60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data diperoleh dari hasil pengamatan langsung di BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik, yaitu menggambarkan dan menjelaskan sejauh mana pengaruh faktor etika bisnis islam terhadap retensi nasabah simpanan pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Subjek dan Objek Penelitian Objek penelitian tersebut terletak di kampus UMY, gedung AR Fahruddin B lantai dasar Ringroad Barat, Tamantirto, Yogyakartayaitu BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Subyek dalam penelitian adalah nasabah simpanan pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
61
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.1 Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah nasabah simpanan pada BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. b. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Quota Sample yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Yang menjadi subyek penelitian adalah semua nasabah simpanan untuk kemudian dijadikan sampel berjumlah 100 responden. 5. Teknik Pengumpulan Data Kuisioner (Angket) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.2
Responden dalam hal ini adalah nasabah
simpanan BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Data diperoleh berdasarkan skala likert dari 1 sampai dengan 4.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R DAN D, (Bnadung: cv alvabeta, 2012), hal.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R DAN D, (Bnadung: cv alvabeta, 2012), hal.
80.
142.
62
6. Model Penelitian Bertitik tolak dari uraian dalam pendahuluan dan landasan teori tersebut diatas maka model penelitian teoritis mengenai etika bisnis islam terhadap customer retention adalah:
Etika Bisnis Islam
Keadilan (X1) Kehendak (X2) Retensi Nasabah (Y) Responsibillity (X3) Kebenaran (X4)
B. Penurunan Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.3 1. Keadilan (‘adl) terhadap customer retention. Segala
ukuran
dan
penakaran
atas
segala
sesuatu
yang
diperdagangkan, antara hak dan kewajiban para pelaku yang melakukan
3
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 110.
63
transaksi dan sepakat untuk memberikan hak orang lain, atau menerima hak sesuai dengan kewajiban yang diberikan.4 Ajaran Islam berorientasi pada terciptanya karakter manusia yang memiliki sikap dan prilaku yang adil dalam konteks hubungan antara manusia dengan diri sendiri, dengan orang lain (masyarakat), dan dengan lingkungan. Implementasi ajaran keadilan dalam kegiatan bisnis harus berkaitan dengan pembagian manfaat kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung, sesuai dengan peran dan kontribusi yang telah mereka berikan terhadap kegiatan bisnis yang dilakukan.5 Konsep Al-Qur’an mencegah ketidakadilan dan menganjurkan pengelolaan yang adil, sesuai dengan kontribusi masing-masing pihak, yang berperan langsung maupun tidak langsung dalam mencapai tujuan bisnis dan tujuan bersama dengan rekan kerja. Pentingnya keadilan pada customer retention sangat diperlukan agar BMT lebih kompetitif dan efesien, melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen, dengan tujuan agar konsumen atau nasabah memberikan hubungan timbal-balik yang sepadan. Penerapan aspek keadilan ditunjukkan melalui pelayanan yang diberikan, penerapan
4
Muslich, Etika Bisnis Islam Landasan Filososfis, dan Substansi Implementatif, (Yogyakarta: EKONOSIA, 2004), hal. 40. 5
Muslich, Etika Bisnis Islam Landasan Filososfis, dan Substansi Implementatif, (Yogyakarta: EKONOSIA, 2004), hal. 38.
64
imbalan atas bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang diseakati bersama antara pihak BMT dan nasabah. Hipotesis yang dapat dirumuskan berdasarkan penjelasan tersebut adalah: H1: terdapat pengaruh positif signifikan variabel keadilan (‘adl) terhadap customer retention
di BMT Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta. 2. Kehendak Bebas (free will) terhadap customer retention Dalam etika, kebebasan adalah prasyarat utama untuk bertindak secara etis. Hanya orang yang bebas yang bisa bertidak secara etis, karena tindakan etis adalah tindakan yang bersumber dari kemauan baik serta kesadaran pribadi. Manusia diberikan akal pikiran untuk dapat membuat keputusan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Dengan menggunakan akal pikiran, manusia dapat memilih prilaku etis atau tidak etis yang akan dijalankannya. Kebebasan merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Dalam dunia bisnis, setiap kegiatan bisnis hendaklah diberikan kebebasan, karena setiap pengusaha mengenal mana yang baik dana yang buruk, mengetahui bidang kegiatan yang dilakukan, paham akan situasi yang dihadapi, serta aturan yang berlaku untuk kegiatannya, sehingga mampu
65
untuk mengambil suatu keputusan. Dalam hal ini kebebasan adalah syarat mutlak agar manusia bisa bertindak secara etis.6 Kebebasan yang diberikan kepada pelaku bisnis tersebut diharapkan mampu membangun hubungan yang baik antar pelaku bisnis. Hipotesis yang dapat diturunkan adalah sebagai berikut: H2: terdapat pegaruh positif signifikan variabel kehendak bebas (free will) terhadap customer retention BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Tanggung jawab (Responsibility) terhadap customer retention Bertanggung jawab hanya dilakukan oleh orang yang menganggap serius nilai dan prinsip moral. Hanya orang yang jujur yang mau bertanggungjawab, orang yang menganggap serius nilai dan prinsip keadilan yang mau bertanggung jawab, hanya orang yang menghargai martabat manusia yang mau bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.7 Bertanggung jawab adalah perbuatan yang menjunjung tinggi etika dan moral, pelaku bisnis harus memiliki sikap tanggung jawab. Bagi para pebisnis sikap yang sangat mendasar adalah kebebasan dan bertanggung jawab.8 yaitu:
6
Mahmoeddin, Etika Bisnis Perbankan, (Jakarta Sinar Harapan, 1996), hal. 81.
7
Keraf, A. Sony, Etika Bisnis: Tuntutan dan Relevansinya, (Yogyakarta: Kanisius, 1998),
hal. 81-74. 8
Mahmoeddin, Etika Bisnis Perbankan, (Jakarta Sinar Harapan, 1996), hal. 81-82.
66
a. Tanggung jawab kepada dirinya sendiri, tanggungjawab kepada hati nurani. Apakah ia sudah bekerja sesuai dengan hati nuraninya sebagai pelaku bisnis yang baik dan bertanggungjawab atau sebaliknya. b. Tanggung jawab kepada pemberi amanah, dapat disamakan dengan tanggungjawab
kepada
orang
ataupun
pihak-pihak
yang
telah
mempercayakan kegiatan bisnis padanya. Sehingga ia akan terus menjaga kepercayaan itu dan tentunya adanya pertanggungjawaban yang diberikan pada orang yang telah memberikan kepercayaan itu. c. Tanggung jawab kepada orang yang terlibat, dapat dicontohkan sebagai tanggung jawab kepada atasan pada bawahan, apakah sebagai atasan telah memperhatikan hak-hak para bawahan, seperti gaji, cuti, bonus, tunjangan, dan kenaikan pangkat, sudah sesuai dengan hak atau prestasi yang telah diberikan. d. Tanggung jawab kepada konsumen. Dalam dunia bisnis, seorang produsen tidak dapat dipisahkan dari konsumen. Seorang konsumen harus diperlakukan dengan baik secara moral. Hal ini bukan hanya karena tuntunan etis, melainkan prasyarat mutlak untuk mencapai keberhasilan dalam bisnis. Etika bisnis berlaku ketika etika dalam praktek bisnis sejalan dengan kesuksesan bisnis. Dalam konteks bisnis modern, konsumen justru mudah
67
dipermainkan. Karena itu pelaku bisnis mempunyai kewajiban moral untuk bertanggung jawab melindungi dan menghindarkan kerugian bagi konsumen.9 Hipotesis yang dapat diambil sebagai dugaan sementara adalah: H3: terdapat pengaruh positif signifikan variabel tanggungjawab (responsibility) terhadap customer retention
di BMT Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. 4. Kebenaran terhadap customer retention Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur, yaitu kebajikan dan kejujuran. Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagai niat, sikap, dan prilaku yang benar yang meliputi proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh komoditas proses pengembangan, maupun proses upaya meraih atau menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka etika bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi, kerjasama atau perjanjian dalam bisnis. Islam tidak membenarkan setiap tindakan yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap diri, masyarakat, bahkan makhluk lain seperti binatang,
9
Bertens, K, Pengantar Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 2000), hal. 227.
68
tumbuhan, dan alam. Semua keputusan harus menguntungkan manusia baik di dunia maupun di akhirat.10 Para pelaku bisnis dituntut mempunyai kesadaran mengenai etika dan moral, karena keduanya merupakan kebutuhan yang harus dimiliki. Pelaku bisnis yang ceroboh dan tidak menjaga etika, tidak akan berbisnis secara baik sehingga dapat mengancam hubungan sosial dan merugikan konsumen. Hipotesis yang dapat diambil sebagai dugaan sementara adalah : H4: Terdapat pengaruh positif signifikan variabel kebenaran terhadap customer retention di BMT Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
C. Analisis Data Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema kemudian merumuskan hipotesis atau ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada hipotesis dan tema tersebut. Proses analisis data dimulai dengan mengkaji seluruh data yang ada dari berbagai sumber, seperti wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi maupun resmi, gambar, foto dan sebagainya.11
10
Harahap, Sofyan S, Etika Bisnis dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2011),
11
Moloeng, Metodologi Penelitian Kuantitatif edisi revisi, (Bandung: Penerbit Rosda, 2014),
hal. 79.
hal. 281.
69
1. Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen data adalah alat bantu penelitian yang digunakan suatu metode pengumpulan data yang berupa angket berisi butir-butir pertanyaan yang diberi tanggapan oleh responden. Penelitian ini menggunakan skala likert, yang sebenarnya bukan merupakan skala, melainkan suatu cara yang lebih sistematis untuk memberi skor pada indeks yang mana menggunakan 4 jawaban alternatif yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).12
Skala Likert Alternatif Jawaban
Positif
Sangat Setuju (SS)
4
Setuju (S)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan dikur oleh 12
Sangarimbun,Masri, Metode penelitian Survey, (Jakarta: LP3S,1989), hal. 111.
70
kuisioner tersebut.13 Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan correlatin product moment pearson. Standar signifikansi yang digunakan sebesar alpha 5% (0,05). Jika probabilitas lebih kecil dari alpha berarti item pertanyaan tersebut valid. Sebaliknya, jika probabilitas lebih besar dari alpha berarti pertanyaan tersebut tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap jawaban adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.14 Pengukuran reabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien reabilitas internal dari alpha. Untuk menguji reabilitas digunakan teknik rumus metode Cronbach Alpha. 2. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik adalah untuk menguji produk analisa yang digunakan, yaitu produk regresi linear berganda. Persamaan regresi linear berganda akan baik apabila memenuhi pengujian normalitas, tidak multikolinearitas, tidak autokorelasi, dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian tersebut adalah sebagai berikut: 13
Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 cet. 5, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 52. 14
Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 cet. 5, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 47.
71
a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakan model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebasr (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak ortogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesame variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen
manakah
yang dijelaskan
oleh
variabel
independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
72
independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Setiap penelitian harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai missal nilai tolerance = 0.10 sama dengan tingkat kolinearitas 0.95. walaupun multikolinearitas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabelvariabel independen mana sajakah yang saling berkorelasi.15 b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika terjadi variance dari residual yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas. 15
Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 cet. 5, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 105.
73
Karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang diatur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas). Tetapi jika tidak ada pola yang jelas, serta titi-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka artinya tidak terjadi heteroskedastisitas.16 c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, seperti variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan membandingkan dengan garis
16
Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 cet. 5, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 139.
74
diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.17
D. Pengujian Hipotesis 1. Analisis Regresi Berganda Regresi menunjukkan hubugan antara variabel yang satu dengan yang lain. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda yaitu dimana sebuah variabel terikat (Y) dihubungkan dengan dua atau lebih variabel bebas (X) bentuk regresinya adalah sebagai berikut:18 Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4 Dimana: Y=Customer Retention a= Konstanta b1, b2, b3, b4 = koefisien korelasi ganda X1= Varibel Keadilan X2=Varibel Kehendak Bebas X3=Variabel Responsibillity X4=Variabel Kebenaran
17
Ghazali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IMB SPSS 19 cet. 5, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), hal. 160. 18
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hal. 339.
75
2. Uji hipotesis Untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terkait baik secara parsial maupun secara stimulant maka dilakukan dengan melakukan uji signifikansi, yaitu dengan alat uji t-test dan f-test. a. Uji signifikansi Koefesien Regresi Secara Parsial (Uji t) Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis diuji dengan cara membandingkan t hitung dengan tabel : Jika t hitung < t tabel maka Ha ditolak berarti tidak ada pengaruh antara variabel keadilan, kehendak bebas, tanggungjawab, dan kebenaran secara parsial terhadap retensi nasabah. b. Uji Koefisien Regresi Secara Serentak (Uji F) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel X secara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel Y, dengan kata lain apakah garis regresi tersebut bermakna sebagai penaksir. Uji koefisien regresi secara serentak dimaksudkan untuk menguji kemaknaan garis regresi atau menguji apakah variabel-vaiabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis koefisen regresi secara serentak akan diuji dengan uji F. c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2) Uji koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh antara kedua variabel yang diteliti, maka dihitung
76
koefisien determinasi (Kd) dengan asumsi faktor-faktor lain diluar variabel dianggap konstan atau tetap.