BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus kita pikirkan bersama mengingat dampak yang buruk dari pengelolaan lingkungan. Sebagaimana telah diketahui bersama fenomena yang terjadi bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Banyak dampak negatif tanpa adanya lapizan ozon seperti : penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu, pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es yang ada di kutub Utara dan Selatan. Beberapa contoh permasalahan lingkungan yang terjadi di Indonesia seperti pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah. Permasalahan lingkungan seperti pencemaran udara yakni masalah kabut asap juga menjadi isu hangat karena telah menjadi perhatian penting negara dikawasan Asia Tenggara, bahkan menjadi isu lintas batas negara. Penyebab dari kabut asap tersebut mungkin karena adanya kesengajaan pihak tak bertanggungjawab yang sengaja membakar hutan untuk perubahan alih fungsi hutan untuk kepentingan perusahaan.
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Permasalahan lingkungan mengenai pencemaran air yang baru saja terjadi seperti jutaan ikan mati dan terdampar di Pantai Ancol juga menjadi perhatian penting. Hal ini dikarenakan air yang telah bercampur dengan limbah menjadi ancaman bagi kelangsungan ekosistem sungai dan laut diteluk Jakarta. Krisis air dan limbah yang mengancam khususnya wilayah perkotaan karena adanya pembangunan-pembangunan seperti mall, hotel dan juga perumahanperumahan
menjadi
faktor
kemerosotan
lingkungan.
Pembangunan
memungkinkan air tanah tergerus sehingga berdampak pada krisis air dan volume limbah yang akan dihasilkan pun dipastikan akan bertambah. Sedangkan untuk pencemaran tanah mengakibatkan kualitas tanah berkurang disebabkan karena limbah yang mencemari tanah. Pencemaran ini biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan subpermukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). TABEL 1.1 PERMASALAHAN LINGKUNGAN YANG TERJADI DI INDONESIA No 1. 2. 3.
Kasus yang terjadi Kabut asap di Riau dan Sumatera
Penyebab Pembakaran lahan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab Jutaan ikan mati di Pantai Ancol Air laut yang tercemar oleh limbah industri dan rumah tangga Rusaknya lahan pertanian dan Pembuangan limbah yang tidak pencemaran air sungai Cikijing di diolah oleh pabrik tekstile
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
No
Kasus yang terjadi Rancaekek
4.
Pencemaran pada sungai Citarum
5.
Asap pabrik yang menganggu di Belopa, Sulawesi Selatan Pencemaran di pantai Cilacap
6. 7. 8. 9.
10.
Penyebab
Pencemaran air sungai di kota Pekalongan Pencemaran sungai klampok di Semarang Pencemaran sungai Ciwalen, Garut Pencemaran pantai Pangandaran
Pencemaran akibat limbah dari pabrik tekstile dan limbah rumah tangga Asap yang dikeluarkan oleh pabrik tripleks, PT Panply Kebocoran minyak mentah oleh PT Pertamina Limbah akibat industri batik tanpa melalui proses pengolahan Limbah dari pabrik laundry PT Insan Pack Limbah dari industri kulit karena sulitnya mengelola limbah hasil produksi Limbah restoran dan hotel di sekitar pantai Pangandaran.
Sumber : Diolah dari berbagai sumber. Isu lingkungan merupakan isu yang sangat luas karena mengaitkan beberapa macam disiplin ilmu seperti ilmu ekonomi, politik, sosial dan budaya. Pandangan para stakeholder juga terpusat pada isu lingkungan yang sedang terjadi dimana proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan memberikan dampak negatif bagi lingkungan. Tanggung jawab lingkungan dianggap sebagai beban karena perusahaan harus mengeluarkan biaya – biaya tambahan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan tersebut sehingga faktor biaya merupakan kendala bagi industri dalam melakukan pengelolaan limbah, khususnya bagi industri-industri
skala
kecil
dan
menengah.
Permasalahan
inilah
yang
menyebabkan terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan yang kondisinya
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
akan semakin parah bila para penegak hukum bertindak kurang tegas terhadap permasalahan lingkungan ini. Menurut Yuliusman (2008) kegiatan perusahaan dalam menghasilkan laba dan memenuhi kebutuhan masyarakat secara otomatis menimbulkan konsekuensi pada lingkungan hidup di sekitarnya. Pencemaran lingkungan yang tidak jarang dilakukan oleh perusahaan saat ini dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat, lingkungan hidup dan juga keberlanjutan usaha dari perusahaan itu sendiri. Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan yang dilakukan perusahaan mulai disadari sehingga dalam jangka panjang akan merugikan perusahaan. Perusahaan pada saat ini tidak lagi memfokuskan pada kinerja keuangan yaitu bentuk profit. Namun, seiring berjalannya waktu ada perubahan paradigma bisnis dari 1P (Profit) menjadi 3P (Profit, People, Planet). People artinya; sebuah bisnis harus bertanggung jawab untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat sosial serta seluruh stakeholdernya. Profit artinya; perusahaan tidak boleh hanya memiliki keuntungan bagi organisasinya saja, tetapi harus dapat memberikan kemajuan ekonomi bagi para stakeholdernya. Sedangkan Planet artinya; Perusahaan harus dapat menggunakan sumber daya alam dengan sangat bertanggung jawab dan menjaga keadaan lingkungan serta memperkecil jumlah limbah produksi. (Sedyono, 2006). Dengan semakin banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini, aspek lingkungan menjadi perhatian oleh banyak pihak baik oleh konsumen, investor dan juga pemerintah. Pemerintah dalam hal ini menerapkan sebuah kebijakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2014 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup melakukan pemeringkatan kinerja lingkungan perusahaan melalui suatu program yang dinamakan Program for Pollution Control, Evaluation and Rating atau yang lebih dikenal dengan PROPER. PROPER dikondisikan sebagai reputation award dan merupakan perwujudan transparansi dan partisipasi publik dalam pengelolaan lingkungan. Perusahaan yang dimasukkan dalam kegiatan pemeringkatan ini meliputi perusahaan BUMN, PMA dan PMDN, yang termasuk dalam sektor industri manufaktur, prasarana dan jasa, sektor pertambangan, energi dan migas serta sektor pertanian dan kehutanan. Dengan adanya PROPER, informasi mengenai tingkat kinerja lingkungan perusahaan pada skala nasional dapat dengan mudah diperoleh melalui media massa. Dalam PROPER kinerja lingkungan sebuah perusahaan diukur dengan menggunakan warna, mulai dari yang terbaik emas, hijau, biru, merah hingga yang terburuk hitam. Penilaian kinerja penanggung jawab usaha diberikan dalam bentuk peringkat kinerja yang terdiri atas : a.
