BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kuliah merupakan aktivitas yang paling penting bagi mahasiswa. Dalam perkuliahan terjadi aktivitas belajar-mengajar serta penyebaran informasi antara dosen dengan mahasiswa. Dalam aktivitas ini pula mahasiswa dituntut secara aktif mengejar informasi agar mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi yang disampaikan oleh dosen (Mudayen dalam Sahfitri, 2012). Memahami materi perkuliahan merupakan hal yang penting bagi mahasiswa. Paham terhadap materi berarti mahasiswa mampu memaknai pesan yang terkandung dalam materi yang disajikan saat kuliah maupun melalui buku, serta mampu membuat hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki (Mayer dalam Anderson et al, 2002). Novak & Gowin (dalam Dolehanty, 2008) menyatakan individu harus memiliki metode yang tepat untuk menghubungkan pengetahuan baru yang relevan dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya agar mendapat pemahaman yang baik. Sejalan dengan hal tersebut, berbagai cara dapat dilakukan mahasiswa untuk mendapatkan dan meningkatkan pemahaman terhadap materi perkuliahan, diantaranya dengan menggunakan strategi mengingat, seperti beragam teknik mnemonic atau jembatan keledai yang dapat meningkatkan ingatan, meringkas, mencari poin penting dari materi, serta membuat catatan (Pintrich dalam Krathwhol, 2002).
1 Universitas Sumatera Utara
2
Armbruster (2000) menyatakan bahwa mahasiswa menghabiskan sekitar 80% waktunya di kelas untuk mendengarkan ceramah. Permasalahan yang sering muncul saat aktivitas ini berlangsung adalah mahasiswa kurang fokus terhadap penjelasan dosen, sehingga tidak jarang membuat mahasiswa melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan perkuliahan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Lombardi (1985) di University of Maryland Baltimore County terhadap 40 orang mahasiswa yang dipilih secara acak pada kuliah pengantar Psikologi ditemukan bahwa kebanyakan mahasiswa mencatat hanya sekitar 50% dari ide utama yang ditargetkan dalam perkuliahan dan kurang dari 25% pencatatan tersebut mencatat materi yang relevan. Hasil penelitian ini juga diungkapkan oleh Hartley dan Cameron (dalam DeZure, Kaplan, Deerman, 2004) bahwa mahasiswa gagal dalam merekam 40% poin penting materi perkuliahan saat ceramah, dan pada mahasiswa tahun pertama rata-rata hanya mampu merekam materi perkuliahan sekitar 11%. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu fakultas yang sampai saat ini masih menggunakan metode ceramah dalam proses belajar mengajar. Ceramah tidak hanya dilakukan oleh dosen pada mahasiswa tetapi juga dilakukan oleh mahasiswa pada mahasiswa lainnya dalam bentuk presentasi kelompok. Seperti yang telah dipaparkan di atas, beragam aktivitas yang
dilakukan
mahasiswa
saat
proses
ceramah
terjadi,
diantaranya
mendengarkan, mencatat, dan tidak jarang mahasiswa juga berdiskusi. Aktivitasaktivitas ini dapat mendukung proses belajar mahasiswa dan dapat pula mengganggu proses pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
3
Hasil survei yang peneliti lakukan pada tanggal 23 Maret 2012 terhadap 35 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 mengenai kebiasaan dan kemampuan mencatat mahasiswa saat ceramah ditemukan bahwa mahasiswa belum memiliki teknik pencatatan yang efektif dalam perkuliahan. Mahasiswa cenderung mencatat poin-poin penting materi kuliah tanpa mengaturnya, sehingga tidak jarang mahasiswa akhirnya meminjam catatan dari mahasiswa lain. Kondisi ini sering menjadi masalah bagi mahasiswa khususnya saat menjelang ujian karena kebanyakan mahasiswa akan mempelajari kembali catatan yang
mereka buat sebelumnya, sehingga ketika mahasiswa
meminjam orang lain maka ia akan kesulitan dalam memahami catatan tersebut. Kiewra (2002) menyatakan bahwa mahasiswa seringkali membuat catatan yang tidak jelas saat kuliah dan hanya membuat garis-garis besar topik perkuliahan tanpa ide pendukung. Hunt (2007) menambahkan pula mahasiswa mencatat
secara
verbatim,
tidak
menuliskan
poin-poin
penting,
tidak
menunjukkan organisasi dari poin penting dan gagal menarik kesimpulan, tetapi pada akhirnya seringkali belajar ulang dari catatan-catatan tersebut. Berdasarkan hal tersebut, Pettijohn (2009) menyimpulkan bahwa masalah pembuatan catatan ini disebabkan oleh dua hal yaitu mahasiswa terlalu banyak menuliskan informasi sehingga tidak mampu menemukan poin penting dari materi atau terlalu sedikit mencatat sehingga tidak mengerti dengan apa yang telah ditulis. Teknik pencatatan seperti ini akan menjadi kurang efektif dan pada akhirnya mengarahkan pada hasil tes yang buruk.
