BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pengembangan perangkat lunak, tim developer membangun cetak biru sebuah perangkat lunak dalam sebuah model. Dengan adanya model tersebut, maka pembangunan sebuah perangkat lunak akan jauh lebih mudah terutama pada saat akan mengintegrasikan modul. Pada perkembangannya, sekarang tim developer tidak selalu berada di satu tempat yang sama untuk melakukan pembangunan perangkat lunak. Sehingga untuk melakukan sinkronisasi model perangkat lunak dibutuhkan sebuah dokumentasi dengan format data yang dapat dikenali secara global, mudah untuk dikirimkan dan mudah pula untuk diterjemahkan kembali meskipun menggunakan tool yang berbeda-beda. Beragam tool ditawarkan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Kendala terbesar adalah pada saat sinkronisasi data, karena masing-masing developer belum tentu memiliki tool yang sama untuk melakukan translasi dokumentasi tersebut. Hal tersebut tentu memaksa para developer untuk mencari solusinya. eXtensible Markup Language (XML) muncul sebagai jawaban atas kendala tersebut. Dengan formatnya yang dikenali secara global, XML dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Tidak seperti HTML yang memiliki tag-tag yang sudah baku, XML justru membiarkan pengguna mendefinisikan sendiri tagtag sesuai dengan kebutuhan. Meskipun begitu, XML memiliki aturan penggunaaan tag yang lebih ketat dibandingkan HTML. Fleksibilitas seperti ini
1
tentu sangat membantu dalam melakukan sinkronisasi data model yang berperan sebagai cetak biru dari perangkat lunak yang akan dibangun. Dengan dinamisnya penggunaan tag-tag XML, maka model-model dalam bentuk visualisasi gambar pun dapat diterjemahkan ke dalam dokumen XML. Hal ini tentu akan memudahkan kerja generator source code karena cukup menerjemahkan tag-tag XML menjadi source code. Dalam hal ini, penulis menggunakan class diagram sebagai model yang akan diterjemahkan, dengan alasan class diagram merupakan salah satu model yang mampu menggambarkan komponen-komponen yang membangun kesatuan sebuah perangkat lunak secara detil. Selain itu, alasan penulis menggunakan XML sebagai format penyimpanan adalah pemikiran ke depan bahwa dokumen XML yang tercipta dari hasil penyimpanan class diagram dapat digunakan lagi oleh generator source code untuk di-generate menjadi source code bahasa pemrograman yang mendukung pemrograman berorientasi objek seperti C++, Java, C# dan lain-lain. Hal ini dapat terjadi karena bahasa XML yang berlaku secara global / umum. Dengan adanya kelebihan ini, diharapkan sistem yang dibangun dapat digunakan sebagai salah satu tool untuk sinkronisasi class diagram.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis akan membangun sebuah program aplikasi yang mengimplementasikan teknologi XML sebagai format akhir dari translasi class diagram. Tujuannya agar dapat mempermudah
2
generator source code dan juga programmer pada tahap implementasi. Masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut : •
Bagaimana sistem dapat melakukan penerjemahan class diagram menjadi sebuah dokumen XML tanpa merusak struktur yang sudah dibangun pada class diagram?
•
Bagaimana sistem yang dibangun dapat menampilkan kembali class diagram dengan membaca tag-tag pada dokumen XML hasil terjemahan?
1.3 Batasan Masalah Mengingat kompleksnya aplikasi yang akan dibuat, penulis membatasi perumusan masalah sebagai berikut : •
Sistem membatasi penggunaan hubungan antar class pada 2 hubungan yang sering digunakan yaitu inheritance dan association.
•
Sistem akan melakukan validasi standar penulisan dokumen XML (penggunaan tag dan pemberian nilai) pada saat pengguna akan meload class diagram yang telah disimpan.
•
Sistem membatasi jumlah hubungan antar class yakni maksimal 4 hubungan.
•
Sistem akan menyesuaikan bentuk class diagram dengan jumlah atribut dan method yang dimasukkan agar tetap proporsional.
•
Model-model dalam class diagram yang dikenali oleh sistem adalah class, interface dan abstract class.
3
•
Sistem memungkinkan pengguna untuk men-drag & drop class yang telah dibuat agar tampilan yang ada dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna.
1.4 Hipotesis Penggunaan teknologi XML dalam penerjemahan class diagram mempermudah penerjemahan dari class diagram menjadi source code maupun sebaliknya.
1.5 Tujuan Penelitian Tujuan utama penulis dalam melakukan penelitian ini: •
Menemukan cara untuk melakukan penerjemahan class diagram menjadi file dengan format XML tanpa merusak struktur class diagram yang ada
Sub tujuan dari penelitian ini :
• Membangun aplikasi yang mampu menampilkan class diagram dengan membaca tag-tag pada dokumen XML hasil terjemahan
1.6 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini : •
Studi pustaka dan literatur Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber pustaka yang berkaitan dengan XML. Sumber-sumber tersebut berupa bukubuku mengenai XML serta sumber online di Internet yang dapat dipercaya.
4
•
Observasi Observasi pada editor-editor class diagram mengenai kebutuhan yang akan digunakan dalam pembuatan class diagram.
1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut : Bab 1 Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, hipotesis, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori, memuat penjelasan tentang konsep dan prinsip utama yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Bab 3 Perancangan Sistem, yang berisi kebutuhan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) yang digunakan, serta tahapan dalam perancangan dan pembangunan sistem, termasuk aliran data dan rancangan antarmuka form masukan (input) dan form hasil (output) beserta kegunaannya. Bab 4 Implementasi dan Analisis Sistem, membahas tentang implementasi perancangan sistem yang sudah dibuat pada bab 3 beserta analisisnya dan hasil capture dari sistem yang dibuat. Bab 5 merupakan Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan serta memberikan saran untuk riset yang sama ke depannya agar dapat memberikan hasil yang lebih baik lagi.
5