BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan salah satu program untuk penyediaan kayu dalam jumlah cukup, berkualitas baik secara terus menerus dan lestari. Salah satu tantangan dalam pembangunan HTI adalah penyediaan bibit tanaman dalam jumlah yang sangat besar dengan kualitas yang tinggi dan seragam agar menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang baik, tingkat ketahanan hidup yang tinggi dan bernilai ekonomis sehingga menjamin kembalinya biaya investasi yang telah dikeluarkan. Salah satu jenis species yang mendapat prioritas dalam pembangunan HTI adalah sengon (Falcataria moluccana). Jenis ini dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, di antaranya adalah masa masak tebang relatif pendek, pengelolaan relatif mudah, persyaratan tempat tumbuh tidak rumit, kayunya serbaguna, membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan dan dapat memberikan kegunaan serta keuntungan yang tinggi, misalnya untuk produksi kayu pertukangan, bahan pulp, papan partikel dan kayu energi (Atmosuseno, 1994). Penanaman sengon dalam skala besar di Indonesia dalam tujuan tertentu menghadapi beberapa tantangan. Di samping produksinya harus memenuhi target kebutuhan bahan baku industri yang disesuaikan dengan pertumbuhan riapnya, juga harus diusahakan agar tingkat kematian tanaman tersebut kecil, sehat dan bebas dari serangan hama penyakit.
1
Namun demikian, potensi semakin bertambahnya luasan pertanaman sengon saat ini juga sedang mengahadapi ancaman yang sangat serius dengan muncul dan menyebarnya serangan penyakit karat tumor (gall rust). Tahun 2011 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta membangun plot uji genetik di beberapa lokasi yaitu di Bondowoso, Lumajang dan Jember dengan mengacu pada hasil yang telah dicapai pada pembangunan sebelumnya yaitu plot uji genetik tahun 2007 di Kediri. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui respon famili-famili yang terbukti memiliki toleransi terhadap penyakit karat tumor apabila ditanam di daerah endemik dan nonendemik. Salah satu upaya menanggulangi resiko kegagalan tanaman dan meningkatkan produktivitasnya adalah dengan menggunakan benih unggul. Dengan demikian maka pemilihan benih unggul sebagai bahan tanaman menjadi salah satu masalah yang penting. Na’iem (1996) mengatakan bahwa menanam pohon dengan menggunakan benih yang tidak jelas asal-asulnya akan memiliki resiko tinggi terhadap kegagalan penanaman. Selanjutnya dikatakan bahwa penggunaan benih unggul untuk pohon hutan adalah sangat penting. Benih unggul hanya akan didapatkan dari hasil kegiatan pemuliaan. Uji keturunan merupakan salah satu cara mendapatkan bibit unggul. Uji keturunan ditujukan untuk mendapatkan penaksiran informasi genetik dan ranking famili yang paling terpercaya. Pertanaman uji keturunan yang telah diseleksi dapat dikonversi menjadi kebun benih semai (Seadling Seed Orchad) untuk memenuhi kebutuhan benih unggul secara genetik.
2
Berdasarkan alasan tersebut maka dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan
informasi
mengenai
seberapa
jauh
faktor
genetik
mempengaruhi pertumbuhan sengon dan famili-famili mana yang terbukti unggul secara genetik dalam kaitanya terhadap pertumbuhan dan responnya terhadap serangan penyakit karat tumor sehingga bermanfaat untuk program pemuliaan pohon di masa yang akan datang. 1.2 Rumusan Masalah Sengon sebagai salah satu jenis spesies fast growing dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi menyebabkan permintaan kayu ini terus mengalami peningkatan, sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan produktivitas kayu yang dihasilkan. Untuk itu diperlukan penelitian integratif dengan menerapkan disiplin ilmu terkait. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan program pemuliaan tanaman hutan secara komprehensif untuk menghasilkan benih unggul dari spesies target. Dalam pengembangan hutan tanaman sengon, program pemuliaan merupakan salah satu kunci keberhasilan. Program tersebut dapat menghasilkan benih unggul (imporved seed) yang dapat meningkatkan produksi kayu dibandingkan dengan menggunakan benih biasa (unimporved seed). Selain itu, saat ini sengon menghadapi tantangan akibat serangan penyakit karat tumor, dengan mempertimbangkan potensi genetik yang dimiliki pada beberapa populasi alaminya, maka perlu dilakukan penelitian sengon terhadap pertumbuhanya serta toleransi terhadap penyakit karat tumor melalui pendekatanpendekatan parameter pemuliaan pohon. Sehingga diharapkan informasi dari hasil
3
penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menentukan strategi pengembangan sengon kedepannya. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui variasi pertumbuhan pada masing-masing famili. 2. Menaksir parameter genetik pertumbuhan tanaman sengon di masingmasing lokasi maupun gabungan lokasi. 3. Mengetahui respon ketahanan terhadap penyakit karat tumor pada masingmasing famili. 1.4 Hipothesis 1. Terdapat variasi pertumbuhan pada masing-masing famili. 2. Terdapat perbedaan nilai-nilai parameter genetik pertumbuhan tanaman sengon di masing-masing lokasi maupun gabungan lokasi. 3. Terdapat variasi respon terhadap penyakit karat tumor masing-masing famili. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengelolaan hutan tanaman sengon untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas yang diinginkan dalam mencukupi kebutuhan bahan baku sengon. Hasil penelitian ini nantinya juga dapat dijadikan sebagai basis data yang bermanfaat dalam kegiatan selanjutnya, misalnya kegiatan penjarangan genetik (rouging) dalam rangka kegiatan konversi uji keturunan menjadi kebun benih semai, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh benih-benih hasil pemuliaan
4
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pengelolaan. Untuk selanjutnya, familifamili yang sudah diketahui kualitas dan keunggulan genetiknya nantinya dapat dikembangkan secara vegetatif untuk memperoleh bibit dengan materi genetik yang mirip dengan induknya sebagai bahan pertanaman masal atau juga dapat digunakan sebagai bahan uji klon.
5