Universitas Sumatera Utara
4
Membuat catatan atau teknik mencatat yang baik merupakan salah satu kemampuan yang harus diketahui dan dipelajari mahasiswa. Membuat catatan juga telah diidentifikasi sebagai strategi yang sangat penting dalam belajar (Kiewra dalam Makany, Kemp & Dror, 2008). Mencatat adalah teknik pencatatan informasi-informasi penting untuk digunakan dimasa depan. Mencatat dalam perkuliahan ditujukan untuk mengumpulkan informasi baik dari dosen, buku, ataupun situasi lainnya yang nantinya berguna untuk meningkatkan ingatan serta menyukseskan program akademik mahasiswa (Boch & Piolat, 2005). Pembuatan catatan yang baik akan menghemat waktu mahasiswa untuk mempelajari ulang materi dan membantu dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa (Santrock & Halonen, 2010). Pembuatan catatan yang baik dan efektif juga akan membantu mahasiswa untuk tetap fokus pada perkuliahan dan dapat meningkatkan pemahaman. Adejumo & Ehindero (dalam Suryanto, 2009) menyebutkan mencatat dengan efektif mencakup tiga hal, yaitu mampu mengidentifikasi gagasan utama dan hubungan antar gagasan tersebut dalam suatu paparan, mampu memahami makna dibalik gagasan-gagasan tersebut, serta mampu menyajikan gagasan-gagasan tersebut dengan bahasa sendiri. Mencatat
dalam
perkuliahan
terbukti
membantu
pembelajaran,
performansi dan pemahaman mahasiswa. Penelitian yang dilakukan Palmatier & Bennet (1974) pada mahasiswa Amerika di Universitas Georgia menunjukkan bahwa hampir 99% mahasiswa mencatat saat kuliah dan sekitar 96% mahasiswa percaya bahwa membuat catatan perkuliahan adalah kegiatan yang sangat penting dalam belajar (dalam Kiewra, 2002). Alasan mendasar dari mencatat adalah dapat
Universitas Sumatera Utara
5
meningkatkan pemahaman dan ingatan akan isi dari materi, serta pada saat membuat catatan mahasiswa dapat lebih berkonsentrasi pada materi (Marshall & Rowland, 1998). Per Lange (dalam LoPiccolo, 2011) juga menambahkan bahwa perilaku saat mencatat dapat membantu mahasiswa dalam memproses informasi, membentuk hubungan dan memudahkan pemahaman terhadap topik yang dibahas. Hasill penelitian yang dilakukan oleh Boyle dan Weishaar (2001) terhadap 26 orang siswa berkebutuan khusus menunjukkan bahwa siswa yang membuat catatan memiliki ingatan jangka panjang dan pemahaman yang lebih baik. Pembuatan catatan secara tidak langsung juga berperan dalam peningkatan prestasi akademik. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian Oluwatimilehin & Owoyele (2012) yang dilakukan terhadap 300 orang siswa SMA di Ondo State, Nigeria. Penelitian yang menguji hubungan antara berbagai aspek kebiasaan belajar, termasuk pekerjaan rumah dan tugas, alokasi waktu, membaca dan mencatat, konsentrasi, ujian dan konsultasi guru dan prestasi siswa pada pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Sains Terpadu dan Seni membuktikan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan belajar khususnya membaca dan membuat catatan terhadap prestasi akademik siswa SMA. Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam membuat catatan adalah dengan menggarisbawahi atau menyorot (mewarnai) kata kunci atau bagian tertentu dari materi serta membuat catatan kecil pada margin atau antar baris pada materi. Akan tetapi metode ini memiliki kelemahan yaitu menyorot (mewarnai) dengan menggunakan warna membuat individu kesulitan untuk mengubah tanpa merusak teks dan penggunaan stabilo yang berlebihan akan
Universitas Sumatera Utara
6
membuat pemikiran tidak terfokus saat membaca ulang materi yang telah diwarnai (Marshall & Rowland, 1998). Pembuatan catatan seperti ini menjadi tidak efektif, padahal fungsi catatan yang baik dan efektif harus dapat membantu individu dalam mengingat detail-detail akan poin kunci, memahami konsepkonsep utama dan melihat kaitan didalamnya. Catatan yang baik harus sesingkat mungkin tanpa kehilangan poin penting dan akurat, serta memiliki pola organisasi yang jelas. Saat membuat catatan mahasiswa harus menuliskannya dengan kata-kata sendiri dan ide-ide dalam catatan harus berhubungan satu sama lain. Hal ini berarti bahwa catatan tersebut harus diatur ke dalam bentuk yang sesuai dengan diri individu, misalnya dalam bentuk daftar, diagram, tabel, grafik atau mind map, dan lain-lain (Tuksinvarajarn, 2009). Catatan yang berbentuk grafik cenderung lebih baik dalam menunjukkan representasi visual suatu informasi dan hubungan antar ide sehingga sangat efektif dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa (Shanahan, 1982). Berdasarkan hal tersebut, maka mind mapping sebagai suatu strategi pencatatan nonlinear atau berbentuk grafik dapat digunakan mahasiswa sebagai metode pencatatan yang efektif untuk menunjukkan hubungan diantara konsep-konsep penting dalam pembelajaran (dalam Dolehanty, 2008). Mind mapping dapat membuat materi perkuliahan terpola secara visual dan grafis sehingga dapat merekam, memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang digambarkan (Buzan, 2007), sehingga dapat memudahkan penguasaan dan pemahaman mahasiswa akan suatu materi. Chang (2007) menambahkan bahwa mind mapping dibandingkan dengan catatan nonlinear
