BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Bolabasket merupakan olahraga yang sangatt populer dan banyak diminati semua lapisan masyarakat. Bolabasket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua regu yang saling memasukkan bola ke keranjang lawan dengan
tangan.
Dalam
permainan
bolabasket
tidak
diperkenankan
menggunakan kaki untuk menendang bola dan menggiring bola. Regu yang mendapat angka terbanyak dikatakan sebagai pemenang. Menurut peraturan PB. Perbasi (2000: 15) bolabasket adalah permainan yang dimainkan oleh regu, yang masing-masing terdiri atas lima orang pemain, tiap regu berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan, mencegah mencetak angka, bola dioper, digelindingkan, atau dipantulkan ke segala arah, sesuai dengan peraturan. Pada permaian bolabasket untuk mendapatkan gerakan efektif dan efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar dengan baik. Oleh karena itu menembak unsur dasar yang sangatt menentukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan, jadi teknik dasar menembak harus benar-benar dikuasai oleh pemain bolabasket. Pada dasarnya permainan dan olahraga bolabasket cukup sederhana dan mudah dipraktikkan, penuh dengan tantangan, menarik dan mengasyikkan untuk dimainkan bersama. Permainan dan olahraga bolabasket tidak hanya bisa dijadikan ajang untuk mengembangkan diri dan kerjasama dengan teman
1
satu tim, tetapi juga untuk pengembangan kecerdasan emosional, kebugaran tubuh dan lebih-lebih lagu untuk prestasi serta sebagai gaya hidup (life style) (Muhammad Muhyi Faruq, 2009: 4). Permainan dan olahraga bolabasket dapat membentuk generasi muda yang sehat, berjiwa pantang menyerah, semangat dan disiplin tinggi yang secara langsung akan berimplikasi pada produktifitas belajar siswa dan prestasi siswa. Dikatakan demikian karena banyak nilai-nilai yang dapat diambil dalam permainan bolabasket diantaranya kebersamaan dalam satu tim, pantang menyerah dalam menghadapi setiap pertandingan untuk menjadi yang terbaik, semangat juang yang tinggi untuk menjadi yang terbaik, kedisiplinan dalam menjalani latihan dan selama permainan berlangsung untuk mendapatkan yang terdepan, tanggung jawab dalam menjalankan tugas diposisi tertentu sebagai pemain, dan lain sebagainya (Muhammad Muhyi Faruq, 2009: 10). Untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dan benar, peserta didik harus menguasai keterampilan dasar bolabasket yang terdiri atas: passing, dribbling, dan shooting. Bolabasket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan, dan lain-lain. Untuk menjadi pemain basket yang baik, harus menguasai teknik-teknik dasar permainan bolabasket. Sedangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah masih kurang untuk memberikan materi pembelajaran bolabasket, untuk itu di sekolah diadakan ekstrakurikuler bolabasket.
2
Dalam menunjang proses pembelajaran maka diadakan kegiatan ekstrakurikuler olahraga, kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan salah satu upaya pembinaan pada siswa dalam bentuk latihan-latihan khusus agar siswa dapat memperoleh pembelajaran tentang bolabasket yang lebih baik. Kegiatan ekstrakurikuler olahraga disamping untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para siswa juga dapat membentuk upaya pembinaan, pemantapan, dan pembentukan nilai-nilai kepribadian antara lain kerjasama, saling menghargai, sportivitas, semangat, dan percaya diri. Ekstrakurikuler yang ditawarkan di SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul antara lain: bolabasket, sepakbola, bolavoli, atletik, musik. Kegiatan ekstrakurikuler bolabasket merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh para siswa. Kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul dilaksanakan setiap hari jumat pukul 14.00 15.30 wib, di lapangan basket milik sekolah. Kondisi lapangan garis-garis lapangan masih terlihat jelas, kondisi ring basket rusak satu, jaring basketnya rusak (tidak ada), jumlah bola 10 bola dan siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket berjumlah 30 siswa, umur rata-rata siswa 13 - 15 tahun. Siswa yang sering berlatih biasanya masuk dalam tim tanpa mengetahui kemampuan siswa yang terpilih tersebut, dengan pemilihan subyektif maka kemungkinan siswa jarang latihan tidak terpilih dalam tim. Dalam
permainan
bolabasket,
terdapat
beberapa
unsur
yang
mempengaruhi diantaranya yaitu daya tahan, kelincahan, kelentukan, kecepatan, koordinasi, dan kekuatan. Setiap siswa memiliki tinggi badan,
3
kelincahan, dan kekuatan otot lengan yang berbeda-beda dengan keterampilan dasar bermain bolabasket. Untuk dapat bermain bolabasket dengan baik dan benar, setiap siswa harus menguasai keterampilan dasar bolabasket yang terdiri dari mengoper bola, menggiring bola, menembak, dan olah kaki. Tinggi badan merupakan salah unsur yang penting dalam permainan bolabasket. Tinggi badan adalah jarak maksimal dari vertex ke telapak kaki, cara mengukur adalah subjek menanggalkan alas kaki, berdiri tegak membelakangi batang pengukur vertikal, kemudian tumit rapat, punggung, dan bagian belakang kepala menyentuh batang pengukur vertikal, dan pandangan rata-rata air (Tim Anatomi, 2001:10). Seseorang yang memiliki tinggi badan yang ideal dalam permainan bolabasket, akan lebih mudah dalam melakukan teknik-teknik bermain bolabasket seperti shooting, rebound, mengeblok tembakan dari lawan, dan lain sebagainya. Sedangkan kelincahan ialah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan yang tinggi. Jika pemain bolabasket memiliki kemampuan kelincahan yang baik, maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan dan kesadaran sikap tubuhnya, sehingga seorang pemain dapat menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket. Kaitannya dengan kekuatan otot lengan, kekuatan otot lengan dapat membantu pemain dalam melakukan shooting atau tembakan dari jarak jauh.
4
SMP Negari 2 Piyungan, Kabupaten Bantul belum pernah diadakan penelitian hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan terhadap keterampilan bermain bolabasket pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler. Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Tinggi Badan, Kelincahan, dan Kekuatan Otot Lengan dengan Tingkat Keterampilan Dasar Bolabasket Siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Belum diketahuinya tinggi badan siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 2. Belum diketahuinya kelincahan siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 3. Belum diketahuinya tingkat kekuatan otot lengan siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler
bolabasket. 4. Belum diketahuinya tingkat keterampilan dasar bermain bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 5. Belum diketahuinya hubungan antara, tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul.
5
C. Batasan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, yaitu hubungan antara tinggi badan, kelincahan, kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. D. Rumusan Masalah Rumusan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket? 2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kelincahan, dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket? 3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan, dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler
bolabasket? 4. Apakah ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
6
1. Besarnya hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket. 2. Besarnya hubungan antara kelincahan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket. 3. Besarnya hubungan antara kekuatan otot lengan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket. 4. Besarnya hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket. F. Manfaat Penelitian Ada beberapa kegunaan dari penelitian ini yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada peneliti dan pihak-pihak terkait mengenai ada tidaknya hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. 2. Manfaat praktis Bagi Pelatih dan Guru Penjas a. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi dalam pembuatan program latihan yang tepat untuk siswa. b. Memberikan masukan dalam mengetahui karakteristik siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
7
Bantul yang mengikuti
ekstrakurikuler bolabasket, sehingga pelatih dapat memantau perkembangan siswa secara khusus. 3. Bagi Sekolah Memberikan masukan dalam peningkatan kualitas sarana-prasarana yang kurang memadai di SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. 4. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu para siswa dalam mengikuti latihan bolabasket, terutama yang memiliki masalah dalam mengikutinya sehingga mereka dapat senang hati mengikuti latihan bermain bolabasket serta mereka dapat memperoleh pengalaman menarik dalam mengikuti latihan bolabasket tersebut.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Bolabasket Menurut Muhajir (2007: 11), bolabasket adalah suatu permainan yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri atas 5 orang pemain. Permainan ini bertujuan untuk mancari nilai atau angka sebanyak-banyaknya dengan cara memasukkan bola ke ring basket lawan dan mencegah lawan untuk mendapatkan nilai. Tujuan permainan bolabasket adalah memasukkan bola ke keranjang lawan dan menjaga keranjang sendiri agar tidak kemasukan bola. Untuk dapat bermain bolabasket dengan baik efektif, dan efisien perlu menguasai teknik dasar dalam permainan bolabasket, antara lain: a. Mengoper Bola (Passing) Menurut Nuril Ahmadi (2007: 13), passing berarti mengoper bola, passing dapat dilakukan dengan cepat dan keras. Prinsip melakukan passing adalah bola dapat dikuasai oleh teman yang menerimanya. Teknik dasar passing dalam bolabasket adalah sebagai berikut: 1. Chest Pass Menurut Nuril Ahmadi (2007: 13), passing dari depan dada merupakan
operan
yang
9
sering
dilakukan
dalam
suatu
pertandingan bolabasket. Passing dengan cara ini menghasilkan kecepatan, ketepatan, dan kecermatan. Jarak lemparan 5-7 meter. 2. Overhead Pass Menurut Nuril Ahmadi (2007: 14), lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. 3. Bounce Pass Menurut Jon Oliver (2007: 37), efektif digunakan jika perlu mengumpan bola rendah ke seorang rekan melewati seorang pemain bertahan, untuk melakukan umpan pantul gunakanlah teknik mengumpan seperti umpan dada. Jadi ada 3 macam passing dalam permainan bolabasket yakni, operan setinggi dada, operan di atas kepala, dan lemparan pantulan. b. Teknik Menggiring Bola (Dribbling) Menurut Nuril Ahmadi (2007: 17), dribble adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan dilantai. Dribble harus menggunakan satu tangan, boleh kanan maupun kiri. Kegunaan dribble adalah mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun memperlambat tempo permainan.
10
c. Menembak (Shooting) Shooting adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap pemain bolabasket, karena jika bola berhasil masuk ke keranjang akan menghasilkan poin yang merupakan salah satu penentu hasil pertandingan. Menurut Nuril Ahmadi (2007: 18), usaha memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, lay up. 1) Tembakan Satu Tangan (one hand set shoot) Sikap badan pada waktu akan menembak bola: berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan (bagi yang tidak kidal), kaki kiri di belakang, sementara lutut ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan di tekuk ke depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan ke keranjang (ring basket). Kemudian bola ditembakkan ke keranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan tangan diaktifkan (Nuril Ahmadi, 2007 : 18).
11
2) Tembakan dua tangan Bola ditembak ke ring yang menjadi sasaran. Bola ditembakkan dengan bantuan dorongan, siku, badan, dan lutut diluruskan serempak. 3) Tembakan lay up Tembakan lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua langkah. Tembakan ini disebut juga tembakan langkah tiga. 2. Hakikat Tinggi Badan Tinggi badan adalah ukuran posisi tubuh berdiri (vertikal) dengan kaki menempel pada lantai, posisi kepala, dan leher tegak, pandangan rata-rata air dada dibusungkan, perut datar, tarik nafas beberapa saat (Murtiantmo wibowo adi, 2008: 32). Tinggi badan merupakan unsur yang penting dalam permainan bolabasket. Menurut Tim Anatomi (2001: 10) tinggi badan adalah jarak maksimal dari vertex ke telapak kaki, cara mengukur adalah subyek menanggalkan alas kaki, berdiri tegak membelakangi batang pengukur vertikal, kemudian tumit rapat, punggung, dan bagian belakang kepala menyentuh batang pengukur vertikal, dan pandangan rata-rata air. Permainan bolabasket tujuannya adalah memasukkan bola ke dalam ring, oleh karena itu dalam permainan bolabasket dibutuhkan
12
postur yang tinggi untuk memudahkan setiap pemain dalam bermain permainan bolabasket, sehingga seorang pemain basket yang berbadan tinggi akan mencapai ring basket lebih mudah dibandingkan dengan yang berbadan pendek. Tetapi tinggi badan bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain bolabasket. 3. Hakikat Kelincahan Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan yang tinggi. Sajoto mengatakan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemain bolabasket yang mempunyai kelincahan baik, maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan dan kesadaran akan sikap tubuhnya (Akros Abidin, 1999: 75). Dalam permainan bolabasket kelincahan sangatt menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket. Dalam cabang olahraga kelincahan merupakan komponen fisik yang mendasar, sehingga kelincahan merupakan faktor penentu dalam cabang olahraga. Menurut Sri Haryono (2008: 27) kelincahan pada dasarnya adalah gerakan yang merupakan perpaduan dari kecepatan dan gerak berubah arah.
13
a. Jenis tes kelincahan Menurut Sri Haryono (2008: 27) jenis tes kelincahan adalah: 1. Lari bolak balik (shuttle run) Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan lari dan mengubah arah. 2. Squart Trust Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan merubah posisi tubuh dengan sasaran laki-laki dan perempuan usia 10 tahun ke atas. 3. Dogging Run Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan merubah arah berlari dengan sasaran laki-laki dan perempuan usia 10 tahun ke atas. 4. LSU Agility Obstacie Course Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan merubah arah berlari dan posisi dengan sasaran laki-laki dan perempuan usia 10 tahun ke atas. 5.
Hexagonal Obstacle Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan, keseimbangan dan kooordinasi, dengan sasaran laki-laki dan perempuan usia 10 tahun ke atas.
14
6. Side Steping Test Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan bergerak kearah samping kanan dan samping kiri. b. Bentuk latihan untuk mengembangkan kelincahan Menurut Tohar, (2002: 23) latihan untuk agilitas antara lain adalah sebagai berikut: Lari bolak-balik (shuttle run), lari belakbelok (zig-zag), squart thrust, lari rintangan (obstacle run), dot drill, three corner-drill, down-the line drill dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat kelincahan ialah kemampuan seseorang bergerak dengan cepat dan tepat tanpa kehilangan keseimbangan dan masih bisa berlari lagi ataupun mengubah arah. 4. Hakikat Kekuatan Otot Lengan Pengertian kekuatan itu sendiri menurut Akros Abidin (1999: 73) adalah kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
Kirkendal
memberikan
penjelasan
bahwa
kekuatan
menggambarkan kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Sedangkan menurut Hartmann
bahwa
kekuatan
adalah
kapasitas
seseorang
dalam
menggunakan aktivitas otot untuk melawan atau mengatasi tenaga (daya) yang datang dari luar
dirinya
sendiri.
Menurut Suharno
HP
(1980/1981:14) kekuatan ialah kemampuan otot untuk dapat mengatasi tahanan atau beban dalam menjalankan aktivitas.
15
Menurut Rusli Lutan (2002: 56) kekuatan otot lengan adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan. Sedangkan menurut Djoko Pekik Irianto (2004: 35) kekuatan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk melawan beban dalam suatu usaha. Seorang pemain bolabasket harus mempunyai kekuatan yang besar karena kekuatan dalam permainan bolabasket sangatt diperlukan seperti melakukan passing dan menerima passing, selain itu kekuatan juga membantu dalam melakukan tembakan, apalagi jika tembakan dilakukan dari jarak 3 point area tentunya kekuatan yang dibutuhkan semakin besar agar memperoleh hasil yang diinginkan. Kekuatan kelompok-kelompok otot terbagi lagi menjadi berbagai bagian, salah satunya adalah kekuatan otot lengan yang berperan dalam mobilitas pada pergerakan persendian lengan. Untuk meningkatkan kekutan otot lengan pemain bolabasket dapat dilakukan dengan pull-up (menggantung dengan angkat tubuh) dan push up. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan otot lengan ialah kemampuan seseorang dalam menggunakan aktivitas otot untuk mengatasi tenaga atau beban yang datang dari luar saat melakukan aktivitas. Jadi kekuatan otot lengan adalah kemampuan sebagian otot pada bagian lengan untuk mengatasi tahanan yang diberikan.
16
5. Hakikat Keterampilan Istilah terampil biasanya digunakan untuk menggambarkan tingkat kemampuan seseorang yang bervariasi. Sedangkan menurut Hari Amirullah Rahman (2003: 17), istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran. Sehingga keterampilan dapat diartikan juga sebagai kemampuan yang beragam yang dimiliki oleh setiap orang dalam bidang tertentu yang dilakukan secara baik dan benar. Dalam permainan bolabasket, keterampilan merupakan suatu hal yang penting yang harus diperhatikan oleh siswa. Setiap siswa harus menguasai keterampilan motorik dimana siswa dapat mengembangkan suatu pola gerak sehingga
gerakan siswa
dapat terkoordinasi,
terorganisir, dan terintegrasi. Setiap siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket tentu memiliki keterampilan yang berbeda-beda, agar keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan benar maka diperlukan latihan yang rutin. Karena keterampilan yang baik berawal dari usaha dan latihan yang dilakukan oleh setiap individu. Siswa perlu melakukan latihan yang rutin agar siswa dapat menguasai teknik dasar bolabasket. 6. Karakteristik Siswa Menurut Sukintaka (1979: 45) tentang siswa SMP yang berumur antara 13-15 tahun mempunyai karakteristik sebagai berikut:
17
a) Jasmani 1) Laki-laki maupun perempuan ada pertumbuhan memanjang. 2) Membutuhkan pengaturan istirahat yang baik. 3) Sering menampilakan hubungan koordinasi yang kurang baik. 4) Merasa mempunyai ketahanan dan sumber energi yang tak terbatas. 5) Mudah lelah tidak dihiraukan. 6) Anak laki-laki mempunyai kecepatan dan kekuatan otot lebih baik daripada putri. 7) Keseimbangan dan kematangan untuk keterampilan bermain menjadi baik. b) Psikis atau Metal. 1) Banyak mengeluarkan energi. 2) Ingin menetapkan pandangan hidup. 3) Mudah gelisah karena keadaan lemah. c) Sosial 1) Ingin tetap diakui oleh kelompoknya. 2) Mengetahui moral etika dari kehidupan. 3) Persekawanan yang tetap makin berkembang. 7. Hakikat Ekstrakurikuler Menurut Yudha M. Saputra (1998: 9), berpendapat bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
18
memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antara mata pelajaran, menyalurkan minat dan bakat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. Terdapat beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang dilaksanakan di sekolah yaitu ekstrakurikuler olahraga antara lain: sepakbola, bolabasket, bolavoli, kempo, dan bulutangkis. Selain ekstrakurikuler tersebut, di sekolah juga terdapat kegiatan ekstrakurikuler musik, mading, pramuka, tonti, KIR, dan lain sebagainya. Beberapa jenis kegiatan ekstrakurikuler tersebut, tujuannnya hampir sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ialah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengasah dan mengembangkan bakat-bakat serta minat siswa dalam kegiatan olahraga yang pelaksanaannya dilakukan diluar jam pelajaran. B. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian ini dilakukan oleh Achmad Fadhil S (2011), yang berjudul Hubungan Antara Tinggi Badan, Kecepatan, dan Koordinasi, dengan Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket Siswa Putra SMA N 1 Purworejo Kelampok Kabupaten
Banjarnegara yang Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolabasket. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket, kecepatan dengan, keterampilan dasar bermain
19
bolabasket, koordinasi dengan keterampilan dasar bermain bolabasket, dan gabungan antara tinggi badan, kecepatan, dan koordinasi dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa putra SMA N 1 Purworejo Kelampok Kabupaten
Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler
bolabasket. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan tes dan pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra SMA N 1 Purworejo Kelompok Kabupaten
Banjarnegara yang mengikuti
ekstrakurikuler bolabasket yang berjumlah 30 siswa. Sedangkan instrument yang digunakan adalah tes tinggi badan dengan staturmeter dengan satuan centimeter, tes kecepatan menggunakan salah satu item tes TKJI (Depdiknas,1999) yaitu lari sprint 60 m dengan satuan detik, tes koordinasi mata tangan dengan tes memantulkan bola ke tembok dari STO (Ngatman, 2001:56), sedangkan tes keterampilan dasar bermain bolabasket menggunakan tes STO. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi ganda. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) ada hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa putra SMA N 1 Purworejo kelampok Kabupaten
Banjarnegara yang mengikuti
ekstrakurikuler bolabasket dengan koefisien korelasi 0.789 (2) ada hubungan antara kecepatan dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa putra SMA N 1 Purworejo Kelampok Kabupaten Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket dengan koefisien korelasi 0.709. (3)
20
ada hubungan antara koordinasi dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa putra SMA Negeri 1 Purworejo Kelampok Kabupaten Banjarnegara yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket dengan koefisien korelasi 0.805. (4) ada hubungan antara tinggi badan, kecepatan, dan koordinasi dengan keterampilan dasar bermain bolabasket siswa putra SMA Negeri 1 Purworejo Kelampok Kabupaten
Banjarnegara yang
mengikuti ekstrakurikuler bolabasket ditunjukkan dengan harga F hitungan > F tabel (37.862 > 2.93). 2. Penelitian ini dilakukan oleh Tri Juniyanto (2011) dengan judul Hubungan Antara Power Tungkai, Koordinasi Mata Tangan, dan Tinggi Badan dengan Kemampuan Shoot Underbasket peserta kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMA N 1 Depok, Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya hubungan antara power tungkai, koordinasi mata tangan, dan tinggi badan dengan kemampuan shoot underbasket peserta kegiatan ekstrakurikuler bolabasket SMA Negeri 1 Depok Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional menggunakan metode survai dengan instrumen berupa tes dan pengukuran yang terdiri dari tes vertical jump (TKJI), tes mematulkan bola ke tembok (STO), tes tinggi badan dan tes menembak bola ke ring basket (STO). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bolabasket SMA Negeri 1 Depok, Kabupaten Sleman yang berjumlah 40 anak yang terdiri dari 20 siswa putri dan 20 siswa putra. Teknik analisis
21
data menggunakan korelasi product moment dan analisis regresi ganda dengan uji F. Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan antara power tungkai (X1) dengan kemampuan shoot underbasket (Y) diperoleh r hitung sebesar (0,369) > r tabel (0,312) hubungan antara koordinasi mata tangan (X2) dengan kemampuan shoot underbasket (Y) r hitung sebesar (0,636) > r tabel (0,312), hubungan antara tinggi badan (X3) dengan kemampuan shoot underbasket (Y) r hitung sebesar ( 0,679) > r tabel (0,312). Nilai F hitung (20,438) > F tabel (2,80). Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara power tungkai (X1), koordinasi mata tangan (X2), dan tinggi badan (X3) dengan kemampuan shoot underbasket (Y) secara bersama-sama peserta kegiatan ekstrakurikuler bolabaMA N 1 Depok, Kabupaten Sleman. C. Kerangka Berfikir Tinggi badan, kelincahan, kekuatan otot lengan, dan penguasaan keterampilan teknik dasar bolabasket adalah faktor yang penting yang harus dimiliki siswa dalam melakukan permainan bolabasket. Seseorang yang memiliki tinggi badan yang ideal dalam permainan bolabasket, akan lebih mudah dalam melakukan teknik-teknik bermain bolabasket seperti shooting, rebound, mengeblok tembakan dari lawan, dan lain sebagainya. Jika pemain bolabasket memiliki kemampuan kelincahan yang baik, maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu
22
keseimbangan dan kesadaran sikap tubuhnya, sehingga seorang pemain dapat menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket. Kaitannya dengan kekuatan otot lengan, kekuatan otot lengan dapat membantu pemain dalam melakukan shooting atau tembakan dari jarak jauh. Agar biasa melakukan permainan bolabasket, setiap individu dituntut untuk biasa memahami dan melakukan teknik dasar bermain bolabasket seperti: passing, dribbling, dan shooting. Setiap individu memiliki tingkat keterampilan
yang
berbeda
tergantung
usaha
yang
dilakukannya.
Keterampilan yang baik berawal dari usaha dan latihan yang dilakukan. Oleh karena itu untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan, kelincahan dan daya tahan dengan tingkat keterampilan bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket perlu diadakan sebuah pengukuran atau tes hal ini dimaksudkan apabila masih ada kekurangan akan segera diadakan perbaikan cara memberikan latihan ekstrakurikuler bolabasket pada siswa SMP Negeri 2 Piyungan Bantul. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu pendapat yang sifatnya sementara yang perlu diuji kebenarannya, sekaligus sebagai jawaban sementara terhadap suatu permasalahan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
23
1. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 2. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. 4. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten ekstrakurikuler bolabasket.
24
Bantul yang mengikuti
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Suharsimi Arikunto, 2002: 239). Tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan bermain bolabasket tersebut adalah Johnson Basket Ball Test dengan validitas 0,79 dan reliabilitas 0,80 yang diperoleh dari penelitian Pevianti Dwiana Andarwati di SMP Negeri 2 Pakem. Siswa melakukan tes sebanyak tiga kali, dari tiga kali melakukan tes diambil yang terbaik sebagai data. Tes tersebut meliputi shooting, passing, dan dribbling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara X1 (tinggi badan), X2 (kelincahan), X3 (kekuatan otot lengan) dan Y (keterampilan dasar bolabasket). Adapun desain penelitian sebagai berikut: X1
Y
X2 X3 Gambar 1. Desain Penelitian
25
Keterangan : : Korelasi antara Tinggi Badan dan Keterampilan Dasar
Bermain Bolabasket. : Korelasi antara Kelincahan dan Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket. : Korelasi antara Kekuatan Otot Lengan dan Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket. : Koefisien Determinan Tinggi Badan, Kelincahan, dan Kekuatan Otot Lengan dengan Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Tinggi badan diartikan sebagai jarak maksimum dari vertex telapak kaki. Diukur menggunakan alat staturmeter dengan satuan centimeter. 2. Kelincahan dapat diartikan gerakan yang merupakan perpaduan dari kecepatan dan gerak berubah arah. Diukur dengan shuttle run atau lari bolak-balik dan hasilnya dicatat dalam satuan detik dengan menggunakan stopwatch. (Suharno, 1981:19 ) 3. Kekuatan otot lengan adalah kemampuan sekelompok otot pada bagian lengan untuk melakukan usaha semaksimal mungkin dalam mengatasi beban yaitu diukur dangan tes TKJI untuk usia 13-15 tahun. Gantung siku tekuk untuk putri dan gantung angkat tubuh untuk putra. 4. Keterampilan dasar bolabasket diartikan sebagai kemampuan atau kemahiran individu untuk melakukan permainan bolabasket dengan baik berdasarkan teknik dan peraturan yang telah ditentukan. Diukur menggunakan Johnson Basket Ball Test alat stopwatch dengan satuan detik.
26
C. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2008:107). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri yang mengikuti ektrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 2 Piyungan Kabupaten Bantul yang berjumlah 30 siswa. Seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian. D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Tes Tinggi Badan, dalam pengukuran tinggi badan menggunakan staturmeter sedangkan untuk satuannya menggunakan centimeter (cm). Tes tinggi badan yaitu diukur dari telapak kaki sampai kepala bagian atas atau vertex. Kepala dan lehar dalam posisi tegak, posisi kaki rapat dan lurus, punggung sejajar dengan garis lurus, pandangan mata kearah depan, hasil dalam tes tinggi badan ini dicatat dalam satuan cm. Tes kelincahan dengan lari bolak-balik (shuttle run) dan hasilnya dicatat dalam satuan detik dengan menggunakan stopwatch manual dengan validitas tes sebesar -0,853 dan reliabilitas tes sebesar -0,255. Menurut Hamidsyah Noer, dkk (1994: 258) untuk mengetahui kelincahan seseorang dapat diukur dengan tes kelincahan yang dinamakan shuttle run siswa lari bolak-balik secepatnya dari titik yang satu ke titik yang lain sebanyak kirakira 10 kali, jaraknya sekitar 4 - 5 m adalah cukup. Tes gantung siku tekuk, untuk putri. Pelaksanaannya peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta meloncat ke
27
atas sampai dengan mencapai sikap tergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik. Untuk mengetahui keterampilan bolabasket dalam penelitian ini, digunakan tes keterampilan Jonhson Basket Ball Test. Pelaksanaan tes ini dilakukan sebanyak satu kali setiap testi. Hasil tes shooting dicatat dengan jumlah tembakan terbanyak yang masuk dalam waktu 30 detik, hasil tes passing dicatat dengan jumlah/hasil terbanyak dalam 10 kali kesempatan melemparkan bola ke tembok dari belakang garis batas, dan hasil tes dribbling dicatat dengan banyaknya gawang yang berhasil dilewati dalam waktu 30 detik. 1. Petunjuk Pelaksanaan Jonhson Basket Ball Test Jonhson Basket Ball Test terdiri atas 3 item, yaitu: a) Menembak bola ke basket (Shooting) b) Melemparkan bola ke arah sasaran (Passing) c) Menggiring bola (Dribbling) 2. Alat dan Perlengkapan a. Lapangan bolabasket yang ada ringnya b. Stopwatch, bolabasket c. Tembok atau daerah sasaran dengan 70 x 70 cm didepan tembok ada ruang kosong dengan jarak kurang lebih 25 meter, dengan bangku (hurdle) banyaknya 5 buah dengan tinggi 6 feet/ 1,80 m.
28
d. Untuk penelitian ini bangku (hurdle) dimodifikasi dengan menggunakan kursi yang di bagian sandarannya masing-masing di tambah dengan bambu dangan panjang sesuai tinggi bangku yang ditentukan, yang kemudian ujung atas dan bawah diikat dengan tali secukupnya yang berfungsi sebagai pengganti tinggi bangku 6 feet/ 1,80 m. 1. Petunjuk Pelaksanaan : a. Menembak bola ke basket (Shooting) Testi siap di sembarang tempat dekat dengan ring dengan memegang
bolabasket.
Setelah
aba-aba
“ya”,
testi
menembakkan bola ke ring selama 30 detik. Scoringnya: jumlah tembakan yang masuk selama 30 detik dicatat sebagai score tes.
Gambar: 1. Tes Keterampilan Shooting
29
b. Melempar bola ke arah sasaran (Passing) 60 inch 1
25 inch 2
10 inch 3
40 inch
12 m12 m12 m12 m12 m 14 inch 12 m 14 f Gambar 2. Target pada Tes Passing Bolabasket (Ngatman, 2001; 19) Keterangan 1 inchi (0,0254) 1 feet (0,3m) Pelaksanaan : 1. Testi melemparkan bola dari belakang garis batas dengan menggunakan lemparan samping atau lemparan atas kepala. 2. Setiap mendapat kesempatan sebanyak 10 kali. 3. Jika bola jatuh di antara garis batas, skor diambil yang terbesar.
30
4. Skor tertinggi 30, dan terendah 0. c. Menggiring bola (Dribbling)
6f
Gambar 3. Tes Keterampilan Dribbling BolaBasket (Ngatman, 2001: 19) Pelaksanaan : 2. Tes ini dilakukan selama 30 detik. Jadi berapa banyaknya gawang atau hurdle yang dapat di lewati oleh testi. 3. Trial masing-masing testi hanya 1 x. Validitas dan Reabilitas instrumen Johnson Basket Ball Test : I.
Validitas tes 0,79
II.
Reabilitas tes 0,80
Urutan pelaksanaan tes adalah passing terlebih dahulu, tes dribbling, dan tes shooting. E. Teknik Analisis Data Setelah data semua terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data, sehingga data yang dianalisis dapat disimpulkan. Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis menggunakan analisis korelasi product
31
moment dan analisis regresi berganda. 1. Nilai Tes Hasil kasar yang masih menggunakan satuan yang berbeda tersebut perlu diganti dengan ukuran yang sama, satuan pengganti ini adalah menggunakan T-skor. Rumus T-skor untuk item tes tinggi badan, tes kelincahan, kekuatan otot lengan, dan keterampilan dasar bermain bolabasket adalah sebagai berikut:
Keterangan : X = Mean (rata-rata) X = Angka kasar yang diketahui SD = Standard deviasi angka kasar Rumus T-skor untuk item kekuatan otot lengan adalah sebagai berikut:
Keterangan : X = Mean (rata-rata) X = Angka kasar yang diketahui SD = Standard deviasi angka kasar 2.
Analisis Korelasi Porduct Moment Untuk menguji hipotesis hubungan antara tinggi badan dengan keterampilan dasar bolabasket, hipotesis hubungan antara kelincahan dengan keterampilan dasar bolabasket, dan hipotesis hubungan antara kekuatan
otot
lengan
dengan
keterampilan
dasar
bolabasket
menggunakan teknik analisis korelasi dengan rumus product moment dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 For Windows
32
Evolution yang rumusnya sebagai berikut:
Keterangan: rxy N
: koefisien kolerasi : jumlah subjek : jumlah perkalian skor x dan y : jumlah skor x : jumlah skor y : jumlah kuadrat dari skor x : jumlah kuadrat dari skor y
3. Analisis Regresi Ganda Analisis regresi ganda digunakan untuk menguji hipotesis ketiga yaitu mencari hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa SMP Negeri 2 Piyungan yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket. Analisis digunakan untuk menguji analisis sebagai berikut : (a) mencari persamaan regresi, (b) mencari koefisien korelasi ganda, (c) mencari F reg, dan (d) mencari sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE). 1) Mencari persamaan regresi (Sutrisno Hadi, 1994: 2) YY== a1 a1 X1 X1 ++a2 a2 X2 X2++ a3 a3 X3+K X3+K Keterangan: Y : Kriterium X1 : prediktor 1 X2 : prediktor 2 X3 : prediktor 3
K a1 a2 a3
: bilangan konstanta : koefisien prediktor 1 : koefisien prediktor 2 : koefisien prediktor 3
33
2) Mencari koefisien korelasi ganda Korelasi ganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi korelasi variabel prediktor X1, X3 dan X2, secara bersamasama terhadap kriterium Y, adapun rumusnya sebagai berikut:
a1 ∑ x 1 y + a2 ∑ x 2 y+ a3 ∑ x 3 y ∑ y² Keterangan : Ry(1,2) : Koefisien Korelasi antara Y dengan X1 dan X2 a1 : Koefisien Prediktor X1 a2 : Koefisien Prediktor X2 a3 : Koefisien Prediktor X3 ∑x1y : Jumlah Produk antara X1 dengan Y ∑x2y : Jumlah Produk antara X2 dengan Y ∑x3y : Jumlah Produk antara X3 dengan Y ∑ y² : Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 1994: 25) 3) Mencari F reg Untuk mengetahui apakah Ry (1,2) signifikan atau tidak ditentukan dengan uji F reg. Apabila p < 0,05 maka ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya. Dan apabila p > 0,05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel terikat dengan variabel bebasnya. Rumus distribusi F adalah sebagai berikut :
34
Keterangan : F reg : Harga F garis Regresi N : Cacah Kasus M : Cacah Prediktor R : Koefisien Korelasi antar kriterium dengan prediktor (Sutrisno Hadi, 1994: 26)
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan terhadap tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul. Berdasarkan tujuan tersebut, maka dalam
penelitian ini terdapat empat variabel, yaitu tiga variabel bebas yang terdiri dari tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan, serta satu variabel tarikat yaitu tingkat keterampilan dasar bolabasket. Dalam rangka mengetahui kemampuan siswa
peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP
Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul terhadap masing-masing variabel
diperlukan berbagai item instrument tes, diantaranya yaitu: tes tinggi badan menggunakan staturmeter untuk mengukur tinggi badan, tes lari bolak-balik (shuttle run) untuk mengukur kelincahan, tes gantung siku tekuk untuk mengukur kekuatan otot lengan dan Johnson Basket Ball Test untuk mengetahui keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. Data yang diperoleh dalam penelitian ini memiliki satuan yang bermacam-macam, sehingga perlu disamakan dengan menggunakan rumus tscore, Selanjutnya setelah data dikonversikan menjadi nilai t-score, maka data dipaparkan secara ringkas dalam bentuk distribusi frekuensi. Menurut Sugiyono (2007: 36-37) langkah-langkah yang diperlukan untuk memaparkan
36
data dalam bentuk distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: (1) menentukan rentang (R), dengan rumus: R= skor maksimum–skor minimum+1, (2) menentukan banyaknya kelas interval (KI) dengan rumus: KI= 1 + (3,3) log n, dan (3) menentukan panjang interval (PI) dengan rumus: PI= R/KI. Berikut adalah pemaparan secara deskriptif hasil tes tinggi badan, tes kelincahan, tes kekuatan otot lengan dan tes keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. 1. Hasil Tes Tinggi Badan Tinggi badan merupakan unsur yang penting dalam permainan bolabasket. Tinggi badan adalah jarak maksimal dari vertex ke telapak kaki. Data tinggi badan dapat diperoleh dengan cara mengukur subyek yang telah menanggalkan alas kaki dengan posisi berdiri tegak membelakangi batang pengukur vertikal, tumit rapat, punggung dan bagian belakang kepala menyentuh batang pengukur vertikal serta pandangan rata-rata air. Berikut adalah ringkasan data dalam bentuk analisis statistik sederhana hasil tes tinggi badan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, yang dilakukan dengan bentuan Microsoft Excel 2010.
37
Tabel 1. Analisis Statistik Data Hasil Tes Tinggi Badan No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan 1 Mean 50.00 2 Skor Maksimum 70.45 3 Skor Minimum 31.57 4 Median 47.77 5 Rentang 38.89 6 Jumlah Interval 6.00 7 Panjang interval 6.48 Berdasarkan analisis statistik data hasil tes tinggi badan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul di atas, maka apabila data hasil tes tinggi badan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul tersebut disusun kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka akan tampak sebagai berikut. Tabel 2. Kategori Skor Data Hasil Tes Tinggi Badan No
Interval
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
31.57−38.05 38.06−44.54 44.55−51.03 51.04−57.52 57.53−64.01 64.02−70.50 Jumlah
4 6 9 3 4 4 30
Persentase Relatif 13.33% 20.00% 30.00% 10.00% 13.33% 13.33% 100%
Presentase Komulatif 13.33% 33.33% 63.33% 73.33% 86.67% 100%
Berdasarkan pemaparan data hasil tes tinggi badan pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval
38
31.57−38.05. Terdapat 6 siswa atau sebesar 20.00% yang memiliki nilai tscore tinggi badan pada interval 38.06−44.54. Terdapat 9 siswa atau sebesar 30.00% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval 44.55−51.03. Terdapat 3 siswa atau sebesar 10.00% yang memiliki nilai tscore tinggi badan pada interval 51.04−57.52. Terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval 57.53−64.01 dan terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score tinggi badan pada interval 64.02−70.50.
Dalam rangka
memperjelas data pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 4. Histogram Kategori Skor Data Hasil Tes Tinggi Badan 2. Hasil Tes Kelincahan kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat dan tepat, selagi tubuh bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Pemain bolabasket yang mempunyai kelincahan baik, maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat
39
pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan dan kesadaran akan sikap tubuhnya. Dalam penelitian ini, kelincahan subjek penelitian dilakukan dengan cara malakukan tes shuttle run, yaitu lari bolak-balik secepatnya dari titik satu ke titik yang lain sebanyak kira-kira 10 kali, dengan jarak jaraknya sekitar 4 - 5. Berikut adalah ringkasan data dalam bentuk analisis statistik hasil tes shuttle run pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul, yang dilakukan dengan
bentuan Microsoft Excel 2010. Tabel 3. Analisis Statistik Data Hasil Tes Kelincahan No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan 1 Mean 50.00 2 Skor Maksimum 68.96 3 Skor Minimum 20.62 4 Median 50.47 5 Rentang 48.34 6 Jumlah Interval 6.00 7 Panjang interval 8.06 Berdasarkan analisis statistik data hasil tes kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul di atas, maka apabila data hasil tes kelincahan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul tersebut disusun kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka akan tampak sebagai berikut.
40
Tabel 4. Kategori Skor Data Hasil Tes Kelincahan Persentase No Interval Frekuensi Relatif 1 20.62−28.68 2 6.67% 2 28.69−36.75 1 3.33% 3 36.76−44.82 4 13.33% 4 44.83−52.89 12 40.00% 5 52.90−60.96 9 30.00% 6 60.97−69.03 2 6.67% Jumlah 30 100%
Presentase Komulatif 6.67% 10.00% 23.33% 63.33% 93.33% 100 %
Berdasarkan pemaparan data hasil tes kelincahan pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, terdapat 2 siswa atau sebesar 6.67% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 20.62−28.68. Terdapat 1 siswa atau sebesar 3.33% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 28.69−36.75. Terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 36.76−44.82. Terdapat 12 siswa atau sebesar 40.00% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 44.83−52.89. Terdapat 9 siswa atau sebesar 30.00% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 52.90−60.96 dan terdapat 2 siswa atau sebesar 6.67% yang memiliki nilai t-score kelincahan pada interval 60.97−69.03. Dalam rangka memperjelas data pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
41
Gambar 5. Histogram Kategori Skor Data Hasil Tes Kelincahan 3. Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan Kekuatan membangkitkan
otot
lengan
tegangan
adalah
terhadap
kemampuan suatu
tahanan.
otot
untuk
kekuatan
menggambarkan kemampuan otot untuk berkontraksi secara maksimal yang dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot. Seorang pemain bolabasket harus mempunyai kekuatan otot lengan yang besar karena dalam permainan bolabasket kekuatan otot lengan sangatt diperlukan seperti pada saat melakukan passing dan menerima passing, melakukan shooting dan ribbon. Dalam penelitian ini kekuatan otot lengan siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul diukur tes gantung siku tekuk. Berikut adalah ringkasan data dalam bentuk analisis statistik hasil tes gantung siku tekuk pada siswa peserta
42
ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, yang dilakukan dengan bentuan Microsoft Excel 2010. Tabel 5. Analisis Statistik Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan (Leg Dynamometer) No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan 1 Mean 50.00 2 Skor Maksimum 70.22 3 Skor Minimum 30.52 4 Median 48.16 5 Rentang 39.70 6 Jumlah Interval 6.00 7 Panjang interval 6.62 Berdasarkan analisis statistik data hasil tes kekuatan otot lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul di atas, maka apabila data hasil tes kekuatan otot
lengan pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul tersebut disusun kedalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, maka akan tampak sebagai berikut. Tabel 6. Kategori Skor Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan No
Interval
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
30.52−37.14 37.15−43.77 43.78−50.40 50.41−57.03 57.04−63.66 63.67−70.29 Jumlah
4 3 12 5 2 4 30
Persentase Relatif 13.33% 10.00% 40.00% 16.67% 6.67% 13.33% 100%
Presentase Komulatif 13.33% 23.33% 63.33% 80.00% 86.67% 100%
Berdasarkan pemaparan data hasil tes kekuatan otot lengan pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam ekstrakurikuler
43
bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 30.52−37.14. Terdapat 3 siswa atau sebesar 10.00% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 37.15−43.77. Terdapat 12 siswa atau sebesar 40.00% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 43.78−50.40. Terdapat 5 siswa atau sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 50.41−57.03. Terdapat 2 siswa atau sebesar 6.67% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 57.04−63.66 dan terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score kekuatan otot lengan pada interval 63.67−70.29. Dala
rangka memperjelas data pada
t bel distribusi frekuensi di ata , maka data yang diperoleh dita pilkan dalam bentuk diagram bat ng sebagai berikut:
Gambar 6. Histo ram Kategori Skor Data Hasil Tes Kekuatan Otot Lengan
44
4. Hasil Tes Keterampilan Dasar Bolabasket Keterampilan keterampilan dasar bolabasket merupakan suatu hal yang penting dan harus diperhatikan baik oleh guru maupun siswa. Setiap siswa harus menguasai keterampilan motorik dimana siswa dapat mengembangkan suatu pola gerak sehingga gerakan siswa dapat terkoordinasi,
terorganisir,
dan
terintegrasi.
Keterampilan
adalah
kemampuan yang beragam yang dimiliki oleh setiap orang dalam bidang tertentu yang dilakukan secara baik dan benar. Seorang pemain bolabasket harus memiliki keterampilan dasar bermain bolabasket yang baik, karena dengan dasar yang baik maka akan lebih mudah untuk dikembangkan. Dalam penelitian ini kemampuan siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul dalam keterampilan dasar bolabasket diukur dengan Jonhson Basket Ball Test terdiri atas 3 item, yaitu: menembak bola ke basket (shooting), melemparkan bola ke arah sasaran (passing) dan menggiring bola (dribbling). Berikut adalah ringkasan data dalam bentuk analisis statistik hasil dari Jonhson Basket Ball Test pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, yang dilakukan dengan bentuan Microsoft Excel 2010.
45
Tabel 7. Analisis Statistik Data Hasil Tes Keterampilan Dasar Bolabasket No Jenis Penghitungan Hasil Penghitungan 1 Mean 50.00 2 Skor Maksimum 67.70 3 Skor Minimum 28.98 4 Median 51.11 5 Rentang 38.72 6 Jumlah Interval 6.00 7 Panjang interval 6.45 Berdasarkan analisis statistik data hasil tes keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul di atas, maka apabila data hasil tes
keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul tersebut disusun kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, maka akan tampak sebagai berikut. Tabel 8. Kategori Skor Bolabasket
Data
No
Interval
Frekuensi
1 2 3 4 5 6
28.98−35.43 35.44−41.89 41.90−48.35 48.36−54.81 54.82−61.27 61.28−67.73 Jumlah
3 5 4 8 4 6 30
Hasil Tes
Keterampilan Dasar
Persentase Relatif 10.00% 16.67% 13.33% 26.67% 13.33% 20.00% 100%
Presentase Komulatif 10.00% 26.67% 40.00% 66.67% 80.00% 100%
Berdasarkan pemaparan data hasil tes keterampilan dasar bolabasket pada tabel di atas, maka dapat dijelaskan bahwa dalam ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul,
46
terdapat 3 siswa atau sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar bolabasket pada interval 28.98−35.43. Terdapat 5 siswa atau sebesar 16.67% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar bolabasket pada interval 35.44−41.89. Terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar bolabasket pada interval 41.90−48.35. Terdapat 8 siswa atau sebesar 26.67% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar bolabasket pada interval 48.36−54.81. Terdapat 4 siswa atau sebesar 13.33% yang memiliki nilai tscore keterampilan dasar bolabasket pada interval 54.82−61.27 dan terdapat 6 siswa atau sebesar 20.00% yang memiliki nilai t-score keterampilan dasar bolabasket pada interval 61.28−67.73. Dalam rangka memperjelas data pada tabel distribusi frekuensi di atas, maka data yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:
Gambar 7. Histogram Kategori Skor Data Hasil Menggiring Bola (Bobby Charlton)
47
B. Analisis Data 1. Hubungan antara Tinggi Badan dengan Tingkat Keterampilan Dasar Bolabasket Dalam penelitian ini teknik analisis korelasi product moment digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengambilan keputusan dalam uji hipotesis ini adalah jika koefisien korelasi lebih besar dari 0.05, maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, sebaliknya jika probabilitas kurang dari 0.05, maka terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hubungan antara tinggi badan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket dengan uji korelasi product moment dangan menggunakan bantuan SPSS 19.0 IBM Version. Tabel 9. Tabel Hasil Uji Korelasi Product moment (a)
Variabel Tinggi badan ‒ Tingkat keterampilan dasar bolabasket
Koefisien Korelasi
Sig
Korelasi
Df
Keterangan
0.00
0.05
0.812
0.367
Signifikan
Berdasarkan hasil dari korelasi product moment terhadap hubungan antara variabel tinggi badan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas
48
dari korelasi product momentnya adalah 0,812<0,360. Maka terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket sebesar 71.80%. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pula bahwa hasil dari korelasi product moment antara variabel tinggi badan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket diperoleh nilai korelasi sebesar 0.812, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria sangatt kuat, yaitu pada interval koefisien 0.801.00 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel tinggi badan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul termasuk dalam kriteria sangat kuat. 2. Hubungan antara Kelincahan dengan Tingkat Keterampilan Dasar Bolabasket Pengujian
hubungan
antara
kelincahan
dengan
tingkat
keterampilan dasar bolabasket dalam penelitian ini juga menggunakan teknik korelasi product moment. Berikut ini adalah rumusan dan hasil pengujian korelasi product moment hubungan antara kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0 IBM Version.
49
Tabel 10. Tabel Hasil Uji Korelasi Product moment (b) Variabel Kelincahan ‒ Keterampilan dasar bolabasket
Koefisien Korelasi
Sig
Korelasi
Df
Keterangan
0.000
0.05
0.759
0.367
Signifikan
Berdasarkan hasil dari korelasi product moment terhadap variabel kelincahan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas dari korelasi product momentnya adalah 0.759<0.360. Maka terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket sebesar 71.80%. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pula bahwa hasil dari korelasi product moment antara variabel kelincahan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket diperoleh nilai korelasi sebesar 0.759, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kelincahan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul termasuk dalam kriteria kuat.
50
3. Hubungan antara Kekuatan Otot Keterampilan Dasar Bolabasket
Lengan
dengan
Tingkat
Pengujian hubungan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket juga menggunakan teknik korelasi product moment. Berikut ini adalah rumusan dan hasil pengujian korelasi product moment hubungan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket dengan menggunakan bantuan SPSS 19.0 IBM Version. Tabel 11. Tabel Hasil Uji Korelasi Product moment (c) Variabel Kekuatan Otot Lengan ‒ Tingkat keterampilan dasar bolabasket
Koefisien Korelasi
Sig
Korelasi
Df
Keterangan
0.000
0.05
0.627
0.367
Signifikan
Berdasarkan hasil dari korelasi product moment terhadap variabel kekuatan otot lengan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket di atas, terlihat bahwa nilai probabilitas dari korelasi product momentnya adalah 0.627<0.360. Maka terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket sebesar 71.80%. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pula bahwa hasil dari korelasi product moment antara variabel kekuatan otot lengan dengan
51
variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket diperoleh nilai korelasi sebesar 0.627, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kekuatan otot lengan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul termasuk dalam kriteria kuat. 4. Hubungan antara Tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan Tingkat Keterampilan Dasar Bolabasket Analisis regresi berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. Dalam penelitian ini uji regresi berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 19.0 IBM Version. Pengambilan keputusan pada uji regresi berganda ini adalah jika nilai koefisien hitung pada uji regresi berganda kurang dari 0.05
maka terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat, sebaliknya jika diperoleh nilai koefisien hitung pada uji regresi berganda lebih dari 0.05 maka tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat. Berikut ini adalah hasil pengujian hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2
52
Piyungan, Kabupaten Bantul dengan uji regresi berganda memaanfaatkan program SPSS 19.0 IBM Version.
Tabel 12. Hasil Uji Regresi Berganda Tabel ANOVA Koefisien Variabel Sig Hit F Hit F Tab Korelasi a. Predictors: X1, X2, X3 0.000 0.05 38.93 2.96 b. Dependent Variabel: Y
Keterangan
Signifikan
Dari hasil pengihungan uji F dengan taraf koefisien korelasi 5% (0.05 ) yang dipaparkan pada tabel di atas, diperoleh hasil F hit yaitu 38,925 dengan koefisien korelasi yang lebih kecil dari signifikasi hitung yaitu: 0.00<0.05. Pengambilan keputusan regresi berganda tersebut juga dapat dilakukan dengan cara mengonsultasi harga F hit dengan F tab, pada α = 5%. F table dapat diketahui dengan cara mencari nilai F pada dk pembilang = k = 3 dan dk penyebut (n-k-1) = 30-3-1= 27 yang akhirnya diperoleh F table sebesar 2.96. Karena harga F hit>Ftab yaitu 38.925>2.96 berarti ada hugungan antara variable bebas dan variable terikat, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. C. Pembahasan Permainan bolabasket merupakan salah satu permainan beregu yang menggunakan bola besar. Permainan bolabasket putra menggunakan bola
53
ukuran 7 dan untuk putri menggunakan bola berukuran 6 untuk kategori remaja dan dewasa. Bolabasket dimainkan dilapangan oleh dua regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari lima pemain. Tujuan permainan ini dimainkan adalah untuk memasukkan bola ke dalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya dan berusaha mempertahankan keranjang sendiri dari serangan lawan. Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas permainan ini adalah memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota tubuh. Teknik dasar permainan bolabasket merupakan fundamental atau gerak dasar permainan bolabasket yang meliputi passing, shooting, dribbling dan pivot atau olah kaki yang dilakukan secara continue atau secara terus menerus hingga seorang atlet mahir dan mampu melakukan gerakan tersebut dengan baik dan benar. Terdapat berbagai faktor yang sangatt mempengaruhi dan berhubungan sangatt kuat terhadap kamampuan passing, shooting, dan dribbling seorang atlet basket, diantaranya yaitu tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan terhadap tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. Dalam rangka mengetahui kemampuan siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul terhadap
masing-masing variable,
diperlukan berbagai item
instrument tes, diantaranya yaitu: tes tinggi badan menggunakan staturmeter
54
untuk mengukur tinggi badan, tes lari bolak-balik (shuttle run) untuk mengukur kelincahan, tes gantung siku tekuk untuk mengukur kekuatan otot lengan dan Johnson Basket Ball Test untuk mengetahui keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul. Berdasarkan hasil korelasi product moment terhadap data hubungan antara variabel tinggi badan dengan variabel tingkat keterampilan dasar bolabasket diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 dan nilai korelasi sebesar 0.812, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria sangatt kuat, yaitu pada interval koefisien 0.80-1.00, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, yang hubungannya termasuk dalam kriteria sangat kuat. Diperoleh nilai probabilitas dari korelasi product moment antara data kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket sebesar 0.000 yang lebih keil dari 0.05 dan nilai korelasi sebesar 0.759, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799, sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul termasuk dalam kriteria kuat.
55
Berdasarkan hasil dari korelasi product moment terhadap kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05 dan nilai korelasi sebesar 0.627, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi akan masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat
keterampilan
dasar
bolabasket
pada
siswa
siswa
peserta
ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul
termasuk dalam kriteria kuat. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan regresi berganda, dengan hasil bahwa harga F hit>F tab yaitu 38.925>2.96
berarti ada
hugungan antara variable bebas dan variable terikat, Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dan dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Dalam permainan bolabasket, sangatt dibutuhkan postur yang tinggi agar memudahkan setiap pemain dalam melakukan berbagai keterampilan dasar dalam bolabasket, terutama ketika malakukan shooting sehingga seorang pemain basket yang berbadan tinggi akan mencapai ring basket lebih mudah dibandingkan dengan yang berbadan pendek. Tetapi tinggi badan
56
bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keterampilan bermain bolabasket sehingga pemain juga harus memperhatikan faktor-faktor lain, seperti kelincahan dan kekuatan otot langan. Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak dalam kecepatan yang tinggi. Dalam permainan bolabasket kelincahan sangatt menentukan agar bisa menerobos menghindari hadangan dari lawan agar bisa memasukkan bola ke dalam ring basket. Dalam pemain bolabasket, atlet yang mempunyai kelincahan baik, maka ia akan mempunyai kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak, tanpa kehilangan suatu keseimbangan dan kesadaran akan sikap tubuhnya yang akhirnya akan mempermudah pemain tersebut memenangkan suatu pertandingan yang dijalani. Kekuatan
otot
lengan
adalah
kemampuan
seseorang
untuk
mengerahkan daya semaksimal mungkin untuk mengatasi sebuah tahanan. Seorang pemain bolabasket harus mempunyai kekuatan yang besar karena kekuatan dalam permainan bolabasket sangatt diperlukan seperti melakukan passing, menerima passing, dribbling, dan juga membantu dalam melakukan shooting, apalagi jika tembakan dilakukan dari jarak 3 point area tentunya kekuatan yang dibutuhkan semakin besar agar memperoleh hasil yang diinginkan. Pada atlet basket, kakuatan otot lengan dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan pull up, gantung siku tekuk, push up dan angkat beban.
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, dianalisa dan dilakukan pembahasan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai barikut: 1. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan
korelasi
product
moment
yang
menunjukkan
nilai
probabilitas hitung yang lebih kecil dari koefisien korelasi 5% (0,000<0.05) dan nilai korelasi sebesar 0.812, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi product moment masuk pada kriteria sangat kuat, yaitu pada interval koefisien 0.80-1.00. 2. Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan
korelasi
product
moment
yang
menunjukkan
nilai
probabilitas yang lebih kecil dari koefisien korelasi 5% (0,000<0.05) dan nilai korelasi sebesar 0.759, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi product moment masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799. 3. Ada hubungan yang signifikan antara kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan
korelasi
product
58
moment
yang
menunjukkan
nilai
probabilitas hitung yang lebih kecil dari
koefisien korelasi 5%
(0,000<0.05) dan nilai korelasi sebesar 0.627, yang bila dimasukkan ke dalam tabel kriteria koefisien korelasi product moment masuk pada kriteria kuat, yaitu pada interval koefisien 0.60-0.799. 4. Ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket. Kesimpulan tersebut dibuktikan dari hasil perhitungan regresi berganda harga F hit>F tab yaitu 38.925>2.96 . B. Implikasi Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa ternyata adanya ada hubungan yang signifikan antara tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan dengan tingkat keterampilan dasar bolabasket pada siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul, sehingga diharapkan, hasil penelitian ini dapat menjadi masukan berbagai pihak, baik siswa, guru ekstrakurikuler bolabasket, guru pendidikan jasmani, kepala sekolah, maupun pemerintah dan lingkungan sekitar. Bermodal dari hasil penelitian ini diharapkan pula agar pada ekstrakurikuler bolabasket di SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul maupun ekstrakurikuler bolabasket pada sekolah-sekolah yang lain, untuk dapat ditambah porsi latihan khusus untuk latihan-latihan yang berhubungan langsung dengan upaya peningkatan tinggi badan, latihan yang berhubungan dengan peningkatan kelincahan dan latihan yang berhubungan dengan peningkatan kekuatan otot lengan, sehingga kemampuan siswa peserta
59
ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten
Bantul
maupun ekstrakurikuler bolabasket pada sekolah-sekolah lain dalam keterampilan dasar bolabasket dapat terus meningkat. C. Keterbatasan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis telah berusaha dengan mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki, namun tetap disadari bahwa penelitian ini tetap tidak luput dari kesalahan dan kekurangan hal-hal yang dirasa menjadi keterbatasan dalam melakukan penelitian ini diantaranya adalah: 1. Faktor keterbatasan waktu. Penelitian tentang hubungan tinggi badan, kelincahan, dan kekuatan otot lengan terhadap tingkat keterampilan dasar bolabasket siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul ini dilakukan pada sore hari dan waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data cukup banyak, sehingga pengambilan data tidak cukup dilaksanakan dalam satu hari saja. 2. Faktor kelelahan subyek penelitian, hal tersebut dikarenakan siswa peserta ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul memiliki kewajiban untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar dari pagi hingga siang, sehingga ketika dilakukan pengambilan pada sore harinya, dimungkinkan ada beberapa siswa tidak menampilkan hasil tes terbaiknya karena sedang dalam kondisi lelah. 3. Johnson Basket Ball Test seharusnya di desain untuk mengukur tingkat keterampilan bolabasket SMA putra, sehingga seyogyanya penelitian yang
60
akan menggunakan Johnson Basket Ball Test, sampel yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik sampel yang dipergunakan dalam Johnson Basket Ball Test. D. Saran-Saran 1. Saran yang pertama adalah bagi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler bolabasket, agar lebih bersemangat dan sungguh-sungguh dalam meningkatkan kemampuan bermain bolabasketnya. 2. Saran yang kedua adalah bagi guru ekstrakurikuler bolabasket, baik pada ekstrakurikuler bolabasket SMP Negeri 2 Piyungan, Kabupaten Bantul maupun pada ekstrakurikuler bolabasket sekolah-sekolah lain, agar selalu belajar dan mengembangkan ilmu bolabasketnya sehingga dapat menghasilkan suatu bentuk latihan yang semakin baik dan mampu meningkatkan prestasi anak didiknya secara maksimal. 3. Saran yang terakhir adalah bagi para peneliti selanjutnya hendaknya mengembangkan dan menyempurnakan berbagai variabel dan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.
61
DAFTAR PUSTAKA
Akros Abidin. (1999). Bolabasket Kembar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Achmad Fadhil S. (2011). Hubungan Antara Tinggi Badan, Kecepatan, dan Koordinasi, dengan Keterampilan Dasar Bermain Bolabasket Siswa Putra SMA N 1 Purworejo Kelampok Kabupaten Banjarnegara yang Mengikuti Ekstrakurikuler Bolabasket. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Collin, Ray and Patrick B. Hodges. (1978). A Comprehensive Guide to Sports Skill Tests and Measurement. Springfield, Illinois, USA: Charles C. Thomas. Djoko Pekik Irianto. (2004). Bugar dan Sehat dengan Berolahraga. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Oliver Jon. (2007). Dasar-dasar bolabasket. Jakarta: Pakar Karya. Lutan Rusli. (2001). Asas-asas Pendidikan Jasmani: Pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga. Depdiknas. Muhajir. (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kasehatan SMA Kelas X. Bandung: Erlangga. Muhammad Muhyi Faruq. (2009). Meningkatkan Kebugaran Jasmani melalui Permainan dan Olahraga Bolabasket. Surabaya: Grasindo. Narbuko Cholid dan H. Abu Achmadi. (2008). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Ngatman. (2001). Petunjuk Praktikum Tes dan Pengukuran FIK UNY. Yogyakarta: FIK UNY. Noer Hamidsyah, dkk. (1994). Kepelatihan dasar. Jakarta: Depdikbud. Nurgiantoro Burhan, dkk. (2004). Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nuril Ahmadi. (2007). Permainan Bolabasket. Solo: Era Intermedia. PB. PERBASI. (2000). Peraturan Resmi Permainan Bolabasket. Jakarta: PB PERBASI.
62
Sri Haryono. (2008). Pedoman Praktek Laboratorium Mata Kuliah Tas Dan Pengukuran Olahraga. Semarang: Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga, FIK UNNES. Suharno HP. (1981). Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Sukintaka. (1979). Permainan dan Metodik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tamat Tisnowati. (2005). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka. Tim Anatomi. (2001). Diktat Anatomi Manusia. Yogyakarta: FIK UNY. Tohar. (2002). Olahraga Pilihan Bulutangkis. Semarang: IKIP Semarang. Tri Junianto. (2011). Hubungan Antara Power Tungkai, Koordinasi Mata Tangan dan Tinggi Badan Dengan Kemampuan Shoot Underbasket Peserta Kegiatan Ekstrakurikuler Bolabasket SMP Negeri 4 Wates, Kab. Kulonprogo. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY. Usman Husaini dan R. Purnomo Setiady Akbar. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara. Yudha M. Saputra. (1998). Pengembangan Kegiatan Motorik KO dan Ekstrakurikuler. Depdikbud.
63