BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Intansi perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki tugas sebagai media penukaran uang, penyimpanan dan peminjaman dana (Kasmir, 2005 : 7). Menurut Undang – Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Idroes, dkk (2007 : 321) bank adalah badan usaha penghimpun dana untuk kemudian disalurkan kembali dalam bentuk instrumen lainya. Latumaerisa (2011) mengelompokan bank terbagi dua kategori berdasarkan fungsinya yaitu bank sentral dan bank umum. Santoso dalam Latumaerisa (2011 : 135) berpendapat bahwa bank umum adalah lembaga penghubung antara debitur dan kreditur, dalam rangka alokasi dana simpanan / tabungan, maupun realisasi pinjaman atau kredit. Bank umum berperan meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan menjual jasa simpanan dana kemudian menyalurkan kembali berupa jasa pinjaman dan instrumen lainya, dikutip dari Undang – Undang Nomor 10 tahun 1998 dalam Idroes, dkk (2007 : 321). Keberadaan
lembaga
perbankan
sangat
membantu
kegiatan
perekonomian masyarakat baik skala mikro maupun makro. Perbankan memberikan penawaran produk berupa e – banking, transfer (payment order),
tabungan / simpanan, (saving deposit), deposito, giro, inkaso, letter of credit, Automatic Teller Machine (ATM), kotak pengaman deposit, jasa asuransi, hingga jasa pinjaman atau kredit bersuku bunga, dikutip dari Latumaerisa (2011 : 227). Berdasar produk yang ditawarkan, jasa pinjaman atau kredit merupakan salah satu jasa yang paling banyak diminati oleh masyarakat, hal tersebut dapat diketahui berdasar data internal perusahaan sebagai berikut : Tabel I.1 Daftar aplikasi peminat kredit property dan non property Bank Tabungan Negara Eks-Karisidenan Surakarta Periode Januari 2015 – Desember 2015 No
1 2
3
4
Jenis kredit Pemberian Kredit Konsumer (property) KPR Subsidi KPR Non Subsidi : KPR BTN Platinum s.d 350 juta KPR BTN Platinum > 350 juta KPA KP Ruko Equity loan & other KAR KBR PUM – KB BTN Jamsostek TBUM Bapertarum Personal loan (non property) Kring BTN Kring pensiun BTN Swadana Kredit pegawai Total Pemberian Kredit Konsumer (Property & Non Property)
Sumber : Data primer Bank BTN, 2015
Pengajuan Kredit 2.728 966 1995 1739 256 12 11 582 542 5 20 15 245 189 15 27 14 3.555
Berdasar data tabulasi I.1 diatas dapat diketahui jika pemohon / debitur yang mengajukan permohonan kredit property dan non property cukup signifikan. Kebutuhan yang kompleks serta permintaan dana cepat yang tinggi
mendasari masyarakat untuk menggunakan jasa kredit atau
pinjaman. Mulyono (1994 : 58 – 59) menilai dari sudut pandang wirausahawan jika permintaan kredit tinggi dikarenakan oleh kemudahan pinjaman, jaminan rahasia keuangan, dan tingkat resiko rendah. Maslow (1984) menjelaskan jika tingkat kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan tingkat rendah dan tingkat tinggi, kebutuhan tingkat rendah akan mudah teraktualisasi daripada kebutuhan tingkat tinggi. Hierarki kebutuhan meliputi : 1. kebutuhan fisiologis, 2. kebutuhan akan rasa aman, 3. kebutuhan untuk memiliki rasa kasih sayang, 4. kebutuhan akan penghargaan. 5. Kebutuhan Aktualisasi diri. Kebutuhan Fisiologis sebagai salah satu kebutuhan paling mendasar bagi manusia. Kebutuhan fisiologis adalah salah satu kebutuhan mendasar, dijabarkan oleh Maslow (1943) bahwa kebutuhan fisiologis dianggap sebagai kebutuhan menyangkut aspek fisik berupa makan, minum, tidur, bercinta, dan tempat tinggal. Aspek – aspek tersebut dilakukan secara berkesinambungan, dari kelima aspek tersebut tempat tinggal sebagai salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup manusia.
