BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi kesehatan berperan penting dalam pembangunan ekonomi. Pada tingkat mikro, yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja. Tenaga kerja yang sehat akan berdampak terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan. Pada tingkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang.1 Kebijakan ekonomi Pemerintahan yang baik Penyediaan pelayanan publik
Sumber daya manusia, termasuk: Pendidikan, pelatihan, Perkembangan fisik dan kognitif
Kesehatan Teknologi, termasuk: Pengetahuan ilmiah yang relevan untuk menghasilkan inovasi dalam difusi ekonomi dalam negeri dengan menggunakan teknologi dari luar.
Pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan GNP perkapita, penurunan kemiskinan
Modal perusahaan untuk investasi peralatan, organisasi dan kerjasama karyawan, peluang investasi untuk menarik modal
Gambar 1.1 Kesehatan Sebagai Masukan Untuk Pembangunan Ekonomi
Paper,2002, Arum Atmawikarta, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi, Dikutip 5 April 2008 dari http://www.bappenas.go.id/.../&view=406/Arum%20Atmawikarta.doc 1
1
Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat kuat terhadap sumber daya manusia dan modal perusahaan. Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk terhadap pertumbuhan ekonomi. Penyebaran penyakit infeksi masih menjadi bagian dari beban kesehatan masyarakat hingga saat ini. Masalah kesehatan yang ada sangat terkait dengan industri farmasi. Berbagai upaya dilakukan baik dengan intervensi pengobatan maupun dengan upaya promotif dan preventif. Salah satu langkah preventif yang penting dilakukan adalah imunisasi.2 Hal inilah yang menyebabkan bisnis farmasi berkembang dengan sangat cepat.
Pada abad 21 vaksin menjadi salah satu faktor penting kesehatan masyarakat dalam pencegahan dan pengobatan penyakit. Pada 5 sampai 15 tahun mendatang, vaksin baru dan teknologi pemberian vaksin baru akan menjadi dasar pencegahan dan pengobatan penyakit, yang akan mempengaruhi
kesehatan
masyarakat.
Prospek
pencegahan
dan
pengobatan berbagai penyakit serius dengan menggunakan vaksin diramalkan merupakan perkembangan yang menggairahkan dalam bidang kesehatan masyarakat.3
Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset, yang secara berkesinambungan memerlukan inovasi produk, memerlukan promosi yang membutuhkan biaya mahal, organisasi dan sistem pemasaran yang baik, serta produknya diatur secara ketat, baik pada tingkat nasional Ibid Ikhtisar, 2005, Dyah Widyaningroem Isbagio, Masa Depan Pengembangan Vaksin Baru, Cermin Dunia Kedokteran, Dikutip 5 April 2008 dari http://www.kalbe.co.id/files/edk/files/148_06MasaPengembanganVaksin.pdf/148_06Masa PengembanganVaksin.html 2 3
2
maupun internasional, terutama oleh WHO.4 Salah satu perusahaan farmasi yang berstandar nasional dan diakui secara internasional oleh WHO adalah PT. Bio Farma yang bergerak dalam bidang pembuatan vaksin dan sera.
PT Bio Farma (Persero) merupakan perusahaan farmasi berskala nasional dan global. Dalam perjalanan sejarahnya yang telah lebih dari satu abad, BUMN Farmasi ini terus memperbaiki diri untuk menjadi yang terbaik dan terdepan. Saat ini, Bio Farma merasakan beratnya persaingan di industri farmasi terutama dengan adanya kompetitor dari luar yang memiliki teknologi lebih baik. Sehingga diperlukan suatu langkah strategic yang diharapkan dapat mendorong kemajuan dari perusahaan terutama dalam hal inovasi produk.
1.2 Sejarah Perusahaan
Informasi yang tertuang dalam Bab I terdapat dalam Company Profile PT. Bio Farma (Persero).
Bio Farma adalah produsen vaksin, sera dan produk-produk biologi lainnya, yang didirikan pada 6 Agustus 1890 di Jakarta dengan nama Parc Vaccinogen. Tahun 1923 aktivitas dipindahkan ke Jalan Pasteur 28 Bandung, di atas tanah seluas 91.210 m2. Bio Farma juga memiliki lahan seluas 282.441 m2 di Cisarua-Lembang, Kabupaten Bandung yang digunakan untuk pemeliharaan hewan.
