BAB II DASAR TEORI
2.1.Tambal Ban Tempat Tambal ban adalah tempat yang jamak kita temui disisi jalan, tempat
ini biasanya didatangi oleh para pengendara kendaraan tidak bermotor atau bermotor baik roda dua atau roda empat. Para pengunjung biasanya bertujuan hanya sekesar mengecek tekanan angin pada ban kendaraan atau melakukan
penamblan ban jika terjadi kebocoran. Penambalan ban biasa dilakukan untuk menutup lubang jika terjadi kebocoran pada ban kendaraan yang menggunakan
ban dalam. Hal ini biasanya dilakukan untuk menghemat biaya jika dibandingkan langsung mengganti ban yang bocor dengan ban yang baru, sehingga banyak orang yang lebih memilih penambalan ban. Penambalan ban ada 2 cara yang pertama menambal ban dengan hanya menempelkan karet dan perekat ke ban dan yang menggunakan
karet yang dilelehkan menggunakan proses pemanasan
menggunakan plat besi yang dipanaskan.
Gambar 2.1 Tempat Tambal Ban
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
6
2.2. Alat Tambal Ban Konvensional
Alat tambal ban konvensional atau yang biasa kita lihat adalah alat yang
digunakan untuk membantu proses penambalan ban dengan cara melelehkan karet sebagai penambal kebocoran. Alat ini biasanya terbuat dari plat besi yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki tempat yang akan dipanaskan dan juga
sekaligus untuk meletakkan karet yang akan dilelehkan dan direkatkan ke ban yang bocor. Selain itu alat ini juga diatas plat tersebut ditempatkan kayu dan besi ulir yang berfungsi sebagai penekan ban dan karet yang sedang dilelehkan agar merekat dengan baik.
Gambar 2.2 Alat Tambal Ban Konvensional
Dalam melakukan penambalan plat besi sebagai tempat pelehan karet yang akan ditempel ke lubang pada ban adalah dengan memanaskan plat dengan semacam kompor kecil yang diisi oleh minyak tanah, dan proses pemansan ini juga harus terus dipantau agar panasnya tidak terlalu berlebih yang dapat mengakibatkan ban dapat meleleh juga. Kemudian untuk menekan juga masih menggunakan tenaga manusia. 2.3. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Sederhananya, cara kerja mikrokontroler sebenarnya hanya membaca dan menulis data. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
7
yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan
efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut "pengendali kecil"
dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen
pendukung
seperti
IC
TTL
dan
CMOS
dapat
direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler
ini. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :
Sistem elektronik akan menjadi lebih ringkas
Rancang bangun sistem elektronik akan lebih cepat karena sebagian besar
dari sistem adalah perangkat lunak yang mudah dimodifikasi.
Pencarian gangguan lebih mudah ditelusuri karena sistemnya yang kompak.
Gambar 2.3 IC AVR ATmega8535
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
8
Gambar 2.4 Konfigurasi Pin ATmega8535
AVR merupakan seri mikrokontroller CMOS 8-bit buatan AMEL, berbasisarsitektur RISC (Reduced Instruction Set Komputer) dengan kecepatan 16 MHz. Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Alasan menggunakan ATmega32 ini karena mikrokontroler mudah diperoleh di pasaran dan harganya yang terjangkau. Selain itu ATmega8535 memiliki kapasitas Flash Program Memory yang cukup besar yaitu 8Kbytes sehingga dapat menampung banyak routine program. Selain itu mikrokontroler ATmega8535 dipilih karena memiliki saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, Port D. ADC (Analog to Digital
Converter) pada ATmega8535 dibangun dari
successive approximation ADC yang mempunyai resolusi 10 bit. Didalam ATmega8535 terdapat 8 jalur masukan untuk ADC yang dapat diaktifkan semuanya. 2.4. Sensor Suhu Dalam kegiatan Penambalan ban sangat dipengaruhi oleh suhu saat pelelehan karet dan suhu tersebut cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah sensor yang bisa mengetahui tingkat suhu yang cukup tinggi.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
9
2.4.1. Sensor Thermocouple
Secara harfiah thermocouple berasal dari kata “thermo” yang berarti suhu dan “couple” yang berartgi sepasang. Dalam pengertian
sebenarnya thermocouple adalah sepasang kawat logam yang tidak sama
jenisnya dihubungkan bersama-sama yang apabila kedua ujungnya masing-masing dimasukan kedalam dua tempat yang berbeda suhunyha,
maka timbul gaya gerak listrik (ggl). Tegangan gerak listrik dipengaruhi
oleh temperatur antara kedua ujungnya.
2.4.2 Prinsip Kerja Thermocouple Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seeback menemukan bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 – 70 mikrovolt tiap derajat celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaannya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa thermocouple perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
10
Gambar 2.5 Hubungan Thermocouple
Salah satu sambungan – sambungan yang dingin dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. Contoh pada gambar 2.5, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung termocouple dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termocouple menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara sederhana termocouple tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau diode) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya termocouple dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
11
kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat
Termocouple itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah daripada kabel
termocouple, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada
bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya
memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih besar dari kabel
kawat dengan jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada
termocouple. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel
kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai
perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik yang sama dengan termocouple (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termocouple, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termocouple. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termocouple, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.
2.5.Motor DC Motor arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Gambar di bawah ini memperlihatkan sebuah motor DC yang memiliki tiga komponen utama:
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
12
Dinamo Commutator
Kutub Medan
Gambar 2.6 Tiga Komponen Utama Pada Motor DC
Kutub medan Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stationer dan dinamo yang menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
Dinamo Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk mengubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
13
Commutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Gambar 2.7 Bagian Dalam Motor DC
Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535
14
BAB II DASAR TEORI
2.6. Relay Relay adalah saklar elektro-magnetik yang menggunakan tegangan DC rendah
untuk menghidupkan dan mematikan suatu alat atau sistem yang terhubung
dengan tegangan DC yang tinggi atau tegangan AC. Susunan relay yang paling sederhana terdiri atas kumparan kawat penghantar yang dugulung pada inti besi.
Susunan kontak relay, secara umum terdiri dari:
relay dalam keadaan tidak dialiri arus.
Normally Open (NO) : posisi saklar berada pada keadaan terbuka saat
Normally Close (NC) : posisi saklar berada pada keadaan tertutup saat relay dalam keadaan tidak dialiri arus. Gambar di bawah menunjukkan kondisi relay dengan normally open.
Gambar 2.8 Keadaan Relay Saat Normally Open
Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
15
BAB II DASAR TEORI
Pin Normally Open (NO)
Pin Normally Close (NC)
Pin Supply Relay
Common
Gambar 2.9 Konfigurasi Pin Relay
Gambar 2.10 Bentuk Fisik Relay 5V
2.7. Transistor Transistor merupakan komponen semikonduktor yang biasanya digunakan sebagai penguat dan sebagai rangkaian sakelar atau penyambung dan pemutus rangkaian. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitter (E) dan Collector (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
16
BAB II DASAR TEORI Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik
modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator).
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya. 2.7.1. Transistor Sebagai Sakelar
Telah dipaparkan sebelumnya bahwa salah satu fungsi dari transistor
adalah sebagai sakelar. Untuk menghasilkan kondisi on/off seperti pada saklar, transistor dioperasikan pada salah satu titik kerjanya, titik saturasi dan cut off. Saat kondisi saturasi, transistor seperti sebuah saklar yg tertutup (on) sehingga arus dapat mengalir dari kolektor menuju emitor. Sedangkan saat kondisi cutoff, transistor seperti sebuah saklar yg terbuka (off) sehingga tidak ada arus yg mengalir dari kolektor ke emitor. Ic adalah arus beban yang akan mengalir dari kaki kolektor ke emitor. Besarnya arus beban ini tidak boleh lebih besar dari Ic maksimum yang dapat dilewatkan oleh transistor. Arus beban ini dapat dicari dengan persamaan berikut : Syarat : (
(
)
(
)
............................................................. (2-3)
)
Setelah arus beban yang akan dilewatkan pada transistor diketahui maka selanjutnya adalah menentukan transistor yg akan dipakai dgn syarat seperti berikut : ( (
) )
................................................... (2-4)
Setelah transistor yang akan dipakai sebagai saklar telah ditentukan maka selanjutnya adalah menentukan hambatan pada basis (Rb). Besarnya Rb ini dapat dicari dengan persamaan berikut: (
)
.......................................................................... (2-5)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
17
BAB II DASAR TEORI
Untuk menentukan Rb rumusnya adalah sebagai berikut : ......................................................................... (2-6)
Gambar 2.11 Bentuk Fisik Transistor
2.8. Push Button Push button adalah salah satu jenis saklar yang secara mendasar fungsinya sama dengan semua saklar lainnya yaitu melakukan kontak nyala-padam (on-off) dengan cara membuka dan menutup sirkuit listrik. Push button adalah saklar yang beroperasi dengan cara ditekan, dan bisa melakukan dua fungsi berbeda, yakni menutup sirkuit bila ditekan (Normally Open), atau justru membuka sirkuit bila ditekan (Normally Close). Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula.
Gambar 2.12 Simbol Saklar Push button Secara Umum
Ada beberapa jenis Push button, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. PTM (push to make) switch atau NOPB (normally-open push-button) Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan maka akan menutup sirkuit. Contoh tombol PTM atau NOPB adalah seperti yang digunakan sebagai tombol klakson sepedamotor dan mobil. 2. PTB (push to-break) switch atau NCPB (normally-close push-button)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
18
BAB II DASAR TEORI
Push button jenis ini bekerja apabila tombol ditekan, maka akan membuka sirkuit. Jika tekanan dilepaskan atau terjadi tekanan
berikutnya, maka akan menormalkan kembali tombol ke posisi semula dan sirkuit kembali ke status semula. Contoh tombol PTB atau NCPB adalah seperti yang digunakan sebagai tombol penyala lampu
penerangan-dalam pada pintu kulkas dan pintu mobil, dimana lampu
padam bila pintu ditutup dan sebaliknya menyala bila pintu dibuka.
Gambar 2.13 Macam-Macam Push button
2.9 LCD (Liquid Crystal Display) Sarana penampil (display) jenisnya sangat beragam, contohnya seperti Cathode Ray Tube (CRT), Liquid Crystal Display (LCD), Dot Matrix, Seven Segment, dan lain sebagainya. Masing-masing sarana penampil tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, tentu saja semuanya tergantung kepada aplikasi penampil yang akan digunakan. Pada alat ini digunakan sarana penampil berupa LCD karena cenderung lebih mudah dalam aplikasinya dan dapat menampilkan karakter baik berupa huruf maupun angka. LCD juga memiliki ukuran yang bermacam-macam, seperti LCD dengan jumlah 1-4 baris, 16-40 karakter per baris, dan sebagainya. Salah satu contoh LCD yang disebutkan diatas adalah LCD 2x16. Gambar LCD 2x16 ini ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 2.14 LCD 2x16
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
19
BAB II DASAR TEORI
Pada umumnya LCD ini memiliki 16 pin yang terdiri dari delapan pin jalur
data (D0-D7), tiga pin jalur kontrol (RS, E, dan RW), pin sumber tegangan dan
ground, sebuah pin driver LCD dan dua pin backlight. Tabel berikut menunjukkan konfigurasi dari pin-pin LCD tersebut.
Tabel 2.1. Konfigurasi Pin LCD
Pin
Simbol
Fungsi
1
GND
Data bus line 7 (MSB) Power supply (GND)
2
Vcc
Data bus line 6 Power supply (+5V)
3
VO
Pengaturan kontras LCD
4
RS
Register Select, H = Baca, L = instruksi
5
R/W
Read/Write, H = Baca, L = tulis
6
E
Enable Signal
7
D0
Data Bit 0
8
D1
Data Bit 1
9
D2
Data Bit 2
10
D3
Data Bit 3
11
D4
Data Bit 4
12
D5
Data Bit 5
13
D6
Data Bit 6
14
D7
Data Bit 7
15
A+
Led Backlight (+)
16
A-
Led Backlight (-)
Dalam mengatur tampilan LCD diperlukan karakter generator, yaitu bentukbentuk karakter yang dapat ditampilkan. Urutan dan posisi dari karakter yang akan ditampilkan dan pergantian ke display harus disimpan dan digabungkan kemudian disimpan dalam RAM. Semua pengontrol tampilan ini telah dibentuk dalam satu IC module LCD yang berfungsi menerima kode-kode karakter (8-bit “Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
20
BAB II DASAR TEORI
per karakter) dari suatu mikroprosesor atau komputer kemudian menyimpannya di
display data RAM (DD RAM).
Untuk menampilkan satu karakter, posisi data pada tampilan dikirim ke
register instruksi dan diikuti karakter ke register data. Modul LCD akan menghubungkan karakter dengan pola karakter pada CG ROM dan mengirimkan
pola karakter pada display sesuai posisinya. Posisi dari tampilan dapat dikurangi
atau ditambah secara otomatis tergantung dari inisialisasi yang dilakukan sebelum mengisi karakter. Sehingga dapat mengirimkan karakter yang berurutan (string
yang lebih dari satu karakter) dan akan ditampilkan satu string yang kontinyu.
Langkah awal sebelum menampilkan karakter pada LCD adalah melakukan
inisialisasi untuk LCD terlebih dahulu. Inisialisasi LCD adalah hal yang terpenting karena apabila inisialisasi gagal maka tampilan pada LCD atau yang akan ditampilkan pada LCD adalah karakter-karakter aneh. Tahap inisialisasi berisi konfigurasi-konfigurasi untuk LCD yang akan digunakan. Adapun konfigurasi yang harus diatur pada tahap inisialisasi ini adalah sebagai berikut :
Banyaknya bit data interface dengan MPU yang digunakan (8-bit atau 4-bit)
Jumlah baris pada LCD yang digunakan
Pergeseran kursor
Pergeseran tampilan
Kursor atau tanpa kursor, berkedip atau tidak berkedip.
2.10
Regulator Regulator adalah rangkaian regulasi atau pengatur tegangan keluaran dari
sebuah catu daya agar efek dari naik atau turunnya tegangan jala-jala tidak mempengaruhi tegangan catu daya sehingga menjadi stabil. Ada 4 jenis regulator : 1. Regulator dengan Zener 2. Regulator Zener Follower 3. Regulator dengan op-amp 4. Regulator dengan IC (Integrated Circuit)
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
21
BAB II DASAR TEORI 2.10.1 Regulator IC (Integrated Circuit)
IC regulator adalah suatu circuit / rangkaian electronik yang
terintegrasi yang berfungsi mengatur (membatasi) arus tegangan listrik yang dihasilkan oleh altenator atau sumber tegangan. Sekarang mestinya tidak perlu susah payah lagi mencari op-amp, transistor dan komponen
lainnya untuk merealisasikan rangkaian regulator karena rangkaian
semacam ini sudah dikemas menjadi satu IC regulator tegangan tetap.
Salah satu metode agar dapat menghasilkan tegangan output DC stabil adalah dengan menggunakan IC 78XX untuk tegangan positif dan IC
79XX untuk tegangan negatif dalam sistem Regulator Tegangan.
1. IC 7805 untuk menstabilkan tegangan DC +5 Volt 2. IC 7809 untuk menstabilkan tegangan DC +9 Volt 3. IC 7812 untuk menstabilkan tegangan DC +12 Volt 4. IC 7824 untuk menstabilkan tegangan DC +24 Volt 5. IC 7905 untuk menstabilkan tegangan DC -5 Volt 6. IC 7909 untuk menstabilkan tegangan DC -9 Volt 7. IC 7912 untuk menstabilkan tegangan DC -12 Volt 8. IC 7924 untuk menstabilkan tegangan DC -24 Volt
Komponen ini biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus ( current limiter ) dan juga pembatas suhu ( thermal shutdown ). Komponen ini hanya tiga pin dan dengan menambah beberapa komponen saja sudah dapat menjadi rangkaian catu daya yang ter-regulasi dengan baik. Misalnya 7805 adalah regulator untuk mendapat tegangan 5 volt, 7812 regulator tegangan 12 volt dan seterusnya, sedangkan seri 79XX misalnya adalah 7905 dan 7912 yang berturut-turut adalah regulator tegangan negatif 5 dan 12 volt. IC regulator tersebut akan bekerja sebagai regulator tegangan DC yang stabil jika tegangan input di atas atau sama dengan MIV (Minimum Input
Voltage),
sedangkan
arus
maksimum
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
beban
output
yang
22
BAB II DASAR TEORI
diperbolehkan harus kurang dari atau sama dengan MC (Maximum Current) sesuai karakteristik masing-masing.
Tabel 2.2. Nilai MIV dan MC IC Regulator
Type Number
Regulation Voltage
Maximum Current
Minimum Input Voltage
78L05
+5V
0.1A
+7V
78L12
+12V
0.1A
+14.5V
78L15
+15V
0.1A
+17.5V
78M05
+5V
0.5A
+7V
78M12
+12V
0.5A
+14.5V
78M15
+15V
0.5A
+17.5V
7805
+5V
1A
+7V
7806
+6V
1A
+8V
7808
+8V
1A
+10.5V
7812
+12V
1A
+14.5V
7815
+15V
1A
+17.5V
7824
+24V
1A
+26V
78S05
+5V
2A
+8V
78S09
+9V
2A
+12V
78S12
+12V
2A
+15V
78S15
+15V
2A
+18V
Berikut ini adalah gambar rangkaian dasar regulator tegangan dengan input DC stabil. 78XX
Gambar 2.15 Rangkaian Dasar IC Regulator “Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
23
BAB II DASAR TEORI
Untuk mengetahui susunan kaki IC regulator 78XX dan 79XX, dapat dilihat
dari gambar berikut :
Gambar 2.16 Susunan Kaki IC Regulator 78XX
Keterangan : 1. INPUT 2. GND 3. OUTPUT
Gambar 2.17 Susunan Kaki IC Regulator 79XX
Keterangan : 1. GND 2. INPUT 3. OUTPUT
Gambar 2.18 Bentuk Fisik IC Regulator
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
24
BAB II DASAR TEORI
2.11
Pemrograman BASCOM (Basic Compiler)
Software aplikasi yang digunakan untuk pemrograman ATmega8535 adalah
BASCOM (Basic Compiler) AVR. BASCOM AVR ini menggunakan bahasa tingkat tinggi yang merupakan pengembangan dari bahasa Basic. Compiler ini
berfungsi untuk mengubah format program kedalam format heksadesimal agar
program yang telah dibuat dapat dimengerti oleh mikrokontroler.
BASCOM (Basic Compiler) AVR merupakan suatu perangkat lunak untuk
memrogram hardware yang diimplementasikan pada mikrokontroler jenis AVR.
Kumpulan karakter pada BASCOM terdiri dari karakter alphabet, karakter angka,
dan karakter khusus. Karakter alphabet dalam BASCOM terdiri dari huruf kapital (A-Z) dan huruf kecil (a-z). Sedangkan karakter angka pada BASCOM adalah 09. Huruf A-H dapat digunakan sebagai bagian angka heksadesimal. Perancangan perangkat lunak dilakukan dengan membuat diagram alir terlebih dahulu dari perangkat lunak yang akan direalisasikan. Pemograman yang akan dibuat adalah dalam bahasa Basic.
2.11.1. Program GetADC Untuk pemrograman konversi sinyal analog ke digital dengan menggunakan software BASCOM-AVR version 1.11.9.5. terdapat perintah “getadc” yang berfungsi sebagai konversi sinyal analog yang berasal dari transducer ke sinyal digital. Pada Atmega8535 terdapad 8 channel pin ADC yang terdapat pada PORTA.
“Alat Tambal Ban Elektrik Otomatis Berbasis ATmega8535”
25