BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Seorang manajer memegang fungsi dan peran sebagai pengambil keputusan (decision maker). Dalam pengambilan keputusan, manajer harus mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat menjadi penentu keberhasilan proyek yang akan ia jalankan. Salah satu faktor tersebut adalah faktor risiko dari setiap proyek, yang membuat seorang manajer perlu berhati-hati dalam memilih sebuah proyek dari berbagai opsi yang ditawarkan. Seorang manajer dalam melakukan pertimbangan terhadap suatu risiko biasanya didasarkan pada kepribadian masing-masing manajer. Terkait proses pengambilan risiko, seorang manajer dapat digolongkan menjadi beberapa tipe, antara lain risk averse’s manager, risk neutral’s manager, dan risk taking’ manager. Risk averse’s manager adalah manajer yang tidak menyukai risiko. Risk neutral’s manager adalah manajer yang bersikap netral terhadap risiko. Sedangkan risk taking’s manager adalah manajer yang menyukai risiko. Studi Marc dan Shapira pada 1987 menjelaskan adanya tiga motivasi untuk mengambil risiko, antara lain sebagai berikut: 1. Risk taking sangat penting untuk keberhasilan pengambilan keputusan 2. Risk taking merupakan komponen penting dari peran manajerial 3. Manajer mengakui kesenangan dan rasa sakit dari risk taking, yang melibatkan emosi seperti kecemasan, ketakutan, stimulasi dan sukacita.
1
Menurut Prasetya dan Siregar (2012), risiko merupakan sesuatu yang dapat dikendalikan atau dikelola dengan pengetahuan, pengalaman dan keahlian manajer. Hal ini menjadi perbedaan antara pengambilan risiko dan gambling, karena gambling memutuskan suatu tindakan tanpa memerlukan pengetahuan, pengalaman dan keahlian tiap individu. Maka dalam mengelola risikonya, manajer cenderung berusaha agar tidak mengorbankan keuntungan. Salah satu teori yang dapat menjelaskan bagaimana seorang manajer membuat keputusan seleksi proyek adalah teori keagenan (agency theory atau contracting theory). Hubungan utama dalam keagenan adalah antara manajemen dan pemilik perusahaan. Menurut Wolk et al. (2013), dalam kasus kontrak kompensasi manajemen, manajemen berusaha memilih metoda yang meningkatkan pendapatan dan juga meningkatkan bonus mereka. Sedangkan, pemilik menyukai pemaksimalan return on investment dan harga sekuritas, ketika manajer telah memiliki kepentingan ekonomi yang lebih luas seperti kompensasi dan kebutuhan psikologis seperti prestige. Berdasarkan dua keinginan yang berbeda tersebut, maka timbul adanya konflik keagenan. Penelitian ini pada dasarnya terdorong oleh penelitian Bonner dan Sprinkle (2002) yang melihat pengukuran kinerja akuntansi dan system reward yang selain diperlukan untuk memotivasi karyawan di level tertinggi, juga mendorong karyawan untuk mengambil risiko yang tepat (seperti mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja sesuai yang diharapkan). Seperti yang telah dipaparkan di atas, salah satu motivasi manajer dalam mengambil keputusan adalah keberhasilan, yang terkait dorongan
2
mendapatkan insentif atau reward. Penelitian ini bertujuan menguji insentif moneter (payoff magnitude) terhadap kecenderungan pengambilan risiko dalam konteks pemilihan proyek. Menurut Prasetya dan Siregar (2012), payoff magnitude adalah besarnya hasil dari pemilihan proyek atau return maksimum yang diterima manajer atas proyek yang dipilih. Hasil studi Baird et al. (2008) mengindikasikan bahwa individuindividu menjadi semakin risk averse ketika payoff magnitude meningkat. Penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Holt dan Laury (2002) yang menyatakan bahwa absolute risk aversion akan konstan atau menurun. Eksperimen Baird et al. (2008) menggunakan enam faktor yang berfokus pada besar potential returns yang tersedia dan kemungkinan dari pencapaian hasil tertentu yang dipilih. Selanjutnya, dievaluasi pengaruh enam faktor tersebut pada keputusan pemilihan proyek. Enam faktor tersebut adalah probabilitas rugi, probabilitas tidak menerima bonus, probabilitas return positif, distribusi return positif, maksimum bonus yang tersedia dan rata-rata tertimbang expected bonus. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor probabilitas rugi, distribusi return positif, maksimum bonus, dan rata-rata tertimbang bonus yang diharapkan dapat mempengaruhi pengambilan risiko, sedangkan probabilitas tidak menerima bonus dan probabilitas return positif tidak memiliki pengaruh signifikan. Namun, studi Prasetya dan Siregar pada tahun 2012 menunjukkan hal lain, yakni bahwa probabilitas tidak ada bonus mempengaruhi pengambilan risiko.
