1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur menurut Watson (dalam C. Asri Budiningsih, 2004: 22). Dalam hal ini terjadinya belajar akibat proses interaksi antara stimulus dan respon namun stimulus dan respon yang dimaksud adalah adanya perubahan tingkah laku yang terjadi yang dapat dilihat dan diamati. Matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 (KTSP) dinyatakan sebagai ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Matematika merupakan bahasa simbol yang; ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif yaitu ilmu yang membahas tentang pola keteraturan dan struktur yang teratur mulai dari dari unsur yang tidak didefinisikan sampai ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau ke postulat dan akhirnya ke dalil. Dalam hal ini berarti matematika mempelajari segala sesuatu yang punya pola yang teratur dan tersruktur Ruseffendi (dalam Heruman 2007: 1). Dalam pelajaran matematika terdapat banyak manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari yang konkrit sampai yang abstrak. Karena matematika digunakan manusia setiap saat terutama hal yang berkaitan dengan hitungan. kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam pembelajaran matematik\a ditingkat sekolah dasar diharapkan terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah penemuan
2
suatu cara penyelesian secara informal dalam pembelajaran di kelas. Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa sekolah dasar penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru (Heruman, 2007: 4) Matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umumnya. Kebenaran generalisasi matematika harus dapat dibuktikan secara deduktif. (Ibrahim dan Suparni, 2012: 2). Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat PPL tanggal 23 November 2015 di kelas VB Sekolah Dasar Laboratorium Kristen Satya Wacana Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga masih banyak siswa yang nilainya di bawah KKM, khususnya pelajaran matematika. Hal ini terlihat pada: 1) banyak siswa yang tidak berani untuk bertanya saat guru meminta untuk bertanya, 2) siswa bekerja secara individual dan tidak mau bekerjasama, 3) masih banyak siswa yang tidak mengerti saat guru memberi latihan soal, 4) banyak siswa yang ragu dengan jawaban dan kemampuan sendiri, 5) dari hasil ulangan harian siswa menunjukan bahwa dari 25 siswa, hanya 4 siswa atau 16% di atas KKM, sedangkan 21 siswa atau 84% yang masih dibawah KKM.(Sumber: daftar nilai guru). STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Rebert E. Slavin, 2005). Perolehan nilai kuis setiap anggota-anggota skor yang diperolah dari kelompok mereka. Jadi setiap anggota harus berusaha memperolah nilai maksimal dalam kuis jika kelompok mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Slavin menyatakan bahwa metode STAD ini dapat diterapkan untuk beragam materi
3
pelajaran, termasuk sains, yang di dalamnya terdapat unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban yang benar. I Wayan Putu Negara. (2013) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi di SMPN 2 Nusa Panida. Pada kegiatan penelitian tindakan kelas SMPN 2 Nusa Penida tahun pelajaran 2008/2009 melibatkan sebanyak 39 siswa. Untuk hasil aktivitas siswa dari 73,59% pada siklus I menjadi 82,56% pada siklus II), kemudian hasil belajar Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Biologisiswa baik rata-rata kelas maupun ketuntasan klasikal (nilai rata-rata dari 67,69 pada siklus I menjadi 71,41 pada siklus II dan ketuntasan klasikal dari 74,36% pada siklus I menjadi 87,17% pada siklus II). Dari penjelasan tersebut tampak bahwa peningkatan hasil belajar telah mencapai indikator keberhasilan sebesar 75%. Dari aktivitas dan hasil belajar siswa di atas dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan
pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Susiyanto. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model STAD Berbantuan Media LKS Siswa Kelas 4 Kopeng 03 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Peningkatkan hasil belajar IPS siswa dibuktikan dengan adanya persentase ini. Dari pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan adalah dari 43,47% menjadi 86,95%, dan dari siklus I ke siklus II adalah 86,95% menjadi 100%. Dari hasil belajar IPS tersebut maka indikator kinerja jumlah siswa yang nilainya di atas KKM 65 dapat mencapai ketuntasan. Dari penjelasan tersebut maka pembelaharan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena persentase ketuntasan belajar siswa pada sisklus II sebesar 100%, hal ini menunjukan Pembelajaran STAD sudah mencapai indikator keberhasilan 90%. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan mengangkatnya ke dalam sebuah judul upaya meningkatkan hasil belajar matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Pada siswa kelas V Sekolah Dasar Laboratorium Kristen Satya Wacana Kota Salatiga.
4
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan di jawab dalam peneitian ini adalah: a. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika luas bangun datar siswa kelas V Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana Kota Salatiga. b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika luas bangun datar siswa kelas V sekolah Dasar Laboratorium Kristen Satya Wacana Kota Salatiga.
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk peningkatkan hasil belajar matematika tentang luas bangun datar melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V Sekolah Dasar Kristen Satya Wacana Kota Salatiga. b. Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika luas bangun datar siswa kelas V Sekolah Dasar Laboratorium Kristen Satya Wacana Kota Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai pihak antara lain:
1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Jika STAD dapat meningkatkan hasil belajar, maka mendukung penelitian Widowati (2011) dan Ali Firmansyah (2010). 2. Jika STAD tidak dapat meningkatkan hasil belajar, maka tidak mendukung penelitian Widowati (2011) dan Ali Firmansyah (2010).
5
1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1) Siswa bisa bekerja kelompok dengan baik. 2) Siswa yang bisa berbagi pengetahuan antar satu sama lain. 3) Siswa dapat meningkatkan pengetahuan secara bersama-sama. b. Bagi guru 1) Untuk selalu membiasakan siswa bekerja dalam kelompok, agar siswa bisa saling berbagi pengetahuan 2) Membiasakan anak agar selalu saling kerja sama dalam sebuah tim atau
kelompok.
c. Bagi sekolah Dapat menyelesaikan masalah berkalitan dengan hasil siswa, sehingga bekerja secara kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah tersebut. d. Bagi peneliti lainnya Sebagai implementasi dari ilmu yang diterima selama di bangku kuliah dan dapat dijadikan landasan untuk pengembangan dalam penelitian yang selanjutnya.