BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dituntut untuk mampu memberikan kontribusi nyata, berupa peningkatan kualitas pendidikan dan hasil belajar kepada masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan dan hasil belajar mutlak dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Proses pembelajaran yang dilaksanakan di instansi pendidikan formal yang berupa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dilaksanakan tanpa membeda-bedakan siswa yang masuk ke SMK, sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pandangan hidup Pancasila. SMK mempunyai kekhususan yang terletak pada mata pelajaran produktif. Seperti halnya mata pelajaran lain, standar isi (SI) dan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran produktif juga perlu dikaji. Kegiatan kajian diusulkan agar dilakukan dengan melibatkan para praktisi pendidikan, praktisi ahli, dan praktisi industri, yang menuntut SMK melaksanakan proses pembelajaran dengan perbandingan materi dengan praktik yang berimbang, yaitu 40%:60% dengan pola link and match program. Tujuannya agar terjadi kesepadanan antara dunia pendidikan sebagai pemasok tenaga kerja (supply driven), dengan dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) sebagai pengguna tenaga kerja (demand driven). Dunia pendidikan harus mengadaptasi kompetensi keahlian dari dunia usaha dan dunia
Dina Herdiana, 2011 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Learning … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
industri, sehingga terjadi penyesuaian kompetensi yang dibutuhkan pihak Industri dengan materi yang diaplikasikan di dunia pendidikan. Penerapan program ini di
Dina Herdiana, 2011 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Learning … Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3 dunia SMK dikenal dengan sebutan Praktik kerja industri (Prakerin). Prakerin ditujukan untuk siswa, untuk mengaplikasikan ilmu pelajaran yang didapat di sekolah ke dunia usaha dan dunia industri. Lulusan SMK pada dasarnya dituntut untuk memiliki kompetensi dibidangnya. Kompetensi yang dimiliki lulusan SMK dapat diaplikasikan di dunia kerja dan dapat membekali untuk melajutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, selain itu juga diharapkan bisa membekali untuk membuka lapangan kerja (wirausaha). Mata pelajaran Kewirausahaan merupakan mata pelajaran adaptif yang diberikan kepada siswa SMK yang bertujuan agar siswa dapat mengaktualisasikan diri dalam perilaku wirausaha. Isi mata pelajaran Kewirausahaan difokuskan pada perilaku wirausaha sebagai fenomena empiris yang terjadi di lingkungan siswa. Berkaitan dengan hal tersebut, siswa dituntut lebih aktif untuk mempelajari peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi di lingkungannya. Pembelajaran kewirausahaan dapat menghasilkan perilaku wirausaha dan jiwa kepemimpinan, yang sangat terkait dengan cara mengelola usaha untuk membekali siswa agar dapat berusaha secara mandiri. Pembelajaran kognitif dilaksanakan pada mata pelajaran Kewirausahaan. Pembelajaran Kewirausahaan tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian
informasi,
tetapi
lebih
mengutamakan
pada
pengembangan
kemampuan dan proses pengolahan informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang kurang bervariasi mengakibatkan suasana pembelajaran kurang kondusif, sehingga perhatian dan pemahaman siswa menjadi berkurang, yang menyebabkan
4 prestasi belajar kurang baik. Berikut adalah gambaran nilai mata pelajaran Kewirausahaan yang diperoleh siswa kelas XI di SMK Vijayakusuma tahun pelajaran 2010/2011. Tabel 1.1 Nilai Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK Vijayakusuma tahun pelajaran 2010/2011 Kelas A Kelas B Nilai Kualifikasi Persentase Persentase Frekuensi Frekuensi (%) (%) 90 – 100 A 1 2,78 4 9,52 75 – 89 B 11 30,56 9 21,43 60 – 74 C 24 66,67 25 59,52 0 – 59 D 0 0 4 9,52 Jumlah 36 100 42 100 (Dokumen SMK Vijayakusuma Bandung, 2010) Berdasarkan tabel di atas, ternyata prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan di kelas A dan kelas B masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat dari perolehan nilai A hanya 2,78%, atau satu orang untuk kelas A dari 36 siswa, dan 9,52% atau empat orang untuk kelas B dari 42 siswa. Perolehan nilai terbesar masih berada pada kualifikasi C, dengan perolehan nilai kelas A sebanyak 24 orang atau 66,67% dari 36 siswa, dan perolehan nilai kelas B sebanyak 25 orang atau 59,52% dari 42 siswa. Penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas yang terjadi adalah pembelajaran ceramah, hal ini menyebabkan tingkat aktivitas belajar siswa menjadi berkurang, karena siswa hanya menerima materi pelajaran dari guru. Penggunaan metode pembelajaran lain dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam
proses
penyampaian
pelajaran,
khususnya
pada
mata
pelajaran
5 Kewirausahaan,
karena
metode
pembelajaran
pada
dasarnya
mampu
meningkatkan aktifitas pembelajaran di dalam kelas. Metode pembelajaran yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan aktifitas siswa dapat dilakukan dengan cara kerja sama dan pertukaran pendapat, melalui latihan dan tugas dengan bekerja sama dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada siswa lain. Pembelajaran diprogram secara cermat serta dilakukan bimbingan kepada masing-masing kelompok, sampai siswa dapat berinteraksi dan menguasai materi yang didiskusikan. Metode tersebut adalah metode
pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran
kooperatif
adalah
suatu
pengajaran yang melibatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil untuk menetapkan tujuan bersama. Metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, selain itu dengan memperhatikan permasalahan tersebut, maka kiranya perlu dibuktikan melalui penelitian seberapa besar “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif model Jigsaw Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar pada Mata Pelajaran Kewirausahaan (Siswa Kelas XI SMK Vijayakusuma Kota Bandung)”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh yang signifikan dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan (siswa kelas XI SMK Vijayakusuma Kota Bandung)”?
6 Lebih rinci masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 2. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar dan kreativitas siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 3. Seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan pembelajaran ceramah? 4. Bagaimana efektivitas pembelajaran kooperatif model Jigsaw yang diterapkan pada mata pelajaran Kewirausahaan? C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Metode
pembelajaran
yang
digunakan
pada
mata
pelajaran
Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha adalah metode pembelajaran Kooperatif model Jigsaw dan metode pembelajaran ceramah. 2. Bagaimana
tingkat
keefektifan
penggunaan
metode
pembelajaran
kooperatif model Jigsaw pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha dilihat dari prestasi belajar dan kreativitas siswa.
7 3. Bagaimana perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan metode ceramah pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa. Secara lebih khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya: 1. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dan dengan menggunakan metode pembelajaran ceramah. 2. Perbedaan peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan, pada kompetensi dasar menganalisis peluang usaha, antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan pembelajaran ceramah. 3. Perbedaan kreativitas siswa antara kelas yang menggunakan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dengan kelas yang menggunakan pembelajaran ceramah. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu sebagai berikut:
8 1. Manfaat bagi guru Menciptakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan untuk meningkatkan pemahaman tetang penggunaan metode pembelajaran yang efektif digunakan di dalam kelas. 2. Manfaat bagi siswa Memberikan pengalaman baru dalam porses pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi interaksi dan kerjasama yang positif antara siswa. 3. Manfaat bagi peneliti Memberikan informasi dalam proses pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. F. Definisi Operasional Untuk memperjelas perumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka berikut ini dijelaskan definisi operasional, yaitu sebagai berkut: 1. Pengaruh dalam penelitian ini dapat diartikan data yang ada akibat adanya suatu perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw. 2. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran kelompok yang beranggotakan 4 – 6 orang dengan kemampuan yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok membaca bagiannya, kemudian siswa dari kelomok mendiskusikan bagian mereka. Setelah selesai meereka kembali ke kelompok semula dan secara bergantian menjelaskan bagian mereka kepada anggota kelompok asal. (Slavin, 2010: 236).
9 3. Prestasi belajar adalah salah satu bukti yang menunjukan kemampuan atau keberhasilan seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot/nilai yang berhasil diraihnya. Menurut Winkel (1996). “Suatu keberhasilan belajar dilihat dari perubahan kualitas siswa terhadap kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik”, pendapat Bloom (Sagala, 2010: 34). 4. Mata pelajaran Kewirausahaan adalah suatu mata pelajaran yang didalamnya membahas dan menyampaikan materi keterampilan siswa dalam berwirausaha. G. Sistematika Penulisan Sistematika berperan sebagai panduan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka dilakukan pembagian penulisan ke dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB I Pendahuluan berisikan pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teoritis menjelaskan teori-teori yang mendukung kepada proses pembelajaran, konsep pembelajaran kooperatif model Jigsaw, tinjauan mata pelajaran, hipotesis dan anggapan dasar. BAB III Metodologi Penelitian menjelaskan metodologi penelitian, di mana mencakup metode penelitian, desain penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengujian instrumen penelitian,
10 hasil analisis instrumen, teknik analisis data, pengujian hipotesis, dan perhitungan N-Gain. BAB IV Hasil dan Pembahasan Penelitian berisikan tentang hasil penelitian yang mencakup penelitian, deskripsi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian. BAB V Simpulan dan Saran berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.