BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai dari November 2014 sampai dengan Januari 2015. Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh time budget pressure, risiko kesalahan dan kompleksitas audit terhadap variabel dependen, yaitu kualitas audit. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di wilayah Jakarta Barat untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
B. Desain penelitian Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian kausal yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel terhadap variabel tertentu yang bersifat sebab akibat. Dalam penelitian ini terdapat empat variabel bebas (Independent Variable) yaitu: Time budget pressure, resiko audit, kompleksitas audit dan satu variabel terikat (dependent variable), yaitu kualitas audit. Metode yang dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden.
34
C. Definisi dan operasionalisasi variable
1. Variabel Bebas (Variabel Independen) Variabel
bebas
adalah
variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari: a. Time Budget Pressure Pertanyaan yang menjadi indikator variabel tekanan anggaran waktu dikembangkan oleh Sososutikno (2003) dan Prasita dan Adi (2007), yaitu: 1) keterbatasan waktu dalam penugasan, 2) penyelesaian tugas dengan waktu yang sudah ditentukan, 3) pemenuhan target waktu selama penugasan, 4) kelonggaran waktu audit, 5) fokus tugas dengan keterbatasan waktu, Variabel ini di ukur dengan skala ordinal lima poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), sangat setuju (5) b. Risiko Audit Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu Pernyataan Standar Auditing (PSA) Seksi 312, risiko audit dan materialitas dalam pelaksanaan
audit
(IAI
2004)
dimana
risiko
audit
perlu
dipertimbangkan dalam menentukan sifat, saat dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur tersebut. Pada tingkat saldo atau golongan transaksi, risiko audit terdiri dari:
1. Risiko Bawaan Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengukuran
tingkat
pengendalian
kompleksitas
yang terkait, seperti
transaksi,
perkembangan
teknologi dan operasi, pengamatan laporan audit terdahulu, akunakun atau transaksi yang sulit di audit. 2. Risiko Pengendalian Risiko pengendalian adalah risiko salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas, maka dapat dilihat berdasarkan struktur organisasi klien tekhnik dalam sitem pengendalian, bukti dan efektifitas pengendalian intern klien. 3. Risiko Deteksi Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor. Risiko ini timbul sebagian karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian ini timbul karena auditor mungkin memilih salah satu prosedur audit yang tidak sesuai, menerapkan secara keliru prosedur yang semestinya, atau menafsirkan secara keliru hasil audit. Ketidakpastian ini dapat dikurangi sampai pada tingkat yang dapat diabaikan melalui
perencanaan penerimaan tingkat resiko, pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien, hubungan penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian. Variabel ini diukur dengan skala ordinal lima point dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), samapai sangat setuju (5). c. Kompleksitas Audit Pertanyaan yang menjadi indikator variabel kompleksitas audit dikembangkan oleh Jamilah, Fanani dan Chadrarin (2007), Prasita dan Adi (2007) dan digunakan oleh marganingsih dan Martani (2009), yaitu 1) Kurangnya pemahaman terhadap tugas, 2) tugas yang membingungkan, 3) auditor mengetahui kemampuannya dalam menyelesaikan tugas, 4) rencana dan tujuan yang jelas, 5) tanggung jawab di dalam penugasan. Variabel ini diukur dengan skala ordinal lima point dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu - ragu (3), setuju (4), sampai sangat setuju (5).
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung pada faktor-faktor lain dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Kualitas Audit yaitu suatu kemungkinan dimana seorang auditor yang memiliki kompetensi dan profesionalisme mampu menemukan
tindak kecurangan atau penyelewengan terkait sistem akuntansi klien dan melaporkannya dengan sikap independen dan penuh tanggung jawab. Aspek-aspek kualitas audit terdiri dari budaya dalam KAP, keahlian dan kualitas personal staf dan partner audit, efektivitas proses audit dan keandalan dan manfaat laporan audit, efektivitas proses audit dan keandalan dan manfaat laporan audit (financial reporting council, 2006:19). Pertanyaan yang menjadi indikator variable kualitas audit dikembangkan oleh Singgih dan Bowono (2010), yaitu :1) pentingnya tanggung jawab dan profesionalisme, 2) selalu mengacu pada kode etik dan SPAP, 3) pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor, 4) perlunya penilaian atas isu-isu akuntansi dan auditing mutakhir, 5) mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus, 6) peningkatan keahlian berupa on the job traning, 7) penilaian kinerja setelah traning, 8) penerapan teknik-teknik audit, 9) perolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit, 10) mendiskusikan setiap permasalahan dengan atasan, Variabel ini diukur dengan skala ordinal lima poin dari sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), ragu-ragu (3), setuju (4), sampai sangat setuju(5).
D. Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang digunakan variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen) dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala ordinal. Sebelum alat ukur ini digunakan maka uji coba alat ukur untukmenguji vasilidas datanya. Uji coba dilakukan pada respondenresponden yang dipilih.
Tabel 3.1 Definisi Operasional ddan Skala Pengukuran Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
Time Budget Pressure (X1), (Sumber:Sososutikno (2003), Prasita dan Adi (2007))
Tekanan Waktu
1. Keterbatasan waktu dalam penugasan 2. Penyelesaian pekerjaan dengan waktu yang sudah ditentukan 3. Pemenuhan target waktu selama penugasan 4. Fokus tugas dengan keterbatasan waktu 5. Pengkomunikasian anggaran waktu
Ordinal
Risiko Audit (X2), (Sumber:Boynton, Johnson, Kell.”Modern auditing”Edisi 7, Erlangga, (2003)
Resiko Bawaan
1. Pengukuran tingkat kompleksitas transaksi 2. Perkembangan teknologi dan operasi 3. Pengamatan laporan audit terdahulu 4. Akun-akun atau transaksi yang sulit di audit. 5. Stuktur organisasi klien. 6. teknik dalam system pengendalian 7. bukti dan efektifitas pengendalian intern klien 8. perencanaan penerimaan tingkat resiko 9. pengujian subtantif terhadap resiko usaha klien 10. hubungan penetapan dengan resiko bawaan dan pengendalian 1. Auditor mengetahui kemampuanya dalam menyelesaikan tugas 2. Rencana dan tujuan yang jelas 3. Tanggung jawab penugasan 4. ketidakjelasan tugas 5. Job description 6. Kurangnya alat bantu guna menyelesaikan tugas
Ordinal
1. Pentinganya tanggung jawab dan profesionalisme 2. Selalu mengacu pada kode etik dan SPAP 3. Pentingnya traning untuk meningkatkan karakter personal auditor 4. Perlunya penelitian atas isu-isu akuntansi dan auditing mutakhir 5. Mempertahankan staf yang memiliki pengalaman dan keahlian khusus 6. Peningktan keahlian berupa on the job traning 7. Penilaian kinerja setelah traning 8. Penerapan tekknik teknik audit 9. Prolehan bukti kompeten sesuai prosedur audit 10. Mendiskusikan setiap permasalahan dengan atasan .
Ordinal
Resiko Pengendalian
Resiko deteksi Kompleksitas Audit (X3) (sumber :Jamilah, Fanani dan Chandrarin (2007) Prasita dan Adi (2007), Marganingsih dan Martani(2009))
Kesulitan tugas
Stuktur tugas Kualitas Audit (Y) (Sumber:Singgih dan Bawono (2010)
Budaya Kerja KAP
Keahlian dan Kualitas Personal Staf dan Partner Audit
Efektivitas Proses Audit
Ordinal
E. Populasi dan Sampel Penelitian Menurut Sugiyono (2010) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dicari kesimpulannya. Sedangkan sampel menurut Sugiyono (2010) yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling, yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Convenience sampling berarti unit sampling yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Hamid, 2007:30). Metode convenience sampling digunakan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel dengan cepat dari elemen populasi yang datanya mudah diperoleh peneliti. Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah partner, manajer, auditor senior, supervisor dan auditor junior yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Barat.
F. Teknik Pengumpulan Data Menurut Hamid (2007:33) metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dilakukan melalui studi pustaka terutama yang berhubungan dengan data - data sekunder. Sementara itu data primer dapat dilakukan melalui studi lapangan berupa eksperimen, observasi dan wawancara dengan metode kuesioner. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini, menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang disebarkan secara langsung kepada auditor yang terdaftar di KAP wilayah Jakarta Barat.
G. Metode Analisis Analisis data adalah cara mengolah data yang telah terkumpul untuk dapat memberikan interprestasi yang hasilnya dapat digunakan untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan. Setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: a. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan suatu jawaban sangat ditentukan oleh alat ukur yang ditentukan. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reabilitas.
1. Uji Validitas Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah ukuran yang
menunjukkan
sejauh
mana
instrumen
pengukur
yang
menunjukkan bahwa instrumen pengukur mampu mengukur apa yang diukur. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk mengulur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, Dengan membandingkan nilai rhitung dari hasil output (Corrected Item- Total Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Imam Ghozali, 2011:53). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk diinginkan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang tidak baik akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang realibel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas adalah alat ukur untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menguji konsistensi data dalam jangka waktu tertentu,
yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang digunakan dapat dipercaya atau diandalkan. Variabel-variabel tersebut dikatakan cronbach alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,70 yang berarti bahwa instrumen tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk melihat konsistensi alat ukur yang akan. (Ghozali, 2011:47). b. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian dan demografi responden. Statistik deskriptif menjelaskan skala jawaban responden pada setiap variabel yang diukur dari minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Disamping itu juga untuk mengetahui demografi responden yang terdiri dari kategori, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan sebagainya (Ghozali, 2011). c. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Penelitian yang menggunakan metode yang lebih handal untuk menguji data mempunyai distribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat Normal Probability Plot. Model Regresi yang baik adalah data distribusi normal atau mendekati normal,
untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov – smirnov), (Ghozali, 2011:162). 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Kemiripan antar variabel independen dalam satu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain. Selain itu, deteksi terhadap multikolinieritas juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel terhadap variabel dependen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.Uji multikolinieritas dilakukan menghitung nilai variance inflation factor (VIF) dari tiap-tiap variabel independen. Nilai VIF kurang dari 10 menunjukkan bahwa korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir (Ghozali, 2011:105).
3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskesdastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menggambarkan nilai hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual nilai tersebut. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada satu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). d. Kesesuaian Model 1. Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika Adjusted R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2011:97).
Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahaan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2011:97). Oleh karena itu, digunakanlah Adjusted R – Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda. 2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama)mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). (Imam Ghozali, 2011:98). Apabila Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung>Ftabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari
pada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
e. Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Imam Ghozali, 2011:101). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan Ho yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan (≠) ini tidak menunjukan satu arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Suharyadi dan Purwanto S.K., 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat berdasarkan uji hipotesis dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu, 1) Apabila - thitung < tabel atau thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, 2) Apabila t hitung ≤ t tabel atau-t hitung ≥ - t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan
melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi=5%), maka variabel independen secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka variabel independen secara satu persatu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung atau dependen, sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas atau independen. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + ε Keterangan : Y
: Kualitas Audit
α
: Konstanta
X1
: Time Budget Pressure
X2
: ResikoAudit
X3
: Kompleksitas Audit
βx
: Koefisien regresi
ε
: Error
Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data (baik secara individu maupun model), bebas dari asumsi klasik statistik multikolineritas, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linear berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik.