BAB II STUDI PUSTAKA
2.1
Konsep Biaya
2.1.1 Biaya proyek Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan , pemakaian peralatan, bahan, dan tenaga kerja yang dipakai. Dengan adanya persaingan harga dalam suatu tender maka perlu adanya perkiraan yang tepat dan akurat, dan harus dimulai sejak pelaksanaan tender dimulai, sebab biaya yang telah disetujui dalam kontrak pelaksanaan tidak dapat diubah, semua kekurangan yang disebabkan oleh kesalahan dalam perkiraan biaya akan menjadi resiko kontraktor. Untuk itu diperlukan perhitungan analisa dan pengalaman kerja yang cukup banyak agar tidak mengalami kerugian dalam pelaksanaan proyek. Menurut Ervianto (2002), biaya konstruksi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu biaya langsung dan tidak langsung, sebagai berikut : 1. Biaya Langsung Adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi atau bangunan dengan mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya langsung terdiri atas : a. Biaya bahan bangunan ( Material) b. Upah c. Biaya peralatan 2. Biaya Tak Langsung a. Biaya overhead, adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha di lapangan.
II - 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
b. Biaya tak terduga, adalah biaya untuk kejadian yang mungkin terjadi atau tidak terjadi. c. Keuntungan, adalah hasil jerih payah keahlian. 2.1.2. Biaya Peralatan Biaya peralatan meliputi biaya sewa alat, biaya mobilisasi dan demobilisasi, biaya pasang (erection), biaya bongkar (dismantle), biaya penunjang dan biaya pengoperasian alat. 1. Biaya sewa alat Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa alat yang dipakai dengan satuan rupiah per bulan. 2. Biaya mobilisasi dan demobilisasi Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan alat ke proyek konstruksi dan pengembalian alat setelah tidak dipergunakan. 3. Biaya pasang (erection ) dan bongkar (dismantle) Biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan dan pembongkaran di lapangan menggunakan jasa tenaga orang dan dengan alat bantu mobil crane. 4. Biaya operasional Biaya untuk pembelian suku cadang dan perbaikan apabila terjadi kerusakan atau penggantian komponen pada saat pelaksanaan, biaya operator dan rigger meliputi biaya upah dan biaya lembur, biaya bahan bakar dan pelumas untuk penggunaan sumber daya listrik untuk tower crane menggunakan genset kapasitas 150 kva.
2.2.
Konsep Waktu
Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiataan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan. Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu : II - 2 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
a. Menunjukan hubungan tiap kegiatan dan terhadap keseluruhan proyek. b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan. c. Menunjukan perkiaraan biaya dan waktu yang wajar untuk tiap kegiatan. d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya. Fakto-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat penjadwalan : a. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. b. Alasan sosial politik, misalnya proyek tersebut didanai dari APBN/APBD. c. Kondisi alam dan lokasi proyek. d. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, tenaga kerja dan penunjang lainnya. e. Produktivitas peralatan dan tenaga kerja selama pelaksanaan berlangsung. f. Cuaca, musim dan gejala alam lainnya. g. Referensi hari kerja efektif.
2.3.
Peralatan
2.3.1. Pemilihan peralatan Pemilihan peralatan menurut Rostiyanti (2008) ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi : 1. Spesifikasi alat disesuaikan fungsi pemakaiannya. 2. Kapasitas peralatan yang berdasarkan pada volume atau berat material yang akan dikerjakan. 3. Cara operasi alat berdasarkan arah, horisontal atau vertikal. 4. Pembatasan dari metode yang akan dipakai. 5. Berdasarkan keekonomisan tergantung dari biaya sewa, biaya operasi dan perawatan. II - 3 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
6. Berdasarkan jenis proyek. 7. Lokasi proyek. 8. Jenis dan daya dukung tanah. 9. Kondisi medan lapangan pekerjaan. 2.3.2. Sumber Peralatan Dalam pelaksanaan pembangunan, suatu proyek dapat memperoleh peralatan dengan jalan menyewa ataupun membeli. Pada kondisi tertentu, pembelian peralatan akan menguntungkan secara financial, sedangkan pada kondisi yang lain akan lebih ekonomis dan efesien untuk menyewanya.
2.3.3. Tower Crane 2.3.3.1.1. Definisi Tower Crane Menurut Rostiyanti (2008) tower crane merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal dan horisontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang gerak terbatas. Disebut tower karena memiliki rangka vertikal dengan bentuk standar dan didudukan pada perletakan. Fungsi utama tower crane adalah mendistribusikan material dan peralatan yang dibutuhkan oleh proyek baik dalam arah horizontal maupun vertikal. Tower crane merupakan alat elektromotor, artinya menggunakan tenaga listrik untuk menggerakannya, tenaga listrik yang digunakan dapat menggunakan listrik PLN ataupun menggunakan generator set.
2.3.3.2.
Jenis-Jenis Tower Crane
Menurut Rostiyanti (2008), jenis-jenis tower crane dibagi berdasarkan cara berdirinya : 1. Free standing crane
II - 4 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Tower crane yang berdiri bebas diatas pondasi yang khusus dipersiapkan untuk alat tersebut. 2. Rail mounted crane Tower crane berdiri pada rel yang telah dipersiapkan, sehingga dapat bergerak sepanjang rel tersebut. Rel harus dipasang pada permukaan yang datar dan membutuhkan area yang luas untuk pemasangannya. 3. Climbing crane Tower crane diletakan di dalam struktur gedung bangunan pada core atau inti bangunan. Bergerak naik bersamaan dengan naiknya struktur, naiknya crane ini dimungkinkan dengan adanya sistem hydraulics jack. 4. Tied in crane Tower crane diikat secara horisontal dengan bangunan struktur yang ada.
Free standing crane
Gambar 2.1 Free standing crane (sumber : Rostiyanti, 2008 )
II - 5 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Gambar 2.2 Rail mounted crane (sumber : http://www.enr.com/ext/resources/archives/images2/2008/10/081015-33.jpg )
Gambar 2.3 (a) Tied-in crane , (b) climbing crane (sumber : Rostiyanti, 2008 )
Menurut Rostiyanti (2008), jenis-jenis tower crane berdasarkan jenis lengan pada crane yang disebut jib : 1. Saddle jib tower crane Merupakan tower crane dengan lengan yang mendatar membentuk sudut 900 terhadap tiang tower crane atau mast. 2. Luffing jib tower crane Merupakan tower crane yang mernpunyai jib yang dapat diatur lebih dari sudut 900 terhadap tiang tower crane atau mast.
II - 6 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Gambar 2.4 Saddle jib tower crane (sumber: http://indotowercrane.com/wpcontent/uploads/2012/10/jl5015-tower-crane-stationary-500x440.jpg)
Gambar 2.5 Luffing crane (sumber: manual book SCM D-160 )
II - 7 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
2.3.3.3.
Bagian-bagian Tower Crane
Tower crane memiliki bagian-bagian yang mempunyai fungsi sama : 1. Base (Pondasi) Merupakan tempat kedudukan yang berfungsi menahan gaya aksial dan gaya tarik. 2. Base Section Bagian / segmen paling dasar dari badan tower crane yang langsung dipasang ke pondasi. 3. Mast Section Bagian dari badan tower crane yang berupa segmen kerangka dipasang untuk menambah ketinggian. 4. Climbing Frame Bagian dari tower crane yang berfungsi sebagai penyangga saat penambahan ketinggian dengan mast. 5. Support Seat Merupakan kedudukan atau tumpuan yang menyokong slewing ring dalam mekanisme putar, terdiri dari bagian atas dan bagian bawah. 6. Slewing Ring Mast yang ikut berputar 360 derajat, terletak dibawah cat head. 7. Slewing Mast Mast yang ikut berputar bersama jib, terletak dibawah cat head. 8. Cat Head Puncak tower crane yang berfungsi sebagai tumpuan kabel. 9. Jib Lengan pengangkut beban dengan panjang bermacam-macam tergantung kebutuhan. 10. Counter Jib II - 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Lengan penyeimbang terhadap momen. 11. Counter Weight Blok beton yang merupakan pemberat sebagai penyeimbang. 12. Cabin Set Ruang untuk operasional operator. 13. Acces Ladder Tangga vertikal sebagai akses bagi operator menuju cabin set. 14. Trolley Trolley hanya ada pada tipe sadle jib, yaitu alat untuk membawa hook sehingga dapat bergerak secara horisontal sepanjang jib, pada tipe luffing tidak ada trolley karena hook hanya terkait pada ujung jib dan pergerakan hook mengikuti pergerakan jib yang dapat naik atau turun dengan membentuk sudut dengan mast. 15. Hook Alat pengait beban.
Gambar 2.6 Bagian-bagian tower crane (sumber : Rostiyanti, 2008 )
II - 9 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
2.3.3.4.
Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja tower crane terdiri dari : 1.
Hoisting Mechanism ( mekanisme angkat ) Mekanisme ini digunakan untuk mengangkat beban. Gerakan ini adalah gerakan naik/ turun beban yang telah dipasang pada kait diangkat atau diturunkan dengan menggunakan drum/hook, dalam hal ini putaran drum disesuaikan dengan drum/hook yang sudah direncanakan. Hook digerakkan oleh motor listrik dan gerakan drum/hook dihentikan dengan rem sehingga beban tidak akan naik atau turun setelah posisi yang ditentukan sesuai dengan yang direncanakan.
2. Slewing Mechanism ( mekanisme putar ) Mekanisme ini digunakan untuk memutar jib dan counter jib sehingga dapat mencapai radius yang diinginkan. 3. Trolley Traveling Mechanism ( mekanisme jalan trolley ) Mekanisme ini hanya digunakan pada tipe saddle jib untuk menjalankan trolley maju dan mundur sepanjang jib. 4. Traveling Mechanism ( mekanisme jalan ) Mekanisme ini digunakan untuk menjalankan bogie (kereta) untuk traveling tower crane.
2.3.3.5.
Kapasitas Alat
Besarnya muatan yang dapat diangkat oleh tower crane telah diatur dan didapatkan dalam manual operasi yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya. Prinsip dalam penentuan beban yang bisa diangkat adalah berdasarkan prinsip momen. Jadi pada jarak dan ketinggin tertentu memilik momen batas yang tidak boleh dilewati. Panjang lengan muatan dan daya angkut muatan merupakan suatu perbandingan yang bersifat liniear. II - 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Perkalian panjang lengan dan daya angkat maksimum pada setiap titik adalah sama dan menunjukan kemampuan momen yang bisa diterima oleh tower crane tersebut.
2.4.
Produktivitas Alat
2.4.1 Dasar-dasar Perhitungan Produktivitas Dalam Merencanakan proyek yang dikerjakan dengan alat –alat berat, suatu hal yang sangat penting adalah menghitung kapasitas operasi peralatan tersebut. Hal ini karena kapasitas operasi merupakan komponen utama dalam perhitungan waktu pelaksanaan disamping beban kerja alat ( volume pekerjaan ). Pada umumnya peralatan yang digunakan dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Peralatan bertenaga non mesin Adalah peralatan yang dalam melakukan fungsinya menggunakan tenaga manusia. 2. Peralatan bertenaga mesin Adalah peralatan yang dalam melakukan fungsinya menggunakan tenaga mesin. Ada beberapa faktor yang harus dilihat dalam menghitung produktivitas peralatan : 1. Kapasitas Produksi ( Angkat ) Metode dalam menentukan kapasitas operasi peralatan, yaitu kapasitas angkat, perhitungan kapasitas angkat didasarkan pada volume yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam. Rumus produksi perjam menurut Rochmanhadi (1984). =
60
Dimana : Q
= Produksi perjam
II - 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
q
= produksi dalam satu siklus
cm
= waktu siklus
E
= efisien kerja
2. Volume Pekerjaan Volume pekerjaan adalah jumlah kapasitas pekerjaan yang harus diselesaikan dalam setiap pekerjaan. 3. Waktu Siklus Jumlah waktu dalam satu waktu yang dipakai pada operasi individual atau kombinasi dengan peralatan lain tiap satu siklus yang tergantung pada : a. Lintasan operasi b. Kecepatan pada berbagai gerakan c. Tinggi pengangkatan d. Kehilangan waktu untuk percepatan dan perlambatan e. Waktu menunggu f. Waktu yang dihabiskan untuk pindah posisi ke posisi berikutnya, dan sebagainya 4. Efesiensi Kerja Efisiensi kerja dinyatakan dalam suatu besaran faktor koreksi (Fk) yang merupakan suatu faktor yang diperhitungkan pengaruh unsur yang berkaitan dengan mesin, manusia dan keadaan cuaca dan faktor waktu kerja efektif terhadap pengoperasian peralatan yang dapat dilihat pada tabel – tabel berikut ini :
II - 12 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Tabel 2.1 Tabel faktor kondisi kerja dan manajemen/ tata laksana
Sumber : Rochmanhadi, ( 1984)
Tabel 2.2 Waktu kerja efektif Kondisi Waktu Kerja Efektif Baik Sekali 55 menit / jam
Efesiensi Kerja 0,92
Baik
50 menit / jam
0,83
Sedang
45 menit / jam
0,75
Jelek
40 menit / jam
0,67
Sumber : Rochmanhadi, (1984)
Tabel 2.3 Keadaan Cuaca Keadaan Cuaca Cerah
1,0
Mendung/gerimis / berdebu
0,8
Efesiensi Kerja
Sumber : Rochmanhadi, (1984)
Tabel 2.4 Keterampilan Operator dan Crew Keterampilan Operator dan Crew Sempurna
1,0
Rata-rata Baik
0,75
Kurang
0,60
Efesiensi Kerja
Sumber : Rochmanhadi, (1984)
II - 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
2.5.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah sebagai berikut : No
Nama
Judul
Hasil
1
Muhammad Ridha, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya 2011.
Perbandingan Biaya Dan Waktu Pemakaian Alat Berat Tower Crane Dan Mobil Crane Pada Proyek Rumah Sakit Haji Surabaya
Waktu tercepat untuk pekerjaan pengecoran dan pengangkat material adalah kombinasi Tower Crane dan Concrete Pump dengan selisih 161,35 jam dan biaya termurah adalah kombinasi Mobile Crane dengan selisih biaya Rp. 215.713.000,00.
2
Hari Jamato, Muhamad Aswanto,Trijeti, Universitas Muhammdiyah, Jakarta 2015
Perbandingan penggunaan tower crane dengan mobil crane ditinjau dari efisiensi waktu dan biaya sebagai alat angkat utama pada pembangunan gedung.
3
Arif Wibowo, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2014.
Analisis waktu dan biaya pemasangan dan pembongkaran tower crane
4
Zulfi Nihayatun N, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta 2014.
Perhitungan produktivitas dan estimasi waktu pengecoran kolom menggunakan tower crane
Pekerjaan struktur oleh Tower crane pada gedung ini adalah 326,53 jam dengan biaya Rp505.751500,00,sedangkan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan struktur oleh Mobil crane pada gedung ini adalah 455,56 jam dengan biaya Rp 325.247.500,00 Waktu pembongkaran 675 menit dan waktu pemasangan 790 menit, biaya total pembongkaran dan pemasangan Rp. 234,865,000,00 Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, yang dapat mempengaruhi waktu dan efektifitas kerja di dalam pelaksanaan pekerjaan. Hasil produktivitas 6,67 ton/jam dan estimasi waktu pengangkatan 0,576 jam.
II - 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Nama
Judul
Hasil
5
Liony Dwi Putri Takaredas,Arfan Utiarahman, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo 2014.
Efisiensi penggunaan alat berat pada pembangunan gedung training centre universitas negeri gorontalo
6
Asri Dwi Lestari, Institut Identifikasi faktor yang Teknologi Bandung, mempengaruhi Bandung 2012. produktivitas tower crane.
7
Agnes Maria Wijaya, Ayu Wirastuti, Paulus Nugraha, Sandra Loekita, Universitas Kristen Petra, Surabaya 2015.
Durasi normal yang diperoleh berdasarkan volume pekerjaan dengan menggunakan kombinasi Tower Crane dan Truck Mixer yaitu 31 hari kerja dan biaya Rp.302.585.855,45. Hasil analisis dari berbagai metode yang dilakukan didapatkan kombinasi alat yang paling efisien yaitu dengan menggunakan penambahan Truck Mixer. Setelah dilakukan penambahan Truck Mixer maka dihasilkan durasi 29 hari kerja dengan biaya Rp. 301.440.690,36 Dari faktor-faktor yang diperoleh, terdapat beberapa faktor yang memiliki keterkaitan satu sama lain, yaitu: 1. Faktor alat dengan faktor material yang diangkat, 2. Faktor alat dengan faktor manajemen, 3. Faktor SDM dengan faktor lingkungan, 4. Faktor SDM dengan faktor manajemen, dan 5. Faktor material yang diangkat dengan faktor manajemen. Hasil analisa dari penelitian menunjukkan bahwa untuk monitoring penjadwalan proyek jika dibandingkan antara rencana dan realisasinya, maka proyek tersebut tidak berjalan sesuai dengan
No
Monitoring penjadwalan proyek & evaluasi jumlah tower crane pada proyek condominium & podium sebuah plaza di tengah kota
II - 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
8
jadwal rencana serta mengalami kemunduran, baik untuk area Condominium maupun Podium. Kemunduran dapat dilihat dari zona pengecoran tiap lantai dimana besarnya kemunduran berkisar antara 17 hingga 52 hari. Alternatif skenario evaluasi jumlah grup TC yang paling optimal adalah skenario 3, dimana pada skenario tersebut TC1 tidak digunakan untuk mengangkut material. Braham Soemartomo Studi tentang Hasil dari penelitian dapat , Drs.Ir.Sutikno,MT. , pemilihan jenis crane disimpulkan bahwa pihak Universitas Negeri untuk proyek bangunan kontraktor menggunakan Surabaya, Surabaya industri tower crane diperuntukan 2014. untuk sebuah proyek mall dan apartemen yang memiliki lingkup area yang luas (> 100.000 m²). Pihak kontraktor dalam memilih alat berat jenis crane ini memperhatikan faktor luasan area proyek yang akan dikerjakan, kemudian disesuaikan dengan kapasitas crane yang akan dipakai.Biaya yang harus dikeluarkan untuk menyewa tower crane dalam satu bulan mencapai Rp. 61.830.000, sedangkan untuk mobile crane biaya yang harus dikeluarkan Rp. 58.200.000.
II - 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
9
Robertus R. Sunur, Adi Kurniawan, Universitas Petra Surabaya, Surabaya 2007.
Program perhitungan efektivitas penggunaan tower crane pada bangunan bertingkat.
Pada Program Perhitungan Efektivitas Penggunaan Tower Crane menghasilkan durasi total penggunaan TC, dimana durasi ini dipakai untuk memperkirakan efektivitas penggunaan TC. Program Perhitungan Efektivitas TC bisa digunakan untuk mencari efektivitas penggunaan TC yang paling optimal yaitu dengan cara trial and error dengan mengubah data-data yang dapat diubah seperti jenis TC, jam kerja per hari, ukuran buket, dan letak sumber material. Program Perhitungan Efektivitas TC dapat digunakan dengan mudah oleh pemakai program karena program ini diproses dengan menggunakan software Microsoft Excel XP sehingga pemakai program dapat langsung mengoperasikan tanpa harus meng-install software lain.
II - 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB II – STUDI PUSTAKA
Posisi penelitian ini :
Biaya
Waktu
Luffing Tower crane
PENELITIAN INI Loekita et all,2015 Nihayatun,2014 Sunur et all,2007 Lestari,2014
Wibowo ,2014
Sumartomo, 2014 ,2014
Saddle Tower crane
Tower crane
Ridha,2011 Takaredas,2014 Jamato et all,2015
Mobile crane
Gambar 2.7 : Posisi penelitian
II - 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/