Emas, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah
secara
konsisten
menunjukkan
keunggulan
lingkungan
(environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab terhadap masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
b.
Hijau, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem manajemen lingkungan, pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan melakukan upaya pemberdayaan masyarakat dengan baik.
c.
Biru, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan.
d.
Merah, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang upaya pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan.
e.
Hitam, diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja
melakukan
perbuatan
atau
melakukan
kelalaian
yang
mengakibatkan pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran
terhadap
peraturan
perundang-undangan
atau
tidak
melaksanakan sanksi administrasi. Menurut Wood (1991) dalam Amy Rahma (2010), salah satu aspek terpenting dalam kinerja sosial adalah kinerja lingkungan (environmental performance). Penerapan
konsep
ecoeficiency
dalam
sistem
manajemen
lingkungan
mengharuskan perusahaan memproduksi barang dan jasa yang lebih berguna dan secara simultan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, konsumsi sumber daya dan biaya. Ecoeficiency mengimplikasikan bahwa peningkatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
efisiensi berasal dari perbaikan kinerja lingkungan. Dengan adanya efisiensi diharapkan dapat meningkatkan kinerja lingkungan dan akan menghasilkan keuntungan. Lingkungan sebagai barriers to trade dilaksanakan dengan cara menerapkan berbagai macam standar, baik itu standar international (ISO, Ekolabel) maupun persyaratan pembeli (buyer requirement). Pemberlakuan standar lingkungan pada suatu produk atau jasa mengakibatkan pasar yang ketat sehingga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh para pelaku industri. Oleh karena itu kita harus dapat menempatkan aspek lingkungan hidup menjadi bagian integral dari suatu kegiatan industri, sehingga masalah lingkungan bukan lagi menjadi bagian terpisah dari kegiatan industri yang memerlukan biaya tambahan. Penelitian Pflieger et al. (2005) menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian lingkungan
oleh
perusahaan
akan
mendatangkan
sejumlah
keuntungan,
diantaranya ketertarikan pemegang saham dan stakeholder untuk berinvestasi pada
perusahaan
tertentu
akibat
pengelolaan
lingkungannya
yang
bertanggungjawab. Menurut De Beer dan Friend (2006), salah satu faktor yang dapat membantu peningkatan kinerja lingkungan adalah akuntansi lingkungan. Peran akuntansi lingkungan dalam meningkatkan kinerja lingkungan merujuk pada salah satu peran akuntansi yaitu sebagai penyedia informasi bagi manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lena Supriati Sihombing dan Anis Chariri (2014) serta Angela dan Fransisca Ninik Yudianti (2015). Penelitian tersebut menggunakan peringkat PROPER sebagai indikator kinerja lingkungan. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP KINERJA LINGKUNGAN” (Studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh PROPER periode 2013-2015). B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan fenomena permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang, maka dalam penelitian ini disusun rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja lingkungan? 2. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja lingkungan? 3. Apakah struktur kepemilikan asing berpengaruh terhadap kinerja lingkungan? 4. Apakah
struktur
kepemilikan
publik
berpengaruh
terhadap
kinerja
lingkungan? 5. Apakah pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh terhadap kinerja lingkungan?
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, tujuan penelitian ini adalah membuktikan secara empiris : 1) Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja lingkungan 2) Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja lingkungan 3) Pengaruh kepemilikan asing terhadap kinerja lingkungan 4) Pengaruh kepemilikan publik terhadap kinerja lingkungan 5) Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap kinerja lingkungan 2. Kontribusi Penelitian Diharapkan dari hasil penelitian yang dilakukan ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : a. Kontribusi Praktik Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam praktik pengungkapan corporate social responsibility karena dengan adanya pengungkapan
yang
lebih
lengkap
laporan
yang
dihasilkan
dapat
mempresentasikan adanya kinerja lingkungan yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menarik investor dalam keputusan berinvestasi pada perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
b. Kontribusi Akademik Penelitian
ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
memberikan
informasi
pengetahuan mengenai kinerja lingkungan dan dapat menjadi referensi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/