BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Suatu ide bisnis sering kali tercipta dari hasil pengamatan berbagai industri dan perusahaan serta tingkat stres masyarakat perkotaan yang disatukan menjadi suatu inovasi untuk menjawab permintaan pasar yang ada. Latar belakang industri dan kondisi lingkungan yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1.1.1 Industri Spa Sejak zaman dahulu air dan penyembuhan merupakan hal yang berkaitan satu sama lain. Pada zaman kejayaan Roma, Baths, atau yang dikenal sebagai tempat untuk mandi dan membersihkan diri merupakan pusat kesehatan, penyembuhan dan bersosialisasi. Pada abad ke-16, mandi dan membersihkan diri menjadi populer. Hal ini berlanjut hingga abad ke-18, dimana mengunjungi tempat spa tidak hanya dilakukan untuk menjaga kesehatan, namun juga sebagai salah satu upaya untuk bersosialisasi dan dikenal oleh masyarakat luas. Di abad ke-20, spa masih termasuk ke dalam perawatan yang digemari oleh masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya
1
2
biaya yang dihabiskan oleh masyarakat untuk melakukan perawatan spa. (George Kersley, 1992) Spa berasal dari bahasa latin yang merupakan singkatan dari Solus Per Aqua. Solus Per Aqua memiliki arti pengobatan atau perawatan melalui air. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa spa adalah suatu sistem pengobatan atau perawatan dengan air atau dikenal juga dengan istilah Hydrotheraphy. Secara rinci, spa didefinisikan
sebagai
penatalaksanaan
kesehatan
dengan
mempergunakan air dalam berbagai bentuk untuk mengobati suatu penyakit atau mempertahankan kesehatan individu. (http://tiwihealthcare.blogspot.com/2009/02/spa-spa-merupakan-suatusingkatan-dari.html) Saat ini, salon dan spa merupakan salah satu tempat tujuan umum yang mudah ditemui oleh masyarakat yang ingin melakukan perawatan diri. Salon dan spa menjadi salah satu tempat tujuan untuk refreshing atau relaksasi selain mall, bioskop, dan tempat karaoke. Salon dan spa di Indonesia pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang pesat. Bisnis spa semakin bergairah sejak tahun 2000 hingga saat ini, dimana saat itu spa menjadi tren masyarakat perkotaan di tengah-tengah kesibukan mereka, sejalan dengan kebutuhan masyarakat untuk menjaga kesehatan, kecantikan, dan kebugaran. (http://puslit.petra.ac.id/journals/management/, 18 Mei 2010)
3
Tradisi dan budaya Indonesia merupakan lingkungan yang cocok bagi tumbuh kembangnya industri spa dan pendukungnya. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara peng-ekspor produk spa seperti jamu-jamuan, minyak atsiri, dan rempah-rempah. Didukung hal tersebut, tempat-tempat yang melayani spa di Indonesia, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bali pun menjamur. (http://zetzu.blogspot.com/2010/10/perkembangan-spa-diindonesia.html) Dengan jumlah ribuan tempat spa yang ada, Indonesia semakin mantap sebagai salah satu negara tujuan pelayanan spa tingkat dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditetapkannya Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan pameran dan seminar “International Spa, Herbs and Natural Cosmetics” beberapa tahun lalu. Industri spa mengalami perkembangan yang sangat pesat di Bali karena didukung oleh beberapa faktor, diantaranya adalah tingkat kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal yang lebih tinggi dibanding tempat-tempat lainnya, tradisi serta lingkungan di Bali sangat mendukung perkembangan industri spa berikut produk pendukungnya. (http://liburan.info/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id= 826) Industri spa merupakan salah satu industri yang menyumbang pendapatan terbesar bagi Indonesia. Menurut Menteri Kebudayaan
4
dan Pariwisata, industri spa di Indonesia mengalami pertumbuhan ketiga terbesar dan tercepat di kawasan Asia setelah India dan China. Hal ini dapat terlihat pada pertumbuhan spa di Indonesia yang mencapai 7% di tahun 2010, hampir menyamai pertumbuhan spa di China sebesar 8% dan India 11%. Perkembangan industri spa tidak dapat
dipisahkan
dari
industri
pariwisata
yang
ada.
(http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/11/05/18/lldy o1-wowoindustri-spa-indonesia-masuk-tiga-besar-asia) Berdasarkan artikel yang diterbitkan oleh Professional Beauty Association (PBA), industri spa merupakan salah satu industri yang menjanjikan. Hal ini dibuktikan dengan kondisi industri spa yang relatif stabil saat terjadinya krisis ekonomi global di akhir tahun 2000-an. Penurunan yang dialami industri spa jauh lebih sedikit dibandingkan industri-industri lain yang ada. Industri spa bahkan telah mengalami pertumbuhan kembali di kuarter ketiga tahun 2009. Secara keseluruhan, industri spa telah menunjukkan kinerja yang sangat baik.
5
Gambar 1.1 Jumlah Pertumbuhan Pendapatan Karyawan: Salon/SPAs vs. Industri Swasta di Amerika (sumber: Profession Beauty Association)
Meningkatnya
kesadaran
masyarakat
akan
pentingnya
menjaga kesehatan diri serta tren gaya hidup yang berubah merupakan salah satu pemicu munculnya tempat-tempat spa di Jakarta.
10
tempat
spa
yang
direkomendasikan
oleh
www.wolipop.com adalah sebagai berikut: 1. Etoile, yaitu spa dengan interior ala Prancis yang menerapkan konsep holistic dalam perawatannya dengan kisaran harga yang ditawarkan mulai Rp 500.000,00 hingga Rp 1.700.000,00. 2. Jamu Traditional Spa, yaitu menyajikan spa tradisional dengan harga mulai dari Rp 350.000,00. 3. Rhea’s Chamber, yaitu spa yang memberikan keunikan dengan Rainbow Water Drop dan kisaran harga yang ditawarkan mulai
6
dari Rp 60.000,00 hingga Rp 400.000,00. 4. Taman Sari Royal Heritage Spa, spa yang mengkombinasikan terapi air, bahan herbal alami dan tradisional Jawa dengan kisaran harga mulai Rp 200.000,00. 5. Bali Heritage Reflexiology & Spa, spa yang memberikan sensasi serasa di Pulau Dewata dengan kisaran harga mulai dari Rp 150.000,00. 6. Spa at Four Seasons Hotel, yaitu spa terbaik di Jakarta menggunakan bahan herbal alami dengan harga mulai dari Rp 345.000,00. 7. Martha Tilaar Salon & Day Spa, spa yang menghadirkan suasana alami dan nyaman dengan kombinasi arsitektur antara Jawa dan Bali dengan kisaran harga mulai dari Rp 300.000,00. 8. Svana Spa, spa yang terkenal dengan terapi suara yang dapat menstimulasi seluruh indra manusia, terutama telinga dengan kisaran harga mulai dari Rp 100.000,00 hingga Rp 800.000,00. 9. Roger’s Salon Clinic & Spa, spa dengan suasana yang nyaman dan asri diiringi alunan musik yang lembut dengan kisaran harga Rp 80.000,00. 10. Lusense Aesthetic Center, spa yang menyajikan pijitan tradisional Korea, dimulai dari harga Rp 200.000,00. Beberapa daftar tempat spa diatas merupakan tempat spa yang ditujukan bagi orang dewasa, khususnya wanita. Sedangkan tempat
7
spa yang dikhususkan bagi anak-anak diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Roi & Reine, spa yang ditujukan untuk bayi, anak-anak dan ibu yang baru melahirkan. 2. Buble & Me, spa yang ditujukan bagi bayi dan anak-anak dengan range usia 0 hingga 12 tahun. 3. Mom & Jo, spa yang pada awalnya didedikasikan bagi ibu hamil, namun seiring berjalannya waktu dan permintaan para pelanggan, Mom & Jo kini dapat melayani hampir semua lapisan, dari bayi hingga orang dewasa.
1.1.2 Tingkat Stres Masyarakat Perkotaan Kemacetan yang menjadi masalah di kota-kota besar di Indonesia merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat stres masyarakat perkotaan. Menurut studi yang dipimpin oleh Profesor Psikologi dan Perilaku Sosial, Susan Charles, kekesalan yang dihadapi setiap hari akibat terjebak macet dapat menumpuk terus menerus dapat menyebabkan masalah kejiwaan di kemudian hari. Masyarakat dapat menghabiskan waktu di jalan selama berjam-jam setelah
seharian
beraktifitas
(http://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup)
diluar
rumah.
8
Survei tentang Happiness Index (HI) yang dilakukan oleh Frointier Consulting Group menyatakan bahwa Jakarta termasuk kota yang penduduknya paling tidak bahagia dengan persentase sebesar 46,20%, disusul oleh kota-kota besar lainnya yaitu Makassar, Surabaya, Medan, Bandung dan Semarang. Berdasarkan hasil survei dari Frointier Consulting Group ditemukan beberapa pemicu mengapa Jakarta menjadi kota yang paling tidak bahagia, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Keadaan sosial-budaya Jakarta. 2. Biaya hidup yang mahal. 3. Kemacetan. 4. Individualisme. 5. Tingkat kejahatan. 6. Banjir. Hidup di zaman yang serba modern, khususnya di kota besar, menyebabkan banyak perubahan dalam pola hidup masyarakat. Gaya hidup di kota besar yang ditandai oleh kesibukan kerja yang sangat tinggi, hiruk pikuk suasana kehidupan, serta tekanan hidup yang sangat
berat
keseimbangan
seringkali hidup
dan
menjadikan mengalami
masyarakat stres
kehilangan
berkepanjangan.
Kehidupan yang tidak harmonis ini dapat menimpa siapapun tanpa mengenal usia ataupun jenis kelamin.
9
Saat ini, stres tidak hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga dapat dialami oleh anak kecil dan remaja. Menurut Fox (2005), dalam bukunya “Too Stressed to Think”, dijelaskan bahwa anak bahkan lebih sering stres jika dibandingkan dengan orang dewasa karena anak cenderung tidak bisa menenangkan diri sendiri. Sebagian besar disebabkan oleh kurangnya komunikasi karena aktivitas orang tua yang terlalu sibuk sehingga sedikit sekali waktu yang dihabiskan bersama anaknya. Dalam kenyataannya, anak sangat membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang tua mereka. Menurut Olivia (2010), stres pada anak dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu: 1. Orang tua, misalnya perpisahan, perceraian, kematian dan tekanan orang tua terhadap nilai atau prestasi anak. 2. Sekolah, misalnya tampil di depan kelas, guru yang galak dan sekolah pagi. 3. Teman-teman sebaya, misalnya merasa terkucil, tidak punya teman dan di-bully di sekolah. Berdasarkan laporan dari Komnas Perlindungan Anak, tercatat bahwa 82,9% penyebab anak stres justru berasal dari kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua. Hal ini sangat disayangkan jika tidak ditanggulangi sejak dini dan/atau dicegah secepatnya karena anak adalah masa depan bangsa yang harus di perhatikan perkembangannya sehingga dapat tumbuh menjadi insan
10
yang memiliki budi pekerti luhur serta terhindar dari hal-hal yang tidak dinginkan.
1.2
Ide Bisnis Menurut Effendy (1997), “kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan”. Selain itu, menurut Stanberry & Jackson (2012), gaya hidup sehat merupakan salah satu pengeluaran terbesar dalam kehidupan rumah tangga. Berdasarkan data dan informasi diatas mengenai industri spa serta tingginya tingkat stres masyarakat perkotaan, maka Penulis memiliki ide untuk menciptakan suatu bisnis yang bergerak dalam industri spa yang diberi nama “Lolita Spa”. Perusahaan menggunakan nama Lolita yang berasal dari kata “Lola” dalam bahasa Spanyol yang memiliki arti anak pintar dan cantik. Hal ini disesuaikan dengan target market utama Lolita Spa, yakni anak-anak dengan detail sebagai berikut: Anak perempuan usia 6-17 tahun. Ibu yang ingin menemani anak perempuannya melakukan spa. Dikutip dari Kimberly & Edna (2009), yang dicari oleh para pelanggan spa adalah tempat yang dapat memberikan kenyamanan serta dapat membantu penyembuhan dimana mereka sekaligus dapat menikmati waktu bersama dengan teman, kerabat dan pasangan mereka. Menurut keduanya, segmen
11
anak remaja yang mendatangani tempat spa juga meningkat. Anak remaja merupakan salah satu segmen yang berkembang dengan cepat dalam industri spa. Berdasarkan data dari International Spa Association (ISPA), 14% pelanggan yang datang ke tempat spa merupakan anak-anak remaja. Oleh karena itu, segmen ini merupakan pangsa pasar yang menjanjikan juga. “Chilren have played active role in what the family buys as well as in the family decision making process”. (Clow & Back, 2013) Lolita Spa dirancang sebagai tempat relaksasi untuk mengembalikan keseimbangan dan kesegaran tubuh, pikiran dan jiwa dari rutinitas harian serta membantu mempererat hubungan antara ibu dan anak. “With both spouses working, many parents are increasingly aware of the importance of spending quality time with their children”. (Schiffman & Wisemblit, 2012) Hingga saat ini, spa banyak dikenal sebagai perawatan kaum wanita oleh masyarakat pada umumnya. Dengan tujuan untuk menyediakan tempat relaksasi yang dapat memberikan rasa tenang dan nyaman serta membantu anak-anak dan remaja melupakan stres yang mereka alami, Lolita Spa dibentuk, sehingga anak-anak dan remaja dapat memperoleh penanganan yang tepat dalam menghadapi stres yang dialami. Relaksasi yang ditawarkan tidak hanya dalam bentuk pijatan lembut atau massage, namun juga latihan pernapasan bersama dan peregangan otot yang dituntun oleh para pengajar, sehingga diharapkan calon pelanggan akan merasakan ketenangan serta perasaan rileks setelah melakukan perawatan.
12
1.3
Ruang Lingkup Bisnis model creation ini akan dijalankan di daerah Kemang, Jakarta Selatan dan dikhususkan untuk pelayanan spa bagi anak-anak baik yang masih kecil ataupun remaja dengan rentang usia 6 sampai 17 tahun serta ibunya.
1.4
Tujuan Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari bisnis model spa untuk anak-anak dan ibunya, “Lolita Spa”, adalah sebagai berikut: 1.
Menciptakan suatu bisnis model yang bergerak dalam industri spa khususnya untuk anak-anak sampai remaja dengan menerapkan pengukuran tingkat stres menggunakan stres analyzer dan latihan pernapasan dan peregangan otot terlebih dahulu guna mendukung diperolehnya perasaan rileks setelah dilakukan perawatan.
2.
Memperoleh keuntungan usaha bagi Pengelola Lolita Spa yang menanamkan modal.
3.
Menjadi partner yang terpercaya bagi calon Pelanggan dalam memberikan pelayanan spa.
4.
Mendirikan bisnis yang menguntungkan dan berkembnag secara berkesinambungan
13
1.5
Manfaat Manfaat dari bisnis model spa untuk ibu dan anak “Lolita Spa” bagi pihak-pihak terkait adalah sebagai berikut: 1.
Pihak Pengelola Pengelola memperoleh capital gain dari pendapatan atas hasil investasi dalam industri spa.
2.
Pihak Pelanggan Pelanggan memperoleh pelayanan spa berkualitas dengan harga yang terjangkau serta dapat mempererat hubungan antara ibu dan anak yang menjadi fokus pelayanan Lolita Spa.
3.
Pihak pembaca Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dalam industri spa di Indonesia.
1.6
Sistematika Penulisan Laporan business model creation ini dijabarkan dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab pertama menjelaskan secara singkat mengenai latar belakang penulisan laporan, ide bisnis, ruang lingkup, tujuan, manfaat serta sistematika penulisan yang digunakan.
14
BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab kedua memberikan penjelasan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan topik yang dibahas, yaitu teori mengenai definisi serta penyebab stres, pengertian santai, makna spa, serta bisnis model canvas, teori analisa lingkungan internal dan eksternal, teori analisa market, teori market strategy dan teori mengenai perencanaan dan perkiraan keuangan. BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN BISNIS Bab ketiga menjelaskan lebih jauh tentang bisnis model kanvas menggunakan 9 building blocks dan strategi-strategi dalam mengimplementasikan 9 building blocks serta analisa-analisa terkait bisnis model. BAB 4 : RENCANA BISNIS Bab keempat berisi pembahasan mengenai business plan, diantaranya adalah struktur perusahaan, rencana keuangan, gambaran lokasi dan hasil survei. BAB 5 : KESIMPULAN Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi mengenai kesimpulan atas kelayakan dari bisnis model Lolita Spa serta potensi usaha Lolita Spa di masa depan agar tetap dapat bersaing dengan kompetitor dan dapat mengikuti perkembangan zaman.