BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan aktivitas produksi, setiap perusahaan manufaktur membutuhkan berbagai macam sumber daya, antara lain : bahan baku / bahan mentah, tenaga kerja, peralatan dan atau mesin, metode kerja, energi serta sumber daya informasi. Untuk menyediakan sumber daya tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan produk yang berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi. Di sisi lain, konsumen juga menginginkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau, serta pelayanan pra dan purna jual yang memuaskan. Hal ini menuntut perusahaan untuk berupaya memenuhi standar yang diinginkan konsumen sekaligus menekan biaya operasional produksi seminimal mungkin agar dapat memperoleh margin keuntungan yang optimal. Tantangan ini juga dirasakan oleh PT. Muliamakmur Elektrikatama. Sebagai perusahaan yang menerima pesanan untuk membuat panel listrik, PT. Muliamakmur Elektrikatama juga dituntut untuk memenuhi ekspektasi pelanggannya, yaitu menghasilkan panel listrik yang berkualitas dengan harga bersaing, serta memberikan jasa instalasi, perbaikan, dan pemeliharaan produk yang memuaskan. Untuk dapat bersaing dalam industri ini, PT. Muliamakmur Elektrikatama perlu mempertimbangkan adanya optimasi proses produksi untuk mengendalikan
2 biaya operasional produksinya. Hal ini akan sangat mempengaruhi dalam pertimbangan perusahaan dalam menentukan harga jual panel listrik yang diproduksinya, apakah harga tersebut mampu bersaing atau tidak. Salah satu aktivitas yang kritis bagi keberlangsungan proses produksi pada PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah ketersediaan komponen sebagai bahan baku panel listrik. Supaya komponen yang dibutuhkan ini dapat tersedia dalam jumlah yang dibutuhkan, serta dapat menghindari adanya persediaan yang tidak diperlukan, PT. Muliamakmur perlu mengadakan perencanaan dan pengendalian terhadap persediaan komponen tersebut yang akan dibahas melalui penelitian yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Persediaan Bahan Baku pada PT. Muliamakmur Elektrikatama”. Dalam penelitian ini, juga akan dibangun sebuah aplikasi yang mendukung perencanaan dan pengendalian persediaan komponen agar perhitungan lebih efektif dan efisien.
1.2.
Perumusan Masalah Panel listrik yang dibuat oleh PT. Muliamakmur Elektrikatama terdiri dari ratusan jenis komponen yang dirakit menjadi satu. Komponen tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu komponen utama dan komponen pendukung. Yang termasuk dalam komponen utama di antaranya : circuit breaker, amperemeter/voltmeter, kontraktor, relay, terminal, dan starter. Sedangkan komponen pendukungnya banyak sekali, antara lain : plat, kabel, skun, busbar, mur dan baut, pilot lamp, exhaust fan dan masih banyak lagi. PT. Muliamakmur Elektrikatama memesan komponen utama dalam jumlah terbatas, sesuai dengan kebutuhan untuk pengerjaan proyek yang telah
3 disetujui, sehingga tidak memerlukan pengendalian persediaan. Sedangkan komponen-komponen pendukung dibeli dengan jumlah lebih banyak dan disimpan di gudang persediaan. Dalam praktek operasional produksinya, perusahaan mengalami kesulitan dalam menentukan kebutuhan komponen untuk proyek panel listrik yang telah diterima. Terkadang komponen yang dipesan untuk pengerjaan proyek terlalu banyak sehingga menimbulkan biaya penyimpanan yang tidak perlu. Di lain waktu, komponen yang dipesan tidak mencukupi sehingga harus memesan ulang dimana hal tersebut juga menimbulkan biaya yang seharusnya dapat dihindari. Hal ini terjadi, karena kebutuhan komponen hanya diperkirakan secara kasar, melalui intuisi semata, tidak ada perhitungan dan metode pengukuran yang pasti. Di samping itu, ada permasalahan lain yaitu sering terjadinya kesalahan jenis item komponen utama yang dipesan akibat miskomunikasi antara bagian pembelian dan bagian produksi. Padahal komponen utama ini sangat krusial karena harganya yang mahal dan setiap panel listrik yang dibuat jarang menggunakan tipe yang sama. Terlebih lagi, komponen yang sudah dibeli dari supplier, tidak dapat dikembalikan. Tentu saja, perusahaan sangat dirugikan karena modal yang digunakan untuk membeli komponen tadi menjadi ‘uang mati’ dan harus menunggu waktu yang lama untuk mencairkannya. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, perusahaan mengharapkan bisa mendapatkan solusi mengenai permasalahan-permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana cara menentukan kebutuhan bahan baku komponen untuk proses produksi agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan stok saat dibutuhkan ?
4 2. Kapan dan berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan agar biaya penanganan persediaan yang dikeluarkan lebih optimal ? 3. Bagaimana cara untuk meminimalkan terjadinya kesalahan pemesanan jenis bahan baku yang disebabkan oleh human error ?
1.3.
Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam penulisan skripsi ini adalah : 1. Penelitian dilakukan dengan melibatkan bagian Procurement, Warehouse, dan Finance dalam batas yang mencakup lingkup analisis persediaan. 2. Objek yang diteliti adalah persediaan komponen plat karena komponen ini memiliki persediaan dalam jumlah yang relatif banyak dan selalu digunakan dalam setiap pembuatan panel listrik. Tipe plat yang tersedia ada 6 macam, yaitu plat hitam dengan ketebalan 1,2mm, 1,5mm, 2mm, 3mm, dan plat putih dengan ketebalan 1,5mm dan 2mm.
5 1.4.
Tujuan dan Manfaat
1.4.1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan skripsi ini adalah : 1. Mengetahui model peramalan yang sesuai dengan perilaku permintaan bahan baku komponen. 2. Mengetahui model persediaan yang dapat mengoptimalkan biaya penanganan persediaan. 3. Memberikan usulan perencanaan dan pengendalian persediaan komponen yang optimal untuk periode yang akan datang. 4. Merancang sistem aplikasi yang dapat membantu perusahaan dalam merencanakan dan mengendalikan persediaan komponen secara lebih efektif dan efisien.
1.4.2. Manfaat Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah : 1. Perusahaan dapat mengeliminasi adanya stok komponen yang berlebihan dan menghindari terjadinya kehabisan persediaan saat komponen dibutuhkan. 2. Adanya reduksi biaya produksi melalui perencanaan dan pengendalian persediaan. 3. Perusahaan dapat mengeliminasi kesalahan dalam memesan tipe komponen yang diinginkan. 4. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dan menjual panel listrik dengan harga yang lebih bersaing.
6 1.5.
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Muliamakmur Elektrikatama adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang elektronika, yaitu pembuatan dan perakitan berbagai jenis panel listrik. Awalnya, perusahaan ini didirikan pada bulan Juli tahun 1995 dengan nama PT. Mulia Elektrika Agung. Namun, setelah berkembang dengan prestasi yang gemilang, pada bulan Juli tahun 2007 PT. Mulia Elektrika Agung berganti nama menjadi PT. Muliamakmur Elektrikatama hingga sekarang. Perusahaan yang dimiliki oleh Bapak Tjoe Surya Kurniawan ini terletak di Jalan Jababeka VIII A SFB Blok B.11, Kawasan Industri Cikarang, Desa Pasirgombong, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Di lokasi ini dibangun area pabrik sekaligus kantor yang mengurus operasional perusahaan, dimana pabrik berada di lantai satu, sedangkan lantai duanya dipakai sebagai kantor. PT. Muliamakmur Elektrikatama bertindak sebagai supplier peralatan mekanikal/elektrikal bagi perusahaan-perusahaan lainnya baik di dalam dan luar negeri. Produksinya bersifat assemble-to-order yaitu ketika pesanan diterima dan rancangan spesifikasi produk telah disetujui oleh customer, maka pembelian komponen utama serta perakitan baru dilakukan. Area pabrik dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk menghasilkan panel listrik yang baik dan sempurna, di antaranya : mesin potong (cutting machine), mesin tekuk (bending machine), mesin pelobang (punching machine), mesin las (welding machine), serta peralatan untuk chemical treatment dan pengecatan (oven painting). Selain itu, perusahaan didukung oleh tenaga ahli
7 yang terdidik, terampil, dan berpengalaman untuk mengikuti kemajuan dalam bidang teknologi kelistrikan. Di area produksi juga terdapat divisi production quality control yang bertugas untuk melakukan uji coba sebelum panel listrik dikirim ke customer. Adapula divisi after sales service yang disiapkan untuk membantu customer untuk melakukan maintenance dan perbaikan produk yang sudah dibeli. Berbagai jenis panel listrik yang pernah diproduksi PT. Muliamakmur Elektrikatama meliputi : -
panel distribusi tegangan menengah (medium voltage panels),
-
panel distribusi tegangan rendah (low voltage panels),
-
panel kontrol / instrumen (control panels / instrument panels),
-
panel sinkron genset (generator synchronizing panels),
-
panel AMF (Automatic Main Failure),
-
panel ATS (Automatic Transfer Switch),
-
panel kapasitor bank (capacitor bank panels),
-
panel MCC (Motor Control Center panels),
-
dan panel transformer tegangan rendah (transformer cubicle). PT. Muliamakmur Elektrikatama memiliki moto “Kepuasan Para
Pelanggan adalah Kebahagiaan bagi Kami”. Sedangkan moto bagi para pekerjanya diambil dari bahasa Jepang, yaitu sebagai berikut : -
Seiri
: ketertiban di tempat kerja,
-
Seiton
: kerapian di tempat kerja,
-
Seisou
: kebersihan tempat kerja,
-
Seiketsu : kebersihan penampilan,
8 -
Sitsuke : kepribadian yang baik.
1.5.2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang ada pada PT. Muliamakmur Elektrikatama merupakan gabungan antara divisi yang terdapat di kantor dan produksi, seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
Sumber : Profil Perusahaan pada PT. Muliamakmur Elektrikatama (Oktober 2008) Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perusahaan
9 1.5.3. Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota Organisasi Setiap anggota organisasi memegang wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Masing-masing berhak menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk menjalankan tugas sesuai dengan perintah kerja. Namun, setiap anggota juga memiliki kewajiban untuk mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya pada pemimpin di level atasnya. Penjelasan rinci mengenai wewenang dan tanggung jawab di setiap level organisasi dijelaskan sebagai berikut : a. President Director ¾ Menentukan visi – misi perusahaan dan melakukan perencanaan strategis. ¾ Memimpin dan mengontrol kegiatan perusahaan yang berada dalam peraturan perusahaan dan bertanggung jawab atas semua kegiatan perusahaan. ¾ Menentukan garis-garis kebijaksanaan dan keputusan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. ¾ Menandatangani dokumen-dokumen atau surat-surat penting yang berkaitan dengan perusahaan, terutama dengan pihak eksternal.
b. Director ¾ Mengawasi jalannya proses bisnis perusahaan secara keseluruhan. ¾ Mendelegasikan tugas-tugas kepada para manajer. ¾ Bertanggung jawab kepada president director.
10 c. Financial Manager ¾ Menganalisis dan mengawasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. ¾ Mengawasi penagihan utang kepada customer terhadap proyek-proyek yang telah selesai dikerjakan serta pembayaran pembelian bahan baku kepada suplier. ¾ Membuat neraca rugi laba perusahaan untuk setiap periode yang telah ditentukan. Seorang Financial Manager mengepalai divisi keuangan yang ada di level bawahnya, yaitu : 1. Accounting Bagian accounting menangani urusan-urusan yang berhubungan dengan perpajakan dan perbankan. Accounting juga membawahi dua sub divisi berikut : •
Finance Disebut juga sebagai kasir, karena bagian ini bertugas untuk melakukan
pembayaran
gaji
kepada
karyawan-karyawan
perusahaan dan melakukan pembayaran terhadap barang-barang (komponen-komponen dan barang-barang kebutuhan kantor lainnya) yang dibeli oleh perusahaan. •
Budget Controller Budget Controller merupakan bagian yang mengawasi dan menganalisis kesesuaian antara anggaran perusahaan terhadap proyek berdasarkan estimate dengan pengeluaran sebenarnya.
11 Bagian ini juga memberikan laporan mengenai anggaran dan aktualnya kepada bagian Accounting.
d. General Manager ¾ General Manager bertanggung jawab mengawasi aspek operasional perusahaan secara umum. Seorang General Manager mengepalai lima divisi operasional yang terdiri dari divisi Electrical, Mechanical, Procurement, Quality Control dan Personalia. Untuk setiap anggota dari divisi operasional, wewenang dan tanggung jawabnya dijelaskan sebagai berikut : 1. Electrical Fabrication Bertugas menangani perakitan (assembling) dan pemasangan kabel (wiring) ke box panel, terdiri dari beberapa sub divisi berikut : •
Busbar Department Busbar Department menangani pembuatan busbar mulai dari pemotongan, penekukan, dan pelobangannya.
•
Power Cable Department Power Cable Department menangani rangkaian kabel listrik untuk mengalirkan arus dari breaker atau komponen penghasil daya listrik.
12 •
Circuit Cable Department Circuit Cable Department menangani rangkaian kabel listrik yang digunakan untuk mengalirkan arus yang akan dipasang pada panel listrik.
•
Utility Bagian utility bertugas untuk memastikan peralatan dan perlengkapan pengerjaan di divisi elektrika terpenuhi dan dalam kondisi yang baik / layak pakai.
•
Administration Bagian administrasi melakukan pencatatan tugas yang sudah dikerjakan, serta menulis bila ada klaim dan laporan yang dihasilkan divisi ini.
2. Mechanical Fabrication Bagian yang bertugas menangani pembuatan box panel untuk setiap proyek perusahaan, terdiri dari sub divisi berikut : •
Drafter Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar kerja detail untuk tiap box panel, berdasarkan gambar usulan dari sub divisi Drafter pada divisi Engineer.
•
Machine Department Orang-orang di bagian ini bertugas sebagai operator mesin yang terdiri dari mesin potong (cutting machine), mesin tekuk (pressing
13 machine), mesin pelobang (punching machine), dan mesin penekuk sudut (cornering machine). •
Erection Department Divisi ini melakukan pengelasan pelat-pelat untuk membentuk box panel listrik.
•
Painting Department Bagian yang bertugas untuk menangani pengecatan (painting) box panel.
•
Quality Assurance Merupakan bagian yang bertugas untuk memastikan bahwa kualitas box panel yang dihasilkan telah sesuai dengan yang dipesan oleh customer, dari sisi ukuran, bentuk, warna, dan kekuatan bahannya.
3. Procurement Procurement adalah divisi yang menangani pengadaan bahan baku, material komponen, peralatan, dan perlengkapan untuk keperluan produksi dan kantor. Sub divisi yang dipimpinnya sebagai berikut : •
Utility Bertugas untuk memastikan bahwa sarana-prasarana perusahaan, seperti ATK, komputer, mesin fotokopi, kertas dan sebagainya, telah tersedia sesuai dengan kebutuhan.
14 •
Warehouse Keeper Bertugas untuk menerima komponen yang datang dari suplier, mengeluarkan memeriksa
komponen
kualitas
yang
diminta
komponen-komponen
bagian utama
produksi, ataupun
komponen-komponen pendukung yang terdapat di dalam gudang serta bertanggung jawab terhadap pendataan terhadap barangbarang di gudang. •
Administration Bertugas untuk mengurus administrasi pemesanan barang-barang (komponen, perlengkapan, peralatan) yang diperlukan oleh perusahaan.
4. Quality Control Divisi Quality Control bertugas untuk menjamin bahwa panel listrik yang dihasilkan dapat berfungsi dengan benar dan baik, sesuai dengan apa yang telah dipesan oleh customer, terdiri dari sub divisi berikut : •
Quality Assurance Bertugas memeriksa apakah panel sudah baik atau belum secara fisik dan telah sesuai dengan gambar yang diberikan oleh divisi Engineering.
•
Quality Control Bertugas untuk memeriksa apakah panel baik secara fungsional dengan melakukan pengujian terhadap panel listrik mulai dari
15 kekuatan daya, tidak terjadi hubungan arus pendek, dan sebagainya.
5. Personalia Manager ¾ Mengatur tata administrasi perusahaan. ¾ Menerbitkan surat-surat yang berkaitan dengan karyawan, baik karyawan kantor maupun pabrik. ¾ Menerima informasi mengenai kebutuhan tenaga kerja dari setiap divisi. ¾ Melakukan perekrutan, wawancara, dan persetujuan kontrak tenaga kerja. ¾ Mengelola absensi karyawan, menghitung tunjangan karyawan, dan kemudian diberikan kepada sub divisi Finance untuk penggajian.
Personalia manager mengepalai beberapa sub divisi sebagai berikut : •
Receptionist Resepsionis bertugas menerima tamu, menjawab dan melakukan panggilan telepon dari internal dan eksternal perusahaan. Selain itu juga menyampaikan pengumuman-pengumuman untuk bagian kantor maupun produksi.
16 •
Office Boy / Girl Bertugas untuk membersihkan lingkungan kerja, menyiapkan minuman untuk para karyawan dan tamu, serta menjalankan aneka tugas ringan lainnya.
•
Driver Bertugas sebagai supir, yang menjemput dan mengantar karyawan ataupun tamu perusahaan ke tempat-tempat yang dituju dengan menggunakan mobil perusahaan untuk kepentingan perusahaan. Namun ada juga supir yang ditugaskan untuk mengantarkan panel-panel listrik yang sudah siap dikirimkan ke customer.
•
Security Guard Bertanggung jawab untuk menjamin keamanan perusahaan secara keseluruhan.
e. Marketing Seorang Marketing Manager memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: ¾ Menyusun rencana kerja pemasaran dan menyusun penugasan kepada sub divisi yang dipimpinnya. ¾ Membuat kebijakan-kebijakan mengenai hal-hal yang terkait dengan pemasaran. ¾ Mengawasi kegiatan pemasaran agar sesuai dengan target dan kebijakankebijakan yang telah digariskan.
17 ¾ Membuat laporan mengenai pemasaran dan bertanggung jawab kepada direktur perusahaan.
Bagian marketing memiliki sub divisi yang terdiri dari : 1. Engineering Membuat rancangan kasar panel listrik sesuai dengan deskripsi kebutuhan customer (blue print), yang kemudian diberikan kepada Drafter untuk dibuatkan detil gambarnya, yang selanjutnya akan disetujui / di-acc ulang oleh engineer. Terdapat dua sub divisi Engineering, yaitu: •
Drafter Drafter bertugas untuk membuat gambar-gambar yang benar ukurannya
dan
menyertakan
keterangan-keterangan
yang
diperlukan sesuai dengan blue print yang diberikan divisi Engineering. •
Administration Bertugas untuk membuat pencatatan daftar spesifikasi komponen dan jumlah unit yang dibutuhkan pada daftar gambar, serta memonitor tugas / task apa yang belum atau sudah dikerjakan.
18 2. Sales Engineering ¾ Bertugas untuk mencari proyek yang bisa dikerjakan melalui tender. ¾ Mencari informasi ke bagian produksi mengenai kapasitas produksi perusahaan. ¾ Menyampaikan informasi mengenai proyek yang berhasil didapatkan kepada bagian Engineering untuk dibuatkan gambarnya.
Sales Engineering dibantu oleh dua sub divisi berikut: •
Estimator Bertugas untuk membuat perkiraan mengenai jumlah komponen yang diperlukan serta perkiraan harga proyek yang ditawarkan.
•
Administration Bertugas
untuk
membantu
menghubungi
suplier
untuk
mendapatkan informasi harga beli komponen dan memastikan data harga yang dimiliki perusahaan tetap valid.
3. Maintenance Sales ¾ Melakukan instalasi panel listrik di tempat customer. ¾ Membantu melakukan pengecekan kondisi panel listrik dan melakukan perbaikan bila ada permintaan / klaim dari customer.
Bagian ini dibantu oleh beberapa assistants untuk menangani after sales services.
19 1.5.4. Aliran Proses Produksi Aliran proses produksi pada PT. Muliamakmur Elektrikatama merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pesananpesanan panel dari customernya.. Gambar berikut menunjukkan tahap-tahap pengerjaan yang harus ditempuh :
Sumber : Dokumentasi PT. Muliamakmur Elektrikatama (Oktober 2008) Gambar 1.2. Production Process Chart
Pembuatan panel listrik ini dibagi ke dalam dua kelompok kerja yaitu divisi mekanik dan divisi elektrik. Divisi mekanik berhubungan dengan pembuatan box panel, meliputi tahap material cutting, punching, press forming, welding, box treatment, painting, Q/A cubicles, dan mechanical setting. Sedangkan divisi elektrik berkaitan dengan perakitan (assembling) komponenkomponen kabel dan sirkuit ke dalam box panel.
20 Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan deskripsi mengenai setiap tahap pengerjaan pada production process chart di atas :
Housing Housing merupakan proses penerimaan material berupa plat aluminium dan komponen-komponen dari supplier ke gudang pabrik. Saat penerimaan, bagian gudang harus melakukan pengecekan terhadap kesesuaian antara surat jalan dan barang yang diterima, serta pengecekan terhadap kualitas barang.
