BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia mengalami masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Pada masa peralihan tersebut, remaja mengalami pergolakan hidup yang diakibatkan oleh berbagai macam perubahan, baik perubahan yang berasal dari dalam dirinya sendiri yang mencakup fisik dan mental serta perubahan-perubahan yang berasal dari lingkungannya serta perlakuan masyarakat lingkungan tempat tinggal. Hal ini menyebabkan masa remaja menjadi masa yang sulit diterima oleh individu, karena pada masa remaja terjadi banyak kesenjangan dalam pribadi maupun dalam perilaku remaja itu sendiri, baik yang berhubungan dengan lingkungan maupun dengan orang tua. Remaja adalah bagian umur yang sangat banyak mengalami kesukaran dalam hidup manusia, dimana remaja masih memiliki kejiwaan yang labil dan justru kelabilan jiwa ini mengganggu ketertiban yang merupakan tindakan delinkuensi. Fase remaja itu sangatlah panjang dari 13 tahun sampai 21 tahun. Dalam pembentukan dirinya manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor intern dan ekstern. Faktor intern antara lain IQ, psikologis dan biologis, sedangkan faktor ekstern antara lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat, media komunikasi, kultur dan sebagainya.
Pada akhir-akhir ini terutama di kota-kota besar sering terjadi perkelahian antar pelajar, penggunaan narkoba, penodongan di tempat-tempat umum, berbagai tindak kekerasan, seks bebas, perkosaan hingga pembunuhan berencana, yang sebagian besar pelakunya adalah remaja. Akibat berbagai perilaku tersebut, telah berjatuhan korban dari yang luka ringan sampai dengan yang luka parah bahkan meninggal dunia, disamping menimbulkan berbagai kerugian materi. Perilaku agresivitas merupakan perilaku fisik atau verbal yang bertujuan menyakiti terwujud dalam dua bentul: hostile aggression yang tumbuh dari emosi seperti marah dan instrumental aggression yang bertujuan untuk menyakiti adalah alat untuk sesuatu yang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresivitas adalah media, (Myers, 2012). Media merupakan segala alat yang berfungsi sebagai penghubung antara seseorang dengan orang lain yang dapat berupa kalimat-kalimat atau suara orang tersebut, (Wahyu, 2004). Contoh media komunikasi antara lain surat kabar, majalah, buku, film, televisi dan sebagainya. Media komunikasi masa memberikan manfaat yang banyak, akan tetapi juga punya pengaruh yang buruk terhadap remaja. Komik, buku, novel, film yang memuat kemewahan, kekerasan dan kecabulan dapat mempengaruhi jiwa remaja sehingga berperilaku menyimpang, di zaman maju seperti sekarang film dapat dilihat di televisi hampir setiap saat. Dalam realita televisi bukan lagi barang mewah bagi masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota. Hampir di setiap rumah sudah mempunyai televisi. Apalagi di Indonesia sudah memiliki banyak sekali stasiun televisi. Ditambah stasiun televisi luar negeri yang dapat ditangkap dengan antena
parabola, yang selalu bersaing menanyangkan film-filmnya. Persaingan yang keras di dunia bisnis pertelevisian menyebabkan film yang ditayangkan bervariasi temannya dan tidak lagi mendapatkan sensor yang ketat sehingga perilaku dan budaya yang tidak sesuai kepribadian bangsa Indonesia dapat begitu saja ditonton. Apalagi film-film yang ditayangkan di televisi dan yang disukai pemirsa kebanyakan produksi negara-negara Amerika dan Eropa yang budayanya sangat berbeda dengan bangsa Indonesia. SMK Muhammadiyah Salatiga merupakan sekolah yang mayoritas siswanya adalah laki-laki. Dari hasil wawancara dengan guru pembimbing, beberapa guru bidang studi dan siswa diperoleh hasil bahwa tingkat agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga meningkat. Bukti bahwa tingkat agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga yang meningkat dari tahun sebelumnya adalah dari buku rekaman kasus pelanggaran yang menunjukkan bahwa selama setahun terakhir ini terjadi lima kasus perkelahian antar teman satu sekolah, tiga kasus perkelahian antar sekolah. Berdasarkan dari data mutasi siswa diperoleh bahwa terdapat dua orang siswa dikeluarkan karena tidak mau berdamai dengan sekolah lain. Berdasarkan hasil observasi penulis, terdapat perkelahian antar sesama siswa di lingkungan sekolah yang dipicu oleh faktor ketidaksengajaan oleh salah seorang siswa yang sedang berjalan bersinggungan dengan tubuh siswa yang lain yang menyebabkan siswa tersebut jatuh dan langsung emosi. Selain itu berdasarkan interview dengan guru Bimbingan Konseling dalam satu semester guru Bimbingan Konseling melakukan empat kali layanan mediasi untuk menjembatani kedua belah pihak siswa yang sedang berselisih. Dari keempat
kasus tersebut yang menjadi akar perselisihan adalah salah satu pihak yang sedang berselisih tidak bisa menerima perkataan pihak yang satu nya yang dianggap melecehkannya. Hal ini menunjukkan bahwa agresivitas bisa terjadi karena adanya pengalaman yang tidak menyenangkan (aversive) yang mencakup ketidak nyamanan, rasa sakit dan serangan personal baik fisik maupun verbal. Faktor agresivitas selain aversive diantaranya adalah disensitisasi penonton terhadap tayangan kekerasan, (Myers, 2012). Televisi meresap ke kehidupan sehari-hari jutaan orang dan menayangkan kekerasan. Hasil penelitian korelasi dan eksperimental sepakat pada satu kesimpulan bahwa keterpaparan terhadap kekerasan di televisi memiliki hubungan dengan perilaku agresif. Penelitian yang dilakukan oleh Coyne & Archer (2005) dengan menggunakan studi korelasi dan eksperimental untuk menguji dampak dari melihat film kekerasan, memperoleh hasil bahwa semakin berisi kekerasan acara televisi yang ditonton anak maka semakin agresif anak tersebut. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Widiastuti (1996) yang dilakukan terhadap 150 pelajar di Jakarta, hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis film tidak berhubungan secara signifikan dengan agresivitas, akan tetapi kondisi dan lamanya menonton film kekerasan mempunyai efek yang signifikan terhadap agresivitas. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa tertarik untuk meneliti hubungan antara menonton film kekerasan dengan perilaku agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Adakah hubungan yang signifikan antara perilaku menonton film kekerasan dengan perilaku agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara perilaku menonton film kekerasan dengan perilaku agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2013/20014. 1.4 Manfaat Penelitian: Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun secara praktis, sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritik Bila dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara perilaku menonton film kekerasan dengan perilaku agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga maka penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Coyne & Archer (2005). Akan tetapi bila hasil penelitian ini menemukan tidak ada hubungan antara perilaku menonton film kekerasan dengan perilaku agresivitas siswa SMK Muhammadiyah Salatiga maka penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Widiastuti (1996).
1.4.2 Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan kepada pihak sekolah, orang tua dalam mengawasi siswa agar tidak terlalu sering menonton film kekerasan dan tidak terlibat dalam perilaku agresif mengingat masa remaja merupakan masa yang rawan untuk terkena pengaruh negatif. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi menjadi lima bab, yaitu: Bab I dengan judul Pendahuluan, yang berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II dengan judul Landasan Teori, yang berisi: film kekerasan, delinkuensi, hubungan film kekerasan dengan perilaku agresivitas dan hipotesis. Bab III dengan judul Metode Penelitian, yang berisi jenis penelitian, populasi
dan
sampel,
variabel
penelitian,
definisi
operasional,
teknik
pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data. Bab IV dengan judul Pelaksanaan Penelitian, yang berisi: persiapan penelitian, gambaran lokasi penelitian, analisis data, uji hipotesis dan pembahasan hasil analisis. Bab V dengan judul Penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.