BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan tetapi fear of success cenderung lebih besar dialami oleh wanita karena dalam situasi
kompetensi
menyenangkan
berprestasi
seperti
akan
kehilangan
membawa
feminitas,
akibat
penolakan
yang social
tidak dan
ketidakpopuleran. Fear of success juga merupakan penghambat bagi kemampuan, aspirasi serta potensi yang ada pada diri wanita tersebut. (Martina Horner, 1972). Fear of success menurut Horner (dikutip dari Sijuwade, 2008) digambarkan sebagai salah satu jenis tekanan psikologis yang membatasi ambisi dan prestasi. Horner (Dowling, 1995:139) mengemukakan bahwa wanita tidak tampak mengejar keberhasilan dengan cara yang sama dengan pria. Keberhasilan tampak sangat menakutkan bagi banyak wanita yang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang penting dalam hal perjalanan hidupnya. Kecenderungan wanita yang memiliki fear of success menjadi demikian tercengkeram bahkan oleh kemungkinan berhasil sehingga mematikan kemauan untuk berhasil disebut fear of success atau ketakutan akan berhasil. Semakin tinggi kemampuan seorang wanita akan semakin mengalami kecemasan. Canavan-Gunpert (dalam Ayugrahani, 2007: 18) menyatakan bahwa individu yang mengalami fear of success mempunyai konflik berlebihan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
terhadap kesuksesan dan cenderung menghindarinya. Fear of success adalah ketakutan bahwa semua hal yang diatur oleh lingkungan luar akan terpenuhi, akan tetapi kebahagiaan, kesenangan, dan kepuasan pribadi tidak akan ada bahkan setelah berhasil mencapai tujuan. Wanita yang memiliki
fear of
success merasa bahwa kebutuhan dalam hidupnya sudah dapat terpenuhi namun di sisi lain, terdapat hal yang harus ditinggalkan demi mencapai kesuksesannya. Sebagai contoh wanita yang memilih menomorduakan keluarganya untuk mencapai kesuksesannya dalam hal karir. Wanita tersebut kurang dapat merasakan kepuasan pribadi walaupun mencapai kesuksesan. Horner dalam hal ini memfokuskan penelitian fear of success pada wanita yang banyak ditemukan fenomenanya, namun di lain teori, Zuckerman dan Deborah (1980) menyatakan bahwa fear of success juga di miliki oleh pria dan dalam hasil penelitian Zuckerman menunjukan hasil 0,69 pada pria dan 0,73 pada wanita. Perbedaan yang tidak terlalu jauh menunjukan bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa pria juga memiliki kecenderungan fear of success. Jadi fear of success merupakan hal yang dapat terjadi baik bagi karyawan pria dan wanita. Harlock (1994) berpendapat bahwa Jika seorang Pria memiliki kecenderungan takut akan kesuksesan, maka hal itu di sebabkan kegagalan yang berulang kali dalam kegiatannya di masa lalu sehingga akan mengurangi kepercayaan diri dan menimbulkan anggapan bahwa dirinya tidak mempunyai kemampuan tertentu untuk meraih kesuksesan. Zuckerman dan Allison (1976) mengembangkan dan menguji ketakutan untuk sukses dengan 27-item Skala Sukses (FOSS) dengan reliabilitas internal
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
(alpha) dari FOSS adalah 0,69 di kalangan laki-laki dan 0,73 di kalangan perempuan. Zuckerman dan Allison menemukan bahwa perempuan memiliki FOSS skor yang lebih tinggi daripada laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Zuckerman dan Allison bisa saja berubah bila diterapkan di daerah lain ataupun di negara lain dikarenakan adanya perbedaan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat di suatu daerah . Seperti yang masih ada pada budaya jawa, dimana jika seorang wanita bersekolah tinggi, namun pada akhirnya hanya mengurusi dapur dan keluarga. Dan kedudukan wanita tidak boleh lebih tinggi dari pada laki-laki. Namun dalam hal ini memiliki arti bahwa tidak menutup kemungkinan bahwa pria juga dapat memiliki kecenderungan untuk takut akan kesuksesan yang besar dibandingkan dengan wanita. Didalam dunia pekerjaan, peluang dan kesempatan menjadi sebuah tantangan untuk menunjukan diri. Dunia kerja tidak hanya untuk membantu perekonomian keluarga saja, namun juga untuk mengaktualisasikan diri. Sehingga meniti karir merupakan alternatif yang dipikirkan oleh banyak orang ketika mereka mulai terjun ke dalam dunia kerja. Kondisi tersebut mengakibatkan seseorang dengan motif berprestasi yang tinggi selalu berusaha untuk menampilkan tingkah laku yang baik dan juga di dukung dengan kemampuannya (Horner, dalam Setyorini, 2001). Apabila seseorang memiliki kecenderungan fear of success, ia tidak berani menerima tantangan dalam tugas-tugas yang di berikan, dan apabila ia tidak berani menerima tantangan tersebut itu berarti mengindikasikan motivasi