Universitas Sumatera Utara
7
lainnya lebih dapat membantu dalam proses memahami kembali materi dan menyegarkan ingatan individu dalam mengingat suatu materi. Mind mapping dibuat oleh Buzan di tahun 1960an (Buzan dan Buzan, 1994) setelah meninjau penelitian tentang psikologi belajar dan mengingat. Dalam buku The Mind Map Book (Buzan and Buzan, 1994) disebutkan bahwa mind mapping merupakan suatu teknik grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci universal untuk membuka potensi dari seluruh otak karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat pada bagian neo-korteks yaitu melibatkan otak kiri dan otak kanan. Penggunaan beragam warna, simbol maupun gambar saat proses pembuatan mind map memudahkan individu dalam memahami konsep dan informasi. Hal ini disebabkan otak lebih mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol dan warna (De Porter dalam Purnomo, 2008). Buzan dan Buzan (1994) menghubungkan manfaat yang diperoleh dalam menggunakan mind mapping terhadap pemahaman, yakni mind mapping dapat dijadikan alat multi fungsi untuk mencatat baik dalam rapat dan kelas, menganalisis bahan studi untuk retensi dan pemahaman yang lebih baik, ide-ide brainstorming untuk perencanaan, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, presentasi, menulis, serta penelitian dan pengembangan. Mind mapping dapat mengidentifikasi dan memahami struktur subjek dan potongan-potongan informasi dengan cepat, serta merekam fakta-fakta mentah yang terkandung dalam catatan biasa. Longman & Atkinson (1999) menambahkan bahwa mind mapping sebagai suatu teknik pencatatan yang efektif dapat membantu dalam
Universitas Sumatera Utara
8
mengidentifikasi poin utama dan konsep pembelajaran lainnya sehingga pemahaman diantara konsep-konsep yang ada menjadi lebih baik. Mind mapping dapat pula dijadikan sebagai alat bantu strategi kognitif berupa jembatan kedelai (mnemonic) sebab saat membuat kemudian mengingat bentuk dan struktur dari mind map dapat memberikan isyarat pada otak untuk segera mengingat informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, setiap individu membuat mind map maka akan terjadi proses asimilasi informasi yakni bukan hanya menghafalkan informasi akan tetapi memudahkan pembelajaran dengan menghubungkan fakta-fakta, memudahkan pemahaman serta mengingat informasi (Chang, 2007). Rogier (2012) menambahkan pula saat membuat mind map individu akan lebih memahami apa yang sedang dipelajari. Mind mapping dapat mengorganisasikan pikiran sehingga sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman individu. Berdasarkan manfaat penggunaan mind mapping yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti melakukan sebuah survei tentang pengaplikasian mind mapping dalam perkuliahan. Peneliti menyebarkan sebuah survei on-line pada tanggal 22 Januari 2012 tentang kondisi pembelajaran mahasiswa di perkuliahan bagi mahasiswa dari 14 Fakultas yang ada di Universitas Sumatera Utara. Hasil survei ini telah direspon oleh 190 orang mahasiswa dan menunjukkan bahwa persentase mahasiswa yang tidak menggunakan mind mapping di perkuliahan sebanyak 71,57%. Sementara itu, di Fakultas Psikologi sendiri mahasiswa sudah mengenal mind mapping dan penggunaan mind map di perkuliahan banyak diterapkan oleh dosen untuk melihat sejauhmana pemahaman mahasiswa terhadap
Universitas Sumatera Utara
9
suatu topik perkuliahan. Mind mapping sering dipakai oleh dosen Fakultas Psikologi karena dapat membantu mahasiswa untuk memahami konsep-konsep materi Psikologi. Hal ini didukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan terhadap salah satu dosen pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara yang menggunakan metode mind map dalam pembelajaran: “sebenarnya kan mind map itu struktur, nah otak kita sebenarnya juga kerjanya sama dengan mind map. Otak itu kan dikaitkan dengan memori, dalam pembelajaran itu diharapkan mahasiswa mengingat pelajaran sampai jangka panjang (LTM). Untuk mencapai itu harus ada tools atau alat bantu yang digunakan. Bahan pelajaran harus diorganisasikan sedemikian rupa dan terstruktur agar gampang diingat. Nah, di Psikologi