BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Melville J. Herskovits, seorang ahli kebudayaan mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Ia juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, istilah ini kemudian disebut dengan superorganic (Sulasman, 2013:18). Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat (Sulasman, 2013:18). Dari kedua definisi tersebut, diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Perwujudan kebudayaan meliputi benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyaa, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Sulasman, 2013:21). 1
2
Menurut J.J. Honingman terdapat tiga gejala kebudayaan, yaitu gagasan, aktifitas, dan artefak. Salah satu gejala budaya yang akan dibahas penulis yakni tentang artefak. Artefak merupakan wujud fisik yang secara nyata dapat dilihat, disentuh dan dirasakan kehadirannya dalam masyarakat. Artefak merupakan wujud akhir yang timbul akibat adanya gagasan dan tindakan dalam suatu kebudayaan. Kebudayaan dalam wujud fisik merupakan bagian terluar dari lingkaran konsentris kerangka kebudayaan (Koentjaraningrat, 2005:74). Apabila dilihat dari proses yang terjadi, maka tahap gagasan merupakan awal terjadinya proses berkarya dalam bentuk secara nyata tersebut. Proses diawali oleh gagasan melalui tindakan hingga akhirnya terbentuk hasil karya fisik. Sehingga sedikit perubahan yang terjadi pada tahap gagasan berarti akan terjadi perubahan pula pada karya akhirnya. Namun demikian, keberadaan konsep estetika sebagai wujud gagasan yang abstrak selalu dipengaruhi oleh pengalaman masing-masing individunya maupun pengalaman kolektif yang dialami kelompok masyarakat tertentu. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda. Tanda-tanda tersebut menyampaikan suatu informasi sehingga bersifat komunikatif. Keberadaannya mampu menggantikan sesuatu yang lain, dapat dipikirkan, atau dibayangkan. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang bahasa, kemudian berkembang pula dalam bidang desain dan seni rupa. Semiotika berasal dari kata Yunani semeion, yang berarti tanda. Ada kecenderungan bahwa manusia selalu mencari arti atau berusaha memahami segala sesuatu yang ada di sekelilingnya dan dianggapnya sebagai tanda.
3
Charles Sanders Peirce, menandaskan bahwa kita hanya dapat berpikir dengan medium tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi lewat sarana tanda. Tanda dalam kehidupan manusia bisa tanda gerak atau isyarat. Lambaian tangan yang bisa diartikan memanggil atau anggukan kepala dapat diterjemahkan setuju. Tanda bunyi, seperti tiupan peluit, terompet, genderang, suara manusia, dering telpon. Tanda tulisan, di antaranya huruf dan angka. Bisa juga tanda gambar berbentuk rambu lalulintas, dan masih banyak ragamnya. Merujuk teori Peirce, maka tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik. Di antaranya: ikon, indeks dan simbol. Salah satu yang menjadi karya fisik manusia adalah simbol, dengan peran simbol dunia dapat berkembang. Manusia dituntut kemampuannya untuk memahami simbol sebagai jembatan baginya untuk tanggap terhadap segala sesuatu yang dihadapi didalam hidupnya. Oleh sebab itu dalam rangka pengembangan budaya, fungsi simbol sangatlah penting, sebab tanpa memahami simbol sulit bagi manusia untuk dapat memahami perubahan. Arti simbol sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah lambang. Maksud dari lambang di sini yaitu sesuatu seperti tanda, misalnya lukisan dan lencana, yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu. Charles Sanders Peirce menjelaskan: simbol adalah suatu tanda atau gambar yang mengingatkan kita kepada penyerupaan benda yang kompleks yang diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dalam konteks budaya yang lebih spesifik atau lebih khusus.
4
Simbol, dari perspektif Saussure adalah jenis tanda di mana hubungan antara penanda dan petanda seakan-akan bersifat arbitrer. Konsekuensinya, hubungan kesejarahan akan mempengaruhi pemahaman kita (Berger, 2010:27). Simbol, adalah tanda yang memiliki hubungan dengan objeknya berdasarkan konvensi, kesepakatan, atau aturan. Makna dari suatu simbol ditentukan oleh suatu persetujuan bersama, atau diterima oleh umum sebagai suatu kebenaran. Simbol dapat menghantarkan seseorang ke dalam gagasan atau konsep masa depan maupun masa lalu. Simbol juga memiliki seperangkat ide di dalamnya. Memahami simbol berarti memahami gagasan yang tersimpan di dalam simbol tersebut. Sebab, antara simbol dan gagasan yang dikandungnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, keduanya menyatu dalam satu-kesatuan (Ezza, 2014:106). Pentingnya
pemahaman
terhadap
simbol-simbol
ketika
seseorang
menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang–orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik (benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilainilai), serta tindakan (yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain). (Charron, 1979 dalam Soeprapto, 2002: 126).
5
Contoh gambaran simbol di sekitar kita sudah sangat banyak, salah satunya dapat kita lihat pada pintu toilet umum. Pada sisi depan pintu toilet biasanya dibedakan dengan lambang yang menandai dua jenis gender yang berbeda yakni laki-laki dan perempuan. Tanda pembeda antara keduanya adalah laki2 seperti memakai celana, sementara perempuan seperti memakai rok.
Gambar 1 Pintu Depan Toilet Umum
(https://www.google.co.id/search?q=gambar+tanda+toilet+pria+dan+wanita diakses pada 1 Feb 2015, 10.00 WIB) Dalam masyarakat uniseks, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan jenis kelamin pada pintu-pintu kamar mandi umum. Kenyataan menunjukkan bahwa kita menggunakan suatu tanda untuk menunjukkan jenis kelamin pada pintu kamar mandi – tanda yang mengatakan kepada kita tentang sikap seksual kita, tanda yang wajar, dan kekhawatiran tentang urinasi dan defaksi. Jika seseorang harus meletakkan suatu tanda pada pintu kamar mandi, ada tiga kemungkinan tanda yang tidak bisa digunakan: orang bisa menggunakan tanda linguistic, menggunakan gambar atau simbol yang membedakan kamar mandi laki=laki dan perempuan (Berger, 2010:179).
6
Manusia dapat menggunakan apapun yang berada di sekelilingnya sebagai simbol atau menciptakan sesuatu yang baru dengan sangat imaginatif. Kemudian simbol tersebut diberi makna dan disusupkan pemahaman sehingga orang lain dapat menangkap makna yang terkandung (Ezza, 2014:106). Dari penjelasan tentang simbol di atas, banyak dari manusia atau kelompok memanfaatkan simbol sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Salah satu ordo internasional sering menggunakan simbol-simbol sebagai alat untuk menarik perhatian mata penglihatan manusia, yaitu Ordo Illuminati. Ordo Illuminati merupakan sebuah kelompok yang ditopang oleh landasan penguasaan iptek, intelektul, dan financial. Beranggotakan para ilmuan terkenal, penguasa berpengaruh, saudagar kaya. Ciri-cirinya yang khas dari ordo ini adalah ketersembunyiannya (sejatinya bukan hanya ordo ini saja yang bersifat rahasia). Ordo Illuminati sebagai “ordo boneka” tidak bediri sendiri, ada Freemasonry, Zionis, dan semua ordo bentukan kaum Kabbalis saling bahu membahu bekerjasama untuk mewujudkan cita-cita mereka yaitu membentuk tatanan dunia baru atau New World Order. Pada saat yang sama, mereka menunjukkan diri dengan cara yang kreatif. Yaitu, membangun tempat-tempat bersejarah seperti monumen-monumen, tugu landmark kota besar, dan juga bangunan-bangunan penting milik negara. Semua karya arsitektur mereka memiliki keserupaan satu sama lain, dan menyuratkan simbol-simbol yang khas. Fakta lapangan menunjukkan hampir seluruh kota penting di dunia memiliki landmark-landmark yang serupa, yaitu simbol-simbol Ordo Illuminati (Ezza, 2014:6).
7
Salah satu simbol yang dipakai dalam ordo ini adalah simbol mata satu atau The all-seeing eye, simbol ini merupakan simbol yang paling sering dipakai oleh ordo ini. Menurut wikipedia mata satu atau juga disebut Mata Ilahi (atau mata Tuhan yang melihat segala; The all-seeing eye), adalah simbol sebuah mata yang dikelilingi oleh pancaran cahaya atau gloria dan biasanya dikelilingi segitiga. Simbol ini sering dimaknai sebagai perlambang mata Tuhan yang mengawasi umat manusia (juga kuasa Tuhan atau wali Ilahi). Pada masa modern, penggambaran simbol ini yang paling terkenal terdapat di bagian belakang lambang Amerika Serikat yang muncul pada uang kertas satu dolar Amerika Serikat. Dalam uang ini menunjukkan sebuah mata di atas puncak piramida.
Gambar 2 Simbol Mata Satu Pada Uang Dollar Amerika
(https://berjagajaga.wordpress.com/2015/06/22/minions-dan-despicable-me/ diakses 2 Agustus 2015, 07.20 WIB) Simbol mata satu dalam bangunan yaitu salah satunya terdapat pada arsitektur bundaran Hotel Indonesia atau yang sering disebut dengan bundaran HI di Jakarta Pusat.
8
Gambar 3 Monumen Jeddah Eye
(https://generasisalaf.wordpress.com/2012/11/21/aroma-Ordo disaudi/ diakses 2 Agustus 2015, 08.33 WIB)
Illuminati-
Selain simbol mata satu, masih banyak simbol yang sering dipakai ordo ini sebagai wujud keberadaan mereka, seperti simbol piramida, burung hantu, pentagram terbalik, angka 666 dan masih banyak lagi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, adanya simbol-simbol ini tidak akan lepas dari maksud dan tujuan tertentu. Ada hal yang mengganjal bagi penulis yakni beberapa unsurunsur konspirasi tersembunyi yang berasal dari simbol-simbol yang mereka pakai di sekeliling kita, karena ordo rahasia ini berperan besar terhadap apa yang terjadi di dunia ini. Di dunia ini banyak hal yang tidak „terbaca‟ karena selalu ada sesuatu yang tidak bisa terungkap secara kasat mata. Untuk mengungkapkan sesuatu kadang tabu untuk disampaikan secara verbal, maka dengan itu digunakan simbol sebagai` bentuk untuk menyampaikan suatu makna tertentu. Manusia hidup dalam suatu dunia simbolis. Bahasa, mite, seni, dan agama adalah bagian-bagian dari dunia simbolis ini.
9
Tujuan Ordo Illuminati adalah merendahkan dan memperbudak manusia, baik secara mental maupun spiritual, jika tidak scra fisik. Kelompok ini seperti rumor yang menyebar luas di dalam masyarakat. Mereka telah menyusup ke dalam banyak organisasi yang tampak baik (seperti perserikatan amal dan persatuan profesional) dan juga telah menyusup ke dalam sebagian besar gerakan politik, khusunya zeonisme,komunisme, sosialisme, liberalisme, dan fasisme. Ia juga telah menyusup seluruh agama dan juga instuisi, termasuk sekelompok yang menganggap diri mereka sebagai “Pilihan Tuhan”. Orangorang “Pilihan Tuhan” ini sangat pandai dalam melakukan manipulasi dan kejahatan (Ezza, 2014:8). Penelitian mengenai pembahasan hal terkait dengan pembahasan ini pernah dilakukan oleh Juandi Hadiwijaya, 2012. Dengan judul “Analisis Semiotika Lambang Ordo Illuminati pada Desain T-shirt Clothing Frogen di kota Bandung) UNIKOM Bandung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis semiotika lambang Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen di kota Bandung. Untuk menjawab bagaimana makna konotatif yang terkandung dalam lambang Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen di kota Bandung dan bagaimana mitos yang terkandung dalam lambang Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan denotasi pada ketiga t-shirt clothing frogen adalah memiliki unsur segitiga dengan mata satu. Makna konotasinya adalah tatanan dunia baru. Ia menyimpulkan bahwa semua unsur visual yang ditampilkan dalam desain t-shirt clothing frogen memang lambang Ordo
10
Illuminati dan lambang Freemansori yang sudah di modifikasi. Mitos dari ketika desain t-shirt clothing frogen menggambarkan sebuah propaganda media kelompok Ordo Illuminati. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut membahas tentang adanya unsur simbolik Ordo Illuminati pada desain t-shirt clothing frogen di kota Bandung, sedangkan pada penelitian ini terkait pada gambaran keseluruhan simbol Ordo Illuminati serta keterkaitannya dengan adanya sistem religiusitas manusia. Skripsi milik Gilang Paramadikara, 2012. Dengan judul “Representasi Simbol Ordo Illuminati Dalam Adegan Film Angels And Demons (Analisis Semiotik Roland Barthes Dalam Adegan Film Angels And Demons Mengenai Simbol Ordo Illuminati)”. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati yang terdapat dalam film Angels and Demons, menganalisis apa saja makna yang terdapat dalam film Angels and Demons yang berkaitan dengan simbol Ordo Illuminati. yaitu makna denotasi, makna konotasi, mitos/ideologi menurut Roland Barthes. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, studi pustaka, dan penelusuran data online. Objek yang dianalisis merupakan sequence yang terdapat dalam film Angels and Demons dengan mengambil empat sequence. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga makna sesuai dengan semiotik Barthes. Makna denotasi yang terdapat dalam sequence Angels and Demons menggambarkan bagaimana
11
sebuah simbol-simbol Ordo Illuminati muncul dalam film. Makna Konotasi didapat yaitu masih adanya penyalahan terhadap kaum Ordo Illuminati atas apa yang terjadi pada film Angels and Demons, dan khususnya apa yang terjadi pada masa kini. Sedangkan makna Mitos/Ideologi yang dapat diambil adalah simbol Ordo Illuminati tidak akan selalu bermakna sebagai bentuk kesesatan, kaum Ordo Illuminati mengagungkan Tuhan melalui ilmu pengetahuan. Kesimpulan penelitian tersebut memperlihatkan bahwa tidak seharusnya jika kita melihat sebuah simbol Ordo Illuminati dikaitkan dengan sesuatu yang jahat, simbol Ordo Illuminati adalah sebuah representasi kaum Ordo Illuminati terhadap ilmu pengetahuan. Peneliti memberikan saran bagi para sineas agar dapat lebih mengangkat apa yang masyarakat belum ketahui dengan representasi yang benar kedalam sebuah film dan dengan tampilan yang menarik. Terdapat beberapa genre film, jenis film thriller merupakan salah satu magnet bagi khalayak untuk menontonnya, walau demikian baiknya para sineas dapat lebih pandai menyusupkan makna kehidupan nyata ke dalam sebuah film. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut untuk mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati yang terdapat dalam film Angels and Demons yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada konspirasi dengan simbol-simbol di dalam film tersebut, sedangkan pada penelitian ini terkait pada gambaran keseluruhan simbol Ordo Illuminati yang mengandung unsur kospirasi terhadap sistem religiusitas bagi umat Islam.
12
Makalah dalam bentuk jurnal milik Dede Chatami Rifsina, 2013. Dengan judul “Analisis Semiotik Simbol Ordo Illuminati Dalam Novel Angels And Demons Karya Dan Brown”. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui makna semiotik tentang simbol Ordo Illuminati yang terdapat dalam novel Angels And Demons, menganalisis apa saja makna yang terdapat dalam novel Angels And Demons yang berkaitan dengan simbol Ordo Illuminati, yaitu makna denotasi, makna konotasi, dan mitos menurut Roland Barthes. Penelitian ini merupakan Penelitian Kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik Roland Barthes. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, wawancara, dan dokumentasi. Objek yang dianalisis merupakan gambar yang terdapat dalam novel Angels And Demons karya Dan Brown dengan mengambil 6 gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga makna sesuai dengan semiotik Barthes. Makna denotatif simbol Ordo Illuminati dalam cerita novel Angels And Demons adalah simbol-simbol yang digunakan oleh satu kelompok persaudaraan rahasia bernama Ordo Illuminati, untuk membalas dendam terhadap pihak Gereja Katolik dengan cara mengecap para Kardinal calon Paus. Makna konotatif simbol Ordo Illuminati dalam cerita novel Angels And Demons bermakna sebagai bentuk pemujaan anggota Ordo Illuminati terhadap Lucifer / Iblis yang dianggap sebagai “Sang Arsitek Agung”. Sedangkan mitos simbol Ordo Illuminati dalam cerita novel Angels And Demons adalah bahwa para Illuminatus atau pengikut ajaran Ordo Illuminati menggunakan simbol-simbol Ordo Illuminati yang berbentuk tulisan
13
Ambigram untuk untuk melancarkan balas dendam yang berumur berabadabad silam, akibat pertentangan antara gereja dengan kaum pencinta ilmu pengetahuan. Inilah yang menjadi mitos yang melatarbelakangi balas dendam kaum Ordo Illuminati dalam novel ini dengan melakukan pengecapan terhadap beberapa Preferiti atas dendam di masa silam yang telah berabad-abad lamanya, pengecapan tidak dilakukan dengan dengan salib, melainkan dengan seni tulisan bernama Ambigram, yang diciptakan oleh seniman Ordo Illuminati. Makalah dalam bentuk jurnal milik Maya Amellia, 2013. Dengan judul Simbolisasi Ordo Illuminati Pada Video Klip Lady Gaga (Analisis Semiotika Video Klip Lady Gaga Versi Alejandro). Berdasarkan hasil penelitian dari perumusan masalah maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam lima tampilan pada video klip Lady Gaga versi Alejandro telah mempresentasikan Simbolisasi Ordo Illuminati yang terlihat dari tanda ikon yang meliputi; benda berbentuk tanduk, benda berbentuk lensa teleskop, jubah yang bermotif salib terbalik, senjata, pakaian dalam, yang dikenakan seorang pemeran. Kemudian benda berbentuk heksagram, lingkaran, segitiga serta bangunan segitiga, dan formasi segitiga yang dibentuk oleh beberapa pemeran dalam adegan tersebut. Selain itu tanda indeks yang ditemukan dalam lima tampilan meliputi; perilaku beberapa pria yang membawa benda berbentuk lingkaran, heksagram, dan segitiga, kemudian perilaku seorang wanita yang mengenakan tanduk, lensa teleskop, jubah bermotif salib terbalik, pakain dalam bersenjata, serta sekumpulan orang yang membentuk formasi, dan gerakan tangan yang
14
diarahkan keatas kepala membentuk sebuah segitiga, juga gerakan membentuk siku-siku tangannya. Sedangkan tanda simbol yang terdapat dalam lima tampilan tersebut meliputi; warna, hitam yang mendominan, warna putih pada cahaya, dan warna merah pada motif salif terbalik. Hasil penelitian ini meyimpulkan bahwa benar adanya pesan Ordo Illuminati pada dalam video klip Lady Gaga versi Alejandro melalui simbolisasi-simbolisasi Ordo Illuminati yang telah diklasifikasikan peneliti diatas. Namun kesimpulan tersebut tidak untuk mencari ideologi tentang kebenaran akan Lady Gaga sebagai penganut atau pengikut Ordo Illuminati. Terlepas dari apakah pihak pemakai yang menggunakan simbol tersebut dengan yakin menjadikan simbol itu sebagai manifestasi atau perwujudan dari apa yang diyakini dalam hatinya? Ataukah sekedar merupakan suatu asimilasi dari menjiplak, mengcopy-paste nilai seni atau ornamen atau sesuatu yang dianggapnya indah sehingga ditirunya dan tanpa disadari bahwa dia telah meniru mirip atau bahkan serupa dengan identitas ordo Ordo Illuminati? Ataukah bisa juga karena institusi sekedar meniru tanpa ada maksud apa pun? Seperti apapun motif penggunaan simbol-simbol tersebut, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas bisa dipelajari pada bab pembahasan di bawah. Namun dari sisi agama Islam, ordo ini sangat berbahaya karena seperti yang telah di jelaskan di atas, bahwa kaum intelektualis ini menginginkan penghapusan agama-agama yang ada di muka bumi, inilah yang dimaksud dengan pembentukan tatanan dunia baru atau dalam agama Kristen biasa disebut dengan Antichrist. Jadi, alasan penulis memilih judul ini adalah untuk
15
mengetahui secara keseluruhan siapa ordo Ordo Illuminati ini beserta simbolsimbolnya yang akan dianalisis menggunakan teori semiotik simbolik Charles Sander Peirce, dan perkembangannya serta pengaruhnya bagi sebagian orangorang Islam yang hidup di daerah timur tengah yakni Arab Saudi. Makkah merupakan salah satu kota di negara Arab Saudi yang memiliki banyak perubahan secara simbolik baik dari segi bangunan maupun yang lainnya, oleh sebab itu, penulis menggunakan judul “Simbol Ordo Illuminati Dalam Kehidupan Sosio-Kultural Muslim Di Arab Saudi (Analisis Semiotik Simbolik – Charles Sander Peirce) sebagai bahan penelitian. B. Rumusan Masalah. Dari latar belakang pemilihan judul di atas, dapat ditarik perumusan masalahnya, yaitu: 1. Apa yang melatarbelakangi penggunaan simbol Ordo Illuminati oleh Muslim di Arab Saudi? 2. Aspek kehidupan apa saja terkait dengan penggunaan simbol-simbol Ordo Illuminati di Arab Saudi? C. Tujuan Penelitian. Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di tarik tujuan dari penelitian, yaitu: 1. Menjelaskan penyebab yang melatarbelakangi penggunaan simbol Ordo Illuminati oleh Muslim di Arab Saudi. 2. Menjelaskan aspek kehidupan apa saja yang terkait dengan penggunaan simbol-simbol Ordo Illuminati di Makkah. a. Seni bangunan.
16
b. Seni musik. c. Pemerintahan. d. Ekonomi. e. Sosial. f. Agama. D. Batasan Masalah. Pembatasan masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan supaya pembahasan yang dikaji tidak meluas dan hanya difokuskan pada objek yang telah ditentukan. Dan di dalam penelitian ini objek yang diteliti hanya mencakup sejarah Ordo Illuminati, dan simbolnya secara keseluruhan yang saat ini telah banyak menjadi icon dalam berbagai aspek kehidupan, serta pengaruh simbol-simbolnya terhadap kehidupan Muslim di Makkah, Arab Saudi. E. Landasan Teori. Landasan teori sangat penting dalam sebuah penelitian terutama dalam penulisan skripsi peneliti tidak bisa mengembangkan masalah yang mungkin di temui di tempat
penelitian jika tidak memiliki acuan landasan teori yang
mendukungnya. Dalam skripsi landasan teori layaknya fondasi pada sebuah bangunan. Bangunan akan terlihat kokoh bila fondasinya kuat, begitu pula dengan penulisan skripsi, tanpa landasan teori penelitian dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar. Peneliti juga tidak bisa membuat pengukuran atau tidak memiliki standar alat ukur jika tidak ada landasan teori.
17
Landasan teori adalah seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang telah disusun rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori ini akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian yang akan dilakukan. Pembuatan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian menjadi hal yang penting karena landasan teori ini menjadi sebuah pondasi serta landasan dalam penelitian tersebut. Landasan teori merupakan bagian yang akan membahas tentang uraian pemecahan masalah yang akan ditemukan pemecahannya melalui pembahasanpembahasan secara teoritis. Teori-teori yang akan dikemukakan merupakan dasar-dasar penulis untuk meneliti masalah-masalah yang akan dihadapi penulis pada pelaksanaan pengumpulan data. Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dibahas di atas, maka penulis menggunakan landasan teori, yaitu teori semiotik simbolik yang mana teori-teori tersebut akan di jelaskan secara singkat sebagai berikut: 1. Teori Semiotik Simbolik. Semiotika berasal dari bahasa Yunani, Semeion yang berarti tanda. Kemudian diturunkan dalam bahasa Inggris menjadi Semiotics dan dalam Bahasa Indonesia, semiotika atau semiologi diartikan sebagai ilmu tentang tanda. Dalam berperilaku dan berkomunikasi, tanda merupakan unsur yang terpenting karena bisa memunculkan berbagai makna sehingga pesan dapat dimengerti. Charles Sander Peirce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign),
18
object, dan interpretant. Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk sebagai tanda (Masinambow, 2001:21). Tanda menurut Peirce terdiri dari simbol, simbol (symbolic sign) menekankan pada kesepakatan, kebiasaan atau konvensi masyarakat yang melandasi hubungan arbitrer antara penanda dan petanda. Karena tanda simbolis sepenuhnya didasarkan pada kesepakatan masyarakat, maka masyarakat dalam lingkup yang berbeda sangat mungkin memahami tanda dengan makna yang berbeda (Masinambow, 2001:21). Simbol adalah ungkapan „tanda‟ suatu objek berdasarkan konsep tertentu, biasanya asosiasi terhadap suatu gagasan umum. Sebagai contoh, tugu Monas tidak terdapat relasi yang serupa ataupun logis dengan kota Jakarta, namun tugu ini dijadikan simbol kota Jakarta. Setelah melihat contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa segala sesuatu itu bisa merujuk pada suatu ungkapan makna, baik tersirat maupun tersurat. Tidak lain halnya dengan simbol-simbol Ordo Illuminati yang disadari maupun tidak disadari telah banyak yang menggunakannya, baik dari segi arsitektur bangunan, hingga pada penggunaan kaos-kaos atau pakaian yang banyak mengandung simbol tersebut.
19
2. Teori Sosio-Kultural. Dalam mendekati permasalah sistem sosial dan budaya, akan digunakan sejumlah teori guna mendekatinya. Teori adalah perangkat analisis yang terdiri atas sejumlah penyataan tentang mengapa dan bagaimana suatu fakta berhubungan antara satu dengan lainnya. Sosiokultural terbentuk dari dua kata, sosial dan kultural. Sosial berasal dari kata Latin Socius yang berarti kawan atau masyarakat, sedangkan kultural berasal dari Colere yang berarti mengolah. Colere berasal dari bahasa Inggris yaitu Cultur yang diartikan sebagai segala daya upaya dan kegiatan manusia dalam mengubah dan mengolah alam (Soerjono Soekanto:1990) Pengertian sosial budaya mengandung makna sosial dan budaya. Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang bertalian dengan sistem hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang atau dari suatu kelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya. Arti budaya, kultur atau kebudayaan adalah cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya secara timbal balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang di dalamnya sudah tercakup pula segala hasil dari rasa, cipta, karsa, dan karya, baik fisik materil maupun psikologis, idea, maupun spiritual. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
keseluruhan yang
didapatkan dan dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
20
perilaku yang normatif, artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. (Jacobson, 2013: 17). Menurut Andreas Eppink, sosial budaya atau kebudayaan adalah segala sesuatu atau tata nilai yang berlaku dalam sebuah masyarakat yang menjadi ciri khas dari masyarakat tersebut. Sedangkan menurut Burnett, adalah keseluruhan berupa kesenian, moral, adat istiadat, hukum, pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan olah pikir dalam bentuk lain yang didapatkan seseorang sebagai anggota masyarakat dan keseluruhan bersifat kompleks. Dari kedua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa sosial budaya memang mengacu pada kehidupan bermasyarakat yang menekankan pada aspek adat istiadat dan kebiasaan masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu hal yang ada di masyarakat, tentunya sosial budaya memberikan dampak tersendiri bagi masyarakat di sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan bisa berupa dampak positif dan dampak negatif. Terciptanya sebuah kebudayaan atau sosial budaya pada masyarakat tidak lain kerena peran interaksi antara manusia dengan alam sekitarnya. Dan interaksi yang saling berhubungan tersebut maka terciptalah kebudayaan yang menyangkut kehidupan dan kebiasaan dari masyarakat dan lingkungannya. Kaitannya antara kebudayaan dan sosial masyarakat adalah bila terjadi perubbahan sosial, bukan tidak mungkin kebudayaan di dalam masyarakat tersebut juga berubah. Manusia sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan tersebut harus selalu bisa menjaga dan melestarikan apa yang sudah mereka buat.
21
F. Sumber Data dan Data. 1. Sumber Data. Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Penelitian penelitian kualitatif lebih bersifat pemahaman pembelajaran tentang masyarakat terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data yang akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder. (https://achmadsuhaidi.wordpress.com/2014/02/26/pengertian -sumber-data-jenis-jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/ diakses pada 12 Febuari 2015, 16.40 WIB) Sumber data pada penelitian ini adalah dokumen berupa buku, skripsi dan artikel dalam bentuk media lain, sehingga penulis dapat menemukan jawaban dari permasalahan dari yang akan dikaji penulis. Sumber data primer yang dipakai penulis dalam penyelesaian masalah adalah buku-buku yang berjudul: Simbol-Simbol Ordo Illuminati di Arab Saudi karya Muhammad Abu Ezza, Pengantar Semiotika ‘Tanda-Tanda Dalam Kebudayaan Kontemporer’ karya Arthur Asa Berger, Semiotik: Mengkaji Tanda Dalam Artefak karya E.K.M Masinambow dan Rahayu S. Hidayat, The New World Order Konspirasi Global Para Penyembah Iblis Menaklukan Dunia karya Jagad A. Purbawati.
22
Sumber data sekunder yang dipakai penulis dalam penyelesaian masalah adalah buku-buku yang berjudul: Pemerintah Bayangan & Big Brother karya Jagad A. Purbawati, Bayang Gurita Mengungkap Pergerakan Freemasonry dan Organisasi Anti Islam Dunia Karya Jerry Duane Gray, Ordo Illuminati: Dunia Dalam Genggaman Perkumpulan Setan karya Henry Makow Ph. D, Freemasonry di Indonesia Jaringan Zionis Tertua Yang Mengendalikan Nusantara karya Prof. Paul W. Van Der Veur, Skripsi milik Gilang Paramadikara, 2012 berjudul “Representasi Simbol Ordo Illuminati Dalam Adegan Film Angels And Demons (Analisis Semiotik Roland Barthes Dalam Adegan Film Angels And Demons Mengenai Simbol Ordo Illuminati)”, Skripsi milik Juandi Hadiwijaya, 2012. Dengan judul “Analisis Semiotika Lambang Ordo Illuminati pada Desain T-shirt Clothing Frogen di kota Bandung) UNIKOM Bandung”, Zionis & Syiah Bersatu Hantam Islam karya Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi, Sejarah Setan Membongkar Sepak Terjang Setan Dan Aliran-Aliran Pemuja Setan karya Hanu Lingga, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah karya Drs. M. Subana, M. Pd. – Sudrajat, S. Pd., Metodologi Penelitian Kebudayaan karya Suwardi Endaswara, Teori-Teori Kebudayaan Dari Teori Hingga Aplikasi karya Dr. H. Sulasman, M.Hum. – Setia Gumilar, M.si., Pengantar Studi Semantik Dan Pragmatik karya Dr. Muhammad Rochmadi, M.Hum., PersoalanPersoalan Dasar Estetika karya Marcia Muelder Eaton, Hermeneutika, Estetika, dan Religiusita: Esai-Esai Sastra Sufistik Dan Seni Rupa karya Abdul Hadi W.M.
23
2. Data. Data adalah semua informasi atau bahan yang disediakan oleh alam (dari arti luas), yang harus dicari, dikumpulkan dan dipilih oleh peneliti. Data dapat berupa angka, kata-kata, gambar maupun foto, wacana, rekaman, catatan atau arsip, dokumen, buku (Subroto, 1992: 34). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan buku-buku atau penelitian pustaka (library research). Data yang dikumpulkan berasal dari penelitian pustaka, yaitu proses mencari, menelusuri, memilih data yang relevan dengan topik bahasan. Dalam penelitian ini, data yang dikaji dalam pembahasan umum, yaitu terkait mengenai Ordo Ordo Illuminati secara umum. Pembahasan secara khususnya adalah data yang berupa pembahasan tentang simbol-simbol Ordo Illuminati yang pada akhirnya menghasilkan suatu makna tersembunyi dan pengaruhnya terhadap keberagamaan dan aspek sosio-kultural orangorang Islam. G. Metode Penelitian. Metode penelitian adalah rangkaian dari cara/kegiatan pelaksanaan penelitian dan didasari oleh pandangan filosofis, asumsi dasar, dan ideologis serta pertanyaan dan isu yang dihadapi. Sebuah penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu. Metode yang penulis gunakan adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki objek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak. Penelitian kualitatif juga bisa diartikan sebagai riset yang bersifat
24
deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan deduktif. Penelitian kualitatif jauh lebih subjektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. (http://idrisedi.blogspot.co.id/2012/05/metodemetode-dalam-sosiologi.html diakses pada 21 Desember 2014 pukul 19.00 WIB ) Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analitik simbolik, sebab di dalam pembahasan ini penulis akan banyak membahas mengenai simbol-simbol. Penulis juga menggunakan metode induktif, yang merupakan metode penelitian yang memfokuskan pembahasan dari yang umum menuju yang khusus. H. Sistematika Penulisan. Sistematika penulisan merupakan suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis. Secara garis besar terdiri dari bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Adapun unsur masing-masing bagian dan penjelasannya secara detail serta pengertian lengkap diuraikan sebagai berikut: Bab I pendahuluan merupakan langkah awal dalam pembuatan karya tulis yang berisi beberapa unsur. Mengandung gambaran dari isi karya tulis seperti latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan masalah, batasan masalah,
tinjauan pustaka, landasan teori, sumber data dan data, metode penelitian, sistematika penulisan.
25
Bab II merupakan bagian isi yang menjelaskan secara detail mengenai konten dari karya tulis, yaitu pembahasan tentang pengertian Ordo Illuminati, sejarah munculnya Ordo Illuminati secara umum. Kemudian pembahasan tentang biografi tokoh pendiri gerakan ini yaitu Adam Wisaupt. Pembahasan selanjutnya
menjelaskan
perkembangan
Ordo
Illuminati
di
kalangan
masyarakat. Menguraikan macam-macam dan simbol-simbolnya, menjelaskan tujuan-tujuan besar dari gerakan ini. Yang terakhir menjelaskan fenomena penggunaan simbol-simbol Ordo Illuminati dalam keterkaitannya dengan aspek sosio-kultural atas orang-orang Islam di Arab Saudi dengan menggunakan analisis semiotik simbolik Charles Sander Peirce. Bab III: Penutup merupakan bagian akhir dari karya ilmiyah yang berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil dari penelitian dengan menguraikan jawaban penulis atas pertanyaan yang diajukan pada bab pendahuluan. Saran adalah suatu yang diberikan kepada pembaca yang didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti.