BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini semakin maju, dimana teknlogi dan informasi telah
memasuki semua bidang kehidupan dan sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat sehingga tidak heran lagi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Untuk mencari informasi cepat, mudah, dan akurat.Teknologi diharapkan dapat meningkatkan kinerja dari suatu organisasi atau instansi agar lebih efektif dan efesien dalam menyampaikan informasi baik sebagai media promosi bagi perusahaan ataupun tempat wisata. Banyak daerah di Indonesia yang pesonanya menarik Kabupaten Baturaja salah satunya, tempat wisata di Kabupaten Baturaja di antaranya Goa Putri, Air Terjun Kambas, Air Panas Gemuhak, Batu Lesung Bintang, Rantai Kupai, Mendingin, Mandi Hawa, Bukit Pelawai, Goa Harimau dan lain-lain meskipun pelayanan ditingkatkan objek wisata di Kabupaten Baturaja ini masih belum menguasai banyak wisatawan, padahal peluang yang didapatkan dari objek wisata seprti ini sangatlah besar, objek wisata di Kabupaten Baturaja pernah di promosikan oleh pemerintah dalam festival danau ranau, namun masih belum banyak investor yang tertarik terhadap tempat wisata di Kabupaten Baturaja.Kabupaten Baturaja merupakan salah satu Kabupaten dari.
Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki beraneka ragam tempat wisata baik jenis, maupun bentuk dan ciri khas keunikan Tradisional.Baturaja merupakan Kabupaten dengan bentuk geografis sebagian kecil merupakan dataran rendah.Berbagai jenis wisata seperti wisata alam, wisata keluarga, budaya, maupun wisata sejarah yang dapat dijumpai dengan mudah.Akan tetapi penyampaian informasinya masih kurang lengkap seperti pemberian brosur, pamflet, poster dan buku-buku dilakukan jika ada wisatawan yang datang berkunjung ke suatu tempat wisata yang dikunjunginya. Informasi yang dibuat oleh Dinas Pariwisata setempat menjadi sangat terbatas karena masyarakat luas tidak bisa mendapatkan informasi tentang kepariwisataan Kabupaten Baturaja sehingga perlu dibuatkan media alternatif untuk menginformasikan pariwisata, budaya, dan sejarah.Wisata Kabupaten Baturaja agar bisa dinikmati masyarakat luas yaitu dengan melalui media internet. Selain itu juga informasi yang diberikan lewat brosur kurang menarik. Menurut Suharyono (2002 : 2), Pariwisata merupakan perjalanan sementara seseorang/kelompok orang ke suatu tempat tujuan di luar tempat kerja atau tempat tinggal seharihari, kegiatan selama berada di tempat tujuan, serta fasilitas-fasilitas yang diadakan untuk memenuhi kebutuhan perjalanan dan aktivitas termaksud. Pariwisata juga sebagai potensi sumber daya yang dapat dikembangkan oleh setiap daerah, sebagai salah satu sumber daya yang menghasilkan devisa bagi negara.Amar Daumi, I Gede Sugiyanto, Dedy Miswar, (2012), telah melakukan penelitian dengan judul pemetaan objek wisata alam kabupaten Tanggumus provinsi Lampung, sistem ini digunakan sebagai peta digital objek wisata alam kabupaten Tanggumus yang menghasilkan sebuah sistem sebagai media bantu bagi wisatawan dengan mendapatkan informasi mengenai objek wisata yang ada di kabupaten Tanggumus. Rifky Satya, (2008), telah melakukan penelitian dengan judul sistem informasi geografis pemetaan fasilitas kesehatan di
kota Magelang berbasis webyang menghasilkan suatu sistem yang dapat membantu masyarakat umum untuk mengetahui lokasi dan informasi fasilitas kesehatan di kota Magelang dengan mudah. Berdasarkan penejelasan diatas dapat menghasilkan sebuah sistem perangkat lunak yang berguna bagi masyarakat umum dan wisatawan dalam mencari tempat wisata yang ingin di kunjungi dengan mudah. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Perangkat Lunak Letak Pemetaan Tempat Wisata di Kabupaten Baturaja”. Dengan adanya perangkat lunak pemetaan tempat wisata di kabupaten baturaja tersebut dapat membantu wisatawan, khususnya masyarakat di kabupaten baturaja agar lebih mudah mencari letak tempat wisata dengan mudah.
1.2
Perumusan Masalah Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti menyimpulkan perumusan masalah yaitu
“Bagaimana membangunperangkat lunakinformasi wasita berbasis pemetaan di Kabupaten Baturaja ?
1.3
Batasan Masalah Agar pembahasanini lebih terarah, maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya
membahas informasi tentang wisata di kabupaten Baturaja.
1.4
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalah diatas, tujuan penelitian ini yaitu : 1.
Membangun sebuah perangkat lunak informasi wisata berbasis pemetaan di kabupaten Baturaja
2.
Sebagai media informasi dan promosi wisata di kabupaten Baturaja.
1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Sebagai media informasi bagi masyarakat umum terutama para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Baturaja dapat mengetahui informasi dan keberadaan tempat wisata yang terdapat di Kabupaten Baturaja.
2.
Sebagai media informasi dan promosi tempat wisata di Kabupaten Baturaja.
3.
Bagi penulis, dapat mengembangkan ilmu yang sudah didapat di Universitas Bina Darma Palembang.
1.6
Metedologi Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa metedologi
penelitian antara lain yaitu : 1.6.1 Metode Pengumpulan Data 1.
Pengamatan, yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan dengan caramengamati langsung ketempat wisata di Kabupaten Baturaja.
2.
Studi Pustaka, Data diperoleh melalui buku – buku literature yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti sebagai bahan referensi bagi penulis.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode prototyping, (Eddy Prahasta, 2014). Tahapan – tahapan prototyping :
1.
Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefenisikan format seluruh
perangkat lunak, mengidentifikasi semua kebutuhan, dan garis
besar
yang
akandibuat. 2.
Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya membuat input dan outputnya).
3.
Evaluasi prototyping Evaluasi ini dilakukan pada pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah maka langkah selanjutnya akan diambil. Jika tidak maka prototyping akan direvisi dengan mengulangi langkah sebelumnya.
4.
Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati akan diterjemahkan
ke
dalam coding yang sesuai. 5.
Pengujian Sistem Setelah sistem menjadi satu perangkat lunak yang siap pakai, harus dilakukan testing terlebih dahulu sebelum digunakan dengan White Box dan Black Box.
digunakan, pengujian ini
6.
Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sesuai dengan
yang
diinginkan.Jika ya, langkah selanjutnya dilakukan jika tidak, maka ulangi langkah 4 dan 5 7.
Menggunakan Sistem Perangkat lunak yang sudah diuji dan diterima sudah siap digunakan.
1.7.
Sistematika Penulisan Untuk memberi gambaran yang jelas tentang penelitian ini, maka disusunlah sistematika
penulisan yang berisi tentang materi yang dibahas disetiap bab. Sistematika penulisan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat, metedologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORI Pada bab ini menjelaskan tentang tinjauan umum dan teori-teori yang digunakan dalam menganalisah permasalahan yang diperoleh dari beberapa buku literaturedan internet.
BAB III :
RANCANGAN DAN DESIGN Bab ini akan menjelaskan mengenai perencanaan, perancangan dari aplikasi yang di buat dari bahan penelitian dan metode pengembangan.
BAB IV :
IMPLEMENTASI SISTEM Pada bab ini menguraikan tentang hasil penerapan sistem yang terdiri dari pembentukan program aplikasi serta kebutuhan hardwaredan Software
BAB V :
KESIMPULAN Pada bab terakhir ini berisikan yang mengemukakan hasil analisa dan masukan kepada pihak tempat penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Profil Kabupaten Baturaja Nama Kabupaten Baturaja diambil dari dua sungai yang melintasi dan mengaliri di
sepanjang Kabupaten Baturaja, yaitu suangai ogan dan sungai komering. Berdasarkan sejarah sungai dengan kesepakatan peraturan daerah Kabupaten Baturaja No 7 tahun 1997, tanggal 20 Janauari 1997 tahun 1887 ditetapkan sebagai kelahiran nama Kabuapaten Baturaja, sedangkan berdasarkan peraturan perundang-undangan Kabuapaten Baturaja terbentuk dengan keluarnya undang-undang No 11 tahun 1950 tentang pembubaran Negara bagian sumatera selatan dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang No 3 tahun 1950 tentang pembentukan daerah sumatera selatan menjadi profinsi didalam Negara Republik Indonesia. Tidak berbeda dengan kabupaten lain, Kabupaten Baturaja juga memiliki tempat wisata yang cukup indah serta kaya dengan potensi alam, sektor wisata yang beragam keunikannya dan didukung dengan fasilitas serta sarana transfortasi yang tersedia di kawasan wisata dapat memberikan icon pemerintah yang sangat besar. Objek wisata yang ada di Kabupaten Baturaja saat ini cukup banyak, baik berupa wisata alam maupun wisata buatan. Dari data OKU dalam angka (BPS, 2007) terdapat sekitar 42 wisata, 9 diantaranya sebagai berikut :
Tabel 2.1 Nama Tempat Wisata
No
Nama Tempat
Alamat
Keterangan
Wisata 1.
Goa Putri
Terletak di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji (35 KM dari Baturaja)
Legenda Goa Purti adalah tempat hunian manusia dimasa lalu, disitu ditemukan jejakjejak hunian goa antara lain pecahan gerabah, tulang hewan, tulang manusia, beragam alat batu seperti pukul, batu pahat, batu kapak dan lain-lain.
2.
Air Terjun Kambas
Terletak di Desa Ulak Lebar, jarak tempuh dari Desa Ulak Lebar menuju Air Terjun Kambas berkisar 1 jam berjalan kaki.
Lokasi Air Terjun Kambas berada pada ketinggian 425 M diatas permukaan laut dengan kordinat 040 dan 06’34” LS dan 104007’33” BT, objek wisata Air Terjun Kambas memilki ketinggian air yang jatuh berkisar 50 Meter.
3.
Air Panas Gemuhak
Terletak di Desa Gunung Tiga dengan jarak tempuh berkisar 6 KM dari Desa Gunung Tiga.
Lokasi Air Panas Gemuhak ini berada dalam kawasan hutan lindung dengan ketinggian 398 M diatas permukaan laut dengan kordinat 040 08’10” LS dan 103 043’23” BT dan hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, objek wisata ini memiliki
beberapa sumber air panas dengan pusat air terbesar dapat menyemburkan air panas setinggi 3 Meter. 4.
Batu Lesung Bintang
Terletak diatas bukit di Desa Laya Kecamatan Baturaja Barat yang menempati areal seluas 2.500 M2, jaraknya 3 Km dari Kota Baturaja.
Objek wisata Batu Lesung Bintang adalah peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten OKU, disebut lesung bintang karena batu tersebut berbentuk segi delapan yang ditengahtengahnya terdapat lubang yang menyerupai lesung.
5.
Rantai Kupai
Teletak di Desa Tungku Jaya Kecamatan Sosoh Buay Rayap, berkisar 17 KM dari Kota Baturaja.
Objek wisata Rantai Kupai ini adalah arena panjat tebing, areal perkemahan, tempat pemancingan, shelter, becak air, dan mushola. Tempat ini cukup nyaman sebagai tempat rekreasi diakhir pekan, sekitar 1 jam dari tempat ini terdapat air terjun Tirta Selaya.
6.
Mendingin
Terletak di Kecamatan Ulu Ogan dapat ditempu dengan kendaraan roda empat maupun roda dua dengan waktu 2,5 jam perjalanan dari Kota Baturaja.
Objek wisata ini dapat dijumpai panorama alam yang masih asli, diantaranya beraneka ragam tumbuhan yang masih hijau, hamparan sawah dan perkebunan penduduk serta beberapa jenis binatang hutan yang relative punah diantaranya monyet putih, aneka ragam jenis burung
serta hewan lainya.
7.
Mandi Hawa
Teletak di Desa Tualang Kecamatan Lengkiti dengan jarak dari Kota Baturaja 43 Km untuk menuju lokasi Mandi Hawa harus melalui jalan setapak 2 Km mengitari tepian sungai Saka.
Menurut legenda objek wisata Mandi Hawa merupakan tempat pertempuran perebutan wilayah Puyang Deham dengan Puyang Lampung Abung, disana akan ditemukan peninggalan dari pertempuran kedua Puyang tersebut yaitu Batu Asahan, Kolam Darah, dan Kuburan Puyang.
8.
Bukit Pelawai
Bukit Pelawai terletak di Kecamatan Baturaja Barat tepatnya di 4 wilayah Desa : Desa Laya, Desa Pusar, Desa Batu Kuining, dan Desa Karang Agung dengan ketinggian puncak Bukit Pelawai 990 m dpl.
Bukit Pelawai secara geografis mempunyai ekosistem hayati dan hewani dapat dijumpai berbagai jenis hewan primata (monyet, lutung, beruk ekor pendek, babi, macan akar, manjangan), keanekaragaman hayati yaitu kayu pulay, bambang lanang, bungur, duren, duku dan tanaman karet.
9.
Goa Harimau
Goa Harimau Terletak di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji berjarak berkisar 35 KM dari Kota Baturaja.
Menurut analisis Tim Puslit Arkenas kerangka manusia yang ditemukan di goa harimau termasuk dalam ras mongoloid karena adanya ciri-ciri morfologi yang ditemukan yaitu : bentuk tengkorak yang
meninggi dan membudar (brachy cephal) dan bagian tengkorak belakang.
2.2
ArcGIS ArcGis Desktop adalah software aplikasi GIS (GIS Software) dari ESRI, sebuah produk
pengembangan software GIS versi sebelumnya, ESRI mengeluarkan bebagai macam produk ArcGis Desktop yang terdiri dari : ArcInfo, Arceditor, dan ArcView. Masing-masing produk tersebut terdiri dari tiga macam aplikasi utama dan berbagai macam aplikasi ekstension yang memiliki fungsi utama tersebut adalah : ArcMap, ArcCatalog, dan ArcToolbox. 1.
ArcMap yaitu aplikasi yang dignakan untuk menangani tuga pemetaan kartografi
(membuat peta), editing analisis. 2.
ArcCatalog yaitu aplikasi untuk me-manage data spesial, desain database, dan membuat
metadata (informasi tentang data). 3.
ArcToolbox digunakan untuk menangani konversi data dan pengelohan data geografi
(geoprcessing). Dari ketiga macam tipe aplikasi ini dapat bekerja secara bersamaan untuk mengerjakan tugas-tugas pengembangan project GIS.
Gambar 2.1 ArcCatalog
Gambar 2.2 ArcMap
Gambar 2.3 ArcToolbox
2.2.1 ArcGIS Data Model ArcGis menyimpan dan memanajemen data geografis
dalam berbagai format data
geografis dalam bebagai format data, vektor, raster, dan TIN, Storage Data, GIS Software.
1.
Model Data Vektor Objek-objek dipermukaan bumi dalam model data vektor direfresentasikan berupa point,
line, dan poligon.
Gambar 2.4 Model Vektor Point dibentuk oleh sebuah koordiant tunggal {x,y,z}, z adalah nilai tinggi. Line dibentuk oleh sejumlah koordinat.Poligon dibentuk oleh sejumlah koordinat yang membentuk sebuah area. ArcGis memiliki tiga macam model data vektor yang mempresentasikan objek-objek di permukaan bumi :Coverages, Shapefile, dan Geodatabase. 2.
Model Data Rester Objek-objek dipermukaan bumi dalam model data raster direfresentasikan berupa gird
cell.
Gambar 2.5 Model Data Rester
Model data rester yang meresfresentasikan objek permukaan bumi biasanya didapat dari hasil pemotretan dari udara, satelit, atau scanning.
3.
TIN Model TIN model (Traigulated Irregular Network), meresfresentasikan permukaan bumi dalam
bentuk surface.
Gambar 2.6 Tin Model
4.
Storage Data Data-data GIS dapat disimpan dalam dua bentuk system : system file (File base) dan
system databse (RDBMS
Tabel 2.2 Storage Data 5.
GIS Software GIS adalah sebuah sistem untuk memanajemen, analysis, dan penyajian informasi
geografis.GIS mendukung beberapa segi untuk menangani informasi geografis, yaitu menangani Visualisasi data (Geovizualization), manajemen data spesial (Geodatabase), dan pengelolahan data (Geoprocessing).
Gambar 2.7 Gis Software
2.3
Sistem Informasi Geografis (SIG) SIG mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat
computer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang sangat pesat pada era 1990-an. Secara harafiah, SIG dapat diartikan sebagai suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data geografis dan sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk menangkap, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa, dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis. (Puntadewo A+, 2003)
2.4
Peta Peta adalah gambaran permukaan bumi yang diproyeksikan ke dalam bidang datar
dengan skala tertentu.Kartografi merupakan ilmu yang khusus mempelajari segala sesuatu tentang peta.Mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan, pengetahuan, penyimpanan,
hinggacara-cara penggunaan peta.(Sumber,http:// berita terkini. blogspot. com/2011/01/ pengertian peta dan pemetaan.html). Fungsi peta yaitu : 1.
Dengan adanya peta dapat menunjukan posisi atau lokasi yang hubungannya sama dengan lokasi asli permukaan bumi.
2.
Peta mampu memperlihatkan ukuran.
3.
Peta mampu menyajikan dan memperlihatkan bentuk.
4.
Mengumpulkan dan menyeleksi data dari suatu daerah dan menyajikan diatas peta dengan simbolis.
Tujuan pembuatan peta yaitu: 1.
Untuk komunikasi informasi ruang.
2.
Media menyimpan informasi.
3.
Membantu pekerjaan.
4.
Membantu dalam desain.
5.
Analisis data spatial. Dari fungsi dan tujuan diatas, maka peta bukan hanya berguna dalam menentukan lokasi
namun juga dalam berbagai bidang.Selain itu pembuatan juga sangat berguna bagi hidup masyarakat luas. Dalam proses pemetaan harus melalui beberapa tahapan mulai dari penyusunan ide hingga peta siap digunakan. Semua itu harus dilakukan dengan penuh hati-hati dan ketelitian agar diperoleh peta yang baik dan benar serta memiliki nilai artistik atau seni sehingga pengguna
mampu menggunakan peta dengan maksimal dan pembuat dapat menghasilkan peta yang baik sehingga terjadi timbal balik antar pengguna dengan pembuat peta. Dalam pemberian simbol pada peta juga harus diperhatikan agar peta mudah diketahui dan dipahami isi dan maksud peta tersebut.Pemberian simbol ini juga menentukan nilai keartistikan sebuah peta sehingga peta tersebut lebih jelas.
2.5
Proses Pemetaan Dalam mempelajari bidang kartografi, peta sangatlah diperlukan. Tanpa adanya peta,
Kartografi tidak akan ada pula karena kartografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perpetaan. Berbagai jenis peta telah muncul sesuai dengan maksud, tujuan, dan manfaat pembuatan peta tersebut.Dalam mempelajari kartografi kita harus mengetahui hal tersebut. Pada dasarnya, peta merupakan kalibrasi dari bidang permukaan bumi 3 dimensi menjadi sebuah gambaran utuh yang lebih sederhana ke dalam selembar kertas media yang datar dengan penyesuaian baik ukuran maupun bentuknya disertai pula dengan informasi yang detail. Dalam proses pembuatan peta harus mengikuti pedoman dan prosedur tertentu agar dapat dihasilkan peta yang baik, benar, serta memiliki unsur seni dan keindahan. Secara umum proses pembuatan peta meliputi beberapa tahapan dari pencarian dan pengumpulan data hingga sebuah peta dapat digunakan. Proses pemetaan tersebut harus dilakukan dengan urut dan runtut, karena jika tidak dilakukan secara urut dan runtut, tidak akan diperoleh peta yang baik dan benar (Sumber, http:// beritaterkini.blogspot.com/2011/01/pengertian peta dan pemetaan.html).
1.
