BAB I PENDAHULUAN A.
LATAR BELAKANG PENELITIAN Kondisi perekonomian di Indonesia sedang mengalami kenaikan
dan penurunan. Ketidakstabilan perekonomian yang terjadi di Indonesia ini dapat diakibatkan oleh krisis yang terjadi akibat globalisasi. Globalisasi ini merupakan dampak dari krisis yang disebabkan oleh negara luar yang tidak dapat menstabilkan perekonomian di negaranya sendiri. Di samping itu persaingan antar peusahaan di dalam negeri semakin ketat sehingga akan membuat kinerja perusahaan menjadi terganggu. Terjadinya krisis yang berkepanjangan bagi perusahaan dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan keuangan . Karena persaingan antar perusahaan akan membuat manajemen perusahaan meningkatkan kinerja dan menambah biaya untuk kegiatan produksi dan sumber daya manusia. Naiknya biaya ini akan berpengaruh terhadap harga jual produk dimana apabila semakin naik harga jual ini dan harga jual perusahaan pesaing menjadi lebih murah maka akan berdampak pada keuangan perusahaan dan akan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan ini merupakan salah satu tahap dimana perusahaan akan mengalami kebangkrutan.kesulitan keuangan ini biasanya disebut dengan financial distress. Akibatnya banyak perusahaan yang memungkinkan berpotensi mengalami financial distress. Menurut (Platt & platt, 2002), Financial Distress adalah tahap penurunan kondisi keuangan
1
2
yang dialami oleh suatu perusahaan,yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Kesulitan keuangan perusahaan dapat membuat perusahaan tersebut menjadi bangkrut. Sebelum terjadi kebangkrutan perusahaan harus memilikki suatu sistem untuk mencegah agar perusahaan tidak mengalami kebangkrutan. Financial distress ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk mengatasi sebelum terjadinya financial distress manajemen harus melakukan pengawasan terhadap keuangan perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan. Laporan
keuangan
merupakan
informasi
posisi
keuangan
perusahaan,kinerja perusahaan,laba atau rugi perusahaan dan perubahan posisi keuangan perusahaan. Informasi laporan keuangan ini digunakan untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemegang saham dan para investor. Laporan keuangan juga yang akan memberikan keputusan investasi yang akan dilakukan oleh investor setelah melihat laporan keuangan yang diberikan oleh perusahaaan. Analisis laporan keuangan ini dilakukan dengan menganilis rasio-rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan dalam memprediksi financial distress yaitu rasio likuiditas,rasio leverage dan rasio profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kegiatan operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Jika semakin tinggi rasio likuiditas maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk melihat seluruh aset yang
3
dimilikki oleh perusahaan dalam melunasi kewajibannya. Rasio ini juga dapat digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban apabila suatu saat perusahaan mengalami likuidasi. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio profitabilitas yang digunakan adalah Return On Assets(ROA). ROA
digunakan
untuk
mengukur
efektivitas
perusahaan
dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan asset yang dimilikki oleh perusahaan (Nordiana, 2015) Dalam menjalankan kegiatan operasi setiap perusahaan akan menerima kas masuk dan mengeluarkan kas keluar. Arus kas ini memberikan informasi berupa laporan yang relevan tentang kas masuk dan kas keluar dalam periode tertentu. Perusahaan akan mengalami positif cash flows apabila kas masuk lebih besar daripada kas keluar,tetapi jika kas masuk lebih kecil daripada kas keluar maka perusahaan akan mengalami negative cash flows. Apabila arus kas investasi perusahaan tersebut mengalami penurunan karena biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sedikit dan investasi semakin kecil maka perusahaan tersebut kemungkinan mengalami financial distress. Investasi merupakan salah satu kegiatan utama perusahaan untuk menambah pendapatan perusahaan selain dari laba perusahaan. Arus kas ini juga berasal dari kegiatan utama operasi perusahaan yaitu penjualan. Perusahaan yang bergerak di industri pasti akan menjual barangnya ke pihak pembeli. Apabila tingkat penjualan ini tinggi maka arus
4
