BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salat merupakan amalan yang pertama kali dihisab pada hari kiamat kelak, sehingga salat dijadikan induk dari seluruh ibadah, karena salat merupakan kunci atau penentu dari berbagai amal perbuatan manusia, mendirikan salat sama dengan mendirikan rukun Islam. Mendirikan rukun Islam adalah merupakan tiang agama, dan merupakan amal yang paling dicintai oleh Allah SWT.1 Salat juga merupakan salah satu cara bagi seseorang hamba untuk berkomunikasi langsung dan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.2 al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam, yang mengandung hukum perintah dan larangan. Salah satunya adalah salat, salat menjadi sebuah kewajiban yang telah ditentukan waktunya dan seorang mukmin yang mengerjakan salat akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Adapun dasar mengenai pelaksanaan salat adalah sebagai berikut: “Sesungguhnya salat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”(QS.al-Nisa’: 103)
1
Fadhla Ilahi, Menggugat Kesunnahan Salat Berjamaah, (Yogyakarta: Pustaka Fahima, 2004), hlm. 2. 2 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2000), hlm. 103.
1
2
“Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. al- Ankabūt: 45) Pondok Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang secara fisik mempunyai sarana utama dalam melaksanakan ibadah di masjid atau musala. Pondok Pesantren dalam proses berperilaku sosialnya
melahirkan
kegotong-royongan,
tolong-menolong,
semangat
mematuhi ketentuan peraturan pondok. Masalah yang berkembang saat ini adalah banyaknya santri yang melanggar aturan tersebut padahal dalam peraturan dan tata tertib sudah tercantum kewajiban santri untuk melaksanakan salat sesuai jadwal waktu salat yang ditentukan oleh pondok. Dari sedikit pemaparan di atas, jelaslah bahwa salat di awal waktu sangat diperlukan mengingat manfaatnya sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi apa yang menjadi dasar salat di awal waktu serta bagaimana pemahamannya? Dan bagaimana pengaruh dalam praktik melaksanakannya? Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulisakan mencoba meneliti “Pemahaman salat di awal waktu (studi di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang)
B. Rumusan Masalah Sekilas gambaran pada pembahasan-pembahasan sebelumnya membuat peneliti merasa perlu mengangkat beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
3
1.
Bagaimana pemahaman kiai, Ustad dan Santri tentang salat di awal waktu di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang?
2.
Bagaimana pengaruh tentang salat di awal waktu menurut kiai, Ustad dan Santri Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui pemahaman kyai, Ustad dan Santri tentang salat di awal waktu di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang.
2.
Untuk mengetahui pengaruh tentang salat di awal waktu menurut kyai, Ustad dan Santri Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang. Adapun kegunaan penelitian ini berguna:
1.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk bahan kajian keilmuan keislaman agar dapat menambah Khazanah tentang tafsir al-Qur’an terutama jika dikaitkan dalam konteks awal waktu salat.
2.
Secara praktis, memberi gambaran bahwa banyak nilai-nilai pelajaran yang dapat diambil dari melaksanakan salat di awal waktu bagi masyarakat pondok pesantren Nurul Athfal dapat menjadi latihan pembinaan sikap disiplin
3.
Secara sosial, dapat memberikan motivasi bagi para masyarakat untuk memahami pentingnya salat di awal waktu sebagai metode pembentukan sikap disiplin.
4
D. Kerangka Teori Dalam penelitian penulisan skripsi ini penulis mengguakan teori yang dicetuskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman yaitu teori konstruksi sosial. Teori ini merupakan suatu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan. Ada tiga macam konstruktivisme antara lain: 1.
Konstruktivisme radikal Hanya dapat mengakui apa yang dibentuk oleh pikira kita, dan bentuknya tidak selalu representasi dunia nyata.
2.
Realisme hipotesis Pengetahuan adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
3.
Konsrtuktivisme biasa Mengambil semua konsekuensi konstruktivisme, serta memahami pengetahuan sebagai gambaran dari realitas itu. Pengetahuan individu dipandang sebagai gambaran yang dibentuk dari realitas objektif dalam dirinya sendiri. Dari ketiga macam konstruktivisme terdapat kesamaan, dilihat sebagai
proses kerja untuk menafsirkan dunia realitas yang ada, karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungan atauorang sekitarnya. Kemudian individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya berdasarkan pada struktur pengetahuan yang ttelah ada sebelumnya.
5
Berger dan luckmann berpandangan bahwa kenyataan itu dibangun secara social, dalam pengertian individu-individu dala masyarakat yang telah membangun masyarak, maka pengalaman individutidak dapat terpisahkan dengan masyarakat. Manusia sebagai pencipta kenyataan social yang objektif melalui tiga momen dialektis yang simultan, yaitu:3 1. Ekternalisasi Merupakan usaha pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia, baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Proses ini merupakan bentuk ekspresi diri untuk menguatkan eksistensi individu dalam masyarakat. Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai produk manusia (Society is a human produck). 2. Objektivasi Merupakan hasil yang telah dicapai (baik mental maupun fisik dari kegiatan eksternalisasi manusia), berupa realitas objektif yang mungkin akan menghadapi si penghasil itu sendirisebagai suatu fasilitas yang berada diluar dan berlainan dari manusia yang menghasilkannya (hadir dalam wujud yang nyata). Pada tahap ini masyarakat dilihat sebagai realitas yang objektif (Society is an objective reality) atau proses interaksi social dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.