3
Kesenjangan (gap) yang terlihat pada dua penelitian di atas kemudian menjadi alasan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian ini.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penulis kemudian merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah
terdapat
pengaruh
antara
payoff
magnitude
dengan
kecenderungan manajer untuk mengambil risiko dalam keputusan pemilihan proyek? 2. Apakah manajer yang bersikap risk averse akan mempertimbangkan probabilitas setiap proyek akan rugi dan probabilitas tidak menerima bonus lebih besar daripada manajer yang bersikap risk takers? 3. Apakah manajer yang bersikap risk takers akan mempertimbangkan probabilitas setiap proyek menghasilkan return yang positif, distribusi positif untuk setiap proyek, tingkat maksimum bonus yang tersedia, dan tingkat rata-rata tertimbang bonus yang diharapkan lebih besar daripada manajer yang bersikap risk averse?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
4
1. Untuk menganalisis pengaruh antara payoff magnitude dengan kecenderungan manajer untuk mengambil risiko dalam keputusan pemilihan proyek. 2. Untuk menganalisis manajer yang bersikap risk averse apakah akan mempertimbangkan
probabilitas
setiap
proyek
akan
rugi
dan
probabilitas tidak menerima bonus lebih besar daripada manajer yang bersikap risk takers. 3. Untuk menganalisis manajer yang bersikap risk takers apakah akan mempertimbangkan probabilitas setiap proyek menghasilkan return yang positif, distribusi positif untuk setiap proyek, tingkat maksimum bonus yang tersedia, dan tingkat rata-rata tertimbang bonus yang diharapkan lebih besar daripada manajer yang bersikap risk averse.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan banyak manfaat baik manfaat secara praktis maupun manfaat secara akademis. 1. Manfaat praktis bagi stakeholders dan manajer Penelitian ini dapat memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai faktor-faktor kunci yang dipertimbangkan oleh para risk averse serta para risk taking manajer ketika akan memutuskan untuk seleksi proyek. 2. Manfaat akademis Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat berkontribusi dalam dunia bisnis sekaligus menambah wawasan mengenai perilaku manusia.
5
Khususnya karena penelitian ini bertujuan melihat perilaku manajer dalam melakukan pemilihan proyek yang berisiko, yang dalam proses penelitiannya diwakili oleh mahasiswa Akuntansi. Selain itu, penelitian ini memberikan gambaran mengenai efek dari payoff magnitude terhadap kecenderungan pengambilan risiko seorang manajer.
1.5. Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi atas lima bab dengan beberapa subbab di dalamnya, yakni sebagai berikut: 1.
Bab I. Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
2.
Bab II. Landasan Teori Bab ini menjabarkan berbagai teori yang melandasi penelitian, seperti teori keagenan, teori prospek, teori ekspektasi, teori keputusan klasik, dan teori pengambilan keputusan tradisional. Penelitian terdahulu yang terkait dan pembentukan hipotesis serta kerangka penelitian juga dibahas di bab ini.
3. Bab III. Metoda Penelitian Bab ini mendeskripsikan metodologi penelitian yakni mengenai subjek penelitian, instrumen penelitian, langkah atau sistematika pelaksanaan penelitian, serta alat uji yang digunakan dalam analisis hasil.
6
4. Bab IV. Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasan hasil penelitian. 5. Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang sesuai bagi pelaksanaan penelitian selanjutnya.
7