7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPS di MI Ilmu Pengetahuan Sosial menyangkut aspek yang sangat luas dan bersifat dinamis, Pengetahuan Sosial berkembang pesat seiring dengan perkembangan ilmu Pengetahuan Teknologi dan Sosial Budaya. Tetapi dalam prakteknya di lapangan, masih diberlakukannya cara pendekatan konvensional yang tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan pada siswa di dalam kelas. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di MI berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia 3. Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan membekali siswa, agar nantinya mereka mampu menghadapi dan menangani kompleksitas kehidupan di masyarakat yang seringkali berkembang tidak terduga. Perkembangan ini akan menimbulkan berbagai masalah sosial di masyarakat seperti “kenakalan anak,
3
Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Puskur – Dit PTK3D, 2003), hal. 63
7
8
kejahatan remaja, perjudian, korupsi, kriminalitas, pelacuran, mabuk-mabukan, narkotika dan penggunaan obat terlarang” 4. Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pembelajaran kepada siswa, mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa, merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu Pemberian indikator dalam pembelajaran mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Dalam pencapaian hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara proporsional. Horward Kingsly membagi tiga macam hasil belajar, yakni 1. keterampilan dan kebiasaan, 2. pengetahuan dan pengertian, 3. sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima hasil belajar, yakni: (1) Informasi verbal, (2) Keterampilan intelektual, (3) Strategi kognitif (4) Sikap, dan (5) Ketrampilan motorik. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasikfikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
4
H Djamari. Pendidikan IPS 1. (Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi,1991), hal. 237
9
membaginya menjadi tiga ranah yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik 5. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yaitu: 1. gerakan refleks, 2. keterampilan gerakan dasar, 3. kemampuan perseptual, 4. keharmonisan, 5. gerakan keterampilan, 6. gerakan ekspresif dan interpretatif. Berdasarkan konsep di atas, maka dapat diperoleh suatu pengertian bahwa hasil belajar IPS adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai hasil belajar IPS.
5
Nana Sudjana. Penilaian Hasil dan Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), hal.22
10
Menurut Piaget 6 menyatakan bahwa Perkembangan kognitif anak dapat dibagi menjadi empat tahap yaitu; 1. Tahap sensori motor (umur 0-2 tahun) ciri pokok perkembangannya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah. 2. Tahap pra operasional (umur 2-7/8 tahun) ciri perkembangannya pada penggunaan simbol/bahasa tanda 3. Tahap operasional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun) ciri perkembangannya anak sudah mulai menggunakan aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. 4. Tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun) ciri perkembangannya anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis. Von Galserfeld mengemukakan bahwa ada beberapa kemampuan yang diperlakukan dalam proses mengkonstruksi pengetahuan, yaitu:1) kemampuan mengingat
dan
mengungkapkan
kembali
pengalaman,
2)
Kemampuan
membandingkan dan mengambil keputusan akan kesamaan dan perbedaan, 3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman yang satu daripada yang lain. Dilihat dari kedua pendapat para ahli tersebut, perkembangan intelektual siswa kelas VI MI tersebut ternyata berada pada tahap operasional formal (umur 11/12-18 tahun). Pada tahap ini umumnya siswa bisa berpikir secara logis, namun untuk menghindari keterbatasan dalam berpikir siswa perlu diberi gambaran secara konkret sehingga ia mampu menelaah persoalan Dalam hal ini guru sebagai pendidik harus lebih berperan untuk memahami perkembangan
6
E Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi : Konsep: Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hal.65
11
siswa dan juga berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan dengan lancar. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa anak pada tahap operasional formal ini siswa telah memiliki kecakapan berpikir logis akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Sehingga dalam hal ini, guru tidak mentransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Dalam pembelajaran IPS hendaknya guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya. Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional. 1. Tujuan Pembelajaran IPS di MI Dalam peraturan menteri pendidikan Nasional 7 pembelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial 7
Depdikbud.. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP 2006. (Jakarta: Dirjendikdasmen, 2006), 162
12
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, Nasional, dan global. 2. Kurikulum Pembelajaran IPS MI Kurikulum yang dilaksanakan dalam pelaksanaan pembelajaran di MI Miftahul Ulum II Tampung Lekok Pasuruan adalah kurikulum KTSP (2006) dimana dalam pelaksanaannya di lapangan meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c. Sistem Sosial dan Budaya d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. Dari ruang lingkup pembelajaran IPS MI inilah, penulis melakukan penelitian guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk memecahkan masalah- masalah yang timbul diakibatkan oleh bencana alam yang terjadi di sekitar siswa, dengan standar kompetensi memahami gejala alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya serta kompetensi dasar mengenal cara-cara menghadapi bencana alam sesuai dengan standar kurikulum yang telah di tetapkan. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diharapkan dicapai di kelas VI secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:
13
Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pembelajaran IPS MI Kelas VI Semester I. 8 Standar Kompetensi 1. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negaranegara di Asia Tenggara, serta benua-benua
Kompetensi Dasar 1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia 1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga 1.3 Mengidentifikasi benua-benua
3. Materi Kenampakan Alam Dan Keadaan Sosial Negara-Negara Tetangga Berdasarkan Kurikulum KTSP 2006, dalam mata pelajaran IPS di kelas VI terdapat materi
kenampakan alam dan keadaan sosial Indonesia dan
Negara Negara tetangga. Adapun standar kompetensinya adalah memahami perkembangan wilayah Indonesia dan kenampakan alam dan sosial negara Negara di Asia Tenggara serta benua-benua Untuk indikator, peneliti menentukan sebagai berikut: mengidentifikasi kenampakan alam dan sosial Indonesia dan negara-negara tetangga; membandingkan kenampakan alam dan sosial Indonesia dan negara-negara tetangga Negara Indonesia terletak di wilayah Asia Tenggara. Oleh karena itu, Indonesia mempunyai negara-negara tetangga seperti Thailand, Myanmar, Vietnam, Kamboja, Laos, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Timor 8
Depdiknas. Kurikulum Berbasis Kompetensi Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial. Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Puskur – Dit PTK3D, 2003), hal..55
14
Leste, dan Filipina. Di semua wilayah negara-negara tetangga tersebut terdapat kenampakan alam misalnya sungai, laut, gunung, dataran rendah, dan sebagainya. Kenampakan alam yang terdapat di suatu wilayah akan memengaruhi keadaan sosial di wilayah tersebut. Kenampakan alam yang terdapat di negara-negara tetangga akan berbeda-beda, sehingga keadaan sosial di negara-negara tetangga akan berbeda-beda pula. 1. Malaysia a. Keadaan alam Malaysia termasuk negara yang beriklim tropis. Keadaan alamnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia yakni terdiri dari gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, sungai, pantai, tanjung, selat dan laut. Wilayah bagian barat negara Malaysia adalah Semenanjung Malaka, yang terdiri dari sebelas negara bagian, meliputi Kedah, Perlis, Perak, Kelantan, Selangor, Malaka, Negeri Sembilan, Johor, Penang, Trengganu, dan Pahang. Di wilayah ini terdapat beberapa rangkaian pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan, dan lahan subur yang luas. Di semenanjung malaysia terdapat pegunungan dengan puncak tertingginya adalah gunung tahan yang mencapai 2.190 meter diatas permukaan air laut. Wilayah timur negara Malaysia terletak di wilayah sebelah utara Kalimantan yang terdiri atas dua negara bagian, yaitu Serawak dan Sabah. Di wilayah bagian timur, kenampakan alamnya
15
berupa daerah rawa pesisir pantai, daerah perbukitan dan lembah berhutan, serta pegunungan di pedalaman. Di wilayah ini terdapat pegunungan dengan puncak tertinggi, yaitu Gunung Kinabalu 4.101 m. b. Keadaan Sosial Malaysia adalah sebuah negara kerajaan dengan ibu kota Kuala Lumpur. Luas wilayah negara Malaysia secara keseluruhan mencapai 330.434 km2.Secara geografis, wilayah tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu Malaysia barat yang terdiri dari sebelas negara bagian dan Malaysia timur yang terdiri dua negara bagian. Pada tahun 1957 Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan
Inggris.
Pemerintahan
Malaysia
berbentuk
Monarkhi
konstitusional yaitu kerajaan yang berdasarkan undang-undang. Kepala negara Malaysia adalah raja dan bergelar Yang Dipertuan Agung. Adapun Raja Yang Dipertuan Agung adalah hasil pemilihan dari salah satu di antara sembilan raja dari negara-negara bagian. Negara-negara bagian tersebut yaitu Kedah, Perak, Selangor, Negeri Sembilan, Penang, Pahang,
Trengganu,
Serawak,
dan
Sabah.
Sedangkan
kepala
pemerintahan Malaysia adalah seorang perdana menteri. Penduduk asli Malaysia adalah orang Melayu. Jumlah orang Melayu merupakan bagian terbanyak dari jumlah penduduk Malaysia. Penduduk lainnya terdiri atas keturunan Cina, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Jumlah penduduknya 23.275.000 jiwa. Bahasa
16
resmi Malaysia adalah bahasa Malaysia (Melayu). Bahasa keduanya adalah bahasa Inggris. Bahasa Inggris tersebut banyak dipergunakan dalam dunia usaha dan pemerintahan. Bahasa lainnya adalah Mandarin dan Tamil yang juga dipergunakan dalam pergaulan sehari-hari. Penduduk Malaysia mayoritas beragama Islam. Penduduk Malaysia diberi
kebebasan
untuk
menjalankan
ibadah
sesuai
dengan
keyakinannya masing-masing. Mata pencaharian penduduk Malaysia adalah pertanian, pertambangan, dan perindustrian. Pertaniannya menghasilkan karet, minyak sawit, kopra, teh, cokelat, lada, dan padi. Pertambangannya menghasilkan bijih timah (terbesar di dunia), bauksit, bijih besi, dan minyak bumi. Industrinya menghasilkan barang dari baja dan barang-barang elektronik. 2. Brunei Darussalam a. Kenampakan Alam Brunei Darussalam terletak di Kalimantan Utara.
Luas
wilayahnya hanya 5.776 km2. Negara Brunei Darussalam dibagi menjadi dua wilayah yaitu wilayah barat dan wilayah timur. Brunei Darussalam memiliki dataran rendah, rawa-rawa, dan semakin ke pedalaman tampak serangkaian perbukitan. Gunung yang tertinggi ialah Gunung Pagon yang mempunyai ketinggian 1.850 meter di atas permukaan laut. Sungai Belait merupakan sungai terpanjang di negara
17
ini yang mengalir di dekat wilayah perbatasan bagian barat. Sedangkan sekitar 80% lahan daratan ditutupi oleh hutan hujan tropis. b. Keadaan Sosial Brunei Darussalam adalah suatu negara kesultanan dengan ibu kota Bandar Seri Begawan. Brunei Darussalam telah memerdekakan diri dari penjajahan Kerajaan Inggris pada tahun 1983. Kepala negara Brunei Darussalam adalah sultan dan kepala pemerintahannya juga sultan. Jumlah penduduk Brunei Darussalam sekitar 333.000 jiwa. Sebagian besar penduduknya adalah orang Melayu. Penduduk lainnya adalah orang Cina dan India. Bahasa kebangsaan Brunei Darussalam adalah bahasa Melayu dan agama yang ditetapkan sebagai agama resmi adalah agamaIslam. Brunei Darussalam terkenal sebagai pengekspor minyak mentah, gas alam, dan produk minyak. Brunei Darussalam mengimpor produk-produk mesin, mobil, barang elektronik, beras, dan gula. 3. Singapura a. Kenampakan Alam Singapura terdiri atas pulau-pulau kecil yang luasnya hanya 618 km2, lebih kecil daripada Brunei Darussalam. Letak Singapura yang strategis sangat menguntungkan. Singapura merupakan dataran rendah yang rata dan sisanya adalah beberapa bukit kecil. Sungai-sungai di Singapura pada umumnya pendek-pendek dan bermata air dari daerah
18
perbukitan. Sungai-sungai tersebut di antaranya Sungai Kranji, Sungai Kallang, Sungai Sangon, dan Sungai Jurung. b. Keadaan Sosial Singapura adalah sebuah negara republik dengan ibu kota Singapura. Pada tahun 1959, Singapura memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Inggris. Kepala negara Singapura adalah presiden dan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Jumlah penduduk Singapura 3.567.000 jiwa dan terdiri atas berbagai macam ras, antara lain keturunan Cina, Melayu, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Bahasa resmi Singapura adalah bahasa Inggris. Selain itu bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu, Cina, dan Tamil. Rakyat Singapura hidup dari hasil perdagangan dan perindustrian. Dari hasil industrinya, Singapura dapat mengekspor mesin dan alat transportasi, barang-barang konsumsi, bahan kimia,dan produk olahan minyak. Adapun bahan mentah untuk keperluan industri dan bahan bakar minyak diperoleh dari impor. Letak Singapura yang strategis ini menyebabkan pelabuhan laut dan pelabuhan udara Singapura termasuk pelabuhan sibuk yang disinggahi banyak kapal laut dan pesawat udara. Oleh karenanya banyak devisa yang dihasilkan. Singapura termasuk negara Asia Tenggara yang berpendapatan paling tinggi.
19
4. Thailand a. Kenampakan Alam Luas negara Thailand adalah 514.000 km2 dan dapat dibedakan atas empat wilayah sebagai berikut. 1) Dataran rendah di bagian tengah, yang dialiri oleh Sungai Chao Phraya dan merupakan daerah yang subur. 2) Daerah pegunungan di bagian utara dan barat dengan puncak tertinggi Gunung Doi Inthanon setinggi 2.594 meter. 3) Pegunungan Plato merupakan pegunungan kapur di bagian timur. 4) Semenanjung Muangthai Selatan. b. Keadaan Sosial Thailand adalah negara kerajaan dengan ibu kota Bangkok. Thailand merupakan satu-satunya negara Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah negara Eropa. Kepala negara Thailand adalah raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Penduduk Thailand berjumlah 60.607.000 jiwa. Sebagian besar adalah penduduk asli Thailand dan sebagian kecil adalah keturunan Cina, Melayu, dan India. Sebagian besar penduduk Thailand menganut agama Buddha. Sebagian kecil penduduk Thailand yang beragama Islam, yaitu penduduk di daerah perbatasan Malaysia. Ada juga penduduk yang beragama Kristen dan Kong Fu Tse. Adapun bahasa yang ditetapkan sebagai bahasa kebangsaan Thailand adalah bahasa Thai.
20
Mata
pencaharian
penduduk
Thailand
adalah
pertanian,
kehutanan, pertambangan,dan industri. Pertaniannya menghasilkan padi, jagung, ubikayu, petai, karet, lada, teh, tembakau, dan kapas. Hutannya menghasilkan kayu jati. Hasil buah-buahan Thailand terkenal unggul dan bermutu, seperti durian montong, pepaya bangkok, dan melon bangkok.
Pertambangannya
menghasilkan
timah
dan
mangan.
Industrinya menghasilkan tekstil, semen, karung, dan barang elektronik. Barang yang diimpor Thailand adalah minyak bumi, mesin, dan mobil. Selain pertanian dan industri, Thailand juga terkenal dengan industri pariwisatanya yang merupakan penghasilan utama negara terbesar. 5. Filipina a. Kenampakan Alam Filipina merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 7.107 pulau yang luas wilayah daratannya 300.000 km2. Pulau-pulau yang besar ialah Mindanao di selatan dan Luzon di utara. Filipina memiliki banyak gunung berapi yang masih aktif di antaranya Gunung Pinatubo di Pulau Luzon. Puncak gunung tertinggi yang ada di Pulau Mindanao ialah Gunung Apose tinggi 954 meter dan yang ada di Pulau Luzon ialah Gunung Mayon setinggi 2.421 meter. Sebelah tenggara kepulauan Filipina terdapat palung yang dalamnya 10.000 meter, yaitu Palung Mindanao. Karena letak Kepulauan Filipina pada Pegunungan Sirkum
21
Pasifik bersifat vulkanis dan dekat Palung Mindanao yang dalam, maka Kepulauan Filipina sering terganggu oleh goncangan gempa bumi. b. Keadaan Sosial Filipina adalah sebuah negara yang berbentuk republik dengan ibu
kota Manila. Filipina merdeka dari penjajahan Amerika Serikat
pada tahun 1946. Kepala negara Filipina adalah presiden dan kepala pemerintahannya
juga
presiden.
Penduduk
Filipina
berjumlah
76.499.000 jiwa. Nenek moyang mereka adalah orang Melayu. Mereka telah bercampur dengan orang Eropa, Cina, dan India. Salah satu bahasa aslinya adalah bahasa Filipina atau Tagalog yang ditetapkan sebagai bahasa
kebangsaan.
Sampai
sekarang
bahasa
Inggris
masih
dipergunakan dalam urusan pemerintahan. Sebagian besar penduduk Filipina menganut agama Katolik. Agama Islam dianut oleh sebagian penduduk Filipina di bagian selatan. Mata
pencaharian
penduduk
Filipina
adalah
pertanian,
pertambangan, dan industri. Pertanian menghasilkan padi, kelapa, serat abaca, nanas, tembakau, dan gula. Pertambangannya menghasilkan kobalt, tembaga, emas, nikel, bijih besi, dan minyak bumi. Komoditi ekspor Filipina terdiri atas gula, kopra, kayu, nanas, bijih tembaga. Filipina mengimpor mesin, mobil, dan bahan makanan dari negara lain.
22
6. Vietnam a. Kenampakan Alam Wilayah Vietnam luasnya 329.707 km2 meliputi seluruh pantai timur.Disebelah utara berbatasan dengan Cina, disebelah barat berbatasan dengan Laos dan Kamboja, di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan Teluk Tonkin. Wilayah barat laut Vietnam merupakan daerah pegunungan. Fan Si Pan yang memiliki ketinggian 3.142 meter merupakan puncak tertinggi di negara ini. Wilayah Vietnam didominasi oleh dataran tinggi dan sebagian besar lereng pegunungan ditutupi hutan. Sedangkan bagian timur wilayah ini merupakan dataran pantai yang panjang. b. Keadaan Sosial Vietnam adalah sebuah negara berbentuk republik sosialis. Sebelum
merdeka
tahun
1954,
Vietnam
dahulu
dijajah
oleh
Prancis. Kepala negaranya adalah presiden dan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Ibu kota negara Vietnam adalah Hanoi. Penduduk Vietnam berjumlah 79.832.000 jiwa, yang terdiri atas 80% penduduk asli Vietnam. Selebihnya golongan minoritas yaitu Cina, Campa, Thai, Meo, Muong, Nung, Lolos, dan Khmer. Penduduk Vietnam menganut agama Buddha, Konghucu, dan Taoisme. Hanya penduduk Vietnam Selatan yang beragama Katolik Roma. Ada beberapa kelompok kecil keagamaan yaitu Hoa-Hoa (Buddhisme) dan Cao Dai
23
(perpaduan antara Taoisme dan Buddhisme). Bahasa resmi yang digunakan penduduk Vietnam adalah bahasa Vietnam. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Prancis, Cina, Inggris, dan Khmer. Perekonomian
sebagian
besar
penduduk
Vietnam
adalah
pertanian. Padi merupakan hasil utama pertanian di Vietnam. Disamping padi, hasil pertanian yang lainnya adalah kayu, kelapa, tebu, ubi jalar, teh, tembakau, karet, ubi kayu, dan buah-buahan. Industri di Vietnam meliputi tekstil, semen, pupuk, kaca, dan ban. Pertambangan di Vietnam menghasilkan emas, bijih besi, timah, gamping, fosfat, tungsten (wolfram), dan seng. Hasil hutannya adalah bambu, kina, kayu, dan kayu manis. 7. Kamboja a. Kenampakan Alam Negara ini terletak di Asia Tenggara, berbatasan dengan Thailand di sebelah barat dan Laos di utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Vietnam, sedangkan sebelah selatan Laut Cina Selatan. Luas Kamboja yaitu 181.040 km2. Wilayah bagian tengah Kamboja adalah sebuah basin atau cekungan yang dikelilingi oleh dataran yang luas. Wilayah Kamboja dialiri oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai terpanjang di negara ini. Sebelah tenggara cekungan terdapat delta Sungai Mekong, sedangkan di sebelah utara dan barat daya cekungan terdapat beberapa rangkaian pegunungan. Di bagian timur Kamboja berupa dataran tinggi.
24
b. Keadaan Sosial Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah kerajaan. Negara dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu kota Phnom Penh. Kamboja pernah dijajah oleh Prancis, lalu merdeka pada 17 April 1953. Kamboja adalah negara yang sejak tahun 1970 dirundung malang, dan porak poranda karena kudeta. Pada tanggal 18 Maret 1970, sewaktu Pangeran Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya Pangeran Sisowath Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu kemelut semakin besar dinegara Kamboja. Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha. Jumlah penduduk negara ini 11.168.000 jiwa. Sebagian besar penghidupan penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras, jagung, merica, tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil tambangnya adalah besi, tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja adalah tekstil, kertas, plywood, dan minyak. 8. Myanmar a. Kenampakan Alam Mempunyai perbatasan dengan Bangladesh, India, Laos, Cina, dan Thailand. Luas wilayahnya cukup besar yaitu 676.552 km2. Wilayah
25
Myanmar berupa gunung-gunung dengan rangkaian pegunungan raksasa. Di bagian barat terdapat Hkakado Razi setinggi 5.881 meter yang merupakan puncak gunung tertinggi di Asia Tenggara. Sebagian besar wilayah dataran rendah adalah lembah dan delta Sungai Chirdwin dan Irawadi. Sungai Irawadi adalah sungai utama yang berhulu di Tibet. b. Keadaan Sosial Myanmar merupakan negara republik dengan kepala negara seorang presiden, sedangkan kepala pemerintahan seorang perdana menteri. Myanmar merdeka pada 4 Januari 1948. Myanmar memiliki tujuh negara bagian dan tujuh divisi. Ibu kotanegara Myanmar adalah Yangoon. Penduduk di negara Myanmar berjumlah 45.611.000 jiwa. Bahasa resmi penduduk Myanmar adalah bahasa Myanmar. Bahasa lain adalah bahasa Inggris. Sebagian besar penduduk beragama Buddha. Myanmar merupakan negara yang cukup tinggi tingkat penghasilannya. Pendapatan per kapita nasionalnya mencapai sekitar US $ 750. Hasil pertanian di Myanmar adalah beras, gula pasir, jagung, dan kacangkacangan. Sumber penghasilan lain dari sumber daya alam adalah minyak bumi, tembaga, perak, kaleng, dan batu-batuan. 9. Laos. a. Kenampakan Alam Laos adalah satu-satunya negara Asia Tenggara yang terjepit dan tidak punya wilayah laut. Laos berada di sebelah barat Vietnam, batas
26
sebelah utara adalah Cina. Negara tetangga lain adalah Thailand di sebelah selatan dan Myanmar di barat laut. Luas wilayah Laos adalah 236.800 km2. Sekitar 70% wilayah Laos berbentuk pegunungan dan terdapat Gunung Biase tinggi 2.819 meter yang merupakan gunung tertinggi di negara ini. Sekitar 55 persen wilayah ini ditutupi oleh berbagai jenis hutan, yaitu hutan hujan tropis, hutan bambu, dan hutan yang tercampur dengan vegetasi tropis. b. Keadaan Sosial Laos merupakan negara yang berbentuk republik dengan kepala negara presiden dan kepala pemerintahan perdana menteri. Nama aslinya dahulu adalah Sataranalat Pasatepatay Passon Lao. Laos termasuk salah satu negara termiskin di dunia. Laos merupakan negara urutan kesepuluh dari bawah dilihat dari besarnya pendapatannya. Pendapatan per kapita Laos hanya US$ 250. Jumlah penduduknya 5.433.000 jiwa. Rakyatnya hidup di sektor pertanian yang menghasilkan beras, jagung, tembakau, jeruk, dan kopi. Sebagian penduduk hidup dengan cara ilegal dengan menanam ganja. Hasil alam lainnya timah dan kayu. Industri di Laos masih terbatas pada pengolahan kayu. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Lao. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Prancis. Sebagian besar penduduk Laos beragama Buddha.
27
10. Timor Leste a. Kenampakan Alam Negara tetangga berikutnya adalah Timor Leste atau Timor Lorosae. Negara ini terletak di sebelah timur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Negara ini sebelumnya menjadi provinsi di Republik Indonesia yaitu Timor Timur. Luas wilayah negara ini 14.874 km2. Sebagian besar bentang alam Timor Leste berbentuk pegunungan. Daerah pantai di bagian utara bergunung-gunung sedangkan bagian selatan berupa dataran pantai yang luas yang terdiri dari delta sungai dan rawa-rawa bakau. b. Keadaan Sosial Timor Leste atau Timor Lorosae merupakan negara republik yang belum lama merdeka. Negara ini melepaskan diri dari Republik Indonesia, sebagai provinsi ke-27 pada tahun 1999. Presiden pertamanya Xanana Gusmao. Sebelum bergabung dengan Indonesia, Timor Leste berada di bawah jajahan Portugal selama berabad-abad. Penduduk Timor Leste sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Secara ekonomi kehidupan penduduknya mulai membaik setelah bergabung dengan Indonesia, meskipun demikian Timor Leste termasuk negara miskin karena hampir tidak punya sumber daya alam dan sumber daya manusianya masih rendah atau kebanyakan rakyatnya masih belum terpelajar. Jumlah penduduknya 885.000 jiwa. Bahasa
28
yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan Portugal. Sebagian besar penduduk Timor Leste beragama Katolik. 11. Papua Nugini a. Kenampakan Alam Papua Nugini terletak di Pulau Papua bagian timur yang berbatasan dengan Provinsi Papua, Indonesia. Papua Nugini terletak antara garis lintang 1o LS – 12o LS dan garis bujur 141o BT – 157o BT. Wilayah Papua Nugini mempunyai luas sekitar 461.693 km2. Batas negara Papua Nugini sebelah utara adalah Samudra Pasifik, sebelah selatan adalah Selat Torres dan Laut Koral, sebelah barat adalah Provinsi Papua (Indonesia), dan sebelah timur adalah Samudra Pasifik. b. Keadaan Sosial Papua Nugini merupakan negara Republik dengan ibu kota negara adalah Port Moresby. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Inggris dan bahasa Papua. Bahasa lain adalah bahasa Pijin Melanesia. 12. Permasalahan Sosial Di Negara-Negara Kawasan Asia Tenggara Masalah sosial pada umumnya disebabkan oleh faktor manusia. Adapun masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya sama. Masalah-masalah tersebut antara lain kemiskinan, kejahatan, kependudukan dan lingkungan hidup.
29
1. Kemiskinan Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang tidak sanggup atau tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok atau kebutuhan hidupnya secara umum. Seseorang dikatakan miskin apabila orang itu tidak
mampu
memenuhi
kebutuhan
akan
makanan,
pakaian,
perumahan, kesehatan, dan pendidikan. 2. Kejahatan (kriminalitas) Kejahatan adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang yang dapat merugikan orang lain. Kejahatan (kriminalitas) merupakan salah satu pelanggaran terhadap peraturan hukum yang berlaku di masyarakat. Kejahatan dapat terjadi di mana saja baik Negara maju ataupun Negara berkembang, termasuk di Indonesia dan Negara-negara tetangga. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa kemiskinan dapat juga menyebabkan masalah-masalah sosial lain di antaranya adalah tindak kejahatan. Upaya pencegahan terhadap tindak kejahatan dapat dilakukan dengan cara mengatasi beberapa faktor pendorong. Misalnya adalah menciptakan lapangan pekerjaan baru, menciptakan pendidikan yang murah dan mengadakan pelatihan-pelatihan kerja. 3. Kependudukan Penduduk adalah orang atau sekelompok orang yang bertempat tinggal atau menempati suatu wilayah atau Negara. Dengan
30
demikian penduduk merupakan komponen penting dari suatu Negara, karena penduduk merupakan motor penggerak dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa ada penduduk suatu Negara tidak dapat melaksanakan pembangunan, karena penduduk adalah objek sekaligus subjek pembangunan. Masalah kependudukan yang umum dihadapi oleh Negara Indonesia dan Negara-negara tetangga adalah jumlah penduduk yang besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, kepadatan penduduk yang tinggi, persebaran penduduk, serta masalah-masalah yang berkaitan dengan kualitas pendapatan penduduk yang masih rendah. Masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan kependudukan umumnya dihadapi oleh Negara-negara berkembang seperti Indonesia dan Negara-negara tetangga. Hampir semua Negara di kawasan Asia Tenggara memiliki jumlah dan pertumbuhan penduduk yang tinggi. 4. Lingkungan hidup Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita atau segala hal yang berada di sekeliling makhluk hidup yang memengaruhi kehidupan. Dengan demikian lingkungan hidup terdiri atas tiga lingkungan berikut ini. a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan di luar makhluk hidup yang meliputi semua benda mati yang ada di sekitar manusia. Misalnya batu, tanah, udara.
31
b. Lingkungan biologis, yaitu lingkungan di sekitar manusia yang terdiri atas benda-benda hidup yang meliputi hewan dan tumbuhtumbuhan. c. Lingkungan sosial, yaitu lingkungan antarmanusia yang terdiri atas orang-orang secara individu maupun kelompok. Masalahmasalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah adanya kerusakan lingkungan sebagai akibat dari adanya kegiatan manusia. Beberapa contoh masalah lingkungan hidup adalah kerusakan
lahan,
kerusakan
hutan,
dan
berbagai
bentuk
pencemaran lingkungan.
B. Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) 1. Pengertian Dalam dunia pembelajaran strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Suatu pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang agar mencapai tujuan yang diinginkan sesuai peraturan pemerintah no.19 tahun 2005 yang menegaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat, perkembangan fisik serta psikologis siswa. Dari uraian di atas,
32
menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru seyogyanya harus berorientasi pada aktivitas siswa. PBL (Problem Base Learning) atau yang lebih dikenal dengan pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode belajar dengan menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. pembantu
dan
fasilitator
bagi
Dalam metode ini, guru sebagai siswa
untuk
menemukan
permasalahannya kemudian menyusun teknik penyelesaian
sendiri
dari maslah
tersebut secara sistematik dan ilmiah sehingga nantinya dapat ditarik kesimpulan sebagai pengetahuan baru. Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran aktif dan kolaboratif serta berpusat kepada peserta didik, sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah secara mandiri. 9 Problem Based Learning (PBL) dapat dipandang sebagi suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik secara seimbang. 10 Untuk melaksanakan model pembelajaran
PBL (Problem Based
Learning), guru perlu memilih bahan pelajaran yang mengandung
9
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), 130 10 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal. 4
33
permasalahan yang dapat dipecahkan. Masalah yang diangkat bisa diambil dari buku teks maupun dari kejadian yang terjadi di sekitar siswa, namun perlu diingat bahwa model pembelajaran PBL tersebut menekankan pada proses
pemecahan
masalah
yang
sistematis
dan
ilmiah
tanpa
mengesampingkan keragaman kemampuan dan karakteristik siswa. Untuk itu, pemilihan masalah hendaknya memiliki jawaban permasalahan yang lebih dari satu solusi sehingga setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mengajukan permasalahannya kemudian di akhir pembelajaran guru bersama siswa menyimpulkan dan mengkontruksikan berbagai solusi permasalahan yang ada menjadi pengetahuan yang baru. Menurut Wina Sabjaya, Strategi pembelajaran berbasis masalah akan berjalan efektif dan efisien jika guru mempunyai harapan antara lain: a. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh. b. Apabila guru ingin mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa, yaitu menganalisis situasi,
menerapkan pengetahuan yang dimiliki,
mengenali adanya perbedaan antar fakta dan opini, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam membuat Judgment secara obyektif. c. Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
34
d. Manakala guru ingin meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis untuk memecahkan masalah dan menantang intelektual siswa. 11 2. Hakikat Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Antara model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dengan model pembelajaran lain (Strategi pembelajaran inkuiri/SPI) walaupun memiliki kesamaan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang sangat fundamental. Perbedaan tersebut terletak pada jenis permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai. Berbeda dengan pembelajaran PBL, masalah yang diangkat dalam model SPI adalah masalah yang bersifat tertutup artinya jawaban dari masalah tersebut sudah pasti, guru sebelumnya sudah mengetahui jawabannya tetapi dengan perlahan namun pasti guru menggiring siswa berpikir kritis untuk menemukan jawabannya sendiri secara tepat dengan tujuan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri sehingga siswa lebih giat belajar. Seperti yang telah disinggung sebelumnya masalah yang diangkat dalam model pembelajaran PBL adalah masalah yang sifatnya terbuka artinya jawaban dari masalah tersebut tidak pasti tetapi memiliki kemungkinankemungkinan jawaban lain yang dapat dikembangkan. Dengan demikian, model pembelajaran PBL dapat memberikan kesempatan bagi seluruh siswa dengan
11
segala
kemampuan
dan
karakteristik
yang
berbeda
untuk
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), 132
35
bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai dalam model pembelajaran PBL adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan logis untuk memecahkan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah 12. Hakikat masalah dalam pembelajaran PBL adalah Gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan 13. Oleh karena itu, permasalahan yang akan diangkat hendaknya tidak terbatas pada buku teks saja tetapi juga mengambil sumber masalah dari peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi di sekitar siswa dan disesuaikan dengan kurikulum. Berikut kriteria pemilihan masalah dalam PBL (Problem Based Learning) 14: a. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik b. Bahan yang dipilah harus bersifat familiar (mudah diketahui dan di pahami siswa) c. Bahan yang dipilah berhubungan dengan kepentingan orang banyak sehingga dapat dirasakan manfaatnya d. Bahan yang dipilih mendukung tujuan kompetensi yang ingin dicapai sesuai dengan amanat kurikulum. e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa. 12 12
Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), 133 13 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), hal.216 14 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), 133
36
3. Ciri – Ciri Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Menurut Nurhadi 15 berbagai pengembangan pembelajaran berbasis masalah telah mencoba menunjukkan ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut: a. Pengajuan Pertanyaan Atau Masalah. Pembelajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu. Pembelajaran berdasarkan
masalah
mengorganisasikan
pembelajaran
di
sekitar
pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial serta pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. b. Berfokus Pada Keterkaitan Antar Disiplin. Meskipun pembelajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada pembelajaran tertentu, masalah yang akan diselidiki telah dipilih benarbenar nyata agar dalam pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran. c. Penyelidikan Autentik. Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah 15
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 93-94
37
nyata. Mereka harus menganalisis dan mengidentifikasi masalah, mengembangkan
hipotestis,
menganalisis
informasi,
melakukan
eksperimen (jika diperlukan), dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, metode yang digunakan bergantung pada masalah yang sedang dipelajari. d. Menghasilkan Produk/Karya Dan Memamerkannya. Pembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk ini dapat berupa diskusi, laporan, model fisik, video atau program komputer. 4. Tujuan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning). Pembelajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru dalam memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pembelajaran dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual. Uraian rinci terhadap ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur
16
berikut ini: a. Keterampilan Berpikir Dan Keterampilan Pemecahan Masalah Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda yang digunakan untuk memikirkan situasi. Karena hakikat 16
Nurhadi. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:UNM, 2004), 58
38
kekomplekkan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan
proses
dan
keterampilan
berpikir
tingkat
tinggi
bagaimanapun juga jelas dapat diajarkan dan kebanyakan program serta kurikulum dikembangkan untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan pembelajaran berbasis masalah. b. Pemodelan Peran Orang Dewasa. Resnick 17 memberikan rasional tentang bagaimana pembelajaran berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang dewasa. Dalam banyak hal pembelajaran berbasis masalah bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan oleh orang dewasa antara lain: 1) Pembelajaran berbasis masalah mendorong kerja sama dalam menyelesaikan tugas. 2) Pembelajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
17
Nurhadi. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya dalam KBK. (Malang:UNM, 2004) ,61
39
3) Pembelajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut. c. Pembelajaran Yang Otonom Dan Mandiri Pembelajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa dapat mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut. 5. Tahap Penerapan Model Pembelajaran PBL. Penerapan model pembelajaran PBL dalam pembelajaran di Sekolah Dasar mengikuti kaidah - kaidah yang berlaku dalam model pembelajaran PBL tanpa mengesampingkan karakteristik belajar siswa di sekolah dasar, mengingat siswa sekolah dasar masih dalam tahap operasional formal. Pembelajaran berbasis masalah (PBL) biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang dimulai dari guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian serta analisis kerja siswa.
40
Tabel 2.2 Tahapan penerapan PBL 18 Tahapan Tahap 1 Orientasi siswa pada masalah Tahap 2 Mengorganisir siswa untuk belajar Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual dan kelompok Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil kerja
Tahap 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Tingkah laku guru Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan memecahkan masalah Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan memecahkan masalah Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, paparan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya Guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan
6. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Pelaksanaan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar meliputi hal-hal sebagai berikut:
18
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 97
41
a.
Tugas-Tugas Perencanaan Pembelajaran berbasis masalah membutuhkan banyak perencanaan, seperti halnya model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya. Perencanaan tersebut meliputi : 1) Penetapan Tujuan Pertama
kali
dideskripsikan
bagaimana
pembelajaran
berdasarkan masalah direncanakan untuk membantu mencapai tujuantujuan seperti keterampilan menyelidiki, memakai peran orang dewasa dan membantu siswa untuk dapat mandiri. Dalam pelaksanaannya pembelajaran berbasis masalah bisa saja diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah disebutkan tadi. 2) Merancang Situasi Masalah Beberapa guru dalam pembelajaran berbasis masalah lebih suka memberikan siswa suatu keleluasaan dalam memilih masalah untuk diselidiki karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Situasi masalah yang baik seharusnya autentik, mengandung teka-teki dan tak terdefinisikan secara ketat, memungkinkan bekerja sama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan tujuan kurikulum. 3)
Organisasi Sumber Daya dan Rencana Logistik Selama pelaksanaan pembelajaran siswa dimungkinkan bekerja dengan beragam material dan peralatan, dan pelaksanaannya bisa dilakukan dalam kelas, di perpustakaan atau laboratorium bahkan
42
dapat juga dilakukan di luar sekolah. Oleh karena itu, tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk penyelidikan siswa haruslah menjadi tugas perencanaan utama bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah. b. Tugas Interaktif 1)
Orientasi Siswa Pada Masalah Siswa perlu memahami tujuan pembelajaran adalah tidak untuk memperoleh informasi baru dalam jumlah besar, tetapi untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah penting untuk menjadi pebelajar yang mandiri. Cara yang baik untuk menyajikan masalah dalam pembelajaran ini adalah dengan menggunakan kejadian yang
mencengangkan
dan
memberikan
keinginan
untuk
memecahkannya. 2)
Mengorganisasi Siswa Untuk Belajar Pada model ini dibutuhkan pengembangan keterampilan kerja sama di antara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama. Berkenaan dengan hal itu, siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Kelompok belajar kooperatif juga berlaku pada model pembelajaran ini.
3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok meliputi:
43
a.
Guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Siswa diajarkan menjadi penyelidik aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah yang dihadapi juga diajarkan etika penyelidikan yang benar.
b.
Guru mendorong pertukaran ide secara bebas. Selama tahap penyelidikan guna memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu siswa.
c.
Puncak proyek-proyek pembelajaran dalam penciptaan dan peragaan seperti laporan, poster, model-model fisik dan video tape.
4)
Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran ini adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
5) Lingkungan Belajar dan Tugas-Tugas Manajemen Salah satu masalah dalam pengelolaan pembelajaran berbasis masalah adalah bagaimana menangani siswa baik secara individu maupun kelompok untuk menyelesaikan tugas lebih awal atau terlambat. Jadi kecepatan dalam penyelesaian yang dimiliki siswa jelas berbeda sehingga memungkinkan siswa mengerjakan tugas multi (rangkap).
44
Guru
yang
efektif
harus
memiliki
prosedur-prosedur
untuk
pengelolaan, pengumpulan dan pendistribusian bahan-bahan. Guru harus
juga
menyampaikan
aturan
dan
sopan
santun
untuk
mengendalikan tingkah laku siswa ketika melakukan penyelidikan. Pada
pelaksanaan
pembelajaran
mata
pelajaran
IPS
dengan
menerapkan model pembelajaran PBL dilaksanakan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Siswa diajak untuk mengenali kenampakan alam dan sosial Indonesia dan negara-negara tetangga dengan cara bertanya dan dari jawaban siswa guru menjelaskan arah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 2. Guru menyuguhkan beberapa kliping dari surat kabar tentang kenampakan alam dan sosial Indonesia dan negara-negara tetangga, kemudian memberikan penjelasan materi pelajaran yang akan dibahas agar siswa memiliki orientasi belajar. 3. Selanjutnya guru membentuk kelompok untuk berdiskusi membahas tema permasalahan yang telah disiapkan oleh guru untuk tiap kelompoknya dan selanjutnya selama pembelajaran PBL berlangsung, guru bertindak sebagai fasilitator/tutor memberikan dorongan dan bimbingan pada siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tema masing-masing dan membantu menemukan pemecahan masalah yang dihadapinya. 4. Hasil diskusi kelompok kemudian disampaikan melalui juru bicara kelompok masing-masing untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok
45
lainnya, tanggapan/pendapat yang masuk pada tiap kelompok akan didiskusikan kembali untuk melengkapi dan memperbaiki hasil diskusinya, dalam hal ini guru bertindak sebagi moderator dan sekaligus pembimbing. 5. Pada akhir pembelajaran guru melakukan refleksi dan memberikan evaluasi terhadap hasil belajar yang telah mereka laksanakan. Evaluasi dilaksanakan dengan memberikan post tes. Pelaksanaan penyampaian materi dan tujuan pembelajaran serta diskusi hasil kegiatan dapat dilakukan untuk menyamakan persepsi /kesimpulan yang dapat di ambil oleh siswa sebagai hasil belajarnya. Diskusi kelompok kecil dalam PBL dalam 19 dapat menggunakan metode seven jumps yang terdiri : 1. Identifikasi dan klarifikasi kata-kata sulit yang ada di dalam skenario. (sekretaris mencatat kata-kata yang masih belum dimengerti setelah didiskusikan) 2. Penentuan masalah. Setiap anggota memiliki bermacam perspektif masalah akan tetapi harus dicari masalah yang disepakati bersama. (sekretaris mencatat daftar masalah yang telah disetujui). 3. Brainstorming. Anggota kelompok mendiskusikan dan menjelaskan masalah tersebut berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki (prior
19
Dimyati dan Mudjiono.. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 54
46
knowledge). Identifikasi area pengetahuan yang kurang. (sekretaris menulis yang didiskusikan). 4. Berdasarkan langkah 2 dan 3 maka disusun penjelasan masalah dalam bentuk penjelasan sementara (tentative solution). (sekretaris mencatat penjelasan masalah sementara yang telah didiskusikan). 5. Penentuan
Tujuan
mengarahkan
agar
pembelajaran tujuan
yang
pembelajaran
akan
diraih.
fokus,
(guru/tutor
dapat
dicapai,
komprehensip dan sesuai dengan yang diharapkan) 6. Belajar mandiri. siswa belajar mandiri untuk mencari informasi yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran. 7. Setiap anggota kelompok menjelaskan hasil belajar mandiri mereka dan saling berdiskusi. (Tutor/guru menilai jalannya proses ini sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan). C. Hasil Belajar Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin mengetahui hasil dari kegiatan yang telah dilakukan. Orang tersebut ingin mengetahui apakah kegiatan yang dilakukan baik atau buruk, berhasil atau gagal. Guru dan siswa merupakan bagian yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, maka guru dan siswa juga ingin mengetahui hasil belajar setelah kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk mengetahui hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah itu baik atau buruk ataupun berhasil atau gagal,
47
pada kegiatan akhir pembelajaran dilakukan evaluasi. Seorang guru harus melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah perlu dilakukan perbaikan dalam kegiatan pembelajaran atau tidak. Kegiatan
evaluasi
merupakan kegiatan
integral
dalam
kegiatan
pembelajaran yang artinya kegiatan evaluasi tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi hasil belajar menekankan pada seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan belajar yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan usaha untuk mengetahui keefektifan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan belajar yang maksimal. Evaluasi tersebut berguna untuk mengetahui hasil belajar setelah pembelajaran dilakukan sehingga dapat diketahui tingkat keberhasilan pembelajaran. Evaluasi hasil belajar digunakan guru sebagai pertimbangan dalam membuat keputusan. Keputusan guru untuk meluluskan, menaikan atau remidi bagi siswa dengan membandingkan antara hasil belajar yang diperoleh dengan kriteria (patokan) tertentu. Perolehan belajar
siswa untuk materi tertentu
diketahui setelah pembelajaran berlangsung. Perolehan hasil belajar tersebut dapat
diketahui
dari
membandingkan
kemampuan
sebelum
kegiatan
pembelajaran dilakukan dan sesudah pembelajaran berlangsung. Sebelum pembelajaran, dapat dilakukan prates untuk mengetahui kemampuan awal siswa
48
atau untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menerima materi yang akan dipelajari. Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan pasca tes. Dengan membandingkan antara skor prates dengan skor pasca tes dapat diketahui perolehan belajar siswa. Hasil belajar siswa mencerminkan keberhasilan atau kegagalan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dimyati dan Mudjiono menyatakan ”hasil belajar yang telah diperoleh siswa dari pengalaman dan latihan yang diikutinya selama pembelajaran yang berupa keterampilan kognitif, afektif dan psikomotorik”20. Winkel dalam Dimyati mengemukakan konsep dan tiga ranah hasil belajar. Konsep hasil belajar dan tiga ranah hasil belajar tersebut adalah: Hasil belajar adalah suatu kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah diterapkan. Hasil belajar mempunyai 3 ranah antara lain: (1)Ranah kognitif: berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan; pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; (2)Ranah afektif: tampak pada siswa bertingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, menghargai guru dan teman; (3)Ranah psikomotorik: hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak setelah siswa mengalami pengalaman tertentu. 21 Dari dua pendapat di atas hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang dimiliki setelah melakukan kegiatan pembelajaran. Kemampuan tersebut meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan, sikap, minat, watak dan penyesuaian diri. Salah satu tanda seseorang belajar adalah terjadi perubahan
20 21
Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 18 Dimyati & Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran.(Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 21
49
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi perubahan
pengetahuan
(kognitif),
keterampilan
(psikomotor),
maupun
perubahan nilai dan sikap (afektif). Hasil belajar IPS adalah kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran IPS. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar dari nilai tes yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran IPS. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS dilakukan prates dan pasca tes sehingga diketahui peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran IPS dilakukan. Menurut Winkel hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, sebagai berikut: Faktor internal meliputi: (a) Psikologis, yang meliputi intelegensi, motivasi belajar, sikap, minat, perasaan, kondisi akibat keadaan sosial, kultural dan ekonomi; (b) Fisiologis meliputi kesehatan jasmani. Faktor eksternal meliputi: (a) Proses belajar di sekolah meliputi: kurikulum pembelajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, dan pengelompokan siswa; (b) Sosial meliputi: sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi pengajar dengan siswa; (c) Situasional meliputi: politik, tempat dan waktu, musim dan iklim. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu berasal dari dalam diri siswa atau dari luar siswa. Faktor dari dalam diri siswa biasa disebut faktor internal meliputi keadaan psikis dan fisik dari individu. Sedangkan faktor dari luar biasa disebut faktor eksternal merupakan keadaan di sekitar individu yang secara tidak langsung mempengaruhi hasil belajar individu misalnya fasilitas belajar, suasana pembelajaran, dan kurikulum.
50
Pengukuran hasil belajar memiliki fungsi bermacam-macam. Hasil belajar mempunyai beberapa fungsi, yaitu (1) indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik; (2) lambang pemuas hasrat ingin tahu; (3) bahan informasi; (4) indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan; (5) indikator terhadap daya serap anak didik”. Berdasarkan pendapat di atas, fungsi hasil belajar bermacam-macam sesuai dengan tujuan seseorang melakukan pengukuran terhadap hasil belajar tersebut. Hasil belajar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan seseorang dalam kenaikan kelas, kelulusan atau seleksi calon siswa. Pengukuran hasil belajar harus dilakukan dengan cermat dan adil, karena hasil belajar akan berpengaruh pada kelanjutan pembelajaran yang akan datang. Seseorang yang dengan terpaksa dinaikkan ke kelas berikutnya sedangkan hasil belajarnya tidak sesuai kriteria (patokan) kenaikan yang ditetapkan, siswa tersebut akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran di kelas tersebut. Karena pentingnya evaluasi hasil belajar, maka seorang guru harus menguasai kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Menurut Syah dalam Yunita pada prinsipnya evaluasi belajar dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya: 1. Prates dan pasca tes Prates dilakukan sebelum dilakukan pembelajaran dengan materi baru. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi syarat pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan dipelajari. Pasca tes dilakukan setelah kegiatan pembelajaran
51
berlangsung ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan penguasaan terhadap materi yang telah diajarkan. 2. Evaluasi prasarat Evaluasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi pengetahuan materi yang sudah dipelajari sebagai dasar untuk materi yang akan dipelajari. 3. Evaluasi diagnostik Evaluasi yang disajikan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dengan memunculkan pertanyaan pada bagian materi pelajaran tertentu yang dipandang sulit oleh siswa. 4. Evaluasi formatif Evaluasi
yang
digunakan
sebagai
bahan
diagnostik
yang
pertimbangannya nanti untuk perbaikan pembelajaran. 5. Evaluasi sumatif Evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran. 6. UAN Evaluasi yang dilakukan sebagai penentu kenaikan status siswa. Berdasarkan prinsipnya pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan pembagian di atas. Pengukuran hasil belajar menurut bentuknya dapat dilakukan dengan tes maupun non tes bergantung pada kemampuan apa yang diukur. Untuk mengetahui hasil belajar dibidang kognitif (pengetahuan) dilakukan dengan mengetes siswa baik itu secara lisan ataupun
52
tertulis. Tes secara lisan jarang dilakukan karena membutuhkan waktu relatif lama dibandingkan dengan tes tulis. Pengukuran hasil belajar bidang sikap (afektif) atau keterampilan (psikomotorik) digunakan non tes. Untuk pengukuran bidang sikap dan keterampilan penguji membuat klasifikasi indikator yang akan diamati. Dalam penelitian ini untuk mengukur tingkat ketercapaian tindakan digunakan lembar observasi. Tujuan adanya lembar observasi adalah agar penelitian tetap fokus pada apa yang diteliti. Maka, pengamatan dapat dipusatkan pada hal-hal penting yang diungkap informasinya. Menurut Purwanto”apapun objek yang akan diamati, agar pengamatan dapat berjalan efektif sebaiknya digunakan pedoman pengamatan” 22. Pedoman pengamatan berisi mengenai hal-hal apa yang harus diamati dari suatu objek yang diteliti, Dari berbagai macam tes yang telah dipaparkan di atas, jenis penilaian yang paling cocok digunakan untuk penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam mata pelajaran IPS kelas VI MI ini adalah tes uraian, tes respon bebas dan tes obyektif. D. Kerangka Berpikir Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa. Dalam interaksi ini kedua pihak harus sama-sama menyiapkan diri dan saling 22
Edy Purwanto. Strategi Belajar Mengajar.( Malang: Universitas Negeri Malang, 2007.), 33
53
mendukung. Guru harus membimbing, mengarahkan dan mencitakan kondisi belajar yang nyaman sedangkan siswa harus selalu belajar dengan rajin dan tekun serta berkonsentrasi dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung. Suatu model pembelajaran yang tepat selama pembelajaran berlangsung dengan demikian, akan tercipta kondisi positif yang memacu siswa bersikap positif terhadap materi yang sedang di pelajari. Selain itu, karakteristik siswa juga berpengaruh terhadap penggunaan model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran dan karakteristik siswa merupakan dua hal yang sangat menentukan keberhasilan tercapainya suatu pembelajran. Dapat dikatakan bahwa kesesuaian antara model pembelajaran yang digunakan dengan karakteristik yang bersumber dari diri siswa akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Problem Based Learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam proses pembelajaran berbasis masalah (PBL) ini, siswa dihadapkan pada masalah yang terjadi di sekitar dunia nyata yang tentunya dikaitkan dengan konsep dari berbagai isi materi pelajaran. Dalam hal ini, siswa terlibat langsung untuk menghadirkan masalah serta melakukan penyelidikan terhadap masalah tersebut guna menemukan solusi dari masalah yang telah di rumuskan sebelumnya