Tahapan dan pencarian pegumpulan data
Ada beberapa cara dalam mencari dan mengumpulkan data yaitu: a.
Secara langsung Cara pencarian data secara langsung dapat melalui metode konvensional yaitu meninjau
secara langsung kelapangan dimana daerah tersebut akan dijadikan objek dari peta yang dibuat. Cara ini disebut dengan teristris. Dengan cara ini dilakukan pengukuran medan menggunakan theodolit, GPS, dan alat lain yang diperlukan serta pengamatan informasi ataupun wawancara dengan penduduk setempat secara langsung sehingga didapat data yang nantinya akan diolah.Dapat pula dilakukan secara fotogrameti, yaitu dengan metode foto udara yang dilakukan dengan memotret kenampakan alam dari atas dengan bantuan pesawat dengan jalur khusus menurut bidang objek.Atau dapat pula menggunakan citra dari satelit serta cara-cara lain yang dapat digunakan. b.
Secara tak langsung Melalui cara ini tentu saja kita tidak usah repot-repot meninjau langsung ke lapangan
melainkan kita hanya mencari data dari peta atau data-data yang sudah ada sebelumnya. misalnya dalam membuat peta kepemilikan tanah di daerah Semarang, kita cukup mencari peta administrasi lengkap kota Semarang, kemudian dapat diperoleh data pemilikan tanah di Lembaga Pertanahan daerah atau nasional (BPN). Data yang diperoleh dari pencarian data secara tak langsung ini disebut dengan data sekunder, sedangkan peta yang digunakan sebagai dasar pembuatan peta lain disebut sebagai peta dasar.
2.
Tahap pengolahan data Data yang telah dikumpulkan merupakan data spasial yang tersebar dalam
keruangan.Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dikelompokkan misalnya data kualitatif dan data kuantitatif, kemudian data kuantitatif dilakukan perhitungan yang lebih rinci.Langkah selanjutnya yaitu pemberian simbol atau simbolisasi terhadap data-data yang ada. Dalam tahap akan mudah dengan menggunakan sistem digital komputer karena data yang masuk akan langsung diolah dengan software atau aplikasi tertentu sehingga data tersebut akan langsung jadi dan siap untuk disajikan. 3.
Tahap penyajian dan penggambaran data Tahap ini merupakan tahap pembuatan peta dari data yang telah diolah dan dilukiskan
pada media. Dalam tahap ini dapat digunakan cara manual dengan menggunakan alat-alat yang fungsional, namun cara ini sangat membutuhkan perhitungan dan ketelitian yang tinggi agar didapat hasil yang baik. Akan lebih baik jika digunakan teknik digital melalui komputer, penggambaran peta dapat digunakan aplikasi-aplikasi pembuatan peta yang mendukung, misalnya ARC View, ARC Info, AutoCAD Map, Map Info, dan software lain. Setelah peta tergambar pada komputer, kemudian data yang telah disimbolisasi dalam bentuk digital dimasukkan dalam peta yang telah di gambar pada komputer, pemberian informasi tepi, yang kemudian dilakukan proses printing atau pencetakan peta. 4.
Tahap penggunaan data Tahap ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena dalam tahap ini
menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasil atau tidaknya pembuatan sebuah peta. Dalam tahap ini pembuat peta diuji apakah petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah dalam dimaknai. Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan
dicerna maksud peta oleh pengguna.Selain itu, pengguna dapat memberikan respon misalnya tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut dapat disempurnakan sehingga terjadi timbal balik antara pembuat peta (map maker) dengan pengguna peta (map user). Tahapan pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah: 1. Menentukan daerah dan tema peta yang akan dibuat 2. Mencari dan mengumpulkan data 3. Menentukan data yang akan digunakan 4. Mendesain simbol data dan simbol peta 5. Membuat peta dasar 6. Mendesain komposisi peta (layout peta), unsur peta dan kertas 7. Pencetakan peta 8. Lettering dan pemberian simbol 9. Reviewing 10. Editing 11. Finishing
2.6
Penelitian Sebelumnya Penelitian Sebelumya ini menjelaskan beberapa model yang digunakan dalam
pengembangan System SDLC :
1.
