BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya tentu
membutuhkan dana sebagai sumber pembiayaan operasi perusahaan. Pada beberapa dekade terakhir, diketahui bahwa perusahaan lebih cenderung melakukan pembiayaan operasional dengan menggunakan dana yang berasal dari pasar modal. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan dalam melakukan pendanaan tidak hanya bersumber dari modal internal saja, melainkan juga menggunakan modal dari eksternal perusahaan. Pernyataan tersebut sebagaimana yang dijelaskan oleh Joni dan Lina (2010) bahwa pendanaan perusahaan dapat berasal dari internal perusahaan dan atau eksternal. Pendanaan internal dapat berupa laba ditahan serta depresiasi. Sedangkan, untuk dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur, pemegang surat utang, pemilik perusahaan, dan dana-dana yang digali dari pasar modal. Raffles (2012) menyebutkan bahwa pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan dalam rangka mencari dana untuk pembiayaan usahanya. Selain sebagai sarana untuk memperoleh dana, pasar modal juga menjadi sarana pendemokrasian perusahaan melalui pemilik saham-saham perusahaan yang go public
oleh
masyarakat
pemilik
modal
atau
investor
menginvestasikan modalnya melalui pemilikan saham tersebut.
1
yang
berniat
2
Prinsip keterbukaan (full disclosure) dianut di pasar modal di seluruh dunia. Prinsip full disclosure ini bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi sejelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan perusahaan atau efeknya yang berpotensi kuat mempengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya (Raffles, 2012). Adanya prinsip di atas yang dapat menunjukkan kelebihan dan kelemahan semua perusahaan yang ada di pasar modal menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk kemudian menjadi investor di perusahaan tersebut. Terdapat banyak instrumen yang ditawarkan di pasar modal yang dapat dijadikan sebagai investasi, seperti saham, obligasi, reksadana, dan instrumen investasi lainnya yang bisa menjadi bentuk investasi masyarakat sebagai investor. Namun, dari beberapa instrumen yang ditawarkan para investor lebih cenderung memilih saham sebagai bentuk investasinya. Mirdah dan Solikhin (dalam Suganda dan Sabbat, 2014), menyebutkan bahwa instrumen investasi yang familiar di pasar modal adalah saham. Adapun tujuan berinvestasi saham adalah untuk memperoleh imbal hasil (return) dari investasinya. Kecenderungan
investor
dalam
memilih
saham
sebagai
bentuk
investasinya ini karena saham tergolong instrumen investasi yang memiliki high risk-high return investment. Artinya adalah dengan memiliki lembar saham, investor akan berpeluang memperoleh keuntungan yang sangat besar bahkan dapat mencapai ratusan persen perbulan. Namun, kemungkinan perolehan
3
keuntungan yang besar tersebut juga diimbangi dengan besarnya kemungkinan kerugian yang juga dapat diterima investor jika saham tidak dikelola dengan baik (Putra, 2010). Berdasarkan adanya high risk-high return investment yang terkandung di dalam saham menunjukkan bahwa sesungguhnya saham mengandung unsur ketidakpastian yang cukup tinggi. Sehingga, investor harus mampu memahami secara pasti terkait perusahaan yang hendak dipilih sebagai sasaran untuk investasinya. Sehingga, investor diharapkan mampu memaksimalkan tingkat return yang diperoleh dan meminimalkan potensi risiko yang akan terjadi. Minimalisasi risiko atas ketidakpastian dalam berinvestasi saham dapat dilakukan oleh para investor sejak awal sebelum investasi tersebut terjadi. Artinya, investor dalam lebih kritis terhadap perusahaan yang hendak diberi modal atas investasinya tersebut. Oleh karena itu, prinsip keterbukaan yang terdapat pada pasar modal sangat berarti bagi para investor untuk memperoleh berbagai informasi yang penting terkait perusahaan-perusahaan yang telah go public sebelum investasi dilakukan. Suganda dan Sabbat (2014) menjelaskan bahwa dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan berinvestasi di pasar modal, investor dituntut untuk memiliki tingkat pengetahuan yang baik terhadap produk investasinya. Segala informasi yang berhubungan dengan kegiatan investasi di pasar modal merupakan salah satu sumber acuan bagi investor dalam bertindak. Prayitno dan Siregar (2012) menyebutkan bahwa banyak informasi yang masuk ke pasar modal misalnya informasi laba, perubahan direksi, hasil riset dan
4
pengembangan, informasi pemecahan saham, harga sama dan pembagian dividen. Menurut penelitian Barton (1989) variabel yang datang dari internal perusahaan seperti dividen, pertumbuhan pendapatan, likuiditas, ukuran perusahaan dan debt ratio atau rasio keuangan lain yang mempengaruhi harga saham. Informasi yang masuk ke pasar modal tidak hanya informasi yang spesifik terkait dengan perusahaan, melainkan juga informasi ekonomi, politik, dan keamanan. Sumber informasi juga tidak terbatas pada informasi yang berasal dari dalam negeri, melainkan juga informasi yang berasal dari luar negeri. Sedangkan bagi Pahlevi (2010) salah satu informasi yang dapat menjadi cerminan dari kondisi internal suatu perusahaan adalah pergerakan harga saham di bursa efek. Sedangkan pergerakan harga saham sendiri dipengaruhi oleh informasi-informasi yang dapat mempengaruhi persepsi para investor. Lebih lanjut disebutkan juga bahwa kebijakan dividen suatu perusahaan dinilai dapat mempengaruhi pergerakan harga saham. Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan dari Suganda dan Sabbat (2014) yang menyebutkan bahwa pengumuman dividen merupakan salah satu bentuk informasi di pasar modal yang sering direspon pasar selain pengumuman laba. Pengumuman dividen seringkali digunakan manajemen untuk menginformasikan prestasi dan prospek perusahaan. Pengumuman dividen memiliki kandungan informasi (information content) bagi investor, sehingga mampu mempengaruhi return saham. Uraian di atas juga dinilai sesuai dengan signaling theory yang menjelaskan bahwa suatu pengumuman memiliki kandungan informasi apabila
5
investor bereaksi terhadap pengumuman tersebut, sehingga perubahan harga saham mencerminkan kondisi dari kandungan informasi itu sendiri (Suganda dan Sabbat, 2014). Wahyuni dan Sukartha (2013) menjelaskan bahwa pengumuman dividen memberikan informasi terkait dengan prospek yang dimiliki perusahaan yang akan dijadikan sebagai referensi oleh para investor dalam melakukan transaksi di pasar modal. Transaksi yang dimaksud merupakan reaksi dari pasar berdasarkan masuknya informasi baru karena berdasarkan efisensi pasar, jika suatu pengumuman yang memiliki kandungan informasi maka diharapkan akan terjadi reaksi pasar, dimana informasi yang digunakan adalah informasi yang tersedia saat ini, sehingga reaksi yang timbul akan tepat dan cepat serta bersifat tidak berkepanjangan. Reaksi pasar disini akan tercermin dari terjadinya perubahan harga saham dan tingkat perdagangan saham (Wahyuni dan Sukartha, 2013). Reaksi harga saham dapat diukur menggunakan abnormal return saham sebagai nilai dari perubahan harga. Abnormal return terjadi di seputar publikasi suatu informasi sebagai respon pasar terhadap informasi yang dipublikasikan direspon dengan cepat oleh investor (Hidayati, 2014). Deitiana (2011) menyebutkan bahwa investor memerlukan informasi yang membantu dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini menguji pengruh likuiditas, profitabilitas, pertumbuhan penjualan dan dividen terhadap reaksi harga saham. Hasil menunjukkan bahwa profitabilitas mempengaruhi reaksi harga saham sedangkan likuiditas, pertumbuhan penjualan dan dividen tidak mempengaruhi reaksi harga saham.
6
Emamalizadeh et al (2012) menjelaskan dalam penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen atau harga dividen adalah faktor penggunaan dana untuk kegiatan operasional perusahaan yang terkait dengan laba ditahan sebagai hasil dari profitabilitas kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan di Bursa Efek negara Tehran menjelaskan bahwa dalam perusahaan manufaktur yang dijadikan objek penelitian menunjukkan hasil bahwa dividen dan rasio leverage berpengaruh terhadap reaksi harga saham. Pasaribu (2008) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh lima faktor variabel fundamental yakni pertumbuhan penjualan, profitablitas, leverage, likuiditas dan efektivitas terhadap reaksi harga saham. Berdasarkan teknik analisis regresi liner berganda diketahui hasil penelitian menunjukkan bahwa lima faktor fundamnetal tersebut berpengaruh terhadap penentuan harga saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian selanjutnya yakni Todea, et al. (2009) melakukan penelitian dengan memilih 15.000 kombinasi emiten di Bursa Efek Eropa. Penelitian ini menguji bagaimana profitabilitas yang menunjukkan kinerja perusahaan mempengaruhi reaksi harga saham di Bursa Efek Eropa. Berdasarkan teknik analisis Adaptive Markets Hypothesis Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas perusahaan atau emiten yang terdaftar di Bursa Efek Eropa mempengaruhi reaksi harga saham. Pada penelitian ini, objek yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia dengan periode 2010 hingga 2014. Penggunaan perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian dikarenakan
7
perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi produk yang siap dijual. Dimana hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga membutuhkan sumber dana yang akan digunakan pada aktiva tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan mereka salah satunya dengan investasi saham oleh para investor. Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini akan membahasan mengenai “Pengaruh Profitabilitas, Leverage dan Dividen Terhadap Reaksi Pasar Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2014”
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan permasalahan yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadap reaksi pasar ? 2. Apakah leverage berpengaruh negatif terhadap reaksi pasar ? 3. Apakah dividen berpengaruh positif terhadap reaksi pasar ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan dari
penelitian ini yakni 1. Menguji pengaruh positif profitabilitas terhadap reaksi pasar 2. Menguji pengaruh negatif leverage terhadap reaksi pasar
8
3. Menguji pengaruh positif dividen terhadap reaksi pasar
1.4
Manfaat Penelitian Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kontribusi Praktis Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi perusahaan terkait besarnya pengaruh profitabilitas, leverage dan dividen terhadap tingkat harga saham yang menggambarkan reaksi pasar investor pada perusahaan. Sehingga, setiap perusahaan diharapkan dapat memberikan good news dalam menjelaskan kinerja perusahaan sehingga dapat menarik minat investor yang kemudian dapat meningkatkan harga saham perusahaannya tersebut. 2. Kontribusi Teoretis Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sebagai media penerapan ilmu-ilmu yang telah di peroleh dalam proses perkuliahan. Selain itu, melalui penelitian ini peneliti bisa memperoleh ilmu baru karena dalam penelitian ini akan terjadi penerapan ilmu secara teoretis dari perkuliahan dan ilmu praktik yang akan diperoleh dari lapangan ketika melakukan penelitian ini.
9
1.5 Ruang Lingkup Ada beberapa hal yang menjadi batasan penulis dalam penyelesaian penelitian : Dalam penelitian ini, penulis membatasi objek penelitian pada lingkup perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia, yaitu perusahaan yang menjual produk tertentu berdasarkan
beberapa langkah dalam proses
produksi yaitu, pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan, hingga menjadi produk yang
siap dijual. Proses tersebut dilakukan sendiri oleh perusahaan
tersebut sehingga membutuhkan sumber dana dari para investor untuk membiayai operasi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Terdapat tiga aspek pada lingkup perusahaan manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia yang dijadikan sebagai objek dalam penelitian ini, yaitu: a. Profitabilitas perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 b. Leverage perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 c. Dividen perusahaan manufaktur yang menjadi objek penelitian dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 d. Harga saham merupakan harga saham di bursa saham yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.