BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era informasi saat ini, komunikasi merupakan hal yang krusial bagi manusia dalam komunitas global. Perkembangan teknologi membuat pola komunikasi semakin berkembang dan muncul kebutuhan baru untuk bertukar informasi jarak jauh. Salah satu cara untuk berkomunikasi adalah menggunakan layanan internet, seperti layanan e-mail dan pesan instan (instant messaging) melalui smartphone. Internet menyediakan pertukaran informasi secara cepat dan aktual (real time) tanpa dibatasi oleh batasan geografis. Pertumbuhan teknologi ponsel pintar (smartphone) yang signifikan juga membuat masyarakat semakin mudah menggunakan layanan internet. Menurut Nielsen (2013) dalam artikelnya pada Asia Media Journal, jumlah pengguna smartphone di negara Asia, telah berhasil mengalahkan jumlah pengguna feature phone. Data lebih lanjut menyebutkan 22% dari pengguna smartphone di Indonesia menggunakan akses internet dalam sebulan terakhir. Kepopuleran komunikasi melalui instant messaging mengungguli media komunikasi sejenis lainnya. Operator telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (2013) mengklaim pada situs Okezone.com bahwa 70% pengguna smartphone yang menggunakan jaringan mereka adalah pengguna aplikasi instant messaging. Instant messaging menjadi preferensi bagi kaum muda karena mendukung kepraktisan dan kecepatan dalam percakapan aktual (real time chat) yang tidak dimiliki oleh media e-mail. Kolaborasi online melalui instant messaging juga lebih mudah karena interaksi berlangsung dalam satu jendela kerja. Kebutuhan akan aktualisasi dan file sharing akan semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya
pengguna
teknologi
instant
messaging
yang
jumlah
penggunanya sudah menyaingi pengguna e-mail (Osterman, 2007). Rata-rata percakapan melalui instant messaging berlangsung selama 20 detik, sehingga membuat teknologi komunikasi ini menjadi sarana yang efisien untuk mendapatkan jawaban yang cepat dari sebuah pertanyaan (Ritter & Rechtsteiner, 2005). Dengan adanya teknologi presence-awareness—teknologi yang dapat memantau apakah seorang pengguna sedang online atau tidak—instant 1
2 messaging dapat meningkatkan kemampuan merespon yang lebih cepat dibandingkan dengan e-mail. Menurut riset yang dilakukan di Korea, penggunaan instant messaging juga dapat meningkatkan hubungan kerja pada sebuah perusahaan (Cho, et al, 2005). Selain itu, jika dibandingkan dengan panggilan telepon, penggunaan instant messaging secara umum lebih murah dan dianggap tidak terlalu mengganggu (Bronstein & Newman, 2006). Pola komunikasi massal yang singkat dan efisien seperti instant messaging dibutuhkan juga pada institusi pendidikan (Jetty, S., & John, A. K, 2013). Ada pun peran komunikasi tersebut adalah ketika institusi pendidikan memerlukan pemberitahuan informasi penting kepada peserta didik (mahasiswa), pengajar (dosen), dan karyawan pada institusi terkait. Sebagai tambahan, institusi juga terkadang memerlukan pemberitahuan informasi kepada orang tua mahasiswa maupun komunitas di luar institusi. Pemberitahuan informasi seperti masalah registrasi, pembayaran, perkuliahan, bencana alam, jadwal ujian, perubahan jadwal, dan sebagainya seringkali terhambat ketika dikirimkan melalui e-mail karena tidak terbaca dengan segera dan terbatasnya kuota e-mail yang di kirimkan, sedangkan informasi yang disampaikan sangat mendesak. Selain itu, pemberitahuan iformasi melalui SMS juga mengalami masalah karena mahasiswa, dosen, dan karyawan sering mengganti nomor telepon sehingga sulit untuk dihubungi (Research on Asia Holdings, 2012). Aplikasi instant messaging diharapkan dapat membantu menjaga kontak dengan adanya single account (hanya ada satu akun yang dimiliki) walaupun pengguna mengubah nomor telepon dan e-mail. Komunikasi antar mahasiswa dan dosen juga dapat terjaga dengan adanya komunikasi melalui pesan singkat seperti instant messaging. Komunikasi melalui pesan singkat telah digunakan sebagai alat interaksi antara mahasiswa dan dosen di luar kelas di Universitas Yordania (Gasaymeh & Qalban, 2013). Komunikasi seperti ini dapat menjalin hubungan erat antara mahasiswa dan dosen, menciptakan rasa saling terhubung antar mahasiswa dengan kelas maupun universitas, mengurangi kegelisahaan mahasiswa di kelas, menghemat waktu dan upaya mahasiswa, serta menambah suasana menyenangkan di dalam kelas. Oleh karena itu, aplikasi instant messaging dapat dijadikan solusi untuk menjalin komunikasi kolaboratif di dalam maupun di luar kelas serta mampu membantu aktivitas perkuliahan.
3 Berdasarkan fenomena perkembangan teknologi dan permasalahan yang telah disebutkan, penulis mengusulkan sebuah solusi penerapan aplikasi instant messaging pada institusi pendidikan. Aplikasi instant messaging diharapkan dapat menyampaikan pesan yang penting yang dapat segera terbaca oleh penerima. Aplikasi instant messaging dikembangkan dengan teknologi push notification yang berjalan pada platform web dan smartphone berbasis Android. Adapun alasan penulis memilih sistem operasi Android dikarenakan prospek perkembangan teknologi Android ke depan akan semakin tinggi. Data penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pangsa pasar sistem operasi smartphone di kuartal kedua tahun 2013 didominasi oleh Android sebesar 69,1% (IDC, 2013). Aplikasi juga dikembangkan pada platform web untuk memenuhi keterjangkauan aplikasi bagi pengguna yang tidak menggunkan perangkat smartphone. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi instant messaging dengan fitur personal chat, group chat, broadcast message, dan scheduled message. Adapun manfaat yang diharapkan dari aplikasi ini adalah menjadi sarana untuk mempermudah komunikasi di institusi pendidikan (antara institusi, mahasiswa, dan dosen) secara cepat, murah, dan efektif. Fitur personal chat diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi personal dua arah antar mahasiswa dan dosen. Fitur group chat diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi kolaboratif antar mahasiswa dan dosen seperti dalam diskusi kelas. Fitur broadcast message diharapkan dapat memfasilitasi institusi untuk mengirimkan informasi penting secara cepat, hemat, dan massal. Selain itu, untuk membantu aktivitas perkuliahan, aplikasi ini dilengkapi dengan fitur scheduled message yang diharapkan dapat membantu mengririmkan pesan yang memerlukan jadwal tertentu, misalnya saat dosen ingin membuat reminder untuk jadwal pengumpulan tugas.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dihadapi dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Bagaimana cara institusi mengirimkan informasi penting kepada mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua, atau komunitas secara cepat (real time), hemat, dan efektif?
4 b. Bagaimana cara institusi menjaga kontak dengan mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua, atau komunitas walaupun ada perubahan nomor telepon atau alamat e-mail? c. Bagaimana menjaga komunikasi personal (personal chat) ataupun kolaboratif (group chat) antar mahasiswa dan dosen secara real-time untuk mendukung aktivitas perkuliahan baik di dalam maupun di luar kelas?
1.3 Ruang Lingkup Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sesuai kebutuhan, maka pembahasan hanya difokuskan pada perancangan aplikasi instant messaging bernama Bee Messenger yang digunakan oleh institusi, mahasiswa, dosen, dan komunitas meliputi: a. Perancangan dan pembuatan instant messaging berbasis web dan Android. b. Perancangan dan pembuatan web service, basis data, dan aplikasi backend untuk mendukung kebutuhan aplikasi instant messaging. c. Aplikasi ini ditujukan secara awal untuk institusi, mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua, dan komunitas secara umum dengan studi kasus di Universitas Bina Nusantara. d. Tidak membahas masalah keamanan jaringan dan investasi implementasi.
1.4 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelesaikan masalah pada latar belakang dengan rincian sebagai berikut: a. Mengembangkan
aplikasi
instant
messaging
untuk
memudahkan
penyampaian informasi dari institusi kepada mahasiswa, dosen, karyawan, orang tua, dan komunitas secara cepat, hemat, dan efektif. b. Mengembangkan aplikasi instant messaging pada platform web dan Android yang dapat mengumpulkan informasi kontak pengguna. c. Mengembangkan aplikasi instant messaging dengan fitur person-to-person chat, group chat, broadcast message, dan scheduled message yang dapat mendukung kegiatan perkuliahan.
5 Manfaat yang ingin diperoleh dari pengembangan sistem aplikasi instant messaging ini yaitu: a. Menyediakan sarana bagi dosen untuk dapat membuat group chat sesuai dengan kelas yang diajarkan dan mengirimkan pesan kepada group tersebut. b. Pengguna dapat membuat group chat untuk kelompok di luar aktivitas perkuliahan seperti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan lainnya. c. Mahasiswa dapat berinteraksi dengan sesama mahasiswa atau dosen di luar sesi perkuliahan. d. Institusi dapat melakukan penghematan biaya operasional (biaya SMS blast).
1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Metode Analisis Dalam proses penelitian ini, dilakukan beberapa metodologi analisis, yaitu: a. Studi Literatur Membaca literatur seperti buku, jurnal, e-book, ataupun artikel yang berkaitan dengan sistem operasi Android, Extensible Messaging and Presence Protocol (XMPP), Rational Unified Process (RUP), Unified Modeling Language (UML), Strophe.Js, PHP dan Javascript. b. Kuesioner Menyebarkan kuesioner untuk mengetahui kebutuhan pengguna dalam pengembangan aplikasi ini, dan mengevaluasi aplikasi. c. Wawancara Melakukan wawancara terhadap 5 departemen terkait (AOC, SRSC, LRC, Binus Career, Admission) dalam institusi Universitas Bina Nusantara untuk menngetahui kebutuhan institusi.
1.5.2 Metode Perancangan Metode perancangan yang digunakan dalam pengembangan aplikasi ini adalah Rational Unified Process (RUP). Adapun fase-fase yang dilalui adalah sebagai berikut: a. Inception Phase
6 Di fase awal ini, penentuan business case dan cakupan proyek yang akan dibuat menjadi prioritas utama. Untuk menentukannya harus dilakukan identifikasi semua entitas yang terkait dengan sistem yang berinteraksi secara langsung dengan user. Business case di dalam fase ini terdiri dari
kriteria keberhasilan proyek, analisis resiko, dan
estimasi sumber daya yang dibutuhkan. b. Elaboration Phase Tujuan dari tahap elaborasi adalah untuk menganalisis masalah utama, menentukan rencana proyek yang akan dilakukan, dan melakukan eliminasi resiko yang tinggi dalam proyek. c. Construction Phase Semua komponen aplikasi dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam produk dan semua fitur diuji coba selama fase konstruksi. Di dalam fase ini dilakukan kontrol operasi untuk melakukan optimasi biaya, waktu dan kualitas. d. Transition Phase Di dalam fase ini dilakukan tahap pengenalan hasil produk ke komunitas pengguna aplikasi/end user. biasanya ketika aplikasi telah sampai kepada pengguna, banyak isu yang akan bermunculan diantaranya perbaikan bug, permintaan fitur baru, dan lainnya. Di dalam tahap ini juga dilakukan dokumentasi terhadap project yang telah dikembangkan.
7
Gambar 1.1 Fase Pengembangan RUP
1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi mengikuti sistem di bawah ini : Bab 1
Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, metodologi yang digunakan serta sistematika penulisan.
Bab 2
Tinjauan Pustaka Berisi mengenai landasan teori, yaitu teori-teori umum dan teori-teori khusus yang mendukung penulisan skripsi ini.
Bab 3
Metodologi Pada bab ini dijelaskan metodologi apa yang digunakan serta menjelaskan secara singkat dan jelas tahapannya.
Bab 4
Hasil dan Pembahasan Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis kebutuhan, rancangan, rencana implementasi, implementasi rancangan aplikasi serta evaluasi.
Bab 5
Simpulan dan Saran Berisi mengenai kesimpulan yang dihasilkan dari evaluasi seluruh tahap perancangan dan implementasi yang telah dilakukan serta saransaran untuk pengembangan yang lebih lanjut di waktu mendatang.