1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama sebagai alat komunikasi. Bahasa dapat meningkatkan potensi diri manusia dalam berekspresi menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan menuangkan hasil karyanya baik lisan maupun tulisan. Belajar bahasa adalah kebutuhan manusia sebagai penunjang komunikasi. Dalam mempelajari bahasa ada empat aspek yang tidak bisa kita abaikan, yaitu keterampilan membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Setiap keterampilan itu erat sekali kaitannya dengan 3 keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam (Tarigan, 1981 : 1). Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang penting untuk dipelajari terutama menyangkut kehidupan sosial suatu kelompok atau masyarakat. Manusia mempelajari bahasa sebagai penunjang komunikasi antar individu
dipersatukan
ke
dalam
kelompok-kelompok
dengan
jalan
menghablurkan konsep-konsep umum (Tarigan, 1981 :1). Seperti yang dikemukakan oleh Soenardi (1996:68) bahwa berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif produktif.
2
Tetapi
dalam
kenyataan
seperti
diskusi,
seminar
ataupun
ceramah
menunjukkan bahwa sebagian besar siswa diam, kurang bersuara. Kecakapan berargumentasi masih jauh dari memadai. Dalam kegiatan belajar mengajar sudah tentu guru mengenal metode mengajar. Apabila seorang guru tidak mengenal metode pengajaran maka tujuan pengajaran yang diharapkan tidak akan tercapai. Hal yang penting dalam metode adalah setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Pembelajaran bahasa Indonesia dianggap sulit oleh siswa, hal itu terbukti di dalam dunia pendidikan. Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah rendahnya kemampuan berbicara siswa. Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang dianggap sulit oleh siswa. Banyak siswa yang mengaku tidak mampu berbicara di depan umum. Faktor yang mendasari kesulitan tersebut, diantaranya kurang percaya diri dan tidak adanya topik pembicaraan ketika berada di depan umum. Penggunaan
teknik
pembelajaran
berpengaruh
terhadap
keberhasilan proses belajar mengajar. Permasalahan muncul karena teknik yang dipakai oleh guru dinilai kurang cocok dan sesuai dengan minat siswa. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik keliling kelompok berbasis Cooperative Learning dalam metode diskusi kelompok yang mengharuskan siswa untuk mengeluarkan pendapatnya atau berargumentasi. Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sama dengan model pembelajaran Cooperative Learning. Dalam pembelajaran ini terdapat unsur-
3
unsur yang harus dipenuhi, sehingga dapat dibedakan model pembelajaran gotong royong dengan kerja kelompok biasa. Untuk memenuhi kelima unsur tersebut memang dibutuhkan proses yang melibatkan niat dan kiat para anggota kelompok. Para pembelajar harus mempunyai niat untuk bekerja sama dengan yang lainnya dalam kegiatan belajar Cooperative Learning yang akan saling menguntungkan. Pengunaan teknik keliling kelompok, dapat dijadikan teknik yang diterapkan pengajar kepada pembelajar. Masing-masing anggota kelompok diberikan kesempatan untuk bertukar pikiran atau pandangan. Teknik yang sederhana membuat pembelajar mudah memahaminya tanpa perlu waktu untuk memahaminya. Dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, kegiatan berkomunikasi sangat ditekankan untuk dipelajari oleh para siswa dengan baik, benar, efektif dan komunikatif. Selain itu, siswa mampu mengungkapkan pikiran,
tanggapan,
pendapat
dan
perasaan
dalam
berbagai
bentuk
keterampilan berbicara dan berbagai keadaan yang berbeda.
Mengemukakan merupakan suatu sikap megeluarkan, mengangkat, menguraikan, menjelaskan, dan menyimpulkan suatu hal. Sedangkan pendapat adalah pikiran atau anggapan tentang suatu hak (Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 236). Menurut Parera (1991:185), mengemukakan pendapat atau berargumentasi adalah kemampuan menggunakan bahasa dengan baik, tepat
4
dan seksama. Mengemukakan pendapat yang baik berarti mengemukakan pendapat dalam konteks yang masuk akal atau logis. Sebuah pendapat dikatakan logis jika pendapat tersebut berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Argumentasi bertujuan membuktikan suatu kebenaran sehingga orang lain menyakini kebenaran itu. Argumentasi menguraikan suatu rangkaian hasil proses berpikir dan menghubungkan fakta-fakta secara jelas, logis dan sistematis. Selain menentukan kejelasan, argumentasi memerlukan kebenaran fakta-fakta yang dikemukakan supaya dapat diterima dan dibenarkan oleh orang lain. Manusia adalah makhluk sosial, dan tindakan yang pertama dan paling penting adalah tindakan sosial, suatu tindakan tempat saling mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui sesuatu pendirian atau kenyakinan untuk menghubungkannya maka diperlukan komunikasi.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari terkadang dihadapkan pada situasi yang menuntut kemampuan berbicara. Dengan berbicara seseorang berusaha mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa usaha untuk mengungkapkan dirinya, orang lain tidak akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakannya.
5
Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya dan budayanya, juga budaya orang lain, mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpatisipasi dalam kegiatan belajar menggunakan bahasa yang baik, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Observasi yang dilakukan, yaitu mengunjungi SMA Negeri 10 Bandung dan berkonsultasi dengan guru yang bersangkutan. Menurut penuturan guru tersebut, masalah yang dari dulu dihadapi siswa adalah kemampuan berbicara siswa terutama dalam mengemukakan pendapat atau berargumentasi. Berdasarkan hasil konsultasi diperoleh informasi bahwa di sekolah tersebut tidak pernah menerapkan metode atau teknik agar proses belajar mengajar tidak monoton.
1.2 Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan
judul
yang
penyusun
sebutkan
di
atas,
maka
dapat
diidentifikasikan masalahnya antara lain: 1. Tingkat kemampuan siswa dalam berargumentasi atau mengeluarkan pendapat sangat rendah karena tidak adanya rasa percaya diri yang ada pada diri siswa dan tidak adanya bahan pembicaraan. 2. Kurangnya kemampuan guru memilih atau menciptakan metode, teknik, model dan strategi yang tepat dalam pembelajaran berbicara.
1.3 Batasan Masalah Penelitian
6
Pada penelitian ini, penulis lebih berfokus pada tujuan yang ingin dicapai, tindakan dalam penelitian ini dibatasi pada upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa SMA Negeri 10 Bandung dalam berbicara khususnya dalam berargumentasi melalui teknik keliling kelompok.
1.4 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk perencanaan pembelajaran berargumentasi menggunakan teknik keliling kelompok? 2. Bagaimana bentuk pelaksanaan pembelajaran berargumentasi menggunakan teknik keliling kelompok? 3. Bagaimana
peningkatan
yang
diperoleh
dari
pembelajaran
berargumentasi menggunakan teknik keliling kelompok?
1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian maka tujuan penelitian ini adalah untuk 1. mengetahui
peningkatan
siswa
dalam
berargumentasi
menggunakan teknik keliling kelompok. 2. mengetahui deskripsi perencanaan pembelajaran menggunakan teknik keliling kelompok.
7
3. mengetahui deskripsi pelaksanaan pembelajaran berargumentasi menggunakan teknik keliling kelompok. 4. mengetahui pembelajaran
deskripsi
peningkatan
berargumentasi
yang
menggunakan
dicapai teknik
dalam keliling
kelompok.
1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa yang bermasalah dalam keterampilan berbicara sekaligus memberikan rasa percaya diri dalam berbicara. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif dalam pembelajaran keterampilan berbicara dan menciptakan suasana yang menarik dan tidak membosankan. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai metode atau teknik yang dapat digunakan guna meningkatkan keterampilan bahasa. 4. Bagi perkembangan teoritis, sebgai masukan dan upaya peningkatan kemampuan siswa dalam berbicara guna menunjang materi kebahasaan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.7 Definisi Operasional Berikut disajikan definisi operasional guna menjelaskan istilah yang terdapat dalam judul penelitian , yaitu :
8
1. Berbicara merupakan ujaran yang didalamnya mempengaruhi kehidupan sosial dalam bermasyarakat, meliputi koordinasi antarmental, emosional dan fisik. 2. Argumentasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain tentang pendapat yang dikemukan menurut fakta-fakta yang diperoleh, kemudian menyimpulkannya. 3. Pembelajaran Cooperative learning merupakan model pembelajaran yang tidak sekedar belajar kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan, yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab perorangan, tatap muka, komunikasi antaranggota, evaluasi proses kelompok. 4. Teknik keliling kelompok merupakan teknik dengan cara mengelompokkan siswa, teknik ini memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk memberikan kontribusi pemikiran mereka serta mendengarkan pandangan atau pemikiran orang lain.
1.8 Asumsi Penulis berargumentasi
memiliki
asumsi
menggunakan
bahwa
teknik
sebenarnya keliling
pembelajaran
kelompok
dapat
meningkatkan keterampilan berbicara ataupun berargumentasi siswa. Dengan adanya pemikiran-pemikiran itu, maka siswa dituntut untuk berargumentasi ataupun mengeluarkan pendapatnya di depan umum.
9
Siswa dilatih dapat bekerjasam dengan orang untuk menanggapi atau mengomentari suatu pendapat.
1.9 Hipotesis Tindakan Penulis memiliki hipotesis tindakan penelitian, yaitu penelitian yang akan disajikan ini untuk dibuktikan kebenarannya bahawa pembelajaran berargumentasi menggunakan teknik keliling kelompok mampu memberikan upaya peningkatan siswa dalam keterampilan berbicara.