Ricky Satya, (2008), telah melakukan penelitian dengan judul sistem informasi
geografis pemetaan fasilitas kesehatan di kota Magelang yang telah menghasilkan sebuah sistem informasi online, yang dapat memberikan informasi lokasi fasilitas kesehatan yang ada di kota Magelang. 2.
Sofiyanti Indriasasi, S.Kom Vol.2 84-102, (2012), telah melakukan penelitian
dengan judul Sistem Informasi Berbasis Web Untuk Membantu Kegiatan Tracer Study Program Diploma Institut Pertanian Bogor, dengan menggunakan metode prototipe dan menghasilkansebuah sistem informasi Tracer Study ProgramDiploma di IPB yang dapat membatu kegiatan pengumpulan data alumni dan pengumpulan data kepuasan pengguna. Berdasarkan dari penelitian diatas, Penelitian Tentang Rekayasa Perangkat Lunak Letak Pemetaan Tempat Wisata Di Kabupaten Baturaja hannya menampilkan informasi tentang wisata yang ada di Kabupaten Baturaja, dengan menggunakan Metode Prototype yang akan dijelaskan dibawah ini. 2.6.1 Prototipe Sering pelanggan (Customer) membayangkan kumpulan kebutuhan yang diinginkan tapi tidak terspesifikasikan secara detail dari segi masukan (input), proses, maupun keluaran (output). Di sisi lain seorang pengembang perangkat lunak harus menspesifikasikan sebuah kebutuhan secara detail dari segi teknis dimana pelanggan sering kurang mengerti mengenai hal teknis ini. Model prototype cocok digunakan untuk menjabarkan kebutuhan pelanggan secara lebih detail karena pelanggan sering kali kesulitan menyampaikan kebutuhannya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
Tahapan-tahapan prototyping: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasi semua kebutuhan, dan gari besar yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan ( misalnya dengan membuat input dan format outputnya). 3. Evaluasi prototyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan 3. 4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototype yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemograman yang sesuai 5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box dan Black Box 6. Evaluasi sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.Jika ya, langkah 7 dilakukan. Jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5 7. Menggunakan system Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
2.7
Object Penelitian Kabupaten Baturaja Nama Kabupaten Baturaja diambil dari dua sungai yang melintasi dan mengaliri di
sepanjang Kabupaten Baturaja, yaitu suangai ogan dan sungai komering. Berdasarkan sejarah sungai dengan kesepakatan peraturan daerah Kabupaten Baturaja No 7 tahun 1997, tanggal 20 Janauari 1997 tahun 1887 ditetapkan sebagai kelahiran nama Kabuapaten Baturaja, sedangkan berdasarkan peraturan perundang-undangan Kabuapaten Baturaja terbentuk dengan keluarnya undang-undang No 11 tahun 1950 tentang pembubaran Negara bagian sumatera selatan dan peraturan pemerintah pengganti undang-undang No 3 tahun 1950 tentang pembentukan daerah sumatera selatan menjadi profinsi didalam Negara Republik Indonesia. Kabupaten Baturaja juga memiliki sektor wisata yang sangat banyak diantaranya goa putri, lesung bintang, air terjun kambas, bukit pelawai, goa harimau dan lain-lain, fasilitas yang ada ditempat wisata tersebut juga sudah sangat memadi seperti wc umum, tempat sholat, kantin, parkir kendaraan, tempat makan dan sebagainya, Dari data OKU dalam angka (BPS, 2007) terdapat sekitar 42 wisatadi kabupaten Baturaja.
2.8
Data Flow Diagram / DFD Data Flow Diagram (DFD) atau dalam bahasa Indonesia menjadi diagram alir data
(DAD) adalah representasi grafik yang menggambarkan aliran informasi dan transformasi informasi yang diaplikasikan sebagai data yang mengalir dari masukan (input) dan keluaran (output) DFD dapat digunakan untuk merepresentasikan sebuah sistem atau perangkat lunak pada beberapa level abstraksi. DFD dapat dibagi menjadi beberapa level yang lebih detail untuk
merepresentasikan aliran informasi atau fungsi yang lebih detail. DFD menyediakan mekanisme untuk pemodelan fungsional ataupun pemodelan aliran informasi. Oleh karna itu, DFD lebih sesuai
digunakan
untuk
memodelkan
fungsi-fungsi
perangkat
lunak
yang
akan
diimplementasikan menggunakan pemrograman terstruktur karena pemrograman terstruktur membagi-bagi bagiannya dengan fungsi-fungsi dan prosedur-prosedur. (Rosa dan Shalahuddin, 2013). Tabel 2.3 Simbol DFD
Simbol
Nama simbol dan keterangan
Proses proses atau fungsi atau prosedur; pada pemodelan perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan pemrograman terstruktur, maka pemodelan notasi inilah yang harusnya menjadi fungsi atau prosedur di dalam kode program Catatan : Nama yang diberikan pada sebuah proses biasanya berupa kata kerja
Arus Data
Merupakan data yang dikirim antar proses, dari penyimpanan ke proses, atau dari proses ke masukan (input) atau (output) Catatan : Nama yang digunakan pada aliran data biasanya berupa kata benda, dapat diawali dengan kata data misalnya “data siswa”.
Simpanan Data File atau basis data atau penyimpanan (storage) ; pada pemodelan perangkat lunak yang akan diimplementasikan dengan pemrograman terstruktur, maka pemodelan notasi inilah yang harusya dibuat menjadi tabel-tabel basis data yang dibutuhkan,
tabel-tabel
ini
juga
harus
sesuai
dengan
perancangan tabel-tabel pada basis data Catatan : Nama yang diberikan pada sebuah penyimpanan biasanya kata benda
Kesatuan Luar Entitas luar (external entity) atau masukan (input) atau keluaran
(output) atau orang yang memakain/berinteraksi dengan perangkat lunak yang terkait dengan aliran data dari sistem yang dimodelkan
Catatan : Nama yang digunakan pada masukan (input) atau keluraan (output) biasanya berupa kata benda
Sumber : Rekayasa perangkat lunak (Rosa dan Shalahuddin, 2013)
2.9
Kamus Data (Data Dictionary) Kamus data (data dictionary) dipergunakan untuk memperjelas aliran data yang
digambarkan pada DFD. Kamus data adalah kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem perangkat lunak sehingga masukan (input) dan keluaran (output) dapat dipahami secara umum. Kamus data dalam implementasi program dapat menjadi parameter masukan atau keluaran dari sebuah fungsi atau prosedur. Kamus data biasanya berisi :
Nama – nama dari data
Digunakan pada – merupakan proses-proses yang terkait data
Deskripsi – merupakan deskripsi data
Informasi tambahan – seperti tipe data, nilai data, batas nilai data, dan komponen yang membentuk data.
Tabel 2.4 Kamus Data (data dictionary)
Simbol
Keterangan
=
Artinya adalah terdiri dari
+
Artinya adalah dan
[|]
Artinya adalah baik … atau…
{}
Artinya adalah kali diulang/ bernilai banyak
()
Artinya adalah opsional
*…*
Artinya adalah komentar
Sumber : Rekayasa perangkat lunak (Rosa dan Shalahuddin, 2013)
BAB V PENUTUP 5.1
Kesimpulan Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan sudah diuraikan dalam
perangkat lunak letak pemetaan tempat wisata di kabupaten Baturaja, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. penelitian ini menghasilkan pencarian lokasi wisata di kabupaten Baturaja. 2. Sebagai alternatif pencarian tempat wisata melalui internet. 3. Mempermudah wisatawan untuk mencari lokasi tempat wisata di kabupaten Baturaja.
5.2
Saran Berdasarkan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan sudah diuraikan dalam
perangkat lunak letak pemetaan tempat wisata di kabupaten Baturaja, maka penulis dapat menarik saran sebagai berikut: 1. Pencarian lokasi tempat wisata di kabupaten Baturaja dapat digunakan oleh masyarakat sekitar maupun wisatawan dengan baik 2. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang akan datang, maka tidak menutup kemungkinan pencarian tempat wisata ini, akan dibuat dengan aplikasi yang lebih baik lagi.