Pengembangan Industri Perangkat Lunak di Indonesia1 Ir. Wahyu C. Wibowo MSc. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
[email protected]
Pendahuluan
Dibandingkan dengan sejumlah Negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Philipina, Industri Perangkat Lunak di Indonesia dapat dikatakan tertinggal. Tertinggal dari segi jumlah industri, jumlah produk yang dihasilkan, maupun jumlah dana yang digalang. Hal ini tentu sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki jumlah penduduk yang jauh melebihi jumlah penduduk negaranegara tetangga di kawasan Asean, sedangkan modal utama dari industri perangkat lunak adalah sumber daya manusia.
Tumbuhkembangnya industri perangkat lunak dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kualitas sumber daya manusia dan iklim investasi di sektor ini. Tulisan singkat ini akan mencoba untuk menelaah eksistensi industri perangkat lunak dan merekomendasikan saransaran untuk memacu pertumbuhannya. 1
Disampaikan pada Temu Usaha Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif Pengembangan Industri Software Dirjen ILMEA Departemen Perindustrian, Jakarta 4 November 2002 1
Industri Perangkat Lunak (IPL)
Industri Perangkat Lunak (IPL)2 di Indonesia memiliki prospek untuk membentuk lapangan kerja tingkat tinggi, menghemat devisa negara dengan penggunaan produk perangkat lunak lokal, menghasilkan devisa dari ekspor, meningkatkan efisiensi kerja organisasi baik pemerintah maupun swasta, serta meningkatkan kualitas layanan. Sejumlah negara seperti Singapura, Malaysia, dan India bahkan sudah menjadikan IPL sebagai andalan survival mereka dalam menghadapi masa depan. IPL tidak memerlukan pasokan sumber daya alam, tidak mencemari lingkungan, tidak memerlukan kawasan usaha yang luas atau tertentu, memiliki nilai jual produk yang tinggi dan masa jual yang relative lama.
IPL di Indonesia memiliki prospek untuk berkembang yang baik asal didukung oleh iklim usaha yang kondusif. Modal utama IPL adalah sumber daya manusia (SDM). Semakin berkembangnya jumlah lembaga pendidikan komputer dan semakin banyaknya lulusan sekolah yang memilih bidang komputer memberi harapan akan pasokan SDM yang mencukupi untuk berkembangnya IPL. Produk IPL adalah perangkat lunak. IPL dapat menghasilkan tailoredmade products untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semakin maju, IPL dapat menghasilkan produk standard yang bisa dipasarkan secara masal. Semakin maju lagi, IPL dapat menghasilkan produk yang dapat dipasarkan ke luar negeri.
Dalam tulisan ini, kami batasi pengertian industri perangkat lunak sebagai industri yang membuat produk perangkat lunak komputer. Industri yang hanya memasarkan produk perangkat lunak tidak tercakup dalam pengertian ini. Industri yang membuat produk perangkat lunak atas pesanan dari pihak lain dan dengan perjanjian menyerahkan hak intelektual atas produknya ke pihak pemesan tercakup dalam pengertian ini. 2
Sebagai high class industry, IPL memang menghadapi sejumlah masalah seperti masa pengembalian modal yang lama sampai dengan diperolehnya order atau dipasarkannya produk, perkembangan teknologi yang cepat sehingga setiap SDM yang terlibat harus selalu aktif mengikuti perkembangan teknologi, maintentance SDM yang lebih pelik daripada memelihara mesin, serta diperlukannya kepercayaan yang luas dari pelanggan karena produk yang dipasarkan akan sangat mempengaruhi jalannya organisasi si pelanggan.
Keterbatasan yang kami miliki membuat kami tidak bisa menyajikan data statistik IPL di Indonesia. Apabila ada asosiasi yang mapan, tentu akan dapat diketahui jumlah industri, namanama perusahaan yang tergabung dalam asosiasi lengkap dengan profilenya, jumlah sumber daya manusia yang terlibat, jumlah revenue yang dihasilkan dari dalam negeri dan ekspor, serta jenisjenis produk yang dihasilkan. Meskipun demikian, kita dapat merasakan lambannya pertumbuhan sektor ini di Indonesia.
Secara umum, IPL sangat dipengaruhi oleh tiga faktor utama seperti tersaji dalam gambar berikut ini:
Sumber Daya Manusia
INDUSTRI PERANGKAT LUNAK
Infrastruktur
Kebijakan Pemerintah
PRODUK
Sumber Daya Manusia (SDM)
Berbeda dengan kebanyakan industri, SDM adalah modal utama dari IPL. Hal ini merupakan satu kelebihan utama IPL Perguruan Tinggi berperan untuk memberikan pasokan SDM yang mampu menggunakan komputer untuk memecahkan masalah, menerapkan metoda atau teknologi pemecahan masalah dengan menggunakan komputer, serta memiliki bekal dasar untuk melakukan penelitian dan pengembangan praktis. Sayangnya, sejumlah lembaga pendidikan tinggi masih terpaku dengan paradigma penggabungan disiplin manajemen (ekonomi) dengan komputer, atau akuntansi (ekonomi) dengan komputer. Penggabungan ini jelas akan menurunkan bobot bekal keilmuan di bidang komputer bagi pemegang gelar sarjana komputer. Sejumlah lembaga pendidikan tinggi juga masih mewajibkan pengajarkan subjeksubjek yang terlalu teoritis dan kurang mendukung penerapan atau penggunaannya setelah kelulusan dan kurang memberi ruang untuk kehadiran subjeksubjek baru yang aktual seperti electronic commerce, data engineering, web development and administration.
Dari segi pasokan, jumlah SDM untuk IPL dapat dikatakan memadai. Dari segi kualitas, ancaman datang dari SDM luar negeri seperti India dan Pakistan. Kami memiliki kesan subjektif bahwa mereka lebih agresif, lebih ulet, lebih tekun, dan lebih fleksible terhadap kondisi kerja dibandingkan dengan ratarata SDM Indonesia.
Infrastruktur
Infrastruktur utama dari IPL adalah sarana komputasi dan komunikasi. Dapat dikatakan bahwa sarana komputasi bukanlah masalah yang berarti bagi IPL. Yang menjadi pemikiran utama adalah masih mahalnya biaya internet dan biaya transmisi informasi. Masih banyak “dilarang” pada sektor komunikasi untuk melindungi pendapatan BUMN di bidang komunikasi, yang pada akhirnya tidak mendorong bangkitnya usaha secara luas dari kelesuan akibat krisis. Tidak bisa dipungkiri bahwa sarana komunikasi adalah fital dan sangat membantu berkembangnya IPL.
Kebijakan Pemerintah
Dapat dikatakan bahwa IPL di Indonesia tidak akan berkembang pesat tanpa dukungan dan bantuan dari pemerintah. Bersaing secara global dengan pemain kelas dunia yang sudah mapan dan berpengalaman tentu akan sangat berat bagi pemain yang baru tumbuh.
Sejumlah kebijakan pemerintah dapat membantu berkembangnya IPL seperti: •
Membatasi penggunaan perangkat lunak nonlocal oleh lembagalembaga pemerintah dalam arti hanya mengijinkan penggunaan produk nonlocal apabila produk yang setara tidak bisa dipenuhi oleh IPL lokal.
•
Membatasi ijin kerja bagi tenaga asing di IPL.
•
Mendorong penggunaan egovernment3 pada lembagalembaga pemerintah dengan perangkat lunak yang dikembangkan oleh IPL lokal. Adanya peraturanperaturan umum atau standard pemerintah untuk penggunaan sistem informasi berbasis
Suatu institusi pemerintah disebut melaksanakan konsep egovernment apabila transaksi elektronis dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan pemerintah. 3
komputer akan membantu pengembang perangkat lunak dan di sisi lain akan menghindarkan tumpang tindih atau noncompatibility antar system. •
Mendorong deregulasi di bidang telematika, khususnya dengan merangsang tampilnya pemain baru di bidang jasa komunikasi. Tujuan utama tentu untuk menurunkan biaya komunikasi atau transmisi informasi.
•
Memberikan perlindungan yang memadai terhadap produk perangkat lunak lokal dari praktek pembajakan.
•
Menerbitkan aturan perpajakan yang jelas untuk transaksi bisnis yang dilakukan secara elektronis sehingga dapat didorong penggunaan aplikasi berbasis e commerce.
Kesimpulan Dengan iklim usaha yang didukung sepenuhnya oleh pemerintah, industri perangkat lunak di Indonesia dapat berkembang dengan baik. Industri ini selain akan menjadi satu solusi terhadap masalah ketenagakerjaan, juga bisa menjadi industri yang effektif untuk menghemat bahkan menghasilkan devisa bagi negara. Dalam manajemen pemerintahan maupun perusahaan umum lainnya, perkembangan industri perangkat lunak akan membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dan sebaliknya.
Pemerintah tidak bisa membiarkan industri perangkat lunak berkembang sendiri tanpa intervensi pemerintah dan membiarkannya bersaing di global market. Tanpa perlindungan pemerintah, Indonesia akan menjadi pasar potensial bagi industri perangkat lunak asing dan pemerintah dan rakyat akan semakin terpuruk statusnya sebagai pemakai dan pembeli produk asing.