BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dari masa ke masa, membuat persaingan dalam dunia pekerjaan meningkat. Hal ini dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi. Jika suatu organisasi atau perusahaan tidak bisa menyikapi hal tersebut, maka kelangsungan kegiatan atau pekerjaan di dalam organisasi atau instansi akan terhambat. Untuk itu, diperlukan adanya Sistem yang baik yang harus dimiliki oleh setiap organisasi. Sebuah perusahaan harus didukung sistem informasi yang baik karena sistem informasi sangat berperan dalam menjalankan usaha atau kegiatan di perusahaan tersebut. Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia / mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Kemudian menurut Stoner dalam Budi Sutedjo (2002 : 169). Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian. Fungsi sistem informasi manajemen adalah
mengumpulkan
dan
menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan, memproses data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen, memanajemen data-data yang ada ke dalam kelompok-kelompok yang sudah ditetapkan oleh perusahaan,
1
Universitas Sumatera Utara
mengendalikan kontrol data yang cukup sehingga aset dari suatu organisasi atau perusahaan terjaga. Manfaat Sistem Informasi Manajemen adalah SIM memberikan dukungan dalam mengumpulkan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan, sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang. Sistem informasi juga dapat memberikan cara yang sulit atau kompleks namun dapat menghasilkan dengan cepat dan akurat informasi yang diperoleh. Pemanfaatan SIM sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan keputusan, paling sedikit dalam arti pemanfaatan teknologi informasi yang dewasa ini semakin banyak jenisnya dan semakin beraneka ragam pula aplikasinya. Kecenderungan yang jelas terlihat ialah desentralisasi pengambilan keputusan karena melalui jaringan informasi yang dimungkinkan oleh teknologi informasi, penanganan informasi tidak lagi menjadi “domain” para spesialis informasi yang terkumpul dalam satuan kerja yang dikenal sebagai “satuan kerja pemrosesan data” melainkan sudah meliputi seluruh lapisan organisasi, misalnya berkat makin meluasnya penggunaan “personal computer” dan “Notebook”, bahkan telah terciptanya “jalan raya informasi” dengan jaringan “internet”, pemanfaatan teknologi tidak lagi terbatas hanya pada tingkat mikro yaitu disuatu perusahaan, melainkan sudah menjangkau jaringan nasional, regional, dan bahkan global.
2
Universitas Sumatera Utara
Pengaruh informasi terhadap kepemimpinan adalah bahwa kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap sistem informasi yang diciptakan, pada bagian berikut ini akan ditunjukkan pula bahwa informasi mempunyai pengaruh terhadap corak dan gaya kepemimpinan dalam organisasi. Dengan perkataan lain ke-23 ciri-ciri masyarakat informasional mempunyai tekanan pengaruh (impact) terhadap kepemimpinan karena pimpinan dihadapkan kepada perobahanperobahan tertentu. Pengambilan keputusan adalah seperti kehidupan seorang eksekutif, manajer, kepala, ketua, direktur, rektor, bupati, gubernur, menteri, presiden, atau pejabat apapun, sesungguhnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Sebagian besar dari waktunya harus dicurahkan pada penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Tidak menjadi soal apakah keputusan itu benar atau mengandung kelemahan. Oleh sebab itu banyak manajer yang berpendapat bahwa lebih baik membuat enam kesalahan dari sepuluh keputusan yang ia buat dari pada sama sekali tidak membuat keputusan. Bagi manajer tersebut yang penting timbul rasa kepuasan karena dapat mengambil keputusan hari itu. Ilustrasi itu menggambarkan bahwa mengambil keputusan adalah aspek paling penting dari kegiatan manajemen, pengambilan keputusan adalah kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan karena didalamnya manajer terlibat, itu merupakan pertanggungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu proses tempat keputusan – keputusan dibuat dan dilaksanakan. Penelitian ini membahas peran sistem informasi manajemen (SIM) dalam pengambilan keputusan di PT.Astra International Tbk-Toyota cabang SM Raja Medan, khususmnya Departemen Administrasi Unit. Studi penelitian ini secara
3
Universitas Sumatera Utara
spesifik menjelaskan peran maupun hubungan Sistem Informasi Manajemen (SIM) terhadap pengambilan keputusan sebuah perusahaan. Persaingan dimasa era globalisasi yang semakin ketat dan perubahan tentu pemimpin harus cepat dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu diperlukan informasi yang handal dan cepat. Untuk mencari data dan informasi yang baik dapat dipercaya dan akurat disinilah perlunya sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan oleh manajer di perusahaan tersebut, seperti pengambilan keputusan tentang beban kerja diperusahaan, penambahan karyawan agar tercapai tujuan perusahaan, disiplin kerja karyawan, mengetahui kondisi pasar penjualan yang terbaru, dan naik turunnya harga atau kualitas barang yang dijual. Dimana keseluruhan pengambilan keputusan tersebut itu di pengaruhi oleh sistem informasi manajemen. Perusahaan ini terdiri dari 3 (tiga) departemen, yaitu departemen penjualan yang dipimpin oleh kepala cabang, departemen bengkel yang dipimpin oleh kepala bengkel dan departemen administrasi unit yang dipimpin oleh kepala administrasi unit dan keuangan. PT Astra International, Tbk – Toyota Cabang SM.Raja Medan memproses penjualan secara tunai, kredit dan Goverment Sales Operation (GSO) Adapun jumlah penjualan mobil pada masingmasing perusahaan pada tahun 2013 dan 2014 adalah sebagai berikut:
4