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
berprestasi yang rendah dan ini masuk kedalam dimensi kinerja orang tersebut (Zuckerman and Allison, 1976). Apabila seseorang berkali-kali mengalami kegagalan dalam tugasnya, kemudian orang tersebut berfikir bahwa ia tidak memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas tersebut, maka itu juga menjadi salah satu ciri orang yang memiliki kecenderungan fear of success. Sedangkan orang yang tidak memiliki kecenderungan fear of success akan berusaha menunjukan kemampuannya dengan menghasilkan kinerja yang baik pula (Harlock, 1994). Hasil ini jelas mendukung saran Horner (1972), bahwa motif untuk menghindari sukses dapat mengganggu kinerja terkait prestasi dan menimbulkan respon defensif (misalnya, penolakan tanggung jawab) untuk sukses. Kemudian fenomena yang ada pada karyawan universitas saat ini, dimana beberapa dari mereka memang tidak suka akan kompetisi di dunia pekerjaan. Seperti misalnya pada subjek A (perempuan) ia mengatakan bahwa bekerja di universitas ini memang tidak memiliki jengjang karir yang menjamin, namun itu bukan suatu hal yang penting karena perekonomian keluarga tetap di tunjang oleh suaminya. Yang penting mereka merasakan kenyamanan bekerja di universitas ini karena merasa tidak terlalu terikat, seperti misalnya ketika anaknya sedang sakit, ia bisa dengan mudah untuk izin pulang, sedangkan di tempat kerja sebelumnya tidak semudah sekarang. Seperti yang di jelaskan oleh Horner (dalam Friend dan Buchailer, 1997:338) bahwa bekerja keras, prestasi, dan kompetisi merupakan atribut yang kurang menarik untuk seorang perempuan. Kemudian untuk subjek B (laki-laki) sebelumnya ia bekerja di
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
perusahaan, namun ia tidak betah karena suatu hal yang salah satunya tidak nyaman dengan suatu kompetisi atau persaingan. Sedangkan setelah ia bekerja di universitas ini, ia merasa nyaman karena di universitas ini sistem kekeluargaannya kental dan tidak terlalu terikat, jadi walaupun misalnya ketika ia jarang di tempat kerja, namun ketika atasan meminta hasil kerja, ia sudah menyelesaikan. Dan kenapa penilaian kinerja yang mereka miliki cukup bagus, Karena menurut mereka, ketika mereka merasa masih ingin bekerja di universitas tersebut, mereka harus bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Mereka tidak memikirkan untuk naik ke jengjang yang lebih tinggi karena yang penting menurut mereka adalah kenyamanan. Penelitian akan difokuskan pada salah satu universitas swasta di Jakarta yang telah mendapatkan akreditasi A. Perguruan tinggi swasta di Indonesia yang memiliki akreditasi A itu sendiri hanya berjumlah sembilan, terbilang masih sedikit sekali dengan jumlah perguruan tinggi swasta di Indonesia yang berjumlah ribuan (http://www.kopertis12.or.id) Dengan pencapaian akreditasi A di universitas X, menyebabkan beban kerja yang dibebankan kepada para karyawan di universitas tersebut akan semakin meningkat dan otomatis tuntutan yang diberikan-pun akan semakin banyak. Berdasarkan situasi ini akankah membuat kinerja para karyawan pada universitas tersebut akan semakin melemah atau bahkan semakin meningkat. Karena dengan mendapatkan Akreditasi A, membuat Universitas tersebut memiliki berbagai peningkatan dari segi kuantitas maupun kualitas pekerja. Namun bagaimana dengan seseorang yang memiliki kecenderungan fear of
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
success tinggi untuk menghadapi suatu perubahan yang ada pada lingkungan kerja mereka. Dengan memiliki kecenderungan Fear of Success yang rendah, membuat kinerja karyawan akan meningkat dan berdampak baik pada Universitas serta individu tersebut, namun ketika seorang karyawan memiliki kecenderungan Fear of success yang di tinggi dengan situasi dimana beban kerja semakin meningkat dan tuntutan yang semakin banyak, akan membuat kinerja karyawan tersebut melemah dan berdampak buruk pada Universitas. Setiap Universitas atau perusahaan manapun menginginkan hasil yang maksimal dari apa
yang
sudah
di
kerjakan
oleh
karyawannya,
guna
membantu
berkembangnya pula perusahaan tersebut. Untuk itu di harapkan pada setiap karyawan menghasilkan kinerja yang baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Bastian (2001:329) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi tersebut. Kinerja pegawai tidak dapat dilepaskan dari sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, sumber daya yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Kusriyanto, dalam Mangkunegara (2005: 9), mendefinisikan kinerja sebagai perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam).
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan laki-laki dan perempuan yang berada di universitas x. karena menurut peneliti, fear of success tidak hanya di miliki oleh wanita saja, untuk itu peneliti ingin melihat dari sisi perempuan dan juga pria yang sama-sama sebagai seorang karyawan di universitas x dan memiliki beban kerja yang sama dan sama-sama menghasilkan pekerjaan pula. Kemudian yang membedakan Penelitian saat ini dengan yang sebelumnya ialah, untuk Penelitian sebelumnya dengan Variabel yang sama yaitu “ Fear of Success” pada tahun 2011 hanya menggunakan subjek wanita saja dan penelitian saat ini menggunakan subjek laki-laki dan juga perempuan. Kemudian untuk hasil penelitian terdahulu pada tahun 2011. Subjek penelitiannya berjumlah 40 orang yang di tentukan menggunakan teknik random sampling. Skala fear of success mempunyai 47 aitem valid dari aitem awal sejumlah 60 aitem. Uji korelasi menggunakan teknik analisis regresi ganda yang di kerjakan menggunakan bantuan program SPSS 20.0 for windows. Hasil penelitiannya menunjukan Variabel
fear of success pada
subjek penelitian berada pada kriteria tinggi. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara situasi kompetisi kerja dengan fear of success dengan nilai r = 0,782 dengan nilai signifikansi atau p = 0,00. Berdasarkan dengan data yang telah di dapat, untuk 2 tahun terakhir, Karyawan Universitas tersebut memiliki hasil penilaian yang baik, dari skala 5.00. hasil terbaik di capai dengan angka 4.77 dan terendah dengan angka 3.26. aspek yang di nilai dalam dp3k ialah kinerja karyawan seperti hasil yang di capai pada karyawan selama bekerja dalam segi kuantitas maupun kualitas,
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
serta di dukung dengan factor absensi dan disiplin karyawan. Berdasarkan Latar Belakang di atas, peneliti tertarik meneliti Hubungan fear of success dengan kinerja karyawan. Sehingga judul dari penelitian ini adalah “Hubungan antara Fear Of Success dengan Kinerja Karyawan pada universitas x”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan antara fear of success dengan kinerja karyawan pada universitas x ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan antara fear of success dengan kinerja karyawan pada universitas x 2. Untuk mengetahui perbedaan fear of success yang di miliki antara laki-laki dan perempuan 1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis Penelitian ini berguna secara teoritis untuk mengetahui dan memahami Hubungan Fear of Success dengan Kinerja Karyawan pada universitas x berdasarkan teori-teori yang mendukung. Serta Penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah bagi perkembangan psikologi industri dan organisasi, khususnya dalam 8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kinerja karyawan guna meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan.
Manfaat Praktis Peneliti berharap dapat memberikan manfaat serta memberikan masukan bagi : 1.
Pembaca lainnya sebagai referensi penelitian selanjutnya
2.
Penelitian ini di harapkan dapat menjadi salah satu bahan masukan baik bagi universitas atau perusahaan agar dapat menghasilkan kualitas kinerja yang baik.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/