BAB II LANDASAN TEORI
1.1
Teori Yang Relevan
1.1.1
Pasar Modal
2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal menurut beberapa ahli. Pandji dan Piji (2008 : 5) mengemukakan pengertian pasar modal sebagai berikut: Pasar modal pada hakikatnya adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang, penambahan financial assets (dan hutang) pada saat yang sama, memungkinkan investor untuk mengubah dan menyesuaikan portofolio investasi (melalui pasar sekunder). Definisi pasar modal sesuai UU No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 butir 13 Tentang Pasar Modal yaitu “Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Pasar berfungsi fasilitator untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang memerlukan dana dalam jangka panjang. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eduardus Tandelilin (2001 : 113) bahwa “Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas.”
9
10
2.1.1.2 Fungsi Pasar Modal Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara. Karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan, yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (issuer, pihak yang menerbitkan efek atau emiten). Dengan adanya pasar modal, maka pihak yang memiliki kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbal hasil (return), sedangkan pihak issuer dapat memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi perusahaan. Sedangkan pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbal hasil bagi pemilik dana, sesuai karakteristik investasi yang dipilih. Dengan adanya pasar modal, diharapkan aktivitas perekonomian dapat meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala lebih besar, dan selanjutnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran masyarakat luas. Fungsi pasar modal menurut Sutrisno (2003 : 342) yaitu sebagai berikut: Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategis yang menyebabkan lembaga ini mempunyai daya tarik baik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki dana maupun pemerintah. Beberapa fungsi pasar modal adalah: 1. Sebagai sumber penghimpun dana Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh
11
perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara konvensional. 2. Sebagai sarana investasi Pada umumnya perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis yang baik dan kredibel, sehingga efek-efek yang telah dikeluarkan akan laku diperjualbelikan, maka bagi investor merupakan alternatif instrumen investasi. Investasi di pasar modal lebih fleksibel, sebab setiap investor bisa dengan mudah memindahkan dananya dari satu perusahaan ke perusahaan yang lainnya atau dari satu industri ke industri yang lainnya. 3. Pemerataan pendapatan Perusahaan-perusahaan yang go public pada pasar modal memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati keuntungan dari perusahaan berupa bagian keuntungan atau dividen, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat, artinya ada pemerataan pendapatan kepada masyarakat. 4. Sebagai pendorong investasi Salah satu faktor yang mendorong agar pihak swasta maupun asing mau melakukan investasi adalah terciptanya iklim investasi yang kondusif bagi mereka. Salah satu iklim yang kondusif adalah likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal, semakin banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar modal dan semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga di pasar modal. Rusdin (2008:2) mengemukakan peranan pasar modal di Indonesia yaitu, sebagai berikut: a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan dipasar modal. Sebaliknya perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui pasar modal tersebut. b. Pasar modal sebagai alternatif investasi Pasar modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu. c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik. Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan.
12
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan. Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen lebih profesional, efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi “good corporate governance” serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor. e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah.
2.1.1.3 Jenis-Jenis Pasar Modal Pasar modal dapat dikategorikan menjadi pasar perdana, pasar sekunder, pasar ketiga dan pasar keempat. 1. Pasar Perdana/ Pasar Primer (Primary Market) Pasar Perdana adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum dicatatkan di bursa efek. Di sini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi (Underwriter) melalui perantara pedagang efek (Broker-Dealer) yang bertindak sebagai agen penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/ IPO). Ciri-ciri pasar perdana menurut Mohamad Samsul (2006 : 47): a. Emiten menjual saham kepada masyarakat luas melalui penjamin emisi dengan harga yang telah disepakati antara emiten seperti yang tertera dalam prospektus, atau ada ancer-ancer harga apabila menggunakan sistem book-building b. Pembeli tidak dipungut biaya transaksi
13
c. Pembeli belum pasti memperoleh jumlah saham sebanyak yang dipesan, apabila terjadi over-subscribed d. Investor membeli melalui penjamin emisi ataupun agen penjual yang ditunjuk e. Masa pesanan terbatas f. Penawaran melibatkan profesi seperti akuntan publik, notaris, konsultan hukum, dan perusahaan penilai Apabila jumlah saham yang diminta oleh investor lebih besar daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kelebihan pesanan (oversubscribed). Konsekuensinya, akan dilakukan penjatahan pesanan secara proporsional dengan jumlah pesanan atau dengan menggunakan metode lainnya yang telah ditetapkan dalam buku propektus, Apabila jumlah saham yang diminta investor lebih kecil daripada jumlah saham yang ditawarkan, maka penawaran umum akan mengalami kekurangan pesanan (undersubscribed). Konsekuensinya, seluruh pesanan dapat terpenuhi. 2. Pasar Sekunder/ Secondary Market Pasar sekunder adalah pasar untuk memperdagangkan saham yang sudah beredar. Perdagangan saham dilakukan diantara pemegang saham dan calon pemegang saham. Dana yang ada di pasar sekunder tidak lagi diterima di perusahaan, tetapi berpindah diantara pemegang saham. Ciri-ciri pasar sekunder menurut Mohamad Samsul (2006 ; 48): a. Harga terbentuk oleh investor (order driven) melaui perantara efek (anggota bursa) yang berdagang di Bursa Efek b. Transaksi dibebani biaya jual dan beli c. Pesanan dapat berjumlah tak terbatas
14
d. Anggota bursa memasukkan tawaran jual/beli investor ke dalam komputer perdagangan yang disediakan oleh pihak bursa e. Anggota bursa beli menyelesaikan pembayaran dana kepada Sentral Kliring, kemudian menerima sahamnya dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kustodian dengan menunjukkan bukti pembayaran dari Sentral Kliring. f. Anggota bursa jual menyelesaikan penyerahan saham kepada Sentral Kustodian, kemudian menerima dana dengan cara pemindahbukuan oleh Sentral Kliring. 3. Pasar Ketiga Pasar ketiga merupakan bagian dari pasar over the counter (OTC). Pasar ini adalah sarana transaksi jual beli efek antara market marker (anggota bursa) serta investor dan harga dibentuk oleh market marker. Investor dapat memilih market marker yang memberi harga terbaik. Para market marker ini akan bersaing dalam menentukan harga saham, karena satu jenis saham dipasarkan oleh lebih dari satu market marker. Pasar OTC merupakan pasar negosiasi. Pasar ini terdiri dari saham yang tidak terdaftar di bursa efek. Pasar OTC tidak mempunyai lokasi yang spesifik. Pasar OTC sebagaimana dinyatakan oleh Jeff Madura (2001 : 67) “merupakan jaringan informal dari para broker dan para dealer yang melakukan negosiasi dalam penjualan sekuritas. 4. Pasar Keempat Pasar keempat adalah pasar yang diadakan diantara institusiinstitusi yang berkapasitas besar. Pasar keempat umumnya menggunakan jaringan komunikasi untuk memperdagangkan saham dalam jumlah blok besar. Blok besar ini merupakan transaksi yang meliputi sedikitnya 10.000 lembar saham.