Material Cutting Material untuk membuat box panel berupa plat-plat aluminium yang dipotong sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Pemotongan plat ini dilakukan dengan menggunakan Shearing Machine.
Punching Punching merupakan proses pelubangan plat-plat yang telah dipotong pada langkah sebelumnya. Pada sebuah box panel terdapat banyak sekali lubang yang digunakan untuk ventilasi udara dari dan ke dalam box panel. Pembuatan lubang atau punching dikerjakan dengan memakai Punching Machine (manual) atau CNC Punching Machine (otomatis).
Press Forming Pada tahap ini, plat-plat yang telah dilubangi tadi ditekuk dengan menggunakan Bending Machine. Penekukan ini bertujuan untuk memberikan bentuk pada box panel sesuai dengan gambar yang diberikan.
21
Welding Plat-plat yang telah dipotong, dilubangi, dan ditekuk kemudian disambung (dirakit) melalu proses pengelasan. Operator merangkai plat-plat menjadi bentuk box dan kemudian dilas dengan menggunakan Welding Machine. Pada tahap ini, box panel listrik sudah menjadi bentuk akhir.
Box Treatment Box treatment merupakan proses pencelupan box panel ke dalam cairan kimia agar box tersebut tahan karat. Steel Sheet Treatment Machine yang dipakai untuk treatment ini terdiri dari empat bak pencelupan. Proses pencelupannya dilakukan secara bertahap dari bak yang pertama hingga yang keempat untuk menghasilkan box tahan karat dengan sempurna.
Painting Setelah proses pencelupan dan pengeringan, selanjutnya box akan dicat sesuai dengan warna yang diinginkan customer. Pengecatan menggunakan spray booth system dan setelah itu box akan dimasukkan ke dalam oven. Sistem pengecatan seperti ini menghasilkan warna yang lebih merata dan halus serta warna melekat dengan sempurna.
Q/A Cubicles Box panel yang telah dicat akan diperiksa oleh bagian Quality Assurance departemen Mechanical Fabrication. Fokus pemeriksaan disini adalah box secara fisik, yaitu kesesuaian ukuran, warna, dan bentuk box panel dengan yang tertera pada gambar rinci yang dibuat oleh Drafter. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka box akan diproses ulang sampai memenuhi kriteria yang diinginkan.
22
Mechanical Setting Pada proses ini dilakukan perakitan dan pemasangan komponen-komponen pembentuk box, seperti kaca, karet, pintu, engsel, dan sebagainya pada kerangka yang sudah dibuat.
Assembling Busbar Busbar atau plat tembaga berfungsi sebagai alat penghantar listrik yang dipakai bersama-sama (joint) oleh switchboard, distribution panel, dan rangkaian elektrik lainnya. Plat tembaga ini dipotong, dicetak (press), dan dilubangi oleh mesin Busbar Cut, Press, and Punch Machine. Pada busbar dipasang insulator sebagai pelindung agar arus listrik tidak melebihi batas normal dan tidak merambatkan arus ke logam-logam di sekitarnya. Hasil rakitan busbar dimasukkan ke papan yang sudah ada di dalam box.
Assembling Power Conductor Hasil rakitan circuit breaker dan rangkaian listriknya ditata dan disambungkan dengan komponen-komponen lain di dalam box.
Assembling Control Wiring Terakhir, dilakukan pemasangan kabel-kabel yang menghubungkan semua komponen-komponen yang ada agar dapat menghantarkan listrik sehingga panel bisa berfungsi dengan baik.
Q/A Assembling Proses ini meliputi pemeriksaan perakitan panel listrik yang sudah jadi, apakah komponen-komponen sudah dipasang pada posisi yang benar atau tidak, memperhatikan susunan kabel, serta mengecek apakah jenis dan tipe komponen yang dipakai berada dalam kondisi baik.
23
Testing Pengetesan dilakukan untuk memastikan apakah panel listrik dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Alat-alat yang digunakan untuk mengetes ini terdiri dari switch board tester, single phase protective relay tester, three phase protective relay tester, power quality analyzer, insulation resistance tester, dan infrared thermometer.
Packing Panel yang telah melalui proses pengujian dan dinyatakan layak, dibungkus (packing) dengan menggunakan plastik transparan agar kondisinya tetap terjaga baik saat diterima oleh customer.
Delivery Produk panel yang telah dibungkus rapi dimasukkan ke dalam truk, siap untuk diantar ke tempat customer.