BAB I PENDAHULUAN
Pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor turut mendukung berkembangnya bisnis jasa kebersihan dan perawatan untuk mobil dan sepeda motor. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) jumlah kendaraan bermotor di Indonesia semakin meningkat setiap tahun. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi yang mengalami peningkatan jumlah kendaraan bermotor secara signifikan. Berdasarkan Tribunnews.com (2012) jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta sepanjang tahun 2011 meningkat secara signifikan. Kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta setiap bulan bertambah sekitar 8.900 unit yang terdiri dari 8.000 unit sepeda motor dan 900 kendaraan tipe mobil beroda empat. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu lokasi yang potensial untuk menjalankan usaha cuci dan salon kendaraan bermotor. Agar dapat membuat rencana bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor yang kompetitif diperlukan identifikasi yang meliputi faktor eksternal dan internal perusahaan.
1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Lingkungan eksternal merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam membangun dan menjalankan suatu bisnis. Analisis lingkungan eksternal berguna untuk mengidentifikasi sejumlah peluang dan ancaman yang selanjutnya menjadi pedoman bagi perusahaan untuk merumuskan strategi yang tepat. Pada bagian ini dibahas beberapa faktor eksternal yang berpengaruh seperti jumlah kendaraan 1
bermotor dan tingkat pendapatan per kapita. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan analisis gambaran umum industri, pemain utama dalam industri, perkiraan nilai penjualan total dalam industri, dan segmen pasar yang menjadi sasaran utama.
Menurut data Badan Pusat Statistik (2013), pada tahun 2012 Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 6,23% dari tahun 2011. Kenaikan PDB tersebut terjadi di semua sektor ekonomi sehingga hal ini menjadi indikator pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dapat dilihat dari tingkat pendapatan nasional per kapita setiap tahun seperti yang tertera pada tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1 Pendapatan Nasional Per Kapita 2008-2012 (Rupiah) Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun
Pendapatan Nasional Per Kapita
2008
18.774.283,37
2009
20.731.425,57
2010
23.759.818,77
2011
27.298.811,57
2012
30.516.670,73
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa pendapatan nasional per kapita Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2012 selalu mengalami peningkatan.
2
Semakin meningkatnya pendapatan per kapita berdampak pada peningkatan daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan per kapita yang tinggi menyebabkan masyarakat memiliki kemampuan lebih dalam mengkonsumsi barang dan jasa diluar kebutuhan primer.
Tingkat
pendapatan per kapita
yang tinggi
memungkinkan pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier seperti kebutuhan perawatan dan kebersihan kendaraan bermotor.
Jumlah kendaraan bermotor jenis mobil dan sepeda motor merupakan faktor eksternal yang berpengaruh terhadap bisnis cuci dan salon kendaraan. Data jumlah kendaraan bermotor jenis mobil dan sepeda motor merupakan indikator besarnya market size pada bisnis ini. Menurut data Badan Pusat Statistik (2012) jumlah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang dan sepeda motor mengalami peningkatan setiap tahun.
Tabel 1.2 Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Indonesia 2007-2011 Tahun
Mobil Penumpang
Sepeda Motor
2007
6.877.229
41.955.128
2008
7.489.852
47.683.681
2009
7.910.407
52.767.093
2010
8.891.041
61.078.188
2011
9.548.866
68.839.341
Sumber: Badan Pusat Statistik (2012)
3
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan bermotor di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Tingginya jumlah pembelian mobil dan sepeda motor baru oleh masyarakat merupakan faktor penyebab semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor di jalan raya.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (2013) menunjukkan jumlah penjualan kendaraan bermotor roda empat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 penjualan kendaraan bermotor roda empat mencapai 1.116.230 unit, mengalami kenaikan sebesar 24,8% dari penjualan tahun 2011 sebesar 894.164 unit.
Berdasarkan Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (2013), jumlah penjualan sepeda motor dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 selalu mengalami peningkatan. Akan tetapi, jumlah penjualan sepeda motor pada tahun 2012 mengalami penurunan dibanding tahun 2011. Penjualan sepeda motor pada tahun 2011 mencapai 8.012.540 unit, sementara pada tahun 2012 hanya sebesar 7.064.457 unit.
Rencana bisnis cuci dan salon kendaraan ini beroperasi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sehingga jumlah kendaraan bermotor jenis mobil dan sepeda motor di Provinsi DIY menjadi faktor eksternal yang berpengaruh. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DIY (2012) jumlah kendaraan bermotor di Provinsi DIY selalu mengalami peningkatan setiap tahun.
