AUDIT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT Dr. KARYADI SEMARANG Hendra Rizki Hadiputra (L2F004482) Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang E-mail :
[email protected] Abstrak : Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting bagi kita. Tanpa adanya energi listrik, berbagai aktivitas manusia tidak dapat berjalan baik dan lancar. Namun konsumsi energi listrik secara berlebihan akan membawa dampak negatif. Oleh karena itu, pemanfaatan energi listrik harus dilakukan secara hemat dan efisien. Untuk mengetahui profil penggunaan energi listrik di suatu bangunan gedung dapat dilakukan audit energi listrik pada bangunan gedung tersebut. Audit energi terdiri dari beberapa tahap. Mulai dari pengumpulan data mengenai penggunaan energi listrik pada periode sebelumnya, pengukuran langsung penggunaan energi listrik, perhitungan intensitas kebutuhan energi listrik (IKE) serta analisa mengenai peluang hemat energi. Hasil dari pengambilan data dan analisa tersebut kemudian dilaporkan dengan disertai rekomendasi upaya penghematan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga, pemakaian energi listrik pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efektif dan efisien. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia telah menghasilkan berbagai penemuan baru, antara lain peralatan-peralatan elektronik. Penggunaan alat-alat listrik dalam kehidupan sehari-hari sangat praktis dan efektif. Namun semakin banyak peralatan elektronik digunakan di masyarakat juga menyebabkan konsumsi energi listrik juga meningkat. Peningkatan konsumsi energi listrik ini tidak sebanding dengan jumlah pasokan listrik dari pusat pembangkit. Untuk menghindari terjadinya pemborosan energi listrik, Direktorat Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, telah membuat petunjuk konservasi energi pada bangunan gedung yang mengkonsumsi energi cukup besar, seperti perkantoran, rumah sakit, swalayan, dan lain – lain. Audit energi pada bangunan gedung dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi dan peluang penghematan energi pada bangunan gedung untuk menungkatkan efiiensi penggunaan energi pada bangunan gedung yang bersangkutan. Sehingga penggunaan energi pada bangunan gedung tersebut bisa lebih efisien dan menghemat biaya.
1.2 Tujuan Maksud dan tujuan penulis melakukan kerja praktek : 1. Penulis ingin mempelajari proses audit dan konservasi energi pada bangunan gedung dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik. 2. Memadukan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi di lapangan atau dunia kerja 3. Kerja praktek dilakukan sebagai syarat menempuh jenjang pendidikan S-1 pada Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penulisan laporan kerja praktek ini, penulis menjelaskan tentang proses audit energi listrik pada bangunan gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang.
1
II. PEMBAHASAN 2.1 Petunjuk Teknis Audit Energi Bangunan Gedung Petunjuk teknis konservasi energi bidang audit energi pada bangunan gedung ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan gedung dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan energi sehingga dapat menekan pengeluaran biaya energi. Audit energi bertujuan mengetahui potret penggunaan energi dan mrncari usaha yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan energi. Lingkup bahasan petunjuk teknis ini meliputi : a. Kriteria audit energi b. Audit energi awal c. Audit energi rinci Petunjuk teknis ini menggunakan standar yang berlaku di Indonesia. Apabila ada besaran yang belum diatur di Indonesia, dapat digunakan standar lain yang dapat diterima oleh masyarakat profesi, antara lain standar ASHARE, JIS dan lain sebagainya selama standar tersebut tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. 2.1.1 Kriteria Audit Energi 2.1.1.1 Kriteria Umum Audit energi dianjurkan untuk dilaksanakan terutama pada gedung perkantoran, pusat belanja, hotel, apartemen, dan rumah sakit. Dengan melaksanakan audit energi diharapkan : a. Dapat diketahui besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) pada bangunan tersebut. b. Dapat dicegah pemborosan energi tanpa harus mengurangi tingkat kenyamanan gedung yang berarti pula penghematan biaya energi. c. Dapat diketahui profil penggunaan energi d. Dapat dicari upaya yang perlu dilakukan dalam usaha meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
2.1.1.2 Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik dan Standar Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Listrik merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan besarnya pemakaian energi dalam bangunan gedung dan telah diterapkan di berbagai negara (ASEAN, APEC), dinyatakan dalam satuan kWH/m2 per tahun. Sebagai “target”, besarnya IKE listrik untuk indonesia, menggunakan hasil penelitian yang dilakukan oleh ASEANUSAID pada tahun 1987 yang laporannya baru dikeluarkan pada tahun 1992 dengan rincian sebagai berikut : a. IKE untuk perkantoran (komersial) : 240 kWH/m2 per tahun. b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWH/m2 per tahun. c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWH/m2 per tahun. d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWH/m2 per tahun. Tidak menutup kemungkinan nilai IKE tersebut berubah sesuai dengan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi, seperti mahalnya Singapura yang telah menetapkan IKE listrik untuk perkantoran sebesar 210 kWH/m2 per tahun. Dalam menghitung besarnya IKE listrik pada bangunan gedung, ada beberapa istilah yang digunakan, antara lain : a. IKE listrik per satuan luas kotor gedung. Luas kotor = luas total gedung yang dikondisikan (ber AC) + luas total gedung yang tidak dikondisikan (tanpa AC). b. IKE listrik persatuan luas total gedung yang dikondisikan (netto) c. IKE persatuan luas ruang dari gedung yang disewakan ( net product) Sebagai pedoman, telah ditetapkan nilai standar IKE untuk bangunan di Indonesia yang telah ditetapkan oleh Depatemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia tahun 2004.
2
Tabel 2.1 Standar IKE Departemen Penddikan Nasioal Republik Indonesia Kriteria
Ruangan AC (KWh/m2/bln)
Sangat Efisien Efisien Cukup Efisien Agak Boros Boros Sangat Boros
4,17 - 7,92 7,92 – 12, 08 12,08 – 14,58 14,58 – 19,17 19,17 – 23,75 23,75 – 37,75
Ruangan Non AC (KWh/m2/bln) 0,84 – 1,67 1,67 – 2,5 2,5 – 3,34 3,34 – 4,17
Mulai Pengumpulan dan Penyusunan Data Historis Tahun Lalu Data historis energi tahun sebelumnya Menghitung Besar IKE Tahun Sebelumnya Tidak IKE > Target ?
Tidak menutup kemungkinan nilai IKE tersebut berubah sesuai dengan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan energi. 2.1.2 Proses Audit Energi Proses audit energi terdiri dari dua bagian yaitu audit energi awal dan audit energi rinci. Audit energi awal pada dapat dilakukan pemilik/pengelola gedung yang bersangkutan berdasarkan data rekening pembayaran energi yang dikeluarkan dan luas gedung. Disarankan IKE dari hasil audit energi awal disampaikan kepada asosiasi profesi atau instansi yang bersangkutan untuk dijadikan bahan informasi dan masukan dalam menetapkan IKE yang baru. Audit energi terinci dilakukan apabila nilai IKE lebih besar dari nilai standar. Rekomendasi yang disampaikan oleh TIM hemat Energi (THE) yang dibentuk oleh pemilik/.pengelola gedung bangunan dilaksanakan sampai diperolehnya nilai IKE sama atau lebih kecil dari nilai standar, dan selalu diupayakan untuk dipertahankan atau diusahakan lebih rendah di masa mendatang. Proses audit energi yang disarankan seperti ditunjukkan dalam bagan di bawah ini.
Ya Lakukan penelitian dan pengukuran konsumsi energi
Data konsumsi energi hasil pengukuran Tidak Periksa IKE > Target ? Ya Mengenali kemungkinan PHE
Analisa PHE
Rekomendasi PHE
Implementasi
Ya Periksa IKE > Target ? Tidak Selesai
Gambar 2.1 Diagram alir proses audit energi. 2.1.2.1 Audit energi awal A. Pengumpulan Dan Penysunan Data Energi Bangunan Kegiatan audit energi awal meliputu pengumpulan data energi bangunan dengan data yang tersedia dan tidak memerlukan pengukuran. B. Data Yang Diperlukan Data yang diperlukan meliputi : a. Dokumentasi bangunan Dokumentasi bangunan yang diperlukan adalah gambar teknik bangunan sesuai pelaksanaan konstruksi , terdiri : 1) Denah tampak dan potongan bangunan seluruh lantai.
3
2)
Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai. 3) Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listriknya dan besarnya penyambungan daya listrik PLN serta besarnya daya listrik cadangan dari Genset bila ada. b. Pembayaran rekening listrik bulanan bangunan selama satu tahun terakhir dan rekening pembelian bahan bakar minyak atau bahan bakar gas. c. Tingkat hunian bangunan (occupancy rate). Berdasarkan data bangunan seperti disebutkan di atas, dapat dihitung : a. Rincian luas bangunan dan luas total bangunan (m2). b. Tingkat pencahayaan ruang (Lux/m2) c. Daya listrik total yang dibutuhkan (kVA atau kW) d. Intensitas daya terpasang per m2 peralatan lampu (Watt/m2) e. Daya listrik terpasang per m2 luas lantai untuk keseluruhan bangunan. f. Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik bangunan. g. Biaya energi bangunan.
2.1.2.2 Audit Energi Rinci A. Penelitian Dan Pengukuran Konsumsi Energi Audit energi rinci perlu dilakukan bila audit energi awal memberikan gambaran nilai IKE listrik lebih dari nilai standar yang ditentukan. Audit energi rinci perlu dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan energi pada bangunan, sehingga dapat diketahui peralatan pengguna energi apa saja yang pemakaian energi cukup besar. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian energi adalah mengumpulkan dan meneliti sejumlah masukan yang dapat mempengaruhi besarnya kebutuhan energi bangunan, dan dari
hasil penelitian dan pengukuran energi dibuat profil energi bangunan. B. Pengukuran Energi a. Alat Ukur dan kalibrasi 1. Seluruh analisa energi bertumpu pada hasil pengukuran. Hasil pengukuran harus dapat diandalkan dan mempunyai kesalahan error yang masih dapat diterima. Untuk itu penting menjamin bahwa alat ukur yang digunakan telah dikalibrasi dalam batas waktu sesuai ketentuan yang berlaku. Kalibrasi ini dilakukan oleh pihak yang diberi wewenang hukum untuk itu. 2. Alat ukur yang digunakan dapat berupa alat ukur yang dipasang tetap (permanent) pada instalasi atau alat ukur yang dipasanga tidak tetap (portabel). b. Pengukuran Tingkat Pencahayaan Tingkat pencahayaan dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini. (lux) ……….. (3.1) di mana : Ftotal
A Kp Kd
= Fluks luminus total dari semua lampu yang menerangi bidang kerja (lumen) = Luas bidang kerja (m2) = Koefisien penggunaan = Koefisien depresiasi (penyusutan)
c. Pengukuran Besarnya Konsumsi Energi Listrik – Pencahayaan Pengukuran besarnya daya listrik untuk pencahayaan digunakan wattmeter dan pengukuran konsumsi energi menggunakan watt-jam meter yang dipasang tetap pada panel listrik yang melayani pencahayaan. Sangat
4
ideal bila pada panel tersebut juga dipasangkan watt meter yang dilengkapi dengan watt maksimum. Pada kenyataanya dalam gedung komersial, energi untuk pencahayaan merupakan salah satu bagian yang relative besar penggunaan energi listriknya. d. Pengukuran besarnya konsumsi listrik untuk tata udara Pengukuran besar konsumsi listrik untuk tata udara tidak dijelaskan lebih detail pada laporan ini, karena pada laporan ini hanya mebahas audit dan konservasi energi system pencahayaan. C. Mengenali Kemungkinan Peluang Hemat Energi Hasil pengukuran yang dilakukan, selanjutnya ditindak lanjuti dengan penghitungan besarnya intensitas konsumsi energi (IKE) dan penysunan profil penggunaan energi bangunan. Besarnya IKE hasil perhitungan dibandingkan dengan IKE standar. Bila hasilnya ternyata kurang dari IKE standar maka kegiatan audit rinci dapat dihentikan atau bila diteruskan dengan harapan dapat memperoleh IKE yang lebih rendah lagi. Bila hasilnya lebih dari IKE target, berarti ada peluang untuk melanjutkan proses audit energi rinci berikutnya untuk memperoleh penghematan energi. D. Analisa Peluang Hemat Energi Apabila peluang hemat energi telah dikenali, selanjutnya perlu ditindaklanjuti dengan analisa peluang hemat energi, yaitu dengan cara membandingkan potensi perolehan hemat energi dengan biaya yang harus dibayar untuk pelaksanaan rencana penghematan energi yang direkomendasikan. Penghematan energi pada bangunan gedung tidak dapat diperoleh begitu saja dengan cara mengurangi kenyamanan penghuni. Analisa peluang hemat energi dilakukan dengan usaha – usaha : a. Mengurangi sekecil mungkin penggunaan energi. ( Mengurangi kW dan jam operasi ). b. Memperbaiki kinerja peralatan. c. Penggunaan sumber energi yang murah.
E. Laporan Dan Rekomendasi Laporan audit energi terdiri dari bagian – bagian sebagai berikut : 1. Ringkasan (executive summary) Ringkasan ini berisi : a. Uraian pekerjaan yang dilakukan. b. Tabel yang berisi langkah – langkah yang direkomendasikan yang telah diteliti dengan baik dari segi teknis maupun ekonomis. c. Langkah – langkah yang kelihatan menguntungkan tetapi perlu penelitian yang lebih lanjut. d. Rencana – rencana implementasi yang direkomendasikan. 2. Latar Belakang Bagian ini merupakan faktor – faktor penting yang terkait dengan audit yang dikerjakan dan rekomendasi yang akan diterapkan, misalnya : a. Uraian tentang kondisi dan karakteristik bangunan. b. Sistem suply energi utama; bagian ini memberikan indikasi penggunaan bahan bakar dan listrik secara keseluruhan dan pengguna – pengguna utama setiap jenis energi. 3. Manajemen energi Pandangan umum tentang energi, kaitannya dengan kegiatan manajemen dan tingkat kesadaran tentang energi. 4. Pelaksanaan audit energi Mengindikasikan catatan – catatan penggunaan energi apa yang ada dan bagaimana kinerja peralatan energi di bangunan yang dipantau. 5. Pemanfaatan energi Mencakup performansi penggunaan energi, neraca energi, dan biaya energi. Rekomendasi harus disusun sejauh mungkin mengikuti urutan yang sama
5
dengan bagian sebelumnya. Rekomendasi yang akan dibuat mencakup masalah : 1. Manajemen energi; termasuk : a. Program manajemen yang telah diperbaiki b. Implementasi audit energi yang lebih baik c. Cara meningkatkan kesadaran penghematan energi 2. Pemanfaatan energi; termasuk : a. Langkah – langkah perbaikan efisiensi penggunaan energi tanpa biaya misalnya merubah prosedur. b. Langkah – langkah perbaikan dengan biaya murah. c. Langkah – langkah dengan investasi kecil. d. Langkah – langkah dengan investasi besar.
2.2.2 Audit Energi Awal Gedung RS Dr. Karyadi Semarang 2.2.2.1 Distribusi Jaringan Listrik Rumah Sakit Dr. Karyadi Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang menggunakan sumber energi listrik tegangan menengah yang disuplai oleh PLN. Daya listrik tersebut digunakan untuk memikul seluruh beban listrik yang ada di dalam bangunan. Suplai daya listrik tegangan menengah dari PLN sebelum didistribusikan ke peralatan (pemakai) dalam bangunan, terlebih dulu diturunkan tegangannya menjadi tegangan rendah pada dua gardu yaitu Gardu I dan III dengan masing-masing gardu terdapat 3 buah trafo step down yang masing-masing dihubungkan pada sebuah panel pembagi utama, kemudian didistribusikan pada beberapa sub panel. GARDU I
TRAFO 1 Ward anak
Lampiran – lampiran pada laporan rekomendasi ini memasukkan : 1. Tarif energi 2. Perhitungan – perhitungan energi.
Fencing cuci
TRAFO 2
Audit Energi pada Bangunan Gedung RS Dr. Karyadi Semarang 2.2.1 Gambaran Umum Gedung RS Dr. Karyadi Kompleks Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang yang terletak di Jl.Dr. Sutomo No. 16 Semarang terdiri dari 77 gedung, dengan satu gedung berlantai empat, empat gedung berlantai tiga, delapan gedung berlantai dua dan sisanya gedung satu lantai. Kompleks bangunan Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang mempunyai luas bangunan kotor 80.000 m2 dan luas bangunan ber –AC adalah 3.000 m2 (3.75%). Rumah sakit Dr. Karyadi mempunyai dua jenis langganan yaitu jens langganan tegangan rendah ( 22 kVA dan 1300 VA) dan tengangan menengah (2770 KVA. Dengan konsumsi daya reaktif hanya di ukur pada pelanggan tegangan menengah yaitu pada langganan 2770 kVA. Bangunan yang ada di kompleks RS Dr. Karyadi adalah sebagai berikut.
Diklat & Perpus interward MRI Pompa
TRAFO 3 Paviliun Garuda
TEGANGAN MENENGAH PLN
2.2
Radiotherapi & air limbah
KWH METER UTAMA
TRAFO 1
OPD LIGHTNING 1 OPD LIGHTNING 2 OPD
TRAFO 2
Gaiatri AC Direktur (Ward Syaraf) AC OPD ICCU Ward Syaraf Merak IRNA & AC Peny. Dalam
TRAFO 3
GARDU III TEGANGAN MENENGAH PLN 1 FASA (S) TEGANGAN MENENGAH PLN 1 FASA (T)
KWH METER
MDP GEDUNG LAB. CENTRE 1
KWH METER
MDP GEDUNG LAB. CENTRE 2
Gambar 2.2 Line diagram RS. Kariadi dari survey
6
LVDP III
GARDU I INTERLOCK DENGAN CB II
80 KA 1000 - 2000A
80 KA 150 - 200A
POMPA
170 – 250A
ICCU
M
BEBAN
DARI GENSET-II (EMERGENCY)
254 MCCB
Trafo I
75 kVA 126 “ 10 “
WARD SYARAF
150 – 200A
OPD NYFGbY 4x70mm
900 – 1600A
RADIOLOGI
80 “
2
750 “ 1041 kVA
BEBAN
REMOTE CONTROL KE GENSET-I&II
80 KA 3200A
Trafo II
1041 kVA
M
80 KA 1000 - 2000A
900 – 1600A
OPD NYFGbY 3(4x185mm )
150 – 200A
OPD NYFGbY 4x70mm
240 - 400A
CARDIAC CENTER
180 “
900 – 1600A
COT NYFGbY 3(4x185mm )
720 “
150 – 200A
OPD NYFGbY 4x70mm
2
640 kVA 80 “
2
M
DARI GENSET-III (EMERGENCY)
BEBAN INTERLOCK DENGAN CB III
Trafo III Dari PLN 2O KV
2
54 “ / 80 kVA
2
A A A
980 kVA
980 kVA
80 KA 3200A
V M
DARI SUB III 3000/5A
KWh METER UTAMA
BEBAN
INTERLOCK DENGAN LOAD BREAK SWITCH
80 KA 3200A
Trafo I
240 - 400A
WARD SYARAF
900 – 1600A
OPD NYFGbY 4x185mm
900 – 1600A
190 kVA
A A A V
BEBAN
640 “
RADIOLOGI
750 “
240 - 400A
NO BREAK SET
150 “
390 – 630A
SPARE
3000/5A
INTERLOCK DENGAN LOAD BREAK SWITCH
Trafo II
80 KA 3200A
DARI SUB III
2
270 “ 1730 kVA
1730 kVA
BEBAN
Gambar 2.5 Panel MDP dari Gardu III
Trafo III GARDU III
Dari PLN 220 V
Dari PLN 220 V
LAB CENTER I KWh METER
LAB CENTER II KWh METER
Gambar 2.3 Jaringan Utama RS. Kariadi LVDP I 30 KA 20 - 100A
INTERLOCK DENGAN CB1 50 KA 350 – 630A
170 – 250A
M
DARI GENSET-I (EMERGENCY)
RADIO THERAPY WARD ANAK
50 kVA 120 “
50 - 70A
DAPUR
35 “
90 – 130A
FENCING CUCI
60 “
50 - 70A
INTER WARD
A A A
32 “ 297 kVA
297 kVA
V REMOTE CONTROL KE GENSET-I
50 KA 1500/5A 900 – 1600A
M
C
390 – 630A
WARD ANAK
170 – 250A
RADIO THERAPY 125 “
150 – 200A
SPARE
50 - 70A
SPARE
50 KA 900 – 1600A
M
DARI SUB I
INTERLOCK DENGAN LOAD BREAK SWITCH
240 kVA
100 “ 38 “ 365 kVA
2.2.2.2 Data Penggunaan Energi Listrik A. Data Penggunaan Energi Listrik RS. Dr. Karyadi Dalam melaksanakan audit energi pada bangunan kompleks Rumah Sakit dr. Karyadi, dilakukan pengambilan data sekunder konsumsi energi dari rekening listrik tahun 2003, 2004, 2005 dan 2006. Konsumsi energi listrik RS dr. Karyadi untuk beban tenaga disuplai oleh Gardu I dan Gardu III, yang merupakan pelanggan PLN 2770 KVA. Tabel 4.1 adalah data pemakaian energi listrik pada kompleks Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang. Dari tabel tersebut dapat diamati adanya peningkatan pemakaian rata – rata dari 192182 kWh pada tahun 2003 menjadi 202091 kWh pada tahun 2006.
365 kVA
50 KA 900 – 1500A
50 - 70A
DAPUR
35 kVA
FENCING CUCI
60 “
A A A 90 – 130A
V 50 KA 900 – 1600A
DARI SUB I
170 – 250A
RADIO THERAPY 125 “
390 – 630A
WARD ANAK
1500/5A
INTERLOCK DENGAN LOAD BREAK SWITCH
90 – 130A
PERMUSTAKAAN
240 “ 60 “
170 – 250A
INTER WARD
128 “
150 – 200A
SPARE
100 “
70 – 100A
SPARE
52 “ 648 kVA
648 kVA
Gambar 2.4 Panel MDP dari Gardu I
7
Tabel 2.2 Konsumsi energi listrik (kWh) RS Karyadi kWh 2003 424000 488000 448000 440000 428000 412000 444000 440000 408000 360000 380000
Bulan Des Nop Okt Sep Aug Jul Jun May Apr Mar Feb Jan
kWh 2004 576000 576000 548000 524000 516000 492000 496000 512000 564000 364000 468000 456000
kWh 2005 548000 608000 592000 572000 580000 576000 604000 600000 568000 528000 528000 596000
B. Perhitungan Audit Awal Intensitas Konsumsi Energi Listrik Intensitas Konsumsi Energi adalah jumlah penggunaan energi tiap meter persegi luas gross bangunan dalam suatu kurun waktu tertentu. Luas gross kompleks Rumah Sakit Dr Karyadi Semarang adalah 51.799 m2. Konsumsi energi listrik kompleks RS Dr Karyadi pada tahun 2003 setiap bulan berkisar antara 380.000 kWh hingga 488.000 kWh, dan untuk energi daya reaktifnya berkisar antara 188.000 KVARh hingga 232.000 KVARh. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi dapat dihitung sebagai berikut. Total kWh 2003 IKE = Luas Gross
kWh 2006 640000 612000 600000 616000 608000 620000 608000 624000 552000 556000 572000
K o n su m si E n erg i L istrik R S K aryad i (kW H )
700000
IKE
=
IKE
=
600000
Energi listrik (kWH)
500000
4672000 51799 90,19 kWh/m2tahun
400000
Dengan cara perhitungan yang sama dapat dilakukan perhitungan untuk seluruh data dan menghasilkan data sebagai berikut.
300000
200000
100000
0 D es
N op
Ok
Sep
Aug
Ju l
Ju n
M ay
Apr
M ar
Feb
Ja n
B u la n
2003
2004
2005
2006
Gambar 2.6 Diagram konsumsi energi listrik (kWh) 2770 KVA RS Dr Karyadi
8
Tabel 2.3 Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi Tahun 2003
Tahun 2004
Tahun 2005
Tahun 2006
Bula n
Luas Gross
kWh
IKE
kWh
IKE
kWh
IKE
kWh
IKE
Des
51799
424000
8.19
576000
11.12
548000
10.58
Nop
51799
488000
9.42
576000
11.12
608000
11.74
640000
12.36
0.00
Ok
51799
448000
8.65
548000
10.58
592000
11.43
612000
11.81
Sep
51799
440000
8.49
524000
10.12
572000
11.04
600000
11.58
Aug
51799
428000
8.26
516000
9.96
580000
11.20
616000
11.89
Jul
51799
412000
7.95
492000
9.50
576000
11.12
608000
11.74
Jun
51799
444000
8.57
496000
9.58
604000
11.66
620000
11.97
May
51799
440000
8.49
512000
9.88
600000
11.58
608000
11.74
Apr
51799
408000
7.88
564000
10.89
568000
10.97
624000
12.05
Mar
51799
360000
6.95
364000
7.03
528000
10.19
552000
10.66
Feb
51799
380000
7.34
468000
9.03
528000
10.19
556000
10.73
Jan
51799
0.00
456000
8.80
596000
11.51
572000
11.04
Total
51799
4672000
90.19
6092000
117.61
6900000
133.21
6608000
127.57
In ten sitas K o n su m si E n erg i R S K aryad i
1 4 .0 0
1 2 .0 0
IKE (kWH/m2/bl)
1 0 .0 0
8 .0 0
6 .0 0
4 .0 0
2 .0 0
0 .0 0 D es
N op
Ok
Sep
Aug
Ju l
Ju n
M ay
Apr
M ar
Feb
Ja n
B u la n
IK E 2003
IK E 2004
IK E 2005
IK E 2006
Gambar 2.7 Diagram Intensitas Konsumsi Energi Listrik Sistem 2770 KVA RS Dr Karyadi C. Pengukuran Energi Pengukuran energi listrik menggunakan power meter digital HIOKI pada panel – panel cirkuit breaker. Sedangkan untuk mengukur intensitas penerangan menggunakan Lux meter. Titiktitik pengukuran energi listrik dapat dilihat pada tabel 4.11. Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh keterangan sebagai berikut: 1) Sampling pengambilan data untuk ruangan tidak ber-AC, dan
memakai penerangan standar dilakukan pada Lab Central I. 2) Sampling pengambilan data untuk ruangan ber-AC, dan memakai penerangan standar dilakukan pada Ruang Merak. Hasil dari pengukuran energi pada Sistem 2770kVA dapat dilihat pada table dan gambar berikut.
9
Tabel 2.4 Data Beban harian RS Karyadi Jam 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 0.00
I Cos (Amp) Phi 20.35 0.89 19.86 0.88 20.15 0.88 20.30 0.89 21.01 0.88 22.66 0.92 34.26 0.92 41.33 0.93 44.51 0.93 44.93 0.93 45.26 0.94 39.73 0.93 34.17 0.93 28.05 0.92 26.17 0.92 25.20 0.92 25.69 0.93 25.31 0.92 24.93 0.91 26.10 0.91 27.26 0.91 21.80 0.90 20.90 0.91 20.01 0.91 Jumlah
V(Volt) 12000 12040 12027 11980 11953 11987 12007 11867 12120 12027 11913 12033 12007 12140 12060 12093 12073 12073 12073 12093 12113 12120 12023 11927
Per Hari KWH KVARH 648.98 339.64 634.13 335.35 638.42 348.05 647.14 336.90 662.36 359.30 747.22 325.03 1,132.85 489.40 1,363.83 551.80 1,500.13 606.95 1,509.33 591.77 1,515.68 565.07 1,326.57 544.92 1,138.60 467.71 940.76 397.92 874.76 362.01 842.94 353.99 862.45 348.95 841.56 363.56 820.90 376.40 859.21 397.70 897.51 419.31 714.97 342.21 683.49 318.34 652.13 295.22 22,455.94 9,837.51
Q (kVAR) 339.64 335.35 348.05 336.90 359.30 325.03 489.40 551.80 606.95 591.77 565.07 544.92 467.71 397.92 362.01 353.99 348.95 363.56 376.40 397.70 419.31 342.21 318.34 295.22
P(kW) 648.98 634.13 638.42 647.14 662.36 747.22 1,132.85 1,363.83 1,500.13 1,509.33 1,515.68 1,326.57 1,138.60 940.76 874.76 842.94 862.45 841.56 820.90 859.21 897.51 714.97 683.49 652.13
Per Bulan KWH KVARH 19,469.32 10,189.20 19,023.94 10,060.46 19,152.66 10,441.49 19,414.18 10,106.96 19,870.80 10,779.10 22,416.62 9,751.04 33,985.60 14,681.94 40,914.89 16,554.04 45,003.88 18,208.43 45,279.97 17,753.01 45,470.52 16,952.18 39,797.18 16,347.70 34,158.13 14,031.31 28,222.93 11,937.67 26,242.80 10,860.44 25,288.32 10,619.72 25,873.62 10,468.39 25,246.69 10,906.69 24,627.14 11,292.07 25,776.28 11,931.00 26,925.28 12,579.33 21,449.05 10,266.44 20,504.57 9,550.08 19,563.87 8,856.49 673,678.25 295,125.19
D aya b eb an h arian R S K aryad i
1 ,8 0 0 .0 0
1 ,6 0 0 .0 0
P (kW ) Q (K V A R ) 1 ,4 0 0 .0 0
1 ,2 0 0 .0 0
1 ,0 0 0 .0 0
8 0 0 .0 0
6 0 0 .0 0
4 0 0 .0 0
2 0 0 .0 0
0
0
0
.0 23
0
.0 22
0
.0 21
0 20
.0
0
.0 19
0
.0 18
0
.0 17
0
.0 16
0
.0 15
0
.0 14
0
.0 13
0
.0 12
0
.0 11
00
00
00
00
00
00
00
00
.0 10
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
00
0 .0 0
1.
Daya (P(KW), Q(KVAR) , S(KVA)
S (kV A )
Jam
Gambar 2.8 Kurva Daya Beban harian RS Dr Karyadi
10
Pada Lab Sentral 1, konsumsi energi listrik per hari dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2.5 Daya Beban harian Lab Sentral 1 RS Dr Karyadi Jam
V (Volt)
Cos phi
S (KVA)
P (KW)
Q (KVAR)
2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 20.10 210.10 24.10 206.70 28.10 203.30 46.10 189.90 31.80 220.90 29.70 199.80 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 2.14 215.40 Jumlah
0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.94 0.95 0.97 0.97 0.97 0.97 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70 0.70
0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 4.23 4.97 5.71 8.74 6.40 5.92 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 0.46 44.25
0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 3.98 4.76 5.53 8.62 6.20 5.75 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 0.30 40.24
0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 1.43 1.44 1.44 1.48 1.60 1.42 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 0.35 15.11
I (Amp)
1.00 2:51 3:51 4:51 5:51 6:51 7:51 8:51 9:22 10:51 11:51 12:51 13:28 14:28 15:28 16:28 17:28 18:28 19:28 20:28 21:28 22:28 23:28 0:00
K u rva B eb an H arian L ab C en tral 1
5 0 .0 0
4 5 .0 0
I (A m p)
C os phi
P (K W )
4 0 .0 0
3 0 .0 0
2 5 .0 0
2 0 .0 0
1 5 .0 0
1 0 .0 0
5 .0 0
0
00 0.
0
.0 23
0
.0 22
0
.0 21
0
.0 20
0
.0 19
0
.0 18
0
.0 17
0
.0 16
0
.0 15
0
.0 14
0
.0 13
0
.0 12
0
.0 11
00
00
00
00
00
00
00
00
.0 10
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
00
0 .0 0
1.
Arus (Amp) , Fakto Daya dan Daya (kW)
3 5 .0 0
Jam
Gambar 2.9 Kurva Beban harian Lab Sentral 1
11
Perhitungan yang sama dapat D. Perhitungan Dan Pembahasan Data dilakukan pada Lab Sentral 1 sesuai tabel Audit Rinci Intensitas Konsumsi 4.10 sebagai berikut. Konsumsi energi total Energi Listrik Rumah Sakit Dr dalam sehari adalah 40,24 kWh, dengan Karyadi Semarang Berdasarkan data pada tabel 4.9, luas gross Lab Sentral 1 adalah 444 m2. dapat dihitung besarnya konsumsi energi a. Konsumsi energi per tahun : listrik yang digunakan pada gedung RS Dr 40,24 kWh/hari x 365 hari/tahun Karyadi. Data yang diambil sebagai sampel = 14.687,6 kWh/tahun adalah selama 24 jam sehari dan 7 hari b. Besar intensitas konsumsi energi seminggu. listrik : Dari tabel 4.12, konsumsi energi 14.687,6/444 = 33,08 total per hari adalah sebesar 22.455,94 kWh/m2tahun kWh. Maka dapat dilakukan perhitungan Berdasarkan perhitungan di atas, sebagai berikut. nilai IKE perhitungan hasil pengukuran a. Konsumsi energi listrik per sebesar 33,08 kWh/m2/tahun jauh berada di tahun : bawah batas standar IKE ASEAN-USAID 22.455,94 kWh/hari x 365 1992, sehingga masih tergolong sangat hari/tahun = 8.196.418,1 efisien. kWh/tahun b. Besar intensitas konsumsi energi E. Perhitungan Intensitas Konsumsi listrik : Energi Untuk Sampel Ruang Dengan 8.196.418,1/51799 = 158,24 Udara Dikondisikan Dengan kWh/m2/tahun Penerangan Standar Dari hasil perhitungan di atas, IKE Pengukuran untuk sampel ruang hasil pengukuran dan perhitungan sebesar ber-AC dengan penerangan standar 158,24 kWh/m2/tahun masih berada di dilakukan pada ruang Iterna B3. Luas ruang bawah batas standard IKE ASEAN-USAID adalah 826,5 m2. Dari hasil pengukuran tahun 1992 untuk rumah sakit sebesar 380 dapat diperoleh tabel sebagai berikut. kWh/m2/tahun. Sehingga bisa dikatakan bahwa nilai IKE ini sangat efisien. Tabel 2.6 Hasil Pengukuran Konsumsi Energi Ruang Iterna B3 JAM
2:01 3:25 4:28 7:47 9:33 10:50 13:05 14:50 17:35 19:13 21:32 22:52
P (KW)
7,631 8,011 8,052 11,22 11,57 11,89 13,34 8,51 9,868 9,908 9,37 9,33 Jumlah
Q (KVA R)
5,35 4,931 5,083 5,7 5,91 5,88 7 5,52 5,367 5,373 5,611 4,96
Berdasarkan tabel di atas, dapat dihitung nilai IKE untuk ruang Iterna B3 sebagai berikut. IKE = 3561/826,5 kWh/m2/bulan = 4,309 kWh/m2/bulan.
Per Hari KWh
KVARh
7,631 8,011 8,052 11,22 11,57 11,89 13,34 8,51 9,868 9,908 9,37 9,33 118,7
5,35 4,931 5,083 5,7 5,91 5,88 7 5,52 5,367 5,373 5,611 4,96 66,685
Per Bulan KWh
KVARh
228,93 240,33 241,56 336,6 347,1 356,7 400,2 255,3 296,04 297,24 281,1 279,9 3561
160,5 147,93 152,49 171 177,3 176,4 210 165,6 161,01 161,19 168,33 148,8 2000,55
Sesuai ketentuan Depdiknas, nilai IKE ruang Iterna B3 sebesar 4,309 kWh/m2/bulan untuk kategori ruangan berAC adalah sangat efisien (4,17 – 7,92 kWh/m2/bulan).
12
F. Perhitungan Intensitas Konsumsi Energi Untuk Sampel Ruang Dengan Udara Tidak Dikondisikan Dengan Penerangan Standar Sampel untuk ruangan tidak berAC dengan penerangan standar adalah Lab Central I dengan luas 444 m2. Data konsumsi energi listrik pada Lab Central diukur dari kWh meter. Dari pengukuran diperoleh tabel data sebagai berikut. Tabel 2.7 Hasil Pencatatan kWhmeter Lab Central I JAM
Angka Pada Meter
1:59 3:56 6:01 7:52 9:23 10:52 15:30 16:50 19:23 21:22
10397,5 10397,6 10397,8 10398,1 10399,0 10400,1 10402,5 10402,6 10402,6 10402,7
Dari tabel diatas dapat dihitung pemakaian energi listrik untuk sehari adalah sebagai berikut. Konsumsi Listrik satu hari = 10402,7 – 10397,5 = 5,2 kWh Konsumsi Listrik satu bulan = 30 x 5,2 kWh = 156 kWh Kemudian dapat dihitung besarnya IKE untuk Lab Central 1 sebagai berikut. IKE = 156/444 kWh/m2/bulan = 0,351 kWh/m2/bulan Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dituliskan bahwa nilai IKE Lab Central I sebesar 0,351 kWh/m2/bulan dan tergolong sangat efisien sesuai dengan ketentuan Depdiknas (0,84 – 1,67 kWh/m2/bulan). 2.3 Analisa Peluang Hemat Energi 2.3.1 Pembenahan Sistem Penerangan Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan didapatkan data pengukuran tingkat pencahayaan di Rumah Sakit dr. Karyadi seperti pada tabel 5.1 dan 5.2. Kemudian dari tabel tersebut dapat dibuat diagram batang tingkat pencahayaan pada tiap ruangan seperti pada gambar 5.1 dan 5.2.
13
Tabel 2.8 Data pengukuran intensitas penerangan RS Dr Karyadi Semarang Lan tai
Ruang
LUX Standar
Pengukuran
1
Perkantoran Bagian Akuntansi
350
100,33
1
Administrasi Instalasi Farmasi
350
326,00
1
Ruang Tunggu Apotik Berdikari
100
220,67
1
Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang
300
34,00
1
Ruang Penyinaran Radioterapi
300
142,00
1
Kamar 12 Ruang Bedah 1 Gd Kutilang
300
34,00
1
Ruang Penyinaran (Radiologi)
300
142,00
1
Ruang Serba guna (Gd. Dharma Wanita)
200
35,67
1
Kamar Mayat
150
83,00
1
Ruang Otopsi
300
592,33
1
Taman
600
670,33
1
Parkiran
10
11,00
1
Koridor (Diklit)
100
27,00
1
300
41,00
350
161,33
1
Ruang Operasi (IBS) Laboratorium Patologi Anatomi (Div. Lab) Radiologi
350
52,00
2
ICU
300
65,67
1
2
Kamar VIP B Paviliun Garuda
150
241,00
4
Kamar Pasien President Suite
150
73,33
4
Kamar VVIP President Suite
150
54,67
1
Kamar Pasien Cardiovascular
150
126,00
1
Kamar 3 Kepodang Gd Kutilang
150
68,33
1
Kamar 6 (Rajawali)
150
44,00
2
Kamar 5 (Kepodang)
150
192,00
1
Kamar 10 (Kutilang)
150
65,33
1
Kamar 15(Merak) Kamar Pasien (Bgsl kulit, kelamin dan THT)
150
24,67
150
114,00
1 1
Kamar Pasien (Cendrawasih)
150
24,00
2
Kamar Pasien (R. Anak)
150
35,67
3
Kamar Pasien 11 (Cendrawasih)
150
38,33
1
Kamar Pasien Klas 3 (Geriatri)
150
17,33
2
Kamar VVIP (VIP)(Geriatri)
150
25,67
1
Kamar Pasien bedah syaraf
150
75,67
1
Kamar Pasien (Bangsal Radium)
150
228,00
14
800 Standar
Pengukuran
700 600
LUX
500 400 300 200 100
U IC
Ka m
R
Pe rk a
nt or Ad an m Ba in gi is an tra ua si Ak ng In un ar st Tu ta al 12 ng ns as R gu i iF ua ar Ap ng m o R as tik Be Ka ua i da Be m ng ar h r di Pe 1 12 ka G ny ri R d in ua Ku ar ng a til R an ua R Be n R ua g ng ad d ng ah io Se t er Pe 1 rb ap G a ny d i gu in Ku ar na til an an (G (R g d. ad D ha io lo rm gi a ) W an Ka ita m ) ar M R a ua ya ng t O to ps i Ta La m bo an ra Pa to rk riu Ko ira R m rid n ua Pa or ng to (D lo O ik gi pe lit ) An ra s at om i (IB S) i( D iv .L ab ) R ad io lo gi
0
Ruangan
Gambar 2.10 Diagram intensitas penerangan ruangan RS Dr. Karyadi Semarang 300 Standar
Pengukuran
250
Lux
200
150
100
50
Ka m ar VI Ka P m B ar Pa Pa vi liu si Ka n en G m Pr ar ar es ud VV Ka id a I m en P ar tS Pr Ka Pa es uit m si i e de en ar nt 3 C Su Ke ar ite di po ov da as ng cu G la Ka d r Ku m ar til an 6 Ka Ka g (R m m aj a ar r5 aw Pa al (K Ka i) si ep m en od ar (B an 10 an g) ( gs K Ka ut al m i l an ku ar Ka lit g) 15 ,k m el (M ar am er Pa ak in si ) da en n Ka (C Ka TH m en m T) ar ar dr Pa aw Pa s as si ie Ka en ih n ) m (R 11 ar .A (C Pa na en si k) en dr Ka a Kl w m as as ar ih 3 VV ) Ka (G IP m er Ka ar (V ia m IP t Pa ar )(G ri) si Pa en er si ia be en tri da ) (B h an sy gs ar af al R ad iu m )
0
Kamar Pasien
Gambar 2.11 Diagram intensitas penerangan kamar pasien RS Dr. Karyadi Semarang Penggunaan lampu-lampu pijar dapat digantikan dengan lampu SL yang dapat mengahsilkan cahaya dengan lux lebih tinggi, namun dengan penggunaan daya listrik yang lebih rendah dari pada lampu pijar. Berdasarkan data peralatan elektronik, diketahui bahwa di Rumah Sakit Dr. Karyadi masih digunakan 57 buah lampu pijar 25W dan 10 buah lampu pijar 15W. Jika lampu-lampu ini diganti dengan SL dapat dihitung penghematan sebagai berikut. Diasumsikan jumlah titik lampu tetap. a. Untuk lampu pijar 25W, kuat arus cahaya lampu 240 lumens. Jika diganti dengan lampu SL yang memiliki efficacy 60 lumens/watt, maka masing-masing titik lampu
harus dipasang lampu SL dengan daya 5 watt. Dengan demikian daya yang dapat dihemat sebesar : 57 x 20 watt = 1140 watt b. Untuk lampu pijar 15W, efficacy lampu sebesar 130 lumens. Jika diganti dengan lampu SL yang memiliki efficacy 60 lumens/watt, maka tiap titik lampu dipasang lampu SL dengan daya 5 watt. Ini karena di pasaran, daya terkecil lampu SL adalah 5 watt. Dengan demikian daya yang dihemat sebesar : 10 x 10 watt = 100 watt Secara keseluruhan, jika semua lampu pijar diganti dengan lampu SL, dapat dihitung penghematan energi dan biaya selama satu hari sebagai berikut. a. Pada saat beban puncak (WBP) Penghematan energi = 1240 watt x 4 jam = 4,96 kWh Penghematan biaya = 4,96 kWh x Rp. 265,7 /kWh = Rp 1.317,87 b. Di luar beban puncak (LWBP) Penghematan energi = 1240 watt x 20 jam = 24,8 kWh Penghematan biaya = 24,8 kWh x Rp 221,4 /kWh = Rp 5.490,72 Jadi dalam sehari dapat menghemat energi sebesar 29,76 kWh dan biaya sebesar Rp 6.808,59. Dalam satu bulan, energi yang bisa dihemat adalah sebesar 892,8 kWh. Dan biaya yang bisa dihemat per bulan adalah sebesar Rp. 204.258,00. Selain itu, dapat dilakukan usahausaha untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi listrik seperti berikut ini. a. Grouping Lampu Untuk ruangan yang cukup besar perlu adanya grouping lampu dengan saklar tertentu sehingga tidak semua harus dihidupkan atau dimatikan tapi bisa sebagian saja, sehingga dapat menghemat penggunaan energinya. b. Menghidupkan lampu hanya pada saat diperlukan saja. c. Mewarnai dinding, lantai dan langit-langit dengan warna terang,
15
sehinga tidak membutuhkan penerangan yang berlebihan. d. Memasang lampu penerangan dalam jarak yang tepat dengan obyek yang akan diterangi. e. Mengatur perlengkapan rumah agar tidak menghalangi penerangan. 2.3.2 Pengaturan Suhu Udara Setelah dilakukan pengukuran suhu udara ruangan di Rumah Sakit dr. Karyadi didapatkan data bahwa rata-rata suhu ruangan berada pada suhu rata-rata yaitu antara 22o – 32o C. Penggunaan AC di Rumah Sakit dr. Karyadi tidak diatur pada suhu yang terlalu dingin, sehingga penggunaan AC sudah cukup hemat. Untuk selanjutnya dapat dilakukan usaha sebagai berikut. a. Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan. b. Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan. c. Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin. d. Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar tidak masuk. e. Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari lansung agar efek pendingin tidak berkurang. f. Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur. 2.3.3 Pembenahan Jaringan Berdasarkan data diketahui bahwa Lab Central I adalah pelanggan PLN 22.000 VA tegangan rendah. Namun setelah diukur, penggunaan energi listrik di Lab Central I tidak pernah melebihi 10 kVA. Sedangkan pada Lab Central II, terdapat kWhmeter tersendiri dengan daya terpasang sebesar 1.300 VA. Untuk penghematan, sebaiknya sistem kelistrikan Lab Central II digabungkan dengan Lab Central I sehingga Lab Central II tidak perlu berlangganan listrik PLN 1.300 VA. Perkiraan biaya yang bisa dihemat dapat dilihat pada perhitungan sebagai berikut. Data yang digunakan adalah data pemakaian listrik Lab Central I dan II bulan Nopember 2006.
a. Sebelum Lab Central I dan Lab Central II digabung. 1) Lab Central I Biaya beban = (22.000 VA/1000) x Rp. 11.000,- /kVA = Rp. 242.000,Biaya pemakaian 20 kWh pertama = 20 kWh x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua = 40 kWh x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,kWh selanjutnya = 3020 kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp. 528.500,Jumlah biaya beban + biaya pemakaian = Rp. 777.460,Pajak penerangan jalan = 3% x Rp. 777.460,- = Rp. 23.324,Jumlah total rekening = Rp. 800.784,2) Lab Central II Biaya beban = (1.300 VA/1000) x Rp. 11.000,- /kVA = Rp. 14.300,Biaya pemakaian 20 kWh pertama = 20 kWh x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua = 40 kWh x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,kWh selanjutnya = 1480 kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp. 259.000,Jumlah biaya beban + biaya pemakaian = Rp. 280.260,Pajak Penerangan Jalan = 3% x Rp. 280.260,- = Rp. 8.408,Jumlah total Rekening = Rp 288.668,Sehingga biaya rekening total Lab Central I dan II adalah Rp. 1.089.452,-. b. Setelah Lab Central I dan Lab Central II digabung. Rekening listrik akan jadi satu dengan Lab Central I dan perhitungan menjadi sebagai berikut. Pemakaian energi total Lab Central I dan II menjadi 4.620 kWh. Lab Central I Biaya beban = (22.000 VA/1000) x Rp. 11.000,- /kVA = Rp. 242.000,Biaya pemakaian 20 kWh pertama = 20 kWh x Rp. 90,- /kWh = Rp. 1.800,40 kWh kedua = 40 kWh x Rp. 129,- /kWh = Rp. 5.160,-
16
kWh selanjutnya = 4560 kWh x Rp. 175,- /kWh = Rp. 798.000,Jumlah biaya beban + biaya pemakaian = Rp. 1.046.960,Pajak penerangan jalan = 3% x Rp. 1.046.960,- = Rp. 31.409,Jumlah total rekening = Rp. 1.078.369,Jadi, biaya yang bisa dihemat tiap bulan jika jaringan listrik Lab Central II digabungkan dengan Lab Central I adalah sebesar Rp. 11.083,- yang merupakan kompensasi dari biaya beban Lab Central II. Selain itu, meskipun Lab Central I dan II dihubungkan, pemakaian energi listrik Lab Central tidak lebih dari 12 kVA. Sehingga masih ada kemungkinan untuk diturunkan dari 20 kVA untuk menekan biaya beban. III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari hasil analisa data sekunder dan primer audit energi Gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Profil penggunaan energi listrik a. Dari data sekunder diperoleh Intensitas Konsumsi Energi (IKE) rerata terhadap luasan total, untuk gedung Rumah Sakit Dr. Karyadi sebesar 90,19 kWh/ m2 per tahun (2003), 117.61 kWh/ m2 per tahun (2004), 133,21 kWh/m2 per tahun (2005), dan 127,57 kWh/m2 per tahun (2006), masih berada di bawah standar IKE ASEANUSAID tahun 1992, dimana untuk rumah sakit 380 kWh/m2 per tahun. b. Profil penggunaan energi dari hasil pengukuran diperoleh antara lain; Sistem tenaga untuk peralatan dan penerangan tidak dipisahkan, sehinga hanya bisa dihitung konsumsi energi listrik total. c. Data dari sampel ruangan ber-AC memiliki nilai IKE sebesar 4,309 kWh/m2/bulan yang tergolong sangat efisien menurut Pedoman pelaksanaan konversi energi listrik dan pengawasannya di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Sedangkan untuk sampel ruangan
tidak ber-AC memiliki nilai IKE 0,351 kWh/m2/bulan yang juga tergolong sangat efisien. 2. Distribusi jaringan listrik Instalasi jaringan listrik yang ada tidak sesuai dengan yang direncanakan, sehingga pembagian beban antar fasa tidak seimbang. 3.2
Saran 1. Suplai energi listrik antara penerangan dan peralatan sebaiknya dipisahkan, demikian pula pembagian beban antar fasa perlu diseimbangkan. Selain karena alasan keamanan, hal ini perlu diperhatikan untuk tujuan konservasi energi. 2. Perlu adanya penataan kembali group pola operasional lampu, antara lampu penerangan gedung yang sudah ada dan lampu tambahan sehingga tujuan konservasi energi dan sebagian lampu yang dipakai untuk meningkatkan daya tarik konsumen terhadap barang dagangan dapat tercapai. 3. Perlu penggunaan peralatan dan lampu yang hemat energi dengan daya yang kecil namun kuat penerangannya tinggi, untuk menggantikan penggunaan lampulampu pijar. Sesuai data dan perhitungan, jika lampu pijar yang ada diganti dengan lampu SL, energi yang dapat dihemat sebesar 892,8 kWh. Dan biaya yang bisa dihemat per bulan adalah sebesar Rp. 204.258,00. 4. Penghematan juga dapat dilakukan dengan menggabungkan jaringan listrik Lab Central I dan Lab Central II. Biaya yang bisa dihemat setelah jaringan listrik kedua bangunan digabungkan yaitu sebesar lebih kurang Rp. 11.083,per bulan.
17
DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. 2001. Prosedur Audit Energi Pada Bangunan Gedung, Konservasi Energi Sistem Tata Udara Pada Bangunan Gedung dan Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Bangunan Gedung (SNI 03-6196-2000, SNI 03-6090-2000, SNI 036197-2000). Departemen Pendidikan Nasional. [2] ASEAN-USAID. 1992. Building Energy Conservation Project. ASEAN-Lawrence Barkeley Labolatory. [3] ASHRAE. 1980. Standard on Energy Conservation in New Building Design. [4] The Development & Building Control Division (PWD) Singapore. 1992. “Handbook on Energy Conservation in Buildings and Building service”. Singapore. [5] ASHRAE. 1993. ASHRAE Handbook Fundamentals. [6] F. William Payne, John J. Mc Gowan. 1988. Energy Management for Management for Building Handbook. The Fairmont Press. Inc. [7] Nugroho, Agung. METODE PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK DALAM UPAYA PENGHEMATAN BAHAN BAKAR PEMBANGKIT DAN ENERGI. Semarang : Jurusan Teknik Elektro – Fakultas Teknik Undip
Biografi Penulis Hendra Rizki HP, lahir di Kudus, 27 April 1987. Saat ini sedang menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Elektro konsentrasi Teknik Tenaga Listrik Fakultas Teknik UNDIP. Semarang, Agustus 2007 Mengetahui, Dosen Pembimbing
Karnoto, ST. MT.
18