kas masuk yang diperoleh juga akan semakin tinggi. Tetapi apabila tingkat penjualan rendah maka kas masuk yang diperoleh juga rendah. Tingkat penjualan ini juga bisa dilihat dari penjualan tahun lalu,apakah penjualan tahun lalu dengan tahun sekarang mengalami kenaikan atau penurunan. Apabila tingkat penjualan perusahaan tahun sekarang mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu makan kemungkinan perusahaan tersebut mengalami financial distress. Penelitian yang dilakukan oleh Koes (2010), Novitasari(2014) dan Nordiana (2015) tentang Pengaruh Likuiditas terhadap Financial Distress menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh likuiditas terhadap financial distress. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widarjo (2009), Imam (2012),Evanny (2012), dan Rizka (2015) menunjukkan hasil bahwa Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Financial Distress. Penelitian yang dilakukan oleh Koes (2010) dan Evanny (2012) tentang Pengaruh Leverage terhadap Financial Distress menunjukkan hasil bahwa Leverage berpengaruh terhadap Financial Distress. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widarjo (2009), Imam (2012), Nordiana (2015) dan Rizka (2015) menunjukkan hasil bahwa Leverage
tidak
berpengaruh terhadap Financial Distress. Penelitian yang dilakukan oleh Widarjo (2009) , (Koes & all, 2010) Imam (2012), Evanny (2012), dan Nordiana (2015) tentang Pengaruh Profitabilitas terhadap Financial Distress menunjukkan hasil bahwa Profitabilitas berpengaruh terhadap Financial Distress. Sedangkan
5
penelitian yang dilakukan oleh Rizka (2015) menunjukkan hasil bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Financial Distress. Penelitian yang dilakukan oleh Imam (2012) dan Bagus (2013) tentang Pengaruh Cash Flow Terhadap Financial Distress menunjukkan hasil bahwa Cash Flow berpengaruh terhadap Financial Distress. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2010) menunjukkan hasil bahwa Cash Flows tidak berpengaruh terhadap Financial Distress Penelitian yang dilakukan oleh Bagus (2013) tentang Pengaruh Sales Growth Terhadap Financial Distress menunjukkan hasil bahwa Sales Growth berpengaruh terhadap Financial Distress sedangkan penelitian yang sdilakukan oleh Widarjo (2009) dan Novitasari (2014) menunjukkan hasil bahwa Sales Growth tidak berpengaruh Terhadap Financial Distress. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dimana perusahaan ini merubah bahan mentah untuk menjadi barang jadi yang dibutuhkan oleh konsumen. Kebanyakan dari perusahaan manufaktur ini mendapatkan bahan baku untuk dibuat menjadi bahan jadi berasal dari luar atau impor. Apabila perusahaan mendapatkan bahan baku yang berasal dari impor akan berdampak pada nilai mata uang yang ada di negara luar dan negara Indonesia sehingga dapat mengakibatkan perubahan harga jual produk (Hidayat, 2009). Apabila harga jual produk ini naik maka konsumen akan mengurangi keinginan untuk membeli produk tersebut sehingga akan mengakibatkan penjualan pada perusahaan manufaktur menjadi turun. Penurunan penjualan ini dapat mengakibatkan profit
6
perusahaan mengalami penurunan dan kemungkinan besar perusahaan tidak bisa membayar kewajiban yang dipinjam dari pihak kreditur apabila kegiatan usahanya menurun. Kondisi ini akan membuat perusahaan manufaktur akan mengalami financial distress.
7
B.
RUMUSAN MASALAH
Apakah Likuiditas,Leverage,Profitabilitas, Sales Growth, dan Cash Flow Berpengaruh Terhadap Financial Distress? C.
TUJUAN PENULISAN
Untuk menguji secara empiris pengaruh.Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Sales Growth dan Cash Flow Terhadap Financial Distress pada Perusahaan Manufaktur tahun 2013-2014 D.
MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan Untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan saat ini dan pengaruh rasio keuangan terhadap kondisi keuangan perusahaan. 2. Bagi Investor Untuk melakukan pengambilan keputusan investasi di masa yang akan datang investor harus mengetahui perkembangan kondisi keuangan yang sedang terjadi di perusahaan 3. Bagi Kreditor Untuk pengambilan keputusan bagi pihak kreditor dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan yang bersangkutan. 4. Bagi Peneliti Lain Untuk mengembangkan penelitian ini dan menambah variabel-variabel yang lebih baru lagi.
8
E.
BATASAN MASALAH
Penelitian ini hanya menggunakan rasio keuangan saja terhadap kondisi financial distress. Periode waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah tahun 2013 dan 2014.