BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan Bangsa Indonesia dan berdasar kepada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang (Tirtarahardja, 2008:263). Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang sangat penting untuk diberikan kepada peserta didik adalah PKn. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibanya
untuk
menjadi
warganegara
Indonesia
yang
baik
(Ruminiati,2008:25). Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD) diberikan agar siswa juga dapat mengetahui salah satu sistem yang berada di daerahnya, dengan adanya Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah akan terwujud interaksi yang baik dengan warga sekolah. Lebih lengkapnya dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran PKn di SD adalah untuk menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu,
1
2
mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, kelak siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil dan cerdas, dan bersikap baik, serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern (Ruminiati,2008:25). Dari hasil observasi dan dokumentasi yang diperoleh peneliti pada tanggal 03 Juni 2013 menemukan fakta bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SDN Ponggok 02 Blitar pada mata pelajaran PKn sangat rendah. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil ulangan semester siswa kelas IV. Berawal dari kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami materi PKn tentang sistem pemerintahan desa dan kecamatan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Masih banyak siswa yang belum mencapai KKM pada pembelajaran PKn yang sudah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Guru kelas IV di SDN Ponggok 02 Blitar menunjukkan bahwa terdapat 22 siswa dalam satu kelas. Diantaranya terdapat 13 siswa (59,09% siswa tuntas) dan 9 siswa (40,91% siswa yang tidak tuntas). Masih rendahnya nilai siswa disebabkan oleh adanya beberapa faktor. Dari hasil observasi dengan menggunakan instrumen lembar observasi pada proses pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa tersebut antara lain yaitu faktor yang disebabkan oleh guru dan faktor yang disebabkan oleh siswa. Faktor yang disebabkan oleh guru yaitu, guru kurang melibatkan serta mendorong siswa untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran, belum adanya inovasi dalam kegiatan belajar misalnya dengan menggunakan metode, media ataupun permainan-permainan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan faktor yang
disebabkan oleh siswa yaitu, motivasi dan aktivitas
belajar siswa rendah yang ditandai dengan siswa cenderung pasif, jarang bertanya ataupun berpendapat, siswa kurang memperhatikan guru ketika mengajar.
3
Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar yang berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Sehubungan dengan hal tersebut tugas guru adalah menghantarkan siswa untuk memahami materi dengan ikut aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran di kelas. Disamping itu diharapkan siswa dapat mengetahui manfaat dari materi yang sudah dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diperlukan suatu alternatif metode pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami mata pelajaran PKn materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan.. Metode pembelajaran dalam pelajaran PKn di sekolah dasar ada banyak sekali yaitu : (1) metode ceramah, (2) metode tanya jawab, (3) metode diskusi, (4) metode simulasi / bermain peran, (5) metode pemberian tugas, (6) metode karya wisata, (7) metode laboratorium, dan (8) metode demonstrasi. Metode yang digunakan haruslah dapat menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kondisi siswa di kelas, serta dapat meningkatkan motivasi dan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti ingin menawarkan metode pembelajaran bermain peran untuk mengatasi permasalahan tersebut. Metode pembelajaran bermain peran atau role play adalah metode yang sangat efektif digunakan untuk mensimulasikan keadaan nyata. Dalam metode ini disusun skenario pembelajaran berdasarkan pada prosedur operasional atau kegiatan tertentu yang akan diajarkan oleh guru (Gintings, 2008:56). Secara empiris metode bermain peran sangat cocok untuk mengajarkan kepada siswa tentang manfaat pelajaran PKn dalam kehidupan sehari-hari, dengan metode bermain peran siswa akan mensimulasikan kegiatan yang berhubungan
4
dengan kegiatan sehari-hari sesuai dengan materi pelajaran PKn yang akan dipelajari. Dengan melakukan kegiatan bermain peran berarti siswa secara tidak langsung akan mendapatkan pengalaman yang mendekati keadaan nyata sesuai dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari, dengan demikian siswa akan menjadi mengerti manfaat Pelajaran PKn dalam kehidupan sehari-hari. Gintings (2008:57) mengemukakan bahwa beberapa keunggulan dari tekhnik metode pembelajaran bermain peran yaitu: (1) Mampu melatih kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan yang mendekati keadaan yang sebenarnya. (2) Metode bermain peran jika dilaksanakan secara tepat akan menciptakan suasana belajar PAKEM. (3) Jika suasana pembelajaran dilaksanakan secara serius dan berhasil menciptakan keadaan serta suasana yang mendekati keadaan sebenarnya, maka metode bermain peran sangat efektif dalam mengajarkan ranah psikomotorik dan afektif siswa. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Pembelajaran Bermain Peran pada Siswa Kelas IV SDN Ponggok 02 Blitar”.
B. Fokus Masalah Permasalahan yang ada dalam pembelajaran PKn kelas IV SDN Ponggok 02 adalah hasil belajar siswa yang tercapai kurang maksimal sesuai dengan KKM yang sudah ditentukan oleh sekolah. Hal ini disebabkan kurang menariknya metode
pembelajaran
yang
diterapkan
dalam
pembelajaran
khususnya
5
pembelajaran PKn. Sehingga siswa cepat bosan dan kurang mampu dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Berdasarkan beberapa permasalahan diatas, maka perlu diterapkanya metode yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa untuk dapat menutupi kelemahan tersebut. Adapun metode yang dapat digunakan untuk membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang didapatkan adalah metode bermain peran. Metode bermain peran diterapkan dengan media pembelajaran yang nantinya akan mampu untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Ponggok 02 Blitar.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode Bermain Peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Ponggok 02 Kabupaten Blitar? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Bermain Peran untuk meningkatkan hasil belajar PKn kelas IV SDN Ponggok 02 Kabupaten Blitar?
D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Untuk mendeskripsikan penerapan metode Bermain Peran dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN Ponggok 02 Kabupaten Blitar. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Bermain Peran pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SDN Ponggok 02 Kabupaten Blitar.
E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis adalah penelitian ini dapat meningkatkan mutu pembelajaran PKn dan hasil belajar PKn melalui metode Pembelajarn Bermain Peran yang dilakukan di sekolah dasar. Manfaat penelitian secara praktis dapat memberikan manfaat bagi: 1. Guru SDN Ponggok 02 a. Penelitian ini dapat memberikan wawasan baru kepada guru tentang metode pembelajaran serta cara yang dilakukan untuk lebih meningkatkan hasil belajar PKn melalui metode pembelajaran Bermain Peran b. Memberikan inovasi tentang pembelajaran Bermain Peran di sekolah sehingga penyampaian materi pembelajaran di sekolah menjadi mudah. c. Meningkatkan kreatifitas dan profesionalisme guru dalam merancang pembelajaran inovatif yang menarik dan menyenangkan. 2.
Siswa SDN Ponggok 02 a. Hasil Belajar siswa lebih meningkat
7
b. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam menerapkan dan memahami pembelajaran dalam materi susunan pemerintah desa untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari- hari. c. Menghindari kejenuhan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. 3.
Peneliti Dengan melakukan penelitian di sekolah secara langsung diharapkan peneliti
mendapatkan manfaat sebagai berikut: a. Peneliti dapat menerapkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam situasi dan kondisi yang nyata di sekolah dasar. b. Peneliti
dapat
menemukan
masalah-masalah
yang
timbul
dalam
pembelajaran serta mencari alternatif pemecahannya dengan menggunakan metode bermain peran untuk mengajarkan materi sistem pemerintahan desa dan kecamatan. c. Peneliti mendapat pengalaman dan wawasan tentang penerapan metode bermain peran di sekolah dasar. 4.
Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah penelitian ini akan memberikan informasi tentang perkembangan metode pembelajaran Bermain Peran guna meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikkan di SDN Ponggok 02, khususnya mata pelajaran PKn.
8
F. Batasan Istilah 1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah
kognitif,
ranah
afektif,
dan
ranah
psikomotorik
(Sudjana,2008:22). 2. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan
hak-hak
dan
kewajibanya
untuk
menjadi
warganegara Indonesia yang baik (Ruminiati, 2008:25). 3. Metode pembelajaran adalah cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta teknik dan sumberdaya terkait lainya agar terjadi proses pembelajaran pada diri pembelajar (Gintings, 2008: 42). 4. Metode pembelajaran bermain peran atau role play adalah metode yang sangat efektif digunakan untuk mensimulasikan keadaan nyata. Dalam metode ini disusun skenario pembelajaran berdasarkan pada prosedur operasional atau kegiatan tertentu yang akan diajarkan oleh guru (Gintings, 2008 :56). 5. Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan adalah kegiatan yang mengurus dan mengatur kepentingan masyarakat desa dan memiliki sebuah susunan organisasi pemerintahan. Kegiatan- kegiatan yang erat kaitanya dengan Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan antara lain, kegiatan mengurus KTP, membuat akta kelahiran, pemilihan kepala Desa dan kepengurusan
9
surat- surat keterangan RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan (Sarjan, 2008:5). 6. Peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan pada nilai evaluasi siklus 1 dan evaluasi siklus II. Kriteria perubahan tersebut yaitu dari yang kurang menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik.