumuskan, kemudian keseluruhan butir skala sikap ditimbang oleh pakar. Berkaitan dengan validitas isi skala sikap yang akan digunakan, validasi telah diberikan oleh dosen pembimbing yang dalam hal ini juga merupakan pakar dalam evaluasi pendidikan matematika. Kisi-kisi skala sikap dapat dilihat pada Lampiran A. Sebelum melakukan penyeleksian butir skala sikap, terlebih dahulu dilakukan pemberian skor terhadap butir skala sikap. Model skala yang digunakan adalah skala Likert. Dalam skala ini akan digunakan empat skala sikap yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Netral (N) tidak digunakan dalam skala sikap ini untuk menghindari jawaban dengan respon netral. Instrumen skala sikap ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen setelah semua pokok bahasan selesai diberikan.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
60
E. Pengembangan Bahan Ajar Untuk menunjang penerapan pendekatan Metacognitive Instruction pada kelas eksperimen maka dikembangkan bahan ajar yang disusun dalam LKS (Lembar Kerja Siswa), sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan buku pelajaran matematika yang biasa digunakan di SMPN 2 Tarogong Garut. Untuk soal latihan diberikan soal yang sama kepada kedua kelas tersebut. LKS (Lembar Kerja Siswa) pada kelas eksperimen digunakan sebagai penyaji materi dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa
membangun
kesadaran
metakognitif
dan
mengkonstruksi
konsep
matematika sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dalam LKS (lembar Kerja Siswa) adalah pertanyaan-pertanyan metakognitif yaitu pertanyaan pemahaman masalah (the comprehension question) yang dirancang agar siswa dapat membayangkan dan memikirkan masalah sehingga siswa dapat memahami materi/masalah yang diberikan, pertanyaan koneksi (the connection question) dirancang agar siswa dapat
mengembangkan
kemampuannya
dalam
menghubungkan
antara
pengetahuan yang lalu dan pengetahuan yang didapat sekarang, pertanyaan strategi (the strategy question) adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa agar dapat mencari strategi pemecahan masalah yang tepat dalam menyelesaikan masalah dan pertanyaan refleksi (the reflection question) untuk mengetahui proses, solusi dan pemahaman selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu siswa diberikan soal-soal latihan untuk dapat mengembangkan kemampuam
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
61
pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis dan melihat sejauh mana daya serap siswa terhadap materi yang telah dipelajarinya. Materi pokok dalam LKS ini adalah Segi Empat yang merujuk pada KTSP (Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan)
2006
untuk
SMP/MTs
dan
dikembangkan menjadi 7 LKS. Berikut Standar Isi 2006 yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
62
Tabel 3.9 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Materi Pokok Pembelajaran Standar Kompetensi
Memahami
Kompetensi dasar
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
Indikator
Materi Pokok
menyebutkan bangun dilingkungan sekitar yang termasuk dalam
Sifat-sifat
persegi panjang
persegi
Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang berdasarkan karakteristiknya
panjang
segitiga
Menuliskan sifat-sifat persegi panjang berdasarkan karakteristiknya
serta
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat persegi
konsep segi
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat
empat dan
dan layang-layang
menentukan
panjang
ukurannya
Menghitung keliling dan luas bangun segi empat
Menyebutkan bangun dilingkungan sekitar yang termasuk dalam
Sifat-sifat
persegi
persegi
Menjelaskan ciri-ciri persegi berdasarkan karakteristiknya
Menuliskan sifat-sifat persegi
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat persegi
Menyebutkan definisi keliling dan luas dari bangun datar persegi dan
Keliling dan
persegi panjnag
luas persegi
Dapat menemukan rumus keliling dan luas persegi dan persegi
dan persegi
panjnag dari unsur-unsur yang diketahui
panjang
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keliling dan luas persegi dan persegi panjang
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang Menghitung keliling dan luas bangun segi empat
Menjelaskan keterkaitan bangun segitiga sembarang dalam
Sifat dan
mendefinisikan pengertian jajargenjang
Luas
Menjelaskan sifat-sifat jajargenjang berdasarkan karakteristiknya
Jajargenjang
Menjelaskan keterkaitan persegi panjang dengan jajargenjang dalam
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
63
dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
mencarirumus luas jajargenjang
Menemukan rumus jajargenjang berdasarkan unsur-unsur yang diketahui
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jajargenjang
Mendefinisikan pengertian belah ketupat
Sifat dan
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat
Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat
Luas Belah
dan layang-layang
Menemukan rumus luas belah ketupat dari unsur-unsur yang diketahui
Ketupat
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan belah ketupat
Menjelaskan keterkaitan bangun segitiga sama kali dalam mencari
Sifat dan
sifat-sifat layang-layang
Luas
Menjelaskan sifat-sifat layang-layang
Layang-
Menemukan rumus layang-layang ketupat dari unsur-unsur yang
layang
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat dan layang-layang Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
diketahui
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan layang-layang.
