1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zaman sekarang ini dongeng seakan hanya tinggal kenangan indah yang membekas dibenak kita pada masa kecil dahulu. Berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu dan tenaga saat ini menjadikan mendongeng sudah dilupakan oleh sebagian orang tua. Sungguh ironi dizaman yang makin hari kian modern seakan sebuah budaya mendongeng untuk anak menjadi luntur oleh peradaban. Padahal mendongeng menanamkan nilai anak untuk secara perlahan belajar memahami sifat-sifat baik dan jahat yang harus ditiru dan dijauhi ketika menginjak dewasa. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, dongeng berisikan pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83). Upaya
menghidupkan kembali budaya mendongeng, pada Pergelaran
Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009 yang bertemakan “Fairy Tales of Fantasy” mengangkat 7 cerita dongeng luar negeri seperti Cinderella, Sleeping Beauty, Snow White, Aladin, Rapunzel, Swan Lake, dan Beauty and The Beast. Dongeng luar negeri tersebut diambil berdasarkan pandangan yang fanatik oleh beberapa masyarakat yang memandang budaya luar selalu mempunyai nilai moral yang negative. Padahal tidak semua budaya luar negeri mempunyai nilai moral yang buruk, tergantung kehidupan dan lingkungan tempat masyarakat itu berada. Namun sayang dongeng luar negeri yang mempunyai pesan moral yang bagus untuk diajarkan pada generasi
2
penerus ini jarang dikemas dan dinikmati secara langsung dipanggung pertunjukan, khususnya di daerah Yogyakarta. Dari penyajian dongeng luar negeri yang sudah ada seperti Rapunzel, Snow White, Beauty and The Beast, dan beberapa dongeng lainnya, biasanya hanya bisa dinikmati di televisi, buku cerita atau CD saja. Tujuh cerita dongeng luar negeri yang akan disajikan bertemakan “Fairy Tales of Fantasy”. Tema ini diambil karena dalam tampilan tokoh dalam dongeng tersebut akan ditampilkan dengan penataan fantasi, baik pada tata rias wajah, tata rambut, tata rias raga (body painting), dan tata kostum. Tema ini diambil agar para penonton lebih tertarik saat menyaksikannya. Ketujuh dongeng yang ada dalam “Fairy Tales of Fantasy” penulis akan mengangkat cerita Beauty and The Beast sebagai pagelaran Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009. Pengangkatan cerita dongeng Beauty and The Beast ini didasari oleh kurangnya pengetahuan remaja masa kini baik alur cerita Beauty and The Beast maupun pesan moral yang terkandung dalam cerita Beauty and The Beast. Hal ini dibuktikan dari hasil wawancara kepada 5 siswa SMU dan 5 orang mahasiswa di Yogyakarta. Dari 10 kalangan remaja tersebut belum mengetahui tentang isi cerita dongeng Beauty and The Beast dan pesan moral yang terkandung. Oleh karena itu cerita dongeng Beauty and The Beast patut untuk disajikan dipanggung pertunjukan. Karena pada cerita dongeng ini mengandung pesan moral yang sangat bagus untuk disampaikan. Beauty and The Beast merupakan suatu kisah dongeng dari negeri Perancis yang pertama kali dibawakan oleh seorang penulis bernama Gabrielle
3
Suzane de Villeneuve Barbot pada tahun 1740. Dongeng ini menceritakan dikutuknya seorang Pangeran menjadi buruk rupa atau biasa disebut Beast oleh Penyihir Jahat yang tidak diizinkan singgah diistananya, karena melihat penampilan Penyihir yang kumal dan kotor namun pada saat diusir Penyihir Jahat berubah menjadi sosok yang sangat cantik, tidak hanya Pangeran yang dikutuk menjadi buruk rupa bahkan seluruh pelayan yang tidak bersalahpun dikutuk menjadi perabot rumah tangga. Penyihir Jahat inilah yang penyusun kembangkan dalam Proyek Akhir yang akan disajikan dalam bentuk fantasi dalam penyajian Tata Rias Wajah, Tata Rambut serta Tata Kostum, agar para penonton lebih tertarik saat menyaksikannya. Karakter jahat namun cantik yang dimiliki Penyihir Jahat menjadi tantangan dalam mewujudkannya pada tata rias fantasi. Kebanyakan penyajian tampilan tata rias wajah Penyihir pada hidung yaitu berwujud hidung panjang dan lancip, pada dagu memanjang kedepan, dan pada warna riasan pucat atau berwarna hijau. Perwujudan rias fantasi pada Penyihir Jahat yang ditampilkan akan diaplikasikan pada bentuk face painting, alis, bibir, serta bentuk mata yang menggambarkan sosok penyihir yang mempunyai karakter jahat. Penataan rambut Penyihir Jahat dalam cerita dongeng Beauty and The Beast yang pernah disajikan seperti pada film produksi Canon Movie Tales, penataan rambut untuk penyihir tergerai panjang dengan menggunakan mahkota, hal ini menyebabkan kurang leluasanya gerakan sang tokoh penyihir dalam pergelaran bentuk teater, oleh karena itu dalam sajian penataan rambut Penyihir Jahat dalam pergelaran “Fairy Tales Of Fantasy” akan dilakukan
4
penataan rambut sesuai dengan tema, karakter, sumber ide, bentuk wajah, dan kondisi rambut, dalam bentuk fantasi agar tokoh Penyihir Jahat lebih menarik saat disaksikan. Kostum yang dikenakan Penyihir Jahat dalam film Beuaty and The Beast produksi Canon Movie Tales , menggunakan gaun long dress courrobe sehingga menyebabkan kurang leluasanya pemain saat bergerak oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam merancang kostum untuk lebih menguatkan karakter jahat sang penyihir. Kostum yang dikenakan Penyihir Jahat pada Pergelaran Tata Rias Angkatan 2009 dibuat sesuai dengan sumber ide dan koreo saat dipanggung agar lebih leluasa saat melakukan gerakan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Budaya mendongeng untuk anak sudah jarang dilakukan oleh orang. 2. Kurangnya pengetahuan tentang pesan moral yang terkandung dalam dongeng luar negeri. 3. Cerita Beauty and The Beast belum banyak dikenal dikalangan remaja khususnya SMA dan Mahasiswa. 4. Sulitnya mewujudkan karakter Penyihir Jahat namun cantik dalam tata rias fantasi. 5. Penataan rambut Penyihir Jahat belum dibuat dengan penataan rambut fantasi.
5
6. Kurang leluasanya kostum yang dikenakan Penyihir Jahat yang sudah pernah ditampilkan. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, Proyek Akhir ini dibatasi pada permasalahan merancang tata rias fantasi, tata rambut fantasi, tata rias raga, dan tata kostum Penyihir Jahat, serta mengaplikasikan tata rias fantasi tata rambut, tata rias raga dan tata kostum untuk disajikan dalam Pergelaran Proyek Akhir Tata Rias dan Kecantikan Angkatan 2009. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang yang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rias fantasi untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 2. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rambut fantasi untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 3. Bagaimana merancang dan mengaplikasikan tata rias raga untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 4. Bagaimana menata kostum untuk Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy.
6
E. Tujuan 1. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rias fantasi pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 2. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rambut pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 3. Dapat merancang dan mengaplikasikan tata rias raga pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 4. Dapat menata kostum pada tokoh Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. 5. Bagaimana menampilkan tatat rias fantasi, tata rambut fantasi, tata rias raga, dan tata kostum Penyihir Jahat dalam Cerita Beauty and The Beast dengan sumber ide Scarab, pada Pergelaran Tata Rias dan Kecantikan Fairy Tales of Fantasy. F. Manfaat 1. Bagi mahasiswa a. Sebagai sarana sosialisasi dan belajar keorganisasian dalam bentuk kepanitian sebuah pergelaran. b. Mampu mengukur tingkat kemampuan dalam kompetensi diri.
7
c. Menerapkan keahlian, pengetahuan, dan kreatifitas yang dimilki oleh penulis dalam sebuah karya nyata melalui tata rias fantasi. d. Melatih mahasiswa dalam membuat suatu event organizer khususnya dibidang tata rias. e. Melatih kerjasama antar mahasiswa dalam suatu organisasi. f. Melatih bekerja dengan baik dalam hubungannya dengan team work dalam kepanitiaan. 2. Bagi Program Studi a. Melahirkan perias-perias muda yang professional dan mampu bersaing didunia tata rias khususnya pada tata rias untuk artistik. b. Sebagai ajang sosialisasi dan promosi kepada masyarakat luas tentang keberadaan, kualitas dan kapasitas Prodi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bagi Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta a. Mengetahui perkembangan mahasiswa selama mengikuti perkuliahan Tata Rias dan Kecantikan kedalam tugas akhir. b. Mengetahui kreatifitas mahasiswa. c. Melahirkan ahli kecantikan muda yang professional dan mampu bersaing dalam dunia kecantikan. d. Memperoleh referensi tentang bermacam-macam rias fantasi dan karakter.
8
4. Bagi masyarakat a. Mengenal program studi Tata Rias dan Kecantikan Jurusan Pendidikan Teknik Boga Busana Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. b. Mengetahui berbagai macam karakter yang diaplikasikan dalam rias fantasi dari tokoh-tokoh dalam dongeng. c. Mengetahui kemampuan dan kreatifitas mahasiswa Prodi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai calon penata rias yang mampu bersaing didunia modern. d. Memperoleh referensi atau informasi tentang kualitas kompetensi lulusan untuk rekruitmen tenaga kerja.