BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah dengan pendidikan. Menurut Auliawati (2008) Pendidikan pada setiap tingkatan mempunyai tujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan dalam melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya. Salah satu usaha yang digunakan
untuk
mewujudkan
kemampuan
siswa
tersebut
adalah
dengan
meningkatkan penguasaan pemahaman mereka terhadap setiap materi yang diajarkan. Apabila pendidikan dilihat sebagai suatu sistem maka faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan menurut Deming (1986) dalam Uno (2007) meliputi input mental atau siswa, lingkungan instruksional, proses pendidikan dan keluaran pendidikan. Faktor siswa justru menjadi unsur yang menentukan berhasil atau tidaknya pengajaran yang disampaikan oleh guru, sebab setiap siswa memilki kondisi internal dimana kondisi tersebut sangat berperan dalam aktivasi belajar mereka sehari-hari (Hamalik, 2006). Intisari dari pendidikan adalah pembelajaran dimana umumnya aktivitas yang dilakukan adalah penyaluran informasi dan ilmu pengetahuan dari pengajar ke pelajar. Kualitas penyaluran ini dipengaruhi oleh berbagai hal. Konsentrasi adalah
salah satu faktor utama yang mempengaruhi pembelajaran. Semakin tinggi konsentrasi pengajar dan pelajar, semakin efektif kegiatan pembelajaran tersebut, namun sebaliknya jika konsentrasi siswa rendah maka hasil yang diperolehnya pun tidak maksimal. Belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal saja, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya faktor eksternal, seperti kondisi lingkungan sekitar. Konsentrasi dalam belajar dapat menurun jika ada gangguan. Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan karena kebisingan. Kebisingan bisa didefinisikan sebagai suara yang tidak diharapkan. Menurut World Health Organization (WHO), kebisingan adalah suara apapun yang tidak diperlukan dan memiliki efek buruk pada kualitas kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Suara lalu lintas dan suara-suara keras lainnya adalah contoh kebisingan yang dapat menurunkan tingkat konsentrasi belajar. Masalah kebisingan akibat lalulintas yang padat di daerah perkotaan bukan merupakan masalah baru, sehingga sulit untuk mendapatkan lokasi sekolah yang tenang agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Padang merupakan sarana pendidikan yang terletak di daerah perkotaan dan berada dipinggir jalan raya yang arus lalu lintasnya padat. Kebisingan di sekitar lingkungan sekolah dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa. Adapun jam belajar siswa SMP N 1 Padang dimulai dari pukul 07.00 sampai
dengan 15.00 WIB dimana jam-jam tersebut merupakan jam padatnya arus lalu lintas sehingga dapat mengganggu proses belajar mengajar. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor. 718/MEN.KES/PER/XI/1987 bahwa sekolah masuk dalam Zona B, yaitu zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan sejenisnya. Intensitas bising yang diperbolehkan untuk zona ini adalah 45 dB sampai 55 dB. Beberapa penelitian yang dilakukan di banyak negara menunjukkan bahwa jalan raya merupakan sumber kebisingan utama yang mengganggu sebagian besar masyarakat perkotaan. Tingkat kebisingan jalan raya dapat mencapai 70-80 dB (Purnanta dkk, 2008). Salah satu sumber bising lalulintas jalan antara lain berasal dari kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat, dengan sumber penyebab bising antara lain dari bunyi klakson dan suara knalpot (Ikron dkk, 2007). Bangunan pendidikan yang berdekatan dengan jalan raya yang sangat rawan bising dapat mempengaruhi kegiatan belajar siswa di dalam ruang kelas. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa semakin tinggi tingkat bising di ruang kelas, maka semakin rendah konsentrasi belajar siswa pada kelas tersebut dan sebaliknya semakin rendah tingkat kebisingan ruang kelas, maka akan semakin tinggi konsentrasi belajar siswa (Hananto, 2009). Proses belajar akan lebih efektif bila tidak ada gangguan (Anwar, 2003). Belajar lebih membutuhkan kegiatan yang disadari, suatu aktivitas, latihan-latihan dan konsentrasi dari siswa yang bersangkutan (Purwanto, 1987).
Disadari bahwa beberapa penelitian tentang kebisingan dengan gangguan kesehatan sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, terutama terhadap pekerja. Akan tetapi pengaruh kebisingan lalulintas terhadap konsentrasi belajar siswa SMP N 1 Padang belum pernah dilakukan.
1.2. Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa. 1.3.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentasi belajar siswa. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi akademik Dapat menjadi salah satu informasi dan bahan pertimbangan bagi Dinas terkait untuk mengkaji pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa, sehingga kedepan dapat menciptakan suasana yang kondusif dan optimal bagi proses belajar mengajar.
2. Bagi peneliti Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik tentang hal yang berkaitan dengan konsentrasi belajar siswa dan hubungannya dengan kebisingan lalu lintas. 3. Bagi pembaca Memberikan informasi kepada pembaca tentang pengaruh kebisingan lalu lintas terhadap konsentrasi belajar siswa, terutama siswa SMP Negeri 1 Padang.