MODEL PEMBELAJARAN TERPADU dalam
TEORI DAN PRAKTEK
BAB I TUJUAN UMUM MODEL PEMBELAJARAN A.
•
•
MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Arends (2001) ada enam macam model pengajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam mengajar, adalah: 1). Persentasi 2). Pengajaran langsung (direct instruction) 3). Pengajaran konsep 4) Pembelajaran 4). P mb l j n kooperatif k p tif 5). Pengajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), 6). Diskusi kelas Model pembelajaran memiliki ciri ciri-ciri ciri khusus ialah: 1). Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta
2). Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar 3). Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil 4). Lingkungan g g belajar j yang y g diperlukan p agar g tujuan j pembelajaran itu dapat tercapai
B. •
1. a.
Model Pembelajaran terpadu
Menurut Joni, T.R (1996:3), pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep p serta konsep p keilmuan secara holistik,, bermakna, dan otentik.
Prinsip Dasar Pembelajaran Terpadu
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran terpadu dapat dikl ifik ik menjadi: diklasifikasikan j di Prinsip Penggalian Tema
b. b •
Penggalian tema tersebut hendaklah memperhatikan beberapa persaratan yaitu yaitu: 1). Tema hendaknya tidak terlalu luas 2). Tema harus bermakna 3). Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis k l anak k 4). Tema dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat anak. Prinsip Pengelolaan Pembelajaran Menurut Prabowo (2000), bahwa dalam pengelolaan pembelajaran hendaklah guru dapat berlaku sebagai berikut: 1). Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan bi d dalam l proses b belajar l j mengajar j 2). Pemberi tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok 3) Guru perlu mengakomodasi terhadap ide 3). ide-ide ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.
c.
d.
Prinsip Evaluasi Untuk melaksanakan evaluasi dalam pembelajaran terpadu, terpadu maka diperlukan langkah-langkah positif antara lain: 1). Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri (self evaluation/ self assement)) 2). Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan dicapai. Prinsip Reaksi
2.
Pentingnya pembelajaran Terpadu Ada beberapa p alasan yang y g mendasari pentingnya p g y pembelajaran p j terpadu yaitu: a. Dunia anak adalah dunia nyata b. Proses pemahaman anak terhadap suatu konsep dalam suatu peristiwa/ / obyek k lebih l h terorganisir
c. Pembelajaran akan lebih bermakna
•
d. Memberi peluang siswa untuk mengembangkan kemampuan diri e. Memperkuat kemampuan yang diperoleh f. Efisiensi waktu Menurut Departemen Pendidikan & kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut: 1). Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya. 2). Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak 3). Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama. 4) Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses 4). pembelajaran terpadu.
C. 1 1.
2. 2 3. 4.
D D. 11. a. b..
Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Holistik suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tdak dari sudut pandang yang berkotak-kotak. B Bermakna k Otentik Aktif
Langkah-langkah Langkah langkah (Sintak) Pembelajaran Terpadu
Langkah-langkah pembelajaran meliputi tiga tahap yaitu: T h p Perencanaan Tahap P n n n Menentukan jenis mata pelajaran dan jenis keterampilan yang dipaduk Memilih M m kajian j m materi,, standar kompetensi, mp , kompetensi mp dasar,, dan indikator
c. d. e. 2. 3. •
Menentukan sub keterampilan yang dipadukan j Merumuskan indikator hasil belajar Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Tahap Pelaksanaan Tahap Evaluasi M Menurut Prabowo P b (2000), (2000) langkah-langkah l k h l k h terpadu d secara khusus dapat dibuat sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1) Menentukan kompetensi dasar 1). 2). Menentukan indikator dan hasil belajar b. Langkah yang ditempuh guru 1). ) Menyampaikan y p konsep p pendukung p g yang y g harus dikuasai siswa 2). Menyampaikan konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa 3) Menyampaikan keterampilan proses yang akan 3). dikembangkan,
c.
Tahap Pelaksanaan
1). P 1) Pengelolaan l l k kelas l 2). Kegiatan proses 3). Kegiatan pencatatan data 4) Diskusi 4). d. Evaluasi 1). Evaluasi proses ((a)) Ketepatan p hasil p pengamatan g (b) Ketepatan penyusunan alat dan bahan (c) Ketepatan menganalisis data 2). Evaluasi hasil (a) Penguasaan konsep sesuai indikator yang telah ditetapkan 3). Evaluasi psikomotorik (a) Penguasaan penggunaan alat ukur. ukur
• K Komentar m : Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat SD/MI sampai dengan SMA/MA, model pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara individual maupun kelompok aktif mencari, mencari menggali menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.
BAB II LANDASAN TEORITIK DAN EMPIRIK Pembelajaran terpadu dikembangkan dengan landasan pemikiran yaitu: • Progresivisme, menyatakan bahwa pembelajaran seharusnya berlangsung secara alami, tidak artifisial. • K nst ukti ism menyatakan Konstruktivisme, m n t k nb bahwa h p pengetahuan n t hu n dib dibentuk ntuk ssendiri ndi i oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dari belajar bermakna. • Developmentally Appropriate, menyatakan bahwa pembelajaran j harus disesuaikan dengan perkembangan usia dan individu yang meliputi perkembangan kognisi, emosi, minat, dan bakat siswa. • Landasan Normatif , menghendaki bahwa pembelajaran terpadu hendaknya d dilaksanakan laksanakan berdasarkan gambaran ideal deal yang ingin ng n dicapai oleh tujuan pembelajaran. Landasan Praktis, bahwa pembelajaran terpadu dilaksanakan • dengan memperhatikan situasi dan kondisi praktis yang dipengaruhi terhadap kemungkinan pelaksanaanya mencapai hasil yang optimal.
A.
•
Teori Perkembangan Jean Piaget
Menurut Jean Piaget P (dalam (d l Nur, 1998:11), 1 11) seorang anak k maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa, yaitu: a). ). Tahap p sensorimotor, m , b). Praoperasional, c). Operasi kongkrit d). Operasi formal Beberapa implikasi teori piaget dalam pembelajaran, menurut slavin ( dalam Nur, 1998:27), sebagai berikut: 1). Memfokuskan pada proses berpikir anak tidak sekedar pada produknya. produknya 2). Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3) Penerimaan 3). P i perbedaan b d iindividu di id d dalam l k kemajuan j perkembangan.
B.
•
Teori Pembelajaran Konstruktivisme Menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan iama dan merevisinya apabila aturan aturan itu tidak sesuai lagi. aturan-aturan lagi Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno (1997: 73), antara lain: (1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif (1). aktif, (2). Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3). Mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada (4). hasil akhir, (5). Kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6). Guru sebaga sebagai fasilitator. fas l tator.
C.
•
Teori Vygotsky Bahwa B h pembelajaran b l j terjadi j di apabila bil anak kb bekerja k j atau b belajar l j menangani tugas-tugas itu yang belum dipelajari namun tugas itu masih berada dalam zone of proximal development. Ada dua implikasi utama teori vygotsky dalam pembelajaran sains, yaitu: 1). Susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga gg siswa dapat p berinteraksi disekitar tugas-tigas g g yang sulit dan saling memunculkan strategi pemecahan masalah yang efektif didalam masing-masing zone of proximal
development.
2). Dalam 2) D l pengajaran j menekankan k k scoffolding ff ldi sehingga hi siswa i semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajarannya sendiri.
D.
1. 2.
3.
Teori Bandura
Menurut bandura sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain. Berdasarkan pola prilaku tersebut, Bandura mengklasifikasikan empat f fase b belajar l j d darii pemodelan, d l yaitu: i Fase Atensi Fase pertama dalam pembelajaran pemodelan adalah memberikan perhatian pada suatu model. model Fase Retensi Menurut Gredler, (dalam Sudibyo, E. 2001: 5), fase ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku dan menyimpan k d it kode itu didalam did l iingatan t ((memoro jjangka k panjang). j ) Fase Revroduksi Fase revroduksi mengijinkan model untuk melihat apakah komponen-komponen komponen komponen urutan tingkah laku sudah dikuasai oleh si pengamat( pembelajar).
4.
E.
•
Fase Motivasi pengamat g akan termotivasi untuk meniru model, Pada fase ini si p sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan.
Teori Bruner
Suatu model S d l pengajaran j yang menekankan k k pentingnya i pemahaman h tentang struktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang dipelajari, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berpikir secara induktif dalam belajar. Aplikasi ide-ide Bruner dalam pembelajaran menurut woolfolk, (1997: 320), yaitu: 1). Memberikan cintoh dan bukan contoh dari konsep yang dipelajari, dipelajari 2). Membantu siswa mencari hubungan antara konsep, 3). Mengajukan pertanyaan dan membiarkan siswa menemukan sendiri jawabannya, 4). Mendorong siswa untuk membuat dugaan yang bersifat intuitif.
• Komentar: Pembelajaran terpadu memiliki landasan pemikiran yang menyatakan bahwa pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan usia individu yang meliputi perkembangan kognitif, emosional, minat dan bakat siswa sehingga dapat memecahkan masalah l h melalui l l kegiatan k eksperimen. k
BAB III MODEL KURIKULUM PEMBELAJARAN TERPADU A.
Pengorganisasian Kurikulum
• 1. 2. 3 3.
Menurut Nasution, S., dalam Nurdin, S., dan Usman, B. M (2003:44) bahwa ada tiga tipe kurikulum M.(2003:44), kurikulum, yakni: Sparated Subject Curriculum Correlated Curriculum Integrated Curriculum
B.
Klasifikasi Pengintegrasian Tema
1. 2. 3.
Ada tiga pengintegrasian kurikulum, yakni: Pengintegrasian didalam satu disiplin ilmu Pengintegrasian beberapa disiplin ilmu Pengintegrasian didalam satu dan beberapa disiplin ilmu.
C. 1.
2. 3.
4 4.
Model-model Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran j Terpadu p Model Connected Yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan berikutnya. Pembelajaran Terpadu Model Webbed Y itu pembelajaran Yaitu p mb l j n tterpadu p du yang n m menggunakan n un k n p pendekatan nd k t n tematik. 1 Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated Yaitu p pembelajaran m j terpadu p yang y g menggunakan m gg pendekatan p antar bidang studi , dengan cara menetapkan prioritas kulikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Pembelajaran Terpadu Model Nested (tersarang) Merupakan pengintegrasian kurikulum didalam suatu disiplin ilmu secara khusus meletakan fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar.
• Komentar: Setiap pengorganisasian kurikulum merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih hingga menjadi suatau kesatuan yang utuh dan dalam aplikasi pada kegiatan belajar mengajar utuh, diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa g dengan g kegiatan g praktis p sehari-hari sehingga gg tujuan j mengkaitkan pembelajaran dapat tercapai
BAB IV PENGEMBANGAN PERANGKAT MODEL PEMBELAJARAN TERPADU A. 1.
Model-model Pengembangan Perangkat Dalam pengembangan perangkat pembelajaran dikenal tiga macam model d l pengembangan b perangkat, k t yaitu: it
Model pengembangan sistem pembelajaran menurut Kemp
Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. manapun Unsur –unsur pengembangan perangkat pembelajaran meliputi: a. Identifikasi masalah pembelajaran b. Analisia siswa c. Analisis tugas d. Merumuskan indikator e. Penyusunan instrumen evaluasi f Strategi f. St t i pembelajaran b l j
g. Pemilihan media atau sumber pembelajaran
2.
h. Pelayanan pendukung i. Evaluasi formatif j. Evaluasi sumatif k Revisi k. R i i perangkat k t pembelajaran b l j Model pengembangan pembelajaran menurut Dick & Carey a. Identifikasi tujuan pengajaran b Melakukan analisis intruksional b. c. Mengidentifikasi tingkah laku awal d. Merumuskan tujuan kinerja e. Pengembangan g g tes acuan patokan p f. Pengembangan strategi pengajaran g. Pengembangan atau memilih pengajaran h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif i. Menulis perangkat
j. Revisi pengajaran
3 3.
P Pengembangan b perangkat k t pembelajaran b l j model d l4 4-D D Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu: a. Tahap pendefinisian (Define) b. Tahap perancangan (Design) c. Tahap pengembangan (Develop) d. Tahap pendiseminasian (Disseminate)
B.
Pengembangan perangat dalam proses pembelajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Silabus Rencana p pelaksanaan pembelajaran p j (RPP) ( ) Lembar kegiatan siswa (LKS) Buku siswa Media pembelajaran p j Tes hasil belajar (THB)
• Komentar: Dalam setiap pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model-model perkembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan, misalnya pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinue dan tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi.
BAB V IMPLIKASI PEMBELAJARAN TERPADU A A.
Ek i t Eksistensi i Guru G dan d Peserta P t Didik
1.
Eksistensi guru
a. Team teaching b. Guru tunggal 2.
Wawasan peserta didik
B.
Analisis kebutuhan ajar j dan sarana p perasarana penunjang p j g
1. 2.
Bahan ajar Sarana dan prasarana penunjang
C.
Model evaluasi pembelajaran p m j
1.
Pengertian evaluasi pembelajaran terpadu Penilaian dilakukandengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun p lisan,, pengamatan p g kinerja, j , pengukuran p g sikap, penilaian hasil, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
2.
Metode, Tehnik, Dan Bentuk Evaluasi
a.
Metode Metode yang dapat digunakan dalam mengevaluasi proses dan produk pembelajaran terpadu meliputi: 1). Observasi dan Dokumentasi Berkala 2). Dialog siswa-guru 3). Evaluasi diri siswa-guru 4). Tes dan ujian Tehnik, Bentuk dan Instrumen Evaluasi 1). Teknik penilaian 2). Bentuk instrumen 3). Instrumen.
b.
• Komentar: K m Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil masalah pelaksanaannya yang menyangkut jadwal pelajaran, secara teknis, pengaturannya dapat dilakukan sejak awal semester. Hal yang perlu dihindari adalah pembahasan materi yang tidak seimbang karena wawasan pengetahuan tentang materi pelajaran yang lain kurang memadai, hal utama yang harus dilakukan guru adalah memahami model pembelajaran terpadu secara konseptual maupun pertikal.
Nama NPM TK/P di TK/Prodi Tugas
: Gina Gusri Handayani : 20080210757 : IIC/PE : Kurikulum dan Pembelajaran