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 Jumlah Penjualan Mobil pada masing-masing Perusahaan tahun 2013 dan 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Merek Toyota Daihatsu Suzuki Mitsubisi Honda Nissan Hino Isuzu Chevrolet Kia
Jumlah Unit tahun 2013 399.414 171.195 148.967 145.371 86.817 56.341 31.104 29.016 14.299 11.046
Jumlah Unit tahun 2014 405.414 162.742 126.577 148.918 69.32 67.143 34.472 33.165 5.643 13.652
Sumber: http://infojakarta.net/2013angka penjualan mobil di Indonesia naik Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa penjualan mobil pada tahun 2013 dan 2014 Toyota menduduki posisi pertama perusahaan mobil di Indonesia yang penjualannya paling tinggi di bandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainya. Akan tetapi, pada tahun 2013 penjualan Toyota mengalami penurunan unit penjualan sebesar 1,48% dibandingkan tahun 2014, sedangkan perusahaan pesaingnya Daihatsu pada tahun 2013 mengalami kenaikan unit penjualan sebesar 5%. Hal ini disebabkan oleh penerapan Sistem Informasi Manajemen kurang maksimal didalam bidang pemasaran. Tanpa adanya Sistem Informasi maka bidang pemasaran akan kesulitan untuk menetukan segmenting yang berarti tindakan yang membagi suatu pasar menjadi kelompok – kelompok pembeli yang berbeda – beda yang mungkin membtuhkan produk – produk dan atau kombinasi pemasaran yang terpisah, targeting atau penetuan pasar sasaran yang merupakan suatu tindakan yang mengevaluasi keaktifan daya tarik setiap segmen pasar dan memilih salah satu atau lebih dari segmen pasar tersebut untuk dimasuki, posisioning atau
penempatan
produk
yang
merupakan
tindakan
untuk
5
Universitas Sumatera Utara
menempatkan posisi bersaing produk dan bauran pemasaran yang tepat pada setiap sasaran pasar. Manajemen perusahaan yaitu manajer harus bijak dalam menetukan pengambilan keputusan untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. Kegiatan utama PT Astra International Tbk-Toyota Cabang SM raja, adalah penjualan mobil, penjualan suku cadang mobil dan jasa servis mobil, penjualan
dan
penyewaan
alat
berat,
pertambangan
dan
jasa
terkait,
pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infra struktur dan teknologi informasi. PT Astra International Tbk-Toyota auto 2000 adalah salah satu perusahaan terbesar distributor kendaraan produk toyota, saat ini mempunyai cabang terbesar diseluruh indonesia khususnya daerah kota medan, PT astra toyota mempunyai Departemen Administrasi yang dipimpin oleh seorang Administration Head yang juga disebut Financial and Administration Manager (Manager Administrasi dan keuangan). Didalam Departemen Administrasi terdiri atas beberapa unsur antara lain Kepala administrasi (Administration head) memimpin dan bertanggung jawab atas pelaksanaan yang menyangkut hal – hal administrasi perusahaan, khususnya dibidang jasa seperti keuangan, investasi, kantor dan personalia yang bertugas dan bertanggung jawab atas aparat dan kelancaran pelaksanaan kegiatan personalia, dan dibawahi Penata administrasi unit, untuk kelancaran administrasi unit yang dibawahnya administrasi indirect, administrasi unit, administrasi STNK dan BPKB dan administrasi gudang unit, mengingat jumlah karyawan yang banyak dan keperluan akses data yang berbeda-beda, dan laporan untuk pencarian data dan pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama, dimana sebelumnya perusahaan
PT.
Astra
Internasional,Tbk-Toyota
menggunakan
aplikasi
6
Universitas Sumatera Utara
spreadsheet, dimana aplikasi ini kurang efektif dalam perhitungan dan pencarian data yang kemungkinan akan bertambah dan akan selalu di-update. Oleh karena itu, PT Astra international tbk-toyota membutuhkan sistem informasi yang membantu perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan proses pengolahan informasi, pencarian, dan pelaporan menjadi lebih baik sehingga operasionalnya menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk itu inilah alasan dan ketertarikan penulis untuk mengambil judul penelitian “PERANAN
SISTEM
INFORMASI
MANAJEMEN
(SIM)
DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERUSAHAAN PT ASTRA INTERNATIONAL, TBK – TOYOTA CABANG SM.RAJA MEDAN.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini adalah “Bagaimana Peranan Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam pengambilan keputusan di sebuah perusahaan PT Astra International, Tbk – Toyota cabang SM Raja Medan?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Sistem Informasi Manajemen dalam pengambilan keputusan yang digunakan Oleh PT Astra International,Tbk-Toyota Cabang Sisingamangaraja Medan.
7
Universitas Sumatera Utara
D. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat Penelitian ini adalah : a.
Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi peneliti, pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan perusahaan dan sebagai masukan untuk perbaikan – perbaikan
Sistem
Informasi
Manajemen
Dalam
pengambilan
Keputusan. Dan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta dalam melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan organisasi perusahaan, serta diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran secara konseptual, khususnya kepada Perusahaan yang berorientasi kepada peningkatan mutu sumber daya yang ada di perusahaan tersebut. b.
Bagi Peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan khususnya dalam penelitian, sehingga mampu mengungkapkan permasalahan yang dihadapi, Dan Menambah pengetahuan secara teoritis maupun aplikasi. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya mengenai berbagai aspek dari Sistem Informasi Manajemen disektor publik, khususnya dalam menjalankan tugas dan fungsinya di sebuah organisasi.
E. Kerangka Teori Teori merupakan seperangkat proposisi yang menggambarkan suatu gejala terjadi seperti ini. Untuk memudahkan peneletian diperlukan pedoman berfikir
8
Universitas Sumatera Utara
yaitu kerangka teori. Sebelum melakukan penelitian yang lebih lanjut seseorang peneliti perlu menyusun suatu kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Kerangka teori ini diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. 1. Sistem Informasi Manajemen Menurut
(Edhy
Sutanta,2003:03)
istilah
Sistem
Informasi
Manajemen/Sistem Informasi Manajemen telah banyak didefenisikan oleh para ahli manajemen dan komputer dengan cara pandang yang berbeda – beda, istilah tersebut telah dikenal sejak tahun 1960-an. Konsep sistem informasi manajemen saat itu berkembang seiring pekembangan fokus penggunaan teknologi komputer.perkembangan teknologi komputer saat itu telah memberikan kesadaran baru bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi untuk pengambilan keputusan manajemen. Menurut (Andri Kristanto,2003:26) Sistem Informasi manajemen atau lebih dikenal dengan nama SIM merupakan suatu sistem yang biasanya diterapkan dalam suatu organisasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan informasi yang dihasilkan dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen atau dengan kata lain teknik pengelolaan informasi dalam suatu organisasi. Sim ini Mempunyai peranan
yang sangat penting didalam suatu organisasi karena sangat
mempengaruhi terhadap maju mundurnya sebuah organisasi. Menurut Kronke (dalam Sutedjo, 2002:168) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen adalah pengembangan dan penggunaan systemsistem informasi yang efektif dalam organisasi-organisasi”. McLeod (dalam
9
Universitas Sumatera Utara
Sutedjo, 2002:168) juga mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen didefinisikan sebagai suatu system berbasis computer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan serupa”. Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi sekarang dan apa yang telah terjadi di masa lalu, informasi tersebut tersedia dalam laporan periodik, laporan khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah. Selain itu Stoner (dalam Sutedjo, 2002:168) mengemukakan bahwa “Sistem Informasi Manajemen merupkan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah dam memproses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan,operasi secara efektif dan pengendalian. Scoot (1996:69) menjelaskan bahwa "Sistem Informasi Manajemen adalah sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan informasi baik untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial". Menurut Gordon . B . Davis dalam Tata Sutabri (2005 : 91) Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia / mesin yang terpadu guna menyajikan informasi untukmendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi. Kemudian menurut Stoner dalam Budi Sutedjo (2002 : 169). Sistem Informasi Manajemen merupakan metode formal yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan, operasi secara efektif dan pengendalian. Jadi Sistem Informasi Manajemen dalam suatu pemahaman yang
10
Universitas Sumatera Utara
sederhana dapat didefenisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa dan dirancang untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan manajemen, perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, dan pengendalian. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu organisasi seperti lembaga pemerintah dan perusahaan milik pemerintah maupun swasta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data disini dapat berarti penunjangan pada tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut Para pemimpin yang yang betugas di bidang perencanaan ataupun yang menangani bidang pengawasan dalam rangkaian usaha mengambil keputusan y ang baik dan cepat, dan selalu membutuhkan informasi untuk mendukung kelancaran tugas- tugasnya. Oleh sebab itu informasi baru dapat dikatakanberguna apabila mampu berfungsi membantu pimpinan dalam pengambilan keputusan , terlebih dalam bidang perencanaan
dan
pengawasan
dalam
penentuan
kerja
(http://www.scribd.com/sofyan_desta/d/58444205-Chapter-II-2 diakses pada 9 Januari 2016 pukul 21.45). Manfaat sistem informasi manajemen tersebut dapat diuraikan dibawah ini : a.
Sistem informasi sebagai pembantu dalam pengambilan keputusan . Sebuah Sistem Informasi Manajemen adalah pembantu sebuah Sistem Informasi yang melakukan semua pengolahan transaksi yang dibutuhkan serta memberikan
11
Universitas Sumatera Utara
dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi- fungsi manajemen dan pengambilan keputusan. b.
Sistem Informasi Manajemen sebagai pendukung fungsi perencanaan dan pengendalian . Usaha mencapai tujuan bagi organisasi perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan yang sesuai dengan perencanaan semua. Sistem Informasi Manajemen sangat relevan bagi fungsi perencanaan dan pengendalian yang dibantu dengan komputer sehingga memperlebar kemampuan manajemen untuk menyelenggarakan ini.
c.
Sistem Informasi Manajemen sebagai penentuan program kerja Perencanaan dalam program kerja selalu didasarkan kepada mana yang harus didahulukan dan program mana yang dapat ditunda untuk sementara.Untuk mendukung skala priorotas kerja dengan tepat dibutuhkan data informasi tentang faktor tenaga kerja yang tersedia juga diperlukan informasi tentang sumber pembiayaan, lokasi yang hendak dilaksanakan.
a. Sistem Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu sehingga membentuk suatu kesatuan untuk melaksanakan fungsi guna mencapai suatu tujuan. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu Filippo (dalam Paulus, 2005:23). Komponen-komponen atau subsistem dalam suatu system dapat berdiri sendiri-sendiri, komponen-komponen atau subsistem tersebut dapat saling berintekrasi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan
12
Universitas Sumatera Utara
sehingga tujuan atau sasaran system tersebut dapat tercapai. Pengembangan sistem dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem itu direncakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan, dan dipelihara. Menurut Sutanta (2003:4) Sistem umum dapat didefenisikan sebagai sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara – cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai suatu tujuan. Suatu sistem mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1.
Mempunyai komponen, komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusunan sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata ataupun abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat didalam sistem.
2.
Mempunyai batas, batas sistem diperlukan untuk membedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batas sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem.
3.
Mempunyai lingkungan, lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan sistem dapat menguntungkan ataupun merugikan.
4.
Mempunyai penghubung/antar muka danantar komponen, penghubung/antar muka merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang bertugas menjembatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung/antar muka merupakan sarana yang memungkinkan setiap komponen saling
13
Universitas Sumatera Utara
berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing – masing komponen. 5.
Mempunyai masukan, masukan merupakan komponen sistem, yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukkan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna.
6.
Mempunyai pengolahan, pengolah merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya.
7.
Mempunyai keluaran, keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagai macam bentuk keluaran yang dihasilkan oleh komponen pengolahan.
8.
Mempunyai sasaran dan tujuan, setiap komponen dalam sistem perlu dijaga agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran berbeda dengan tujuan. Sasaran dan sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu relatif pendek.
9.
Mempunyai kendali, setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar tetap bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya masing – masing.
10. Mempunyai umpan balik, umpan balik diperlukan oleh bagian kendali sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan mengembalikannya kedalam kondisi normal. b. Informasi Menurut Sutanta (2003 : 9) Data dan informasi dapat didefenisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian – kejadian atau fakta – fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambang tertentu yang tidak acak yang
14
Universitas Sumatera Utara
menunjukkan jumlah, tindakan, atau hal. Data dapat berupa catatan – catatan dalam kertas, buku atau tersimpan sebagai file dalam basis data. Data akan menjadi bahan dalam suatu proses pengolahan data. Oleh karenanya, suatu data belum dapat berbicara banyak sebelum di olah lebih lanjut. Contoh data adalah catatan identitas pegawai, catatan transaksi pembelian, catatan transasksi penjualan dan lain – lain. Informasi merupakan hasil pengolahan data sehingga menjadi benyuk yang penting bagi penerimanya dan mempunyai kegunaan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang. Untuk memperoleh informasi, diperlukan adanya data yang akan diolah dan unit pengolah. Informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah informasi bagi setiap elemen akan berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Berdasarkan pendapat Giffin (2002:227-228), bentuk informasi yang bermanfaat adalah sebagai berikut : 1.
Akurasi, informasi masih menyediakan refleksi realita yang valid dan dapat dipercaya.
2.
Tepat waktu, informasi tersedia tepat pada saat pemimpin membutuhkannya untuk membuat keputusan
3.
Kelengkapan, informasi harus lengkap dan jika kurang lengkap maka cenderung akan mendapatkan gambaran realita yang tidak akurat.
15
Universitas Sumatera Utara
Relevansi, informasi harus relevan agar berguna bagi organisasi. Relevansi seperti halnya ketepatan waktu, ditentukan oleh kebutuhan Dan situasi organisasi. Adapun menurut Sutanta (2003 : 11) Fungsi informasi terdiri dari: 1.
Menambah pengetahuan Informasi akan menmbah pengetahuan bagi penerimanya yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan.
2.
Mengurangi ketidakpastian Adanya informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan keraguan pada saat pengambilan keputusan.
3.
Mengurangi resiko kegagalan Adanya informasi akan resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dpat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat.
4.
Mengurangi keanekaragaman Informasi akan mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan, karena keputusan yang diambil telah terarah.
5.
Memberi standar, aturan- aturan, ukuran – ukuran, dan keputusan – keputusan yang menentukan pencapaian sasaran dan tujuan. Adanya informasi akan memberikan standar, aturan, ukuran, dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasar informasi yang diperoleh.
16
Universitas Sumatera Utara
Nilai suatu informasi dapat ditentukan berdasarkan sifatnya. Tentang 10 sifat yang dapat menetukan nilai informasi, yaitu sebagai berikut: 1.
Kemudahan dalam memperoleh Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah.
2. Sifat luas dan kelengkapannya Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup/cakupan yang luas dan lengkap. 3.
Ketelitian Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi/akurat.
4.
Kecocokan dengan pengguna Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila sesuai dengan kebutuhan penggunanya.
5.
Ketepatan waktu Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diterima oleh pengguna pada saat yang tepat.
6.
Kejelasan Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi. Kejelasan informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.
7.
Fleksibilitas Nilai informasi semakin sempurna apabila memiliki fleksibilitas tinggi.
8. Dapat dibuktikan
17
Universitas Sumatera Utara
Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut dapat dibuktikan kebenarannya. 9.
Tidak ada prasangka Nilai informasi semakin sempurna apabila informasi tersebut tidak menimbulkan prasangka dan keraguan adanya kesalahan informasi.
10. Dapat diukur Informasi untuk pengambilan keputusan seharusnya dapat diukur agar dapat mencapai nilai yang sempurna. c. Manajemen Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam organisasi agar orang-orang menjalankan pekerjaannya. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Dalam sistem informasi manajemen, sumber daya manajemen meliputi tiga sumber daya tersebut di tambah dengan sumber daya berupa informasi. Mengenai pengertian manajemen banyak ahli memberikan definisinya misalnya James A.F Stoner memberiakn definisi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Sutedjo (2002:22): “Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan), mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.
18
Universitas Sumatera Utara
Ada 3 alasan utama mengapa manajemen diperlukan, adapun alas an alasan tersebut : 1. Untuk mencapai tujuan, manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi. 2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi seperti pemilik, karyawan, pelanggan, konsumen dan pemerintah. 3. Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas, suatu kerja organisasi dapat di ukur dengan banyak cara yang berbebeda. Salah satu cara umum adalah efisiensi dan efektifitas. d. Manfaat Sistem Informasi Manajemen SIM memberikan dukungan dalam mengumpulkan informasi atau perancangan rangkaian alternatif tindakan, memutuskan untuk memilih tindakan yang terbaik dari alternatif yang tersedia dan melaksanakan pilihan dan mengawasi hasil kegiatan, sistem informasi manajemen dapat digunakan secara efektif untuk mendukung setiap tingkatan pada proses pengambilan keputusan dan dapat digunakan juga untuk memperoleh dan menyimpan informasi yang berkaitan dengan masalah standar dan situasi sekarang. Sistem informasi juga dapat memberikan cara yang sulit atau kompleks namun dapat menghasilkan dengan cepat dan akurat informasi yang diperoleh. Untuk mempercepat penemuan kembali arsip yang berada dalam kumpulan jumlah arsip yang besar, baik yang baru tersimpan maupun yang sudah tersimpan lama, penggunaan SIM sangat banyak membantu. SIM dapat menyimpan keseluruhan tulisan yang terdapat pada suatu dokumen secara
19
Universitas Sumatera Utara
lengkap, atau penyimpanan data-data dasarnya saja, tergantung kepada kebutuhan dan kemampuan komputer yang digunakan. Dapat dipastikan bahwa teknologi informasi mempunyai dampak paling kuat dan aplikasi paling beraneka ragam dalam kehidupan dunia bisnis dimasa depan. Telecommuting, teleconferencing, jalan raya informasi, kantor tanpa kertas, electronic mail, faksimili, yang mengawinkan teknologi komunikasi dengan teknologi komputer dan otomatisasi kegiatan kesekretariatan adalah beberapa contoh aktual yang sekarang sudah merupakan kenyataan (Siagian, 2002:8). Adapun elemen-elemen Sistem Informasi Manajemen dikemukakan oleh Davis (2002:15) terdiri dari: 1.
Hardware, terdiri dari komputer, peripheral (printer) dan jaringan.
2.
Software, merupakan kumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu.
3.
Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi.
4.
Manusia, yang terlibat dalam komponen manusia seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya. Oleh sebab itu perlu suatu rincian tugas yang jelas.
5.
Prosedur, seperti dokumentasi prosedur/proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis. Pemanfaatan SIM sangat berkaitan erat dengan proses pengambilan
keputusan, paling sedikit dalam arti pemanfaatan teknologi informasi yang dewasa ini semakin banyak jenisnya dan semakin beraneka ragam pula aplikasinya. Kecenderungan yang jelas terlihat ialah desentralisasi pengambilan
20
Universitas Sumatera Utara
keputusan karena melalui jaringan informasi yang dimungkinkan oleh teknologi informasi, penanganan informasi tidak lagi menjadi ”domain” para spesialis informasi yang terkumpul dalam satuan kerja yang dikenal sebagai ”satuan kerja pemrosesan data” melainkan sudah meliputi seluruh lapisan organisasi, misalnya berkat makin meluasnya penggunaan ” Personal Computer ” dan ”Notebook”. Bahkan dengan telah terciptanya ”jalan raya informasi” dengan jaringan ”Internet”, pemanfaatan teknologi tidak lagi terbatas hanya pada tingkat mikro yaitu disatu perusahaan, melainkan sudah menjangkau jaringan nasional, regional dan bahkan global. Para pengambil keputusan
stratejik
harus
memperhitungkan
perkembangan
ini
dan
menginkorporasikannya dalam perumusan misi organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya (Siagian, 2002:51) 2. Pengertian Pengambilan Keputusan Sebelum memahami pengertian pengambilan keputusan, disini juga menjelaskan apa itu keputusan. Pada umumnya kata keputusan (decision) berarti pilihan (Choice), yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Namun hampir tidak merupakan pilihan antara yang benar dan salah, tetapi yang justru sering terjadi adalah pilihan antara yang “hampir benar” dan yang “mungkin salah” (Drucker dalam Salusu, 2006). Oleh Kenzie melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah tingkat perorangan atau pada tingkat kolektif. Sedangkan Grew dan Wilson (1985) lebih melihat pada kaitannya dengan proses, yaitu bahwa suatu keputusan adalah keadaan akhir dari suatu proses yang lebih dinamis, yang diberi label pengambilan keputusan. Ia
21
Universitas Sumatera Utara
dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dipandang sebagai proses karena terdiri atas satu seri aktivitas yang berkaitan dan tidak hanya dianggap sebagai tindakan bijaksana ( Salusu, 2006:51). Sementara pengambilan keputusan menurut Salusu (2006:47) adalah proses memilih suatu alternatif bagaimana cara bertindak dengan metode efisien sesuai dengan situasi. Proses itu untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi.
Pernyataan
ini
menegaskan
bahwa
pengambilan
keputusan
memerlukan satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Dapat saja langkah-langkah itu terdapat dalam fikiran seseorang yang sekaligus mengajaknya berpikir sistematis. Dalam dunia manajemen atau dalam kehidupan organisasi, baik swasta maupun pemerintah, proses seri tindakan itu lebih banyak tampak berbagai diskusi. Suatu aturan kunci dalam pengamblilan keputusan adalah sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe dalam Salusu, 2006:48). Dan sekali keputusan dibuat sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan. Jadi, aturan ini menegaskan bahwa harus ada tindakan yang dibuat kalau sudah tiba saatnya dan tindakan itu tidak dapat ditunda. Sekali keputusan dibuat, harus diberlakukan dan kalau tidak, sebenarnya ia bukan keputusan, tetapi lebih tepat dikatakan suatu hasrat, niat yang baik (Drucker dalam salusu, 2006:48). Sehubungan dengan itu, oleh Salusu (2006) juga menjelaskan bahwa pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian, yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan dari cita-cita, apresiasi, dan (2) pencapaian tujuan melalui implementasinya. Ringkasnya, keputusan dibuat untuk
22
Universitas Sumatera Utara
mencapai tujuan melalui pelaksanaan dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan. a. Jenis keputusan Masih tentang keputusan, oleh Sutherland (1977) memberikan klasifikasi keputusan ke dalam empat jenis, yang pertama adalah tujuan, cita-cita yang dibuat penanggung jawab tertinggi dalam organisasi yang kompleks, yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya diinginkan. Kedua, keputusan stratejik yang mempersoalkan apa yang dapat dibuat untuk mencapai tujuan. Ketiga, keputusan taktis, yang mengarah pada bagaimana melaksanakan keputusan stratejik, dan lebih pendek jangka waktunya. Jangka panjang yaitu apabila terlangkahi atau dilupakan, dapat mengakibatkan kerugian bagi organisasi ( Steiss, 1985). Keempat, keputusan operasional. Secara singkat oleh Salusu (2006:59-60) menjelaskan bahwa pada dasarnya ada dua jenis keputusan yaitu, pertama, keputusan terprogram, dibuat sebagai respon terhadap masalah-masalah organisasi yang repetitive atau yang sudah baku. Banyak masalah dalam organisasi yang terjadi berulang-ulang, yang sudah biasa, tempat para manajer biasa membuat kriteria penampilan, informasi yang jelas, serta alternatif keputusan yang lebih baik. Keputusan jenis ini lebih sering disebut sebagai keputusan rutin. Cakupannya meliputi keputusan operasional dan keputusan taktis. Kedua, keputusan tak terprogram, dibuat sebagai respons terhadap masalah-masalah unik, yang jarang dijumpai, dan yang tidak dapat didefenisikan secara tepat, keputusan ini biasanya dikenal dengan nama keputusan stratejik. Dan cakupannya meliputi stratejik.
23
Universitas Sumatera Utara
b. Prosedur Dasar Pengambilan keputusan Sejak manusia hidup berorganisasi, sejak itu pulalah proses pengambilan keputusan telah timbul dalam masyarakat yang sederhana, proses pengambilan keputusan itu relatif bersifat sederhana pula. Akan tetapi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, maka semakin rumit pulalah tugas – tugas mengambil keputusan oleh, karena antara lain : a.
Informasi yang harus diperhitungkan semakin besar volumenya
b.
Aparat pelaksana keputusan semakin besar
c.
Kepentingan para pelaksana semakin berbeda – beda
d.
Teknik – teknik pengambilan keputusan semakin sophisticated
e.
Perobahan – perobahan lingkungan yang sangat cepat
f.
Pengetahuan tentang pengambilan keputusan yang semakin mendalam. Peneliti akan mempertegas penelitian nantinya kepada Sistem Informasi
Manajemen dalam pengambilan keputusan . Dimana hal ini sesuai dengan judul penelitian yang berkaitan sistem informasi manajemen dalam pengambilan keputusan akan lebih baik jika didasarkan kepada perencanaan dan pengendalian pengambilan keputusan. c. Model – Model Pengambilan Keputusan Menurut Hasan (2004), Model ialah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika ada). Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal – hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan itu
24
Universitas Sumatera Utara
sendiri merupakan proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara tepat dan benar. Pengambilan keputusan berusaha menggeser keputusan yang semula tanpa perhitungan menjadi keputusan yang penuh perhitungan. Quede dalam Hasan (2004) membedakan model kedalam dua tipe, yaitu: 1.
Model Kuantitatif. Model ini merupakan serangkaian asumsi yang tepat, yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti.
2.
Model Kualitatif. Model kualitatif ini didasarkan atas asumsi – asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri – cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi – deduksi asumsiasumsi tersebut, dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
d. Proses Pengambilan Keputusan Suatu teori umum mengenai administrasi harus mencakup prinsip – prinsip organisasi yang akan menjamin diambilnya keputusan yang benar, seperti halnya ia harus mencakup prinsip – prinsip yang akan menjamin dilakukannya tindakan yang efektif, Simon ( Efendy, 1989:161 ) mengemukakan sebuah model mengenai proses pengambilan keputusan, yang terdiri dari : 1. Intelegensi, menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalam pengambilan keputusan. Data mentah diperoleh, diproses, diperiksa untuk petunjuk yang dapat mengidentifikasikan masalah. 2. Rancangan, menemukan, mengembangkan, dan menganalisa kegiatan – kegiatan yang mungkin dilakukan, ini mencakup proses memahami masalah, membangkitkan cara pemecahan, dan menguji pemecahan untuk mengetahui mungkin tidaknya dilaksanakan.
25
Universitas Sumatera Utara
3. Pilihan, memilih suatu cara kegiatan khusus dari cara – cara yang telah diperoleh. Suatu pilihan diambil dan dilaksanakan. Simon ( Davis, 2002:126) menambahkan bahwa proses keputusan dapat dianggap sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perencanaan dan kemudian pada pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap sebelumnyauntuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut merupakan unsur – unsur sebuah proses bersinambung. Sebagai comtoh, pilihan mungkin menolak semua alternatif dan kembali ke tahap perancangan untuk menerbitkan pemecahan tambahan. Adapun beberapa elemen dalam proses pembuatan keputusan menurut Husein (2002;214): a. Intelligence: mencari kondisi lingkungan yang menimbulkan adanya kebutuhan untuk membuat suatu keputusan, dan pengumpulan data yang relevan. b. Desain: mengembangkan dan menemukan solusi atau tindakan alternatif, serta kelayakan solusi/tindakan. c. Pilihan, pemilihan alternatif yang terbaik terhadap masalah yang ada. d. Persuasi, mempengaruhi orang lain yang terlibat dalam implementasi sehingga mereka menerima dan mengikuti solusi yang telah dipilih. e. Implementasi, pembuatan dan pengelolaan solusi yang baru sehingga dilakukan tepat waktu dan efisien. f. Follow-up, memonitor solusi untuk menjamin bahwa keputusan tersebut dapat bekerja seperti yang diharapkan dan memodifikasi atau memperbaiki solusi.
26
Universitas Sumatera Utara
e. Sistem Pengambilan Keputusan Hal ini merupakan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang interaktif, membantu pengambilan keputusan dengan menggunakan analisis data – data dan model – model, guna memecahkan permasalahan yang semi terstruktur maupun masalah yang tak terstruktur. Keen dan Scott Morton mendefenisikan sistem pendukung keputusan ( SPK) menggabungkan sumber – sumber kecerdasan individual dengan kemampuan komputer untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem pendukung keputusan merupakan sistem pendukung berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah – masalah semi terstruktur ( Herlambang dan Tanuwijaya, 2005:84). Pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan melainkan merupakan sistem yang membantu pengambilan keputusan dengan mengungkapkan informasi dari data yang telah diolah secara relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan lebih akurat, sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dan proses pembuatan keputusan. SPK terdiri dari kombinasi dari relational database, knowlage base, dan multidimensional database. Ketiga jenis database ini saling berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah keputusan yang digunakan oleh para manajer. Namun, aplikasi sistem penunjang keputusan banyak diaplikasikan pada tingkatan manajer menengah saja.
27
Universitas Sumatera Utara
3. Pengambilan Keputusan dalam Sistem Informasi Manajemen Pengambilan keputusan adalah kegiatan terpenting dari aktivitas manajer apabila manajer tersebut terlibat dalam perencanaan sebagai contoh apakah diperlukan LAN atau server dalam pemprosesan data menjadi informasi, pengambilan keputusan adalah proses identifikasi dan pemilihan sekumpulan tindakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu. a. Defenisi Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Informasi Manajemen Menurut Siagian (1981) Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan dan seterusnya mengenai unsur – unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengertian pengambilan keputusan ada beberapa defenisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif – alternatif yang dimungkinkan.
b. Proses Pembuatan keputusan dalam Sistem Informasi Manajemen Menurut Herbert A simon (2001) ada empat macam proses pengambilan keputusan manajemen yang pertama perancangan: pertama perancangan merupakan proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan
28
Universitas Sumatera Utara
dan menguji cara pemecahan masalah tersebut dapat dilaksanakan. Kedua Pemahamanpemahaman menyelidiki lingkungan kondisi – kondisi yang menentukan keputusan, dimulai dengan pemeriksaan data mentah yang diperoleh kemudian di olah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk dalam penentuan masalah. Ketiga pemilihan, memilih arah arah tindakan tetentu dari semua arah tindakan yang ada. Keempat penetapan, pilihan tindakan dilakukan atau ditentukan dan dilaksanakan. Proses yang teratur untuk mengambil keputusan mengandung empat unsur: a.
Model : model menunjukkan suatu gambaran masalah secara kuantitatif atau kualitatif.
b.
Kriteria : kriteria menunjukkan tujuan dari masalah keputusan, apabila terjadi pertentangan maka kriteria kompromi harus dirumuskan.
c.
Pembatasan : ada faktor – faktor tambahan yang harus dipertimbangkan dalam pemecahan masalah keputusan.
d.
Optimalisasi : apabila masalah keputusan telah diuraikan dengan sejelasjelasnya (model), manajer menentukan apa yang diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas). Maka pada titikini mengambil keputusan siap memilih penyelesaian yang terbaik atau optimum.
4. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam pengambilan keputusan. Peranan Sistem Informasi Manajemen Menurut M.Scott(1982:100) didalam SIM termasuk sistem pemroses transaksi dan sistem-sistem yang utama dirancang bagi para manajer diberbagai tingkatan. Sebuah SIM melingkupi Sistem Informasi formal maupun informal, baik yang manual maupun berkomputer
29
Universitas Sumatera Utara
termasuk juga sistem informasi proyek, sistem informasi perkantoran, sistem informasi intelejen, sistem informasi peramalan, sistem penopang keputusan, dan berbagai model komputer yang memproses data bisnis, serta berbagai sistem informasi Khusus atau yang terstruktur. Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan semua subsitem organisasi, berkontribusi dalam proses pembuatan keputusan dalam banyak cara yang dasar. Saat ini, beberapa dari organisasi menggunakan SIM untuk membantu manager dalam pembuatan keputusan. Contohnya, membantu pembuat keputusan dalam mengekstrak informasi dari database yang besar dari suatu data nasabah bank yang digunakan untuk menentukan dimana ATM akan di bangun. Power (2002) menyatakan bahwa pembuatan keputusan adalah bagian yang sangat penting dalam pekerjaan di suatu lingkungan bisnis. Sering kali perusahaan membuatan keputusan mengenai improvisasi operasional atau pemilihan peluang bisnis baru yang berguna untuk meningkatkan profit perusahaan. Perusahaan membuat proses pembuatan keputusan berdasarkan pada seseorang yang bertanggung jawab menentukan keputusan dan dalam lingkup operasi perusahaan. Alat yang sangat membantu dalam pembuatan keputusan adalah Sistem Informasi Manajemen. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Bedasarkan elemen dan komponennya sistem Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah Suatu kumpulan dari jaringan kerja dari prosedur- prosedur yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Informasi itu
30
Universitas Sumatera Utara
sendiri adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Sumber informasi itu adalah data. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem Informasi itu sendiri adalah Sebuah sistem yang menerima sumber daya data sebagai input dan memprosesnya ke dalam produk informasi sebagai outputnya. Selama ini, terdapat banyak macam perkembangan sistem informasi untuk kebutuhan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan bisnis. Transaction Process Systems (TPS) berfungsi dalam level operasional untuk memproses data-data dari transaksi bisnis rutin dalam sebuah organisasi, Office Automation Systems (OAS) mendukung para pekerja yang berkaitan dengan data dan Knowledge Work Systems (KWS) mendukung para pekerja professional. Level sistem yang lebih tinggi terdapat Management Information Systems (MIS) dan Decision Support Systems. Expert System (ES) berlaku untuk ahli dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah yang spesifik dan masalah yang tak terstruktur. Sistem Informasi Manajemen sangatlah dibutuhkan oleh suatu perusahaan maupun organisasi. Hal ini berguna dalam pengembangan perusahaan mereka yang salah satu contohnya adalah bagaimana mereka dapat meningkatkan keunggulan maupun profit mereka di masa yang akan datang. Tanpa adanya informasi yang berguna tentu saja mereka tidak akan bisa menentukan tindakan yang harus mereka lakukan. Proses bisnis pun akan terhambat atau bahkan tidak dapat berjalan tanpa adanya suatu sistem informasi. Adapun peranan utama dalam sistem informasi yaitu:
31
Universitas Sumatera Utara
a.