sendiri itu kita banyak sekali menemui teori-teori. Teori ini harus disederhanakan agar diingat. Mind map inilah yang bisa menjadi reminders karena didalamnya banyak key dan clue sehingga lebih mudah diingat. Ujian di Psikologi juga menuntut penguasaan bahan, jadi penggunaan mind map sangat dibutuhkan karena dapat mempercepat pembelajaran dan cocok sekali dengan otak kita” (Komunikasi Interpersonal, 22 Januari 2013) Penjelasan yang hampir sama juga diungkapkan oleh Pembantu Dekan III Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara: “alasan saya mengenalkan mind map pada mahasiswa Psikologi pada dasarnya di Psikologi sendiri kita sudah mempelajari kajian mengenai kognitif pada mata kuliah Psikologi Kognitif maupun Psikologi Umum. Terkait dengan proses belajar apapun itu, kita secara otomatis menggunakan fungsi kognitif. Oleh karena itu dalam belajar pun kita harus mengetahui metode yang paling sesuai dan mudah dipahami oleh otak. Nah, proses pembuatan mind map itu sendiri sebenarnya dapat mengoptimalkan kinerja otak dan lebih bermanfaat daripada menghapal. Di Psikologi juga karena sudah membahas masalah kognitif membuat kita lebih mudah untuk mengaplikasian mind map” (Komunikasi Interpersonal, 22 Januari 2013) Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa penerapan metode mind map sangat berguna bagi perkuliahan. Mahasiswa Fakultas Psikologi diketahui memiliki pengetahuan (knowledge) mengenai mind mapping, akan tetapi penerapannya masih kurang diaplikasikan di dalam perkuliahan. Oleh sebab itu,
Universitas Sumatera Utara
10
peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian eksperimen di Fakultas Psikologi Sumatera Utara, yaitu memberikan pelatihan mind mapping kepada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Penelitian eksperimen ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari pelatihan mind mapping yang telah diberikan kepada mahasiswa baru. Pemberian pelatihan mind map ini diharapkan bukan hanya dapat
meningkatkan pengetahuan (knowledge)
mahasiswa baru mengenai mind mapping, akan tetapi dapat meningkatkan keterampilan (skill) mahasiswa baru dalam menggunakan mind mapping sehingga dapat diterapkan di setiap perkuliahan Fakultas Psikologi. Penelitian ini melibatkan materi ajar Psikologi Umum I khususnya pada bahasan pengenalan aliran-aliran ilmu Psikologi dan tokoh-tokohnya sebagai materi pembelajaran. Pemilihan mata kuliah Psikologi Umum I sebagai materi pembelajaran dan materi tes disebabkan mata kuliah ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan penting yang ada di semester awal. Mata kuliah Psikologi Umum I ini berisikan pengenalan, konsep-konsep dan teori dasar dari ilmu Psikologi sehingga sangat penting untuk dimengerti dan dipahami oleh mahasiswa baru. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengajukan penelitian eksperimen dengan judul “Pengaruh Mind Mapping terhadap Pemahaman Materi Ajar Psikologi Umum I pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara”.
Universitas Sumatera Utara
11
B.
TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari proposal penelitian ini untuk melihat pengaruh efektivitas
pelatihan mind mapping terhadap pemahaman materi ajar Psikologi Umum I pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara.
C.
MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu Psikologi, yaitu dalam bidang Psikologi Umum terutama dalam bidang kognitif, serta Psikologi Pendidikan khususnya dalam strategi mencatat.
2.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan mind mapping, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengaplikasikan mind mapping sebagai salah satu metode pencatatan untuk membantu memahami materi perkuliahan.
Universitas Sumatera Utara
12
D.
SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini berisikan intisari dari: Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi uraian singkat tentang latar belakang permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori kepustakaan yang digunakan sebagai landasan di dalam penelitian ini, diantaranya teori tentang pemahaman dan mind mapping. Bab ini juga mengemukakan hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara terhadap masalah penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variabel, metode pengumpulan data, subjek/partisipan penelitian, desain penelitian, tehnik pengambilan sampel, prosedur penelitian eksperimen, dan tehnik analisa data. Bab IV : Hasil dan Pembahasan Bab ini berisi uraian mengenai hasil utama penelitian serta pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran peneliti untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara