1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Padi hitam (Oryza sativa L ) merupakan varietas lokal Indonesia yang tumbuh tersebar di beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur. Karakteristik morfologis padi hitam berupa batang yang tinggi dan memiliki struktur biji yang berwarna ungu mendekati hitam. Selain itu keistimewaan padi hitam terletak pada cita rasa nasi yang enak, pulen, wangi, mengandung vitamin dan mineral, serta mengandung antosianin. Karena adanya berbagai kandungan vitamin, mineral, dan antosianin, telah banyak dilaporkan bahwa dengan mengkonsumsi beras hitam daya tahan tubuh terhadap penyakit dapat ditingkatkan. Antosianin dari beras hitam diketahui dapat mencegah ganguan fungsi ginjal, mencegah kanker dan tumor, memperlambat penuaan, membersihkan kolesterol dalam darah dan mencegah anemia (Dwijadmoko, 2014; Kristamtini dkk., 2014; Suardi dan Ridwan, 2009). Manfaat beras hitam dalam bidang kesehatan berkaitan dengan kandungan antosianin yang terkandung didalamnya. Antosianin merupakan senyawa golongan flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Antosianin terbatas pada beras yang berpigmen seperti beras merah dan beras hitam, beras putih tidak mengandung antosianin. Jenis antosianin yang dominan pada padi hitam ialah cyanidin-3-glucosida dan peonidin-3-glucosida (Park dkk., 2008).
1
2
Kandungan antosianin dalam suatu tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya cekaman, pH tanah, cahaya, dan zat pengatur tumbuh (Suliartini 2011; Sari dkk., 2013; Kisbintari dkk., 2013; Damanhuri, 2005). Dewasa ini produksi beras hitam masih rendah karena belum dibudidayakan secara luas kendalanya adalah umur panen yang lama (5-6 bulan), batangnya yang mudah rebah karena memiliki batang yang tinggi, pengaruh iklim dan gangguan hama. Hal ini mengakibatkan beras hitam susah ditemui dan harganya menjadi mahal (Sintha dkk., 2014). Untuk meningkatkan produksi padi umumnya harus ditunjang dengan kesuburan tanah yang tinggi. Kesuburan tanah merupakan hal penting untuk semua kegiatan usaha tani. Tanah harus mengandung semua unsur hara yang penting untuk pertumbuhan tanaman, akan tetapi adanya alih fungsi lahan produktif mempengaruhi hal ini. Setiap tahun 100.000 ha sawah beririgrasi teknis beralih fungsi menjadi lahan nonpertanian (Departemen Pertanian, 2015). Selain itu, selama ini petani cenderung terus menggunakan pupuk anorganik. Pemakaian pupuk anorganik yang relatif tinggi dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan tanah sehingga menurunkan produktivitas lahan pertanian (Supartha dkk., 2012). Hal ini mengakibatkan lahan-lahan marjinal mulai dibuka untuk dijadikan lahan pertanian dengan kondisi tanah yang miskin unsur hara. Tanah yang miskin unsur hara akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Menurut Damagalska dan Leyser (2011), kandungan nitrogen yang rendah dalam tanaman mengakibatkan turunnya kandungan
3
hormon sitokinin endogen yang berperan dalam memacu percabangan. Nitrogen dapat meningkatkan ekspresi dari gen IPT3, IPT5, dan CYP735A2 di akar yang berperan dalam biosintesis sitokinin. Selain itu, fosfor dapat berperan sebagai signal dalam biosintetis hormon sitokinin. Penurunan sitokinin dalam tanaman akan mempengaruhi metabolisme karbohidrat, partisi asimilat dan ratio akar tajuk (Hare dkk., 1997; Franco-Zorrila dkk.,
2003).
Sitokinin
yang
diaplikasikan
pada
tanaman
padi
dapat
mempengaruhi produktivitas tanaman padi dengan cara mempengaruhi perkembangan kloroplas, perkembangan tiller, dan peningkatkan persentase biji isi (Wang dan Li, 2011; Mcsteen, 2009; Yang dkk., 2000). Kondisi tanah dengan tingkat kesuburan rendah dapat diatasi melalui pemupukan. Penambahan unsur hara ke dalam tanah menyebabkan pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik dan dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu pupuk yang dapat digunakan dalam meningkatkan produksi tanaman ialah pupuk kandang. Pupuk kandang bisa diperoleh dari kotoran cair atau padat hewan ternak. Kualitas pupuk kandang dipengaruhi oleh jenis ternak, umur ternak dan jenis pakan ternak (Trisnadewi dkk., 2012) Penggunaan pupuk kandang memiliki banyak keuntungan dibandingkan pupuk anorganik. Hal ini disebabkan pupuk kandang termasuk pupuk organik yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah (Melati dkk, 1991). Perbaikan kondisi tanah harus dilakukan mengingat pemakaian pupuk anorganik yang terus meningkat. Pemakaian pupuk anorganik yang berlebihan dan tidak
4
berimbang dapat menyebabkan penurunan kesuburan lahan, tanaman mudah terserang hama dan penyakit serta meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Di Kabupaten Kepulauan Sangihe, babi merupakan ternak dengan populasi tertinggi yaitu 59.778 ekor (BPS Sulut, 2014). Ternak babi mampu menghasilkan kotoran padat 1,5-2 kg/ekor/hari (Kementrian Pertanian, 2011), namun masyarakat belum mengolah limbah padat tersebut dengan baik. Pada umumnya masyarakat membuang limbah ternak langsung menuju badan sungai/laut atau menggunakan septic tank. Kegiatan tersebut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air dan lingkungan. Pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk kandang dapat mengurangi masa dan volume penyimpanannya, mengurangi bau tidak sedap, memperbaiki kondisi tanah, dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Oleh karenanya kotoran ternak babi perlu diubah menjadi pupuk kandang. Pupuk kandang dapat meningkatkan hasil dan ukuran biji tanaman kedelai sebagai akibat dari pertumbuhan tanaman yang lebih baik (Melati dkk., 1991). Pemberian pupuk kandang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung dan menghasilkan berat tongkol layak jual terbaik (Mayadewi, 2007). B. Permasalahan Berdasarkan hal-hal yang diuraikan pada latar belakang, dibuat rumusan masalah yaitu: Bagaimanakah pertumbuhan, hasil, dan kandungan antosianin padi hitam (Orya sativa L ‘Cempo Ireng’) hasil perlakuan sitokinin dan pupuk kandang?
5
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengevaluasi tinggi tanaman, kadar klorofil daun, jumlah anakan, umur berbungga, panjang malai, berat kering 100 gabah, dan persentase gabah isi/malai padi hitam hasil perlakuan sitokinin dan pupuk kandang. b. Mengevaluasi kandungan pati, amilosa, dan antosianin padi hitam hasil perlakuan sitokinin dan pupuk kandang.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini ialah a. Memberikan informasi tentang perbaikan kondisi tanah yang miskin unsur hara dengan penambahan pupuk kandang. b. Memberikan informasi tentang peningkatan pertumbuhan dan hasil tanaman padi hitam melalui aplikasi sitokinin dan pupuk kandang serta pengaruhnya terhadap kandungan antosianin padi hitam.