Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi1 1
Program Studi Magister IKM, Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran
Abstrak Penilaian kualitas hidup masyarakat dan pemahaman tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya memiliki implikasi penting bagi intervensi di bidang kesehatan. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki outcome kesehatan di masa akan datang. Kualitas hidup terbukti dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demography dan faktor kepemilikan asuransi kesehatan. Indonesia belum memiliki sistem jaminan sosial secara nasional (universal coverage) hingga saat ini. Di sisi lain aktivitas pemberdayaan masyarakat Indonesia di bidang kesehatan sangat aktif, tetapi studi tentang dampak positif dari aktivitas pemberdayaan masyarakat ini masih sangat terbatas. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengaruh dari aktivitas pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan terhadap kualitas hidup masyarakat. Tujuan lain dari penelitian ini adalah memaparkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat. Sebanyak 827 masyarakat di Kabupaten Bangka dan Kabupaten Belitung Timur menjadi subjek dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan pada Bulan Maret dan April 2013 dengan menggunakan WHOQOL-BREF and sosio-demography kuesioner. Analisis data menggunakan program statistik EZR dengan p-value=0.05 untuk semua uji statistik. Dari 827 responden yang dipilih secara random dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, 824 responden menjawab kuesioner dengan lengkap. Partisipasi responden ini mencapai reponse rate sebesar 99.6%. Hasil penelitian menunjukkan kategori umur, penyakit kronik, tingkat pendidikan, pekerjaan, faktor asuransi kesehatan dan partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat (Posyandu Balita, Posyandu Usila dan Desa Siaga) memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat. Kategori umur, tingkat pendidikan, tipe asuransi kesehatan, pekerjaan, penyakit kronik, partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat dibuktikan sebagai faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat.
Kata kunci : kualitas hidup, faktor yang mempengaruhi, aktivitas pemberdayaan masyarakat.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Do the Community Empowerment Activities Affect Quality of Life of People in Bangka and East Belitung Districts, Indonesia? Nora Sukma Dewi1 1
Programme of Master of Public Health, Faculty of Medicine, University of Padjdjaran
Abstract The measurement and revealing factors influencing quality of life (QOL) could have important implication for future interventions intended to improve health outcome. QOL has been proven affected by socio-demographic characteristics and health insurance. Even though Indonesia does not have universal social security system, community empowerment activities supported by local government in health field are very active. However, number of studies measuring health benefits of community empowerment participation is very limited. Here we want to clarify the influence of these community empowerment activities on the people’s QOL and to determine other factors that might relate to the QOL focusing on community empowerment factor. Survey was conducted in a sample of 827 people from Bangka and East Belitung Districts in March and April 2013 using two questionnaires: WHOQOL-BREF and sociodemographic questionnaires. Collected data were analyzed with statistic software (EZR) and the significant level for all statistical tests was set at 0.05. From 827 eligible respondents selected randomly, 824 participated and completed answer questions, reaching 99.6% of response rate. Results showed that age group, chronic diseases, education level, occupation, health insurance and community empowerment participation (under 5 year old POSYANDU, elderly POSYANDU dan DESA SIAGA) have influenced QOL significantly. As expected before, subjects who were participation in community empowerment activities had higher overall QOL and general health scores. Age category, educational level, health insurance types, occupation, chronic diseases, satisfaction of DESA SIAGA participation were found out as factors influencing overall QOL significantly. Key word : quality of life, influencing factors, community empowerment activities
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Pendahuluan Penilaian kualitas hidup masih merupakan bidang penelitian yang menarik di bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat. Kualitas hidup merupakan salah satu indikator health outcomes.
Penilaian
kualitas
hidup
dan
pemahaman
tentang
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya memiliki implikasi penting bagi intervensi kesehatan dalam rangka memperbaiki health outcomes. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kualitas hidup terbukti dipengaruhi oleh karakteristik sosio-demography dan faktor asuransi kesehatan. Hingga saat ini, Indonesia tidak memiliki jaminan sosial nasional (universal coverage), tetapi aktivitas pemberdayaan masyarakat Indonesia di bidang kesehatan sangat aktif. Contohnya: posyandu balita, posyandu usila dan desa siaga. Aktivitas ini didukung penuh baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. DESA SIAGA, sebuah program pemberdayaan masyarakat, merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat yang terintegrasi dan komprehensif yang mendorong masyarakat untuk peduli dalam memperbaiki kesehatan mereka dan sekitarnya. (sebagai contoh: memperbaiki kondisi sanitasi lingkungan, merubah perilaku seperti mencuci tangan pakai sabun, perilaku hidup bersih dan sehat, penyuluhan gizi, kelas ibu hamil dan post partum, dan dana sehat). Desa siaga ini memiliki organisasi formal dan aktivitas secara rutin. Masyarakat bisa mengakses aktivitas desa siaga sesuai dengan kebutuhan mereka. Aktivitas kegiatan pemberdayaan masyarakat ini berpusat di tingkat bidan desa. Posyandu balita dan posyandu usila juga merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat. Posyandu merupakan aktivitas pemberdayaan masyarakat yang menyediakan pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit bagi balita dan usila. Posyandu balita memberikan pelayanan imunisasi dasar, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, promosi kesehatan, dan pemberian kapsul vitamin A. Sedangkan posyandu usila menyediakan pemantauan status kesehatan usila seperti: pemantauan tekanan darah, gula darah dan Index Massa Tubuh), aktivitas fisik, dan promosi kesehatan. Meskipun begitu, studi tentang health benefit dari aktivitas pemberdayaan masyarakat ini masih sangat terbatas. Tujuan dari study ini untuk menjelaskan pengaruh dari aktivitas pemberdayaan masyarakat terhadap kualitas hidup masyarakat dan menjelaskan faktor lain yang mungkin mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Bahan dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April 2013. 1. Subjek Penelitian Target populasi pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga dan kepala keluarga. Subjek dipilih secara acak dengan metode multistratified sampling. Subjek pada penelitian ini adalah penduduk dewasa (>17 tahun) atau menikah, memiliki KTP dan bersedia berpartisipasi pada studi ini. Target populasi usia ≤ 17 dan menikah juga masuk dalam kriteria inklusi. Berdasarkan ukuran sample untuk penelitian di bidang kesehatan oleh World Health Organization (WHO), sample size untuk masing-masing kabupaten sebesar 384. Untuk menjaga jumlah sample dari kemungkinan drop out, sample untuk Kabupaten Bangka 420 dan Kabupaten Belitung Timur 407.
2. Instrument Penelitian ini menggunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner WHOQOL-BREF dan kuesioner sosio-demography. Kuesioner WHOQOL-BREF terdiri dari 26 pertanyaan, dimana 2 pertanyaan merefleksikan persepsi induvidu terhadap kualitas hidup dan kesehatan secara umum dan 24 pertanyaan lainnya terbagi menjadi 4 domain kualitas hidup yaitu: domain fisik, domain psikologi, domain hubungan sosial dan domain lingkungan. Kuesioner sosio-demography terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan faktor sosio-demography, penyakit kronik, asuransi kesehatan dan partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat.
3. Analisa Data Data yang telah dikumpulkan dianalisa menggunakan program statistik EZR dengan p-value <0.05 untuk semua uji statistik.
Hasil dan Pembahasan Hasil Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan karakteristik sosio-demography responden di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur. Proporsi responden yang berjenis kelamin wanita, responden dengan jumlah anggota keluarga lebih dari 4 orang, responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan dan responden dengan pendapatan keluarga yang Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
tinggi lebih besar di Kabupaten Belitung Timur. Kabupaten Bangka memiliki proporsi responden yang lebih besar pada kelompok responden yang memiliki jaminan kesehatan daerah dan responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Secara umum, responden di Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL dan skor overall health yang lebih baik dibandingkan dengan responden di Kabupaten Belitung Timur. Perbedaan skor rata-rata di kedua kabupaten tersebut tidak bermakna secara statistik. Penelitian ini juga menunjukkan kategori umur, tingkat pendidikan, tipe asuransi kesehatan, pekerjaan, penyakit kronik dan partisipasi dalam aktivitas desa siaga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat secara signifikan baik di Kabupaten Bangka maupun Kabupaten Belitung Timur. Sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup, studi ini menunjukkan semakin tua kelompok umur semakin rendah skor rata-rata QOL. Studi ini menunjukkan hasil yang sama pada kedua kabupaten, dimana terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik oleh partisipasi dalam aktivitas posyandu balita dan posyandu usila terhadap kualitas hidup pesertanya. Status pernikahan dan pendapatan keluarga secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Belitung Timur. Sedangkan jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dan partisipasi dalam aktivitas desa siaga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat kabupaten Bangka. Faktor sosio-demography gender, jumalah anggota keluarga dan perilaku merokok tidak mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di kedua kabupaten. Responden yang berpartisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat (desa siaga) memiliki skor rata-rata QOL dan semua domain QOL yang lebih tinggi. Responden yang menikah memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik pada domain sosial dan lingkungan. Status pernikahan memiliki pengaruh yang signifikan hanya pada domain sosial baik di Kabupaten Bangka maupun Kabupaten Belitung Timur. Hasil uji Two-way ANOVA menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga, interaksi antara partisipasi di dalam desa siaga dan kabupaten memiliki pengaruh yang signifikan pada overall QOL, overall health, domain psikologi dan domain lingkungan. Uji ini juga menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik pada overall QOL dan semua domain kualitas hidup kecuali overall health.
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, khususnya fokus pada faktor partisipasi dalam aktivitas Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
pemberdayaan masyarakat. Pada umumnya penelitian kualitas hidup yang banyak dilakukan sebelumnya, menilai pengaruh faktor sosio-demography terhadap kualitas hidup. Gender, umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, pendapatan dan penyakit merupakan faktor-faktor yang sering menjadi fokus dalam penelitian kualitas hidup. Mengetahui dan menggali faktor lain yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup dapat menjadi sumber data dan informasi penting dalam penyusunan kebijakan kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan gender tidak mempengaruhi kualitas hidup dan laki-laki memiliki skor rata-rata QOL lebih baik di Belitung Timur. Hasil ini didukung oleh penelitian Trompenaars dkk. dan Zielinska dkk. dan sebuah studi di Brazil. Responden pada kelompok umur usila memiliki skor rata-rata QOL dan semua domain QOL lebih rendah dibandingkan dengan pra-usila dan dewasa. Sebuah studi sebelumnya menunjukkan umur lebih dari 60 tahun masuk ke dalam kategori kelompok rawan karena memiliki skor rata-rata QOL terendah. Pengaruh umur terhadap kualitas hidup tidak konsisten. Sebuah penelitian kualitas hidup sebelumnya menunjukkan kualitas hidup meningkat sesuai umur dan sebuah studi lain menyatakan umur memiliki korelasi yang negatif dengan overall QOL, overall health, domain fisik dan domain sosial. Sebuah studi di Polandia menunjukkan tidak ada pengaruh signifikan umur terhadap kualitas hidup. Penelitian di Bangka dan Belitung Timur ini menjelaskan tidak ada perbedaan signifikan skor rata-rata QOL antara responden dengan jumlah anggota keluarga kurang dari 4 dan lebih dari 4. Hal ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Giannouli dkk. yang menyatakan bahwa jumlah anggota keluarga tidak mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Responden yang menikah memiliki rata-rata skor overall QOL, overall health dan semua domain yang lebih baik di Belitung Timur dan skor domain sosial dan lingkungan yang lebih baik di Bangka. Pengaruh signifikan status pernikahan terhadap kualitas hidup dan semua domain QOL hanya ditemukan di Belitung Timur. Pada penelitian kualitas hidup sebelumnya, status finansial juga dibuktikan sebagai faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian di Bangka and Belitung Timur menunjukkan responden dengan pendapatan keluarga tinggi memiliki skor rata-rata QOL yang baik. Semaikin baik status finansial semakin baik kualitas hidup juga ditunjukkan oleh penelitian Giannaouli dkk. dan hasil ini didukung studi Pensri dkk yang menyatakan kecukupan finansial memiliki korelasi positif dan signifikan dengan kualitas hidup.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Penelitian ini menunjukkan pengaruh tingkat pendidikan terhadap kualitas hidup yang konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menyatakan semakin tinggi tingkat pendidikan responden semaikin baik skor rata-rata QOL responden. Penelitian kualitas hidup sebelumnya menunjukkan bahwa pekerjaan mempengaruhi kualitas hidup. Studi kualitas hidup di Bangka dan Belitung Timur juga menyatakan hasil yang sama. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL tertinggi dibandingkan responden dengan klasifikasi pekerjaan lain. Faktor asuransi kesehatan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hidup. Sebuah penelitian oleh Penson dkk, menunjukkan bahwa pasien yang terdaftar dalam asuransi HMOs memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik dibandingkan pasien dengan asuransi yang terbatas dan pasien yang tidak memiliki asuransi. Dalam penelitian ini, responden yang memiliki asuransi kesehatan PNS (Askes PNS) di Kabupaten Bangka memiliki skor rata-rata QOL tertinggi dibandingkan responden dengan asuransi kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan responden yang memiliki askes PNS memiliki proporsi yang lebih besar pada kelompok responden dengan pendidikan tinggi, usia dewasa, dan berpartisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan hasil yang kontras dengan penelitian sebelumnya. Responden yang masuk dalam kategori Jaminan Kesehatan Masyarakat miskin (Jamkesmas) memiliki skor rata-rata QOL paling rendah di Belitung Timur. Hal ini dikarenakan peserta jamkesmas di Indonesia adalah kelompok masyarakat miskin, akan tetapi hasil ini tidak ditemukan di Kabupaten Bangka. Kelompok masyarakat miskin dikelompokkan dalam kelompok yang rentan sebagai target dalam penyusunan kebijakan kesehatan. Memiliki asuransi kesehatan dapat memperbaiki akses terhadap pelayanan kesehatan dan juga memperbaiki health outcome. Laverack menyatakan salah satu indikator heatlh outcome adalah kualitas hidup, dengan demikian dapat memiliki asuransi kesehatan dapat mempengaruhi kualitas hidup. Studi sebelumnya menunjukkan kelompok yang tidak dijamin oleh asuransi kesehatan memuliki skor PCS dan MCS yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang dijamin oleh asuransi kesehatan. Hasil studi tersebut didukung oleh studi Penson dkk. yang menyatakan masyarakat yang tidak memiliki asuransi kesehatan memiliki skor rata-rata QOL yang lebih rendah daripada yang memiliki asuransi kesehatan. Pada penelitian di Bangka dan Belitung Timur, skor rata-rata responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan menunjukkan hasil yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Studi di dua kabupaten ini
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
tidak menunjukkan kelompok responden yang tidak memiliki asuransi kesehatan sebagai kelompok dengan skor rata-rata QOL terendah. Sebagai gaya hidup, perilaku merokok diprediksi sebagai faktor yang berpotensi mempengaruhi kualitas hidup. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Tannenbaum dkk, menemukan bahwa faktor gaya hidup merupakan faktor penting dari Health Related Quality of Life (HRQOL) pada kelompok pra-usila dan usila. Hasil penelitian di Bangka dan Belitung Timur mendukung hasil penelitian sebelumnya dalam WHOQOL-BREF yang menyatakan perilaku merokok tidak mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan. Studi kualitas hidup sebelumnya menjelaskan kondisi medis mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini menunjukkan hasil yang sama, dimana responden yang memiliki penyakit konis memiliki skor rata-rata QOL dan overall health yang lebih rendah dibandingkan responden yang tidak memiliki penyakit kronis. Hasil penelitian ini didukung oleh studi di Brazil dan Iran. Penelitian oleh Tannenbaum juga menunjukkan pengaruh yang signifikan penyakit kronik terhadap HR-QOL. Penelitian ini fokus pada faktor partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan partisipasi dalam posyandu balita mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan bagi responden yang memiliki anak usia kurang dari 5 tahun. Responden usila yang tahu keberadaan, berpartisipasi, dan merasa puas dengan aktivitas posyandu usila memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik dibandingkan dengan responden usila yang tidak tahu keberadaan posyandu usila dan responden usila yang mengetahui keberadaan, berpartisipasi tetapi tidak merasa puas dengan aktivitas posyandu usila. Responden yang
mengetahui keberadaan aktivitas pemberdayaan masyarakat
dan
berpatisipasi di dalamnya serta merasa puas dengan aktivitas tersebut memiliki skor rata-rata QOL yang lebih tinggi dibanding responden yang lainnya. Akan tetapi, hasil ini tidak ditemukan pada responden di Belitung Timur. Uji Two-way ANOVA menganalisa interaksi antara partisipasi dalam aktivitas desa siaga dengan kabupaten untuk overall QOL and overall health. Hasil uji ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam aktivitas desa siaga itu sendiri mempengaruhi overall QOL and overall health secara signifikan tetapi kabupaten sendiri tidak memilik pengaruh terhadap kualitas hidup. Ketika partisipasi dalam desa siaga berinteraksi dengan kabupaten, kedua faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap overall QOL dan overall health. Faktor kabupaten akan mempengaruhi overall QOL dan overall health hanya jika faktor tersebut berinteraksi dengan faktor partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Pemberdayaan didefinisikan secara luas sebagai sebuah proses dimana orang-orang yang tidak memiliki power bekerja sama untuk mengendalikan kejadian-kejadian yang dapat mempengaruhi hidup dan kesehatan mereka. Pemberdayaan ini bisa berasal dari perorangan maupun kelompok. Partisipasi dalam aktivitas desa siaga memiliki pengaruh yang positif di Kabupate Bangka. Hal ini disebabkan oleh responden penelitian yang ada di Kabupaten Bangka berpartisipasi aktif dalam aktivitas desa siaga meskipun memiliki latar belakang sosio-demography yang berbeda. Belitung Timur memiliki proporsi yang lebih besar pada kelompok responden yang tidak berpartisipasi dalam aktivitas desa siaga dibandingkan dengan Bangka. Penelitian ini menjelaskan bahwa berpartisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat baik untuk peserta sasarannya maupun bagi masyarakat cenderung untuk memiliki skor rata-rata QOL yang lebih baik. Partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat juga mempengaruhi kualitas hidup secara signifikan kecuali partisipasi dalam aktivitas desa siaga di Kabupaten Belitung Timur. Dan kualitas hidup merupakan salah satu indikator health outcome.
Simpulan Kategori umur, tingkat pendidikan, tipe asuransi kesehatan dan partisipasi dalam aktivitas desa siaga dibuktikan sebagai faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas hidup. Partisipasi dalam aktivitas pemberdayaan masyarakat merupakan faktor yang potensial dapat mempengaruhi kualitas hidup masyarakat.
Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan. Terimakasih kepada supervisor akademik di Universitas Gunma Jepang dan Universitas Padjadjaran Bandung atas diskusi dalam topik kualitas hidup, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka dan Kepala Dinas Kabupaten Belitung Timur atas ijin penyelenggaraan penelitian ini, serta Bappenas dan JICA yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini.
Daftar Pustaka Laverack G. Improving health outcomes through community empowerment: a review of the literature. Journal of health, population, and nutrition. 2006;24(1):113-20.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
Penson DF, Stoddard ML, Pasta DJ, Lubeck DP, Flanders SC, Litwin MS. The association between socioeconomic status, health insurance coverage, and quality of life in men with prostate cancer. Journal of Clinical Epidemiology. 2001;54(4):350-8. Campos AC, Barbieri M, Torloni MR, Guazzelli CA. Does motherhood affect the quality of life of adolescents? Journal of pediatric and adolescent gynecology. 2012;25(6):380-3. Brett CE, Gow AJ, Corley J, Pattie A, Starr JM, Deary IJ. Psychosocial factors and health as determinants of quality of life in community-dwelling older adults. Quality of life research : an international journal of quality of life aspects of treatment, care and rehabilitation. 2012;21(3):505-16. Pensri Rukwong M. Quality of life perceptions of middle-aged women living with a disability in muang district, Khon Kaen, Thailand: Whoqol perspective. J Med Assoc Thai. 2007;90(8):1640-6. Giannouli P, Zervas I, Armeni E, Koundi K, Spyropoulou A, Alexandrou A, et al. Determinants of quality of life in Greek middle-age women: a population survey. Maturitas. 2012;71(2):154-61. Zielińska-Więczkowska H, Kędziora-Kornatowska K, Ciemnoczołowski W. Evaluation of quality of life (QoL) of students of the University of Third Age (U3A) on the basis of sociodemographic factors and health status. Archives of Gerontology and Geriatrics. 2011;53(2):e198-e202. Trompenaars FJ, Masthoff ED, Van Heck GL, Hodiamont PP, De Vries J. Relationships between demographic variables and quality of life in a population of Dutch adult psychiatric outpatients. Social psychiatry and psychiatric epidemiology. 2005;40(7):588-94. Nooraie H, Tabibian M. Quality of Life in the Decayed Historic Areas of Isfahan (DHI) Using the World Health Organization Quality of Life Instrument (WHOQOL-BREF). Applied Research Quality Life. 2012;7(4):371-90. Cruz LN, Polanczyk CA, Camey SA, Hoffmann JF, Fleck MP. Quality of life in Brazil: normative values for the WHOQOL-BREF in a southern general population sample. Quality of life research. 2011;20(7):1123-9. Bharmal M, Thomas J, 3rd. Health insurance coverage and health-related quality of life: analysis of 2000 Medical Expenditure Panel Survey data. Journal of health care for the poor and underserved. 2005;16(4):643-54. Muhajir A. Revitalisasi Posyandu untuk Menyehatkan Desa/Saling Sepakat agar Warga lebih Sehat. Buletin Access. 2012 August 2012:5-9. Komisi Nasional Lanjut Usia. Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia; 2010. Lwanga SK, Lemeshow S. Sample size determination in health studies: a practical manual/SK Lwanga and S. Lemeshow. 1991.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).
Apakah Aktivitas Pemberdayaan Masyarakat Mempengaruhi Kualitas Hidup Masyarakat di Kabupaten Bangka dan Belitung Timur, Indonesia? Nora Sukma Dewi
World Health Organization. WHOQOL-BREF: Introduction, administration, scoring and generic version of the assessment. Geneva: World Health Organization; 1996. O'boyle CA. Measuring the quality of later life. Philosophical Transactions of the Royal Society of London Series B: Biological Sciences. 1997;352(1363):1871-9. Mercier C, Peladeau N, Tempier R. Age, gender and quality of life. Community mental health journal. 1998;34(5):487-500. Yousefy AR, Ghassemi GR, Sarrafzadegan N, Mallik S, Baghaei AM, Rabiei K. Psychometric properties of the WHOQOL-BREF in an Iranian adult sample. Community mental health journal. 2010;46(2):139-47. Penson DF, Litwin MS, Lubeck DP, Flanders S, Pasta DJ, Carroll PR. Transitions in healthrelated quality of life during the first nine months after diagnosis with prostate cancer. Prostate cancer and prostatic diseases. 1998;1(3):134-43. Freeman HE, Corey CR. Insurance status and access to health services among poor persons. Health services research. 1993;28(5):531. Franks P, Clancy CM, Gold MR, Nutting PA. Health insurance and subjective health status: data from the 1987 National Medical Expenditure survey. American journal of public health. 1993;83(9):1295-9. Tannenbaum C, Ahmed S, Mayo N. What drives older women's perceptions of health-related quality of life? Quality of life research : an international journal of quality of life aspects of treatment, care and rehabilitation. 2007;16(4):593-605. Wallerstein N. Powerlessness, Empowerment, and Health: Implications for Health Promotion Programs. American Journal of Health Promotion. 1992;6(3):197-205.
Alamat Korespondensi : Nuryati (
[email protected]), alamat : Program Magister IKM Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Jalan Eyckman No. 38 Bandung Telp/Fax. (0222037998).