BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berbagai permasalahan dalam kehidupan dapat memicu seseorang mengalami kondisi stress dalam dirinya yang dapat menimbulkan gangguan jiwa. Temuan WHO menunjukkan, diperkirakan 873.000 orang bunuh diri setiap tahun. Lebih dari 90% kasus bunuh diri berhubungan dengan gangguan jiwa seperti Depresi, Skizofrenia, dan ketergantungan terhadap alkohol (Febriani, 2008). Data Departemen Kesehatantahun 2009, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saatini, mencapai lebih dari 28 juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 11,6% dan 0,46% menderita gangguan jiwa berat. Dengan asumsi penderita Skizofrenia yaitu angka satu persen tersebut di atas maka jumlah penderita di Indonesia pada tahun 2012 sekitar 2.377.600 orang (Januarti, 2008). Hasil penelitian WHO di Jawa Tengah tahun 2009 menyebutkan dari setiap 1.000 warga Jawa Tengah terdapat tiga orang yang mengalami ganguan jiwa. Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negaramaju, negara modern dan Negara indutstri. Keempat masalah kesehatan utama tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan (Mardjono, 1992 dalam Hawari 2012). Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Baihaqi, dkk, 2007). Gangguan jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya. Hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berat berupa sakit jiwa (Hardianto, 2009). Skizofrenia merupakan penyakit neurologis yang mempengaruhi persepsi klien, cara berfikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya. Neurological disease that affects a person’s perception, thinking, language, emotion, and social behavior. (Hermann, 2008 dalamYosep, 2012). Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia adalah 0,3 sampai 1% dan bias timbul pada usia sekitar 18 sampai 45 tahun, namun ada juga yang baru berusia 11-12 tahun sudah menderita skizofrenia. Apa bila penduduk Indonesia sekitar 200 juta jiwa maka diperkirakan sekitar 2 juta skizofrenia, dimana sekitar 99% pasien di Rumah Sakit Jiwa adalah: penderita skizofrenia. Gejala-gejala skizofrenia mengalami penurunan fungsi/ketidakmampuan dalam menjalani hidupnya, sangat terlambat produktifitasnya dengan orang lain (Arif, 2006). Skizofrenia adalah suatu penyakit persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan interpersonal, serta memecahkan masalah (Stuart, 2007). Skizofrenia terbentuk secara bertahap dan klien tidak menyadari ada sesuatu yang tidak beres dalam otaknya dalam kurun waktu yang lama. Kerusakan yang perlahan-lahan ini yang akhirnya menjadi Skizofrenia yang
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
tersembunyi dan berbahaya. Gejala yang timbul secara perlahan-lahan ini bisa saja menjadi Skizofrenia akut. Periode Skizofrenia akut adalah gangguan yang singkat dan kuat, yang meliputi halusinasi, penyesatan pikiran (delusi), dan kegagalan berpikir (Yosep, 2011). Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan dan penciuman. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada (Keliat, Akemat, 2010). Halusinasi merupakan salah satu gejala positif pada klien dengan Skizofrenia. Dari seluruh klien Skizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah gangguan manic depresif dan delerium. Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu (Praptoharsoyo, 2012). Berdasarkan data di RSUD Banyumas penderita penyakit jiwa pada tahun 2013 tercatat gangguan jiwa Skizofrenia paranoid sebanyak 65 klien (10,5%) dari 620 klien. Pada 5 bulan terakhir tahun 2014 tercatat gangguan jiwa skizofrenia paranoid sebanyak 56 klien 11,9%) dari 470 klien. Penderita penyakit jiwa pada bulan maret 2014 sampai juni 2014 tercatat 912 orang. Sedangkan di ruang Bima Rumah Sakit Umum daerah Banyumas terdapat
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
penderita penyakit gangguan jiwa 3 bulan terkhir dengan gangguan sensori persepsi halusinasi sebanyak 210 orang. Pengelolaan keperawatan yang harus dilakukan dengan mengkaji terlebih dahulu apa penyebab stressor dan menggali lebih dalam hal positif yang biasa dilakukan klien. Kolaborasi pemberian obat golongan anti depresan sesuai ketentuan juga diperlukan untuk meningkatan motivasi klien. Selain itu keluarga harus berperan serta mendampingi, memfasilitasi, dan memotifasi, serta memberikan pujian setiap aktivitas positif yang dapat dikerjakan. Untuk mencegah gangguan lebih lanjut maka penulis berkeinginan mengelola dan membantu menghilangkan halusinasi. Oleh sebab itu penulis tertarik melaksanakan dan mengelola asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan Gangguan Sensori Persepsi : halusinasi penglihatan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
B. Tujuan Penulisan Tujuan Umum : Melaporkan hasil asuhan keperawatan Tn. A dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi di ruang Bima RSUD Banyumas. Tujuan Khusus : a. Pengkajian padaTn. A dengan halusinasi penglihatan b. Analisa data hasil pengkajian dan menetapkan diagnosa keperawatan pada Tn. A dengan halusinasi penglihatan. c. Rencana tindakan keperawatan pada Tn. A dengan halusinasi Penglihatan. d. Implementasi keperawatan pada Tn. A dengan halusinasi penglihatan. e. Evaluasi terhadap implementasi keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. A dengan Halusinasi penglihatan.
C. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini digunakan cara sebagai berikut : 1. Observasi Partisipatif Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap klien secara langsung, melaksanakan asuhan keperawatan pada klien. 2. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan cara Tanya jawab atau anamnesis pada klien, keluarga, danpadaperawatruangan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
3. Studi Literatur Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali sumber-sumber pengetahuan melalui buku-buku atau jurnal terkini dengan cara membaca dan mempelajari bahan yang ada hubungannya dengan halusinasi penglihatan. 4. Studi Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara menelaah catatan-catatan khusus klien yang terdapat pada format-format dokumentasi maupun yang terdapat pada rekam medis.
D. Tempat dan waktu Asuhan keperawatan ini dilakukan di RSUD Banyumas ruang Bima pada hari Kamis – sabtu, tanggal 12-14 Juni 2014.
E. Manfaat Penulisan Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan keperawatan klien dengan gangguan sensori persepsi : halusinasi penglihatan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan untuk penyusunan tugas akhir ini adalah : BAB I
: PENDAHULUAN Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, pengumpulan data, tempat dan waktu, manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA Membahas tentang pengertian, etiologi, tanda dan gejala, rentang respons, psikopatologi, pohon masalah, diagnose keperawatan, dan rencana tindakan keperawatan.
BAB III : LAPORAN KASUS Membahas tentang asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, rencana tindakan keperawatan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : PEMBAHASAN Menguraikan tentang pembahasan kasus. Pembahasan yang menelaah kesenjangan antara teori dengan masalah laporan kasus dalam hal pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi, serta alternatif pemecahannya. BAB V
: KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran yang diberikan terkait tentang kesimpulan dari pembahasan kasus secara teori dan langsung yang terjadi di lapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai pihak.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHANI INDRAWAN, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014