Mengelompokan bangun trapesium berdasarkan bentuknya
Sifat dan
persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat
Menjelaskan definisi trapesium
Luas
dan layang-layang
menjelaskan sifat-sifat trapesium
Trapesium
mencari rumus luas trapesium
Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang,
Menghitung keliling dan luas bangun segi empat dan menggunakannya dalam pemecahan masalah
62
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
64
Penyajian masalah pada bahan ajar diharapkan dapat memicu terjadinya konflik kognitif melalui pertanyaan-pertanyaan metakognitif sehingga siswa dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, menghubungkan, menganalisis dan memecahkan masalah matematika dengan baik. Selanjutnya, siswa diharapkan aktif dalam membangun dan menemukan pengetahuannya dengan cara berdiskusi untuk memecahkan yang berpotensi untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis, Untuk mencapai tujuan itu, sebelum LKS (Lembar Kerja Siswa) ini digunakan dalam penelitian maka terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pembimbing agar dapat mengetahui apakah redaksi kalimat bahan ajar dan petunjuk-petunjuk dalam LKS (lembar Kerja Siswa) dapat dipahami oleh siswa dengan baik. Secara lengkap LKS (lembar Kerja Siswa) dapat dilihat pada Lampiran D.
F. Prosedur Penelitian Secara garis besar, penelitian ini meliputi dua tahap. Tahap yang pertama adalah pendahuluan yang merupakan identifikasi dan pengembangan komponenkomponen pembelajaran. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian di lapangan. 1. Tahap Pendahuluan meliputi: a. Pembuatan dan pengembangan instrumen, dalam tahap ini dibimbing oleh dosen pembimbing untuk melihat validitas isi dan validitas muka pada instrumen yang akan dipakai dalam penelitian. Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
65
b. Memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian dan menentukan kelas yang akan dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Penentuan kelas yang akan dijadikan kelas kontrol dan eksperimen telah dipilihkan oleh guru yang biasa mengajar di SMPN 2 Tarogong Kidul yang mempunyai kemampuan yang sama. c. Mengujicobakan tes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis serta skala sikap pada siswa di luar sampel penelitian tetapi sudah mendapatkan materi yang diteskan. 2. Tahap Pelaskasanaan Penelitian meliputi: a. Memberikan pre-tes untuk melihat kemampuan awal siswa. b. Melaksanakan proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Metacognitive Instruction pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional (ekspositori) pada kelas kontrol. c. Memberikan tes kemampuan pemecahan masalah matematis. d. Memberikan tes kemampuan berpikir kritis matematis. e. Memberikan tes skala sikap pada akhir pertemuan. f. Menganalisis data sehingga diperoleh temuan-temuan dan menyusun laporan hasil penelitian.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
66
G. Teknik Analisis Data Dari penelitian yang dilakukan maka diperoleh data kuantitatif. Data kuantitatif didapat melalui tes kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis, serta penyebaran skala sikap siswa terhadap matematika selama penelitian. Analisis data ini dilakukan untuk melihat apakah kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan pendekatan Metacognitive Instruction lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah dan berpikir kritis matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional,
serta
untuk
melihat
respon
siswa
selama
pembelajaran dengan mengggunakan pendekatan Metacognitive Instruction. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis dengan bantuan software SPSS dan software Micosoft Excel. Dalam pengujian hipotesis untuk pengolahan data dengan bantuan software SPSS, kriteria untuk menolak atau menerima H O didasarkan harga P value yaitu sebagai berikut: Jika P value , maka H O ditolak, Jika P value , maka H O diterima, dengan = 0,05. Dalam program SPSS digunakan istilah significance (yang disingkat Sig) untuk
P value , dengan kata lain P value Sig . Adapun langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Pretes a. Menguji Normalitas
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
67
Dengan software SPSS, cara untuk menguji normalitas adalah dengan Normalitas Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah:
HO :
data berasal dari populasi berdistribusi normal
HA :
data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Dengan bantuan software SPSS, cara untuk menguji apakah suatu populasi tersebut homogen atau tidak maka dilakukan pengujian dengan cara uji homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis yang digunakan adalah:
H O : Data dari populasi yang homogen H A : Data dari populasi yang tidak homogen Jika hasil menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji parametrik yaitu uji-t, namun jika data berdistribusi normal tapi tidak homogen digunakan uji- t ' . Selanjutnya, jika salah satu data atau keduanya tidak berdistribusi normal dilakukan uji non parametrik Mann Whitney. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji hipotesis ini untuk menguji apakah kedua skor rata-rata populasi siswa antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan bedaan yang signifikan atau tidak. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1). Menghitung nilai rata-rata dari kedua kelompok untuk setiap aspek kemampuan matematika dengan rumus: Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
68
x
x n
x : Jumlah skor total dari seluruh siswa n
: Banyaknya siswa untuk tiap kelompok
2). Menentukan hipotesis statistik Pengujian dilakukan berdasarkan hipotesis statistik sebagai berikut: Ho : t = c (Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol). HA : t ≠ c (Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol).
2. Analisis Data Postes a. Menguji Normalitas Dengan software SPSS, cara untuk menguji normalitas adalah dengan Normalitas Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang digunakan adalah:
HO :
data berasal dari populasi berdistribusi normal
HA :
data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Dengan bantuan software SPSS, cara untuk menguji apakah suatu populasi tersebut homogen atau tidak maka dilakukan pengujian dengan cara uji Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
69
homogenitas dengan menggunakan uji Levene. Hipotesis yang digunakan adalah:
H O : Data dari populasi yang homogen H A : Data dari populasi yang tidak homogen Jika hasil menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji parametrik yaitu uji-t, namun jika data berdistribusi normal tapi tidak homogen digunakan uji- t ' . Selanjutnya, jika salah satu data atau keduanya tidak berdistribusi normal dilakukan uji non parametrik Mann Whitney. Perhitungan dilakukan dengan bantuan software SPSS. c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Uji hipotesis ini untuk menguji apakah kedua skor rata-rata populasi siswa antara kelompok ekperimen dan kelompok kontrol terdapat perbedaan bedaan yang signifikan atau tidak. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1). Menghitung nilai rata-rata dari kedua kelompok untuk setiap aspek kemampuan matematika dengan rumus: x
x n
x : Jumlah skor total dari seluruh siswa n
: Banyaknya siswa untuk tiap kelompok
2). Menentukan hipotesis statistik Pengujian dilakukan berdasarkan hipotesis statistik sebagai berikut: Ho : t = c Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
70
(Rata-rata skor siswa kelas eksperimen tidak lebih baik daripada kelas kontrol).
HA : t > c (Rerata skor siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol).
3. Menghitung Gain ternormalisasi Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan prestasi belajar siswa, analisis dilakukan dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi rata-rata: (N) g Skor Postes – Skor Pretes Skor Ideal – Skor Pretes Skor gain ternormalisasi menurut Hake (2010) dapat dikategorisasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: g < 0,3
: Rendah
0,3 ≤ g < 0,7
: Sedang
g ≥ 0,7
: Tinggi
4. Menganalisis hasil pengukuran skala sikap a. Pemberian Skor Skala Sikap Likert Penentuan skor Skala Sikap Likert dapat dilakukan secara apriori dan dapat pula secara aposteriori (Subino, 1987). Secara apriori, maka bagi skala yang berarah positif akan mempunyai kemungkinan-kemungkinan skor 4 bagi SS,
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
71
3 bagi S, 2 bagi TS dan 1 bagi STS, sedangkan bagi skala yang berarah negatif maka kemungkinan skor tersebut menjadi sebaliknya. Penentuan skor Skala Sikap dalam penelitian ini dilakukan secara aposteriori, yaitu kemungkinan skor bagi setiap kemungkinan jawaban didasarkan atas hasil uji coba. Contoh perhitungan untuk penentuan skor tiap butir penyataan pada Skala Sikap disajikan dalam Tabel 3.10. Tabel 3.10 Contoh Perhitungan Proporsi Setiap Kemungkinan Jawaban Skala Sikap Likert dalam Menentukan Harga-harga Setiap Kemungkinan Jawaban No.