15
2.1.1.4 Faktor-Faktor Keberhasilan Pasar Modal Menurut Suad Husnan (2003 : 8), keberhasilan pasar modal dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain sebagai berikut: a. Suplay Sekuritas, berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekurits di pasar modal. b. Demand akan sekuritas, berarti harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. c. Kondisi politik dan ekonomi, kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi suplai dan demand akan sekuritas. d. Masalah hukum dan peraturan, pembeli sekuritas pada dasarnya mengandalkan diri pada informasi yang disediakan oleh perusahaanperusahaan yang menerbitkan sekuritas. e. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien, kegiatan di pasar modal pada dasarnya merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pemilik dana dan pihak yang memerlukan dana secara langsung (artinya tidak ada perantara keuangan yang mengambil alih risiko investasi).
1.1.2
Kinerja Keuangan perusahaan Jumingan dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2006 : 240)
mengemukakan “Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan menyangkut riview data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan pada suatu periode tertentu.” Sedangkan kinerja keuangan menurut Keown et al yang diterjemahkan oleh Chaerul dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (2001 : 77) adalah “Mengevaluasi kinerja keuangan dengan laporan keuangan merupakan masalah
16
yang sulit karena berhubungan dengan keluwesan atas sekumpulan aturan dan prinsip yang diikuti akuntan dalam menyiapkan laporan keuangan perusahaan.” Jadi, kinerja keuangan adalah prestasi kerja yang dicapai oleh perusahaan yang tercermin melalui informasi keuangan yang menggambarkan nilai perusahaan pada suatu periode dan kinerja perusahaan selama satu periode. Informasi keuangan yang lazim digunakan adalah neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam bebagai bentuk seperti, sebagai laporan arus kas dan laporan arus dana). Kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi sebagai bahan untuk pengambilan keputusan. Dengan adanya standar pelaporan untuk laporan keuangan maka informasi ini sering dijadikan dasar analisis bagi investor dalam penilaian kinerja keuangan perusahaan, dengan menggunakan analisis laporan keuangan.
2.1.3
Laporan Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat secara periodik dengan menggunakan prinsip akuntansi yang diterima umum. Berikut definisi laporan keuangan menurut beberapa ahli. Menurut Harahap (2004 : 38): Laporan keuangan adalah merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan juga bermanfaat sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan atau sebagai laporan pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan perusahaan dan sebagai gambaran indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai tujuannya.
17
Menurut Ridwan S. Sudjaja dan Inge Barlian (2004 : 76): Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi, analisis data keuangan dan aktivitas perusahaan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas perusahaan tersebut. Menurut Bambang Riyanto (2001 : 327): Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan, dimana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu dan laporan rugi laba (income statement) mencerminkan hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu yang biasanya meliputi periode untuk satu tahun. Menurut Martono dan Agus Harjito (2002 : 52): Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi/laba suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Menurut Slamet Sugiri (2001 : 15): Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi. Sabagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak (misalnya pemilik dan kreditor). Laporan keuangan yang utama terdiri atas neraca, laporan rugilaba, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan.
18
2.1.3.2 Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009 : 5) adalah: Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Tujuan laporan keuangan menurut Harnanto (2002 : 14): 1. Menyajikan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dan pengambil keputusan ekonomi. 2. Tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai dalam pengambilan keputusan dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3. Menyediakan informasi tentang apa yang telah dilakukan oleh manajemen (Stewardship). 4. Catatan dan skedul tambahan.
2.1.3.3 Pengguna Laporan Keuangan Laporan keuangan dipergunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Beberapa pengguna laporan keuangan antara lain: 1. Investor Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka memberikan informasi apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut.
19
2. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman (Kreditur) Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayarkan pada saat jatuh tempo. 4. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai hidup perusahaan terutama jika mereka terlibat dalam penyajian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan. 5. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Pemerintah juga membutuhkan informasi yang mengatur aktivitas perusahaan. Menetapkan kebijakkan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 6. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara, misalnya
perusahaan
dapat
memberikan
kontribusi
berarti
pada
20
perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2.1.3.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Harahap (2004 : 22-23) mengemukakan bahwa, menurut Standar Akuntasi Keuangan sifat dan keterbatasan laporan keuangan adalah: 1. Laporan keuangan bersifat historis. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dengan berbagai pertimbangan. 4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian bila terdapat kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. 5. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis atau peristiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya. 6. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat informasi yang dilaporkan. 7. Angka-angka di satu laporan berkaitan dengan angka-angka di laporan lainnya. 8. Angka-angka akuntansi umumnya didasarkan pada hasil transaksi pertukaran sehingga hanya menggambarkan nilai saat ini. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Jakarta (2002 : 4) secara terperinci menjelaskan keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut: 1. Laporan keuangan adalah laporan yang bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam penggunaannya. Bila dihubungkan dengan kepentingan para investor terdapat dua hal yang bertentangan yakni:
21
2.
3.
4.
5.
6.
a. Laporan keuangan adalah pencerminan dari hal-hal yang telah lampau, sedangkan para investor berorientasi pada masa mendatang dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi. Laporan keuangan hanya sekedar petunjuk arah mengenai turun naiknya harga saham. b. Betapapun laporan keuangan itu dapat membantu investor, namun masih diperlukan ramalan-ramalan oleh para investor. Laporan keuangan bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai. Data yang disajikan dalam laopran keuangan itu berkaitan satu sama lain secara fundamental, misalnya posisi keuangan dengan perubahannya yang tercermin pada perhitungan rugi-laba. Kejadian-kejadian dalam perusahaan diolah dalam bentuk data-data yang digolong-golongkan, dijumlahkan, diikhtisarkan, dan pengukurannya dinyatakan dalam satuan uang (rupiah) dan dengan dasar penilaian tertentu. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam penyusunannya tidak dapat dilepaskan dari penaksiran-penaksiran dan pertimbangan-pertimbangan, namun demikian hal-hal yang dinyatakan dalam laporan keuangan dapat diuji melalui bukti-bukti ataupun cara-cara perhitungan yang masuk akal. Laporan keuangan itu bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya; harta, kekayaan bersih dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah. Laporan keuangan itu lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya peristiwa-peristiwa itu dilihat dari sudut ekonomi daripada berpegang pada formilnya. Laporan keuangan itu menggunakan istilah-istilah teknis, dalam hubungan ini sering kedapatan istilah-istilah yang umum dipakai diberikan pengertian khusus, di lain pihak laporan keuangan itu mengikuti kelaziman-kelaziman dan perkembangan dunia usaha.
