BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan (ownership), untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya pemilikan. Menurut IAI (2009) ekuitas atau modal adalah bagian hak milik yang di miliki oleh perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan nilai jual perusahaan tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa ekuitas adalah bagian atau hak milik yang dimiliki oleh perusahaan yang biasanya ditunjukan dalam akun modal dan digunakan dalam sumber ekonomik masa datang, karena didefinisikan atas dasar aset dan kewajiban. Nilai ekuitas juga tergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur. Pentingnya nilai perusahaan yang sebenarnya bagi pengguna laporan keuangan yaitu dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan, dan menarik investor agar memanamkan modal atau berinvestasi pada perusahaan. Hal ini disebabkan nilai perusahaan itu digunakan agar membantu investor untuk melihat kondisi ataupun nilai sebenarnya dari suatu perusahaan sebelum memutuskan untuk melangkah lebih jauh dalam berinvestasi. Biasanya penilaian ekuitas didasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow-DCF) yaitu
suatu metode penilaian yang digunakan untuk memperkirakan daya tarik sebuah peluang investasi. Berdasarkan metode ini, nilai perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal perusahaan (Klau, 2011). Di dalam pelaksanaan metode diskonto arus kas (discounted cash flow-DCF) terdapat dua pengukuran yang digunakan yaitu rasio harga terhadap nilai buku (price to book-PB) adalah rasio yang digunakan untuk membandingkan nilai pasar saham ke nilai buku, dihitung dengan membagi harga penutupan saham saat ini dengan nilai buku kuartal per saham terbaru, dan rasio harga terhadap laba (price to earning-PE) adalah nilai ratio yang menggunakan nilai harga saham saat ini yang dibandingkan dengan pendapatan per lembar saham. Untuk nilai perusahaan yang digunakan untuk penelitian saat ini adalah dengan menggunakan proksi price to book ratio untuk penilaian perusahaan karena sangat di pengaruhi oleh nilai pasar ke nilai buku. Konservatisme memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi penilaian perusahaan dan semuanya itu dapat dibuktikan dengan mempengaruhi penilaian dalam akuntansi. Konservatisme juga sering didefinisikan sebagai konsep akuntansi yang menunda pengakuan merendahkan penilaian aktiva dan meninggikan
penilaian
utang
(Fala,
2007).
Namun
selama
penerapan
konservatisme terhadap penilaian perusahaan sering juga terdapat pro dan kontra. Hal ini disebabkan laporan yang semakin konservatif dapat mempengaruhi hasil laporan keuangan sehingga laporan keuangan menjadi bias (Fala, 2007). Di sisi lain ada juga yang mengatakan bahwa konservatisme itu baik karena dapat
menghasilkan laba yang berkualitas dan membantu perusahaan agar tidak membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan sehingga menjanjikan laba yang dan aktiva yang tidak overstate (Fala, 2007). Konservatisme memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan semuanya itu dapat dibuktikan dengan menggunakan perhitungan C-Score sebagai proksi yang membuktikan bahwa konservatisme memiliki value relevance dan price to book ratio sebagai pengukurannya (Mayangsari dan Wilopo, 2002). Dengan demikian laporan keuangan perusahaan yang menerapkan prinsip konservatisme dapat mencerminkan nilai pasar perusahaan. Dengan asumsi pasar yang lebih efisien secara keputusan, investor diharapkan dapat menerima sinyal dan mengoreksi undervalue ekuitas perusahaan dengan menilai ekuitas perusahan dengan harga yang lebih tinggi. Pada kenyataannya terdapat hasil pro dan kontra seputar penerapan prinsip konservatisme. Menurut Monahan (1999) dalam Mayangsari dan Wilopo (2002) sebagai pihak pengkritisi menyatakan bahwa semakin konservatif akuntansi maka nilai buku ekuitas yang di laporkan semakin bias, sehingga seringkali tidak dapat digunakan oleh pengguna laporan keuangan untuk mengavaluasi resiko perusahaan. Selain itu di lain pihak yang mendukung prinsip konservatisme menyatakan bahwa konservatisme menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laopran keuangan dengan menyajikan laba yang tidak overstate. Peneliti yang mendukung diantaranya dilakukan oleh (Watts, 1993).
Adanya hasil pro dan kontra dalam penilitian pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan mendorong digunakannya variabel corporate governance sebagai variabel pemoderasi (Fala, 2007). Mekanisme ini diduga memperkuat pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan. Mekanisme corporate governance diantaranya mencakup mekanisme struktur kepemilikan dan struktur pengelolaan, struktur kepemilikan yang diukur dengan kepemilikan manajerial yang diduga memperkuat pengaruh konservatisme akuntansi terhadap nilai perusahaan, karena sensitivitas manajemen terhadap pengaruh para pemegang saham tergantung pada tingkat kontrol kepemilikan manajemen. Struktur pengelolaan yang diukur dengan jumlah dewan komisaris diduga memoderasi pengaruh konservatisme akuntansi terhadap penilaian ekuitas, karena dewan komisaris merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku manajer dalam dalam pengelolaan perusahaan (Fala, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali mekanisme corporate governance memoderasi hubungan antara konservatisma akuntansi dengan nilai perusahaan. Objek penelitian yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Penggunaan perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitian ini karena sektor manufaktur terdiri dari berbagai sektor industri yaitu basic industry, consumer goods dan miscellaneous industry yang menunjukkan beragam
karakteristik
perusahaan, sedangkan dipilihnya sampel dari periode 2009-2011, di karenakan di tahun 2008 masih bergejolak krisis dunia yang berasal dari permasalahan kredit perumahan yang terjadi di AS pada bulan oktober 2008,
sehingga tidak
memungkinkan untuk diambilnya sampel karena keadaan ekonomi perusahaan di seluruh dunia masih belum cukup stabil. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah konservatisma akuntansi berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ? 2. Apakah kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh antara konservatisma akuntansi pada Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ? 3. Apakah
jumlah
komisaris
independen
memoderasi
pengaruh
antara
konservatisma akuntansi pada Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ? 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh konservatisme akuntansi terhadap Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Menguji kepemilikan manajerial memoderasi pengaruh antara konservatisma akuntansi pada Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. 3. Menguji jumlah komisaris independen memoderasi pengaruh antara konservatisma akuntansi pada Nilai Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Dapat memberikan tambahan pengetahuan dan bukti empiris mengenai pengaruh konservatisme terhadap nilai perusahaan oleh peran variabel corporate governance sebagai variabel pemoderasi. 2. Manfaat Praktis Karena menggunakan kebijakan konservatisme maka diharapkan agar manajer di dalam perusahaan tidak melakukan atau mengambil keputusan yang berlebihan untuk mencapai laba perusahaan yang pada akhirnya dapat mempengaruhi peniliaian ekuitas dan hak kepemilikan saham para investor. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah : a.
Jenis penelitian adalah eksplanasi. Jenis penelitian eksplanasi bertujuan untuk mengetahui pengaruh konservatisme terhadap nilai perusahaan oleh peran variabel corporate governance sebagai variabel pemoderasi.
b.
Obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur di BEI tahun 2009 sampai tahun 2011.