Nilai
1 2 3 4 5 6 7
Frekuensi Proporsi kumulatif proporsi titik tengah proporsi Z Z+2,24 Pembulatan Z
Jenis Respons S TS 28 8 0,7 0,2 0,925 0,225 0,575 0,125 0,19 -1,15 2,43 1,09 2 1
SS 3 0,075 1,00 0,9625 1,92 4,16 4
STS 1 0,025 0,025 0,0125 -2,24 0 0
b. Memilih Butir-butir Skala Sikap Pemilihan butir-butir Skala Sikap Likert ini didasarkan kepada signifikan tidaknya Daya Pembeda butir skala yang bersangkutan. Daya Pembeda butirbutir Skala Sikap Likert ini dianalisis dengan Uji t. Contoh analisisnya adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Contoh Analisis Daya Pembeda Sebuah Butir Skala Sikap Likert Kelompok Tinggi
Kelompok Rendah
Xt rata-rata
=
3.916667
Xr rata-rata
=
3.272727
Respon
X
f
f.X
f.X^2
X
f
f.X
f.X^2
SS
4
11
44
176
4
4
16
64
(Xt-Xt rata-rata)^2
=
0.916667
S
3
1
3
9
3
6
18
54
(Xr-Xr rata-rata)^2 =
4.181818
TS
2
0
0
0
2
1
2
4
Thitung
=
4.703
STS
0
0
0
0
0
0
0
0
t tabel
=
2.407
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
72
Jumlah
12
47
185
11
36
122
df = 22 dan p = 0,01
Signifikan
keterangan
Kelompok tinggi dan kelompok rendah diambil sekitar 27% dari seluruh responden. Statistik t dihitung dengan rumus:
t
xT x R 2
2
sT s R nT nR
xT , x R
: Rata-rata skor kelompok tinggi dan kelompok rendah.
sT2, sR2
: Varians kelompok tinggi dan kelompok rendah
nT, nR
: Banyaknya subjek pada kelompok tinggi dan kelompok rendah
Dengan derajat kebebasan (degree of freedom = df ) = (nT-1) + (nR-1) = (121) + (12-1) = 22, ternyata thitung sebesar 4,703 itu jauh lebih besar dari pada ttabel 2,407 pada p < 0,01. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir Skala Sikap tersebut mempunyai Daya Pembeda yang signifikan, dan oleh karena itu pernyataan dapat disimpulkan. c. Hasil Pengukuran Sikap Siwa Hasil pengukuran sikap siswa dihitung rata-ratanya untuk setiap butir pernyataan, kemudian dibandingkan dengan rata-rata netralnya. Apabila ratarata skor untuk suatu pernyataan lebih besar dari rata-rata skor netralnya, maka sikap siswa dikatakan positif terhadap pernyataan tersebut. Seluruh hasil pengolahan data dan interpretasinya disajikan pada Bab IV.
5. Pengolahan Data dari Lembar Observasi Siswa Dalam pembelajaran
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu
73
Lembar pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran adalah berupa catatan pengamat terhadap aktifitas siswa dan temuan-temuan selama pembelajaran matematika dengan pendekatan Metacognitive Instruction, yakni ketika diskusi kelompok, diskusi kelas dan umpan balik. Selanjutnya data yang diperoleh berupa data kualitatif dan dianalisis secara deskriptif. 6. Membuat kesimpulan secara umum dari hasil pengolahan data. Setelah data dioleh secara lengkap sehingga memberikan informasi yang bermakna, tahap selanjutnya adalah memberikan interpretasi atas nilai-nilai hasil pengolahan. Interpretasi yang diberikan sesuai dengan tujuan pengolahan data, kemudian membuat kesimpulan secara umum terhadap penelitian yang dilakukan.
Mega Achdisty Noodyana, 2012 Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja Guru (Kkg) Sebagai Wadah Pembinaan Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu