1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan, sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan (Umar Tirtarahardja, 2005: 37). Hakekat matematika adalah belajar konsep, sehingga matematika perlu cara khusus dalam belajar dan mengajarkannya. Belajar mengajar merupakan interaksi antara guru dengan siswa. Seorang guru berusaha untuk mengajar dengan sebaik-baiknya agar siswa dapat memahami konsep dengan baik. Sudah menjadi hal yang biasa bahwa matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kurang disukai oleh siswa. Kenyataannya, siswa hanya menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut dalam pemecahan masalah yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Strategi pembelajaran
yang
digunakan
sangat
mempengaruhi
dalam
proses
pembelajaran. Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan dan disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan (Wina Sanjaya, 2008: 126).
1
2
Menurut Winkel (Mudjiono, 2006: 5), peran guru dalam pembelajaran yaitu membuat desain instruksional, menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar, bertindak mengajar atau membelajarkan, mengevaluasi hasil belajar yang berupa dampak pengajaran. Peran siswa adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan sebagai dampak pengiring. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar tergantung ada tidaknya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi akan timbul apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang seimbang, tidak hanya dengan memberikan materi yang ada tetapi terjadi keseimbangan antara pendidikan formal dengan pendidikan keagamaan. Sekolah pondok pesantren merupakan sekolah yang menyeimbangkan antara pendidikan formal dan pendidikan keagamaan. Pondok pesantren, sekolah dan madrasah adalah instansi yang mempunyai tujuan sama namun berbeda dalam pengelolaannya dan masingmasing mempunyai ciri khas. Dalam lembaga pendidikan pesantren terdapat beberapa varian yang sangat penting dalam perjalanannya sebagai lembaga pendidikan, setidaknya terdapat lima varian yang penting dan terikat dalam pondok peosantren, walaupun sebenarnya jumlah varian ini tidak mutlak lima, semua tergantung pada masing-masing pondok pesantren tersebut. Kelima varian tersebut meliputi Kyai (Ulama), pondok (asrama), masjid (mushola), santri dan proses pembelajaran dan pengkajian kitab-kitab klasik atau biasa dikenal dengan istilah Kitab Kuning. Namun perlu dicermati bahwa seiring dengan
3
perkembangan zaman, banyak pondok pesantren pada perkembangannya mendirikan lembaga pendidikan formal. Hal ini kemudian mau tidak mau menambah varian lain dalam menangani perjalanan pondok pesantren tersebut, bisa saja varian tamabahannya adalah, managemen, yayasan, sistem, pengurus, organisasi, tata tertib dan mungkin juga yang lainnya, yang tentunya tambahan varian dalam pondok pesantren disesuaikan dengan kebutuhannya. B. Rumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada bagaimana strategi belajar matematika di MTs Pondok Pesantren Imam Syuhodo yang meliputu : 1. Bagaimana
strategi
pembelajaran
matematika
kelas
VII
MTs
Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo ? 2. Bagaimana
interaksi
pembelajaran
matematika
kelas
VII
MTs
Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo ? 3. Bagaimana makna strategi pembelajaran dan interaksi pembelajaran kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo? C. Tujuan Penelitian Secara
umum,
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengkaji
dan
mendeskripsikan 1) Strategi pembelajaran matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, 2) Interaksi pembelajaran matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, 3) Makna strategi pembelajaran dan
4
interaksi pembelajaran kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk memaparkan strategi pembelajaran matematika dan interaksi pembelajaran matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo. D. Manfaat Penelitian Sebagai studi fenomenologi, studi ini dapat memberi sumbangan konseptual utamanya kepada pendidikan matematika dan juga memberi urunan substansial kepada para guru, peserta didik yang berupa strategi pembelajaran matematika. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang 1) Strategi pembelajaran matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, 2) Interaksi pembelajaran matematika kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo, 3) Makna strategi pembelajaran dan interaksi pembelajaran kelas VII MTs Muhammadiyah Blimbing di Pondok Pesantren Imam Syuhodo kepada bidang pendidikan matematika, terutama dalam strategi pembelajaran matematika. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi sekolah dan guru dalam pengembangan kompetensi dibidang strategi pembelajaran.
5
E. Definisi Istilah 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran dapat didefinisikan suatu proses dimana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi,
dengan
keadaan
bahwa
karakteristik-karakteristik
dari
perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan
asli,
kematangan
atau
perubahan-
perubahan sementara dari organisme. Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan seni untuk mendorong orang melakukan sesuatu. Matematika
merupakan
salah
satu
mata
pelajaran
yang
memberikan kontribusi positif dalam tercapainya masyarakat yang cerdas dan bermartabat melalui sikap kritis dan berfikir logis. Dengan demikian, pembelajaran matematika merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada suatu lingkungan belajar pada bidang studi matematika. 2. Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran adalah kegiatan yang digunakan oleh guru dalam menetapkan langkah-langkah utama mengajar sehingga hasil dari proses belajar mengajar itu dapat benar-benar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut (Hamzah, 2007: 2) strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi
6
pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. 3. Strategi Interaksi Pembelajaran Interaksi pembelajaran adalah suatu proses yang diupayakan berdasarkan tujuan pengajaran. Pengelolaan interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program, menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif, memahami metode yang digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program.