2.1.3.5 Komponen Laporan Keuangan Komponen Laporan Keuangan yang lengkap meliputi: A. Laporan Posisi Keuangan Pada Akhir Periode Adalah laporan keuangan sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuan disusun untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal
22
tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan pada saat akhir tahun kalender. Tiga bagian utama laporan posisi keuangan anatar lain: 1. Aktiva Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberikan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan. Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi: a. Aktiva lancar Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi pada periode berikutnya. Yang termasuk kelompok aktiva lancar antara lain: -
Kas
-
Investasi Jangka Pendek
-
Piutang Wesel
-
Piutang Dagang
-
Persediaan
-
Piutang Penghasilan atau Penghasilan yang Masih Harus Diterima
-
Persekot atau Biaya yang Dibayar Dimuka
b. Aktiva tidak lancar Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau
23
tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Yang termasuk aktiva tidak lancar adalah: -
Investasi Jangka Panjang
-
Aktiva Tetap
-
Aktiva Tetap Tidak Berwujud
-
Beban yang Ditangguhkan
-
Aktiva lain-lain
c. Aktiva lain-lain Adalah investasi atau kekayaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Isi dari pos aktiva lain-lain adalah kekayaan atau investasi yang tidak bisa dikelompokan dalam aktiva lancar dan tetap. 2. Kewajiban (Hutang) Adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Hutang Lancar (Hutang Jangka Pendek) Adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan. Hutang lancar meliputi: -
Hutang Dagang
-
Hutang Wesel
24
-
Hutang Pajak
-
Biaya Yang Masih Harus Dibayar
-
Hutang Jangka Panjang Yang Segera Jatuh Tempo
-
Penghasilan Yang Diterima Dimuka
b. Hutang Jangka Panjang Adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) masih jangka panjang (lebih dari datu tahun tanggal neraca). Hutang jangka panjang meliputi antara lain: - Hutang Obligasi - Hutang Hipotek - Pinjaman Jangka Panjang uang lain. 3. Ekuitas (Modal) Adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan yang merupakan selisih antara
aktiva
dan
kewajiban
yang
ada.
Unsur
ekuitas
dapat
disubklasifikasikan menjadi dua yaitu: a. Ekuitas yang berasal dari ekuitas pemilik, misalnya modal saham (termasuk agio saham bila ada) b. Ekuitas yang berasal dari hasil operasi, yaitu laba yang tidak dibagikan kepada para pemilik, misalnya dalam bentuk dividen (ditahan). Bentuk atau susunan laporan posisi keuangan pada akhir periode tidak ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan tergantung pada tujuan yang akan dicapai, tetapi bentuk neraca yang umum digunakan:
25
1. Bentuk Skontro (Account Form), dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal tercantum sebelah kanan/kredit. 2. Bentuk Vertikal (Report Form), dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti dengan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal. 3. Bentuk yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki nampak jelas misalnya besarnya modal kerja neto (net working capital). B. Laporan Laba Rugi Komprehensif Selama Periode Adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Dua komponen utama rugi-laba: 1. Pendapatan (Revenue) Adalah hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada pelanggan. Terdapat empat alternatif keadaan suatu pendapatan akan diakui, yaitu: a. Selama produksi b. Pada saat proses produksi selesai c. Pada saat penjualan d. Pada saat penagihan kas
26
2. Biaya (Expense) Adalah semua biaya yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada penghasilan. Biaya biasanya dibagi dalam tiga golongan: a. Biaya yang dihubungkan dengan penghasilan pada periode itu. b. Biaya yang dihubungkan dengan periode tertentu yang tidak dikaitkan dengan penghasilan. c. Biaya yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode mana pun. Bentuk dari laporan rugi-laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut: a. Bentuk Single Step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba
bersih
hanya
memerlukan
satu
langkah
yaitu
mengurangkan total biaya terhadap total penghasilan b. Bentuk Multiple Step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang digunakan secara umum. C. Laporan Perubahan Ekuitas Selama Periode Adalah
laporan
yang
disusun
secara
sistematis
yang
mengambarkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam harta dan kewajiban perusahaan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukan: 1. Rugi/laba bersih periode yang bersangkutan
27
2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan/kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung dalam ekuitas. 3. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan terkait. 4. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik. 5. Saldo akumulasi rugi dan laba pada awal dan akhir periode serta perubahanya. 6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis model saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahannya. D. Laporan Arus Kas Selama Periode Menggambarkan jumlah arus masuk/penerimaan kas dan jumlah kas yang keluar/pembayaran atau pengeluaran kas dalam suatu periode yang diklasifikasikan dalam kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Informasi yang terdapat dalam laporan arus kas dapat membantu menunjukan bagaimana mungkin sebuah perusahaan yang melaporkan kerugian tetap dapat membeli aktiva tetap atau membayar dividen. Pelaporan kenaikan dan penurunan bersih kas menjadi berguna karena para investor, kreditor dan pihak lainnya ingin mengetahui apa yang sedang terjadi dengan sumber dana perusahaan yang paling likuid yaitu kas.
28
E. Catatan atas Laporan Keuangan Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi. Bilamana penjelasan tiap akun neraca dan laba rugi masih perlu dirinci, maka dijabarkan dalam lampiran. Kebijakan akuntansi menjelaskan kapan periode akuntansinya, metode pencatatan, metode pengakuan pendapatan, metode pengakuan aktiva tetap dan penyusutannya, dan sebagainya. Dalam akuntansi banyak metode yang diperbolehkan dalam standar. Akuntan perusahaan memilih metode yang paling tepat untuk perusahaan. Keputusan memilih harus mendapat persetujuan dari direktur/manajer puncak. Penjelasan tiap-tiap akan merinci akun-akun dalam neraca dan laba-rugi. Dengan membaca perincian ini akan dapat dilihat bagaimana perilaku akun secara lebih detail. Dalam penjelasan per akun diinformasikan berbagai hal, misalnya tingkat suku bunga hutang bank dan sebagainya. SAK mengatur bagaimana akun harus disajikan, penjelasan apa saja yang harus ada, bagaimana mengukurnya, kapan perusahaan mengakui aktiva hutang, pendapatan dan biaya. F. Laporan Posisi Keuangan Pada Awal Periode Komparatif Laporan
yang
disajikan
ketika
entitas
menerapkan
suatu
kebijakkan akuntansi secara restrokpektif atau membuat penyajian kembali pos-pos dalam laporan keuangannya.
29
2.1.4
Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada satu titik
waktu tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan d masa depan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan, sedangkan dari sudut pandang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat untuk mengantisipasi kondisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah yang akan meningkatkan kinerja di masa mendatang. Menurut Bernstein yang telah dialihbahasakan oleh Harahap (2004 : 190) pengertian analisis laporan keuangan yaitu “Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.”
2.1.4.1 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Salah satu bentuk hasil dari analisis laporan keuangan adalah rasio keuangan sebagai perwakilan atas kinerja keuangan perusahaan. Rasio keuangan memungkinkan investor untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja operasional perusahaan serta dapat menjadi acuan bagi investor untuk memprediksi kinerjanya di masa depan. Lukman Syamsudin (2000 : 56), menjelaskan secara khusus
30
manfaat hasil analisis rasio keuangan bagi pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain: 1. Bagi manajemen perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan khususnya analisis rasio keuangan memungkinkan manajemenn untuk efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, profitabilitas, kondisi sumber daya yang dimiliki perusahaan dan lain-lain. Dengan dasar inilah, pihak manajemen dapat membuat suatu keputusan. 2. Bagi para pemilik atau pemegang saham. Hasil analisis rasio keuangan dapat menggambarkan seberapa besar profitabilitas dari perusahaan yang menjadi obyek investasi mereka. Para pemegang saham tentu menginginkan laba atau keuntungan atas dana yang telah mereka tanamkan. 3. Bagi para kreditor atau pihak yang memberi pinjaman. Hasil analisis dapat menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar pinjaman secara tepat waktu sekaligus bunga pinjaman yang telah diberikan. 4. Bagi kelompok lain seperti pemerintah, masyarakat umum, tenaga kerja. Hasil analisis dapat membantu untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar pajak, upah, kemampuan untuk memenuhi kewajiban soaial, dan lain-lain. Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa analisis laporan keuangan khususnya rasio keuangan dapat memberikan berbagai manfaat bagi berbagai pihak. Oleh karena itulah analisis rasio keuangan sangat diperlukan, termasuk bagi investor karena akan dapat membantu pengambilan keputusan investasi.
2.1.4.2 Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Harahap (2004 : 298) mengemukakan bahwa analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya yaitu: 1. Rasio keuangan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. 2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. 3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. 4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. 5. Menstandarisir size perusahaan.
31
6. Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik. 7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
2.1.4.3 Kelemahan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan memang banyak memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa analisis juga memiliki beberapa kelemahan. Harahap (2004 : 298-299) mengidentifikasi beberapa kelemahan yang dimiliki oleh analisis rasio keuangan, antara lain: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainnya 2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini, seperti: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangn itu banyak mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subjektif b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan bukan harga pasar c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bias berdampak pada angka rasio d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntasi bisa diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan
2.1.4.4 Teknik Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir (2004 : 36) teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah: 1. Analisa perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukkan data absolute atau jumlah-jumlah dalam
32
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
rupiah, kenaikan atau penurunan dalam prosentase, perbandingan yang dinyatakan dengan rasio, prosentase dari total, analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analisys) yaitu suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi keadaan keuangannya, apakah menunjukkian tendensi tetap, atau bahkan turun. Laporan dalam prosentase per komponen atau common size statement adalah suatu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analisys) adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis rasio, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analisys), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk periode tersebut. Analisa break even, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai pada suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian berbagai tingkat penjualan. Menurut Simamora (2001 : 518 ) teknik-teknik analisis laporan keuangan
ditujukan untuk memperlihatkan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan. Jadi metode dan teknik-teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila dibandingkan dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk suatu perusahan tertentu, atau
33
dibandingkan dengan alat-alat pembanding. Terdapat tiga teknik yang lazim dipakai: 1. Analisis Horisontal (horizontal analisys) adalah teknik yang dipakai untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu. Analisis horisontal ini dipakai terutama dalam perbandingan-perbandingan intra perusahaan. Terdapat dua laporan pokok laporan terbitan yang mempermudah jenis perbandingan ini. Pertama, setiap laporan keuangan disajikan berdasarkan komparasi minimal dua tahun. Kedua, rangkuman data keuangan disajikan untuk 5 tahun atau lebih. 2. Analsis Vertikal (vertical Analisys) adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase jumlahnya. Analisis vertikal dipakai dalam perbandingan antara perusahaan maupun intra perusahaan. 3. Analisis Rasio (ratio analisys) menggambarkan hubungan diantara pospos yang terseleksi dari data laporan keuangan. Analisis rasio digunakan dalam semua jenis perbandingan diatas.
2.1.4.5 Rasio Keuangan Menurut Rusdin (2008 : 140) analisis rasio keuangan
yang sering
digunakan dalam pasar modal yaitu: 1. Rasio Likuiditas Yaitu kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. 2. Rasio Aktivitas Rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran (turn over) dari aktiva-aktiva tersebut. 3. Rasio Solvabilitas Kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang. 4. Rasio Profitabilitas Yaitu kemampuan emiten untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efislensi operasional dan efisiensi dalam menggunakan harta. 5. Rasio pasar (rasio saham) Yaitu rasio yang menunjukkan informasi penting dalam basis per saham. Rasio ini menggambarkan kinerja saham.
34
2.1.5. Rasio Pasar Menurut Robert Ang (1997 : 22) “Rasio pasar (Market Ratios) menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rusdin (2008 : 145) mengemukakan pengertian rasio pasar bahwa “rasio ini menunjukkan informasi penting dalam basis per saham. Rasio ini menggambarkan kinerja saham.” Rasio pasar meliputi: (1) Dividend Yeald; (2) Dividend Per Share; (3) Earning Per Share; (4) Dividend Payout Ratio; (5) Book Value Per Share.
2.1.5.1 Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) untuk mengukur harga saham. Pengertian EPS adalah laba bersih yang dibagikan kepada pemegang saham di banding jumlah saham beredar. Sejalan dengan pendapat Rusdin (2008 : 145) “Earning Per Share (EPS), yaitu menggambarkan jumlah laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham”. Besarnya EPS suatu perusahaan bisa diketahui dari laporan keuangan perusahaan. Ada beberapa perusahaan tidak mencantumkan besarnya EPS perusahaan bersangkutan dalam laporan keuangannya, tetapi besarnya EPS suatu perusahaan bisa dihitung berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba perusahaan. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS
=
୪ୟୠୟ ୠୣ୰ୱ୧୦ ୨୳୫୪ୟ୦ ୱୟ୦ୟ୫ ୷ୟ୬ ୠୣ୰ୣୢୟ୰
Bagi investor, rasio ini diperlukan untuk mengetahui kemampulabaan perusahaan dalam menghasilkan laba (earning) tiap lembar sahamnya. Hal ini
35
didasarkan pada pemikiran bahwa nilai suatu saham pada dasarnya tergantung pada kemampulabaan perusahaan yang merupakan sumber dana untuk membayar dividen. Laba per lembar saham (EPS) adalah analisis laba dari sudut pandang pemilik yang dipusatkan pada laba per lembar saham dalam satu perusahaan. EPS sering dipandang sebagai angka yang memberikan ringkasan dari berbagai data akuntansi. Angka EPS paling sering digunakan dalam publikasi mengenai performance perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat umum (go public). EPS adalah angka yang paling sering digunakan karena adanya anggapan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk
melakukan prediksi
mengenai besarnya dividen per saham dikemudian hari dan tingkat harga saham dikemudian hari. Selain itu, EPS juga dianggap relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan kebijaksanaan pembagian dividen. Perhitungan EPS mempunyai beberapa tujuan yaitu untuk melihat progres atau kemajuan dari operasi perusahaan, menentukaan harga pasar saham dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Menurut Vernon Kaim (1990 : 168) berpendapat bahwa “Terdapat pengaruh yang signifikan antara perubahan earning atau laba dengan perubahan harga saham dan perilaku investor terhadap harga saham sangat dipengaruhi oleh laba akuntansinya.” Menurut Lukman Syamsudin (1994 : 136) “Pada umumnya calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.”
36
Kutipan diatas menjelaskan bahwa EPS bisa dijadikan barometer kesuksesan perusahaan. Apabila suatu perusahaan berhasil dalam operasinya, maka EPS yang dihasilkannya juga cukup besar.
2.1.6
Saham
2.1.6.1 Pengertian Saham Rusdin (2008 : 68) mengemukakan bahwa “Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan.” Menurut Sawidji Widoatmodjo (2005 : 54), “Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.” Menurut Rusdin (2008 : 68), nilai saham dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Nilai nominal (nilai pari) Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal. 2. Nilai Dasar Merupakan harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock Solit, Waran, dll. 3. Nilai Pasar Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya.
37
2.1.6.2 Jenis – Jenis Saham Saham dapat dibedakan melalui cara peralihan hak dan tagihan hak (klaim): 1. Ditinjau dari cara peralihan hak, saham dibedakan menjadi: a. Saham atas unjuk (bearer stock) Diatas sertifikat saham ini tidak dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilik saham atas unjuk, seorang pemilik mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain, karena sifatnya mirip dengan uang. Siapa saja yang memegang saham ini, dialah yang dianggap sebagai pemilik dan berhak untuk mengalihkannya, berhak atas pembagian dividen, dan berhak untuk ikut hadir dalam mengeluarkan suara dalam RUPS. b. Saham atas nama (registered stock) Di atas sertifikat saham ini ditulis nama pemiliknya. Cara peralihan harus memenuhi suatu prosedur tertentu yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. Jika sertifikat ini hilang, pemilik dapat meminta penggantian karena namanya ada di dalam buku perusahaan. 2. Ditinjau dari segi manfaatnya, saham dibedakan menjadi: a. Saham biasa (common stock) Saham biasa merupakan dana dasar, sumber keuangan utama dan syarat utama pada perusahaan yang berbadan hukum perseroan
38
terbatas (PT). Saham biasa bersifat perpetual, yaitu tidak memiliki tanggal jatuh tempo karena saham ada selama perusahaan tetap berdiri. Pemilik memiliki klaim yang paling akhir terhadap pendapatan dan juga harta kekayaan perusahaan pada saat likuidasi. Dividen dibayarkan berdasarkan kebijaksanaan rapat dan dewan direksi. Saham biasa dibedakan menjadi 6 jenis: (1) Blue Chip Stock, saham yag memiliki kualitas atau rangking investasi yang tinggi dan biasanya saham perusahaan besar dan memiliki reputasi baik, mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi dan konsisten dalam membayar dividen. (2) Income stock, saham dari suatu emiten, dimana emiten yang bersangkutan dapat membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. (3) Growth Stock, saham dari emiten merupakan pemimpin dalam industrinya dan dalam beberapa waktu terakhir berturut-turut mampu mendapatkan hasil di atas rata-rata. (4) Cyclical Stock, saham yang mempunyai sifat mengikuti pergerakan situasi ekonomi makro atau kondisi bisnis secara umum. Selama ekonomi makro mengalami ekspansi, emiten saham ini akan mampu mendapatkan penghasilan yang tinggi, juga dalam kondisi sebaliknya. Seperti saham yang bergerak di bidang kimia, property, baja, otomotif.
39
(5) Defensive Stock, saham yang tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro, maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi harga saham ini tetap tinggi. Hal ini disebabkan karena emiten mampu menghasilkan pendapatan yang tinggi meskipun di masa resesi. Emiten saham ini biasanya bergerak dalam industri yang produksinya benar-benar dibutuhkan masyarakat, seperti saham perusahaan gas (PGAS), Telkom. (6) Speculatif Stock, saham yang emitennya tidak dapat secara konsisten mendapatkan penghasilan dari tahun ke tahun. Tetapi emiten ini mampu menghasilkan yang baik di masa yang akan datang. Seperti saham pertambangan, dimana pendapatan saham pertambangan baru dapat terlihat pada masa yang akan datang. b. Saham prefern (Preferred Stock) Saham prefern memiliki karakterisitk dari saham biasa dan obligasi. Hak klaim pemilik terhadap pendapatan perusahaan terbatas, karena memiliki dividen yang tetap. Begitu pula pada saat likuidasi klaim atas aset perusahaan juga terbatas dalam jumlah yang tetap. Beberapa jenis saham prefern, diantaranya: (1) Cummulative Preferred Stock (2) Non Cummulative Preferred Stock (3) participacing Preferred Stock (4) convertible Preferred Stock
40
2.1.6.3 Manfaat Investasi Pada Saham Berikut ini manfaat investasi pada saham, diantaranya yaitu: 1. Dividen Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh Dewan Direksi dan disetujui di dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jenis dividen: a. Dividen tunai, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk sejumlah uang untuk setiap saham yang dimilki. b. Dividen saham, jika emiten membagikan dividen kepada para pemegang saham dalam bentuk saham baru perusahaan tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham. 2. Capital Gain Investor dapat menikmati capital gain, jika harga jual melebihi harga beli saham tersebut.
2.1.6.4 Risiko Investasi Pada Saham Berikut ini risiko investasi pada saham, diantaranya yaitu: 1. Tidak adanya pembagian dividen Jika emiten tidak dapat membukukkan laba pada tahun berjalan atau RUPS memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang
41
saham karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha. 2. Capital Loss Investor akan mengalami capital loss, jika harga beli saham lebih besar dari harga jualnya. 3. Risiko Likuidasi Jika emiten bangkrut atau di likuidasi, para pemegang saham memiliki hak klaim terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten dibayar. Yang terburuk adalah jika tidak ada lagi aktiva yang tesisa, maka pemegang saham tidak memperoleh apa-apa. Gain atau keuntungan sebesar Rp 250 per saham (tanpa perhitungan pajak dan komisi). 4. Saham Delisting dari Bursa Karena beberapa alasan tertentu, saham dapat dihapus pencatatannya (delisting) di Bursa, sehingga pada akhirnya saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.
2.1.7
Harga Saham Harga saham merupakan nilai pasar dari selembar saham sebuah
perusahaan emiten pada waktu tertentu. Harga saham adalah harga yang dibentuk oleh penjual dan pembeli ketika mereka memperdagangkan saham. Harga saham ini dapat dibedakan menjadi harga saham perdana dan harga saham di pasar sekunder.
42
Perbedaan dari kedua harga saham tersebut adalah harga saham perdana memiliki harga saham yang tetap dan telah ditetapkan sebelumnya dan ditawarkan pertama kali di masyarakat. Sedangkan harga saham di pasar sekunder tidak memiliki harga yang statis melainkan dapat berfluktuasi mengikuti situasi pasar yang berlaku. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar bursa, apakah itu memiliki kaitan langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi harga saham di pasar sekunder ini. Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran para investor terhadap suatu saham. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Agus Sartono (2001 : 70) bahwa ”harga pasar saham ditentukan melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal.” Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham tersebut cenderung bergerak naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Harga penutupan pasar saham setiap hari bursa merupakan harga pasar dimana saham berakhir diperdagangkan pada hari tersebut (setelah jam 16.00 WIB). Transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilakukan pada hari-hari yang disebut hari bursa, yaitu: Hari Bursa Senin – Kamis
Jumat
Sesi I
Jam 09.30 – 12.00 WIB
Jam 09.30 – 11.30 WIB
Sesi II
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jam 14.00 – 16.00 WIB
43
Saham yang diperdagangkan di Bursa ditentukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Satu lot terdiri atas 500 saham. Dengan demikian jumlah saham yang dapat dibeli atau dijual sekurang-kurangnya haruslah berjumlah 500 saham (satu lot) dan kelipatannya. Namun bila pemodal yang memiliki saham di bawah satu lot, misalnya hanya 250 atau 200 saham, dapat menjual atau membeli di pasar yang disebut odd lot. Untung perdagangan right issue wajib diusahakan sebanyak right issue yang berhak untuk membeli 500 saham. Namun demikian tidak berarti right issue yang tidak tidak memenuhi standar perdagangan tidak bisa diperjualbelikan. Dalam hal demikian, perdagangan dapat dilakukan di pasar non reguler.
2.1.7.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham Menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Bringham (1997 : 26), faktorfaktor yang mempengaruhi harga saham yaitu: 1. Earning Per Share (EPS) Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per saham yang diberikan maka para investor akan semakin percaya bahwa perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. 2. Tingkat bunga Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara: a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan mendapatkan hasil yang lebih besar dari obligasi, mereka akan segera menjual saham mereka untuk ditukarkan dengan obligasi. Penukaran yang demikian akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga terjadi apabila tingkat bunga mengalami penurunan. b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena: 1) Bunga adalah biaya, semakin tinggi bunga semakin rendah laba perusahaan.
44
2) Suku bunga mempengaruhi kegiatan ekonomi maka akan mempengaruhi laba peruahaan. 3. Jumlah kas dividen yang diberikan. Kebijakan pembagian dividen dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk dividen, dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian dividen merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham. Karen jumlah kas dividen yang besar adalah yang diinginkan investor sehingga harga saham meningkat. 4. Jumlah laba yang di dapat perusahaan Umumnya investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena cenderung menunjukan proses yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan. 5. Tingkat resiko dan pengembalian Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko semakin tinggi tingkat pengembalian (high risk high return) yang diharapkan investor. Menurut Arifin (2004 : 116) faktor-faktor yang menjadi pemicu berfluktuasinya harga saham adalah: 1) Kondisi Fundamental Emiten Faktor fundamental adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham begitu juga sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posiis yang baik atau buruk kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio. 2) Hukum permintaan dan penawaran Faktor hukum permintaan dan penawaran berada diurutan kedua setelah faktor fundamental. Karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentu mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi-transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham. 3) Tingat suku bunga (SBI) Faktor suku bunga ini patut diperhitungkan karena rata-rata semua orang, termasuk investor saham selalu mengharapkan hasil investasi yang lebih besar. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang mencatat sahamnya di bursa menikmati pinjaman bank. 4) Valuta asing Dalam perekonomian global dewasa ini hampir tak ada satupun Negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh pergerakan
45
valuta asing khususnya terhadap pengaruh US dolar. Ketika dolar naik para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dolar, otomatis harga saham akan menjadi turun. 5) Dana Asing di Bursa Jika sebuah bursa dikuasai oleh investor asing maka ada kecenderungan transaksi saham sedikit banyak tergantung pada investor asing tersebut. 6) Indeks Harga Saham Gabungan(IHGS) Sebenarnya IHGS lebih mencerminkan kondisi keseluruhan transaksi bursa saham terjadi jika dibandingkan menjadi ukuran kenaikan maupun penurunan harga saham 7) News dan Rumors Yang dimaksud dengan news dan rumors disini adalah semua berita yang berdar di masyarakat.
2.1.7.2 Model Yang Digunakan Dalam Menganalisis Saham Ada dua macam analisis yang dapat digunakan untukk menentukan nilai saham, yaitu: 1. Analisis Teknikal Menurut Sutrisno (2003 : 351) “analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan cara mempelajari dara historis dari harga saham serta menghubungkannya dengan trading volume yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu.” Analisis
teknis
(teknikal)
adalah,
analisis
sekuritas
dengan
menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisis sekuritas yang dimaksud adalah pergerakan grafik harga (atau volume) saham, obligasi, option future, dan instrumen keuangan lain. Pada dasarnya, analisis teknikal ini menawarkan pengembangan teknik perdagangan saham berdasarkan pengamatan dan pergerakan harga serta volume perdagangan masa lalu. Dengan membuat suatu tren atau pola atas
46
grafik historis, seorang investor saham bisa membuat suatu keputusan untuk membeli atau menjual saham. Analisis ini menganggap bahwa grafik harga masa lalu adalah pencerminan harapan, emosi, dan konsensus pasar. Jadi grafik ini menggambarkan perilaku investor. Dengan mempelajari perilaku investor melalui grafik harga historis, diharapkan penggunaan analisis ini dapat menentukan pergerakan harga saham di masa mendatang, atau setidaknya bisa menentukan kapan harus membeli dan menjual sahamnya. Motto dasar yang bisa digunakan dalam analisis ini adalah “buy low sell high” atau “buy high sell higher”. Ibarat pedagang, pengguna analisis ini diharapkan dapat membeli saham dengan harga rendah dan menjual saham dengan harga yang lebih tinggi. Atau jika harga beli sudah terlanjur tinggi, mereka bisa menjualnya dengan harga yang lebih tinggi lagi. 2. Analisis Fundamental Menurut Sunariyah (2003 : 153), pendekatan fundamental pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai instrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasi oleh pemodal dan analis. Nilai intrisik merupakan suatu fungsi
dari
variable-varibel
perusahaan
yang
dikombinasikan
untuk
menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrisik kemudian dibandingkan dengan harga saham sekarang. Analisis fundamental ini dinyatakan bahwa, saham memiliki nilai intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Analisis ini akan membandingkan
47
intrinsik suatu saham dengan nilai pasarnya guna menentukan apakah harga saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Kondisi perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara makro. Menurut Suad Husnan (2003 : 332): analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan dating dengan (i) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan (ii) menerapkan hubungan variable-variabel sehingga diperoleh taksiran harga saham. Sedangkan menurut Sutrisno (2003 : 352): Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitikberatkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan. Kinerja perusahaan tersebut bisa dilihat dari perkembangan perusahaan, neraca perusahaan dan laporan laba ruginya, proyeksi usaha serta rencana perluasan dan kerjasama. Pada umumnya apabila kinerja perusahaan mengalami perkembangan yang baik, akan bisa mengangkat harga saham. Sedangkan Menurut Rusdin (2008 : 139): Analisis fundamental yang fokus pada berita keuangan, ekonomi serta perkembangan politik suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran. Beberapa alat analisis dasar (basic tools), yang biasa digunakan dalam menganalisis laporan keuangan, yaitu: a. Analisis Horizontal (Trend Analysis) Analisis horizontal (Trend Analysis) merupakan suatu teknik untuk melakukan evaluasi suatu seri data laporan keuangan dari suatu perusahaan dalam jangka waktu periode tertentu dengan melakukan kalkulasi kenaikan/penurunan setiap item dari laporan keuangan dibanding dengan periode sebelumnya yang dijadikan sebagai dasar perbandingan. Analisis horizontal dapat diterapkan pada Balance Sheet, Income Statement, Retained Earning Statement. b. Analisis Vertikal (Common Size Analysis) Analisis vertikal merupakan suatu teknik untuk melakukan evaluasi data laporan keuangan yang dilakukan dengan menghitung setiap item dalam persentase terhadap suatu nilai dasar. Dalam balance sheet yang
48
dijadikan nilai dasar biasanya adalah total aset, sedangkan income statement nilai dasarnya adalah total net sales. c. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari beberapa laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional perusahaan. Analisis rasio keuangan yang sering digunakan dalam pasar modal yaitu: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Ratio Profitabilitas, Rasio pasar (rasio saham).
2.1.8 Pengaruh Kinerja Saham Terhadap Harga Saham Dalam melakukan investasi saham investor memerlukan informasi. Salah satu informasi yang tersedia bagi investor adalah laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan. Laporan keuangan yang diperoleh investor akan berguna apabila telah dianalisa. Analisa umum yang biasa digunakan dalam laporan keuangan yaitu rasio keuangan. Salah satu rasio keuangan yang digunakan oleh investor dalam menganalisa kinerja saham adalah rasio pasar. Rusdin (2008 : 145) mengemukakan bahwa “Rasio pasar (rasio saham), yaitu rasio ini menujukan informasi penting dalam basis persaham. Rasio ini menggambarkan kinerja saham.” Indikator rasio pasar yang bisa digunakan investor yaitu Earning Per Share (EPS). EPS yaitu rasio ynag mengambarkan jumlah laba bersih satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham. Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab EPS ini menggambarkan keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar
49
saham biasa. Sedangkan jumlah EPS yang didistribusikan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran dividen. EPS merupakan suatu indikator yang berpengaruh terhadap harga saham, karena laba perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi penilaian investor akan keadaan perusahaan. Apabila EPS meningkat, investor menganggap perusahaan mempunyai prospek yang cerah di masa yang akan datang, sehingga nilai perusahaan akan meningkat yang akan tercemin dari harga sahamnya. Pengetahuan tentang EPS sangat penting untuk melakukan penilaian berapa perkiraan potensi pendapatan yang akan diterima jika membeli suatu saham. Sebab, EPS merupakan rasio antara laba setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. EPS juga merupakan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih untuk setiap lembar saham. Informasi mengenai laba perusahaan dalam hal ini EPS sangat diperlukan dalam melakukan analisis terhadap harga saham. Ketika EPS yang dihasilkan meningkat, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya, jika EPS menurun harga saham pun ikut turun. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih per lembar saham merupakan indikator fundamental perusahaan. Melaui analisa fundamental investor berusaha mempelajari pengaruh kondisi suatu perusahaan terhadap harga pasar suatu perusahaan. Kondisi suatu perusahaan diantaranya dicerminkan oleh rasio pasar dengan menggunakan EPS yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
50
2.2
Kerangka Pemikiran Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk mendapatkan kebutuhan
dana dengan mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan
pihak
(perusahaan)
yang
membutuhkan
dana
dengan
cara
memperjualbelikan sekuritas. Sekuritas umumnya ada dua macam. Pertama sekuritas yang bersifat hutang atau pengakuan hutang dari suatu perusahaan seperti obligasi. Kedua adalah yang bersifat pemilikan bukti penyertaan dalam suatu perusahaan, seperti saham. Salah satu bidang investasi yang menarik namun tergolong beresiko tinggi adalah investasi saham. Saham-saham diperdagangkan di pasar modal membutuhkan suatu sistem penilaian sebagai tolok ukur baik buruknya saham tersebut yaitu harga saham. Harga saham di pasar modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran para investor yang membentuk harga saham dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga mutu saham. Kesepakatan tersebut tentunya didasarkan pada analisa masing-masing investor dalam berinvestasi saham. Berbicara
tentang
investasi
saham,
selalu
dihadapkan
dengan
ketidakpastian. Ketidakpastian tersebut berupa keuntungan atau kerugian yang akan dialami oleh investor. Keuntungan dari investasi saham berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai beli saham (capital gain) dan keuntungan berupa laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham (dividen). Sedangkan kerugiannya berupa hilangnya semua modal yang
51
diinvestasikan
apabila
perusahaan
yang
sahamnya
dibeli
mengalami
kebangkrutan, tidak diterimanya pembayaran dividen dan menderita capital loss Untuk
mengatasi
ketidakpastian
tersebut
investor
harus
banyak
mengetahui informasi mengenai kinerja perusahaan yang akan menerima investasi dana. Karena kinerja perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Kinerja saham dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan go public. Laporan keuangan merupakan sarana yang penting bagi investor untuk ,mengetahui perkembangan perusahaan secara periodik. Tujuan laporan keuangan adalah menyusun informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Maksud dari pihakpihak yang berkepentingan adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan diantaranya pemilik perusahaan, manajer atau pimpinan perusahaan, investor, kreditur dan banker, pemerintah. Laporan keuangan tidak akan berarti sebelum dilakukan analisis terhadap laporan keuangan. Analisis laporan keuangan perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih rinci tentang kinerja yang dicapai perusahaan dan keadaan keuangan suatu perusahaan. Ada dua pendekatan analisis yang dapat dilakukan jika ingin melakukan investasi di pasar modal, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal melihat pergerakan harga saham untuk mengestimasi harga saham di masa yang akan datang. Analisis fundamental
52
mengasumsikan bahwa setiap sekuritas mempunyai nilai intrinsik yang dapat ditentukan seperti laba, dividen, struktur modal, dan potensi pertumbuhan perusahaan. Pendekatan fundamental lebih memfokuskan pada laporan keuangan Analisa fundamental adalah salah satu analisa yang digunakan para investor dalam menganalisis harga saham. Melalui analisa fundamental, investor mempelajari pengaruh kondisi perusahaan terhadap harga saham suatu perusahaan. Suad Husnan (2003:307) mengemukakan bahwa “Salah satu langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan keputusan investasi adalah dengan melakukan
analisis
fundamental.”
Analisis
fundamental
berupaya
mengidentifikasi prospek perusahaan untuk bisa memperkirakan harga saham di masa yang akan datang. Oleh karena itu, para investor akan menggunakan informasi yang tersedia untuk membuat suatu keputusan investasi. Dari beberapa faktor fundamental, rasio keuangan yang menjadi fokus perhatian dalam memprediksi harga saham. Pengertian rasio keuangan sendiri merupakan angka yang diperoleh dari perbandingan suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang menunjukkan situasi dari operasi perusahaan. Rusdin (2008:140) mengemukakan, “Analisis rasio keuangan yang sering digunakan di pasar modal, yaitu: (1) ratio likuiditas; (2) ratio aktivitas; (3) ratio profitabilitas; (4) ratio solvabilitas; dan (5) ratio pasar/rasio saham”. Rasio yang menjadi fokus penelitian ini yaitu rasio pasar. Rasio pasar ini menggambarkan kinerja saham. Kinerja saham tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Rusdin
53
(2008:145), “Ratio pasar (rasio saham), yaitu rasio ini menunjukkan informasi penting dalam basis per saham.Rasio ini menggambarkan kinerja saham.” Rasio Pasar meliputi: (1) Devidend Yield (DY); (2) Dividend Per Share; (3) Earning Per Share (EPS); Dividend Payout Ratio (DPR); (5) Price Earning Ratio (PER); (6) Book Value Per Share (BVS). Dari beberapa rasio yang ada, peneliti mengunakan Earning Per Share (EPS) untuk mengukur harga saham. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mohamad Samsul (2006 :166) bahwa “Harga saham dipengaruhi oleh dua faktor yaitu laba per saham atau earning per share dan tingkat risiko investasi atas suatu saham.” Earning Per Share (EPS), yaitu salah satu ukuran dari rasio pasar yang menggambarkan jumlah laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku yang dihasilkan untuk setiap lembar saham. Earning Per Share (EPS) dapat dirumuskan sebagai berikut. EPS =
୪ୟୠୟ ୠୣ୰ୱ୧୦ ୨୳୫୪ୟ୦ ୱୟ୦ୟ୫ ୷ୟ୬ ୠୣ୰ୣୢୟ୰
Rusdin(2008:145) Membeli saham berarti membeli prospek perusahaan, yang tercermin pada laba per saham. Jika laba per saham tinggi, maka propspek perusahaan lebih baik, sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per saham negatif berarti tidak baik. Demikian pula apabila perusahaan memiliki EPS yang menurun, maka harga sahamnya akan menurun. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki EPS yang meningkat, maka harga sahamnya pun akan meningkat.
54
Sugeng Mulyono (2000), menyatakan: EPS yang meningkat menandakan bahwa perusahaan tersebut berhasil meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang ditanamkan pada saham perusahaan tersebut, peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham naik. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa peningkatan kemakmuran para investor ditandai dengan peningkatan EPS itu sendiri. Hal itu menjadi pemicu para investor untuk menambah jumlah modal yang mereka tanamkan pada saham perusahaan. Disisi lain peningkatan jumlah permintaan terhadap saham perusahaan mendorong harga saham tersebut naik. Kondisi maupun prospek perusahaan merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi harga saham dapat dicerminkan oleh kinerja saham dengan menghitung EPS yang dimiliki perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, maka kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
55
Pasar Modal
Laporan Keuangan
Kinerja Perusahaan Likuiditas Aktivitas Teknikal
Fundamental
Profitabilitas
DY
Solvabilitas
DPS
Rasio Pasar
Kinerja Saham
EPS DPR PER
Keterangan:
BVS
= Tidak diteliti = Ditelit Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kinerja Saham
Harga Saham Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Dimana: : Garis yang menghubungkan antar variabel.
Harga Saham
56
2.3
Hipotesis Berdasarkan paparan kerangka pemikiran dan permasalahan tersebut di
atas, hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif antara antara kinerja saham terhadap harga saham pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010”