Mendukung Operasi Bisnis . Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistim informasi menyediakan dukungan bagi manajemen dalam operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi penting, maka kemampuan Sistim Informasi untuk dapat mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting.
b.
Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial. Sistim informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna.
c.
Mendukung Keunggulan Strategis. Sistim informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar. Suatu teori umum mengenai peranan Sistem Informasi Manajemen
menurut Edhy Sutanta, Aplikasi Sistem Informasi Manajemen dikembangkan untuk melayani kebutuhan – kebutuhan informasi setiap unit fungsional pada semua tingkatan kegiatan manajemen. Isi informasi yang dibutuhkan tergantung pada fungsi masing – masing unit fungsional yang ada, sedangkan ciri informasi yang dibutuhkan tergantung pada jenis pembuatan keputusan yang mempunyai perbedaan tergantung pada tingkatan kegiatan manajemen. Dengan demikian
32
Universitas Sumatera Utara
suatu SIM manajemen yang baik harus mampu memberikan dukungan pada proses – proses berikut: a. Proses perencanaan Suatu rencana adalah suatu arah tindakan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Rencana adalah menggabungkan antara tujuan yang hendak dicapai dan kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Proses pengendalian Pengendalian terdiri atas kegiatan – kegiatan yang memungkinkan kegiatan – kegiatan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Masing – masing fungsi organisatoris memerlukan pengendalian untuk menilai prestasi yang dihasilkan. c. Proses pengambilan Keputusan Pada proses pengambilan keputusan meliputi tiga tahapan, yaitu : Penelusuran untuk pemahaman masalah, terdiri atas : a. Usaha – usaha penyelidikan lingkungan yang memancing keputusan b. Pengakuan adanya masalah c. Desain untuk penciptaan pemecahan masalah, meliputi usaha – usaha: 1. Penemuan alternatif – alternatif pemecahan masalah analisis arah tindakan yang mungkin. 2. Pengembangan alternatif – alternatif pemecahan masalah analisis arah tindakan yang mungkin. Pemilihan untuk pengujian kelayakan pemecahan masalah Melibatkan seleksi arah tindakan dan pelaksanaannya.
33
Universitas Sumatera Utara
F. Definisi Konsep Konsep adalah suatu hasil pemaknaan dalam intelektual manusia yang memang merajuk ke gejala nyata ke dalam empiris. Konsep adalah sarana merujuk kedua empiris dan bukan merupakan refleksi sempurna (Mutlak) dunia empiris bahkan konsep bukanlah dunia empiris itu sendiri. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penulis mengemukakan definisi dari beberapa konsep yang digunakan : 1. Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu kegiatan pengolahan datadata menjadi informasi-informasi tidak atau dengan menggunakan komputer dimana informasi yang dihasilkan akan memeberikan akses dalam pengambilan keputusan. Secara harafiah, sistem informasi manajemen adalah sebuah bentuk sistem informasi yang ditunjukan untuk melayani para manajer, sebenarnya sim tersebut berfokus pada alat bantu untuk mempercepat para manajer memperoleh informasi. 2. Pengambilan keputusan adalah suatu proses pemikiran dalam rangka pemecahan
suatu
masalah
untuk
memperoleh
hasil
akhir
guna
dilaksanakan. Dalam pengambilan keputusan, tercakup kemahiran menyeleksi dan menentukan keputusan yang paling tepat dari sekian banyak alternatif. G. Sistematika Penulisan Sistematika
penulisan
yang
disusun
dalam
rangka
memaparkan
keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat dapat diketahui sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
34
Universitas Sumatera Utara
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II
METODE PENELITIAN Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor dan teknik analisa data.
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian sebagai objek penelitian yang relevan dengan topik penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil data dari penelitian yang diperoleh dari lapangan atau berupa dokumen yang akan dianalisis.
BAB V
PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang uraian atau pembahasan data-data yang diperoleh setelah melakukan penelitian
BAB VI
PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
35
Universitas Sumatera Utara