BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha di Indonesia mengalami persaiangan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang industri maupun jasa. Persaingan tersebut salah satunya disebabkan oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat, munculnya para pesaing baru yang berpotensi dalam mengembangkan
produk-produk
yang
beranekaragam
dan
berkualitas.
Dengan semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berdampak pada perkembangan usaha, maka perusahaan terus dituntut untuk meningkatkan seluruh aktivitas agar mampu bersaing dalam mempertahankan kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga tujuan perusahaan akan tercapai. Kunci penting di dalam memenangkan bisnis adalah kebutuhan akan informasi yang cepat dan tepat, terlebih lagi di jaman era globaliasi seperti saat ini. Tersedianya sistem informasi bermanfaat dalam mengambil keputusan manajemen secara umum dan manajemen persediaan bahan baku secara khusus, sehingga perusahaan semakin menyadari akan pentingnya informasi dalam memperlancar kegiatan informasinya. Informasi pada dasarnya merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi agar keputusan yang diambil tepat dan relevan. Menurut McLeod (2004) Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi juga
1
2
disebut data yang diproses atau data yang memiliki arti. Informasi merupakan data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Pada jaman sekarang aktivitas perusahaan semakin berkembang sehingga menambah kompleknya masalah dan akan mengakibatkan
kemampuan
pimpinan
perusahaan
dalam
mengawasi
perusahaannya akan semakin terbatas. Oleh sebab itu perlu adanya pendelegasian wewenang kepada pegawainya secara sistematis agar tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai dengan baik dan tepat waktu. Salah satu cara untuk mencapai tujuan organisasi adalah dengan cara menerapkan sistem informasi, yang merupakan salah satu sarana yang diperlukan dalam menunjang suatu lembaga atau perusahaan untuk meningkatkan efektivitas sistem kinerjanya. Hal ini sangat diperlukan dalam jenis perusahaan industri dan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Pengelolaan persediaan melalui sistem informasi akuntansi persediaan sangat penting bagi perusahaan manufaktur dalam menunjang proses operasional perusahaan. Menurut Jogiyanto, HM. (2008) sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama- sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sedangkan menurut Mulyadi (2001) dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal.
3
Sistem informasi diartikan sebagai kerangka yang terdiri dari sumber daya yang terkoordinasi, yaitu mengumpulkan, memproses, mengendalikan, dan manajemen data melalui tahapan yang terintergrasi, guna menghasilkan informasi yang disampaikan melalui jaringan komunikasi dalam perusahaan. Menurut Hartono (2005:11) Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Suatu informasi yang berkualitas dihasilkan oleh suatu sistem informasi yang efektif, tidak akan terjadi jika perusahaan tidak dapat menggunakan sistem informasi tersebut dengan efektif dan efisien seperti yang diungkapkan oleh Gelinas (2005). Maka dalam suatu penerapan suatu sistem informasi akuntansi, perusahaan harus dapat menggunakannya dengan baik pula. Pada kenyataanya masih terdapat banyak kendala yang timbul dalam menerapkan suatu sistem informasi di dalam suatu perusahaan yang juga diungkapkan oleh Romney (2003) kendala-kendala tersebut akan menjadikan suatu sistem tidak bekerja sama secara harmonis, sehingga menghambat keefektifan suatu sistem informasi akuntansi. Sistem informasi akuntansi sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen
dalam
(Susanto,2004:124).
proses
pengambilan
keputusan
dibidang
keuangan
4
Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku memiliki arti penting bagi perusahaan dalam mengelola persediaan bahan baku. Pengelolaan informasi membutuhkan kecepatan dan ketelitian dalam proses. Dalam sistem informasi persediaan bahan baku, terdiri dari pembahasan mengenai prosedur penerimanaan, penyimpanan dan pengeluaran bahan baku di gudang, formulir-formulir yang digunakan dan penerapan atas pengendalian internal atas persediaan bahan baku, sehingga perusahaan dapat segera mengetahui jumlah persediaan bahan baku dan memberitahukan kepada manajer apabila ada jenis bahan baku tertentu yang memerlukan penambahan. Menurut Ristono (2009:1) persediaan dapat diartikan sebagai barangbarang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi dan persediaan barang jadi. Persediaan bahan baku dan bahan setengah jadi disimpan sebelum digunakan atau dimasukan ke dalam proses produksi, sedangkan persediaan barang jadi atau barang dagangan disimpan sebelum dijual atau dipasarkan. Dengan demikian setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha umumnya memiliki persediaan. Pengendalian diterapkan untuk mencapai suatu tujuan, yaitu untuk mengurangi resiko terjadinya hal yang negatif atau yang tidak diharapkan tanpa adanya pengendalian suatu kondisi yang membawa dampak yang negatif bagi perusahaan mungkin akan terjadi kehilangan atau kerusakan aset. Dengan penerapan pengendalian internal yang efektif akan mengurangi resiko sampai ke suatu tingkat yang dapat diterima.
5
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen dan personal lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (1) keandalan pelaporan keuangan, (2) efektifitas dan efisiensi operasi dan (3) kepatuhan terhadap hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku dinyatakan oleh IAI (2001). Menurut Hastoni dkk (2006) sistem pengendalian internal yang memadai dalam pengelolaan persediaan barang jadi, yaitu harus adanya pemisahan fungsi yang baik yang melakukan perencanaan, penerimaan, pengeluaran, dan pencatatan dengan adanya persetujuan dari pejabat yang berwenang. Demikian pula setiap transaksi persediaan bahan baku harus disertai bukti-bukti atau dokumen yang dapat diandalkan derajat kepercayaanya. Kuat lemahnya kondisi pengendalian internal perusahaan dapat mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi. Dalam penerapannya di perusahaan pengendalian internal tidak hanya mencakup masalah keuangan dan akuntansi saja, tetapi mencakup setelah aspek manajerial yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer, jenis pengendalian meliputi pengendalian umum (General Control) dan pengendalian aplikasi (Application Control). Kedua jenis pengendalian ini dirancang untuk diterapkan pada aplikasi pengolahan data akuntansi perusahaan guna mengahasilkan informasi yang berkualitas. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku akan berjalan dengan efektif apabila pengendalian intern dapat berjalan dengan baik dan efektif, karena
6
unsur
pengendalian internal ini memiliki pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan komponen-komponen pembentuk sistem lainnya. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan BUMN yaitu PT. PINDAD (PERSERO) yang berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat, yang menerapkan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku. Dimana penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada perusahaan tersebut kurang berjalan dengan efektif dalam menghasilkan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Hal ini terlihat dari tabel pembelian material produksi tahun 2013 sebagai berikut : Tabel 1.1 Tabel Pembelian Material Produksi
No I
Uraian
(Jutaan Rupiah) TC KK
JT
MU
MI
HK
1 Ferro
11,34
20,73
6,67
12,36
15,54
-
2 Non Ferro
9,09
179,68
1,15
0,20
0,33
-
3 Kimia
0,35
16,35
0,06
1,97
1,88
-
-
2,15
0,01
0,18
3,09
6,22
5 Mesiu, peledak
2,86
22,92
-
-
-
-
6 Cat, prastik, resin dll.
0,00
29,87
0,94
0,91
2,95
-
7 Atk, kayu, textile dll
1,08
13,43
0,45
0,52
5,65
3,48
8 Perkakas & suku cadang
60,84
31,79
32,75
78,24
399,05
3,11
85,58
316,93
42,03
94,39
428,48
12,81
Anggaran
4 Minyak, pelumas
Jumlah I
7
II
Realisasi 1 Ferro
17,75
38,08
7,68
58,32
15,28
-
2 Non Ferro
3,86
260,12
1,42
8,68
1,10
-
3 Kimia
1,26
22,33
0,31
17,52
4,63
-
-
4,39
0,01
3,15
3,61
10,16
5 Mesiu, peledak
3,11
38,43
-
-
-
-
6 Cat, prastik, resin dll
0,00
33,25
1,74
7,28
14,44
-
7 Atk, kayu, textile dll
3,11
25,66
1,22
1,38
8,31
-
8 Perkakas & suku cadang
42,93
49,31
42,02
103,26
426,53
-
72,01
471,55
54,40
199,59
473,90
10,16
4 Minyak, pelumas
Jumlah II
Sumber: data primer yang telah diolah Tabel 1.1 menunjukan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku pada PT. PINDAD (PERSERO) kurang berjalan dengan efektif dalam menghasilkan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang memadai dapat membantu manajer untuk mengetahui berapa jumlah persediaan bahan baku yang tersisa, sehingga manajer dapat menentukan berapa jumlah bahan baku yang akan dibeli untuk kelancaran proses produksi dalam menciptakan barang jadi. Apabila perusahaan kekurangan persediaan bahan baku, tentu akan sangat menghambat dalam proses produksi dalam menciptakan barang jadi yang siap untuk dijual, sehingga dapat menurunkan pendapatan perusahaan. Kelebihan persediaan bahan baku juga dapat menimbulkan pemborosan biaya yang disebabkan oleh
8
peningkatan biaya penyimpanan dan pemeliharaan, serta penurunan kualitas atas kerusakan yang disebabkan oleh lamanya penyimpanan. Sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku yang diterapkan tidak terlepas dari pengendalian internal. Pengendalian internal sangat mendukung terhadap efektivitas tidaknya sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku. Jadi efektivitas pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas penerapan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku. Namun seberapa besar pengaruh efektivitas pengendalian internal yang selama ini diterapkan di perusahaan-perusahaan masih harus diteliti. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Peranan Efektivitas Pengendalian Internal Dalam Mempengaruhi Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku (Suatu studi kasus pada PT. PINDAD (PERSERO)).” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah penulis paparkan maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini, sebagai berikut : 1. Bagaimana
peranan
efektivitas
pengendalian
internal
dalam
mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku. 2. Seberapa
besar
peranan
efektivitas
pengendalian
internal
dalam
mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.
9
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi tentang sistem informasi akuntansi persediaan dalam menunjang efektivitas pengelolaan bahan baku. Sedangkan tujuan penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana peranan efektivitas pengendalian internal dalam mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku. 2. Untuk
mengetahui
seberapa
besar
peranan
peranan
efektivitas
pengendalian internal dalam mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.. 1.4 Kegunaan penelitian Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap agar hasilnya dapat berguna untuk berbagai pihak, diantaranya : 1. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan penulis tentang Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Bahan Baku. 2. Bagi Perusahan Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran kepada perusahaan khususnya pada efektivitas pengendalian internal dalam menghasilkan sistem informasi akuntansi persediaan bahan baku.
10
3. Bagi Pihak Lain Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi dan rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah PT. PINDAD (PERSERO) yang berlokasi di Jalan Jendral Gatot Subroto No. 517 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Desember sampai dengan selesai.