Artikel, 2004, Ilham Kuncahyo, Potret Industri Farmasi di Indonesia, Dikutip 15 April 2008 dari http://64.203.71.11/kompas-cetak/0404/12/opini/906297.htm 4
3
Pada tahun 1955, Bio Farma berubah menjadi Perusahaan Negara Pasteur, berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 42 Tahun 1955. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 101 Tahun 1961, berubah menjadi Perusahaan Negara Bio Farma dan pada tahun 1978 berubah status menjadi Perusahaan Umum Bio Farma berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 39 Tahun 1978.
Sejak 6 Januari 1997 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 1997, Bio Farma berubah menjadi perusahaan yang berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero), yang dikenal dengan nama PT. Bio Farma (Persero).
Perusahaan ini tidak memiliki anak perusahaan dan berdasarkan hasil keputusan
Meneg
BUMN
Sofyan
Djalil
Rencana
pembentukan
perusahaan induk (holding) BUMN farmasi tidak akan melibatkan Bio Farma. Perusahaan yang terkenal dengan produksi vaksinnya ini akan dibiarkan berdiri sendiri.5
Artikel, Daniel, Wahyu, 2007, Bio Farma tidak masuk holding BUMN Farmasi. Dikutip 27 September 2007 dari http://www.detikfinance.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/04/time/1255 38/idnews/825437/idkanal/4. 5
4
(1890-1894) Pendirian Parc Vaccinogene tanggal 6 Agustus 1890 di Jakarta , yang merupakan tonggak sejarah awal berdirinya perusahaan vaksin dan sera di Indonesia
(1895-1901) Dengan berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kegiatan produksi, lembaga ini berubah menjadi Parc Vaccinogene Instituut Pasteur
(1961-1977)
(1978-1996)
Melalui Peraturan Pemerintah No. 80 tahun 1961, Perusahaan Negara Pasteur berubah menjadi Perusahaan Negara Bio Farma
Bentuk badan usaha Bio Farma resmi menjadi Perusahaan Umum Bio Farma (PP RI No. 26 tahun 1978)
(1955-1960)
(1997-Sekarang)
Terjadinya nasionalisasi perusahaan milik pemerintah Belanda, maka Pemerintah Indonesia pada saat itu mengubahnya menjadi Perusahaan Negara Pasteur
Melalui PP No. 1 Tahun 1997 perusahaan berubah menjadi Perseroan terbatas, yang dikenal dengan PT. Bio Farma (Persero) sebagai BUMN RI
(1902-1941)
(1950-1954)
Tahun 1923 aktivitas dilakukan di Bandung, lembaga ini kembali mengubah namanya menjadii Landskoepok Inricting en Instituut Pasteur dan dipimpin oleh L.Otten
Gedung cacar dan Lembaga Pasteur di Bandung kembali menjadi tempat berlokasinya kegiatan produksi vaksin dan sera
(1942-1945)
(1946-1949)
Pasa saat Jepang berkuasa, lembaga ini diubah menjadi Bandung Boeki Kenkyushoo yang dipimpin oleh Kikuo Kurauchi
Kegiatan berpindah ke Klaten Bandung diduduki Belanda, sehingga kembali berganti nama menjadi Landskoepok Inricting en Instituut Pasteur. Lembaga ini dipimpin oleh R.M Sardjito
Gambar 1.2 Sejarah PT. Bio Farma (Persero)
1.3 Lingkup Bidang Usaha
PT Bio Farma (Persero) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi yang merupakan satu-satunya produsen vaksin dan sera terutama untuk manusia serta sediaan diagnostik di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara selain India. 1.3.1
Direktorat Kerja
Dalam melakukan proses bisnisnya, PT. Bio Farma didukung oleh beberapa direktorat kerja, yaitu Direktorat Utama, Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia, Direktorat Pemasaran, Direktorat Produksi dan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan.
5
1.3.1.1 Direktorat Utama Direktorat ini terdiri dari Divisi Quality Assurance, Divisi Corporate Secretary, dan Satuan Pengawas Internal. Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu: Menjamin kualitas seluruh bahan dan alat yang dipakai Melakukan pengawasan terhadap kekayaan perusahaan 1.3.1.2 Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia Direktorat ini terdiri dari Divisi Administrasi Keuangan, Divisi Anggaran dan Akuntansi, dan Divisi Sumber Daya Manusia. Direktorat ini mempunyai tanggung jawab, yaitu: Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan Mengatur cash flow perusahaan Mengadakan pelatihan dan peningkatan pengetahuan karyawan. 1.3.1.3 Direktorat Pemasaran Direktorat ini terdiri dari Divisi Penjualan Dalam Negeri, Divisi Penjualan Ekspor, Divisi Pelayanan Jasa dan Divisi Penunjang Pemasaran. Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu Memasarkan produk di dalam dan luar negeri sesuai dengan persyaratan pelanggan Pelaksanaan terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat (program imunisasi) Pendistribusian produk 1.3.1.4 Direktorat Produksi Direktorat ini terdiri dari Divisi Produksi Vaksin Bakteri, Divisi Produksi Vaksin Virus, Divisi Produksi Farmasi, Divisi Teknik dan Pemeliharaan dan Divisi Logistik. Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu
6
Melakukan produksi untuk menghasilkan vaksin virus, vaksin bakteri, sera dan diagnostika yang memenuhi persyaratan pelanggan Memastikan produksi telah sesuai prosedur dan produk sesuai spesifikasi 1.3.1.5 Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Direktorat ini terdiri dari Divisi Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Divisi Pengawasan Mutu, Divisi Hewan Laboratorium, Divisi Surveilans dan Evaluasi Produk dan Divisi Penelitian dan Pengembangan. Direktorat ini mempunyai tanggungjawab, yaitu Pengendalian material Pengembangan dan pelaksanaan pengujian mutu untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan memenuhi persyaratan pelanggan Melakukan aktivitas penelitian dan pengembangan produk
1.3.2
Konsumen
Pembeli terbesar dari produk vaksin dan sera dalam negeri di Indonesia adalah Pemerintah. Oleh karena itu, kebijakan Pemerintah mempunyai pengaruh yang besar dalam penentuan harga produk vaksin untuk Program Pemerintah. Sedangkan pembeli produk vaksin dan sera dari luar negeri adalah negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti India.
1.3.3
Produk
Berikut adalah produk-produk yang dihasilkan PT. Bio Farma (Persero), yaitu:
7
Tabel 1.1 Produk-Produk Bio Farma
Kategori
Produk
Vaksin Virus
Vaksin Oral Polio Vaksin Campak Vaksin Hepatitis-B
Vaksin Bakteri
Vaksin Tetanus Toxoid (TT) Vaksin Diphtheria Tetanus (DT) Vaksin Diphtheria Tetanus Pertusis (DTP) Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) Vaksin Tetanus dan Diphtheria (Td)
Vaksin Kombinasi
Vaksin DTP-HB
Serum
Serum Anti Tetanus Serum Anti Diphtheria Serum Anti Bisa Ular Serum Anti Rabies
Produk Lain
PPD RT 23 Serum Golongan Darah Serum Aglutinasi Untuk Diagnostik Aquabidestilata
1.3.4
Visi, Misi, Budaya dan Kebijakan Perusahaan
Visi : “Bio Farma menjadi produsen vaksin dan sera yang berdaya saing global”. Misi : 1. Memproduksi dan menyediakan vaksin dan sera yang berkualitas internasional untuk kebutuhan Pemerintah dalam rangka program imunisasi nasional, swasta nasional, regional dan internasional.
8
2. Mengelola
perusahaan
agar
tumbuh
dan
berkembang
secara
berkelanjutan dengan menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. 3. Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya.
Budaya Perusahaan Setiap organ perusahaan yang bersikap dan berpikir secara profesional, memiliki integritas yang tinggi, serta bekerja secara transparan dan akuntabel. 1. Profesional -
bekerja sesuai sistem dan prosedur yang berlaku
-
terbuka dalam mengemukakan
dan
menghargai perbedaan
pendapat -
senantiasa memiliki tekad untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan
-
penuh percaya diri dan tegar dalam menghadapi setiap tantangan dan rintangan
-
menjadi pribadi yang bertanggung jawab
2. Integritas -
memiliki visi ke depan
-
berdisiplin tinggi
-
dapat dipercaya
-
bertindak jujur dan memiliki kompetensi
-
mendarmabaktikan seluruh potensi yang dimiliki dalam rangka kemakmuran perusahaan
-
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 9
3. Transparan -
berpegang teguh pada prinsip keterbukaan
-
senantiasa adil dan bijaksana dalam melakukan wewenang tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan
-
menyajikan dan menyampaikan informasi atau data secara benar dan lengkap
4. Akuntabel -
senantiasa berusaha mendapatkan, memelihara, dan menggunakan asset-aset dan pendapatan perusahaan dengan benar sesuai wewenang, tugas dan tanggungjawab sebagai organ perusahaan
-
berusaha terus menerus untuk menerapkan dan meningkatkan sistem
pengendalian
manajemen
yang
baik
dan
dapat
dipertanggungjawabkan.
Kebijakan Bio Farma Produsen vaksin, sera dan diagnostika yang senantiasa berupaya: 1. Mampu bersaing secara global 2. Memberi kepuasan kepada pelanggan 3. Membuat produk yang berkualitas internasional 4. Membuat produk yang ramah lingkungan 5. Melakukan perbaikan berkesinambungan 6. Mengendalikan tingkat pencemaran lingkungan 7. Melindungi keselamatan dan kesehatan kerja karyawan 8. Melakukan penghematan penggunaan energi dan sumber daya alam 9. Mentaati peraturan perundangan dan persyaratan lain yang terkait dengan sistem manajemen yang diterapkan
10
1.3.5
Struktur Organisasi
Direktur Utama
Direktorat Utama
Divisi Quality Assurance
Direktorat Keuangan dan SDM
Divisi Administrasi Keuangan
Direktorat Pemasaran
Direktorat Produksi
Direktorat Perencanaan & Pengembangan
Divisi Penjualan Dalam Negeri
Divisi Produksi Vaksin Virus
Divisi Perencanaan & Pengendalian Produksi
Divisi Corporate Secretary
Divisi Anggaran & Akuntansi
Divisi Penjualan Ekspor
Divisi Produksi Vaksin Bakteri
Divisi Pengawasan Mutu
Satuan Pengawas Internal
Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi Pelayanan Jasa
Divisi Produksi Farmasi
Divisi Hewan Laboratorium
Divisi Penunjang Pemasaran
Divisi Teknik & Pemeliharaan
Divisi Surveilans & Evaluasi Produk
Divisi Logistik
Research & Development Division
Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT. Bio Farma (Persero)
Struktur organisasi Bio Farma terdiri dari Direksi, Divisi, Bagian dan Seksi. Satu Divisi bisa membawahi lebih dari satu Bagian. Kepala Divisi memikul segala tanggung jawab yang ada di Divisinya termasuk bertanggung jawab atas tugas-tugas yang didelegasikan ke bawahannya. Direktur Utama bertanggungjawab terhadap keseluruhan aktivitas Bio Farma.
1.3.6
Sumber Daya
Jumlah karyawan Bio Farma sebanyak 848 orang, diantaranya terdapat 3 orang Ph.D lulusan Jepang dan Inggris yang memiliki keahlian di bidang Teknologi Biologi Molekuler dan Immunologi; 8 orang Master yang memiliki pendidikan dalam bidang yang sesuai dengan tuntutan
11
pekerjaannya; 157 orang Sarjana dalam bidang farmasi, ahli kimia, biologi, kedokteran dan kedokteran hewan, yang menjadi tulang punggung dalam proses produksi, quality control, R&D, dan lain sebagainya. Tenaga S1 diberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan training di dalam dan di luar negeri pada institusi-institusi yang melakukan kolaborasi dengan Bio Farma. Selain itu terdapat juga 103 orang lulusan D3 dan sisanya adalah lulusan SMA (analis). Master, 0.86% Doktor, 0.37% SLTP & SD, 21.66%
Sarjana, 18.85% Sarjana Muda, 11.26%
Analis, 47%
Gambar 1.4 Komposisi sumber daya manusia berdasarkan tingkat pendidikan
Dengan kemampuan SDM dan fasilitas produksi yang dimiliki, Bio Farma mampu
untuk
memenuhi
kebutuhan
program
imunisasi
yang
diselenggarakan oleh Pemerintah dengan mutu produk sesuai dengan persyaratan WHO, yaitu vaksin Expanded Program Imunization (EPI) seperti vaksin BCG, DPT, DT, Tetanus, Polio, Campak dan Hepatitis B. Disamping itu, dengan kapasitas yang ada mampu menembus pasar ekspor untuk vaksin yang sudah mendapat WHO recognition seperti campak, polio, DTP, DT dan Tetanus.
12
1.3.7
Perkembangan PT. Bio Farma (Persero)
Produk-produk vaksin dan sera Bio Farma senantiasa berkembang dari tahun ke tahun, dengan menitikberatkan pada produk-produk utama. Proses kreasi, inovasi, dan produksi selama bertahun-tahun yang telah membawa Bio Farma tumbuh dan berkembang menjadi produsen vaksin yang memenuhi kualifikasi WHO, termasuk dalam menyediakan kebutuhan vaksin untuk program munisasi dunia.
Bio Farma telah menjadi salah satu dari 21 produsen vaksin dunia yang mampu memasok kebutuhan vaksin di dalam negeri dan pasar global. Komitmen global yang diembannya merupakan pendorong utama dalam membantu negara-negara lain memberantas berbagai penyakit menular. Ke depan Bio Farma akan terus melakukan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Bio Farma, 1% Chrion, 7%
Lainnya, 10%
Aventis, 23%
Merck, 17% GSK, 23% Wyeth, 19%
Gambar 1.5 Komposisi Penerimaan Dari Penjualan Vaksin Seluruh Dunia Menurut Produser6
Artikel, Advanced Immunization Management, 2005, Karakteristik Pasar Vaksin, Dikutip 5 April 2008 dari http://www.aim-e-learning.stanford.edu/ 6
13
Inovasi, pengembangan fasilitas dan sumber daya yang tepat membawa Bio Farma di pasar global menjadi salah satu produsen vaksin dan sera yang diakui WHO. Semua hal tersebut dapat menunjang kemantapan kinerja produksi. Saat ini kapasitas produksi vaksin Bio Farma mencapai 1,1 miliar dosis, sehingga mampu untuk memasok kebutuhan nasional maupun untuk ekspor ke negara-negara lain, dan sejak tahun 1996 sampai dengan saat ini produk Bio Farma telah diekspor dan digunakan di 100 negara lebih. Rincian kapasitas produksi PT Bio Farma adalah DPT-HB (6 juta dosis), BCG (30 juta dosis), Campak (37 juta dosis), Polio (150 juta dosis), Hepatitis B (20 juta dosis), DPT (60 juta dosis), DT (25 juta dosis) dan TT (83 juta dosis).
1.4 Isu Bisnis PT. Bio Farma (Persero)
Sampai saat ini PT. Bio Farma merupakan satu-satunya produsen vaksin dan sera di Indonesia. Pendatang baru sebagai produsen akan menghadapi kesulitan karena kuatnya “entry barriers” yang ada, antara lain ialah: -
kekhususan teknologi dan SDM
-
skala ekonomis dalam produksi dan pemasaran
-
capital intensive
-
payback period yang panjang
-
kebijakan pemerintah
Diperkirakan pada lima tahun mendatang tidak akan muncul produsen baru di Indonesia. Namun perusahaan vaksin dunia dapat memasuki pasar Indonesia meski tanpa membangun pabrik di Indonesia pada masa 14
mendatang dengan memasarkan produk melalui perusahaan mitra lokalnya dan hal ini yang selayaknya diwaspadai. Perusahaan vaksin dunia tersebut akan menawarkan produk dengan teknologi dan inovasi yang lebih baik. Diketahui bahwa dari demikian banyak kompetitor perusahaan dunia, PT. Bio Farma saat ini menempatkan GlaxoSmithKline (GSK) sebagai kompetitor utama dari segi inovasi produk.
GlaxoSmithKline adalah perusahaan farmasi multinasional kedua terbesar di dunia. GSK memiliki angka penjualan hingga £22.7 miliar dengan keuntungan mencapai £7.8 miliar. Perusahaan ini bermarkas di Brentford, London, Inggris. Perusahaan yang didirikan tahun 2000 ini beroperasi di 70 negara, dan mempekerjakan sekitar 100.728 pekerja. Produk yang ditawarkan oleh GSK ini diantaranya adalah produk vaksin, produk farmasetika dan alat-alat medis.7
1.5 Perumusan Masalah PT. Bio Farma (Persero)
1.5.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia usaha farmasi di Indonesia, banyak usaha farmasi baru yang muncul menawarkan berbagai produk yang aktual dan terkini bagi masyarakat umum. Selain itu, dunia usaha farmasi harus berhadapan dengan berbagai tantangan, salah satunya adalah terbentuknya pasar tunggal farmasi ASEAN yang akan menyebabkan produk farmasi lebih leluasa keluar masuk diantara negara-negara ASEAN tanpa adanya barrier.8
Wikipedia,2008, GlaxoSmithKline, Dikutip 15 April 2008 dari http://en.wikipedia.org/wiki/GlaxoSmithKline 8 Ibid 7
15
Oleh karena itu, perusahaan farmasi di Indonesia akan memasuki kondisi usaha yang semakin kompleks dan terus berubah. Hal ini merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi untuk tetap bertahan dan terus berkembang didalam dunia usahanya. PT. Bio Farma sebagai suatu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi tidak luput dari tantangantantangan yang ada dalam dunia usaha tersebut, diantaranya yaitu:
TANTANGAN
Gambar 1.6 Perumusan Masalah PT. Bio Farma (Persero)
Internal: -
Tenaga pemasaran yang dimiliki oleh perusahaan masih belum optimal dalam mengembangkan cakupan pasar swasta
-
Jumlah jenis produk yang dapat dipasarkan belum optimal
-
Sarana dan prasarana serta SDM untuk medukung kegiatan penelitian dan pengembangan masih sangat terbatas 16
-
Keterbatasan dana yang menyulitkan dalam melakukan investasi dan pengembangan
-
Harga jual beberapa produk belum kompetitif dengan produk sejenis di pasar dunia
Eksternal: -
Kebijakan badan-badan internasional terutama WHO, CVI dan UNICEF mempunyai pengaruh yang cukup besar dengan dampaknya pada teknologi produksi, quality control, pola pengadaan maupun penggunaan vaksin
-
Kebijakan pemerintah dalam pengalokasian anggaran dan penetapan harga vaksin tidak selalu proporsional dengan perkembangan faktorfaktor pembentuk harga vaksin
-
Teknologi produksi vaksin berkembang dengan pesat
-
Kemampuan ekonomi masyarakat masih terbatas yang menyebabkan penyediaan vaksin sebagian besar masih tergantung pada anggaran pemerintah (captive market)
-
Kesadaran masyarakat di bidang imunisasi masih rendah
-
Adanya beberapa klaim atas produk Bio Farma yang diekspor ke beberapa negara
-
Tidak stabilnya kondisi perekonomian Indonesia dan fluktuasinya nilai tukar mata uang asing
1.5.2 Pemilihan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, Bio Farma harus memiliki strategi yang
kuat
untuk
dapat
berkembang
dan
beradaptasi
terhadap
kompleksitas dan perubahan yang terjadi. Salah satu langkah yang perlu 17
ditempuh untuk menjawab tantangan tersebut adalah dengan melakukan peningkatan didalam pengembangan agar dapat bersaing dengan para kompetitor sehingga Bio Farma akan mampu memanfaatkan potensi informasi dan pengetahuan yang ada berdasarkan kebutuhan pasar saat ini dan yang akan datang.
Sehubungan dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan, terdapat beberapa hal yang menyangkut proses pengembangan poduk baru. Selain manfaat dari pengembangan produk baru, juga terdapat resiko yaitu kegagalan dalam mengembangkan produk baru. Penyebab kegagalan tersebut dapat berasal dari intern perusahaan maupun eksternal perusahaan. Salah satu yang dapat menyebabkan kegagalan tersebut adalah keterbatasan sumber daya yang dapat menghambat kinerja R&D perusahaan.
1.5.3 Rumusan dan Pembatasan Masalah Rumusan beberapa pokok pembahasan pada penelitian ini akan mengacu pada isu bisnis yang telah diuraikan, yaitu: -
Bagaimana tahapan pengembangan produk baru di PT. Bio Farma (Persero)?
-
Hal-hal apa yang menyebabkan terjadinya masalah?
-
Bagaimana langkah perbaikan yang harus dilakukan?
Agar pembahasan pada penelitian ini mempunyai arah dan tujuan yang jelas, maka perlu dilakukan pembatasan terhadap masalah yaitu:
18
-
Pembahasan mengenai kesuksesan proses pengembangan produk baru yang mengacu pada kinerja R&D sebagai barometer kesuksesan suatu perusahaan
-
Sumber daya yang dimaksud mengacu pada sumber daya manusia dan infrastruktur dimana hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kesuksesan pengembangan suatu produk
-
Produk difokuskan pada vaksin yang merupakan produk andalan utama yang terus berkembang sesuai dengan kebutuhan pasar saat ini dan yang akan datang
19