46
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang disajikan berfikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dalam metode penelitian ini akan dibahas antara lain (Noor, 2011:204) Penelitian merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksud, karena penelitian merupakan bagian saja dari usaha pemecahan masalah yang lebih besar kan sebagai suatu pemecahan (solusi) langsung bagi permasalahan yang di hadapi (azwar, 2010:1) A. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di Kecamatan Tampan Pekanbaru, sedangkan waktu penelitian mulai oktober sampai dengan selesai. B. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumumpulkan dalam penelitian adalah (Azwar, 2010:91) : 1. Data Primer, yaitu:data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan menggenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari.
47
2. Data Sekunder, yaitu:data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Sugiyono, 2005:72). Populasi dari objek penelitian ini adalah masyarakat tampan pekanbaru yang mana data nya akan di ambil dari data berikut ini: Tabel 3.1 Data Penduduk Kecamatan Tampan Pada Tahun 2013 No.
Kelurahan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Simpang Baru
21.066
22.180
43.246
2
Sidomulyo Barat
21.950
20.677
42.627
3
Tuah Karya
28.489
26.486
54.955
4
Delima
32.453
15.780
32. 453
Jumlah
88.158
85.123
173.281
Sumber: Kecamatan Tampan Pekanbaru: 2013 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran dilakukan . sampel atau sering disebut contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi (Nasir, Muhith dan Idelputri, 2011:190)
48
Untuk menentukan berapa besar jumlah sampel sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman Rumus Slovin (Djarwanto PS, 2011:37). Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut: =
Dimana:
+
n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolelir, misalnya 10% n=
85.123 1 + 85.123(10)
n=
n=
85.123 1 + 85.123(0.01)
85.123 851.24
n= 99.99 orang
Berdasarkan perhitungan diatas, dari populasi sebanyak 173.281
orang dengan nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan 10%, yang mana dijadikan sampel adalah perempuan dapatkan sebanyak 100 orang . D. Teknik Pengumpulan Data Untuk
mmpermudah
dalam
memperoleh
informasi
yang
dibutuhkan dalam penelitian, peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data (Ruslan, 2003:23) yaitu:
49
1. Wawancara (interview) yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam metode survei melalui daftar pertanyaan yang diajukan secara lisan terhadap responden(subjek) 2. Kuesioner (questionnaire)merupakan pengumpulan data penelitian, dan pada kondisi terttentu pihak peneliti tidak perlu hadir. Pertanyaan peneliti dan jawaban respoden dapat dilakukan dengan bentuk kuesioner lembaran tertulis. E. Teknik Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini, penelti membagi kuesioner yang disusun dalam kalimat-kalimat pertanyaan, responden diminta memberikan tanggapan. Jawaban responden bersifat kualitatif dikuantitatifkan dan ukuran dengan menggunakan skala likert. Dimana responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan diukur dengan skalalikert yang dibagi dalam 5 skor penilaian. Tabel 3.2 Kriteria Skor Penilaian No
Alternatif
Skor
1.
Sangat Setuju
1
2.
Setuju
2
3.
Netral
3
4.
Tidak Setuju
4
5.
Sangat Tidak Setuju
5
50
F. Teknik Analisi Data Dalam menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dimana deskriptif adalah penelitian diuraikan sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan, dan dikaitkan dengan teori-teori yang ada, guna untuk mendapatkan kesimpulan. Dan kuantitatif adalah riset yang didasarkan pada data kuantitatif dimana data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan (Suliyanto, 2006 : 9-12). 1. Uji kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak relevan. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiono, 2004: 109). Kriteria yang digunakan atau batas minimum suatu instrumen atau angket dinyatakan valid atau memenuhi syarat yaitu jika koefisien korelasi melebihi 0.30 ( Suliyanto, 2006:149). b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah berkaitan dengan seberapa tepat alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Suatu instrumen
51
penelitian yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi ditandai oleh tingkat konsistensinya yang tinggi. Jika suatu instrumen penelitian dipakai berkali-kali untuk mengukur suatu variabel maka akan menghasilkan hal yang sama. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok obyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama (aspek yang diukur belum berubah) meskipun tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan, jika perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tidak dapat reliabel (Suliyanto,2006:149). Uji reliabilitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan metode One Shot atau pengukuran sekali saja. Hal ini dilakukan dengan mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Gozali, 2005: 42). c. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari populasi mendistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui gejala ini dapat dilihat dari grafik Histogram dengan membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Seperti diketahui distribusi normal akan
52
mengikuti pola garis diagonal. Jika data berdistribusi normal maka grafik histogram-nya akan mengikuti garis diagonalnya. 2. Uji Asumsi Klasik
Penyimpangan dalam regresi akan menimbulkan beberapa masalah, seperti standar kesalahan untuk masing-masing koefisien yang diduga akan sangat besar, pengaruh masing-masing variabel bebas tidak dapat dideteksi, atau variasi dari koefisiennya tidak minim lagi. Akibatnya estimasi koefisiennya menjadi kurang akurat lagi yang pada akhirnya dapat menimbulkan interpretasi dan kesimpulan yang salah (Hasan, 2001). Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil estimasi yang dilakukan benar-benar terbebas dari bisa, sehingga hasil regresi yang diperoleh valid. Ada tiga asumsi klasik yang harus diperhatikan, yaitu : a. Multikolinieritas Model regresi dikatakan mengandung multikolinieritas apabila ada hubungan yang sempurna antara variabel independen atau terdapat korelasi linear. Apabila model regresi tersebut mengandung multikolinieritas, maka akan menyebabkan hasil dari model tersebut tidak valid untuk menaksir nilai variabel independen.
Untuk
menguji
ada
tidaknya
pengaruh
multikolinieritas adalah dengan menghitung Variance Inflation Faktor (VIF) yang merupakan kebalikan dari tolerance. VIF ini
53
dikerjakan dengan bantuan program SPSS, dengan rumus sebagai berikut : Dimana R2 merupakan koefisien regresi berganda, jika toleransi kecil artinya menunjukkan nilai VIF akan besar. Jika VIF <10 maka dianggap ada multikolinieritas. b.
Heterokedastisitas Dalam pengujian ini menggunakan grafik scatter plot. Tujuannya adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari 1 pengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Autokorelasi Tujuannya adalah untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pengganggu pada periode t-1 (sebelum data diurutkan berdasarkan urutan waktu). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. d.
Uji Linearitas Uji linieritas dilakukan sebelum melakukan uji regresi. Uji ini untuk memastikan derajat hubungan variabel bebas dan terikat linier atau dalam linier regresi menunjukkan hubungan (korelasi) yang linier. Korelasi adalah istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Korelasi
54
antara dua gejala disebut positif bila dua gejala berjalan sejajar atau searah dan disebut negatif apabila berlawanan arah (Hartono, 2004). G. Uji Regresi Linear Berganda Dalam melakukan analisis data yang telah dikumpulkan, maka penulis menggunakan regresi linier berganda yaitu metode statistik yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara 2 variabel/lebih variabel terikat dan variabel bebasnya. Hubungan antara variabel bebas (Independent Variabel) yang terdiri dari Spokeperson, Testimonial, Demonstration, Life Style berpengaruh terhadap variabel terikat (Dependent Variabel) Pembelian konsumen dengan persamaan:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3+
+e
Dimana Y
= Pembelian Konsumen
a
= Konstanta
b1, b2, b3
= Koefisien Regresi
X1
= Spokesperson
X2
= Testimonial
X3
= Demostration
X4
= Life Style
e
= Standar Error (Hasan, 2005)
yakni
55
H. Uji Hipotesis a. Uji T ( Parsial ) Pembuktian hipotesis secara parsial dilakukan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel terikatnya. Digunakan uji t yaitu dengan cara membandingkan t hitung dengan t tabel pada tingkat signifikan 0,05. jika t hitung > t tabel maka variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat, dan artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikatnya (Mangkuadmodjo, 2004). b. Uji F ( Simultan ) Untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel
terikat,
digunakan
uji
F
yaitu
dengan
cara
membandingkan antara Fhitung dengan Ftabel pada tingkat signifikan 0, 05. apabila Fhitung > Ftabel maka variabel-variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen sebagai variabel terikat (Mangkuadmodjo, 2004). c. Koefisien Determinasi (R ) Nilai R atau Adjusted R merupakan alat ukur untuk menilai
seberapa jauh variabel yang dapat menjelaskan hubungan dengan variabel dependen. Nilai koefesian Determinasi menunjukkan presentasi variasi nilai variabel indevenden yang dapat dijelaskan olah persamaan regresi
yang dihasilkan. Untuk regresi dengan lebih dari dua variabel bebas yang digunakan Adjusted R Square sebagai koefesien determinasi (Adj R ). terikat.
56