BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhankebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin meningkat perlu adanya jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Pembiayaan merupakan indikator utama untuk mengukur perkembangan atau pertumbuhan pangsa pasar, sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi besarnya jumlah pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat oleh sebuah lembaga keuangan. Perbankan Syariah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan adanya jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syari’ah
1
2
Islam.1 Sebagai sebuah bank dengan prinsip khusus, maka Bank Islam diharapkan dapat menjadi lembaga keuangan yang dapat menjembatani antara pemilik modal atau pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Penghimpunan dana dilakukan melalui simpanan dan investasi seperti giro wadiah, tabungan, dan deposito berjangka yang lazim juga disebut sebagai sumber dana tradisional.2 Sedangkan penyaluran dana dilakukan dengan beberapa macam akad seperti, murabahah, Istishna, mudharabah, musyarakah, dan salam.3 Keunggulan Perbankan Syariah terletak pada sistem yang berdasarkan atas prinsip bagi hasil dan bagi resiko (Profit and Loss Sharing).Sistem ini diyakini oleh pakar ekonomi Islam sebagai jalan keluar untuk menghindari penerimaan dan pembiayaan bunga yang diyakini tergolong riba.4 Bank Syariah yang hadir sebagai representasi kebutuhan masyarakat muslim dalam sektor keuangan, secara konseptual akan selalu mengacu pada upaya meningkatkan kesejahteraan umat manusia secara utuh. Perkembangan Perbankan Syariah semakin pesat. Hal ini dibuktikan semakin hari semakin bertambah bank konvensional yang tertarik membuka unit usaha syariah, semakin banyaknya pendirian Bank 1
Muhammad Syafi’i Antonio., Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001) hlm.187. 2 Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 578 3 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoretis dan Praktis, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 39. 4 Kasmir.Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004). hlm. 25.
3
Umum Syariah dan BPRS. Dalam upaya penyempurnaan lembaga Perbankan Syariah pada tahun 2008 pemerintah mengeluarkan UU no.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-undang ini dianggap sebagai angin segar, sekaligus sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya mendukung tumbuhnya Perbankan Syariah. Alhasil dengan dikeluarkannya UU no.21 tahun 2008 ini menjadikan pertumbuhan Perbankan Syariah dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan yang signifikan.5 PT. Bank Syariah Mandiri mulai beroperasi tanggal 1 November 1999. Kelahiran BSM merupakan buah usaha bersama dari para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang pentingnya Bank Syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero). PT. Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasi idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa Perbankan di Indonesia. Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan Bank Umum Syariah yang memiliki peranan penting kedua setelah Bank Muamalat Indonesia (BMI).Salah satu bentuk pertanggung jawaban sosial Bank Syariah adalah memberikan pembiayaan. Per akhir 2012, kucuran pembiayaan mencapai Rp 32,79 triliun, atau sebesar 73,3% dari total pembiayaan sebesar Rp 5
Sumar’in, Konsep Kelembagaan Bank Syariah (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), hlm. 52.
4
44,76 triliun. Porsi tersebut meningkat dibandingkan pada akhir 2011, posisi pembiayaan sebesar Rp 26,78 triliun, atau sebesar 72,9% dari total pembiayaan Rp 36,73 triliun. BSM mencatat penyaluran KUR yang sudah sangat baik, tahun 2012 target KUR Rp 750 miliar pencapaiannya. Pembiayaan mempunyai beberapa tujuan yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah, dan mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.6 Pada lembaga keuangan syariah ini juga tidak lepas dari penghimpunan dana yang dilakukan dari pihak ketiga. Perkembangan jumlah dana dari pihak ketiga berasal melalui sumber dana Al-wadiah, Mudharabah, Mudharabah Mutlaqah atau Mudharabah Muqayyadah.7 Penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri
mengalami
peningkatan
setiap
tahunnya.
Berikut
data
perkembangan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri. Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan BSM Periode 2010-2012 Uraian Pembiayaan
2010
2011
2012
(Rp Miliar)
(Rp Miliar)
(Rp Miliar)
23.968
36.727
44.755
Sumber :Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri
6
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2005) hlm. 305. Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta, Ekonisia, 2003) 7
5
Dari tabel tersebut dapat terlihat bahwa penyaluran pembiayaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan dari 23.968 miliar naik menjadi 44.755 miliar. Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik berskala kecil maupun besar, dengan masa pengendapan yang memadai. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 1.2 Pembiayaan Per Skim Periode 2011-2012 Jenis Pembiayaan Murabahah
2011 (Rp juta) 19.773.813
2012 (Rp juta) 27.549.264
Mudharabah
4.671.140
4.273.760
Musyarakah
5.428.201
6.336.769
Lainnya
6.853.525
6.595.015
36.726.679
44.754.808
Jumlah Pembiayaan per skim
Sumber: Laporan Tahunan 2012 PT Bank Syariah Mandiri8 Dari tabel tersebut diatas dapat terlihat bahwa pembiayaan per skim periode 2011-2012 ditunjukkan oleh pembiayaan murabahah yaitu pada tahun 2011 sebesar 19.773.813 kemudian pada tahun 2012 meningkat sebesar 27.549.264. Penyaluran pembiayaannya didominasi oleh pembiayaan murabahah. Murabahah merupakan pembiayaan Bank 8
mei 2014
http://www.syariahmandiri.co.id /home/investor/annual report tahun 2011, Diakses 24
6
Syariah melalui sistem jual beli untuk barang atau jasa dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Mekanisme ini bisa digunakan untuk kebutuhan modal kerja atau kepemilikan sebuah barang dengan cara dicicil. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat apa-apa atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama sekali.9 Tabel 1.3 Perkembangan Total Pembiayaan, DPK dan Margin Keuntungan PT. Bank Syariah Mandiri Tbk Periode tahun 2010-2012
2010
Total Pembiayaan (Rp Triliun) 23,97
Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) 29,00
Marjin Keuntungan (Rp) 1.366.532
2011
36,73
42,62
1.513.362
2012
44,75
47,41
2.172.916
Tahun
Sumber: Data diolah 2014 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total pembiayaan yang diberikan pada tahun 2010 hingga tahun 2012 terus meningkat secara signifikan hingga mencapai angka Rp 44.75 Triliun. Dana pihak ketiga adalah dana nasabah yang disalurkan kepada bank dan menjadi aset terbesar yang dimiliki oleh Bank Syariah. Idealnya, 9
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), hlm. 48.
7
dana yang berasal dari masyarakat ini merupakan suatu tulang punggung (basic) dari dana yang dikelola oleh BSM untuk memperoleh keuntungan.10 Dana Pihak ketiga setiap tahunnya mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan pada tahun 2010 sebesar Rp 29 Triliun kemudian pada tahun 2011 jumlah dana pihak ketiga BSM tumbuh sebesar Rp 42.62 Triliun, dana pihak ketiga yang dihimpun BSM terus meningkat hingga mencapai Rp 47.41 Triliun pada tahun 2012. Sudah banyak yang dilakukan untuk menguji pengaruh simpanan (DPK) terhadap penyaluran pembiayaan dan mempunyai hasil yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan Luluk Chorida (2010), dan Siswati (2009) menunjukkan hasil simpanan (DPK) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran dana (pembiayaan), penelitian yang dilakukan oleh Hery Hardianto (2010) menunjukkan hasil bahwa variabel DPK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan, sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Khodijah Hadiyyatul Maula (2008) menunjukkan hasil bahwa variabel simpanan (DPK) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anatasya Sri (2013) menunjukkan hasil bahwa secara parsial DPK tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan.
10
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking: Sebuah Teori, Konsep, danAplikasi,(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 579.
8
Marjin keuntungan merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli, dalam hal ini bank sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli. Dengan kata lain marjin keuntungan merupakan pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Marjin keuntungan mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Dapat dilihat perkembangan pendapatan marjin dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami peningkatan pendapatan dari 1.513.362 naik menjadi 2.172.916. Penelitian Khodijah Hadiyyatul Maula (2008) menunjukkan hasil bahwa marjin keuntungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Begitu pula penelitian yang dilakukan Luluk Chorida (2010) yang menunjukkan hasil bahwa marjin keuntungan berpengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan. Berdasarkan uraian tersebut ada beberapa variabel yang menurut peneliti lebih berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan murabahah, maka penelitian ini akan meneliti ulang variabel-variabel yang pernah diteliti. Dengan menggunakan variabel DPK, Marjin keuntungan serta menggunakan objek penelitian pada Bank Syariah Mandiri. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. Bank Syariah Mandiri dikarenakan lembaga keuangan ini merupakan Bank Syariah dengan market share terbesar di Indonesia. Nasabah prioritas di Bank Syariah Mandiri ada sekitar 500-an ribu orang di seluruh Indonesia dan jumlah ini
9
bertambah sekitar 1500-an nasabah setiap tahunnya. Target realnya sendiri, hingga akhir tahun adalah Rp 3-4 triliun. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap PT Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah Mandiri juga telah memperoleh berbagai macam penghargaan dalam berbagai bidang dari beragam institusi dari dalam dan luar negeri. Prestasi ini mencerminkan tingkat kepercayaan dan apresiasi masyarakat yang sangat tinggi kepada BSM. Sebagai Bank Syariah terbesar di Indonesia, PT Bank Syariah Mandiri meyakini bahwa pertumbuhan Bank Syariah Mandiri akan memberi kontribusi positif pada pertumbuhan
ekonomi
bangsa.
Berdasarkan
uraian
yang
telah
dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul: “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), dan Margin Keuntungan Terhadap Penyaluran Pembiayaan Murabahah (Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri Tbk Periode 2010-2012).
B. Rumusan Masalah 1. Apakah dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri? 2. Apakah margin keuntungan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri?
10
3. Apakah dana pihak ketiga,dan margin keuntungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri?
C. Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup penelitian dan agar tujuan penelitian ini dapat tercapai, maka peneliti memberikan batasan penelitian sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian ini adalah PT Bank Syariah Mandiri. 2. Periode penelitian yang diamati adalah tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. 3. Dalam penelitian ini dibatasi pada variabel dana pihak ketiga, margin keuntungan,
dan
pengaruhnya
yakni,
penyaluran
pembiayaan
murabahah sebagai variabel dependen.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1) Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui dana pihak ketigasecara parsial berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri. b. Untuk mengetahui margin keuntungan secara parsial berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri.
11
c. Untuk mengetahui dana pihak ketiga, dan margin keuntungan secara simultan berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri. 2) Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Seminar Manajemen
Keuangan
Syariah,
Manajemen
Keuangan,
Manajemen Risiko, Ekonomi Makro Islam, Fiqih Muamalah, Ekonomi Islam, Manajemen Perbankan Syariah, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya. b. Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan penganalisaan tentang laporan keuangan pada perusahaan. 2. Manfaat dalam implementasi atau praktik. a. Penelitian ini memfokuskan kepada tugas akhir perkuliahan yang guna untuk memenuhi tugas akhir semester dengan membuat penelitian skripsi. b. Penelitian ini juga memfokuskan kepada PT Bank Syariah Mandiri sebagai objek penelitian, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan sehubungan dengan kinerja keuangan perusahaan. c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan tolak ukur, menambah pengetahuan dan sumber informasi yang dapat
12
dijadikan sebagai bahan masukan, serta berguna bagi pembanding bagi penelitian yang serupa.
E. Kerangka Teori 1. Dana Pihak Ketiga (DPK) a. Pengertian Dana Pihak Ketiga Dana ini merupakan simpanan suka rela atau tabungan dari para anggota/nasabah BSM. Jumlah dan sumber dana ini sangat luas dan tidak terbatas. Dilihat dari cara pengembaliannya sumber dana ini dapat dibagi menjadi dua, yakni simpanan lancar (Tabungan), dan Simpanan tidak Lancar (deposito). Dana pihak ketiga merupakan sumber dana yang berasal dari masyarakat yang terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki akan disalurkan ke berbagai jenis pembiayaan. 1) Giro Wadiah, adalah giro yang dijalankan berdasarkan akad wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. Dalam kaitannya dengan produk giro, Bank Syariah menerapkan prinsip wadiah yad dhamanah, yakni nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada Bank Syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan Bank Syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi yang disertai hak untuk mengelola dana titipan dengan tanpa mempunyai
13
kewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan pengelolaan dana tersebut. Namun, Bank syariah diperkenankan memberikan insentif berupa bonus dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya. (Fatwa DSN-MUI No.01/DSN-MUI/VI/2000). 2) Tabungan Wadiah Tabungan Wadiah merupakan Transaksi penitipan dana atau barang dari pemilik kepada penyimpan dana atau barang dengan kewajiban bagi pihak yang menyimpan untuk mengembalikan dana atau barang titipan sewaktu-waktu. 3) Tabungan Mudharabah adalah tabungan dengan akad mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati sejak awal.(Fatwa DSN-MUI No. 02/DSN-MUI/IV/2000). 4) Deposito (Time Deposits) Mudharabah Deposito mudharabah merupakan simpanan anggota/nasabah dengan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah dimana pemilik dana (shahibul maal) mempercayakan dananya untuk dikelola bank (mudharib) dengan bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati di muka antara nasabah (shahibul maal) dengan bank yang bersangkutan.11
11
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta: PT Grasindo, 2005), hlm.57.
14
b. Hubungan Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan Secara teknis yang dimaksud simpanan adalah seluruh dana yang dihasilkan dari produk penghimpunan dana dari masyarakat pada lembaga keuangan syariah, seperti: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah. Salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan, sehingga semakin meningkat sumber dana yang ada maka Bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin meningkat pula. Pembiayaan
merupakan
salah
satu
aktiva
produktif
yang
merupakan lawan dari pada dana pihak ketiga (DPK). Karenanya permintaan
dan
penawaran
terhadap
pembiayaan
juga
haruslah
mempertimbangkan faktor likuiditas dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) karena dengan semakin meningkatnya dana pihak ketiga yang dikumpulkan maka kemungkinan semakin
meningkat pula
pembiayaan atau penyaluran dana yang akan diberikan Bank kepada masyarakat. Rumus yang digunakan untuk mencari Dana Pihak Ketiga, yaitu sebagai berikut:12
(
12
)=
Total dana pihak ketiga Total asset
Khodijah Hadiyyatul Maula, “Pengaruh Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri”, (Yogyakarta: UIN Sunan KaliJaga, 2008), hlm. 39
15
2. Margin Keuntungan a. Pengertian Margin Keuntungan Margin keuntungan, merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli, dalam hal ini bank sebagai penjual sedangkan nasabah sebagai pembeli. Margin keuntungan dalam murabahah dapat ditetapkan sedemikian rupa sehingga memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan Bank-bank Islam.13 Dengan kata lain margin keuntungan merupakan pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:14
=
Pend. jual beli murabahah Total pend. operasi utama
b. Hubungan Margin Keuntungan dengan Pembiayaan Margin keuntungan merupakan pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Bank dapat mempertinggi pembiayaan murabahah bulan sekarang dengan melihat berapa jumlah margin keuntungan bulan sebelumnya. Apabila bulan sebelumnya bank bisa memperoleh margin keuntungan yang tinggi maka bank akan semakin mempertinggi jumlah pembiayaan 13
murabahah
pada
bulan
sekarang.
Sehingga
margin
Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Marjin pada Bank Syariah (Yogyakarta: UII Press, 2004) hlm. 94. 14 Khodijah Hadiyyatul Maula, “Pengaruh Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri”, (Yogyakarta: UIN Sunan KaliJaga, 2008), hlm. 40
16
keuntungan
mempunyai
pengaruh
positif
terhadap
pembiayaan
murabahah. Semakin tinggi margin keuntungan yang diperoleh suatu bank maka semakin banyak kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan. 3. Pembiayaan Murabahah Salah satu aspek penting dalam Perbankan Syariah adalah proses pembiayaan yang sehat. Yang dimaksud proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi halal dan baik serta menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan, atau bahkan lebih. Pada Bank Syariah, proses pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi kondisi bank yang sehat tetapi juga berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayai.15 Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah. Antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).16 Murabahah adalah jasa pembiayaan dengan mengambil bentuk transaksi jual beli dengan cicilan. Pada perjanjian murabahah atau markup, bank membiayai pembelian barang atau asset yang dibutuhkan oleh
15
Sunarto Zulkifli, Panduan PraktisTransaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), Cet. Pertama, hlm. 138. 16 Pratin dan Akhyar Adnan, “Analisis hubungan Simpanan, Modal Sendiri, NPL, Prosentase Bagi Hasil dan Mark up Keuntungan terhadap Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia (BMI)”, SINERGI Edisi Khusus on Finance, 2005.
17
nasabahnya dengan membeli barang itu dari pemasok barang dan kemudian menjualnya kepada nasabah tersebutdengan menambahkan suatu mark-up atau keuntungan. Dengan kata lain, penjualan barang oleh bank kepada nasabah dilakukan atas dasar cost-plus profit.17 Baik mengenai barang yang dibutuhkan oleh nasabah maupun tambahan biaya atau mark-up yang akan menjadi imbalan bagi bank, dirundingkan dan ditentukan di muka oleh bank dan nasabah yang bersangkutan. Keseluruhan harga barang dibayar oleh pembeli (nasabah) secara mencicil. Pemilikan (ownership) dari asset tersebut dialihkan kepada nasabah (pembeli) secara proporsional sesuai dengan cicilancicilan yang telah dibayar. Dengan demikian, barang yang dibeli berfungsi sebagai agunan sampai seluruh biaya dilunasi. Bank diperkenankan pula meminta agunan tambahan dari nasabah yang bersangkutan. Harus disadari benar bahwa bank pada akhirnya bukanlah pedagang barang, tetapi pedagang jasa keuangan yang memberikan fasilitas pembiayaan. Transaksi murabahah, sekalipun menyangkut jual beli barang, pada hakikatnya adalah transaksi pembiayaan. Hanya dengan diciptakannya hubungan-hubungan hukum dalam satu dokumen perjanjian antara pihak-pihak dalam transaksi murabahah, fungsi bank sebagai lembaga pembiayaan dapat terjaga dan tidak beralih menjadi berfungsi sebagai pedagang barang.
17
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2005), hlm. 64
18
Dalam transaksi murabahah harus dimungkinkan terjalinnya sekaligus hubungan-hubungan hukum sebagai berikut:18 a) Hubungan hukum antara bank dan pemasok barang. b) Hubungan hukum antara bank dan nasabah pembeli barang c) Hubungan hukum antara nasabah pembeli barang dan pemasok barang. Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendifinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti Bank Syariah, kepada nasabah. Alokasi dana (pembiayaan) mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1) Mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan tingkat risiko yang rendah. 2) Mempertahankan kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.
18
Ibid, hlm. 67
19
F. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Luluk Chorida (2010) mengenai Pengaruh Jumlah dana, Inflasi, dan Margin terhadap Pembiayaan UKM (Studi Pada Bank-bank Syariah di Indonesia) menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh signifikansi dana pihak ketiga, inflasi, dan tingkat margin terhadap alokasi pembiayaan UKM pada bank-bank Syariah di Indonesia. Dari ketiga variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, Inflasi, tingkat margin) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel dependen (Pembiayaan UKM) adalah Alokasi dana pihak ketiga.19 Khodijah
Hadiyyatul
Maula
(2008)
melakukan
penelitian
mengenai Pengaruh Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel simpanan (DPK) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Untuk Modal sendiri dan marjin keuntungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Untuk NPF berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.20
19
Luluk Chorida, “Pengaruh Jumlah dana, Inflasi, dan Margin terhadap Pembiayaan UKM (Studi Pada Bank-bank Syariah di Indonesia), (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim, 2010). 20 Khodijah Hadiyyatul Maula, “Pengaruh Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri”, (Yogyakarta: UIN Sunan KaliJaga, 2008), Skripsi.
20
Siswati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Bonus SWBI terhadap penyaluran dana Bank Syariah (Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mega Indonesia).21 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendiskripsikan DPK, NPF, dan Bonus SWBI secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap penyaluran dana yang diberikan oleh Bank Syariah Mega Indonesia. Dari hasil olah data diperoleh bahwa secara parsial variabel DPK mempunyai pengaruh signifikan dalam memprediksi penyaluran dana. Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Hery Hardianto (2010) mengenai Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan yang disalurkan serta implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia.22 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan sedangkan Non Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan pada Bank Muamalat Indonesia.
21
Siswati, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), dan Bonus SWBI terhadap penyaluran dana Bank Syariah (Studi Kasus pada PT Bank Syariah Mega Indonesia)”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, 2009. 22 Hery Hardianto, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan yang disalurkan serta implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia”, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah, 2010),Skripsi.
21
Anatasya Sri (2013) melakukan penelitian mengenai Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan ROA terhadap Pembiayaan Syariah secara umum berdasarkan Bank Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa DPK, CAR, dan ROA secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan PLS, sementara NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Hasil yang lainnya adalah DPK, ROA, CAR dan NPF secara simultan mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan.23 Sejalan dengan penelitian-penelitian tersebut, Lidya Cecilia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Simpanan (Dana Pihak Ketiga), Modal Sendiri, Non Performing Financing dan Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mega Indonesia.24 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel DPK dan margin keuntungan mempunyai pengaruh dalam pembiayaan murabahah Bank Syariah Mega Indonesia di masa yang akan datang. Nilai modal sendiri berpengaruh signifikan namun negatif terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan nilai NPF secara parsial tidak signifikan berpengaruh terhadap pembiayaan yang diberikan Bank Syariah Mega Indonesia.
23
Anatasya Sri, “Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan ROA terhadap Pembiayaan Syariah secara umum berdasarkan Bank Indonesia”, The IBEA, International Confrence on Business, Economic, and Accounting, Bangkok, 2013. 24 Lidya Cecilia, “Pengaruh Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Non Performing Finance, dan Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan murabahah pada Bank Syariah Mega Indonesia” (Semarang: Universitas Padjadjaran, 2013) Skripsi.
22
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini mengenai pengaruh jumlah dana pihak ketiga dan margin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah pada PT Bank Syariah Mandiri bisa dilihat dari berbedanya alat analisis, ruang lingkup penelitian, dan tahun penelitian.
23
Tabel 1.4 Penelitian Terdahulu No 1
Peneliti Luluk Chorida (2010)
Judul Pengaruh Jumlah dana, Inflasi, dan Margin terhadap Pembiayaan UKM (Studi Pada Bank-bank Syariah di Indonesia)
Variabel Metode Variabel Analisis Independen: Kuantitatif Jumlah dana Pihak deskriptif Ketiga, Inflasi, dan Tingkat Margin Pinjaman Variabel Dependen: Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
2
Khodijah Pengaruh Simpanan (DPK), Hadiyyatul Maula Modal Sendiri, Marjin (2008) Keuntungan dan NPF terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mandiri.
Variabel Independen: Simpanan (DPK), Modal Sendiri, Marjin Keuntungan dan NPF Variabel dependen:
Analisis Uji Linear Berganda
Hasil Secara simultan terdapat pengaruh signifikansi dana pihak ketiga, inflasi, dan tingkat margin terhadap alokasi pembiayaan UKM pada bank-bank Syariah di Indonesia. Dari ketiga variabel independen (jumlah dana pihak ketiga, Inflasi, tingkat margin) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel dependen (Pembiayaan UKM) adalah Alokasi dana pihak ketiga dengan nilai statistik t hitung sebesar 16,619. Variabel simpanan (DPK) berpengaruh negatif terhadap pembiayaan murabahah. Untuk Modal sendiri dan marjin keuntungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Untuk NPF berpengaruh secara negatif
24
3
4
5
Siswati (2009)
Hery Hardianto (2010)
Anatasya Sri (2013)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), NPF, dan Bonus SWBI Terhadap Penyaluran Dana Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT Bank Syariah Mega Indonesia)
Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap Pembiayaan yang disalurkan serta implikasinya pada Return on Assets (ROA) di Bank Muamalat Indonesia.
Pengaruh DPK, CAR, NPF, dan ROA terhadap Pembiayaan Syariah secara umum berdasarkan Bank
Pembiayaan Murabahah Variabel Independen: DPK, NPF, dan Bonus SWBI.
Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Dependen: Penyaluran Dana
Variabel Analisis Independen: Regresi Dana Pihak Ketiga Berganda (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) Variabel Dependen: Pembiayaan Variabel Independen: DPK, CAR, NPF, ROA
Analisis regresi berganda
dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Hasil dari penelitian yaitu secara parsial DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran dana Bank Syariah Mega Indonesia, sedangkan NPF dan Bonus SWBI tidak signifikan berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syariah Mega Indonesia. Secara simultan DPK, NPF, dan Bonus SWBI berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan. Variabel Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan, sedangkan NPF memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa DPK, CAR, dan ROA secara parsial tidak mempunyai pengaruh
25
6
Lidya Cecilia (2013)
Sumber: data diolah 2014
Indonesia.
Variabel dependen: Pembiayaan
Pengaruh Simpanan (Dana Pihak Ketiga), Modal Sendiri, Non Performing Financing dan Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Mega Indonesia.
Variabel Independen: DPK, Modal Sendiri, NPF, dan Margin Keuntungan Variabel dependen: Pembiayaan murabahah
Analisis Statistik Regresi Berganda
terhadap pembiayaan PLS. sementara NPF mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. hasil yang lainnya adalah DPK, ROA, CAR dan NPF secara simultan mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan. Secara parsial variabel DPK dan margin keuntungan mempunyai pengaruh dalam pembiayaan murabahah Bank Syariah Mega Indonesia di masa yang akan datang. Sedangkan modal sendiri berpengaruh signifikan namun negatif terhadap pembiayaan murabahah, sedangkan nilai NPF secara parsial tidak signifikan berpengaruh terhadap pembiayaan yang diberikan.
26
G. Kerangka Pemikiran Dari tabel penelitian terdahulu tersebut dapat diketahui bahwa sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dana pihak ketiga (DPK) dan Marjin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. a. Hubungan simpanan (DPK) terhadap pembiayaan murabahah Secara teknis yang dimaksud simpanan adalah seluruh danayang dihasilkan dari produk penghimpunan dana dari masyarakat pada lembaga keuangan syariah, seperti: giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah. Salah satu sumber dana yang bisa digunakan untuk pembiayaan adalah simpanan, sehingga semakin meningkat sumber dana yang ada maka Bank akan dapat menyalurkan pembiayaan semakin meningkat pula. Penelitian yang dilakukan Luluk Chorida (2010), dan Siswati (2009) menunjukkan hasil simpanan (DPK) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyaluran dana (pembiayaan), penelitian
yang
dilakukan
oleh
Hery
Hardianto
(2010)
menunjukkan hasil bahwa variabel DPK memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan, sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Khodijah Hadiyyatul Maula (2008) menunjukkan hasil bahwa variabel simpanan (DPK) berpengaruh
27
negatif
terhadap
pembiayaan
murabahah.
Berbeda
dengan
penelitian yang dilakukan oleh Anatasya Sri (2013) menunjukkan hasil bahwa secara parsial DPK tidak mempunyai pengaruh terhadap pembiayaan. b. Hubungan Margin keuntungan terhadap pembiayaan murabahah Margin keuntungan merupakan pendapatan utama dari pembiayaan murabahah. Apabila bulan sebelumnya bank bisa memperoleh margin keuntungan yang tinggi maka bank akan semakin mempertinggi jumlah pembiayaan murabahah pada bulan sekarang. Sehingga margin keuntungan mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah.Semakin tinggi margin keuntungan yang diperoleh suatu bank maka semakin banyak kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan. Penelitian
Khodijah
Hadiyyatul
Maula
(2008)
menunjukkan hasil bahwa marjin keuntungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah.Begitu pula penelitian
yang
dilakukan
Luluk
Chorida
(2010)
yang
menunjukkan hasil bahwa margin keuntungan berpengaruh signifikan terhadap alokasi pembiayaan. Dari uraian tersebut, maka kerangka pemikiran untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
28
Dana Pihak Ketiga (X1) Margin Keunt. (X2)
Ha1 Pembiayaan murabahah(Y)
Ha2
Ha3 Sumber: Data diolah 2014 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
H. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran yang diuraikan sebelumnya, dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. H01: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel dana pihak ketiga terhadap penyaluran pembiayaan murabahah. Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel dana pihak ketiga terhadap penyaluran pembiayaan murabahah. 2. H02: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel margin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah. Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial variabel margin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah. 3. H03 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel dana pihak ketiga, dan margin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah.
29
Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel dana pihak ketiga, dan margin keuntungan terhadap penyaluran pembiayaan murabahah.
I. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian literatur dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Dan penelitian ini bersifat asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT Bank Syariah Mandiri Tbk. Bank ini dipilih dengan alasan: a) PT Bank Syariah Mandiri merupakan pemegang pangsa pasar industri
perbankan
syariah
terbesar di
Indonesia.
Hal
ini
mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi kepada Bank Syariah Mandiri. b) Bank Syariah Mandiri telah meraih beragam penghargaan dari berbagai lembaga, baik dalam maupun luar negeri. Hal ini menunjukkan kinerja Bank Syariah Mandiri yang terus membaik dari tahun ke tahun.
30
3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Syariah Mandiri sebagai sumber data.25 Sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Convenience sampling yaitu prosedur untuk mendapatkan unit sampel menurut keinginan peneliti. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bulanan Bank Syariah Mandiri Tbk periode Januari 2010 sampai dengan Oktober 2012 sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 laporan keuangan bulanan.26 4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan data bulanan selama periode pengamatan, yaitu data yang dapat dihitung dan diukur secara langsung berupa angka dan nilai.27 Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan bulanan perusahaan Bank Syariah Mandiri yang diperoleh dari situs resmi www.syariahmandiri.co.id.28
25
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2003),
hlm.119 26
Usman Rianse dan Abdi, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi (Teori dan Aplikasi), (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 208 27 Mudrajad Kuncoro, op. cit., hlm.124 28 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.42
31
5. Teknik Pengumpulan Data Penentuan metode pengumpulan data dipengaruhi oleh jenis dan sumber data penelitian yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi. Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang menjadi bahan penelitian terutama laporan keuangan neraca dan laba rugi yang diperoleh dari Bank Syariah Mandiri selama periode 2010-2012. 6. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel bebas (independent variabel) dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga dan marjin keuntungan sedangkan variabel terikatnya (dependent variabel) adalah penyaluran pembiayaan murabahah. 7. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional variabel yaitu penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Hal ini akan dijabarkan pada tabel 1.5 berikut.
32
Tabel 1.5 Variabel, Konsep dan Indikator
Jenis Variabel
Nama Variabel
Definisi Operasional
Variabel
Pembiayaan
Pembiayaan
Terikat
murabahah
murabahahmerupakan
Skala
jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
Rasio
yang disepakati antara pihak bank dan nasabah. Dalam murabahah, penjual menyebutkan harga pembelian barang kpd pembeli, kemudian ia mensyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu. Variabel Bebas
Dana Pihak Ketiga
Sumber dana yang (
berasal dari masyarakat yang terhimpun melalui produk giro wadiah, tabungan wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Dana pihak ketiga yang dimiliki akan disalurkan ke berbagai jenis pembiayaan.
=
)
Total dana pihak ketiga Total asset
33
Variabel Bebas
Margin
Marjin Keuntungan yg
Keuntungan
diperoleh dari hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli
=
Pend. jual beli murabahah Total pend. operasi utama
murabahah dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini bank sebagai penjual sedang nasabah sebagai pembeli. Sumber: data diolah, 2014
8. Uji Asumsi Klasik Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda di mana untuk bisa dilakukan pengujian hipotesis harus dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Uji Asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE. Persyaratan BLUE yaitu :29 a.
Best = yang terbaik
b.
Linear = merupakan kombinasi linear dari data sampel
c.
Unbiased = rata-rata nila harapan (E(bi)) harus sama dengan nilai yang sebenarnya (bi).
29
Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), Edisi Ketiga, hlm. 81.
34
d.
Efficient estimator = memiliki varians yang minimal di antara pemerkira lain yang tidak bias.
Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah yang meliputi: 1) Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini untuk melihat apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak dilihat dari hasil yang diperoleh dari grafik Histogram, Normal Probability Plot, dan uji Non-parametik (K-S). Pedoman
pengambilan
keputusan
dengan
menggunakan
grafikhistogram adalah jika Histogram Standardized Regression Residual membentuk seperti lonceng maka nilai residual tersebut dinyatakan normal. Cara lain untuk menguji normalitas dengan pendekatan grafik adalah menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya digambarkan dengan ploting. Jika data normal maka
garis
35
menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat ke garis diagonalnya.30 Adapun pedoman pengambilan keputusan dalam uji Nonparametik dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov adalah sebagai berikut.31 a. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05. Distribusi adalah tidak normal. b. Nilai Sig atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05. Distribusi adalah normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, sementara itu untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.32 Dasar untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut.
30 Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), hlm69. 31 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 181. 32 Ibid, hlm. 179.
36
-
Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit)
maka
mengindikasikan
telah
terjadi
heteroskedastisitas. -
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar tersebut dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas berarti ada hubungan di antara beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak tejadi korelasi di antara variabel independen. Masalah multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk
mendeteksi adanya masalah multikolinieritas yaitu: dengan melihat nilai R2 dan nilai t statistik, dengan melihat nilai Pair Wise Correlation, dan dengan menggunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor).33 Dengan menggunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation
Factor).
Salah
satu
cara
untuk
menguji
gejala
multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan melihat nilai 33
Suliyanto, Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: Andi Offset, 2011), hlm. 81-82.
37
TOL dan VIF dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Jika nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.34 4) Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data time series (runtut waktu), maka peneliti menggunakan Uji Statistik Durbin Watson (Uji D-W).Uji DW merupakan uji yang sangat populer untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi dari model empiris yang diestimasi.35 Uji D-W ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel penjelas. Keputusan ada tidaknya autokorelasi dengan Uji D-W adalah sebagaiberikut.36 -
Bila nilai D-W lebih besar daripada batas atas (Upper Bond, U), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya tidak ada autokorelasi positif.
34
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), Cet. Ke-5, hlm. 105-106. 35 Suliyanto, Op.cit, hlm. 126. 36 Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Ketiga, (Yogyakarta: STIM YKPN, 2007), hlm. 91.
38
-
Bila nilai D-W lebih rendah daripada batas bawah (Lower Bond, L), koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya autokorelasi positif.
-
Bila nilai D-W terletak diantara batas atas dan batas bawah, maka tidak dapat disimpulkan.
9. Teknik Analisis Data a. Analisis Regresi Berganda Model ini pada dasarnya menunjukkan hubungan pengaruh yang bersifat linier antara variabel dependen dengan variabel independen. Persamaan regresi dinyatakan dalam bentuk formula:37 Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ɛ Dimana: Y
= Pembiayaan murabahah (Variabel dependen)
a
= Konstanta
b1-b2 = Koefisien regresi
37
X1
= Dana Pihak ketiga (DPK)
X2
= Margin Keuntungan
ɛ
= Error
Syamsul Hadi, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Akuntansi dan Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2006), hlm. 147.
39
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari Goodness of fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. b. Uji t (Uji Parsial) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel
penjelas/independen
secara
individual
dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: HA : bi ≠ 0
40
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.38 Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut: -
Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual memengaruhi variabel dependen.
-
Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual memengaruhi variabel dependen.
c. Uji F (Uji Hipotesis Koefisien Regresi Secara Menyeluruh) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H0 : b1 = b2 = ......... = bk = 0 38
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), Cet. Ke-5, hlm. 98-99.
41
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ ....... ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.39 Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: - Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. - Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka H0 ditolak dan menerima Ha.
39
Ibid, h. 98.
42
d. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen dalam suatu persamaan regresi. Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya berkisar antara 0
J. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab yaitu tentang uraian latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,hipotesis, metode penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dan mendukung penelitian sebagai dasar pedoman dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. 40
Ibid, h. 97.
43
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai keadaan atau gambaran umum perusahaan. Dalam bab ini berisi tentang gambaran mengenai wilayah penelitian serta deskripsi lingkungan wilayahnya. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bagian analisa dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang pengujian dan hasil analisa data dan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang disebutkan dalam perumusan masalah. BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran-saran.