Kebutuhan fisiologis memotivasi keinginan manusia dalam rangka pemenuhan dan memuaskan kebutuhan, dikutip dari Maslow (1943). Keinginan memiliki tempat tinggal tidak dapat tercapai secara keseluruhan, mengacu pada kondisi lingkungan yang berbeda, tingginya harga beli tanah atau rumah siap huni mendorong perilaku konsumen untuk menggunakan jasa pinjaman sebagai alternatif atau solusi dari permasalahan terhadap dana cepat. Kebutuhan pasar yang cukup tinggi terhadap bidang property menjadi konsentrasi utama peningkatan kuantita dan kualitas produk property. Salah satu lembaga perbankan yang dianggap berkompeten dan memiliki spesifikasi produk di bidang property serta sebagai media realisasi kredit atau pinjaman perumahan adalah Bank Tabungan Negara atau Bank BTN. Bank Tabungan Negara (BTN) memberikan dukungan dalam mewujudkan satu juta rumah bagi masyarakat sebagai jawaban atas permintaan dana cepat terhadap property. Produk kredit yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara cukup bervariasi yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan debitur. Produk kredit yang dimiliki oleh Bank Tabungan Negara adalah, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sejahtera, Kredit Pemilikan Rumah BTN platinum, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Bangun Rumah (KBR), Kredit Top Up BTN, Kredit Pemilikan Ruko, PUMP-KB BPJS ketenagakerjaan, TBUM bapertarum, serta dilengkapai dengan Kredit
Swadana, Kredit Ringan Pensiun, dan Kredit Ringan Batara yang bergerak di bidang Non – Property. Kredit property dan non property dihadirkan oleh Bank BTN dengan penerapan biaya provisi rendah 0,5 % hingga 1%, dikemukakan
oleh
Tjiptoadinugroho (1977 : 64) biaya provisi sebagai sewa modal yang berpatokan pada pencatatan waktu, sewa modal ini berbentuk perhitungan sebagai biaya administrasi atau handling charge. Bank Tabungan Negara menerapkan sistem suku bunga anuitas. Dijelaskan oleh Tjiptoadinugroho (1977 : 138) sistem suku bunga anuitas yaitu sistem penetapan bunga yang didasarkan periode angsuran dengan nilai angsuran sesuai syarat penentuan tarif oleh lembaga perbankan. Penetapan sistem suku bunga anuitas disusun sesuai ketetapan jangka waktu angsuran disertai kemudahan prosedur (Tjiptoadinugroho, 1977 : 138). Selain
penerapan
sistem
suku
bunga
anuitas
Bank
BTN
memberlakukan penetapan suku bunga tetap atau fixed loan dengan jangka waktu bervariasi yaitu satu tahun, dua tahun, dan tiga tahun, serta berbagai keunggulan lain. Variasi nilai suku bunga yang ditawarkan oleh Bank Tabungan Negara tentu sebagai salah satu atribut pendukung pada produk kredit sebagai sarana untuk menarik minat calon nasabah. Komponen produk kredit yang dimiliki Bank Tabungan Negara tidak seluruhnya dapat teralisasi sesuai dengan harapan perusahaan yang tercermin
melalui penetapan target. Tingkat realisasi produk kredit dipengaruhi oleh hasil keputusan pembelian konsumen. Produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi sebagai salah satu instrumen kredit dengan tingkat realisasi rendah. Berdasar ketetapan target yang telah ditentukan oleh Bank Tabungan Negara maka dapat diketahui total unit target Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi yang harus dicapai dijelaskan pada tabel dibawah ini : Tabel I.2 Total Target Unit Realisasi Kredit Property periode Januari 2015 s.d Desember 2015 Bank Tabungan Negara Eks – Karisidenan Surakarta No
1 2
Jenis kredit
Pemberian Kredit Konsumer (property) ( Subsidi, Non – Subsidi, KPA, KP Ruko ) KPR Subsidi KPR Non Subsidi KPR BTN Platinum s.d 350 juta KPR BTN Platinum > 350 juta KPA KP Ruko Total Pemberian Kredit Konsumer (Property)
Target Unit Kredit
Pengajuan kredit BTN EksKarisidenan Surakarta
2.215
2.728
483 1.173 1.036
966 1995 1739
128 5 4
256 12 11
2.785
3.555
Sumber : Data primer Bank Tabungan Negara, 2015.
Berdasarkan data tabulasi I.2 diatas dapat diketahui bahwa pemohon / debitur yang mengajukan permohonan Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi memiliki jumlah yang cukup tinggi untuk periode satu tahun terakhir
dari bulan Januari 2015 sampai dengan Desember 2015. Data tersebut merupakan akumulasi realisasi Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi untuk wilayah Eks – Karisidenan Surakarta. Wilayah tersebut meliputi Kantor Cabang Slamet Riyadi, Kantor Cabang Pembantu Sukoharjo, Kantor Cabang Pembantu UNS, Kantor Cabang Pembantu Palur, Kator Cabang Pembantu Karanganyar, Kantor Cabang Pembantu KLKCP, Kantor Cabang Pembantu Mojosongo, serta Kantor Cabang Pembantu Klaten. Total akumulasi yang dihasilkan dari seluruh cabang Bank Tabungan Negara wilayah Eks – Karisidenan Surakarta dapat diketahui melalui tabel dibawah ini :
Tabel I.3 Total Akumulasi Realisasi Produk Kredit Property Bank Tabungan Negara Eks-Karisidenan Surakarta Periode Januari s.d Desember 2015 No. Jenis kredit property
1. 2.
Total Realisasi Kredit property
Pemberian Kredit Konsumer (property) (Subsidi, Non – Subsidi, KPA, KP Ruko) KPR Subsidi
1.130
KPR Non Subsidi KPR BTN Platinum s.d 350 juta KPR BTN Platinum > 350 juta KPA KP Ruko
634 588 45 2 1
Sumber : Data primer Bank Tabungan Negara, 2015
493
Berdasarkan data tabulasi I.4 diatas dapat diketahui bahwa untuk wilayah Eks – Karisidenan Surakarta, debitur yang melakukan pengajuan Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi cukup tinggi namun akumulasi realisasi dari pemohon tidak mampu mencapai harapan perusahaan sesuai ketentuan yang tertera pada kolom target unit kredit. Perilaku konsumen diprediksi dapat berperan terhadap pembentukan keputusan pembelian calon nasabah. Perilaku konsumen dalam menentukan produk tentu didukung oleh beberapa faktor. Pemasar harus mampu mengidentifikasi perilaku konsumen dan faktor – faktor yang memotivasi sebuah keputusan, maka untuki mengetahui
motivasi
konsumen
dalam
melakukan
pembelian
serta
implementasi penjualan produk. Apabila faktor – faktor tersebut tidak dikaji dapat berimplikasi pada hasil realisasi produk yang lebih buruk. Mempelajari perilaku konsumen memiliki peran penting. Dijelaskan oleh Mowen (1995) dalam Sutisna (2002 : 5), dengan menguraikan manfaat yang diperoleh sebagai berikut : 1. memberikan kemudahan manajer saat melakukan pengambilan keputusan, 2. mampu memberikan kontribusi berupa pengetahuan untuk periset pemasaran yang berlandaskan pengetahuan analisis konsumen, 3. pemecahan masalah dan dapat digunakan dalam pengambilan kebijakan terhadap regulator dan legislator, 4. serta mampu merancang pemikiran konsumen dalam menentukan tahapan pengambilan keputusan yang baik.
Hasil keputusan konsumen yang baik dibentuk dari hubungan dimensi sikap dan asumsi situasi yang tidak diharapkan, dikutip dari Kotler & Amstrong (2008 : 181). Gagasan lain dikemukakan oleh Assael (1992) dalam Sutisna (2002 : 6) jika merancang sebuah keputusan pembelian mencakup tiga elemen yaitu, individu, afeksi lingkungan, penerapan perilaku dengan strategi pemasaran. Pendapat berbeda dikemukakan oleh Schiffman & Kanuk (2000 : 7) mengenai tahapan secara sederhana penentu konsumen dalam mengambil sebuah keputusan diawali dengan tahap masukan, tahap proses, dan tahap keluaran. Mowen (1995) dalam Sutisna (2002 : 11) memaparkan pemicu timbulnya tingkat kepentingan individu secara personal adalah stimuli sebagai rangsangan psikologis. Keputusan pembelian konsumen sangat berperan dalam menunjang tingkat realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi Bank Tabungan Negara. Berdasar uraian latar belakang diatas maka peneliti menentukan fenomena tersebut kedalam sebuah laporan penelitian “FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMOTIVASI
CALON
NASABAH
DALAM
REALISASI
PRODUK KREDIT PEMILIKAN RUMAH NON – SUBSIDI” sebagai judul dari laporan ini. Tinjauan lebih lanjut perlu dilakukan supaya mampu mencapai tingkat realisasi sesuai dengan ketetapan target perusahaan dan memperoleh
keuntungan secara optimal. Selain memperoleh keuntungan maksimal seorang pemasar harus mampu menjalin hubungan/ komunikasi asosiatif kepada konsumen berkaitan dengan produk (Kasali, 1999) dalam Sunyoto (2013 : 14). Langkah tersebut dilakukan untuk memperkokoh market positioning yang kompetitif terhadap pesaing (Kasmir, 2005 : 121), dan meningkatkan citra publik mengenai produk unggul dan terdepan (Kasali, 1999) dalam Sunyoto (2013 : 14). Maka dari itu perusahaan harus mengetahui akar dari permasalahan yang timbul agar dapat menemukan solusi tepat dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian permasalahan yang dihadapi oleh Bank BTN mengenai “ Rendahnya tingkat realisasi terhadap produk Kredit Pemilikan Rumah Non Subsidi BTN “, maka dapat dirumuskan research question sebagai berikut : 1. Apakah faktor – faktor yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi di Bank Tabungan Negara ? 2. Faktor apa yang memiliki nilai persentase paling signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi Bank Tabungan Negara ?
C. Tujuan Penelitian Studi dalam penelitian ini akan mencoba memaparkan faktor – faktor yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk KPR Non – Subsidi. Menurut Cooper & Schindler (2006 : 25) penelitian merupakan laporan ilmiah yang disusun berdasar prosedur yang sistematik guna menjadi acuan bagi peneliti berikutnya serta mampu menjadi replikasi. Hasil dari laporan penelitian ini diharapkan akan mampu menjelaskan dengan baik berdasarkan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Secara umum penyusunan laporan penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana
keterlibatan
perilaku
konsumen
dalam
pembuatan keputusan pembelian terhadap suatu produk. 2. Secara khusus bertujuan untuk : a. Menguji secara deskriptif frekuensi faktor – faktor apa saja yang memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi Bank Tabungan Negara. b. Untuk mengetahui persentase faktor yang paling signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi Bank Tabungan Negara.
D. Manfaat penelitian
Laporan ini menyajikan dua manfaat yaitu manfaat bagi akademisi dan manfaat bagi praktisi. Manfaat bagi akademisi ditujukan untuk lembaga
akademik seperti perguruan tinggi dan mahasiswa secara khususnya. Manfaat bagi praktisi memaparkan hal yang memiliki daya guna untuk institusi maupun perusahaan terkait bidang pemasaran. 1. Bagi praktisi. Institusi mitra diharapkan dapat memperoleh informasi tentang faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk Kredit Pemilikan Rumah Non - Subsidi bank BTN Kantor Cabang Solo sehingga hasil laporan tersebut dapat digunakan sebagai acuan atau pertimbangan untuk menentukan kebijakan beserta keputusan terkait program perkreditan pada umumnya dan program Kredit Pemilikan Rumah Non - Subsidi pada khususnya. 2. Bagi Akademisi. Berfungsi
sebagai
dokumentasi
intitusi
pendidikan
terutama
peruguruan tinggi dan dapat menambah wawasan tentang dunia perbankan serta menjadi referensi mahasiswa dalam melakukan penelitian yang memiliki keterkaitan dengan faktor – faktor yang memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah oleh bank BTN Kantor Kepala Cabang Eks – Karisidenan Surakarta.
E. Batasan Penelitian Laporan penelitian ini hanya akan membahas mengenai nilai frekuensi masing – masing variabel. Variabel – variabel tersebut akan dinyatakan dalam
bentuk persentase. Hasil persentase tersebut akan menunjukan variabel manakah yang memiliki nilai cukup signifikan dalam memotivasi calon nasabah dalam melakukan realisasi keputusan pembelian produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi pada Bank Tabungan Negara Kepala Cabang Eks – Karisidenan Surakarta.
F. Metode penelitian
1. Desain penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif melalui survey. Dikutip dari Nazir (1988) metode penelitian deskriptif merupakan proses meneliti status objek, kelompok manusia, kondisi, serta sistem pemikiran pada masa sekarang. Boys et al (1989 : 129) dalam Kuncoro (2003 : 8) menandai penelitian deskripsi menyajikan kelengkapan dan keakuratan laporan sedangkan penelitian eksploratif melalui keluwesan (flexibility) dalam bidang formalitas. Studi deskriptif melakukan penekanan terhadap hal yang menyangkut 1. what (apa), 2. when (kapan), 3. where (dimana), 4. who (siapa), 5 why (mengapa), dan 6. how (bagaimana) serta adanya keterkaitan hubungan sebab – akibat (dikutip dari Churcill, 2005). Nazir (1988 : 72 – 73) mengungkapkan lebih jauh mengenai kriteria dalam metode penelitian
deskriptif dikategorikan menjadi dua yaitu kriteria umum dan kriteria khusus. Pengumpulan fakta – fakta yang bersumber dari data perlu untuk dikaji secara mendalam, dikarenakan susunan dan desain peneletian memberikan pengaruh terhadap ruang lingkup penelitian, maka data – data yang dihimpun harus rinci dan akurat serta sesuai dengan fakta. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam penyusunan laporan penelitian agar mampu memberikan solusi yang tepat dan praktis. 2. Objek penelitian. Penelitian dilakukan di Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks – Karisidenan Surakarta, Jalan Slamet Riyadi Nomor 282, Surakarta, telefon (0271) 726 930. Pemilihan lokasi kegiatan magang tersebut berdasarkan kesepakatan peserta magang serta kesesuaian bidang yang dikaji sebagai dasar materi penulisan tugas akhir.
3. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel. a. Populasi. Populasi merupakan keseluruhan kasus yang memiliki kriteria terntentu berdasar ketetapan yang ada (Churcill, 2005), dimana kriteria tersebut digunakan sebagai penentu unsur – unsur yang termasuk pada kelompok sasaran, sedangkan menurut Burns & Bush (2006 : 330)
populasi adalah keseluruhan kelompok yang akan dianalisis sesuai dengan prosedur/ketentuan yang terdapat pada tujuan penelitian. Churcill (2005) menambahkan jika peneliti harus memiliki keputusan terhadap populasi yang relevan, hal tersebut terdiri dari rumah tangga, individu, lembaga – lembaga, transaksi kartu kredit, dan sebagainya. Populasi dianggap penting sebab mampu membatasi ruang lingkup responden yang bersangkutan terhadap penelitian, dan memberi kemudahan dalam penyebaran data kuesioner. Laporan penelitian ini yang akan diambil sebagai populasi adalah calon nasabah Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks – Karisidenan Surakarta. b. Sampel. Sampel merupakan keseluruhan unsur – unsur yang dihimpun dari bagian kelompok yang lebih besar (Churcill, 2005). Penerapan sampel mempermudah proses pengumpulan data karena sifat sampel yang lebih spesifik dalam memberikan informasi berdasar sasaran yang dituju. Sampel memuat unsur – unsur yang dapat mempengaruhi hasil studi yang dikaji berdasarkan tujuan penelitian, dikutip dari Kinnear & Taylor (1987 : 199) Langkah sampling dilakukan dengan mengikuti prosedur guna mampu memperoleh sampel yang tepat seperti yang dilakukan Churcill (2005) terdapat enam langkah penarikan sampel yaitu : 1. Mendefinisikan populasi, 2. mengidentifikasi kerangka sampling, 3.
memilih prosedur sampling, 4. menentukan ukuran sampel, 5. memilih unsur – unsur sampel, 6. mengumpulkan data – data dari unsur – unsur yang dipilih. Sampel yang sistematis mampu menghindari hal – hal / unit – unit yang tidak boleh disertakan (Churcill, 2005). Laporan penelitian ini akan menggunakan sampel calon nasabah produk Kredit Pemilikan Rumah Non – Subsidi Bank BTN Kantor Cabang Slamet Riyadi Solo. c. Teknik pengambilan sampel. Proporsi jumlah sampel yang ditentukan mempengaruhi keakuratan dan kebenaran hasil pengolahan data, bahwa semakin besar sampel maka mampu mengintepretasikan populasi (Kuncoro, 2003 : 109). Metode pengambilan sampel dalam penyusunan laporan penelitian ini adalah non probabilitas, dengan memakai teknik pengambilan sampel ini maka beberapa anggota populasi tidak mempunyai kesempatan yang termasuk pada sampel, dikutip dari Kinnear & Taylor (1987 : 345). Convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimudahkan dan dapat diperoleh secara cepat serta dapat memberikan peluang lebih besar kepada peneliti, dikutip dari Suharso (2010 : 77). Teknik pengambilan sampel ini bersifat mewakili responden yang pada umumnya berasal dari seluruh calon nasabah Bank Tabungan
Negara Eks – Karisidenan Surakarta dengan menggunakan calon nasabah Bank BTN Kantor Kepala Cabang yang berada di Slamet Riyadi Surakarta khususnya berada pada lingkup produk Kredit Pemelikan Rumah Non – Subsidi sebagai sampel serta responden pengisi daftar pertanyaan atau kuesioner. 4. Teknik pengukuran sampel Jumlah sampel ditentukan oleh besar populasi, analisa penelitian dapat mencapai standar normalitas jika jumlah sampel yang ditentukan memiliki tingkat representatif yang cukup mewakili populasi, dikutip dari Suharso (2010 : 63). Paguso, garcia, dan Guerrero (1978) dalam Suharso (2010 : 64) menambahkan ukuran populasi dapat ditentukan persentase batas – batas kesalahan berdasar jumlah populasi dan jumlah sampel yang diinginkan. Sampel didasarkan besaran nilai sebagai hasil intepretasi populasi dan memiliki korelasi proporsional dengan ukuran populasi, dikutip dari Cooper & Schindler (2001 : 172) dalam Kuncoro (2003 : 109). Pengambilan sampel untuk metode penelitian deskriptif mencapai 10% dari jumlah populasi, sedangkan untuk populasi dengan jumlah relatif kecil dapat diasumsikan 20 %, dikutip dari Gay (Suharso, 2010 : 64). Menurut Hair et al (2010) pengukuran sampel didasarkan pada atribut penelitian seperti jumlah observasi dan variabel yang digunakan dengan
kelipatan lima dari atribut tersebut. Batas minimal pengambilan sampel adalah 30 responden, akan tetapi pengambilan sampel dari 100 responden lebih dianjurkan (Hair et al, 2010). Berdasar
asumsi
pengukuran
sampel
diatas,
penelitian
ini
menggunakan teknik yang dikaji oleh Gay. Dijelaskan jika ukuran sampel dari laporan penelitian ini diukur sebanyak 10% dari jumlah populasi, dengan ketentuan penelitian deskriptif, dikutip dari Gay dan Diehl (1996) dalam Sanusi (2012 : 100). Penetapan ukuran tersebut ditetapkan berdasar jumlah populasi KPR Non – Subsidi cukup besar untuk kawasan Eks – Karisidenan Surakarta. Nilai populasi KPR Non – Subsidi Bank Tabungan Negara Eks – Karisidenan Surakarta sebanyak 1995 orang berdasar data pemohon KPR Non – Subsidi tahun 2015. Berdasar jumlah populasi tersebut maka dapat dilakukan pengukuran nilai sampel yaitu : Nilai sampel = Nilai populasi × 10% Nilai sampel = 1995 × 10% Nilai sampel = 1995 ×
Nilai sampel = 199,5
Berdasarkan hasil pengukuran sampel diatas diperoleh hasil 199,5 responden namun peneliti membulatkan ukuran responden tersebut menjadi 200 responden.
5. Sumber data Data merupakan komponen penting pada sebuah laporan, jika penyusunanya tidak didukung dengan data yang valid maka laporan tersebut akan diragukan kefaktualanya. Menurut Churcill (2005) pengolompokan data terbagi menjadi dua jenis yaitu : a. Data primer Merupakan pengumpulan informasi yang bertujuan untuk penulusuran yang di sedang dilakukan. Data primer juga merupakan sekumpulan informasi yang diperoleh untuk tujuan riset, dikutip dari Amstrong & Kotler (2008, 125 – 127). Data primer digunakan oleh peneliti sebagai objek atau alat untuk memperoleh pemecahan masalah, dikutip dari Malhotra (2007 : 102). Pengumpulan data primer dapat diperoleh melalui lembaga atau institusi tempat dilakukanya sebuah riset. Komponen data primer dalam laporan penelitian ini didapat dari dokumen internal perusahaan Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks – Karisidenan Surakarta.
b. Data sekunder Merupakan informasi yang dikumpulkan untuk tujuan selain studi yang sedang dikaji. Menurut Amstrong & Kotler (2008 : 125 – 127) data sekunder adalah gabungan informasi dari tempat berbeda, kemudian disusun untuk tujuan khusus namun bersifat sebagai pendukung kelengkapan data primer. Aaker, Day, & Kumar (2002 : 106) menambahkan, data sekunder adalah sekumpulan data yang disusun oleh individu atau lembaga sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Data skunder diperoleh diluar instansi serta lingkungan eksternal yang berhubungan langsung dengan kegiatan riset, serta tujuanya untuk memperkuat kebenaran data primer.
6. Jenis data a. Data kualitatif Menurut McDaniel & Gates (2011 : 111) data kualitatif merupakan data yang berisi penjelasan non kuantitatif dan tidak dikenakan analisis kuantitaif. Desain data ini digunakan sebagai : 1. menjernihkan isu sebelum penelitian dilakukan, 2. identifikasi produk terbaru, 3. menganalisis perilaku dan persepsi konsumen atas produk atau pesaing, 4. mengetahui proses keputusan terjadi, dan 5. mengetahui landasan keputusan terhadap pemilihan sebuah merek, dikutip dari Setiadi (2003 : 26)
Data kualitatif dalam penilitian ini ditunjukan dari hasil jawaban kuesioner oleh responden berupa faktor apa yang memotivasi calon nasabah dalam melakukan realisasi produk Kredit Pemilikan Rumah Non-Subsidi pada Bank Tabungan Negara Kantor Kepala Cabang Eks – Karisidenan Sukrakarta. b. Data kuantitatif Data kuantitaif menurut Setiadi (2003 : 28) dapat didefinisikan sebagai pengolahan data secara sistematis berdasar perhitungan angka untuk menghasilkan suatu penaksiran. Penyusunan laporan ini menggunakan data kuantitatif berupa hasil perhitungan secara sistematis dari kuesioner yang telah diisi oleh responden.
7. Analisis variabel Sekaran (2006 : 115) menjelaskan jika variabel merupakan komponen yang mampu memberikan variasi nilai dalam sebuah laporan penelitian. Analisis variabel dalam laporan penelitian ini menggunakan variabel suku bunga (interest rate), keamanan agunan (collateral protection), pelayanan (sevice), aksesbilitas (accesbility), dan keputusan pembelian konsumen (buying decision) . Masing – masing variabel saling diukur dengan secara statistik deskriptif berbasis frekuensi pada variabel yang lain sehingga dapat diperoleh hasil yang signifikan. Sugiyono (2011) berpendapat bahwa variabel sebuah penelitian sebagai kelengkapan, sifat, karakter berdasar ketetapan peneliti untuk
menghasilkan kesimpulan. Menurut Sunyoto (2013), dan dilengkapi oleh Mulyono (1994), dan Tjiptono (1996), komponen variabel dalam laporan penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Interest Rate (Suku bunga) Komponen suku bunga selalu identik dengan peran strategi harga dalam sistem perbankan. Kasmir (2005 : 152) menjelaskan suku bunga adalah biaya – biaya yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar. Suku bunga tetap maupun komersil memberi pengaruh terhadap berbeda kepada calon nasabah. Variabel ini digunakan dalam laporan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar peran tingkat suku bunga yang diterapkan Bank Tabungan Negara terhadap realisasi keputusan pembelian calon nasabah pada produk KPR Non – Subsidi. b. Service (Pelayanan) Pelayanan merupakan nilai/ taksiran yang diasumsikan sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas produk tersebut dengan mengutamakan keinginan konsumen (Sugiarto, 1999 : 39) dalam Sunyoto (2013 : 45). Dimensi pelayanan merupakan aspek yang selalui dijumpai pada setiap penyedia jasa. Pelayanan digunakan untuk mengimbangi harapan konsumen pada pasca pembelian atau pra pembelian yang berkaitan dengan prinsip manajemen (Sunyoto, 2013 : 45).
Variabel pelayanan digunakan di dalam laporan penelitian untuk mengetahui apakah dimensi ini akan memiliki persentase yang cukup signifikan dalam memotivasi tindakan calon nasabah untuk realisasi produk KPR Non – Subsidi Bank Tabungan Negara. c. Collateral Protection (Keamanan agunan) Keamanan agunan merupakan dimensi yang mengutamakan kepentingan keamanan dari bahaya, resiko, dan keraguan konsumen, dikutip dari Tjiptono (2000 : 67 – 70) dalam Sunyoto (2013). Mulyono (1994 : 15) mendifinisikan Collateral sebagai penjaminan kepemilikan barang oleh debitur untuk alat pengamanan penangguhan kredit. Keamanan agunan diwujudkan perbankan melalui penerapan sistem yang baik, seperti penjaminan melalui lembaga penjamin simpanan. Sistem ini sangat penting untuk diperhatikan karena kerahasian data dan aspek finansial merupakan aspek vital nasabah. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi calon nasabah terhadap kredibilitas status simpanan dan jaminan pada bank. Maka dari itu peneliti memasukan unsur keamanan agunan untuk mengetahui apakah variabel ini akan memberi persentase signifikan dalam memotivasi calon nasabah terhadap realisasi produk KPR Non – Subsidi Bank Tabungan Negara. d. Accessbility (Aksesbilitas) Aksesbilitas dikorelasikan dengan kemudahan dalam mencapai atau mengakses lokasi tujuan, kemudahan dalam melakukan
komunikasi (Tjiptono, 2000 : 67 – 70) dalam Sunyoto (2013). Kemudahan dalam mencapai lokasi tujuan menjadi salah satu nilai yang diperhitungkan bagi perusahaan. Pemilihan lokasi yang cukup strategis memungkinkan perusahaan lebih mudah dalam melakukan komunikasi secara langsung terhadap konsumen. Dimensi aksesbilitas ini digunakan oleh peneliti di dalam laporan penelitian ini, supaya dapat mengetahui tingkat persentase aksesbilitas dalam memotivasi calon nasabah dalam realisasi produk KPR Non – Subsidi Bank Tabungan Negara.
8.
Teknik pengumpulan data a. Observasi Tindakan yang dilakukan tanpa sara komunikasi dan hanya mengandalkan panca indra, khususnya indra penglihatan, dikutip dari Supranto (1982 : 68). Menurut Iqbal (1997) dalam Sunyoto (2013 : 133) observasi merupakan pengamatan terhadap permasalahan dengan melakukan tinjauan langsung terhadap objek yang akan diteliti. Peneliti melakukan pengamatan pada ramai atau tidak nasabah yang mengambil antrean unit loan service serta mengamati seperti apa permintaan nasabah ketika pengajuan kredit dan berapa banyak debitur / pemohon mengajukan kredit pemilikan rumah non – subsidi.
b. Kuesioner Pengumpulan data pada laporan penelitian ini menggunakan wawancara secara tertulis yaitu kuesioner. Peneliti memilih media kuesioner karena dinilai lebih efektif untuk mengetahui unsur – unsur yang dapat mempengaruhi permasalahan. Menurut Rangkuti (1997 : 45) media kuesioner menggunakan sistem pertanyaan dan jawaban yang dapat dilakukan secara jelas, dapat menggali informasi yang lebih rinci, serta dapat membatasi dan mengontrol alur pertanyaan. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner ini adalah pertanyaan tertutup. Nazir (1988) memaparkan bahwa penggunaan pertanyaan tertutup dapat membatasi jawaban responden agar tidak terlalu luas pada struktur jawaban yang didesain oleh peneliti. Ditambahkan oleh Sanusi (2012 : 110) closed answer questions diasumsikan sebagai rumusan yang menfokuskan pada poin – poin jawaban secara khusus dan bersifat membatasi gagasan responden. Pilihan jawaban yang diberikan dapat berbentuk seperti pilihan ganda untuk memudahkan jawaban sesuai kategori yang ditetapkan oleh peneliti (Suliyanto, 2006 : 141) Kuesioner dalam laporan penelitian ini menggunakan sistem penilaian skala likert. Sanusi (2002 : 59) menjelaskan skala likert digunakan dalam pengukuran hasil jawaban responden dengan sikap yang mengarah pada tindakan terhadap atribut konsep dan variabel ukur.
Soegiyono (1996 : 86) dalam Sunyoto (2013 : 132) menyatakan skala likert digunakan sebagai alat penilaian pemahaman, dan pemikiran responden pada sebuah permasalahan. Penentuan skala pada dasarnya dikategorikan kedalam lima titik kolom tabel (Sanusi, 2002 : 57) dijelaskan sebagai berikut : SS
=
Sangat Setuju.
S
=
Setuju.
N
=
Netral.
TS
=
Tidak Setuju.
STS
=
Sangat Tidak Setuju.
Berdasarkan kriteria penilaian diatas maka skor penilaian masing – masing jawaban dapat dikategorikan ke dalam penilaian secara kuantitatif. Menurut Subiyanto (1999 : 107) skala penilaian umumnya tersusun atas lima buah komponen seperti dibawah ini : 5
=
Sangat Setuju (SS).
4
=
Setuju
(S).
3
=
Netral
(N).
2
=
Tidak Setuju
(TS).
1
=
Sangat Tidak Setuju (STS).
Masing – masing peringkat angka menunjukan tinggi rendahnya nilai yang diberikan oleh responden dari hasil pengisian kuesioner. Kriteria peringkat nilai dalam kuesioner tersebut dapat dijelaskan
sebagai
berikut : Skor
5
=
Nilai sangat tinggi.
Skor
4
=
Nilai tinggi.
Skor
3
=
Nilai sedang.
Skor
2
=
Nilai rendah.
Skor
1
=
Nilai Sangat rendah.
c. Studi pustaka Laporan penelitian ini tidak hanya menghimpun sumber data melalui kuesioner saja, namun juga melalui studi pustaka. Menurut Kutha Ratna (Prastowo, 2012 : 80) kajian pustaka sebagai kerangka teori serta sumber bacaan yang berguna sebagai alat analisis objek penelitian, sedangkan menurut Pohan (Prastowo, 2012 : 81) studi pustaka digunakan untuk mengkaji informasi ilmiah berupa literature terpublikasi dengan maksud menghindari terjadinya plagiat. Studi pustaka dalam laporan penelitian ini menggunakan teori – teori yang bersumber dari para ahli berkompeten sesuai bidang ilmu. Sumber penulisan laporan ini tentu tidak hanya bersumber dari buku –
buku teori saja namun juga berasal dari brosur dan hasil cetak simulasi produk – produk kredit Bank Tabungan Negara (BTN) Kator Cabang Slamet Riyadi, Solo. 9. Metode pengolahan data Laporan penelitian ini menggunakan metode pengolahan statistik deskriptif berbasis frekuensi. Dijelaskan oleh Sanusi (2012 : 116) analisis data statistik deskriptif frekuensi menjabarkan data dari sebuah variabel yang hendak diteliti. Subagyo (1996 : 1) menambahkan statistik deskriptif frekuensi merupakan teknik yang mengkaji pengumpulan data, penyajian, serta pengukuran nilai – nilai yang diintrepetasikan dalam bentuk yang lebih sederhana. Laporan penelitian ini mendeskripsikan frekuensi nilai masing – masing variabel, dan variabel yang memiliki nilai persentase yang paling dominan atau signifikan. Menurut Boedijoewono (2012) statistik deskriptif adalah metode pengolahan data yang mengiterpretasikan karakteristik atau sifat masing – masing data. Maka dari itu peneliti menggunakan teknik statistik deskriptif yang berdasarkan frekuensi sebagai alat ukur dalam pengolahan data penelitian. Menurut Suliyanto (2006 : 179) teknik pengolahan ini menggunakan sistem perhitungan seperti mean, median, modus serta persentil dan diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel. Suliyanto (2006 : 177) menambahkan jika teknik ini memungkinkan untuk mengukur beberapa
variabel dimana pengukuran ditujukan pada n sampel dengan sistem pengolahan secara terpisah. Berdasar pengembangan teori tersebut maka sistem pengukuran yang akan digunakan oleh peneliti untuk melakukan pengolahan data di dalam laporan proposal penelitian ini adalah mean, median, dan modus, dan persentil. Persentase nilai variabel diukur melalui nilai sentral, Menurut Boedijoewono (2012 : 74) nilai sentral harus didukung dengan kelengkapan data dengan tendensi yang terpusar terhadap nilai sentral. Rumusan pengolahan data dalam laporan proposal penelitian ini dijelaskan oleh Spiegel ( 1996 : 378) sebagai berikut : a. Mean (Me) X
=
Keterangan : X
=
Nilai rata – rata.
f
=
Frekuensi nilai.
x
=
Nilai tengah.
N
=
Jumlah frekuensi.
b. Median (Md) Md
=B+ {
}–F
Fm - F
Keterangan : Md
=
Median.
B
=
Tepi kelas bawah dari interval dimana median terletak.
F
=
Frekuensi komulatif bagi B.
Fm
=
Frekuensi komulatif bagi tepi kelas atas dan interval dimana median dihitung.
N
=
Jumlah nilai.
I
=
Besarnya interval kelas.
Dikutip dari Dajan (1986 : 24) c. Modus (Mo)
Keterangan : Mo
=
Modus.
Li
=
Tepi kelas bawah dari kelas modus.
d₁
=
Selisih frekuensi modus dengan frekuensi sebelumnya.
d₂
=
Selisih frekuensi modus dengan frekuensi sesudahnya.
Dikutip dari Spiegel ( 1996 : 378).
d. Persentil Persentil merupakan bilangan yang digunakan untuk membagi 100 bagian yang sama pada sebuah data (Subagyo, 1996).
10. Kerangka Pemikiran Kerangka penelitian merupakan panduan konsep dalam laporan penelitian. Kerangka penelitian mengkaji mengenai materi pokok yang dianggap sebagai konsentrasi dalam penelitian. Keringka pemikiran ini dinyatakan dalam struktur bagan atau skema sederhana yang mengulas unsur pokok dari laporan penelitian ini. Dimensi - dimensi yang dimuat dalam kerangka pemikiran diambil dari Sunyoto (2013), dan Tjiptono (1996), dan Mulyono (1994). Tabel I.4 Kerangka Pemikiran
Variabel : Interest Rate Acces
Buying decision
Collaterall Protection Service
Sumber : Sunyoto (2013), Tjiptono (1996), Mulyono (1994).