4
Tabel 1.3 Data Jumlah Kendaraan Bermotor di DIY 2007-2011
Tahun
Mobil Penumpang
Sepeda Motor
2007
89.598
916.204
2008
108.387
1.116.914
2009
115.244
1.206.863
2010
124.177
1.310.241
2011
138.537
1.423.147
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi DIY (2012)
Berdasarkan tabel 1.3 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah kendaraan bermotor jenis mobil penumpang dan sepeda motor yang terdaftar di DIY selalu mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya jumlah penjualan kendaraan baru di DIY.
Jumlah penjualan sepeda motor di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai 107.046 unit, sedangkan tahun 2011 menurun menjadi 104.548 unit. Sementara penjualan mobil pada tahun 2010 mencapai 9.202 unit, sedangkan tahun 2011 meningkat menjadi 11.218 unit (Tribunnews.com, 2012). Tingginya jumlah penjualan mobil dan sepeda motor tersebut mengindikasikan bahwa potensi pasar untuk bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor di Provinsi DIY semakin bertambah.
5
1.1.1 Gambaran Umum Industri Metode atau jenis cuci mobil dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis. Menurut Wibowo dalam Agustian (2013) jenis cuci mobil dibedakan menjadi: manual, high pressure pump tanpa tangga, high pressure pump dengan tangga, high pressure pump dengan hidrolik, automatic car wash, dan steam. Jenis-jenis jasa cuci mobil yang beragam tersebut pada dasarnya menawarkan hal yang sama yaitu membersihkan kendaraan dari kotoran. Perbedaannya terletak pada fasilitas atau peralatan yang digunakan, tingkat kebersihan, dan waktu yang dibutuhkan selama proses mencuci. Menurut pengamatan penulis, sebagian besar jasa cuci mobil di Provinsi DIY saat ini adalah jenis high pressure pump dengan hidrolik, yaitu mobil diangkat dengan hidrolik untuk mempermudah proses pencucian bagian bawah kendaraan. Sedangkan layanan cuci jenis automatic car wash di Provinsi DIY jumlahnya masih sedikit.
Jasa salon mobil dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Menurut Agustian (2013) terdapat beberapa jasa salon mobil yang ditawarkan, diantaranya yaitu: salon interior, salon eksterior, salon kaca, dan salon mesin. Layanan salon mobil berfungsi untuk memenuhi kebutuhan para pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya tampil menarik dan terawat.
Menurut Porter (2008) model five forces analysis merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat persaingan dalam suatu industri. Berikut
6
merupakan analisis industri cuci dan salon kendaraan bermotor di Yogyakarta menggunakan Porter five forces model: 1. Rivalry among Existing Competitors Menurut hasil wawancara dengan pemilik usaha cuci dan salon kendaraan menyatakan bahwa saat ini persaingan usaha cuci dan salon kendaraan di Yogyakarta cukup ketat. Menghadapi kondisi persaingan yang tinggi pada bisnis ini, pelaku usaha perlu menerapkan strategi tertentu seperti memberikan layanan dan fasilitas yang lebih bagus atau harga yang murah. Ini disebabkan karena terdapat segmen konsumen tidak terlalu peka terhadap harga, tetapi ada juga segmen yang peka terhadap harga. Hal ini sesuai dengan hasil focus group discussion, beberapa peserta bersedia membayar lebih jika diberi fasilitas yang lebih bagus. Namun, beberapa peserta lain memilih harga yang murah dengan fasilitas standar.
2. Threat of New Entrants Menurut hasil wawancara dengan salah satu pelaku usaha cuci dan salon kendaraan di Yogyakarta, industri cuci dan salon kendaraan sangat rentan terhadap ancaman pendatang baru. Pemain baru relatif mudah untuk masuk ke bisnis ini, terlebih saat ini banyak yang menawarkan sistem franchise untuk memiliki usaha sejenis. Berbekal modal berupa tempat dan uang dalam jumlah tertentu sudah dapat menjalankan bisnis ini dengan membeli waralaba yang banyak ditawarkan. Sistem waralaba memberikan banyak keuntungan seperti merek dagang, formula rahasia dari franchisor,
7
dan dapat menggunakan sistem yang telah teruji dari pihak franchisor. Berikut merupakan beberapa franchisor usaha cuci dan salon kendaraan.
Tabel 1.4 Data Franchisor Usaha Cuci dan Salon Kendaraan di Indonesia Nama Perusahaan
Produk atau Layanan
Auto Bridal Indonesia
Salon mobil
Cling Car Cleaning Service
Cuci mobil, perawatan interior, perawatan eksterior, dan perawatan kaca mobil
Car Care Centre (C3)
Cuci mobil, perawatan mobil, perlindungan mobil, layanan ban dan oli, kaca film, jok, dan audio
Macsauto
Bisnis perbengkelan dan cuci salon kendaraan bermotor
Sumber: Informasi Waralaba Indonesia (2013)
Kebutuhan modal untuk membangun bisnis cuci dan salon kendaraan bersifat relatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pelaku usaha, tingkat kebutuhan modal tidak dapat ditentukan karena sangat tergantung dengan skala usaha dan fasilitas yang akan dibangun. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa modal bukan menjadi hambatan bagi pelaku usaha baru yang akan menjalankan bisnis ini.
Konsumen pada bisnis ini dengan mudah bisa berpindah karena switching cost yang rendah. Hal ini menguntungkan bagi pemain baru karena
8
switching cost yang rendah memudahkan pelaku usaha baru untuk mendapatkan konsumen. Konsumen yang membutuhkan jasa cuci atau salon kendaraan dapat dengan mudah beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Hal ini sesuai dengan hasil focus group discussion yang menyatakan bahwa selama belum menemukan tempat cuci kendaraan yang dirasa cocok, mereka dapat dengan mudah beralih ke tempat penyedia jasa cuci yang lain.
Berdasarkan beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya seperti banyaknya penawaran franchise usaha cuci dan salon kendaraan, kebutuhan modal yang relatif, dan rendahnya switching cost, maka dapat disimpulkan bahwa ancaman pendatang baru pada bisnis ini cukup tinggi.
3. Threat of Substitute Products or Services Usaha cuci dan salon kendaraan bermotor dihadapkan pada ancaman adanya barang pengganti yang dapat memenuhi kebutuhan sejenis. Saat ini telah banyak produsen yang menjual alat cuci semprot bertekanan, dengan alat tersebut orang dapat mencuci kendaraannya dengan lebih mudah. Adanya pihak yang menawarkan jasa cuci keliling juga dapat memberikan layanan sejenis. Bahkan jasa cuci keliling menawarkan kenyamanan lebih kepada konsumennya. Konsumen cukup memanggil jasa cuci keliling melalui telepon, pihak jasa cuci keliling akan datang ke lokasi untuk membersihkan kendaraan konsumen.
9
Pada jasa layanan salon kendaraan juga menghadapi ancaman dari produk pengganti. Produk pengganti untuk untuk jasa salon adalah keberadaan produk-produk pengkilap body seperti Kit, produk penghilang jamur kaca, dan produk semir jok kulit. Produk-produk tersebut dapat dengan mudah dibeli di pasar swalayan. Adanya produk-produk tersebut yang dijual bebas, memungkinkan bagi konsumen untuk melakukan pemolesan yang bersifat ringan pada kendaraannya secara mandiri.
Meskipun menghadapi ancaman yang besar dari produk atau layanan pengganti, pengaruh produk atau layanan pengganti tersebut belum terlalu dirasakan oleh pelaku usaha bisnis cuci dan salon kendaraan. Menurut hasil wawancara dengan salah satu pemilik usaha cuci dan salon kendaraan di Yogyakarta, dampak dari adanya usaha cuci keliling belum terlalu dirasakan. Hal ini disebabkan karena adanya kendala atau keterbatasan dari usaha cuci keliling seperti keterbatasan fasilitas dan tempat.
4. Bargaining Power of Suppliers Usaha cuci dan salon kendaraan bermotor membutuhkan beberapa pemasok demi kelancaran operasional perusahaan. Pemasok dalam bisnis ini meliputi penyedia alat-alat cuci dan poles, sampo, semir, dan bahanbahan poles. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik bisnis cuci dan salon kendaraan, kekuatan daya tawar pemasok akan semakin menurun
10
seiring berkembangnya perusahaan yang dikelola. Pemasok memiliki daya tawar yang tinggi pada perusahaan yang baru didirikan. Pengalaman narasumber ketika masih menjadi pelaku usaha yang baru, ada perasaan takut ditinggal atau tidak diberi suplai barang oleh pemasok. Akan tetapi, seiring berkembangnya perusahaan yang dikelola oleh narasumber, daya tawar pemasok menjadi semakin berkurang.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu pelaku usaha cuci dan salon kendaraan di Yogyakarta, persaingan antar pemasok peralatan dan perlengkapan cuci dan salon kendaraan bermotor saat ini cukup ketat. Hal ini sesuai dengan pengamatan penulis yang menemukan banyak pemasok yang menawarkan produknya melalui media website. Oleh karena itu, para pelaku usaha cuci dan salon kendaraan tidak akan kesulitan dalam mencari bahan baku. Kekuatan pemasok pada bisnis cuci kendaraan tergolong rendah, karena sebagai pelaku usaha yang berpengalaman dapat membuat sampo sendiri. Demikian pula untuk bisnis salon kendaraan, pelaku usaha tidak terlalu bergantung dengan produk tertentu dan dapat mencari produk pengganti di pasar dengan mudah.
5. Bargaining Power of Buyers Menurut hasil focus group discussion, konsumen dapat dengan leluasa memilih tempat cuci dan salon kendaraan. Jika suatu tempat cuci kendaraan penuh, calon konsumen bisa mencari tempat cuci lain yang
11
kosong dengan mudah sehingga tidak perlu antri. Konsumen mudah untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain disebabkan karena faktor rendahnya switching cost. Oleh karena itu, kekuatan daya tawar pembeli pada industri ini tergolong tinggi.
1.1.2 Pemain Utama Dalam Industri Terdapat cukup banyak pelaku usaha bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelaku usaha cuci kendaraan dari skala kecil sampai dengan skala besar dapat ditemukan di Yogyakarta. Bahkan saat ini ada yang menawarkan jasa cuci mobil panggilan. Pelaku usaha cuci skala kecil menawarkan layanan cuci tanpa menggunakan fasilitas hidrolik dan banyak ditemukan di daerah perdesaan dan pinggiran kota. Para pelaku usaha cuci skala kecil menawarkan harga yang relatif murah, dengan fasilitas penunjang yang sederhana. Sebagian besar tempat cuci mobil dan motor yang berskala kecil tidak menyediakan jasa salon atau poles.
Pemain utama usaha cuci dan salon kendaraan bermotor yang berskala besar dapat ditemukan di beberapa jalan protokol di Kota Yogyakarta. Beberapa penyedia jasa cuci dan salon kendaraan yang memiliki brand dan berskala besar diantaranya seperti: C&O, Partha Oto Line, JJ Splash, dan PeDe car wash. Sebagian besar dari penyedia jasa tersebut menawarkan jasa cuci dengan fasilitas hidrolik, hanya C&O yang menawarkan cuci jenis otomatis. Penggunaan mesin otomatis memiliki kelebihan waktu pencucian yang cepat, tetapi memiliki kelemahan harga mahal
12
dan terkadang hasil kurang maksimal dibandingkan dengan metode cuci dengan cara diangkat hidrolik.
Terdapat sebagian pelaku usaha bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor yang memadukan dengan bisnis lain seperti variasi, jok, pemasangan kaca film. Salah satu pelaku usaha yang melakukan hal tersebut adalah Partha Oto Line yang terletak di Jalan Suprapto, Ngampilan, Yogyakarta. Perusahaan tersebut menawarkan layanan yang lengkap mulai dari cuci mobi, salon mobil, variasi audio, pemasangan jok kulit, dan pemasangan kaca film. Pelaku usaha yang seperti ini memiliki sumber revenue streams yang beragam.
1.1.3 Perkiraan Nilai Penjualan Total Dalam Industri Menurut Kotler dan Keller (2012) total market potential adalah tingkat penjualan maksimum yang mungkin didapat oleh semua pelaku usaha atau perusahaan dalam suatu industri pada periode tertentu. Estimasi nilai penjualan total dapat diperoleh dengan mengalikan beberapa variabel yaitu: rata-rata frekuensi jumlah pembelian pada periode tertentu, rate mencuci kendaraan di tempat cuci, jumlah pembeli potensial, dan harga rata-rata. Pada bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor, jumlah pembeli potensial diasosiasikan dengan jumlah kendaraan bermotor. Rata-rata dan rate jumlah pembelian dapat diasosiasikan dengan frekuensi kebiasaan atau kebutuhan mencuci kendaraan dalam satu bulan yang diperoleh melalui survei. Sedangkan harga rata-rata dapat diperoleh dari tarif cuci mobil atau motor yang berlaku saat ini.
13
Asumsi kebiasaan rata-rata orang mencuci mobil sebanyak 4 kali dalam satu bulan (tiga kali dicuci sendiri dan satu kali masuk tempat cuci) sehingga diperoleh rate 25% dengan rata-rata tarif Rp 25.000,00, dan jumlah mobil di DIY tahun 2011 sebesar 138.537 unit (BPS Provinsi DIY, 2012). Maka perkiraan nilai penjualan untuk cuci mobil dalam satu bulan bisa didapat dengan mengalikan variabelvariabel di atas sehingga diperoleh estimasi sebesar Rp 3.463.425.000,00.
Sedangkan pada pasar sepeda motor, asumsi kebiasaan rata-rata orang mencuci motor sebanyak 4 kali dalam satu bulan (tiga kali dicuci sendiri dan satu kali masuk tempat cuci) sehingga diperoleh rate 25%, dengan rata-rata tarif Rp 7.000,00, dan jumlah sepeda motor di DIY tahun 2011 sebesar 1.423.147 unit (BPS Provinsi DIY, 2012). Maka perkiraan nilai penjualan untuk cuci sepeda motor dalam satu bulan bisa didapat dengan mengalikan variabel-variabel di atas sehingga diperoleh estimasi sebesar Rp 9.962.029.000,00.
1.1.4 Sasaran Utama Konsumen sasaran utama bisnis ini adalah seluruh masyarakat kelas menengah ke atas pengguna mobil atau sepeda motor, khususnya yang berdomisili atau sering melintas di sepanjang Jalan Lingkar Selatan Yogyakarta.
1.2 Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal perusahaan menjelaskan beberapa hal seperti: status kepemilikan, status hukum perusahaan, rencana pendirian perusahaan, lokasi
14
perusahaan, dan peralatan atau fasilitas yang menunjang bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor.
1.2.1 Status Kepemilikan Status kepemilikan perusahaan “Splash Zone” yang akan mulai didirikan pada awal tahun 2014 ini adalah perusahaan milik perseorangan. Pendanaan untuk mendirikan perusahaan tersebut 100% berasal dari penulis.
1.2.2 Status Hukum Perusahaan Splash Zone berbentuk perusahaan perseorangan sehingga memiliki konsekuensi tanggung jawab pemilik perusahaan tidak terbatas. Sesuai dengan perundangundangan yang berlaku di Indonesia, perusahaan cuci dan salon kendaraan ini perlu memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut: 1. Pembuatan Akta Pendirian Perusahaan di Notaris dan didaftarkan pada Kementrian Hukum dan HAM 2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Perusahaan Perseorangan 3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) 5. Izin Gangguan (HO) 6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 7. Izin pemakaian air tanah 8. Izin dampak lingkungan (amdal) Badan Lingkungan Hidup DIY
15
1.2.3 Rencana Pendirian Perusahaan Bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor yang akan dijalankan ini merupakan perusahaan baru. Rencana pendirian perusahaan berpedoman pada rencana bisnis yang didasarkan atas hasil penelitian. Adanya rencana bisnis ini menghasilkan gambaran yang jelas mengenai jenis dan waktu pelaksanaan beberapa kegiatan terkait pendirian bisnis ini. Rencana bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor yang akan didirikan diharapkan dapat memberikan value propositions yang lebih kepada para konsumen. Value propositions yang ditekankan menyangkut aspek accessibility, convenience dan customization. Accessibility diterapkan dengan cara menambah waktu operasional sehingga menjadi lebih lama (07.00-19.00 WIB). Waktu operasional yang lebih lama akan memberikan fleksibilitas lebih bagi konsumen. Convenience diterapkan dengan membangun fasilitas ruang tunggu yang nyaman yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penunjang yang lain seperti AC, TV, area free wifi, kantin mini, dan kursi pijat. Sedangkan customization diterapkan dengan cara menawarkan beragam harga untuk beberapa layanan yang berbeda, seperti menawarkan layanan cuci salju biasa dan cuci pelangi dengan harga yang berbeda.
1.2.4 Lokasi Perusahaan Bisnis cuci dan salon kendaraan ini rencana akan dibangun di atas lahan seluas 1000 meter persegi yang berlokasi di perempatan Jalan Lingkar Selatan, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Lokasi tersebut dipilih karena beberapa pertimbangan: 16
1. Frekuensi kendaraan bermotor yang melintas cukup banyak. 2. Pelaku usaha cuci dan salon di Yogyakarta bagian Selatan tidak sepadat di Kota Yogyakarta atau di Yogyakarta bagian Utara. 3. Area perempatan Jalan Lingkar di Yogyakarta tidak terhalang pembatas jalur lambat sehingga memudahkan pengemudi mobil masuk ke lokasi. 4. Lokasi di area perempatan mudah dilihat oleh para pengguna jalan, terlebih ketika para pengguna jalan berhenti saat lampu merah.
1.2.5 Peralatan dan Fasilitas Penunjang Peralatan utama yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis ini meliputi: 1. Hidrolik cuci mobil Alat hidrolik cuci mobil berguna untuk mengangkat mobil sehingga memudahkan proses pencucian bagian bawah dan kolong kendaraan. 2. Hidrolik cuci motor Alat hidrolik cuci motor berguna untuk mempermudah proses pencucian bagian roda dan bagian bawah sepeda motor. Selain itu, juga berguna untuk menambah nilai jual pada usaha jasa cuci motor. 3. Kompresor Kompresor berfungsi sebagai alat untuk menghasilkan tekanan udara yang dipergunakan untuk menaikkan hidrolik, menghasilkan busa snow wash, dan untuk proses pengeringan bagian sela-sela kendaraan yang sulit dijangkau dengan tangan. 4. Mesin semprot bertekanan tinggi
17
Mesin ini merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan air bertekanan tinggi. Penggunaan alat ini akan mempermudah proses untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada kendaraan. 5. Tabung snow wash Tabung snow wash adalah tabung tempat untuk mencampur sabun dan air yang
kemudian
diberi
tekanan
udara
dari
kompresor
sehingga
menghasilkan semprotan sabun yang berupa busa salju. 6. Vacum cleaner Vacum cleaner dipergunakan untuk menghisap debu atau kotoran pada bagian interior mobil seperti jok, karpet, dan sela-sela bagian dalam mobil. 7. Alat-alat penunjang lainnya seperti: selang air, selang angin, kanebo, dan kain serat mikro.
Sedangkan fasilitas penunjang dalam bisnis ini meliputi ruang kantor, toilet, dan ruang tunggu yang dilengkapi dengan kursi pijat, televisi, AC, dan hot spot area.
1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan, dapat dicermati bahwa terdapat peluang untuk mendirikan usaha cuci dan salon kendaraan bermotor di Yogyakarta. Oleh karena itu, diperlukan sebuah rencana bisnis yang lengkap sebagai pedoman, sehingga peluang tersebut dapat diwujudkan menjadi bisnis yang nyata.
18
1.4 Tujuan Studi Tujuan studi dari rencana bisnis ini adalah menyusun rencana bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor di Yogyakarta yang menawarkan nilai lebih dengan mengutamakan pelayanan dan memperhatikan kenyamanan konsumen.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penyusunan rencana bisnis usaha cuci dan salon kendaraan bermotor ini adalah: 1. Bagi
entrepreneur
dapat
menjadi
acuan
dalam
membuat
atau
mengembangkan usaha cuci dan salon kendaraan bermotor. 2. Bagi investor dapat memberikan gambaran kelayakan usaha dan proyeksi keuangan usaha cuci dan salon kendaraan bermotor. 3. Bagi akademisi dapat memberikan gambaran model rencana bisnis cuci dan salon kendaraan yang kompetitif.
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis rencana bisnis cuci dan salon kendaraan ini adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang mengapa penulis memilih menyusun rencana bisnis cuci dan salon kendaraan bermotor dengan memperhatikan faktor-fakor yang dapat mempengaruhi baik eksternal maupun internal. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan mengenai
19
rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat yang dapat dihasilkan dari penulisan laporan ini. 2. BAB II LANDASAN TEORI Bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori dan model teoritikal yang mendasari penulisan laporan ini. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan tentang level analisis, sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. 4. BAB IV STRATEGI DAN RENCANA Bagian ini menjelaskan mengenai berbagai strategi yang diterapkan dan dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan usaha cuci dan salon kendaraan bermotor. 5. BAB V RENCANA AKSI Bagian ini membahas mengenai pelaksanaan strategi secara rinci yang berupa rencana detail kegiatan yang perlu dilakukan, penanggung jawab, ukuran kinerja, dan waktu.
20