3
Berger dan Thomas Lukman, Metode Penelitian, (Bugin,2008), hlm. 14.
6
3. Internalisasi Merupakan penyerapan kembali dunia objektif kedalam kesadaran sedemikian rupa, sehingga subjektif individu dipengaruhi oleh stuktur dunia social. Berbagai macam unsure dari dunia yang telah terobjektifikasi akan ditangkap sebagai gejala realitas diluar kesadaran. Melalui internalisasi manusia menjadi hasil dari masyarakat ( Man is aproduckt). Eksternalisasi, objektifikasi dan internalisasi adalah dialetika yang berjalan simultan, artinya ada proses menarik keluar (eksternalisasi)sehingga seakan-akan hal itu berada di luar (objektif) dan kemudian terdapat proses penarikan kembalim ke dalam (internalisasi) sehingga sesuatu yang berada di luar tersebut seakan-akan berada dalam diri atau kenyataan subjektif. Pemahaman akan realitas yang dianggap objektif pun terbentuk, melalui proses eksternalisasi dan objektifasi, individu dibentuk sebagai produk social. Sehingga dapat dikatakan, setiap individu memiliki pengetahuan dan identitas sisial sesuai dengan peran institusional yang terbentuk atau yang diperankannya.4
E. Tinjauan Pustaka Untuk dapat menjelaskan persoalan dan mencapai tujuan sebagaimana diungkap di atas, maka perlu dilakukan tinjauan pustaka guna mendapatkan kerangka berpikir yang dapat mewarnai kerangkakerja serta memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan.
4
Berger dan Thomas Lukman, Metode Penelitian, (Bugin,2008), hlm. 14.
7
Penelitian tentang salat di awal waktu telah banyak dilakukan diantaranya “Pengaruh kedisiplinan salat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang”. Skripsi karya Hurrotul A’yuuni Jurusan Tarbiyah STAIN SALATIGA tahun 2012. Hasil penelitiannya adalah menunjukkan adanya pengaruh kedisiplinan dalam salat berjamaah terhadap perilaku sosial santri.5 Endang Wahyuningsih dalam skripsinya berjudul “Hubungan kreatifitas salat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had putri Kembangarum”. Jurusan Tarbiyah STAIN SALATIGA tahun 2014. Hasil penelitiannya adalah ada hubungannya antara keaktifan salat berjamaah dengan perilaku sosial santri dinyatakan baik.6 Auliyatun Nisa dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan ketepatan melaksanakan salat wajib dengan kedisiplinan siswa program boarding school kelas 8 di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SUKA Yogyakarta tahun 2014. Hasil penelitiannya adalah adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara ketepatan melaksanakan salat wajib dengan kedisiplinan siswa artinya semakin tinggi ketepatan melaksanakan salat wajib semakin
5
Hurrotul A’yuuni, Pengaruh kedisiplinan salat berjamaah terhadap perilaku sosial santri di pondok pesantren Al-Manar Bener Tengaran Semarang. Jurusan Tarbiyah, STAIN SALATIGA, 2012. 6 Endang Wahyuningsih“Hubungan kreatifitas salat berjamaah dengan perilaku sosial santri Ma’had putri Kembangarum”. Jurusan Tarbiyah STAIN SALATIGA, 2014.
8
tinggi pula kedisiplinan siswa sebaliknya semakin rendah ketepatan melaksanakan salat wajib maka diikuti semakin rendahnya.7 Dari beberapa penelitian yang telah disebutkan diatas, ternyata belum didapati penelitian yang khusus mengkaji pemahaman salat di awal waktu. Oleh karena itu, penelitian ini akan berupaya menyajikan uraian mengenai pemahaman salat di awal waktu dengan memfokuskan ayat-ayat waktu salat d yang ada dalam al-Qur’an sebagai dasar utama salat di awal waktu , menimbang bahwa dalam ayat-ayat al-Qur’an membincangkan lebih spesifik tentang salat di awal waktu. Sehingga ayat al-Qur’an tersebut dapat di implementasikan di masyarakat Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengangkat skripsi yang berjudul “Pemahaman salat di awal waktu (studi di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang).
F. Metode Penelitian Untuk mempermudah dalam penulisan dan mendapatkan kesimpulan yang tepat, maka proses penulisan skipsi ini menggunakan metode sebagai berikut: 1.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach), yaitu penelitian yang dilaksanakan di tengah kehidupan masyarakat.8
7
Auliyatun nisa, hubungan ketepatan melaksanakan salat wajib dengan kedisiplinan siswa program boarding school kelas 8 di SMP IT Abu Bakar Yogyakarta. Jurusan Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Yogyakarta: UIN SUKA,2014.
9
Penelitian yang akan dilakukan berlokasi di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang ditujukan untuk menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap serta penyajian data hasil penelitiannya dipaparkan dalam bentuk uraian diskripsi.9 2.
Pendekatan Penelitian Pendekatan didefinisikan sebagai cara-cara dalam menghampiri objek. Sedangkan pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan fenomenologis. Karena pendekatan ini bertugas mencari atau mengamati fenomena sebagaimana yang tampak.10 Dalam hal ini peneliti akan melihat lebih dekat terkait dengan salat di awal waktu di Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami Pemalang.
3.
Objek penelitian Objek dari penelitian dalam hal ini adalah pondok pesantren Nurul Athfal Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Karena untuk mempermudah memperoleh data penelitian.
4.
Subjek penelitian Subjek penelitian sekaligus sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah kiai dan ustad di pondok pesantren Nurul Athfal Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.
8
Dudung Abdurahman, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003),hlm. 7. 9 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), hlm. 60. 10 Abdul Mustaqim, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Tafsir, cet.1, (Yogyakarta: Idea Pres, 2014), hlm. 109.
10
5.
Metode pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini adalah: a.
Observasi langsung Penelitian mengenai pemahaman dan pengaruh salat di awal waktu. Penulis menggunakan metode observasi terlibat. Teknik ini digunakan
untuk
melakukan
pengamatan
langsung
terhadap
lingkungan santri di pondok pesantren Nurul Athfal Desa Pesantren Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Penulis dengan berpedoman kepada desain penelitiannya akan mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung berbagai hal dan kondisi yang ada dilapangan, seperti perilaku santri ketika waktu salat telah tiba, apa yang dilakukan, apakah langsung mengambil air wudhu untuk bersiap melaksanakan salat atau mengulur-ulur waktu. b.
Interview (wawancara) Penulis melakukan wawancara dengan kyai, ustad dan santri pondok pesantren Nurul athfal yang dapat memberikan kepada penulis keterangan yang diperlukan. Sehingga diperoleh data mengenai seputar permasalahan penelitian secara lengkap.11
11
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta Cv,2010.) Hlm. 132.
11
c.
Teknik dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu pencarian data-data berupa kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan yang dianggap relevan untuk membahas penulis.12 Jadi penulis disini mencari data mengenai halhal berupa cacatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, agenda, foto-foto dan lain sebagainya. Ini merupakan sebagai penyempurna dari observasi langsung dan interview atau wawancara. Melalui metode ini pengumpulan data ini, maka data yang diperoleh adalah berupa data primer dan data sekunder.13 a.
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data, dalam hal ini adalah Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami, yang berupa observasi dan wawancara dengan pimpinan, pengurus, dan santri Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami dan data yang diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi dan dari hasil wawancara.
b.
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data atau data yang diperoleh secara tidak langsung dalam hal ini diperoleh dari buku, majalah, artikel, dan literatur lain yang relevansi dengan masalah yang diteliti.
13
Azwar Saifudin, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.6.
12
G. Analisis Data Metode analisis data adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola-pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis data seperti yang dikandung oleh data tersebut. Metode analisis data dipakai setelah data selesai dikumpulkan, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai berhasil menyimpulkan kebenaran yang di dapat untuk menjawab persoalan yang digunakan dalam penelitian. Adapun analisis yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif yaitu setelah semua data yang diperlukan terkumpul kemudian disusun dan diklasifikasikan. Selanjutnya dianalisis dan di interpretasikan dengan kata-kata sedemikian rupa untuk menggambarkan objek-objek penelitian disaat penelitian dilakukan, sehingga dapat diambil kesimpulan yang proporsional dan logis. Dalam melakukan metode analisis di atas menggunakan pola berfikir induktif, yaitu metode berfikir yang berangkat dari fakta-fakta, peristiwaperistiwa khusus tersebut kemudian ditarik generalisasi yang dimiliki dan bersifat umum.14
H. Sistematika Penulisan Secara garis besar sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
14
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hlm. 42.
13
Bab pertama, Pendahuluan yang berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, kerangka Teori, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Analisis Data, Sistematika Penulisan. Bab kedua, dalam bab ini membahas tentang, Profil Pondok Pesantren Nurul Athfal Ulujami pemalang. Bab ketiga, pengertian salat di awal waktu, dasar hukum al-Qur’an dan hadis waktu salat, manfaat salat di awal waktu, keutamaan salat di awal waktu, hikmah yang terkandung di dalam salat, pemahaman dan pengaruh salat di awal waktu di Pondok Pesantren Nurul Athfal. Bab keempat, dalam bab ini membahas analisa dari pemahaman dan pengaruh salat di awal waktu di ponpes Nurul Athfal. Bab kelima, merupakan bab terakhir dari seluruh pembahasan, yang berisi kesimpulan, saran dan kata penutup.