BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG Kehidupan suatu bangsa erat sekali kaitannya dengan tingkat pendidikan. Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan kemampuan anak agar nantinya dapat bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat. Branata (1988) mengungkapkan bahwa pendidikan ialah usaha yang sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat diatas sejalan dengan pendapat Purwanto (1987 : 11) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat. Kleis (1974) memberikan batasan umum bahwa pendidikan adalah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (development) bagi lingkungannya.
kehidupan seseorang atau
kelompok dalam
Pembelajaran melalui pendidkan seni yang diarahkan pada apresiasi dan produksi mengembangkan lembaga pendidikan menjadi wadah yang efektif dan efisien karena memiliki system dengan melibatkan pendidik dan peserta didik yang terorganisir. Pendidikan seni yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, mempunyai tiga tujuan tertentu yaitu : 1. Sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sensitive dan kreatifitas 2. Memberikan peluang seluas-luaskan pada siswa untuk berekspresi 3. Mengembangkan pribadi siswa kearah pembentukan pribadi yang utuh dan menyeluruh, baik secara individu, social maupun budaya. Hal ini menyiratkan bahwa pendidikan seni dapat menjadi media ekspresi, komunikasi dan kreatifitas siswa yang dapat merangsang kemampuan berpikir (kognitiif), perilaku atau sifat (afektif), maupun ketrampilan (psikomotor), hingga mampu membentuk siswa yang mampu menghargai karya seni. Pembelajaran seni tari adalah proses pembelajaran yang senantiasa mengutamakan pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, komunikatif dan estetis. Dengan model pembelajaran seperti itu mampu mengembangkan kepribadian siswa terutama berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan diri, kepedulian, toleransi dan nilai tanggung jawab (Jazuli, 2010:136) Dalam kurikulum yang berlaku saat ini, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, seni tari merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran seni budaya, selain bidang seni yang lainnya seperti deni music, lukis dan teater. Namun demikian, waktu atau jam pelajaran sangat terbatas sehingga siswa yang mempunyai minat dan bakat dibidang musik kurang mendapat perhatian yang maksimal, artinya dalam hal ini
tari masih dianggap kurang penting dari mata pelajaran lainnya. Setidaknya dalam waktu yang begitu terbatas, para siswa sebagai generasi penerus dibekali wawasan budaya dan sikap kreatif untuk menghargai karya-karya budaya, terutama tari. Dengan adanya pelajaran tari dalam pendidikan formal, maka perlu adanya tenaga pendidik dalam bidang tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan guru tari di sekolahsekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai sekolah menengah atas, bahkan perguruan tinggi. Menjawab permasalahan akan guru tari tersebut, Universitas Katolik Widya mandira Kupang telah membaca peluang ini dengan membuka program studi Pendidikan Sendratasik ( Seni Drama Tari dan Musik) sejak tahun 1980-an dibawah naungan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan tujuan menciptakan tenagatenaga guru yang professional. Sejak dibukanya program studi tersebut hingga saat ini, sudah menghasilkan guru-guru seni yang tersebar diberbagai daerah di Nusa Tenggara Timur namun demikian belum memenuhi kebutuhan secara merata di berbagai sekolah di Nusa Tenggara Timur. Seni tari merupakan salah satu bentuk pertunjukan yang sudah cukup lama keberadaannya atau telah hadir dari zaman dahulu dan berkembang hingga saat ini. Pembelajaran tari adalah proses pembelajaraan yang senantiasa
mengutamakan
pembelajaran yang mengutamakan, kreatif, komunikatif, estetis. Dengan model pembelajaran seperti itu mampu mengembangakan kepribadian siswa terutama berkaitan dengan nilai-nilai kepercayaan diri, kepedulian, toleransi, dan nilai tanggung jawab (Jazuli,2010:136). Oleh karena itu, pembelajaran tari bukan hanya merupakan teori tetapi juga praktik. Selain sebagai bagian dari mata kuliah, tari juga sudah dijadikan sebagai kegiatan minat
dan bakat bagi mahasiswa di program studi Sendratasik, dalam hal ini mahasiswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya. Hal ini dirasa perlu karena untuk pengembangan diri secara maksimal, tidak hanya mengharapkan di ruang kuliah tetapi juga diluar jam kuliah. Dalam kegiatan minat dan bakat pengajar instruktur tari adalah dosen atau ketua seksi dari minat dan bakat itu sendiri. Pada Program Studi Sendratasik Universitas Katolik Widya Mandira Kupang banyak minat dan bakat seni mahasiswa yang tersalurkan dan dikembangkan. Baik itu seni music, seni drama maupun seni tari. Namun dalam hal ini penulis ingin membahas tentang pembelajaran seni tari, khususnya tari daerah “Tiba Meka”. Berdasarkan ritus Tiba Meka, tarian Tiba Meka merupakan tarian yang dibawakan untuk menyambut tamu agung disetiap kampung di Manggarai. Tarian ini dikemas dari tradisi asli adat budaya masyarakat ketika menerima tamu dengan hati bersih dan suci. Secara etimologis “Tiba” artinya terima atau penerimaan dan “Meka” artinya tamu. Menurut para tokoh adat, konon pada ratusan tahun yang lalu, ketika masyarakat Manggarai
menyambut
para
misionaris
datang
mewartakan
kabar
gembira
menyebarluaskan agama katolik di Manggarai mereka selalu menyambut disertai ritus Tiba Meka. Ritus ini dipertahankan di Manggarai ketika menyambut tamu agung seperti para uskup, para imam yang baru ditahbis dan pejabat penting pemerintah dari daerah atau Negara. Namun seiring perkembangan zaman, susunan ritus tradisional ini mulai mengalami perubahan. Beberapa urutannya tidak lagi natural karena bagian tertentu dari ritus ini sudah mulai hilang.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan eksistensinya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan lapangan (PTL) dengan judul ”Penerapan Ragam Gerak Tarian Tiba Meka Pada Kelompok Minat Tari Program Studi Sendratasik Unwira Kupang Menggunakan Metode Drill”
B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : bagaimana proses penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswa program studi sendratasik Unwira Kupang melalui Metode drill.
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses penerapan ragam gerak tarian Tiba Meka bagi mahasiswa program studi Sendratasik Unwira Kupang melalui metode drill.
D. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi mahasiswa Sendratasik Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran, selain itu dapat menambah wawasan dalam bidang seni tari khususnya tarian Tiba Meka dari kabupaten Manggarai 2.
Bagi Penulis
Dengan adanya tulisan ini dapat menambah pengetahuan dan menambah pengalaman dalam pengembangan ragam gerak tarian Tiba Meka.