PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI/ CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009/ FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ AND INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES TABLE OF CONTENTS
Halaman/ Page SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
DIRECTORS’ STATEMENT LETTER 1
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS - As of December 31, 2010 and 2009 and for the years then ended
Neraca Konsolidasi
3
Consolidated Balance Sheets
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
5
Consolidated Statements of Income
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
6
Consolidated Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas Konsolidasi
7
Consolidated Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
9
Notes to Consolidated Financial Statements
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
2010
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Catatan/ Notes
2009
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Investasi jangka pendek Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 51.971 juta tahun 2010 dan Rp 41.900 juta tahun 2009 Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Rp 9.037 juta tahun 2010 dan Rp 5.444 juta tahun 2009 Persediaan Uang muka dan biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang pihak hubungan istimewa Aset pajak tangguhan - bersih Investasi pada perusahaan asosiasi Investasi lain Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 128.168 juta tahun 2010 dan Rp 74.558 juta tahun 2009 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp 3.019.284 juta tahun 2010 dan Rp 2.621.699 juta tahun 2009 Goodwill Aset lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
ASSETS
1.141.628 94.574 802.250
25.955 2.115.481
2i,4
1.276.332
20 2e,2j,2f,5,38
1.025.429
2f,6 2e,38
63.408 1.694.910
312.468 1.106.101 300.579 38.241 5.937.277
2f,7 2k,8 2l 9
317.952 1.065.793 396.057 79.440 5.919.321
67.274 92.357 4.993 1.671.358
2e,2f,38 2w,32 2f,10 2j,11
4.767 115.732 6.129 3.229.357
154.909
2.793.271 1.687.001 551.502 7.022.665
2o,12
2m,2n,13 2b,2c,14,36
12.959.942
189.772
1.835.649 1.708.168 472.294 7.561.868 13.481.189
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-3-
CURRENT ASSETS Cash and cash equivalents Restricted cash in bank Short-term investments Trade accounts receivable net of allowance for doubtful accounts of Rp 51,971 million in 2010 and Rp 41,900 million in 2009 Related parties Third parties Other accounts receivable - net of allowance for doubtful accounts of Rp 9,037 million in 2010 and Rp 5,444 million in 2009 Inventories Advances and prepaid expenses Prepaid taxes Total Current Assets NONCURRENT ASSETS Receivables from related parties Deferred tax assets - net Investments in associates Other investments Investment properties - net of accumulated depreciation of Rp 128,168 million in 2010 and Rp 74,558 million in 2009 Property and equipment - net of accumulated depreciation of Rp 3,019,284 million in 2010 and Rp 2,621,699 million in 2009 Goodwill Other assets Total Noncurrent Assets TOTAL ASSETS
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan
2010
Catatan/ Notes
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables stated in millions of Rupiah) - Continued
2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang obligasi - bersih
8.706 568.008 194.089 123.823 350.824 275.580
2t 2w,17 2t
14.130 679.002 89.186 120.525 303.893 332.892
49.220 8.140 1.271.552
18 2q,19 20
61.287 6.491 -
Jumlah Kewajiban Lancar
3.197.581
347.639
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Hutang pihak hubungan istimewa Hutang jangka panjang-setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang obligasi Kewajiban tidak lancar lain-lain
22.910 11.298 1.245.604 146.733
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
1.547.624
HAK MINORITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham Modal dasar - 15 miliar saham Modal ditempatkan dan disetor 13.770.214.550 saham tahun 2010 dan 13.762.899.550 saham tahun 2009 Agio saham Modal sumbangan Modal lain-lain - opsi saham karyawan Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan Laba belum direalisasi dari kepemilikan efek tersedia untuk dijual Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Jumlah Dikurangi harga perolehan saham diperoleh kembali - 228.704.500 saham tahun 2010 dan 25.933.500 saham tahun 2009 Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
120.123 956
832.998
15 16 2e,38
344.631
1.952.037
2w,32 2e
18 2q,19 20 2u,21
2b,22
76.801 1.633
2.293.188
Total Noncurrent Liabilities
2.185.341
MINORITY INTERESTS
1.000 3.401.240 7.057.065
EQUITY Capital stock - Rp 100 par value per share Authorized - 15 billion shares Issued and paid-up 13,770,214,550 shares in 2010 and 13,762,899,550 shares in 2009 Additional paid-in capital Donated capital Other capital - employee stock option Difference due to change in equity of subsidiaries Unrealized gain on available-for-sale securities Retained earnings Appropriated Unappropriated Total
(6.442) 7.050.623
Less cost of treasury stocks - 228,704,500 shares in 2010 and 25,933,500 shares in 2009 Total Equity
1.376.290 869.549 410 2.545
1.295.278
2j,26
1.406.031
(80.142) 7.381.739
-
2s,23
12.959.942
13.481.189
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi. -4-
NONCURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities - net Payables to related parties
763.189 5.732 1.311.368 134.465
23 24 25 2v,37
2.000 3.910.989 7.461.881
Total Current Liabilities
Long-term liabilities - net of current maturities Long-term loans Finance lease obligation Bonds payable Other noncurrent liabilities
1.377.021 870.646 410 3.241
2.296
CURRENT LIABILITIES Short-term loans Trade accounts payable Related parties Third parties Other accounts payable Unearned revenues Taxes payable Accrued expenses Current maturities of long-term liabilities Long-term loans Finance lease obligation Bonds payable - net
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
2010 PENDAPATAN Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya Pendapatan Bersih
2t,27 3.857.351 1.054.887
102.020 29.410 6.326.514
121.370 1.297 5.034.905
REVENUES Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure and information technology Others Net Revenues
2.637.925 1.266.873 420.202 4.325.000
OPERATING EXPENSES Direct costs General and administrative Depreciation and amortization Total Operating Expenses
3.161.505 1.179.245 505.881 4.846.631
LABA USAHA
1.479.883
BAGIAN LABA (RUGI) BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK LABA SEBELUM HAK MINORITAS HAK MINORITAS LABA BERSIH LABA PER SAHAM (dalam Rupiah penuh) Dasar Dilusian
2009
4.783.234 1.411.850
BEBAN USAHA Beban langsung Umum dan administrasi Penyusutan dan amortisasi Jumlah Beban Usaha
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Amortisasi goodwill Kerugian pelepasan investasi Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih Beban Lain-lain - Bersih
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2t,28 2t,29 2m,2n,30
709.905
INCOME FROM OPERATIONS OTHER INCOME (CHARGES)
90.812 36.270 (96.296) (332.388) 17.411 (284.191)
2d 2b,2c,14 2b,3 31
(93)
2j,10
1.195.599 (345.087)
374.447 36.834 (96.994) (109.085) (341.843) 17.192 (119.449)
428 590.884
2w,32
850.512 (271.647)
(259.422) 331.462
2b,22
578.865
(174.254) 157.208
34 42 42
11 11
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Gain on foreign exchange - net Interest income Amortization of goodwill Loss on disposal of investments Interest expenses and financial charges Others - net Other Charges - Net EQUITY IN NET INCOME (LOSS) OF ASSOCIATES INCOME BEFORE TAX TAX EXPENSE INCOME BEFORE MINORITY INTERESTS MINORITY INTERESTS NET INCOME EARNINGS PER SHARE (in full Rupiah amount) Basic Diluted
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-5-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo per 1 Januari 2009 Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Kerugian efek tersedia untuk dijual yang direalisasi Dividen tunai Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2009 Saham diperoleh kembali Pelaksanaan opsi saham karyawan Perubahan ekuitas anak perusahaan Laba belum direalisasi dari kepemilikan efek tersedia untuk dijual Dividen tunai Pembentukan cadangan umum Laba bersih tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010
2s,23 2v,37 2j,26 2f,5 33
2s,23 2v,37 2j,26
33 33
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
Selisih transaksi Modal lain-lain perubahan opsi saham ekuitas karyawan/ anak perusahaan/ Other capital - Difference due to employee stock change in equity option of subsidiary
Modal disetor/ Capital stock
Agio saham/ Additional paid-in capital
1.375.710 580 -
866.722 2.827 -
-
-
-
-
-
869.549 1.097 -
-
-
-
-
-
1.376.290 731 1.377.021
870.646
Modal sumbangan/ Donated capital 410
12.491 (9.946) -
410
2.545 696
-
410
1.617.403 (211.372)
1.406.031 (110.753) -
3.241
Laba (rugi) belum direalisasi efek tersedia untuk dijual/ Unrealized gain (loss) on available for sale securities (128.257) -
-
128.257 -
-
-
2.296
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
1.000
1.000 -
2.296
3.292.185 (48.153) 157.208
1.000
-
1.295.278
Saldo laba/Retained earnings Modal saham Jumlah Ditentukan Tidak ditentukan diperoleh kembali/ ekuitas/ penggunaannya/ penggunaannya/ Treasury Total Appropriated Unappropriated stock equity
2.000
3.401.240 (68.116) (1.000) 578.865 3.910.989
-
7.037.664 (6.442) (6.539) (211.372)
-
128.257 (48.153) 157.208
(6.442)
(6.442) 7.050.623 (73.700) (73.700) 2.524 (110.753) -
2.296 (68.116) 578.865
(80.142) 7.381.739
Balance at January 1, 2009 Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Realized loss on available for sale securities Cash dividends Net income for the year Balance at December 31, 2009 Treasury stocks Employees stock option Change in equity of subsidiaries Unrealized gain on available-for-sale securities Cash dividends Allocation for general reserve Net income for the year Balance at December 31, 2010
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
-6-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok, karyawan dan lainnya
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
2010
2009
5.849.323
5.004.143
(5.883.408)
(4.405.661)
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran beban bunga dan keuangan
(34.085) (211.692) (332.388)
598.482 (115.267) (324.977)
Kas Bersih Diperoleh dari (digunakan untuk) Aktivitas Operasi
(578.165)
158.238
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penambahan bank dibatasi penggunaannya Penerimaan bunga Pencairan investasi jangka pendek - bersih Penambahan investasi pada anak perusahaan Pelepasan investasi pada anak perusahaan Pelepasan investasi pada saham tersedia untuk dijual Penambahan investasi lain Perolehan aset tetap Perolehan properti investasi Hasil penjualan aset tetap Pelunasan piutang pihak hubungan istimewa Penambahan (penurunan) aset lain dan uang muka
(94.574) 36.270 454.820 (319.467) 2.000
36.834 298.819 (11.942) -
(58.162) (1.401.696) (2.685) 44.794 26.683 23.817
159.811 (174.479) (270.498) (91.950) 35.463 2.692 (59.257)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(1.288.200)
(74.507)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman jangka pendek - bersih Penerimaan (pembayaran) hutang pihak hubungan istimewa Penerimaan (pembayaran) pinjaman jangka panjang - bersih Penerimaan (Pembayaran) hutang sewa Saham anak perusahaan diperoleh kembali Penerimaan (Pelunasan) hutang obligasi Pembelian kembali saham Setoran modal dari pelaksanaan opsi saham karyawan Pembayaran dividen Perusahaan Anak perusahaan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS
280.748 (6.101) 519.206 (4.836) (100.294) 1.205.788 (73.695) 696 (64.991) (24.860) 1.731.661 (134.704)
65.619 962 (176.475) (9.609) (21.256) (3.525) (6.442) 784 (28.915) (19.238)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipts from customers Cash paid to suppliers, employees an others Cash generated from operations Income tax paid Interest and financial charges paid Net Cash Provided by (used for) Operating Activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Addition in restricted cash in bank Interest received Redemption in short-term investments - net Additions to investment in subsidiaries Disposal of investment in subsidiaries Disposal of investments in available-for-sale securities Additions to other investments Acquisitions of property and equipment Acquisitions of investment property Proceeds from sale of property and equipment Settlement of receivables from related parties Additions (deductions) to other assets and advances Net Cash Used in Investing Activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from short-term loans - net Proceeds (settlement) of payable to related parties Proceeds (payment) of long-term loans - net Proceeds (Payments) of lease liabilities Purchase of subsidiary treasury stock Proceeds (settlement) of bonds payable Treasury stock Capital contribution from exercise of employee stock option Dividend payments Company Subsidiaries
(198.095)
Net Cash Provided by (Used in) Financing Activities
(114.364)
NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
1.276.332
1.390.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
1.141.628
1.276.332
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-7-
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2010 AND 2009 (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) - Lanjutan (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) - Continued
2010 PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas yang tidak mempengaruhi kas : Penambahan aset tetap melalui: Perpindahan persediaan ke aset tetap Uang muka pembelian aset tetap Sewa pembiayaan Penambahan wesel tagih dari saham tersedia untuk dijual Penurunan hutang dari lembaga keuangan selain bank melalui hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penurunan investasi jangka pendek melalui hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penjualan aset tetap melalui piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penambahan uang muka pembelian satelit melalui reklasifikasi dari aset dalam penyelesaiaan
2009 SUPPLEMENTAL DISCLOSURES Noncash activities : Additions of property and equipment through: Transfer from inventory to property and equipment Advance for property and equipment Lease liabilities Additions of promissory notes from available for sale securities
140.111 74.730 10.242
227.923 1.702 4.368
-
51.601
681.225
-
Decrease in loan from non-bank financial institutions through payable from related party
126.543
-
Decrease in short-term investment through payable to related parties
40.024
-
-
45.479
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-8-
Disposal of property and equipment through receivable from related parties Addition to advance for purchase of satellite through reclassification from construction in - progress
See accompanying notes to consolidated financial statements which are an integral part of the consolidated financial statements.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
1.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah)
UMUM a.
b.
1.
Pendirian dan Informasi Umum
GENERAL a.
Establishment and General Information
PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982 keduanya dari Lukman Kirana, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No. 912.
PT. Global Mediacom Tbk (the Company) was established in Jakarta based on deed No. 60 dated June 30, 1981 as amended by deed No. 81 dated January 29, 1982, both of Lukman Kirana, S.H., notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A. 5/84/22 dated May 22, 1982 and was published in Supplement No. 912 to the State Gazette No. 54 dated July 5, 1985.
Berdasarkan akta No. 32 tanggal 27 Maret 2007 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, nama PT. Bimantara Citra Tbk berubah menjadi PT. Global Mediacom Tbk.
Based on deed No. 32 dated March 27, 2007 of Imas Fatimah, S.H., notary in Jakarta, the name of PT. Bimantara Citra Tbk was changed to PT. Global Mediacom Tbk.
Anggaran Dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 58 tanggal 21 Mei 2008 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-46924.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 1 Agustus 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17797 Tambahan No. 54 tanggal 17 Juli 2009.
The Company’s Articles of Association have been amended several times, most recently by deed No. 58 dated May 21, 2008 of Imas Fatimah, S.H., notary in Jakarta concerning amendment of the Company’s Articles of Association to comply with Law No. 40 year 2007 regarding Limited Liability Company. The deed was approved by the Minister of Justice of the Republic Indonesia in his Decision Letter No. AHU-46924.AH.01.02 Year 2008 dated August 1, 2008 and was published in the State Gazette No. 17797 Supplement No. 54 dated July 17, 2009.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian, telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa dan perdagangan, media dan investasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is in the fields of industry, mining, transportation, agriculture, telecommunications, real estate, architecture, construction (developer), printing, services and trade, media and investment.
Perusahaan beroperasi secara komersil mulai tahun 1982. Perusahaan beralamat di MNC Tower Lt. 27 - 29, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Jakarta Pusat. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah karyawan Perusahaan masing-masing sebanyak 48 karyawan dan 53 karyawan.
The Company started commercial operations in 1982. The Company is located at MNC Tower, 27th - 29th Floor, Jl. Kebon Sirih No. 17 - 19, Central Jakarta. On December 31, 2010 and 2009, the Company had total employees of 48 and 53, respectively.
Penawaran Umum Saham Perusahaan
b.
Pada tanggal 20 Juni 1995, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam-LK d/h BAPEPAM) dengan suratnya No. S-795/PM/1995 untuk melakukan Penawaran Umum kepada masyarakat atas 200 juta saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 1.250 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 17 Juli 1995.
Public Offering of the Company’s Shares
-9-
On June 20, 1995, the Company obtained the effective notice from the Chairman of the Capital Market Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK formerly BAPEPAM) in his letter No. S-795/PM/1995 for the Initial Public Offering of 200 million shares with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 1,250 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta and Surabaya Stock Exchange) on July 17, 1995.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 8 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-1648/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan hak memesan efek terlebih dahulu kepada para pemegang saham sebanyakbanyaknya 308.798.987 saham Perusahaan dengan nilai nominal Rp 500 per saham dan harga penawaran Rp 2.500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 Juni 2004.
On June 8, 2004, the Company obtained the effective notice from the Chairman of BAPEPAM in his letter No. S-1648/PM/2004 for the Limited Offering I of a maximum of 308,798,987 shares through Rights Issue with preemptive rights to the stockholders with par value of Rp 500 per share, at an offering price of Rp 2,500 per share. These shares were listed on the Indonesia Stock Exchange on June 23, 2004.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 500 per saham menjadi Rp 100 per saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia tanggal 27 April 2007.
Stock split through reduction of par value per share from Rp 500 per share to Rp 100 per share were listed on the Indonesia Stock Exchange on April 27, 2007.
Susunan Pengurus dan Informasi Lain
c.
Susunan Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris
Komisaris Independen
Dewan Direktur Direktur Utama Direktur
Komite Audit Ketua Komite Audit Anggota Komite Audit
Management and Other Information On December 31, 2010, the Company’s Board of Commissioners, Directors and Audit Committee management consisted of the following:
: Rosano Barack : Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo : Mohamad Tachril Sapi'ie Bambang Trihatmodjo Lucas Chow : John A. Prasetio Mohamed Idwan Ganie Kardinal Alamsyah Karim
: : :
Board of Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Commissioners
:
Independent Commissioners
: Hary Tanoesoedibjo : Muhamad Budi Rustanto Indra Pudjiastuti Prastomiyono Handhianto Suryo Kentjono
: :
Board of Directors President Director Directors
: Kardinal Alamsyah Karim : Djoko Leksono Sugiarto Irman Gusman
: :
Audit Committee Chairman of Audit Committee Members of Audit Committee
Perusahaan memberikan kompensasi kepada komisaris dan direksi Perusahaan berupa gaji, tunjangan dan bonus sebelum pajak sebesar Rp 13.958 juta tahun 2010 dan Rp 16.229 juta tahun 2009.
The Company provided salaries, allowances and bonuses gross of tax to the Company’s commissioners and directors amounting to Rp 13,958 million and Rp 16,229 million in 2010 and 2009, respectively.
- 10 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
b.
2.
Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Consolidated Presentation
Financial
Statement
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahan Salinan Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010.
The consolidated financial statements have been prepared using accounting principles and reporting practices generally accepted in Indonesia namely the Statements of Financial Accounting Standards and Capital Market Supervisory Agency Regulation No. VIII.G.7 dated March 13, 2000, which was amended by the copy of Decision of the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency and Financial Instituting No. KEP554/BL/2010 dated December 30, 2010. Such consolidated financial statements are not intended to present the financial position, results of operations and cash flows in accordance with accounting principles and reporting practices generally accepted in other countries and jurisdictions.
Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp), yang pengukurannya disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
The consolidated financial statements, except for the consolidated statements of cash flows, are prepared under the accrual basis of accounting. The reporting currency used in the preparation of the consolidated financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp), while the measurement basis is the historical cost, except for certain accounts which are measured on the bases described in the related accounting policies.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
Prinsip Konsolidasi
b.
Principles of Consolidation
Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara.
The consolidated financial statements incorporate the financial statements of the Company and entities controlled by the Company (and its subsidiaries). Control is achieved where the Company and its subsidiaries has the power to govern the financial and operating policies of the investee entity so as to obtain benefits from its activities. Control is presumed to exist when the Company owns directly or indirectly through subsidiaries, more than 50% of the voting rights.
Hak minoritas terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha (Catatan 2c) dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
The minority interest consists of the amount of those interest at the date of original business combination (Note 2c) and minority's share of movements in equity since the date of the business combination. Any losses applicable to the minority interest in excess of the minority interest are allocated against the interests of the parent. - 11 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Hasil dari anak perusahaan yang diakuisisi atau dijual anak perusahaan selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The results of subsidiaries acquired or disposed of during the year are included in the consolidated statement of income from the effective date of acquisition or up to the effective date of disposal, as appropriate.
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Where necessary, adjustments are made to the financial statements of the subsidiaries to bring the accounting policies used in line with those used by the Company.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi.
All intra-group transactions, balances, income and expenses are eliminated on consolidation.
Penggabungan usaha
c.
Business Combinations
Akuisisi anak perusahaan dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, kewajiban yang terjadi atau yang diasumsikan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian dari perolehan ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Acquisitions of subsidiaries and businesses are accounted for using the purchase method. The cost of the business combination is the aggregate of the fair value (at the date of exchange) of assets given, liabilities incurred or assumed, and equity instruments issued in exchange for control of the acquiree, plus any costs directly attributable to the business combination.
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan kewajiban yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proposional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan kewajiban non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan dengan menggunakan garis lurus selama 20 tahun.
On acquisition, the assets and liabilities of a subsidiary are measured at their fair values at the date of acquisition. Any excess of the cost of acquisition over the fair values of the identifiable net assets acquired is recognized as goodwill and amortized using the straightline method for 20 years. When the cost of acquisition is less than the interest in the fair values of the identifiable assets and liabilities acquired as at the date of acquisition (i.e. discount on acquisition), the fair values of the acquired non-monetary assets are reduced proportionately until all the excess is eliminated. The excess remaining after reducing the fair values of non-monetary assets acquired is recognized as negative goodwill, treated as deferred revenue and recognized as income on a straight-line method over 20 years.
Kepemilikan pemegang saham minoritas dicatat sebagai bagian dari minoritas atas biaya historis dari aset bersih.
The interest of the minority shareholders is stated at the minority’s proportion of the historical cost of the net assets.
- 12 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
d.
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
d.
Foreign Currency Translation
Transactions
and
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali MIMEL, LTON, ASCH, ASC dan Innoform (“anak perusahaan di luar negeri”), diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
The books of accounts of the Company and its subsidiaries, except for MIMEL, LTON, ASCH, ASC and Innoform (“foreign subsidiaries”), are maintained in Indonesian Rupiah. Transactions during the year involving foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange prevailing at that date. The resulting gains or losses are credited or charged to current options.
Pembukuan MIMEL, LTON, ASCH dan ASC diselenggarakan dalam Dolar Amerika Serikat dan pembukuan Innoform diselenggarakan dalam Dolar Singapura.
The books of accounts of MIMEL, LTON, ASCH and ASC are maintained in U.S. Dollar while those of Innoform are maintained in Singapore Dollar.
Untuk tujuan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan di luar negeri dijabarkan ke dalam Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs penjabaran laporan keuangan”.
For consolidation purposes, assets and liabilities of foreign subsidiaries are translated into Rupiah using the exchange rates at balance sheet date, while revenues and expenses are translated at the average rates of exchange for the year. The differences resulting from translation adjustments are shown as part of equity under the account “Translation adjustments”.
Transaksi Hubungan Istimewa Pihak-pihak yang istimewa adalah:
mempunyai
e. hubungan
Transactions with Related Parties Related parties consist of the following:
1)
perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1)
companies that directly, or indirectly through one or more intermediaries, control, or are controlled by, or are under common control with, the Company (including holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries);
2)
perusahaan asosiasi;
2)
associated companies;
3)
perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
3)
individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting power of the Company that gives them significant influence over the Company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or can be influenced by such individuals in their transactions with the Company);
- 13 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
4)
karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
4)
key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the Company’s activities, including commissioners, directors and managers of the Company and close members of their families; and
5)
perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan yang dimiliki komisaris, direksi atau pemegang saham utama Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
5)
companies in which a substantial interest in the voting power is owned, directly or indirectly, by any person described in (3) or (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major stockholders of the Company and companies which have a common key member of management as the Company.
Semua transaksi dengan pihak hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. f.
All transactions with related parties, whether or not made at similar terms and conditions as those transacted with third parties, are disclosed in the consolidated financial statements.
Aset Keuangan
f.
Financial Assets
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
All financial assets are recognised and derecognised on trade date where the purchase or sale of a financial asset is under a contract whose terms require delivery of the financial asset within the time frame established by the market concerned, and are initially measured at fair value plus transaction costs, except for those financial assets classified as at fair value through profit or loss, which are initially measured at fair value.
Aset keuangan Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries’ financial assets are classified as follows:
Nilai wajar melalui laporan laba rugi
Dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Pinjaman yang diberikan dan piutang
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL) Held to Maturity Available-for-Sale Loans and Receivables
Nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL)
Fair Value Through Profit Or Loss (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, meliputi investasi di dana kelolaan dan reksadana.
Financial assets held for trading are classified as at FVTPL, comprising of investment in manage funds and mutual fund.
- 14 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
A financial asset is classified as held for trading if:
diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau
it has been acquired principally for the purpose of selling in the near future; or
merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau
it is a part of an identified portfolio of financial instruments that the entity manages together and has a recent actual pattern of short-term profit-taking; or
merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
it is a derivative that is neither designated nor effective as a hedging instrument.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laporan laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan.
Financial assets at FVTPL are stated at fair value, with any resultant gain or loss recognised in statements of income. The net gain or loss recognised in statements of income incorporates any dividend or interest earned on the financial asset.
Dimiliki hingga jatuh tempo
Held to maturity
Perusahaan mempunyai wesel tagih yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo karena manajemen berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki maksud positif dan kemampuan untuk memiliki wesel tersebut hingga jatuh tempo. Wesel tagih diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan, dengan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan metode hasil efektif.
The Company has a note receivable which is classified as held to maturity as management believes that the Company has a positive intent and ability to hold the notes to maturity. The notes are measured at amortized cost using the effective interest method less impairment, with revenue recognized on an effective yield basis.
Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS)
Available-for-sale financial assets (AFS)
Aset keuangan milik Perusahaan dan anak perusahaan yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.
Financial assets held by the Company and its subsidiaries that are traded in an active market are classified as being AFS and are stated at fair value.
Apabila aset keuangan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan tidak tersedia nilai wajar yang andal, aset keuangan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai. Termasuk dalam aset keuangan ini adalah investasi di saham yang tidak tercatat di bursa, obligasi konversi dan uang muka investasi.
Where the financial assets are not quoted in active market and there is no reliable measure of fair value, the financial assets are classified as AFS, measured of cost less impairment. These financial assets include investment in non-listed shares, convertible bonds, mandatory exchangeable bonds and investment advance.
- 15 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laporan laba rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui di ekuitas, direklas ke laporan laba rugi.
Gains and losses arising from changes in fair value are recognised in equity with the exception of impairment losses, interest calculated using the effective interest method, and foreign exchange gains and losses on monetary assets, which are recognised in statements of income. Where the investment is disposed of or is determined to be impaired, the cumulative gain or loss previously accumulated in equity is reclassified to statements of income.
Dividen atas instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laporan laba rugi pada saat hak Perusahaan untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.
Dividends on AFS equity instruments, if any, are recognised in statements of income when the Company’s right to receive the dividends is established.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Simpanan bank, piutang usaha, piutang lainlain dan aset keuangan lainnya dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasikan sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Deposits held in banks, trade and other receivables, and other financial assets that have fixed or determinable payments that are not quoted in an active market are classified as “loans and receivables”. Loans and receivables are measured at amortised cost using the effective interest method less impairment. Interest is recognised by applying the effective interest rate method, except for short-term receivables when the recognition of interest would be immaterial.
Metode suku bunga efektif
Effective interest method
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial instrument and of allocating interest income over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash receipts (including all fees and points paid or received that form an integral part of the effective interest rate, transaction costs and other premiums or discounts) through the expected life of the financial instrument, or, where appropriate, a shorter period to the net carrying amount on initial recognition.
Pendapatan diakui berdasarkan metode suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan FVTPL.
Income is recognized on an effective interest basis for financial instruments other than those financial instruments at FVTPL.
- 16 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Penurunan nilai aset keuangan
Impairment of financial assets
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal neraca. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Financial assets, other than those at FVTPL, are assessed for indicators of impairment at each balance sheet date. Financial assets are impaired where there is objective evidence that, as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the financial asset, the estimated future cash flows of the investment have been impacted.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.
For listed and unlisted equity investments classified as AFS, a significant or prolonged decline in the fair value of the security below its cost is considered to be objective evidence of impairment.
Bukti obyektif penurunan sebagai berikut:
Objective include:
nilai
termasuk
evidence
of
impairment
could
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
significant financial difficulty of the issuer or counterparty; or
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
default or delinquency in interest or principal payments; or
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
it becoming probable that the borrower will enter bankruptcy or financial reorganisation.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual tetapi penurunan secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
For certain categories of financial asset, such as receivables, assets that are assessed not to be impaired individually are, in addition, assessed for impairment on a collective basis. Objective evidence of impairment for a portfolio of receivables could include the Company’s past experience of collecting payments, an increase in the number of delayed payments in the portfolio past the average credit period, as well as observable changes in national or local economic conditions that correlate with default on receivables.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
For financial assets carried at amortised cost, the amount of the impairment is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows, discounted at the financial asset’s original effective interest rate.
- 17 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
The carrying amount of the financial asset is reduced by the impairment loss directly for all financial assets with the exception of receivables, where the carrying amount is reduced through the use of an allowance account. When a receivable is considered uncollectible, it is written off against the allowance account. Subsequent recoveries of amounts previously written off are credited against the allowance account. Changes in the carrying amount of the allowance account are recognised in statements of income.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi dalam periode yang bersangkutan.
When an AFS financial asset is considered to be impaired, cumulative gains or losses previously recognised in equity are reclassified to statements of income in the period.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
With the exception of AFS equity instruments, if, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed through profit or loss to the extent that the carrying amount of the investment at the date the impairment is reversed does not exceed what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
In respect of AFS equity securities, impairment losses previously recognised in statements of income are not reversed through profit or loss. Any increase in fair value subsequent to an impairment loss is recognised directly in equity.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Derecognition of financial assets
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan anak perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan kewajiban terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan anak perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan anak perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
The Company and its subsidiaries derecognise a financial asset only when the contractual rights to the cash flows from the asset expire, or when they transfer the financial asset and substantially all the risks and rewards of ownership of the asset to another entity. If the Company and its subsidiaries neither transfer nor retain substantially all the risks and rewards of ownership and continue to control the transferred asset, the Company and its subsidiaries recognise their retained interest in the asset and an associated liability for amounts they may have to pay. If the Company and its subsidiaries retain substantially all the risks and rewards of ownership of a transferred financial asset, the Company and its subsidiaries continue to recognise the financial asset and also recognise a collateralised borrowing for the proceeds received.
- 18 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
g.
h.
Kewajiban Ekuitas
Keuangan
dan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Instrumen
g.
Financial Liabilities Instruments
and
Equity
Klasifikasi sebagai kewajiban atau ekuitas
Classification as debt or equity
Kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas.
Financial liabilities and equity instruments issued by the Company and its subsidiaries are classified according to the substance of the contractual arrangements entered into and the definitions of a financial liability and an equity instrument.
Instrumen ekuitas
Equity instruments
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan dan anak perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
An equity instrument is any contract that evidences a residual interest in the assets of the Company and its subsidiaries after deducting all of their liabilities. Equity instruments are recorded at the proceeds received, net of direct issue costs.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Hutang usaha dan hutang lain-lain, obligasi, pinjaman bank dan pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Trade and other payable, bonds payable, bank and other borrowings are initially measured at fair value, net of transaction costs, and are subsequently measured at amortised cost, using the effective interest rate method, with interest expense recognised on an effective yield basis.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman.
Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the settlement or redemption of borrowings is recognized over the term of the borrowings.
Sebelum 1 Januari 2010, biaya transaksi atas hutang obligasi diamortisasi menggunakan metode garis lurus.
Prior to January 1, 2010, transaction on bonds payable was amortized using straightline method.
Penghentian pengakuan kewajiban keuangan
Derecognition of financial liabilities
Perusahaan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan kewajiban keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Perusahaan dan anak perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company and its subsidiaries derecognise financial liabilities when, and only when, the Company and its subsidiaries’ obligations are discharged, cancelled or they expire.
Penggunaan Estimasi
h.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Use of Estimates The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results could differ from those estimates.
- 19 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
i.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kas dan Setara Kas
i.
Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. j.
Cash and Cash Equivalents For cash flow presentation purposes, cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks and all unrestricted investments with maturities of three months or less from the date of placement.
Investasi
j.
Investments
Investasi pada perusahaan asosiasi
Investments in associates
Perusahaan asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
An associate is an entity over which the Company is in a position to exercise significant influence, but not control or joint control, through participation in the financial and operating policy decisions of the investee.
Penghasilan, aset dan kewajiban dari perusahaan asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat di neraca konsolidasi sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian Perusahaan atas aset bersih perusahaan asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika Perusahaan mempunyai kewajiban atau membayar kewajiban perusahaan asosiasi yang dijamin, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
The results, assets and liabilities of associate are incorporated in the consolidated financial statements using the equity method of accounting. Investments in associates are carried in the consolidated balance sheet at cost as adjusted by post-acquisition changes in the Company’s share of the net assets of the associate, less any impairment in the value of the individual investments. Losses of the associate in excess of the Company’s interest in the associates are not recognized except if the Company has incurred obligations or made payments on behalf of the associate to satisfy obligations of the associate that the Company has guaranteed, in which case, additional loss is recognized to the extent of such obligations or payments.
Goodwill dari investasi pada perusahaan asosiasi termasuk dalam nilai tercatat dari investasi diukur dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Catatan 2c). Amortisasi goodwill termasuk dalam bagian perusahaan atas laba (rugi) perusahaan asosiasi.
Goodwill from investments in associates are included in the carrying amount of investment, and are measured and amortized in the same manner as that for acquisition of controlled entities (Note 2c). The amortization of goodwill is included in the Company’s share in the income (loss) of an associate.
Perubahan ekuitas anak perusahaan
Change of equity in subsidiaries
Perubahan nilai investasi yang disebabkan terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dengan akun Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak perusahaan, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan.
Changes in the value of investments due to changes in the equity of subsidiaries arising from capital transactions of such subsidiaries with other parties are recognized in equity as Difference Due to Change of Equity in Subsidiaries and recognized as income or expenses in the period the investments are disposed of.
- 20 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
k.
l.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Persediaan
k.
Inventories
Seluruh persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode sebagai berikut:
All inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower. Cost is determined using the following method:
1)
Metode first-in first-out untuk persediaan komponen elektronik dan persediaan lainnya.
1)
First-in, first-out method for electronic components and other inventories.
2)
Metode identifikasi khusus untuk persediaan program media dan penyiaran. Biaya perolehan persediaan program film yang dibeli dibebankan sebanyak-banyaknya 2 kali tayang, masing-masing sebesar 50%-70% pada penayangan pertama dan 50%-30% pada penayangan kedua. Persediaan program non-film dan non-sinetron dibebankan seluruhnya pada penayangan pertama.
2)
Specific identification method for media and broadcasting program inventories. Cost of purchased film program is charged to expense in maximum of two telecasts, at 50%-70% for the first telecast and 50%-30% for the second telecast. Non-film inventory programs and non-sinetron inventory programs are charged to expense at the first telecast.
Biaya Dibayar Dimuka
l.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.
m. Aset Tetap – Pemilikan Langsung
m. Property and Acquisitions
Equipment
–
Direct
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Property and equipment held for use in the production or supply of goods or services, or for administrative purposes, are stated at cost, less accumulated depreciation and any accumulated impairment losses.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed using the straightline method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
10 -
30
2 4
-
8 8
7
-
15
- 21 -
Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
n.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki atau selama jangka waktu periode masa sewa, jika tidak ada kepastian memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan memperoleh hak kepemilikan atas aset sewa pembiayaan pada akhir sewa.
Assets held under finance leases are depreciated over their expected useful lives on the same basis as owned assets or over the lease period period if there is no reasonable certainty that the Company and its subsidiaries will obtain ownership on the leased assets at the end of the lease term.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
The estimated useful lives, residual values and depreciation method are reviewed at each year end, with the effect of any changes in estimate accounted for on a prospective basis.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.
The cost of maintenance and repairs is charged to operations as incurred. Other costs incurred subsequently to add to, replace part of, or service an item of property and equipment, are recognized as asset if, and only if it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the entity and the cost of the item can be measured reliably. When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current operations.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.
Construction in progress is stated at cost. Construction in progress is transferred to the respective property and equipment account when completed and ready for use.
Aset Tetap Kerjasama
n.
Property and Equipment Under Joint Operations
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dimiliki secara bersama antara RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Property and equipment under joint operations represent assets owned jointly by RCTI, PT. Surya Citra Televisi (SCTV) and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR).
Aset tetap kerjasama yang merupakan hak RCTI dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Aset tetap kerjasama disusutkan dengan metode dan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset tetap – pemilikan langsung (Catatan 2m).
RCTI’s share in property and equipment under joint operations are stated at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses. Depreciation is computed based on the same method and estimated useful lives used for directly acquired property and equipment (Note 2m).
- 22 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
o.
p.
q.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Properti Investasi
o.
Investment Properties
Properti investasi terdiri dari tanah dan peralatan penyiaran yang disewakan kepada perusahaan penyiaran.
Investment properties consists of land and broadcast equipment which are rented to broadcasting company.
Properti investasi selain tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus dengan masa manfaat 5 (lima) tahun.
Investment property except land is stated at cost less accumulated depreciation and any accumulated imparment. Depreciation is calculated using the straight-line method based on the estimated useful life of five (5) years.
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
p.
Impairment of Non-Financial Asset
Pada tanggal neraca, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
At balance sheet dates, the company and its subsidiaries review the carrying amount of non-financial assets to determine whether there is any indication that those assets have suffered an impairment loss. If any such indication exists, the recoverable amount of the asset is estimated in order to determine the extent of the impairment loss (if any). Where it is not possible to estimate the recoverable amount of an individual asset, the Company and its subsidiaries estimate the recoverable amount of the cash generating unit to which the asset belongs.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
Estimated recoverable amount is the higher of net selling price or value in use. If the recoverable amount of a non-financial asset (cash generating unit) is less than its carrying amount, the carrying amount of the asset (cash generating unit) is reduced to its recoverable amount and an impairment loss is recognized immediately against earnings
Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 2f.
Accounting policy for impairment of financial assets is discussed in Note 2f.
Sewa
q.
Leases
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee. All other leases are classified as operating leases.
Sebagai Lessor
As Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Rental income from operating leases is recognized on a straight-line basis over the term of the relevant lease. Initial direct costs incurred in negotiating and arranging an operating lease are added to the carrying amount of the leased asset and recognized on a straight-line basis over the lease term.
- 23 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
r.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Sebagai Lessee
As Lessee
Aset yang diperoleh melalui sewa pembiayaan dicatat pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan Perusahaan dan anak perusahaan yang ditentukan pada awal kontrak atau, jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum.
Assets held under finance leases are initially recognized as assets of the Company and subsidiaries at their fair value at the inception of the lease or, if lower, at the present value of the minimum lease payments.
Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa sehingga mencapai suatu tingkat bunga yang konstan (tetap) atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan langsung ke laba rugi. Rental kontijen dibebankan pada periode terjadinya.
Lease payments are apportioned between finance charges and reduction of the lease obligation so as to achieve a constant rate of interest on the remaining balance of the liability. Finance charges are charged directly to profit or loss. Contingent rentals are recognized as expense in the periods in which they are incurred.
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Sewa kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Operating lease payments are recognized as an expense on a straight-line basis over the lease term, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed. Contingent rentals arising under operating leases are recognized as an expense in the period in which they are incurred.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai kewajiban. Keseluruhan manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
In the event that lease incentives are received to enter into operating leases, such incentives are recognised as a liability. The aggregate benefit of incentives is recognized as a reduction of rental expense on a straight-line basis, except where another systematic basis is more representative of the time pattern in which economic benefits from the leased asset are consumed.
Beban Tangguhan
r.
Biaya perolehan hak pengelolaan gedung, pengurusan legal hak atas tanah dan ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonominya. s.
Deferred Charges Costs related to the acquisition of property right and legal processing of landrights, were deferred and are being amortized using the straight-line method over the legal term of the landright since the legal term of the right is shorter than its economic life.
Saham Diperoleh Kembali
s.
Jika Perusahaan memperoleh instrumen ekuitasnya yang telah dikeluarkan, instrumen ekuitas tersebut (treasury stock) harus dijadikan pengurang dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrumen ekuitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Jumlah yang dibayarkan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas.
Treasury Stock If the Company reaquires its own equity instruments, those instruments (treasury stock) shall be deducted from equity. No gain or loss shall be recognized in the profit or loss on the puchase, sale, issue or cancellation of the Company’s own stocks. Consideration paid or received shall be recognized directly in equity.
- 24 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
t.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pengakuan Pendapatan dan Beban
t.
Revenues and Expenses Recognition
Pendapatan diakui sebagai berikut:
Revenues are recognized as follows:
1)
Pendapatan dari jasa diakui pada saat jasa diserahkan atau secara signifikan diberikan dan manfaat jasa tersebut telah dinikmati oleh pelanggan.
1)
Revenue from service is recognized when the service is rendered or significantly provided and the benefits have been received by the customer.
2)
Pendapatan iklan diakui pada saat iklan ditayangkan. Penjualan program diakui pada saat program diserahkan dan hak telah beralih kepada pelanggan. Pendapatan manajemen artis, penggunaan studio dan jasa layanan pesan singkat diakui pada saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka diterima atas iklan dan penggunaan studio dicatat sebagai pendapatan diterima dimuka. Pendapatan dari penjualan koran diakui pada saat koran dikirim.
2)
Revenue from advertisement is recognized when the advertisement is aired. Sale of program is recognized when the program is delivered and title has passed to the customer. Revenue from artists’ management, studio and short-messaging services is recognized when the services have been rendered. Advance received from advertisement and studio rental is recorded as unearned revenue. Revenue from sale of daily newspapers is recognized when daily newspapers are delivered.
3)
Pendapatan jasa penyewaan ruang, jasa penyewaan peralatan smartcom dan perangkat oracle, serta jasa pemeliharaan diakui atas dasar waktu yang telah berjalan. Pembayaran diterima tetapi belum jatuh tempo dicatat sebagai pendapatan diterima di muka.
3)
Revenue from office rental, lease of smartcom and oracle equipment, and maintenance services is recognized over the lease terms. Payment received in advance is recorded as unearned revenues.
4)
Pendapatan dari jasa infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi diakui sebagai berikut:
4)
Revenues from telecommunication infrastructure and information technology are recognized as follows:
Pendapatan jasa prabayar terdiri dari penjualan paket perdana dan penjualan voucher pulsa isi ulang. Paket perdana terdiri dari kartu Removable User Identification Module (RUIM) dan pulsa. Penjualan kartu RUIM diakui sebagai pendapatan pada saat paket perdana diserahkan kepada distributor, agen atau pelanggan dan pulsa paket perdana dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan. Penjualan voucher pulsa isi ulang kepada distributor, agen atau pelanggan dicatat sebagai pendapatan belum diakui dan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan berdasarkan pulsa yang digunakan oleh pelanggan atau pada saat voucher tersebut kadaluarsa.
- 25 -
Revenue from prepaid services consists of sale of starter packs and pulse reload vouchers. Starter packs consists of Removable User Identification Module (RUIM) card and preloaded pulse. Sale of RUIM cards is recognized as revenue upon delivery of the starter packs to distributors, agents or customers and the preloaded pulse is initially recorded as unearned revenue and then proportionately recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer. Sale of pulse reload vouchers to distributors, agents and customers is initially recorded as unearned revenue and then recognized as revenue when the related service is rendered based on usage of pulse by customer or whenever the unused stored value of the vouchers has expired.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pendapatan dari jasa pasca bayar diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan berdasarkan tarif yang berlaku dan durasi hubungan telepon melalui jaringan selular anak perusahaan.
Revenue from postpaid services is recognized when the services are rendered to customers based on prevailing tariffs and duration of successful phone calls and other usage made through the subsidiaries cellular network.
Pendapatan dan beban interkoneksi yang didasarkan pada perjanjian interkoneksi dengan penyelenggara telekomunikasi dalam negeri dan luar negeri, diakui pada saat terjadinya.
Revenue from network interconnection and interconnection charges which are based on agreements with other domestic and international telecommunications carriers, are recognized as incurred.
Pendapatan jasa lainnya diakui pada saat jasa tersebut diberikan kepada pelanggan.
Revenues from other services are recognized when the services are rendered.
Pendapatan bunga diakui atas dasar waktu, pokok dan tingkat bunga berlaku.
5)
Beban diakui pada saat terjadinya adalah sebagai berikut:
u.
Interest income is recognized on a time proportion basis that takes into account the effective yield on the assets.
Expenses are recognized are as follows:
Beban diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
Expenses are recognized when incurred or according to the beneficial period (accrual method).
Beban program diakui pada saat film atau program ditayangkan. Beban film atau program belum ditayangkan dicatat sebagai persediaan (Catatan 2k).
Program expense is recognized when the movie or program is aired. Film expense or program not yet aired is recorded as inventory (Note 2k).
Imbalan Pasca Kerja
u.
Post-employment Benefits
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan, kecuali anak perusahaan asing, menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk semua karyawan tetapnya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Dana pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
The Company and certain subsidiaries, except foreign subsidiaries, have a defined benefit pension plan covering all their permanent employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. No funding has been made to this defined benefit plan. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (DANAPERA).
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan juga menyediakan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk semua karyawan tetap lokal, dan anak perusahaan mengakui kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan manfaat berdasarkan undang-undang ketenaga-kerjaan sesuai dengan kebijakan Perusahaan dan anak perusahaan.
The Company and certain subsidiaries also provide unfunded defined post-employment benefit plans covering their local permanent employees’ and certain subsidiaries recognize the shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on labor law, in accordance with their policies.
- 26 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
v.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Setiap aset yang timbul dari perhitungan ini terbatas pada kerugian aktuarial yang tidak diakui dan biaya jasa lalu ditambah dengan nilai kini pengembalian yang ada dan pengurangan di masa depan atas iuran program.
The cost of providing post-employment benefits is determined using the Projected Unit Credit Method. The accumulated unrecognized actuarial gains or losses that exceed 10% of the greater of the present value of the defined benefit obligations and the fair value of plan assets are recognized on straight-line basis over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested. Any asset resulting from this calculation is limited to the unrecognized actuarial losses and past service cost plus the present value of available refunds and reductions in future contributions to the plan.
Jumlah kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui di neraca konsolidasi merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
The post-employment benefit obligation recognized in the consolidated balance sheet represents the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains or losses and unrecognized past service cost, or as reduced by the fair value of plan assets.
Program Opsi Saham Karyawan
v.
Program opsi saham karyawan diberikan untuk karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan. Nilai wajar opsi ditentukan berdasarkan nilai pasar pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model penentuan harga opsi. Beban kompensasi ditentukan berdasarkan jumlah opsi diberikan dan dibebankan dalam laporan laba rugi selama periode vesting.
Employee Stock Option Plan Employee stock option plan is granted to key employees of the Company and its subsidiaries. The fair value of option granted is determined based on the market price at the grant date using an option pricing model. Compensation cost is measured based on the number of option granted and charged to operations during the vesting period.
w. Pajak Penghasilan
w. Income Tax
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Current tax expense is determined based on the taxable income for the year computed using the prevailing tax rates.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer dan rugi fiskal yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for the future tax consequences attributable to differences between the financial statement carrying amounts of existing assets and liabilities and their respective tax bases. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences and fiscal losses to the extent that it is probable that taxable income will be available in the future periods against which the deductible temporary differences and fiscal losses can be utilized.
- 27 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
x.
y.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substantial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted by the balance sheet date. Deferred tax is charged or credited in the consolidated statements of income, except when it relates to items charged or credited directly to equity, in which case the deferred tax is also charged or credited directly to equity.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Deferred tax assets and liabilities are offset in the consolidated balance sheet, except if these are for different legal entities, in the same manner the current tax assets and liabilities are presented.
Laba Per Saham
x.
Earnings Per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan.
Basic earnings per share is computed by dividing the net income by the weighted average number of shares outstanding during the year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham setelah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham bersifat dilutif.
Diluted earnings per share is computed by dividing net income by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effect of all dilutive potential ordinary shares.
Instrumen Keuangan Derivatif
y.
Derivative Financial Instruments
Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko eksposur atas suku bunga dan tingkat perubahan nilai tukar mata uang asing termasuk kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang dan swap suku bunga.
The Company and its subsidiaries use derivative financial instruments to manage its exposure to interest rate and foreign exchange rate risk, including foreign exchange forward contracts and interest rate swaps.
Derivatif awalnya diakui pada nilai wajar saat kontrak dilakukan dan sesudahnya diukur pada nilai wajarnya pada setiap tanggal neraca. Walaupun dilakukan sebagai lindung nilai ekonomi terhadap risiko eksposur suku bunga dan nilai tukar mata uang asing, derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai dan karenanya perubahan nilai wajarnya langsung diakui dalam laba rugi.
Derivatives are initially recognized at fair value at the date the derivative contract is entered into and are subsequently measured to their fair value at each balance sheet date. Although entered into as economic hedge of exposure against interest rate and foreign exchange rate risks, these derivatives are not designated and do not qualify as accounting hedge and therefore changes in fair values are recognized immediately in earnings.
Perusahaan dan anak perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
The Company and its subsidiaries do not use derivative financial instruments for speculative purposes.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau kontrak utama nonfinansial lainnya diperlakukan sebagai derivatif yang terpisah bila resiko dan karakteristiknya tidak secara jelas dan erat berhubungan dengan resiko dan karakteristik kontrak utama dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar dengan perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi.
Derivatives embedded in other financial instruments or other host contracts are treated as separate derivatives when their risks and characteristics are not closely related to those of the host contracts and the host contracts are not measured at fair value with changes in fair value recognized in earnings.
- 28 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
z.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Biaya Perolehan Pelanggan
z.
Biaya insentif sehubungan dengan perolehan pelanggan, ditangguhkan dan diamortisasi berdasarkan tingkat penurunan pelanggan. Tingkat penurunan pelanggan akan ditinjau kembali secara periodik agar dapat merefleksikan tingkat penurunan pelanggan aktual pada satu periode tertentu, dan kerugian atas penilaian kembali akan dibebankan langsung pada laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Subscriber Acquisition Cost Incentive expense incurred in relation to the subscriber acquisition is deferred and amortized based on subscribers churn rate. Churn rate is reviewed periodically to reflect actual churn rate of subscribers for the period and additional impairment losses are charged to current operations, if appropriate.
aa. Informasi Segmen
aa. Segment Information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segment sekunder adalah segmen geografis.
Segment information is prepared using the accounting policies adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary format in reporting segment is based on business segments, while the secondary segment information is based on geographical segments.
Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
A business segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing an individual product or service or a group of related products or services and that is subject to risks and returns that are different from those of other business segments.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those components operating in other economic environment.
Aset dan kewajiban yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen, jika dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan pada segmensegmen tersebut.
Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments, if and only if, their related revenues and expenses are also allocated to those segments.
- 29 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
3.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
ANAK PERUSAHAAN
3.
Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
The Company has ownership interest of more than 50%, directly or indirectly, in the following subsidiaries:
Domisili/ Domicile Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan anak perusahaan/and its subsidiaries PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) *) PT. Global Informasi Bermutu (GIB) *) PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) *) PT. MNC Networks (MNCN) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) PT. Radio Trijaya Shakti (RTS) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Radio Prapanca Buana Suara (RPBS) *) PT. Radio Mancasuara (RM) *) PT. Radio Swara Caraka Ria (RSCR) *) PT. Radio Efkindo (RE) *) PT. Radio Citra Borneo Madani (RCBM) *) PT. Radio Suara Banjar Lazuardi (RSBL) *) PT. Radio Cakra Awigra (RCA) *) PT. Radio Suara Monalisa (RSM) *) PT. Radio Mediawisata Sariasih (RMS) *) PT. Radio Arief Rahman Hakim (RARH) PT. Media Nusantara Informasi (MNI) *) PT. MNI Global (MNIG) *) Media Nusantara Citra B.V. (MNC B.V.) *) PT. Cross Media Internasional (CMI) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) PT. Mediate Indonesia (MI) *) PT. Multi Advertensi Xambani (MAX) dan anak perusahaan/and its subsidiary *) PT. Citra Komunikasi Gagasan Semesta (CKGS) *) MNC International Middle East Limited (MIMEL) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) MNC International Limited (MIL) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Linktone Ltd. (LTON) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Letang Game Ltd. PT. Linktone Indonesia (Linktone) Innoform Media Pte., Ltd (Innofom) dan anak perusahaan/and its subsidiaries *) Alliance Entertainment Singapore Pte. Ltd (Alliance) MNC Pictures FZ LLC (MP) *) PT. Star Media Nusantara (SMN) *) PT. MNC Picture (MNCP) *)
SUBSIDIARIES
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 2009
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination as of December 31, 2010 2009
Jakarta Jakarta Jakarta Jakarta
71,71 100,00 100,00 75,00
71,56 100,00 100,00 75,00
1997 1989 2002 1990
8.196.543 2.176.945 792.109 906.966
7.641.364 1.789.949 817.899 903.950
Jakarta
98,50
95,00
2005
110.941
83.251
Jakarta Medan Bandung Semarang Yogyakarta Banjarmasin Banjarmasin Surabaya Jakarta Bandung Jakarta Jakarta Jakarta Belanda/ Netherlands
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 100,00 80,00 100,00 100,00 99,00 100,00
95,00 91,60 100,00 100,00 70,00 100,00 100,00 65,30 80,00 100,00 25,00 99,00 100,00
1971 1978 1971 1971 1999 2007 2007 2007 1971 2007 2007 2005 2005
27.564 3.644 766 641 964
3.990 10.755 5.208 5.208 181.010 14.118
28.448 2.964 794 574 896 4.563 7.077 2.869 177.910 13.925
100,00
100,00
2006
1.337.738
1.381.250
Jakarta Jakarta
99,99 99,97
99,99 99,97
2001 2001
206.718 166.469
206.176 153.504
Jakarta Jakarta
51,20 80,00
51,20 80,00
1996 2004
7.542 4.045
10.499 6.849
Dubai
100,00
100,00
2007
2.271.004
2.174.102
Cayman Islands
100,00
100,00
2007
1.118.655
1.374.923
Cayman Islands China Jakarta Singapura/ Singapore Singapura/ Singapore Dubai Jakarta Jakarta
58,2 50,01 100,00 87,50
57,06 -
2002 2009 2009 2001
1.610.870 22.162 50.563 369.137
1.320.188 1.839 17.092 190.892
100,00 100,00 70,00 70,00
100,00 70,00 70,00
2007 2007 2008 2009
52.299 1.547 4.935 23.932
47.396 559 5.968 21.800
- 30 -
-
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Domisili/ Domicile Media berbasis pelanggan/ Subscribers based media PT. MNC Sky Vision (MNCSV) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH) and its subsidiary *) Aerospace Satellite Corporation B.V. (ASC) *) PT. Sky Vision Networks (SVN) Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology PT. Infokom Elektrindo (Infokom) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries PT. Telesindo Media Utama (TMU) *) PT. Sena Telenusa Utama (STU) dan anak perusahaan/ and its subsidiaries *) PT. Flash Mobile (FM) *) Infrastruktur/Infrastructure PT. Citra Kalimantan Energi (CKE) Global Mediacom International Ltd. (GMI)
Jakarta Belanda/ Netherlands Belanda/ Netherlands Jakarta
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 2010 2009
75,54
100,00
51,00
-
Tahun operasi komersial/ Start of commercial operations
Jumlah aset sebelum eliminasi 31 Desember/ Total assets before elimination as of December 31, 2010 2009
1988
3.062.838
2010
1.593.375
2.188.032
-
100,00 100,00
100,00
2010 2007
1.522.455 174.561
174.764
Bekasi Jakarta Jakarta
100,00 99,99 99,99
100,00 99,99 99,99
1998 1999 2003
504.152 2.518 18.418
577.488 3.725 16.112
Jakarta
84,99
84,99
2004
16.035
14.787
Jakarta Dubai
80,00 100,00
80,00 100,00
-
1.055 31
1.055 31
*) Pemilikan tidak langsung/Indirect ownership
Pengembangan usaha media berbasis konten dan iklan
Development of content and advertising based media business
Pada tahun 2010, Perusahaan membeli 37,5 juta lembar saham MNC dari pasar sekunder sehingga penyertaan saham Perusahaan menjadi 71,71%.
In 2010, the Company bought 37.5 milllion MNC’s shares, a subsidiary, thus the secondary market, thus the Company ownership in MNC increased to 71.71%
Pada tahun 2010, LTON, anak perusahaan telah mengakuisisi 50,01% kepemilikan saham Letang Game Ltd yang bergerak dalam bidang Mobile Games dan PC Online Games di China (Catatan 36).
In 2010, LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% ownership in Letang Games Ltd, a company that specializes in the development of Mobile Games and PC Online Games in China (Note 36).
Pada tahun 2010, MIMEL and LTON, anak perusahaan, telah mengakuisisi 87,5% kepemilikan saham Innoform Media Pte., Ltd (Innoform) yang bergerak dalam pembuatan, distribusi dan lisensi produk edukasi dan hiburan (Catatan 36).
In 2010, MIMEL and LTON, subsidiaries have acquired 87.5% ownership in Innoform Media Pte., Ltd (Innoform), a company that specializes in the development, distribution and licensing of development products (Note 36).
Pada tahun 2010, MNC bersama MIMEL and LTON telah mengakuisisi 100% kepemilikan saham PT. Linktone Indonesia (Linktone) yang bergerak dalam bidang penyediaan jasa telekomunikasi Value Added Services (VAS) (Catatan 36).
In 2010, MNC together with MIMEL and LTON, has acquired 100% ownership PT. Linktone Indonesia (Linktone), a company that specializes in providing telecom Value Added Services (VAS) (Note 36).
- 31 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
4.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tahun 2010, MNCN, anak perusahaan, telah mengakuisisi 75% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) dan 34,7% kepemilikan saham tambahan PT. Radio Cakra Awigra (RCA), Perusahaan yang bergerak dalam bidang radio (Catatan 36).
In 2010, MNCN, a subsidiary, has acquired additional 75% ownership in PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH) and additional 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA), companies that are engaged in radio industry (Note 36).
Pengembangan Pelanggan
Development of Subcribers based Media
Usaha
Medis
Berbasis
Pada tahun 2010, MNCSV mendirikan ASCH dan ASC yang memiliki aktivitas utama dalam bidang keuangan.
In 2010, MNCSV established ASCH and ASC, whose main business is in the finance industry.
Pelepasan Investasi
Disposal of Investments
Pada tahun 2009, Perusahaan telah melepas 19% sisa investasi saham PT. Mobile-8 Telecom dan membukukan kerugian yang direalisasi sebesar Rp 109.085 juta.
In 2009, the Company sold the remaining 19% investment in PT. Mobile-8 Telecom with realized loss recognized amounting to Rp 109,085 million.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Deposito berjangka Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bumi Putera Bank Danamon Bank Bukopin Lainnya US Dollar Union Bank of Switzerland Maybank Nusa United Overseas Bank Lainnya Jumlah Tingkat bunga per tahun Deposito berjangka Rupiah US Dollar
4.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2010
2009
12.039 816.220
9.159 856.525
182.050 16.388 11.976 6.250
187.150 504 24.000 24.000 22.850
42.320 27.104 27.098 183
87.564 28.251 28.239 8.090
1.141.628
1.276.332
5,5% - 7,0% 2,25% - 2,50%
5,75% - 14% 1% - 7%
Seluruh bank dan deposito berjangka ditempatkan pada bank pihak ketiga.
Cash on hand Cash in banks Time deposits Rupiah Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bumi Putera Bank Danamon Bank Bukopin Others US Dollar Union Bank of Switzerland Maybank Nusa United Overseas Bank Others Total Interest rates per annum Time deposits Rupiah US Dollar
All cash in banks and time deposits were placed in third party banks.
- 32 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
INVESTASI JANGKA PENDEK
5.
SHORT-TERM INVESTMENTS
2010
2009
Dana kelolaan Reksadana Deposito berjangka Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Saham diperdagangkan Obligasi Lainnya
310.623 233.414 125.939
435.473 233.159 204.446
107.972 18.571 1.902 3.829
143.193 1.408 5.400 2.350
Jumlah
802.250
1.025.429
Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah US Dollar
7% -
Total
Interest rates on time deposits per annum 8% - 12,5% Rupiah 0,07% - 4,5% US Dollar
Dana Kelolaan MNC Asset Management (MNC (d/h PT. Bhakti Asset Management (BAM))
Managed funds Mutual fund Time deposits Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund Trading equity securities Bonds Others
Managed Funds AM)
MNC Asset Management (MNC AM) (formerly PT. Bhakti Asset Management (BAM))
Perusahaan dan anak perusahaan menunjuk MNC AM (d/h BAM) sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat-surat berharga, dengan ketentuan bilamana investasi terhadap surat hutang harus masuk dalam kategori investment grade. Dana tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu secara keseluruhan maupun sebagian dan atau ditambah sesuai kesepakatan para pihak. Kontrak ini memiliki jangka waktu yang bervariasi kurang dari 1 (satu) tahun, terhitung sejak tanggal kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih dana tersebut masing-masing sebesar Rp 48.000 juta dan Rp 424.757 juta. Pada tahun 2010, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 424.757 juta.
The Company and its subsidiaries appointed MNC AM (formerly BAM) as fund manager to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the fund is invested into debt securities, they must be of investment grade category. The investment can be withdrawn any time, partially or in full amounts, and/or increased, in accordance with the agreement of both parties. The fund management contracts have various terms of less than one (1) year, starting on contract date. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the fund amounted to Rp 48,000 million and Rp 424,757 million, respectively. In 2010, the Company and its subsidiaries have redeemed the investment amounting to Rp 424,757 million.
Reliancever Holdings Inc. (Reliancever), Herst Investments Ltd (Herst) dan Express Cyber Ltd (Express)
Reliancever Holdings Inc. (Reliancever), Herst Investments Ltd (Herst) and Express Cyber Ltd (Express)
Perusahaan dan anak perusahaan menunjuk Reliancever, Herst dan Express sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk investasi atas surat berharga, dengan ketentuan apabila hasil investasi lebih tinggi dari target yang disetujui bersama, maka Perusahaan dan anak perusahaan dan manajer investasi akan menerima masing-masing 90% dan 10% dari hasil investasi.
The Company and its subsidaries appointed Reliancever, Herst and Express as fund managers to invest the fund into marketable securities, with the condition that if the investment outcome is higher than the target agreed by both parties, the Company and its subsidiaries and the fund managers shall be entitled to receive 90% and 10%, respectively, of the investment outcome derived from the funds.
- 33 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kontrak dengan Reliancever memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan berakhir 12 Juli 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 131.575 juta.
The fund management contract with Reliancever has a term of one (1) year and will mature on July 12, 2011. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted to Rp 131,575 million.
Kontrak dengan Herst berjangka waktu 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun, masing-masing akan berakhir pada tanggal 14 September 2011 dan 16 April 2012. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih dana kedua kontrak tersebut masing-masing sebesar Rp 36.750 juta dan Rp 10.716 juta.
The Herst’s fund management contracts have terms one (1) and two (2) years and will mature on September 14, 2011 and April 16, 2012, respectively. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the funds amounted to Rp 36,750 million and Rp 10,716 million, respectively.
Kontrak dengan Express memiliki jangka waktu 1 (satu) tahun dan akan berakhir tanggal 30 Nopember 2011. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih dana tersebut adalah sebesar Rp 40.336 juta.
The fund management contract with Express has term of one (1) year and will mature on November 30, 2011. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted Rp 40,336 million.
Apical Asset Management Pte Ltd
Apical Asset Management Pte Ltd
Anak perusahaan menunjuk Apical Asset Management Pte., Ltd sebagai manajer investasi untuk melakukan investasi dalam bentuk saham pada Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII sejumlah 5.000 lembar saham dengan nilai aset bersih per lembar saham tersebut adalah US$ 1.200. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai aset bersih investasi tersebut adalah sebesar Rp 53.962 juta.
A subsidiary appointed Apical Asset Management Pte., Ltd to invest fund into shares of Dexon Premier Fund, SPC - Fund VII amounting to 5,000 shares with net assets value per share of US$ 1,200. As of December 31, 2010, the net assets value of the fund amounted to Rp 53,962 million.
Reksadana
Mutual funds
Perusahaan dan anak perusahaan memiliki unit penyertaan pada reksadana Big Bhakti, Big Dana Likuid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah dan Danareksa. Nilai wajar unit penyertaan reksadana ditentukan berdasarkan nilai aset bersih unit penyertaan reksa dana pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009. Keuntungan belum direalisasi atas reksadana masing-masing sebesar Rp 14.503 juta pada tahun 2010 dan Rp 18.107 juta pada tahun 2009 diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
The Company and subsidiaries have investment units in Big Bhakti, Big Dana Liquid, Big Dana Lancar, Big Dana Muamalah and Danareksa mutual funds. The fair values of mutual funds are based on net asset value of the funds as of December 31, 2010 and 2009. As of December 31, 2010 and 2009, unrealized gain on mutual funds recognized in consolidated statements of income amounted to Rp 14,503 million and Rp 18,107 million, respectively.
Deposito Berjangka
Time Deposits
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 deposito berjangka milik anak perusahaan dengan jatuh tempo lebih dari tiga bulan masing-masing sebesar Rp 50.477 juta dan Rp 156.266 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, time deposits with maturities of more than three months owned by subsidiaries amounted to Rp 50,477 million and Rp 156.266 million, respectively.
Deposito berjangka sebesar Rp 75.462 juta pada tahun 2010 dan Rp 48.180 juta pada tahun 2009 dijadikan jaminan atas pinjaman jangka pendek anak perusahaan (Catatan 15).
Time deposits amounting to Rp 75,462 million in 2010 and Rp 48,180 million in 2009 were used as collaterals for subsidiaries’ short-term loans (Note 15).
- 34 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund
Perusahaan dan anak perusahaan menempatkan dana pada Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund dengan manajer investasi Eagle Capital Advisory Limited (ECAL). Pada tahun 2010, Perusahaan dan anak perusahaan telah mencairkan investasi tersebut sebesar Rp 30.063 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, nilai aset bersih investasi tersebut masing-masing sebesar Rp 107.972 juta dan Rp 143.193 juta.
The Company and its subsidiary placed fund in Eagle Capital Advisory Limited Opportunity Fund with the Eagle Capital Advisory Limited (ECAL) as investment manager. In 2010, the Company and its subsidiary have redeemed the investment amounting to Rp 30,063 million. As of December 31, 2010 and 2009, the net assets value of the fund amounted to Rp 107.972 million and Rp 143,193 million, respectively.
Saham Diperdagangkan
Trading Equity Securities
Nilai wajar saham diperdagangkan didasarkan pada harga pasar saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009.
The fair values of the trading equity securities are based on the quoted market price in the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2010 and 2009.
Obligasi
Bonds
Pada tanggal 3 Desember 2007, Perusahaan membeli obligasi seharga Rp 3.500 juta yang diterbitkan oleh PT. MNC Finance (d/h PT. Bhakti Finance), pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 3 Desember 2010, tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun dan dibayarkan setiap tiga bulan. Pada tahun 2010, Perusahaan telah mencairkan seluruh investasi tersebut.
On December 3, 2007, the Company purchased bonds amounting to Rp 3,500 million, which was issued by PT. MNC Finance (formerly PT. Bhakti Finance), a related party. The bonds will be due on December 3, 2010 with fixed interest rate at 12.75% per annum payable on a quarterly basis. In 2010, the Company has redeemed all the investments.
Pada tahun 2008, Perusahaan membeli tambahan obligasi seharga Rp 50.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Bhakti Securities, pihak hubungan istimewa. Obligasi ini jatuh tempo tanggal 30 Mei 2011 dengan tingkat bunga tetap sebesar 14% per tahun dan dibayar setiap 3 bulan. Pada bulan Maret 2009, Perusahaan telah menjual obligasi tersebut sebesar Rp 48.100 juta sehingga sisa obligasi yang dimiliki sebesar Rp 1.900 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, nilai wajar bersih investasi tersebut sebesar Rp 1.902 juta.
In 2008, the Company purchased additional bonds amounting to Rp 50,000 million which was issued by PT. Bhakti Securities, a related party. The bonds will be due on May 30, 2011 with fixed interest rate at 14% per annum payable on a quarterly basis. In March 2009, the Company sold this bond amounting to Rp 48,100 million. The remaining outstanding bond as of December 31, 2009 amounted to Rp 1,900 million. As of December 31, 2010, the fair value of the fund amounting to Rp 1,902 million.
Lainnya
Others
Perusahaan mempunyai komitmen investasi pada SSG Capital Partner I Feeder L.P. (SSG) sebesar US$ 1.000.000. Sampai dengan 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan telah melakukan investasi sebesar US$ 425.855 dan US$ 250.000 atau ekuivalen dengan Rp 3.829 juta dan Rp 2.350 juta.
The Company has a commitment to invest in a fund with SSG Capital Partners I Feeder L.P. (SSG) amounting to US$ 1,000,000. Up to December 31, 2010 and 2009, the Company has invested US$ 425,855 and US$ 250,000 or equivalent to Rp 3,829 million and Rp 2,350 million.
- 35 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PIUTANG USAHA
6. 2010
a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan infrastruktur
TRADE ACCOUNTS RECEIVABLE 2009 a. By customer Related parties Content and advertising based media Media support and infrastructure
3.203 22.752
55.240 8.168
25.955
63.408
1.960.113 160.951 46.388
1.535.999 159.107 41.704
Sub jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.167.452 (51.971)
1.736.810 (41.900)
Jumlah pihak ketiga
2.115.481
1.694.910
Total third parties
2.141.436
1.758.318
Total
907.750
543.335
514.815 216.881 136.888 417.073
481.768 256.304 160.433 358.378
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.141.436
1.758.318
Net
1.963.489 220.990 8.928
1.487.853 302.743 9.622
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
2.193.407 (51.971)
1.800.218 (41.900)
Total Allowance for doubtful accounts
Bersih
2.141.436
1.758.318
Net
Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur
Jumlah b. Berdasarkan umur (hari) Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari > 91 hari
c. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Lainnya
- 36 -
Total Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Subtotal Allowance for doubtful accounts
b. By age category (days) Not yet due Past due 1 - 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days > 91 days
c. By currency Rupiah US Dollar Others
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
ragu-ragu
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
adalah
The changes in the allowance for doubtful accounts are as follows:
2010
7.
2009
Saldo awal tahun Penambahan
41.900 10.071
35.019 6.881
Beginning of year Provisions
Saldo akhir tahun
51.971
41.900
End of year
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang kepada pihak ketiga adalah cukup.
Management believes that the allowance for doubtful accounts from third parties is adequate.
Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.
Piutang usaha tertentu milik anak perusahaan digunakan sebagai jaminan untuk berbagai hutang jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 15, 18 dan 20).
Certain accounts receivable from subsidiaries were used as collateral for various short-term and long-term loans (Notes 15, 18 and 20).
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Wesel tagih Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lain-lain Sub jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah Manajemen berpendapat piutang ragu-ragu cukup.
bahwa
OTHER ACCOUNTS RECEIVABLE
2010
2009
195.059 37.759 24.136 6.691 57.860
242.668 51.601 7.361 7.905 13.861
321.505 (9.037)
323.396 (5.444)
312.468
317.952
penyisihan
Third parties Content and advertising based media Notes receivable Subscribers based media Media support and infrastructure Others Subtotal Allowance for doubtful accounts Total
Management believes that the allowance for doubtful accounts is adequate.
- 37 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
8.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PERSEDIAAN
8.
2010 Program sendiri dan program dibeli Program jadi Produksi dalam proses Subjumlah Dikurangi yang dibebankan pada tahun berjalan Bersih Non Program Antena, dekoder, dan aksesorisnya Kertas, tabloid dan kaset Media pendukung dan infrastruktur Lainnya Jumlah Jumlah
INVENTORIES
2009
2.412.714 22.782
2.206.490 12.202
2.435.496
2.218.692
(1.555.264)
(1.292.009)
880.232
926.683
189.372 8.450 1.419 26.628
113.854 12.719 6.457 6.080
225.869
139.110
1.106.101
1.065.793
In-house production and purchases Finished programs Production in progress Subtotal Less charges to current year expense Net Non Program Antenna, decoder, and its accessories Paper, tabloid and cassette Media support and infrastructure Others Total Total
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, persediaan, kecuali persediaan program media dan penyiaran, diasuransikan bersamaan dengan Aset Tetap (Catatan 13). Manajemen berpendapat bahwa persediaan telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan memadai.
As of December 31, 2010 and 2009, inventories, except media and broadcasting programs, were insured along with property and equipment (Note 13). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the inventories insured.
Persediaan program media dan penyiaran tidak diasuransikan terhadap risiko kerugian atas kebakaran atau pencurian karena nilai wajar persediaan tidak dapat ditentukan untuk tujuan asuransi. Bila terjadi kebakaran atau pencurian atas persediaan program, Perusahaan dan anak perusahaan dapat meminta kembali copy film dari distributor selama film tersebut belum ditayangkan dan masa berlakunya belum berakhir.
Media and broadcasting programs were not insured against fire and theft because the fair value of inventories could not be established for the purpose of insurance. In the event of fire and theft, the Company and its subsidiaries can request a new copy of the film from distributor, as long as the film is not yet aired and has not yet expired.
Persediaan dari Infokom (media pendukung dan infrastruktur) digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan hutang bank jangka panjang (Catatan 15 dan 18).
Inventories from Infokom (media support and infrastructure) are used as collateral for bank loans and long-term bank loan (Notes 15 and 18).
- 38 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
9.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PAJAK DIBAYAR DIMUKA
9.
2010
PREPAID TAXES
2009
Perusahaan Pajak pertambahan nilai - bersih Pajak penghasilan badan lebih bayar Anak perusahaan Pajak penghasilan badan lebih bayar Tahun 2010 Tahun 2009 Tahun 2008 Tahun 2007 Tahun 2006 Pajak pertambahan nilai - bersih Lainnya
490 1.604 8.612 27.535
2.537 40.447 717 7.968 11.827 14.414
Jumlah
38.241
79.440
-
1.364
-
166
10. INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI Investasi pada sebagai berikut:
perusahaan
Perusahaan asosiasi/Associates Metode ekuitas/Equity method PT. Freekom Indonesia PT. Media Nusantara Press PT. Radio Panji Artha Swara PT. Radio Tiara Gempita Buana PT. Radio Pesona Nanda Poespita PT. Liiur Persada PT. Radio Duta Mashoor Cemerlang PT. Swara Manusa Indah PT. Radio Kalender Angkasa PT. Optima Media Dinamika Jumlah/Total
asosiasi
Domisili/ Domicile
Jakarta Jakarta Palembang Palembang Pekanbaru Tulungagung Manado Pontianak Dumai Jakarta
adalah
Total
Investments in associates are as follows:
Nilai tercatat/ Carrying amount 2010 2009
4.781 76 46 27 25 21 10 5 2 -
4.912 38 46 27 25 21 10 5 2 1.043
4.993
6.129
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
49,00 38,00 30,00 21,00 25,00 21,00 21,00 21,00 21,00 -
Aktivitas utama/ Principal activity Telekomunikasi/Telecommunication Media cetak/Printed media Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Penyiaran/Broadcast Agensi periklanan/Advertising agency
The changes in investments under the equity method are as follows:
2010
Saldo akhir tahun
Overpayment of corporate income tax Year 2010 Year 2009 Year 2008 Year 2007 Year 2006 Value added tax - net Others
10. INVESTMENTS IN ASSOCIATES
Mutasi investasi dengan metode ekuitas adalah sebagai berikut:
Saldo awal tahun Bagian laba (rugi) bersih Pelepasan investasi
The Company Value added tax - net Overpayment of corporate income tax Subsidiaries
2009
6.129 (93) (1.043)
5.701 428 -
Beginning of year Equity in net income (loss) Sale of investment
4.993
6.129
End of year
- 39 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Bagian laba (rugi) bersih telah disesuaikan dengan amortisasi goodwill sebesar Rp 105 juta tahun 2009.
Equity in net income (loss) was adjusted for amortization of goodwill amounting Rp 105 million in 2009.
Pada tahun 2010, investasi dalam bentuk saham PT. Optima Media Dinamika dengan pemilikan sebesar 25% telah dijual kepada PT. Advisindo Artistika, PT Prima Karya Sarana dan Ny. Judy Uway sebesar Rp 2.000 juta.
In 2010, the investment in shares of PT. Optima Media Dinamika with ownership interest amounted 25% were sold to PT. Advisindo Artistika, PT Prima Karya Sarana and Ny. Judy Uway for Rp 2,000 million.
11. INVESTASI LAIN
11. OTHER INVESTMENTS
2010 Obligasi wajib tukar Obligasi konversi Uang muka investasi Jumlah
2009
865.697 583.562 222.099
2.298.142 525.400 405.815
Mandatory exchangeable bonds Convertible bonds Investment advances
1.671.358
3.229.357
Total
Obligasi Wajib Tukar
Mandatory Exchangeable Bonds
2010
2009
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
721.286 125.000 19.411 -
721.286 125.000 19.411 1.432.445
PT. Datakom Asia PT. Nusantara Vision PT. Kencana Mulia Utama PT. Djaja Abadi Konstruksi
Jumlah
865.697
2.298.142
Total
PT. Datakom Asia
PT. Datakom Asia
Pada tanggal 23 Nopember 2006, MNCSV mempunyai obligasi wajib tukar seharga Rp 561.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Datakom Asia (DKA) yang dapat ditukar dengan 93.333 saham biasa PT. Media Citra Indostar (MCI) milik DKA. Periode pertukaran obligasi wajib bayar dimulai sejak tanggal 31 Januari 2007 sampai 23 Nopember 2007 atau diperpanjang untuk masa dua belas bulan berikutnya atas kehendak dari DKA.
On November 23, 2006, MNCSV has mandatory exchangeable bonds of Rp 561,000 million, issued by PT Datakom Asia (DKA), which are exchangeable into 93,333 ordinary shares of PT. Media Citra Indostar (MCI) which is owned by DKA. The exchange period is from January 31, 2007 to November 23, 2007, at the option of DKA, for another twelve months.
Pada tanggal 8 Januari 2007, MNCSV dan DKA setuju untuk merubah jangka waktu penukaran obligasi wajib tukar menjadi 8 Januari 2007 sampai dengan 8 Januari 2012.
On January 8, 2007, MNCSV and DKA agreed to amend the exchange period of the mandatory exchangeable bond to be from January 8, 2007 to January 8, 2012.
Pada tahun 2008, MNCSV mempunyai tambahan obligasi wajib tukar senilai Rp 160.286 juta yang diterbitkan oleh DKA yang dapat ditukar dengan sebanyak 26.667 saham MCI milik DKA. Berdasarkan Amandemen dari obligasi wajib tukar tanggal 6 September 2010, MNCSV dan DKA setuju untuk merubah beberapa pasal dari perjanjian sebelumnya, antara lain adalah memperpanjang jangka waktu obligasi wajib tukar hingga 1 Juni 2016.
In 2008, MNCSV obtained additional Mandatory Exchangeable bonds of Rp 160,286 million, from DKA, which are exchangeable into 26,667 ordinary shares of MCI which is owned by DKA. Based on Amendment of mandatory exchangeable bond dated September 6, 2010, MNCSV and DKA agreed to amend several subsections of previous agreement, among others, to extend the maturity date of the mandatory exchangeable bond until June 1, 2016.
- 40 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
PT. Nusantara Vision
PT. Nusantara Vision
Pada tahun 2009, SVN membeli obligasi wajib tukar yang dapat ditukarkan dengan saham PT. Nusantara Vision (NV) dengan nilai sebesar Rp 125.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 25.000 lembar saham baru milik NV dan 25.000 lembar saham lama milik NV dengan jangka waktu sampai dengan 30 Juni 2012.
In 2009, SVN purchased mandatory exchangeable bonds of PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 125,000 million, which are exchangeable into 25,000 new shares of NV and 25,000 old shares of NV, with the exchange period until June 30, 2012.
PT. Kencana Mulia Utama
PT. Kencana Mulia Utama
MNI mempunyai obligasi wajib tukar sebesar Rp 19.411 juta yang dapat ditukarkan dengan 16.388 saham PT. Hikmat Makna Aksara milik PT. Kencana Mulia Utama (pihak ketiga).
MNI has mandatory exchangeable bonds amounting to Rp 19,411 million, which are exchangeable into 16,388 shares of PT. Hikmat Makna Aksara owned by PT. Kencana Mulia Utama (a third party).
PT. Djaja Abadi Kostruksi
PT. Djaja Abadi Kostruksi
Perusahaan membeli obligasi wajib tukar yang diterbitkan oleh PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) dari East Bay Equities Ltd., dengan harga nominal keseluruhan sebesar Rp 1.432.445 juta yang dapat ditukar dengan 1.525.268.700 lembar atau 24,54% saham biasa MNCSV milik DAK dengan periode pertukaran obligasi wajib tukar sejak tanggal 3 September 2008 sampai dengan 3 September 2010.
In 2008, the Company purchased mandatory exchangeable bonds issued by PT. Djaja Abadi Konstruksi (DAK) from East Bay Equities Ltd., with an aggregate principal value of Rp 1,432,445 million. These mandatory exchangeable bonds are exchangeable into 1,525,268,700 shares or 24.54% of ordinary shares of MNCSV’s owned by DAK of the exchange period from September 3, 2008 until September 3, 2010.
Berdasarkan perjanjian pengalihan saham tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan dan DAK telah sepakat menukarkan seluruh obligasi wajib tukar yang dimiliki dengan 1.525.268.700 lembar saham MNCSV yang dimiliki oleh DAK.
Based on share transfer agreement dated June 2, 2010, the Company and DAK agreed to exchange all mandatory exchangeable bonds with 1,525,268,700 shares of MNCSV owned by DAK to Company.
Selisih antara aset bersih MNCSV berdasarkan nilai wajar dengan harga nominal obligasi wajib tukar sebesar Rp 166.090 juta dicatat sebagai goodwill negatif dan dialokasikan ke goodwill positif hasil akuisisi Perusahaan atas MNCSV di tahun 2007 (Catatan 14).
The difference between the fair values of the MNCSV’s net assets with the principal value of the mandatory exchangeable bond amounting to Rp 166,090 million was recorded as negative goodwill and allocated to positive goodwill as a result of the acquisition of MNCSV by the Company in 2007 (Note 14).
Obligasi Konversi
Convertible Bonds
Pada tanggal 22 Desember 2010, MNC membeli obligasi konversi PT. Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 58.162 juta dan dapat dipertukarkan dengan 58.162 saham STN dan akan jatuh tempo 22 Desember 2013.
On December 22, 2010, MNC purchased convertible bonds of PT. Sun Televisi Network (STN) in the amount of Rp 58,162 million which are convertible into 58,162 shares and will be due on December 22, 2013.
Pada tahun 2009, MNC membeli obligasi konversi PT. Sun Televisi Network (STN) sejumlah Rp 342.000 juta yang dapat ditukarkan dengan 217.000 saham STN.
In 2009, MNC purchased convertible bonds of PT. Sun Televisi Network (STN) in the amount of Rp 342,000 million, which are convertible into 217,000 shares of STN.
- 41 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 21 Desember 2009, Perusahaan membeli obligasi konversi yang diterbitkan oleh PT. Nusantara Vision (NV) sebesar Rp 68.400 juta dan dapat dikonversikan dengan 30.000 lembar saham NV, jatuh tempo 3 (tiga) tahun setelah obligasi konversi diterbitkan.
On December 21, 2009, the Company purchased convertible bonds issued by PT. Nusantara Vision (NV) amounting to Rp 68,400 million, which are convertible into 30,000 shares of NV, due in three (3) years since convertible Bonds have been issued.
Pada tanggal 14 Desember 2009, MNC membeli obligasi konversi seharga Rp 66.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP), jatuh tempo 3 (tiga) tahun sejak penandatanganan perjanjian dan dapat diperpanjang.
On December 14, 2009, MNC purchased convertible bonds amounting to Rp 66,000 million issued by PT. Media Nusantara Press (MNP), due in three (3) years since the agreement was signed and can be extended.
Pada tanggal 5 April 2007, MNI membeli obligasi konversi seharga Rp 49.000 juta yang diterbitkan oleh PT. Media Nusantara Press (MNP), jatuh tempo tanggal 4 April 2009 dan dapat diperpanjang. Obligasi konversi ini dapat dikonversi dengan 49.000 saham MNP pada saat jatuh tempo. Pada tanggal 14 Desember 2009, MNI telah menjual obligasi konversi tersebut kepada MNC seharga Rp 49.000 juta.
On April 5, 2007, MNI purchased convertible bonds amounting to Rp 49,000 million which was issued by PT. Media Nusantara Press (MNP), due on April 4, 2009 and can be extended. This bond are convertible into 49,000 shares of MNP on the due date. On December 14, 2009, MNI sold the convertible bonds to MNC for Rp 49,000 million.
Uang Muka Investasi
Investment Advances
Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai uang muka investasi pada usaha media berbasis konten dan iklan, sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had investment advances in content and advertising basic media, as follows:
2010
2009
Proyek pengembangan bisnis PT. Media Nusantara Informasi Publishing (MNP)
216.424
400.290
5.675
5.525
Jumlah
222.099
405.815
Proyek pengembangan bisnis merupakan dana untuk pengembangan aset media di bidang penyiaran dan program. Pada tahun 2010 dan 2009, MIMEL menempatkan dananya pada Marco Prince Corp dan Merlin Investment Fund masingmasing sejumlah US$ 19 juta dan US$ 40 juta. Pada tahun 2010, MIMEL mencairkan penempatan dananya pada Merlin Investment Fund.
Business development project PT. Media Nusantara Informasi Publishing (MNP) Total
Project business development represent funds for developing media asset in broadcasting and programs. In 2010 and 2009, MIMEL placed these funds in Marco Prince Corp and Merlin Investment Fund amounting to US$ 19 million and US$ 40 million, respectively. In 2010, MIMEL redeemed the fund in Merlin Investment Fund.
12. PROPERTI INVESTASI
12. INVESTMENT PROPERTIES
Properti investasi terdiri dari:
Investment properties consist of the following:
2010
2009
Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran
3.100 14.987 136.822
3.100 186.672
Unused land Building and improvements Broadcast equipment
Jumlah
154.909
189.772
Total
- 42 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
1 Januari/ January 1, 2010 Biaya perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran
Reklasifikasi/ Reclassification
31 Desember/ December 31, 2010
3.100 16.241 263.736
261.230
179 2.506
264.330
2.685
16.062
283.077
Akumulasi penyusutan Bangunan dan prasarana Peralatan penyiaran
74.558
1.254 52.356
-
1.254 126.914
Accumulated depreciation Bulding and improvements Broadcast equipment
Jumlah
74.558
53.610
-
128.168
Total
Jumlah tercatat
189.772 1 Januari/ January 1, 2009
Biaya perolehan Tanah Peralatan penyiaran Jumlah Akumulasi penyusutan Peralatan penyiaran Jumlah tercatat
-
Acquisition costs Land Bulding and improvements Broadcast equipment
16.062 -
Jumlah
3.100
Penambahan/ Additions
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
154.909
Penambahan/ Additions
Reklasifikasi/ Reclassification
Net book value
31 Desember/ December 31, 2009
3.100 169.280
91.950
-
3.100 261.230
172.380
91.950
-
264.330
38.693
35.865
-
74.558
133.687
Total
189.772
Acquisition costs Land Broadcast equipment Total Accumulated depreciation Broadcast equipment Net book value
Nilai wajar dari tanah yang tidak digunakan pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.278 juta. Penilaian ini berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP PBB) yang dikeluarkan oleh Kantor Pajak.
The fair value of the Company’s investment properties as of December 31, 2010 amounted to Rp 3,278 million. The valuation was arrived by reference to the taxable sales value of the land and building (NJOP PBB) issued by the Tax Office.
Nilai wajar peralatan penyiaran pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebesar Rp 247.459 juta. Penilaian dilakukan oleh penilai independen berdasarkan metode biaya dan pendapatan di tahun 2009. Berdasarkan penilaian metode manajemen tidak terdapat perbedaan nilai wajar properti di tahun 2010.
The fair value of the broadcast equipment amounted to Rp 247.459 million as of December 31, 2010 and 2009. The valuation was determined by independent valuers in 2009 using the cost and revenue method. Based on management’s assessment, the fair value of the properties in 2010, remains the same
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 properti investasi telah diasuransikan bersamaan dengan aset tetap (Catatan 13).
As of December 31, 2010 and 2009, the investment properties were insured along with property and equipment (Note 13).
- 43 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
13. ASET TETAP
13. PROPERTY AND EQUIPMENT 1 Januari/ January 1, 2010
Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
31 Desember/ December 31, 2010
Reklasifikasi/ Reclassifications
217.306 247.460
116.266
-
58
217.306 363.784
624.798 108.498
79.438 11.410
16.767 16.623
2.104 7.236
689.573 110.521
3.132.217
1.231.607
44.014
3.325
4.323.135
4.330.279
1.438.721
77.404
12.723
5.704.319
Aset dalam rangka kerjasama
23.718
1.654
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Perabotan penyiaran Peralatan kantor
18.263 1.448 960
32.982
Subjumlah
Subjumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
20.671
-
-
-
32.982
Property and equipment under joint venture Leased assets Motor vehicles Broadcast equipment Office equipment
(5.885) (1.448) (960)
17.793 -
27.567
(8.293)
17.793
82.680
8.909
5.393
(21.125)
65.071
4.457.348
1.482.266
110.364
(16.695)
5.812.555
149.467
15.700
4.014
-
161.153
479.354 71.393
72.231 14.075
20.252 10.464
960 5.874
532.293 80.878
1.889.642
327.583
3.548
446
2.214.123
2.589.856
429.589
38.278
7.280
2.988.447
Aset dalam rangka kerjasama
20.625
1.880
Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran
10.223 693 302
7.581 267 145
Sub jumlah
Subjumlah
-
3.599 -
11.218
7.993
3.599
Jumlah
2.621.699
439.462
41.877
Jumlah Tercatat
1.835.649
- 44 -
(5.874) (960) (446) (7.280) -
Subtotal
25.372
27.567 -
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcast
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcast Subtotal
22.505
Property and equipment under joint venture
8.331 1
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcast equipment
8.332
Subtotal
3.019.284
Total
2.793.271
Net Book Value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan 1 Januari/ January 1, 2009 Biaya perolehan Pemilikan langsung Tanah Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran Subjumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Perabotan penyiaran Subjumlah Aset dalam penyelesaian Jumlah Akumulasi penyusutan dan penurunan nilai Pemilikan langsung Bangunan Peralatan kantor, instalasi dan komunikasi Kendaraan bermotor Peralatan operasional Penyiaran
Penambahan/ Additions
215.688 251.795
1.618 6.870
588.846 116.265
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pengurangan/ Deductions
-
31 Desember/ December 31, 2009
11.755
550
217.306 247.460
57.445 3.744
26.099 10.755
4.606 (756)
624.798 108.498
2.678.511
377.329
29.272
105.649
3.132.217
3.851.105
447.006
77.881
110.049
4.330.279
23.552
166
-
7.752 3.144 1.448
9.226
-
-
-
Reklasifikasi/ Reclassifications
Property and equipment under joint venture
1.285 (2.184)
18.263 960 1.448
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
-
12.344
9.226
-
(899)
20.671
142.749
49.081
-
(109.150)
82.680
4.029.750
505.479
-
4.457.348
143.175
6.292
434.517 68.761
60.333 14.414
17.790 11.512
2.294 (270)
479.354 71.393
1.633.876
269.756
14.211
221
1.889.642
2.280.329
350.795
43.513
2.245
2.589.856
19.958
667
-
3.681 1.981 511
6.272 1.006 12
-
6.173
7.290
-
Jumlah
2.306.460
358.752
Jumlah Tercatat
1.723.290
Sub jumlah Aset dalam rangka kerjasama Aset sewa pembiayaan Kendaraan bermotor Peralatan kantor Peralatan penyiaran Subjumlah
-
-
149.467
- 45 -
-
Subtotal Construction in progress Total Accumulated depreciation and impairment Direct acquisitions Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting Subtotal
20.625
Property and equipment under joint venture
270 (2.294) (221)
10.223 693 302
Leased assets Motor vehicles Office equipment Broadcasting equipment
(2.245)
11.218
-
43.513
Subtotal
23.718
-
77.881
Acquisition costs Direct acquisitions Land Buildings Office equipment, installation and communication Motor vehicles Operations equipment Broadcasting
Subtotal
2.621.699
Total
1.835.649
Net Book Value
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Beban penyusutan tahun 2010 dan 2009 masingmasing sebesar Rp 427.082 juta dan Rp 394.617 juta.
Depreciation charged to operations amounted to Rp 427,082 million and Rp 394,617 million in 2010 and 2009, respectively.
Penambahan aset tetap termasuk perolehan akuisisi anak perusahaan (Catatan 36).
Additions to property and equipment includes assets acquired in business acquisition (Note 36).
Pada bulan Nopember 2010, MNCSV membeli satelit transforder baru dari SES Satellite Leasing Limited dengan total harga pembelian sebesar US$ 110 juta atau setara dengan Rp 990.503 juta (Catatan 40d).
In November 2010, MNCSV purchased new satellite transforder from SES Satellite Leasing Limited with purchase value of US$ 110 million or equivalent to Rp 990,503 million (Note 40d).
Aset tetap kerjasama merupakan aset tetap yang dibiayai secara bersama-sama oleh RCTI dan SCTV untuk kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). RCTI dan SCTV masing-masing menanggung sebesar 50% biaya perolehan stasiun relay yang dibangun bersama-sama. RCTI, SCTV dan INDOSIAR juga melakukan perjanjian kerjasama kegiatan operasional siaran nasional (nation wide) di Jember, Madiun dan Banyuwangi. RCTI, SCTV dan INDOSIAR masingmasing menanggung 1/3 biaya perolehan stasiun relay yang dibagi bersama-sama.
Property and equipment under joint operations represent assets financed by RCTI and SCTV for nationwide operations. RCTI and SCTV will each assume 50% of the cost of all relay stations of the joint operations which are developed along with the provision of land, construction of building and relay station facilities. RCTI, SCTV and INDOSIAR also have joint nationwide operations in Jember, Madiun and Banyuwangi. RCTI, SCTV and INDOSIAR assumed 1/3 each for the cost of building relay stations.
Anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan berjangka waktu 20 dan 30 tahun, jatuh tempo antara tahun 2011 dan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Subsidiaries own several parcels of land with Building Use Rights for period of 20 to 30 years until 2011 to 2034. Management believes that there will be no difficulty in the extension of land rights since the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.
Pada tanggal 31 Desember 2010, aset tetap dan properti investasi, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 44.373.930 dan Rp 163.804.135 juta.
As of December 31, 2010, property and equipment and investment property, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for US$ 44,373,930 and Rp 163,804,135 million.
Pada tanggal 31 Desember 2009, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar US$ 47.344.199, Euro 421.000 dan Rp 920.848 juta.
As of December 31, 2009, property and equipment, except land, were insured against fire, theft and other possible risks for US$ 47,344,199, Euro 421,000 and Rp 920,848 million.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.
Aset tetap digunakan sebagai jaminan atas pinjaman jangka pendek dan jangka panjang (Catatan 15 dan 18), kewajiban sewa pembiayaan (Catatan 19) dan hutang obligasi (Catatan 20).
Property and equipment are used as collateral for short-term loan and long-term loan (Notes 15 and 18), finance lease obligations (Note 19) and bonds payable (Note 20).
- 46 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
14. GOODWILL
14. GOODWILL
Akun ini merupakan selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan.
This account represents the excess of acquisition cost over the Company’s interest in the fair value of the net assets of subsidiaries.
2010 Perusahaan MNCSV MNC Infokom Jumlah Anak perusahaan MIMEL dan anak perusahaan CTPI MNCN dan anak perusahaan CMI dan anak perusahaan MNIG TMU Jumlah Jumlah Pengaruh selisih kurs penjabaran Akumulasi amortisasi Awal tahun Amortisasi tahun berjalan Akhir tahun Jumlah tercatat
2009
986.726 47.994 7.013
1.152.816 47.994 7.013
1.041.733
1.207.823
634.945 242.718 51.153 18.636 3.677 3.159
385.719 242.718 39.598 18.636 3.677 3.159
954.288
693.507
1.996.021
1.901.330
43.435
62.997
(256.159) (96.296)
(159.165) (96.994)
(352.455)
(256.159)
1.687.001
1.708.168
Pada tahun 2010, goodwill MNCSV termasuk alokasi goodwill negatif dari konversi obligasi wajib tukar menjadi 24,54% saham milik MNCSV sebesar Rp 166.090 juta (Catatan 11).
The Company MNCSV MNC Infokom Total Subsidiaries MIMEL and its subsidiaries CTPI MNCN and its subsidiaries CMI and its subsidiaries MNIG TMU Total Total Translation adjustment Accumulated amortization Beginning of year Amortization during the year End of year Net carrying amount
In 2010, the MNCSV goodwill includes allocation of the negative goodwill from the conversion of mandatory exchangeable bond into 24.54% of MNCSV shares amounting to Rp 166,090 million (Note 11).
- 47 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
15. PINJAMAN JANGKA PENDEK
15. SHORT-TERM LOANS
2010
2009
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
280.951 45.139 13.771 4.000 3.778 -
278.283 40.033 15.416 4.000 3.899 3.000
Standard Chartered Bank Bank Rakyat Indonesia Bank Central Asia Bank CIMB Niaga Bank Panin Bank Mandiri
Jumlah
347.639
344.631
Total
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
RCTI
RCTI
Pada tanggal 12 September 2008, RCTI memperoleh fasilitas Bridging Loan sebesar Rp 220.000 juta dan fasilitas Revolving Credit sebesar Rp 30.000 juta dari Standard Chartered Bank, dengan tingkat bunga sebesar cost of fund + 3% per tahun, jatuh tempo pada tanggal 12 September 2009 dan telah diperpanjang sampai dengan 30 September 2010.
On September 12, 2008, RCTI obtained a Bridging Loan Facility of Rp 220,000 million and Revolving Credit Facility of Rp 30,000 million from Standard Chartered Bank which bear interest of cost of fund + 3% per annum, and which was due on September 12, 2009 and has been extended up to September 30, 2010.
Pada tanggal 21 September 2010, RCTI menandatangani adendum perjanjian diatas dimana fasilitas kredit diubah menjadi pinjaman jangka pendek dengan maksimum Rp 220.000 juta dan tingkat bunga cost of fund bank + 3% per tahun. Pinjaman akan dikembalikan akan setiap bulan di mulai dari Januari 2011 sampai dengan Agustus 2011.
On September 21, 2011, RCTI sign an amendment on the above agreement where the facilities were change to a short term loan with a maximum credit Rp 220.000 million and bear interest of the bank’s cost of fund + 3% per annum. The loan is payable monthly starting in January 2011 until August 2011.
Pinjaman ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah hak guna bangunan No. 656 dan No. 5626 seluas 96.826 meter persegi milik RCTI berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk dan Kedoya, Jakarta Barat.
The loan is secured by land rights No. 656 and No. 5626 with total area of 96,826 square meters owned by RCTI located in Kebon Jeruk and Kedoya, West Jakarta.
Sehubungan dengan hutang tersebut, RCTI diwajibkan memenuhi batasan-batasan tertentu sesuai yang tercantum dalam perjanjian.
In connection with such loan, RCTI is required to comply with certain limits as stated in agreement.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 220.000 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan amounted to Rp 220.000 million.
RCTI telah melakukan pembayaran cicilan pokok sesuai dengan jadwal pembayaran untuk bulan Januari dan Pebruari 2011 sejumlah Rp 55.000 juta.
RCTI has paid its loan as scheduled for January and February 2011 installment amounting to Rp 55,000 million.
Innoform
Innoform
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform dan anak perusahaan menandatangani perjanjian fasilitas kredit dengan Standard Chartered Bank yang terdiri dari:
On August 25, 2010, Innoform and its subsidiaries entered into a credit facilities with Standard Chartered Bank, which consist of:
Fasilitas cerukan sampai dengan sejumlah S$ 3 juta dengan suku bunga prime rate.
- 48 -
Overdraft facilities up to S$ 3 million at prime rate interest.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Fasilitas trade finance sampai sejumlah S$10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 90 hari. Fasilitas bond and guarantees sampai sebesar S$ 5 juta. Fasilitas ini berjangka waktu 12 (dua belas) bulan. Fasilitas pinjaman jangka pendek sampai sejumlah S$ 10 juta dengan tingkat bunga spot rate. Fasilitas ini berjangka waktu 6 (enam) bulan.
Trade finance facility up to S$ 10 million spot interest rate. This facility has a term 90 days. Bond and guarantees facility up S$ 5 million. This facility has a term twelve (12) months. Short-term loan facility up to S$ 10 million spot interest rate. This facility has a term six (6) months.
at of to of at of
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 23.675 juta.
As of December 31, 2010, the outstanding loan amounted to Rp 23,675 million.
MNCSV
MNCSV
MNCSV memperoleh fasilitas kredit jangka pendek yang terdiri fasilitas Standby Letter of Credit (SBL/C) dan Letter of Credit (L/C) dengan maksimum sebesar US$ 28 juta dan tingkat suku bunga sebesar 1% - 6% per tahun. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada 3 Agustus 2010 dan kemudian diperpanjang sampai dengan 31 Agustus 2011. MNCSV harus membayar biaya komisi sebesar 2% per tahun atau minimum sebesar US$ 200 dan biaya penerbitan 0,125% per kuartal atau minimum sebesar US$ 50, dan acceptance fee sebesar 1,5% per tahun atau minimum sebesar US$ 50.
MNCSV obtained fasilitas Standby Letter of Credit (SBL/C) and Letter of Credit (L/C) facilities with a maximum amount of US$ 28 million, and bears interest rate of 1% - 6% per annum. The facilities have matured on August 3, 2010 but was extended until August 3, 2011. MNCSV has to pay commission fee of 2% per annum or a minimum amount of US$ 200, and issuance fee of 0.125% per quarter or a minimum amount of US$ 50, and acceptence fee of 1.5% per annum or a minimum amount of US$ 50 for the facilities. .
Pinjaman ini dijamin dengan menggunakan saham MNC yang dimiliki oleh Perusahaan. Pihak penjamin, maka gadai saham harus dibagi seperti yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman ini juga dijamin dengan jaminan yang sama dengan pinjaman bank jangka panjang (Catatan 18).
The loan was secured with MNC’s shares owned by the Company, as a guarantor. The pledge shares shall be apportioned as defined in the loan agreement. The loan was also secured with the same collaterals as long-term bank loan (Note 18).
Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 37.276 juta.
As of December 31, 2010, the outstanding loan amounted to Rp 37,276 million.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
MNI
MNI
Pada tanggal 26 Desember 2008, MNI memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 18.000 juta dengan tingkat bunga 14,5% per tahun, jatuh tempo 26 Desember 2009. Fasilitas pinjaman ini diperpanjang hingga tanggal 26 Desember 2010 dengan tingkat bunga sebesar 9% per tahun. Pada tanggal 27 Oktober 2010, fasilitas pinjaman ini diperpanjang hingga tanggal 26 Desember 2011 dengan tingkat bunga 8% per tahun.
On December 26, 2008, MNI obtained an overdraft loan facility with maximum amount of Rp 18,000 million and interest at 14.5% per annum, which matured on December 26, 2009. This loan facility has been extended until December 26, 2010 and interest at 9% per annum. On October 27, 2010 the loan facility was extended again until December 26, 2011, with interest at 8% per annum.
- 49 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 3 September 2009, MNI mendapat fasilitas pinjaman dari BRI dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 4.750 juta. Fasilitas ini dikenakan bunga sebesar 11,25% per tahun, dan akan jatuh tempo pada tanggal 3 September 2010 dan diperpanjang hingga tanggal 3 September 2011 dengan tingkat bunga 11,25% per tahun.
On September 3, 2009, MNI obtained an additional loan facility from BRI with a maximum amount of Rp 4,750 million and interest at 11.25% per annum. The facility matured on September 3, 2010 and was extended until September 3, 2011, with interest at 11.25% per annum.
Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik MNC sebesar Rp 23.750 juta (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 20.144 juta dan Rp 22.033 juta.
The loan is secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 23,750 million (Note 5). As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 20,144 million and Rp 22,033 million, respectively.
GIB
GIB
GIB memperoleh fasilitas kredit jangka pendek berupa fasilitas rekening koran dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta dan Rp 8.000 juta yang masing-masing jatuh tempo tanggal 5 Juni 2011 dan 3 Juli 2011. Fasilitas ini dikenakan bunga 8% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan deposito sebesar Rp 21.080 juta pada tahun 2010 dan Rp 20.430 juta pada tahun 2009 (Catatan 5).
GIB obtained short-term loan facilities, which consist of overdraft facilities with a maximum credit limit amounting to Rp 12,000 million and Rp 8,000 million, which will be due on June 5, 2011 and July 3, 2011, respectively. The loan facilities bear interest of 8% per annum. The loan facilities are secured by time deposits amounting to Rp 21,080 million in 2010 and Rp 20,430 million in 2009 (Note 5).
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 13.000 juta dan Rp 18.000 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan amounted to Rp 13,000 million and Rp 18,000 million, respectively.
MNCN
MNCN
Pada tanggal 15 September 2010, MNCN memperoleh pinjaman kredit modal kerja dengan jumlah maksimum Rp 12.000 juta dan jatuh tempo tanggal 15 September 2011. Pinjaman ini dikenakan bunga 8 % per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan deposito milik Perusahaan sebesar Rp 12.632 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 11.995 juta.
On September 15, 2010, MNCN obtained working capital loan with a maximum credit limit of Rp 12,000 million. The loan will be due on September 15, 2011. The loan bears interest of 8 % per annum, and secured by time deposit owned by the Company amounting to Rp 12,632 million. As of December 31, 2010, the outstanding loan balance amounted to Rp 11,995 million.
Infokom
Infokom
Pada tanggal 2 Desember 2010, Infokom memperoleh fasilitas kredit modal kerja (KMK) dengan jumlah maksimum sebesar Rp 3.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 13% per tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang usaha dan aset tetap milik Infokom. Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini.
On December 2, 2010, Infokom obtained a Working Capital Loan facility with a maximum credit limit of Rp 3,000 million and bears interest rate of 13%. The loan was secured by Infokom’s trade receivables and property and equipment. As of December 31, 2010, this facility has not been utilized.
- 50 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Pada tanggal 25 Nopember 2010, MNCN memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari Bank Central Asia dengan jumlah maksimum Rp 14.000 juta dan jangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas ini dikenakan bunga 6,5 % per tahun. Fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank Central Asia dijamin dengan deposito milik MNC sebesar Rp 14.000 juta. Pada tanggal 31 Desember 2010, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 13.771 juta.
On November 25, 2010, MNCN obtain loan overdraft facility from Bank Central Asia with a maximum credit limit of Rp 14,000 million payable in one (1) year. The loan facility bears interest of 6.5% per annum and secured by time deposit owned by MNC amounting to Rp 14,000 million. As of December 31, 2010, the outstanding loan balance amounting to Rp 13,771 million.
Bank CIMB Niaga
Bank CIMB Niaga
CMI memperoleh Pinjaman Tetap sebesar Rp 7.000 juta dari Bank CIMB Niaga dengan jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Perpanjangan terakhir dilakukan tanggal 3 Mei 2010 dan jatuh tempo 4 Mei 2011. Tingkat bunga pinjaman adalah 1% diatas bunga deposito per tahun pada tahun 2010 dan 14,25% per tahun pada tahun 2009. Pinjaman ini dijamin dengan deposito atas nama MNC sebesar Rp 4.000 juta pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 5). Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 4.000 juta.
CMI obtained a Fixed Loan Facility of Rp 7,000 million from Bank CIMB Niaga with term of one (1) year and may be extended as agreed by both parties. The last extension was done on May 3, 2010 and will be due on May 4, 2011. Interest rate is 1% above interest on time deposit per annum in 2010 and 14.25% per annum in 2009. The loan is secured by time deposit owned by MNC of Rp 4,000 million in 2010 and 2009 (Note 5). As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 4,000 million.
Bank Mandiri
Bank Mandiri
Pada tahun 2009, Infokom memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan maksimum pinjaman sebesar Rp 5.000 juta dengan tingkat bunga sebesar 14,5% per tahun yang dijamin dengan piutang usaha, persediaan dan aset tetap milik Infokom dan jatuh tempo pada tanggal 22 April 2010.
In 2009, Infokom obtained loan facility from Bank Mandiri with a maximum amount of Rp 5,000 million, the loan bears interest of 14.5% per annum and secured by Infokom’s trade receivables, inventories and property and equipment. The loan was due on April 22, 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini sebesar Rp 3.000 juta.
As of december 31, 2009, the outstanding loan balance amounted Rp 3,000 million.
Bank Panin
Bank Panin
Pada tanggal 4 Nopember 2008, CMI memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin dengan maksimum pinjaman Rp 4.000 juta dengan tingkat bunga 13,5% per tahun pada tahun 2010 dan 15% per tahun pada tahun 2009, jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan milik CMI seluas 382 meter persegi di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, jumlah pinjaman dari fasilitas ini masing-masing sebesar Rp 3.778 juta dan Rp 3.899 juta.
On November 4, 2008, CMI obtained loan from Bank Panin with a maximum amount of Rp 4,000 million which bears interest of 13.5% per annum in 2010 and 15% per annum in 2009. The term of the facility is one (1) year and can be extended. The loan is secured by land and building owned by CMI with an area of 382 square meters located at Duren Tiga, South Jakarta. As of December 31, 2010 and 2009, the outstanding loan balance amounted to Rp 3,778 million and Rp 3,899 million, respectively.
- 51 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
16. HUTANG USAHA
16. TRADE ACCOUNTS PAYABLE
2010 a. Berdasarkan pelanggan Pihak hubungan istimewa Properti Media berbasis konten dan iklan Media pendukung dan infrastruktur Jumlah Pihak ketiga Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Jumlah Jumlah b. Berdasarkan mata uang Rupiah US Dollar Euro Lainnya Jumlah
2009
2.594 2.600
9.307 4.823
3.512
14.130
386.613 164.304
559.442 109.529
17.091
10.031
568.008
679.002
576.714
693.132
Total
305.881 266.824 3.337 672
485.509 205.501 1.602 520
b. By currency Rupiah US Dollar Euro Others
576.714
693.132
Total Third parties Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Total
Total
17. TAXES PAYABLE
2010
Jumlah
Media support and infrastructure
8.706
17. HUTANG PAJAK
Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 4(2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pajak pertambahan nilai - bersih Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Tahun berjalan Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Lainnya Pajak pertambahan nilai - bersih
a. By customer Related parties Property Content and advertising based media
2009
125.805
79.195
1.325 6.559 16.646 14.105 34.375 17.742 125.633
343 8.226 15.719 23.421 37.470 12.797 125.997
The Company Income tax Article 4(2) Article 21 Article 23 Article 26 Value added tax - net Subsidiaries Current income tax Current year Income tax Article 4 (2) Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Others Value added tax - net
350.824
303.893
Total
366 234 1.999 2.862 3.173
463 262 -
- 52 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
18. PINJAMAN JANGKA PANJANG
18. LONG-TERM LOANS
Akun ini merupakan pinjaman anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents loans of the subsidiaries obtained from third parties, with details as follows:
2010 Bank Central Asia Standar Chartered Bank Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Lainnya
58.169 13.961
Jumlah Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
2009 118.666 705.000 810
Bank Central Asia Standar Chartered Bank Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited Others
72.130
824.476
Total
(49.220)
(61.287)
Current maturities
22.910
763.189
Long-term portion
-
Bank Central Asia
Bank Central Asia
Infokom
Infokom
Pada tahun 2005, Infokom memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar Rp 106.000 juta untuk pembiayaan pembangunan stasiun transmisi, jangka waktu 5 (lima) tahun. Fasilitas kredit in memiliki tingkat bunga 15,75% per tahun dan dijamin dengan tanah, bangunan, stasiun transmisi, piutang dan saham. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang Infokom kepada BCA masing-masing sebesar Rp 19.235 juta dan Rp 34.299 juta.
In 2005, Infokom obtained investment credit facility for development of transmission station amounting to Rp 106,000 million, with term of five (5) years. This credit facility bears interest rate of 15.75% per annum and secured by Infokom’s land, buildings, transmission station, receivables and shares. As of December 31, 2010 and 2009, Infokom’s loans payable to BCA amounted to Rp 19,235 million and Rp 34,299 million, respectively.
MNCSV
MNCSV
Pada tahun 2007, MNCSV memperoleh fasilitas pinjaman dari BCA sebagai berikut :
In 2007, MNCSV obtained credit facilities from BCA, as follows :
Fasilitas kredit investasi I dan II sebesar Rp 90.000 juta, jatuh tempo 1 Mei 2012 dan 7 Juni 2011.
Investment Credit Facility I and II amounting to Rp 90,000 million, will be due on May 1, 2012 and June 7, 2011.
Fasilitas kredit rekening koran maksimum Rp 10.000 juta, jatuh tempo 25 April 2009 dan tidak diperpanjang lagi.
Overdraft facility with maximum amount of Rp 10,000 million with a term up to April 25, 2009 and was not extended.
Fasilitas kredit rekening koran denfan kredit maksimum Rp 10 miliar dan fasilitas L/C (Usance L/C dan Sight L/C) dengan kredit maksimum US$ 6 juta (Catatan 15) keduanya jatuh tempo pada tanggal 25 April 2009.
Overdraft facility at a maximum amount of Rp 10 billion and Usance and Sight L/C at a maximum amount of US$ 6 million (Note 15) and both matured on April 25, 2009.
- 53 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Tingkat bunga pinjaman berkisar antara 10% - 11,5% per tahun (berdasarkan Cost of Fund dari bank).
The credit facilities bear interest rates ranging from 10% - 11.5% per annum (based on bank Cost of Fund).
Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan berupa gedung Wisma Indovision milik PT. Datakom Asia; mesin dan peralatan penyiaran senilai Rp 212.304 juta milik MNCSV yang terletak di Wisma Indovision dan jaminan dari Perusahaan dengan jumlah tidak melebihi Rp 250.000 juta.
The loan is secured by land and building of Wisma Indovision owned by PT. Datakom Asia; broadcasting equipment amounting to Rp 212,304 million owned by MNCSV at Wisma Indovision; corporate guarantee of the Company with amount not exceeding Rp 250,000 million.
Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, MNCSV tidak diperkenankan antara lain: memperoleh pinjaman baru kecuali untuk pengadaan transponder satelit dan transaksi dengan pihak atau perusahaan afiliasi; memberikan pinjaman kepada pihak lain, kecuali dalam rangka menjalankan usaha; mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada pengadilan; melakukan investasi diluar bisnis inti; menjual aset tetap; melakukan merger; melakukan perubahan usaha; membagikan dan mengumumkan pembagian dividen; mengubah anggaran dasar dan pemegang saham; dan melakukan penurunan modal disetor.
Without written consent from the Bank, MNCSV is restricted to, among other things; obtain new loans except for satellite transponder supply and transaction with affiliated party or company; grant loans, except in the normal course of business; propose a bankruptcy or delay payment to the court; invest in noncore business; dispose of assets; undertake merger; change the business; distribute and declare dividend; change the articles of association; and decrease its paid-up capital.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, MNCSV mempunyai saldo hutang untuk fasilitas kredit I dan II masing-masing sebesar Rp 38.934 juta dan Rp 84.367 juta.
As of December 31, 2010 and 2009, MNCSV has outstanding loan from BCA for the credit facility I and II amounting to Rp 38,934 million and Rp 84,367 million.
Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank
Pada tanggal 25 Agustus 2010, Innoform menandatangani term loan facility sebesar S$ 2 juta dengan Standard Chartered Bank cabang Singapura. Fasilitas ini memenuhi tingkat bunga 4% di atas cost of fund per tahun dengan pembayaran secara triwulan selama 3 (tiga) tahun mulai dari tanggal pencairan pertama dan akan jatuh tempo pada tanggal 19 Oktober 2013.
On August 25, 2010, Innoform entered into a S$ 2 million term loan facility with Standard Chartered Bank, Singapore branch. The facility bears annual interest of 4% above cost of fund with quarterly repayments over three (3) years commencing from first drawdown date, and which will mature on October 19, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2010, fasilitas yang telah dicairkan oleh Innoform sebesar S$ 2 juta (setara dengan Rp 13.961 juta).
As of December 31, 2010, Innoform has drawdown S$ 2 million from this facility (equivalent to Rp 13,961 million).
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited
Berdasarkan Secured Facility Agreement tanggal 18 Desember 2007, MNCSV’s memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (kreditur) sebesar US$ 75 juta dengan jangka waktu 44 bulan, terhitung sejak tanggal pinjaman diberikan. Tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 2% + LIBOR, yang dibayar setiap tiga bulan. Pinjaman ini akan dipergunakan untuk ekspansi usaha Pay TV di Indonesia dan juga untuk membayar biaya yang timbul sehubungan pinjaman ini.
Based on Secured Facility Agreement dated December 18, 2007, MNCSV obtained term loan facility from Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (the Lender) amounting to US$ 75 million. The facility will mature in 44 months since the first utilization date and bears interest rate of 2% + LIBOR, which is payable quarterly. MNCSV shall apply all amounts borrowed towards the expansion of the Pay TV Business in Indonesia and/or the payment of any facility related fees.
- 54 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, MNCSV harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
Based on the loan agreement, MNCSV shall fulfill certain requirements, among others, as follows:
a.
MNCSV harus menjaga rasio antara Jumlah Hutang (tidak termasuk hutang untuk pengadaan satelit) terhadap Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan dan Amortisasi (tidak termasuk pembayaran hutang untuk pengadaan satelit) pada periode tertentu.
a.
MNCSV shall maintain the ratio of Total Debt (excluding the satellite procurement liability) to Earning Before Interest, Tax, Depreciation and Amortization (excluding the satellite procurement payment) in respect of the relevant period.
b.
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam kelompoknya, tidak diperbolehkan:
b.
MNCSV and other members of the group shall not:
Menjual, memberikan, mengalihkan atau melepaskan harta miliknya kepada pihak lain dengan persyaratan harta tersebut disewakan atau akan disewakan kepada atau diperoleh kembali oleh MNCSV atau perusahaan lain dalam grup.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of their assets on terms whereby they are or may be leased to or re-acquired by MNCSV or any other member of the group.
Menjual, menyerahkan atau mengalihkan piutang dengan perjanjian recourse.
Sell, assign, transfer or otherwise dispose any of its receivables on recourse terms.
Memisahkan diri, bergabung dengan perusahaan lain atau melakukan perombakan MNCSV, kecuali dengan persetujuan tertulis dari kreditur.
Enter into any amalgamation, demerger, merger or corporate reconstruction other than with the prior written consent of the Lender.
Mengubah lini bisnis secara substansial.
Make substantial change to the general nature of the business.
Membeli bisnis lain, harta atau mengambil alih aset yang nilainya secara keseluruhan melebihi US$ 1 juta atau yang setara dalam mata uang lain.
Acquire any other business, assets or undertaking if the amount of acquisition cost exceeds US$ 1 million or its equivalent in other currency.
Membagikan dan pembagian dividen.
Pay, make or declare any dividends.
Melakukan transaksi derivatif.
Enter into any derivative transaction.
Menerbitkan saham, kecuali penawaran umum saham perdana seperti yang diatur dalam Perjanjian Waran.
Issue any shares, other than initial public offering pursuant to the Warrant Agreement.
Memberikan opsi, waran atau hak lain kepada pihak lain untuk memperoleh saham MNCSV dan saham perusahaan lain dalam grup.
Grant to any person any option, warrant or other right to call for the issue or allotment of, subscribe for, purchase or otherwise acquire any share of any member of the group.
mengumumkan
- 55 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
MNCSV dan perusahaan-perusahaan lain dalam grup, harus:
c.
MNCSV and other members of the group shall:
Mengasuransikan hartanya kepada perusahaan asuransi dengan reputasi baik.
Maintain insurance on assets under reputable insurance companies.
Membayar pajak tepat waktu dan menaati semua peraturan pajak tanpa terkena sanksi.
Duly and punctually pay and discharge all taxes imposed upon it or its assets within the time period allowed without incurring penalties.
Pinjaman ini dijamin dengan saham sebagai berikut:
The collaterals for this facility are as follows:
Saham MNCSV yang dimiliki Perusahaan sebanyak 2.277.237.777 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 227.724 juta.
MNCSV’s shares owned by the Company, with total number of shares of 2,277,237,777 representing an aggregate nominal value of Rp 227,724 million.
Saham PT. Mediacitra yang dimiliki PT. Datakom Asia sebanyak 68.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 68.000 juta.
PT. Mediacitra shares owned by PT. Datakom Asia, with total number of shares of 68,000 representing an aggregate nominal value of Rp 68,000 million.
Saham MNCSV yang dimiliki PT. Bhakti Investama Tbk sebanyak 893.034.423 saham dengan jumlah nilai nominal Rp 89.303 juta.
MNCSV’s shares owned by PT. Bhakti Investama Tbk, with total number of shares of 893,034,423 representing an aggregate nominal value of Rp 89,303 million.
Berdasarkan Perjanjian Waran, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kredit, kreditur berhak menerima waran senilai US$ 1.000.000 yang dapat dikonversi menjadi saham MNCSV. Konversi tersebut dapat dilakukan melalui:
Based on the Warrant Agreement, which is an integral part of the Loan Agreement, the Lender is entitled to receive warrant shares with a value amounting to US$ 1,000,000, which can be converted into MNCSV’s shares. Warrants can be exercised through:
Penawaran umum saham perdana yang memenuhi syarat (Qualified IPO), yang harus dilakukan paling lambat 5 tahun sejak tanggal pencairan dana. Qualified IPO hanya dapat dilakukan bila memenuhi syarat sebagai berikut:
A Qualified Initial Public Offering (Qualified IPO) by no later than 5 years from the drawdown date. A Qualified IPO can only be performed after meeting the following criteria:
1.
Kapitalisasi nilai pasar (pre-money market capitalization) MNCSV minimal senilai US$ 700 juta; dan
1.
Pre money market capitalization of MNCSV is equal to or more than US$ 700 million; and
2.
MNCSV telah memperoleh surat pernyataan efektif dari Bapepam – LK sehubungan dengan IPO dalam waktu 43 bulan sejak tanggal pencairan dana.
2.
MNCSV having obtained a statement of effectiveness from Bapepam-LK in relation to the IPO within 43 months from the drawdown date.
- 56 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Jual beli saham (Trade Sale), yaitu pengalihan saham MNCSV milik Perusahaan, PT. Bhakti Investama Tbk atau salah satu anak perusahaan PT. Bhakti Investama Tbk yang mendapatkan pengalihan (permitted transferee) kepada pihak lain, yang mencakup 10% atau lebih dari jumlah saham MNCSV yang telah dikeluarkan sebelum IPO.
Trade Sale, i.e. the transfer of shares owned by the Company, PT. Bhakti Investama Tbk and its Permitted Transferee, constituting 10% or more of the total issued shares prior to a Qualified IPO.
Setiap waran memberikan hak kepada pemegang waran untuk memesan sejumlah saham yang jumlahnya ditentukan dengan membagi nilai waran (US$ 1 juta yang dikonversikan dalam mata uang Rupiah) dengan harga pelaksanaan waran.
Each warrant shall give the warrant holder the right to subscribe for the number of shares to be determined by dividing the warrant value (US$ 1 million converted into Indonesian Rupiah) with the warrant strike price.
Berdasarkan Transfer Certificate tanggal 17 Juni 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) dan Perusahaan setuju untuk mentransfer semua termasuk komitmen, hak (termasuk, tetapi tidak terbatas pada hak dan interest yang tercantum dalam Transaction Security) dan kewajiban sehubungan dengan Secured Facility Agreement yang terdahulu, termasuk semua hutang yang masih terhutang sebesar US$ 75 juta.
Based on the Transfer Certificate dated June 17, 2010, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited (in liquidation) and the Company agree to transfer to the latter any and all of the former’s commitments, rights, (including but not limited to, rights and interests in respect of the Transaction Security) and obligations under or in connection with the previous Secured Facility Agreement, including all of its participation in the outstanding loan being US$ 75 million.
Berdasarkan perubahan pada Secured Facility Agreement yang baru, MNCSV dan Perusahaan setuju untuk merubah beberapa pasal dari Secured Facility Agreement terdahulu. Berdasarkan Cancellation of Warrant Agreement tanggal 17 Juni 2010, MNCSV dan Perusahaan setuju untuk menghapus semua klausa sehubungan dengan waran.
Based on the amendment to the new Secured Facility Agreement, the Company and MNCSV agreed to amend several subsections of the previous Secured Facility Agreement. Also, based on the cancellation of Warrant Agreement dated June 17, 2010, MNCSV and the Company agreed to delete all clauses pertaining to the warrants.
Pada tanggal 12 Juli 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) menandatangani perjanjian partisipasi dengan Perusahaan sehubungan dengan secured loan facility sebesar US$ 75 juta kepada MNCSV, di mana RH akan berpartisipasi sebesar 17.33% dari perjanjian pinjaman atau senilai US$ 13 juta dengan menggunakan dana yang ditempatkan sebagai investasi jangka pendek dari MNCSV. Oleh karena itu, saldo terhutang MNCSV kepada Perusahaan berkurang menjadi US$ 62 juta.
On July 12, 2010, Reliancever Holdings Inc (“RH”) entered into a participation agreement with the Company in relation to the US$ 75 million secured loan facility to MNCSV wherein RH will participate on the 17.33% of the loan agreement or equal to US$ 13 million using the fund placed as short-term investment from MNCSV. Accordingly, the outstanding balance owed by MNCSV to the Company was reduced to US$ 62 million.
Pada tanggal 22 Nopember 2010, MNCSV telah melakukan pembayaran lebih awal hutang dan bunga yang dananya berasal dari penerbitan obligasi yang dijamin dan bersifat senior oleh ASCH, anak perusahaan (Catatan 20), sebesar US$ 59,2 juta. Sisa saldo terhutang sebesar US$ 2,8 juta dilunasi pada tanggal 8 Desember 2010 menggunakan dana operasional MNCSV.
On November 22, 2010, MNCSV has paid the existing loan and interest with proceed from the issuance of Senior Guaranteed Notes by ASCH, a subsidiary (Note 20), amounting to US$ 59.2 million. The remaining balance of US$ 2.8 milion was paid on December 8, 2010 using the cash proceed from operations of MNCSV.
- 57 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pinjaman Jangka Panjang Lainnya
Other long-term loans
Pinjaman jangka panjang lainnya merupakan pembiayaan kendaraan bermotor dalam Rupiah yang diperoleh anak perusahaan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan jangka waktu 48 bulan dengan tingkat bunga 12% - 15,75% per tahun. Pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibeli dengan pinjaman tersebut.
Other long-term loans represent vehicle financing facilities in Rupiah obtained by certain subsidiaries from certain banks and finance companies with a term of 48 months and interest rates ranging from 12% to 15.75% per annum. These loans are secured by the related vehicles.
19. KEWAJIBAN SEWA PEMBIAYAAN
19.
FINANCE LEASE OBLIGATIONS
Akun ini merupakan hutang sewa pembiayaan anak perusahaan, untuk pembiayaan menara pemancar, kendaraan bermotor dan peralatan penyiaran. Transaksi ini diklasifikasi sebagai sewa pembiayaan karena secara substantial seluruh risiko dan manfaat terkait dengan pemilikan aset sewa tersebut beralih kepada anak perusahaan.
This account represents lease liabilities of subsidiaries in relation with the financing of tower transmitter, motor vehicles, and broadcasting equipment by other finance companies. The leases were classified as finance lease since substantially all the risks and rewards incidental to the ownership of the leased assets were transferred to the subsidiaries.
Jumlah pembayaran minimum sewa dan nilai kini pembayaran minimum sewa adalah sebagai berikut:
The total of future minimum lease payments and present value of future minimum lease payments are as follows:
2010 Tidak lebih dari 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 2 tahun Lebih dari 2 tahun
2009
10.657
8.208
8.585 4.442
4.558 2.347
23.684 (4.246)
15.113 (2.890)
Total mimimum lease payments Less finance charges in the future
Nilai kini pembayaran minimum sewa Dikurangi yang jatuh tempo dalam satu tahun
19.438
12.223
Present value of minimum lease payments
(8.140)
(6.491)
Net of current maturities
Kewajiban tidak lancar
11.298
5.732
Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Dikurangi beban keuangan di masa depan
Hutang sewa dibayar setiap bulan dan dijamin dengan aset yang dibiayai dengan hutang sewa tersebut (Catatan 13).
Not later than 1 year Later than 1 year but not later than 2 years Later than 2 years
Non-current maturities
Lease liabilities are repayable every month and secured by the related leased assets (Note 13).
20. HUTANG OBLIGASI
20. BONDS PAYABLE
Akun ini merupakan obligasi yang diterbitkan anak perusahaan kepada pihak ketiga, sebagai berikut:
This account represents bonds issued by the subsidiaries to third parties, with details as follows:
2010
2009
Guaranteed Secured Notes, US$ 142,7 juta tahun 2010 dan 2009, setelah dikurangi biaya diskonto dan emisi pinjaman belum diamortisasi Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior
1.271.552 1.245.604
1.311.368 -
Guaranteed Secured Notes, US$ 142.7 million in 2010 and 2009, net of unamortized discount and bonds issuance costs Senior Secured Guaranteed Notes
Jumlah
2.517.156
1.311.368
Total
- 58 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Guaranteed Secured Notes
Guaranteed Secured Notes
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V., anak perusahaan, menerbitkan Guaranteed Secured Notes (Notes) sejumlah US$ 168 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Notes ini tercatat di Bursa Efek Singapura.
On September 12, 2006, MNC B.V., a subsidiary, issued Guaranteed Secured Notes (the Notes) amounting to US$ 168 million, due on September 12, 2011. The Notes are listed at the Singapore Stock Exchange.
Nilai wajar hutang obligasi ini pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.242.774 juta.
As of December 31, 2010 the fair value of these bonds amounted to Rp 1,242,774 million.
Dalam rangka penerbitan Notes ini, DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai Trustee dan Security Trustee. Notes ini ditawarkan pada 98,126% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,75% per tahun. Bunga Notes dibayarkan setiap tanggal 12 Maret dan 12 September dimulai sejak 12 Maret 2007. Notes ini jatuh tempo 12 September 2011 dengan opsi beli 35% dari jumlah Notes, setiap saat sebelum tanggal 12 September 2009 dengan harga 110,75% dari nilai nominal ditambah bunga terhutang. MNC B.V. dapat membeli kembali seluruh atau sebagian Notes tersebut sebelum jatuh tempo dengan harga 100% nilai nominal ditambah dengan premi tertentu dan bunga terhutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. MNC B.V. akan membeli kembali Notes dengan nilai nominal sebesar US$ 25 juta dengan harga 101% dari nilai nominal, apabila MNC gagal meningkatkan kepemilikan saham pada CTPI menjadi 100% sebelum atau pada tanggal 12 Juni 2007.
In relation to the issuance of the Notes, DB Trustees (Hong Kong) Limited acted as Trustee and Security Trustee. The Notes were offered at 98.126% of face value with fixed interest rate of 10.75% per annum. The interest on the Notes is payable on March 12 and September 12 of each year, beginning on March 12, 2007. The Notes will mature on September 12, 2011, with purchase option up to 35% of the total face value of the Notes at anytime before September 12, 2009 at redemption price of 110.75% of face value plus interest payable. MNC B.V. can redeem some or all of the Notes before maturity date at redemption price of 100% of par value plus premium and interest payable as of the date of redemption. MNC B.V. will redeem US$ 25 million in principal amount of the Notes at redemption price equal to 101% of such amount if MNC fails to increase its equity interest in CTPI to 100% on or prior to June 12, 2007.
Notes ini dijamin oleh MNC dan anak perusahaan, yaitu, RCTI, CTPI, GIB, MNI, MNIG dan MNCN (Penjamin). Notes ini akan dijaminkan dengan (i) seluruh saham yang dimiliki oleh setiap Penjamin, sekitar 75% saham beredar RCTI dan CTPI; (ii) pengalihan hak atas pinjaman antar perusahaan yang diberikan oleh MNC B.V. kepada MNC, RCTI dan CTPI; (iii) pengalihan hak atas bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) sejumlah US$ 25 juta; dan (iv) pengalihan hak atas rekening bank MNC B.V. di Belanda. Sebagai tambahan, masing-masing sisa 25% saham RCTI dan 25% saham CTPI akan dijadikan jaminan pada saat MNC mengakuisisi tambahan 25% saham CTPI, serta 25% saham RCTI yang saat ini dijaminkan untuk obligasi RCTI, pada saat saham tersebut tidak dijaminkan lagi untuk obligasi yang diterbitkan RCTI.
The Notes are guaranteed by MNC and its subsidiaries, which are RCTI, CTPI, GIB, MNI, MNIG and MNCN (Guarantors). The Notes will be secured initially by (i) pledge over all shares of each of the Guarantors, approximately 75% of the outstanding shares of RCTI and CTPI; (ii) an assignment by MNC B.V. of its interests and rights under the intercompany loans extended by MNC B.V. to MNC, RCTI and CTPI; (iii) bank escrow of US$ 25 million; and (iv) assignment of rights in a Dutch bank account of MNC B.V. Additionally, 25% of the outstanding shares of CTPI shall be pledged when MNC will acquires such remaining stock of CTPI, and the remaining 25% of the outstanding shares of RCTI which are currently pledged to secure RCTI’s local bond obligations shall also be used as guarantee once the pledge over such shares is no longer prohibited by the terms of the RCTI bonds.
Dana tersebut digunakan untuk pelunasan pinjaman RCTI kepada Deutsche Bank, Cabang Hong Kong sebesar US$ 78 juta; pelunasan awal obligasi RCTI sebesar US$ 18 juta; pembayaran hutang CTPI kepada pihak ketiga sebesar US$18 juta, dana untuk tambahan akuisisi 25% saham CTPI sebesar US$ 25 juta serta untuk modal kerja dan pengeluaran lainnya.
The proceeds were used to pay RCTI’s loan from Deutsche Bank, Hong Kong Branch amounting to US$ 78 million; early redemption of RCTI’s bonds amounting to US$ 18 million; payment of CTPI’s payable to third parties amounting to US$ 18 million; fund for additional acquisition cost of 25% share interest in CTPI amounting to US$ 25 million; and also for working capital purposes and other expenditures.
- 59 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Dalam tiga bulan setelah tanggal penerbitan awal, MNC belum meningkatkan kepemilikan saham di CTPI. Pada bulan Juni 2007, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 25 juta dengan dana rekening bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) di Deutsche Bank. Dengan dibelinya kembali Notes tersebut, bank yang dibatasi penggunaannya (escrow) dibebaskan sebagai jaminan.
MNC had not increased its equity interest in CTPI’s shares within three months of the original issue date. In June 2007, MNC redeemed the Notes of US$ 25 million, using the fund in a bank escrow account in Deutsche Bank. Upon redemption of the said Notes, the bank escrow account was released as collateral.
Pada bulan Pebruari 2009, MNC membeli kembali Notes sebesar US$ 300.000.
In February 2009, MNC reedemed the Notes of US$ 300,000.
Biaya yang berhubungan dengan penerbitan Notes sebesar US$ 11.560.204, termasuk diskonto sebesar US$ 3.148.320 dicatat sebagai diskonto dan biaya emisi pinjaman serta diamortisasi secara garis lurus selama periode Notes, periode sebelum 2010 dan dengan metode suku bunga efektif.
The costs incurred in relation to the issuance of the Notes amounting to US$ 11,560,204, including discount of US$ 3,148,320, were recorded as discount and debt issuance cost and amortized using unamortized discount and debt issuance cost are recorded as deduction from the Notes’ face value the effective interest method.
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Notes ini telah memperoleh hasil pemeringkatan yaitu ”B+” dari Standard and Poor’s Rating Group.
As of December 31, 2010 and 2009, the Notes obtained a bond rating of “B+” from Standard and Poor’s Rating Group.
Obligasi yang Dijamin dan Bersifat Senior
Senior Secured Guaranteed Notes
Pada tanggal 16 Nopember 2010, anak perusahaan, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), menerbitkan obligasi yang dijamin dan bersifat senior sebesar US$ 165 juta. Obligasi ini ditawarkan pada 100.00% dari nilai nominal dengan tingkat bunga tetap 12,75% per tahun yang dibayar setiap 6 (enam) bulan di muka mulai 16 Mei 2011 dan selanjutnya 16 Nopember 2011. Obligasi ini berjangka waktu 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 16 Nopember 2015. Obligasi ini tercatat di The Singapore Exchange Securities Trading Limited. Obligasi ini dijamin oleh MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., anak perusahaan, dan PT Media Citra Indostar. Jaminan tersebut tanpa syarat dan tidak dapat dibatalkan.
On November 16, 2010, the Company’s subsidiary, Aerospace Satellite Corporation Holding B.V. (ASCH), issued Senior Secured Guaranteed Notes amounting to US$ 165 million. These notes were issued at 100.00% of face value with fixed interest at 12.75% per annum payable every six (6) months in arrears commencing on May 16, 2011 and November 16, 2011 for the next payment. The notes have a term of five years and are due on November 16, 2015. The notes were offered at 100.00% of the nominal value and are listed on the Singapore Exchange Securities Trading Limited. The notes payable are unconditionally and irrecoverably guaranteed by MNCSV, Aerospace Satellite Corporation B.V., a subsidiary, and PT Media Citra Indostar.
Dana dari penerbitan obligasi ini digunakan untuk melunasi hutang kepada Perusahaan dan sisanya untuk belanja modal dan keperluan umum lainnya.
The proceeds from the notes issuance was used to repay in full certain loan facilities owed by the Company and the remaining amount for capital expenditures and general corporate purposes.
Sejumlah US$ 90,8 juta dari penerimaan kotor obligasi akan dimasukkan dalam escrow sambil menunggu MNCSV mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan sehubungan pembelian satelit. Pada tanggal 1 Desember 2010 MNCSV telah mendapatkan persetujuan yang dibutuhkan, sehingga sejumlah US$ 90,8 juta telah digunakan untuk pembayaran pembelian satelit (Catatan 40d).
An amount equal to US$ 90.8 million from the gross proceeds of the notes will be held in escrow pending the receipt by MNCSV of all relevant approvals required in connection with the purchase of the satellite transponder. On December 1, 2010, MNCSV obtained all the necessary approvals, therefore the amount of US$ 90.8 million was released for payment of the satellite (Note 40d).
- 60 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan “B” dari Standard and Poor’s Rating Services dan “B2” dari Moody’s Investor Services Inc.
The notes obtained a bond rating of “B” from Standard and Poor’s Rating Services and “B2” from Moody’s Investor Services Inc.
ASCH dapat membeli kembali seluruh obligasi tersebut setiap saat sebelum tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga 100% nilai nominal dengan premi tertentu dan bunga terhutang sampai dengan tanggal pembelian kembali. ASCH akan mengumumkan pemberitahuan pembelian kembali seluruh obligasi tidak kurang dari tiga puluh (30) hari kalender dan tidak lebih dari enam puluh (60) hari kalender.
At any time prior to November 16, 2013, ASCH may at its option redeem the notes, in whole but not in part, at a redemption price equal to 100% of the principal amount of the notes plus the applicable premium as of the redemption date, and accrued and unpaid interest, if any, to the redemption date. ASCH will give not less than thirty (30) calendar days nor more than sixty (60) calendar days notice of any redemption.
Selain itu, ASCH dapat membeli kembali maksimal sebanyak 35% dari nilai pokok awal obligasi tersebut setiap saat setelah tanggal 16 Nopember 2013 dengan harga (dinyatakan dalam persentase jumlah pokok obligasi) 112,75% ditambah beban bunga yang masih harus dibayar pada saat pembelian kembali obligasi tersebut, di mana pembelian kembali ini dilakukan dengan menggunakan uang yang diperoleh dari qualified IPO.
At any time subsequent to November 16, 2013, ASCH may at its option on one or more occasions redeem notes in an aggregate principal amount not to exceed 35% of the aggregate principal amount of the notes originally issued with the net cash proceeds from a qualified IPO at a redemption price (expressed as a percentage of principal amount) of 112.75%, plus accrued and unpaid interest to the redemption date.
Pada tanggal penerbitan obligasi, ASCH akan menaruh sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya sebesar jumlah yang sama dengan jumlah pembayaran bunga yang jatuh tempo pada tanggal pembayaran bunga berikutnya. ASCH, untuk kepentingan pemegang obligasi, akan membebankan kepada trustee bunga cadangan dengan tarif tetap atau mengambang dalam rangka melindungi kewajiban penerbit obligasi.
On the original issue date, ASCH will deposit into the interest reserve account an amount equal to the amount of the interest payment due on the next interest payment date of the notes. ASCH, for the benefit of the holders of the notes, will charge to the trustee the interest reserve account by way of a fixed and floating charge in order to secure the obligations of the issuer under the notes and the indenture.
ASCH harus mempertahankan agar rekening yang dibatasi penggunaannya memiliki saldo minimum sama dengan jumlah cadangan bunga sampai dengan obligasi dibayar seluruhnya. Pada setiap tanggal pembayaran bunga, dana dari rekening yang dibatasi penggunaannya dapat ditarik untuk pembayaran bunga yang telah jatuh tempo. Dalam waktu dua (2) hari kerja setelah tanggal pembayaran bunga, ASCH atau MNCSV akan menaruh kembali sejumlah uang pada rekening yang dibatasi penggunaannya untuk mempertahankan saldo minimum jumlah cadangan bunga. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo rekening yang dibatasi penggunaannya adalah sebesar US$ 10.518.750 setara dengan Rp 94.574 juta, yang tercatat sebagai “rekening bank yang dibatasi penggunaannya” pada neraca konsolidasi.
ASCH shall maintain a minimum balance equal to the interest reserve amount in the interest reserve account until the notes have been repaid in full. On each interest payment date, funds from the interest reserve account may be withdrawn for the payment of interest due on the notes. Within two (2) business days immediately following each interest payment date, ASCH or the Company will deposit in the interest reserve account funds in an amount sufficient to restore MNCSV on deposit in the interest reserve fund to at least the interest reserve amount. The balance of such interest fund as of December 31, 2010 amounted to US$ 10,518,750 or equivalent to Rp 94,574 million and is shown as “Restricted Cash in Bank” in the consolidated balance sheet.
Total biaya perolehan pinjaman adalah sebesar US$ 6.455.798 dan disajikan bersih dengan hutangnya serta diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Total debt issuance cost amounted to US$ 6,455,798 and included in the carrying amount of the notes and amortized using the effective interest method.
- 61 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
21. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR LAIN-LAIN
21. OTHER NONCURRENT LIABILITIES
2010
2009
Kewajiban imbalan pasca kerja (Catatan 35) Uang jaminan pelanggan Lain-lain
111.353 20.412 14.968
111.672 21.221 1.572
Post-employment benefits obligation (Note 35) Customers' guarantee deposits Others
Jumlah
146.733
134.465
Total
22. HAK MINORITAS
22. MINORITY INTERESTS Hak minoritas atas aset bersih/ Minority interest in net assets 2010 2009
Hak minoritas atas (laba) rugi bersih/ Minority interest in net (income) loss 2010 2009
MNC dan anak perusahaan MNCSV Infokom dan anak perusahaan
832.998 -
1.819.408 365.586 347
(271.647) -
(122.271) MNC and its subsidiaries (52.073) MNCSV 90 Infokom and its subsidiaries
Jumlah
832.998
2.185.341
(271.647)
(174.254) Total
23. MODAL SAHAM
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
Nama pemegang saham PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Masyarakat dan koperasi (di bawah 5%) Jumlah
23. CAPITAL STOCK Jumlah saham/ Number of shares
2010 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.111.938.500 1.694.459.340 851.651.000 716.615.110
51,65% 12,31% 6,18% 5,20%
711.194 169.446 85.165 71.662
3.395.550.600
24,66%
339.554
13.770.214.550
100,00%
1.377.021
Jumlah saham/ Number of shares
2009 Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
Jumlah modal disetor/ Total paid-up capital stock
7.058.875.000 1.778.659.340 851.651.000 718.615.110
51,29% 12,92% 6,19% 5,22%
705.888 177.866 85.165 71.862
3.355.099.100
24,38%
335.509
13.762.899.550
100,00%
1.376.290
- 62 -
Name of stockholders
Name of stockholders PT. Bhakti Investama Tbk PT. Asriland MediaCorp Investments Pte., Ltd Astroria Developments Limited Public and cooperatives (below 5% each) Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perubahan modal saham Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 berasal dari pelaksanaan opsi saham oleh karyawan (Catatan 37).
Changes in the Company’s capital stock in 2010 and 2009 resulted from the exercise of the employee stock options (Note 37).
Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 202.771.000 saham atau 15% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 73.700 juta.
In 2010, the Company repurchased 202,771,000 shares or 15% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 73,700 million.
Pada tahun 2009, Perusahaan melakukan pembelian kembali saham Perusahaan sebanyak 25.933.500 saham atau 0,19% dari modal ditempatkan dan disetor dengan biaya perolehan sebesar Rp 6.442 juta.
In 2009, the Company repurchased 25,933,500 shares or 0.19% of its issued and paid-up capital with acquisition cost of Rp 6,442 million.
24. AGIO SAHAM
24. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL
Akun ini merupakan agio saham yang berasal dari:
Penerbitan saham baru tanpa HMETD tahun 2007 Penawaran umum terbatas saham Tahun 2004 Tahun 1995 Konversi obligasi menjadi saham pada tahun 1994 Pelaksanaan opsi saham karyawan Pembagian saham bonus tahun 2006 Jumlah
This account represents additional paid-in capital from:
2010
2009
760.334
760.334
533.956 150.000
533.956 150.000
25.875
25.875
49.988 (649.507)
48.891 (649.507)
870.646
869.549
25. MODAL SUMBANGAN
Issuance of new shares without pre-emptive rights in 2007 Limited offering of shares In 2004 In 1995 Conversion of bonds into shares in 1994 Exercise of the employee stock options Distribution of bonus shares in 2006 Total
25. DONATED CAPITAL
Akun ini merupakan modal sumbangan yang diterima dari Sankyu International Co. Ltd. pada tahun 1987 sebesar Rp 410 juta.
This account represents Rp 410 million donation received from Sankyu International Co. Ltd. in 1987.
26. SELISIH TRANSAKSI PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN
26. DIFFERENCE DUE TO CHANGE IN EQUITY OF SUBSIDIARY
Merupakan selisih transaksi perubahan ekuitas MNC.
Represent difference due to change in equity of MNC.
27. PENDAPATAN USAHA – BERSIH
27. REVENUES - NET
2010
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur Lainnya
4.783.234 1.411.850 102.020 29.410
3.857.351 1.054.887 121.370 1.297
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure Others
Pendapatan bersih
6.326.514
5.034.905
Net revenues
- 63 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
28. BEBAN LANGSUNG
28. DIRECT COSTS
2010
2009
Media berbasis konten dan iklan Media berbasis pelanggan Media pendukung dan infrastruktur
2.373.774 694.805 92.926
2.140.630 450.481 46.814
Content and advertising based media Subscribers based media Media support and infrastructure
Jumlah
3.161.505
2.637.925
Total
29. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Gaji dan tunjangan Iklan dan pemasaran Biaya teknis - vision I Listrik, air dan telepon Perbaikan dan pemeliharaan Sewa Jasa profesional Pengangkutan dan perjalanan Pajak dan perizinan Imbalan pasca kerja Beban piutang ragu-ragu Asuransi Beban kantor Lain-lain Jumlah
29. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES
2010
2009
487.363 152.160 113.524 61.586 56.062 47.499 45.427 38.743 24.568 18.744 10.071 7.082 1.733 114.683
512.755 220.282 74.477 53.002 49.812 59.686 44.277 52.349 17.780 34.447 6.881 8.150 37.197 95.778
1.179.245
1.266.873
30. PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
Salaries and allowances Advertising and marketing Technical cost - vision I Electricity, water and telephone Repairs and maintenance Rent Professional fees Freight and transportation Taxes and licenses Post-employment benefits Provision for doubtful accounts Insurance Office expense Others Total
30. DEPRECIATION AND AMORTIZATION
2010
2009
Penyusutan Amortisasi
427.082 78.799
394.617 25.585
Depreciation Amortization
Jumlah
505.881
420.202
Total
31. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
31. INTEREST AND FINANCIAL CHARGES
2010
2009
Beban bunga Amortisasi biaya pinjaman Arrangement fee dan premi swap Lain-lain
281.278 12.429 18.918 19.763
295.028 12.469 34.346 -
Interest expenses Amortization of debt issuance cost Arrangement fee and swap premium Others
Jumlah
332.388
341.843
Total
- 64 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
32. PAJAK PENGHASILAN
32. INCOME TAX
Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari:
Expense of the Company and its subsidiaries consists of the following:
2010
2009
Pajak kini - Anak perusahaan Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
(89.648)
(183.604)
(1.226) (254.213)
(6.705) (69.113)
Beban pajak - bersih
(345.087)
(259.422)
Current tax - Subsidiaries Deferred tax The Company Subsidiaries Tax expense - net
Pajak Kini
Current Tax
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan rugi fiskal Perusahaan adalah sebagai berikut:
A reconciliation between income before tax per consolidated statements of income and fiscal loss of the Company is as follows:
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Laba anak perusahaan sebelum pajak penghasilan
2009 Income before tax per consolidated statements of income
1.195.599
590.884
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
(43.470)
(171.317)
82 1.290 553 161 -
1.871 271 352 834 2.438 60.391
Loss before tax of the Company Nondeductible expenses (nontaxable income) Post-employment benefits Rental Property and equipment Donations and contributions Amortization of debt issuance cost Goodwill amortization
(2.943) 49.231
114.650 (17.524)
Laba (rugi) fiskal Perusahaan Rugi fiskal tahun sebelumnya
4.904 (215.742)
(8.034) (207.708)
Fiscal gain (loss) of the Company Prior year's fiscal loss carryforward
Akumulasi rugi fiskal Perusahaan
(210.838)
(215.742)
Accumulated fiscal loss carryforward
Rugi sebelum pajak Perusahaan Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Imbalan pasca kerja Sewa Aset tetap Sumbangan dan kontribusi Amortisasi biaya emisi pinjaman Amortisasi goodwill Kerugian (keuntungan) penjualan investasi Lainnya
- 65 -
Loss (gain) on sale of investments Others
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, hutang pajak penghasilan (PPh) badan merupakan hutang PPh badan anak perusahaan. Perusahaan mengalami rugi fiskal sehingga tidak ada taksiran pajak penghasilan.
On December 31, 2010 and 2009, income tax payable represents the subsidiaries’ income tax payable. The Company was in fiscal loss position, therefore, no provision for corporate income tax was made.
Pada tanggal 27 April 2010, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan sebesar Rp 905 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN, PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dan PPh pasal 4(2) dengan jumlah Rp 133 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 780 juta.
On April 27, 2010, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax amounting to Rp 905 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21, 23 and 24(2) totalling Rp 133 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006 amounted to Rp 780 million.
Pada tanggal 27 Maret 2009, MNI memperoleh Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan untuk tahun buku 2007 sebesar Rp 686 juta dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 dengan jumlah Rp 123 juta. Lebih bayar PPh Badan tersebut digunakan untuk melunasi kurang bayar pajak lainnya, dan sisanya akan dikompensasi dengan SKPKB PPN tahun 2006. Pada tanggal 31 Agustus 2009, MNI mengajukan permohonan banding atas SKPKB PPN tahun 2006 sebesar Rp 1.885 juta dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, MNI belum menerima keputusan apapun yang dikeluarkan oleh Kantor Pelayanan Pajak.
On March 27, 2009, MNI received Overpayment Tax Assessment Letter (SKPLB) for corporate income tax for the year 2007 amounting to Rp 686 million, and Underpayment Tax Assessment Letter (SKPKB) for Value Added Tax (VAT) and income tax article 21 and 23 totalling Rp 123 million. The overpayment was used to offset other tax underpayment, and the remaining will be compensated with SKPKB Value Added Tax of 2006. On August 31, 2009, MNI filed an appeal letter on SKPKB Value Added Tax of 2006 amounting to Rp 1,885 million and as of the issuance date of these consolidated financial statements, MNI has not yet received any decision from the Tax Service Office.
Pada tahun 2010, RCTI menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP) sehubungan dengan pajak penghasilan pasal 21, 26, 23, 4(2) dan pajak penghasilan badan untuk tahun 2008.
In 2010, RCTI received Tax Assessment Letter (SKP) pertaining to income tax article 21, 26, 23, 4(2) and value added tax and corporate income tax for fiscal year 2008.
Pada bulan April 2010, CTPI menerima Surat Ketetapan Pajak untuk semua jenis pajak tahun 2008, dengan jumlah pajak kurang bayar sebesar Rp 16.027 juta. CTPI telah mengajukan keberatan atas kewajiban pajak tersebut dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi keberatan masih dalam proses.
On April 2010, CTPI received Tax Assessment Letter covering all 2008 taxes, with total underpayment of Rp 16,027 million. CTPI filed an Objection Letter and as of the issuance date of these consolidated financial statements, the objection is still in process.
Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia MNC Sky Vision melaporkan dan menyetorkan pajaknya berdasarkan sistem self assessment – Kantor Pajak dapat menetapkan atau mengubah pajak tersebut dalam waktu 10 tahun sejak saat terhutang pajak.
Under the taxation laws of Indonesia, MNC Sky Vision submits tax returns on the basis of self assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within 10 years after the tax becomes due.
- 66 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pajak Tangguhan
Deferred Tax
Beban pajak tangguhan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Deferred tax expense of the Company and its subsidiaries are as follows:
2010
2009
Pajak tangguhan Perusahaan Anak perusahaan
(1.226) (254.213)
(6.705) (69.113)
Deferred tax The Company Subsidiaries
Beban pajak tangguhan -bersih
(255.439)
(75.818)
Deferred tax expense - net
Aset Pajak Tangguhan
Deferred Tax Assets
Aset pajak tangguhan merupakan jumlah bersih setelah diperhitungkan dengan kewajiban pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax assets after deducting the deferred tax liabilities of the same business entity as follows:
2010 Perusahaan Akumulasi rugi fiskal Anak perusahaan Akumulasi rugi fiskal Aset tetap Kewajiban imbalan pasca kerja Piutang Persediaan Amortisasi biaya pinjaman Lainnya Aset pajak tangguhan - bersih
2009
52.710
53.935
9.727 8.632 13.368 10.125 (560) (1.645)
30.082 6.998 10.140 2.211 320 (1.010) 13.056
92.357
115.732
The Company Accumulated fiscal losses Subsidiaries Accumulated fiscal losses Property and equipment Post-employment benefits obligation Accounts receivable Inventory Amortization of borrowing cost Others Deferred tax assets - net
Kewajiban Pajak Tangguhan
Deferred Tax Liabilities
Akun ini merupakan kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan setelah diperhitungkan dengan aset pajak tangguhan dari masing-masing entitas usaha, dengan rincian sebagai berikut:
This account represents deferred tax liabilities of subsidiaries after deducting the deferred tax asset of the same business entity as follows:
2010
2009
Anak perusahaan Kewajiban imbalan pasca kerja Aset tetap Amortisasi biaya pinjaman Persediaan Piutang Lainnya
14.274 (102.225) (2.076) 323 5.900 (36.319)
13.253 (87.820) (4.224) 323 4.249 (2.582)
Subsidiaries Post-employment benefits obligation Property and equipment Amortization of borrowing cost Inventory Receivable Others
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
(120.123)
(76.801)
Deferred tax liabilities - net
- 67 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset pajak tangguhan atas akumulasi rugi fiskal masing-masing sebesar Rp 62.437 juta dan Rp 84.017 juta karena manajemen memperkirakan bahwa aset pajak tangguhan tersebut dapat digunakan melalui kompensasi laba kena pajak di masa datang.
As of December 31, 2010 and 2009, the Company and subsidiaries recognized deferred tax asset on accumulated fiscal losses amounting to Rp 62,437 million and Rp 84,017 million, respectively, since the management expect that the deferred tax asset can be utilized against income tax in the future periods.
Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 36 tahun 2008 pengganti UU Pajak No. 7/1983, tarif pajak badan adalah sebesar 28% yang berlaku efektif 1 Januari 2009 dan sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan Kewajiban pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan kewajiban diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan ditetapkan.
Based on Law No. 36 year 2008 on Income Taxes, the new corporate tax rate is set at flat rate of 28% effective January 1, 2009 and 25% effective from January 1, 2010. Accordingly, deferred tax assets and liabilities has been adjusted to the tax rates that are expected to apply at the period when the asset is realized or liability is settled, based on the tax rates that will be enacted.
Rekonsiliasi antara jumlah beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi (rugi) akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:
A reconciliation between the net tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rate to income (loss) before tax of the per statements of income is as follows:
2010 Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
2009 Income before tax per consolidated statements of income
1.195.599
590.884
(1.239.069)
(762.201)
Income before tax of subsidiaries
Rugi sebelum pajak penghasilan Perusahaan
(43.470)
(171.317)
Loss before tax of the Company
Manfaat pajak sesuai tarif pajak yang berlaku
(10.868)
(49.622)
12.094
47.616
Laba sebelum pajak anak perusahaan
Dampak pajak atas beban yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian saldo pajak tangguhan sehubungan dengan pembetulan rugi fiskal tahun sebelumnya
-
8.711
Benefit at effective tax rate
Tax effect of nondeductible expenses Adjustment on deferred tax balance due to correction of prior year fiscal loss
Jumlah beban pajak Perusahaan Beban pajak anak perusahaan
1.226 343.861
6.705 252.717
Total tax expense of the Company Tax expense of subsidiaries
Jumlah beban pajak
345.087
259.422
Total tax expense
33. DIVIDEN TUNAI DAN CADANGAN UMUM
33. CASH DIVIDENDS AND GENERAL RESERVE
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 308 tanggal 27 April 2010 dari notaris Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2009 sebesar Rp 5 per saham dan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.000 juta.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 308 dated April 27, 2010 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2009 amounting to Rp 5 per share and the appropriation of general reserve amounting to Rp 1,000 million.
- 68 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta Perusahaan No. 153 tanggal 18 Juni 2009 dari notaris Sutjipto S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2008 sebesar Rp 3,5 per saham.
Based on the minutes of the Company’s Annual Stockholders’ General Meeting as stated in Deed No. 153 dated June 18, 2009 of Sutjipto S.H., M.Kn., Notary in Jakarta, the stockholders approved the distribution of cash dividends for 2008 amounting to Rp 3.5 per share.
34. LABA PER SAHAM
34. EARNINGS PER SHARE
Perhitungan laba per saham dasar dan dilusian didasarkan pada data berikut:
The calculations of the basic and diluted earnings per share are based on the following data:
Laba
Earnings
Laba bersih tahun berjalan
2010
2009
578.865
157.208
Net income for the year
Lembar saham
Number of shares
Jumlah rata-rata tertimbang saham beredar (penyebut) untuk tujuan penghitungan laba per saham dasar dan dilusian adalah sebagai berikut:
The weighted average number of shares outstanding (denominator) for the computation of basic and diluted earnings per share were as follows:
Saldo awal tahun Rata-rata tertimbang saham yang diterbitkan melalui opsi saham karyawan Rata-rata tertimbang saham diperoleh kembali Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dasar Jumlah saham bersifat dilusi dari opsi saham karyawan Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tujuan laba per saham dilusian
2010
2009
13.800.606.124
13.757.104.550
3.893.055
2.670.191
(167.898.646)
(3.634.422)
13.636.600.533
13.756.140.319
9.263.760
9.610.962
13.645.864.293
13.765.751.281
35. IMBALAN PASCA KERJA
Beginning balance Weighted average number of shares issued through the employee stock option Weighted average number of treasury stock Total weighted average number of shares for the purpose of basic earnings per share Number of dilutive potential share from employee stock options Total weighted average number of shares outstanding for the purpose of diluted earnings per share
35. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Selain itu, Perusahaan juga memberikan imbalan pasca kerja lainnya kepada karyawan yang sudah bekerja untuk jangka waktu tertentu, sebagaimana tercantum pada Kontrak Kerja Bersama.
The Company provides post-employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. In addition the Company also provided long-term benefits for employees attaining certain number of year of services as stated in the Labor Agreement.
- 69 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Program Pensiun Imbalan Pasti
Defined Benefit Pension
Perusahaan dan beberapa anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun imbalan pasti untuk semua karyawan tetapnya. Program ini memberikan imbalan pasca kerja berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (Danapera) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Pendiri Danapera adalah Perusahaan, dan anak perusahaan merupakan mitra pendiri. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan masing-masing sebesar 9,75% dan 4% dari penghasilan dasar karyawan.
The Company and certain subsidiaries established a defined benefit pension plan covering all their permanent employees. The plan provides pension benefits based on years of service and salaries of the employees. The pension plan is managed by Dana Pensiun Bimantara (Danapera) which deed of establishment had been approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. 382/KM.17/1996 dated October 15, 1996. Danapera’s founders are the Company, with the subsidiaries as cofounders. Pension plan is funded by contributions from both employer and employee at the rate of 9.75% and 4%, respectively of the employees’s basic salary.
Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
Amounts charged to consolidated statements of income with respect to the pension plan is as follows:
Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih Hasil yang diharapkan dari aset program Penyesuaian atas aset yang dibatasi penggunaannya Jumlah
2010
2009
10.857 11.762 15.631 (31.137)
8.214 13.244 8.300 (26.053)
4.417
4.806
Current service cost Interest cost Net actuarial losses Expected return on plan asset Adjustment for restriction on plan assets
11.530
8.511
Total
Saldo yang termasuk dalam neraca konsolidasi yang sesuai dengan program pensiun adalah sebagai berikut:
The amounts included in the consolidated balance sheets in respect of the pension plan is as follows:
2010 Nilai kini kewajiban program pensiun Keuntungan aktuarial belum diakui Aset yang tidak diakui Nilai wajar aset program Aset bersih program pensiun
2009
155.498 (15.190) 57.730 (213.228)
70.144 (9.612) 28.941 (110.352)
(15.190)
(20.879)
- 70 -
Present value of pension program obligation Recognized actuarial gain Unrecognized asset Fair value on plan assets Net pension plan assets
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Mutasi aset bersih program pensiun di neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Movement in the net asset of pension plan recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Iuran dibayar tahun berjalan Beban pensiun tahun berjalan
(20.879) (9.989) 11.530
(20.979) (8.411) 8.511
Beginning of the year Contribution paid in the current year Amount charged to income
Aset bersih
(19.338)
(20.879)
Net asset
Program pensiun imbalan pasti dihitung oleh PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution, aktuaris independen, dengan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:
Umur pensiun normal Tabel mortalita Tingkat kenaikan gaji dasar pensiun per tahun Tingkat diskonto per tahun
The defined benefit pension plan is calculated by PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution, independent actuaries, based on the following key assumptions:
55 tahun/years Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980 5%-10% tahun/in 2010 dan/and 7% - 8% tahun/in 2009 8,1% -11% tahun/in 2010 dan/and 10% tahun/in 2010
Normal pension age Mortality table Salary increment rate per annum Discount rate per annum
Imbalan Pasca Kerja Lain
Other Post-Employment Benefits
Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali RCTI, juga menghitung dan membukukan estimasi imbalan pasca kerja untuk seluruh karyawannya sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang berlaku.
The Company and subsidiaries, except for RCTI also calculates and records estimated postemployment benefits for all of its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003.
RCTI mengakui tambahan kewajiban imbalan pasca kerja selain program pensiun, sesuai kebijakannya berupa kekurangan antara imbalan pasca kerja berdasarkan program pensiun dengan imbalan berdasarkan kebijakan RCTI.
RCTI recognized the cost of providing other postemployment benefits in accordance with its policy such as shortage of benefits provided by the pension plan against the benefits based on RCTI’s policy.
Beban imbalan pasca-kerja lain dan imbalan kerja panjang lainnya yang diakui di laporan laba rugi konsolidasi adalah:
Amounts recognized in the consolidated statements of income with charged respect to other post-employment benefits and other longterm benefits are as follows:
2010 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu Biaya pemutusan Keuntungan aktuarial bersih Jumlah
2009
18.358 10.436 (4) 2.039 (23.964)
17.303 9.083 892 941 (418)
Current service cost Interest costs Past service cost Termination cost Net actuarial gains
6.865
27.801
Total
- 71 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Kewajiban sehubungan dengan imbalan pasca kerja lain adalah sebagai berikut:
Obligations with respect to other employment benefits are as follows:
post-
2010
2009
Nilai kini kewajiban tanpa pendanaan Kerugian aktuarial belum diakui Biaya jasa lalu belum diakui
117.025 (7.509) 1.837
117.309 (10.939) 5.302
Present value of unfunded obligations Unrecognized actuarial losses Unrecognized past service cost
Kewajiban - Bersih
111.353
111.672
Net Liabilities
Mutasi kewajiban bersih dalam neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
Movements in the net liabilities recognized in the consolidated balance sheets are as follows:
2010
2009
Saldo awal tahun Pembayaran manfaat Beban tahun berjalan
111.672 (7.184) 6.865
Saldo akhir tahun
111.353
Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo dan PT. Eldridge Gunaprima Solution. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto per tahun Tingkat kenaikan gaji per tahun Tingkat mortalitas Umur pensiun normal
90.539 (6.668) 27.801 111.672
Beginning of the year Benefits payment Amount charged to income End of year
The cost of providing post-employment benefits is calculated by independent actuaries, PT. Dayamandiri Dharmakonsilindo and PT. Eldridge Gunaprima Solution. The actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:
7% - 10,5% tahun/in 2010 dan/and 9% - 12% tahun/in 2009 5% - 10% tahun/in 2010 dan/and 5% - 10% tahun/in 2009 CSO - 1980 55 tahun/years
Perusahaan dan anak perusahaan memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti besar untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 114.237 juta dan Rp 167.613 juta. Imbalan kerja jangka panjang lainnya didasarkan pada masa kerja.
Discount rate per annum Future salary increment rate per annum Mortality rate Normal pension age
The Company and its subsidiaries provide other long-term benefits such as grand leaves amounting to Rp 114,237 million and Rp 167,613 million in 2010 and 2009, respectively. Other long-term benefit was determined based on years of service.
- 72 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
36. AKUISISI ANAK PERUSAHAAN
36. ACQUISITIONS OF SUBSIDIARIES
Pada tanggal 13 Januari 2010, LTON, anak perusahaan, telah membeli 50,01% saham Letang Game Ltd (Letang). Pembayaran secara tunai sebesar US$ 3,315 juta dilakukan pada saat dicapainya kesepakatan akuisisi dan sisanya akan dibayar pada tahun 2011 dan 2012, setelah mempertimbangkan kinerja Letang atas beberapa target keuangan dan operasional. Letang
On January 13, 2010, LTON, a subsidiary, has acquired 50.01% shares of Letang Game Ltd (Letang), with payment of US$ 3.315 million in cash upon the closing of the acquisition and the remainder to be paid in 2011 to 2012 after taking into account Letang’s performance on certain financial and operational milestones.
Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban
7.782 712 22.283 (2.606)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
28.171
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
14.088 48.596
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
62.684
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2010 Hutang
30.331 32.353
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2010 Payable
Jumlah biaya perolehan
62.684
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(30.331) 539 (29.792)
Pada tanggal 17 Maret 2010, MIMEL bersamasama dengan LTON telah mengakuisisi 75% saham biasa Innoform Media Pte Ltd (Innoform), senilai S$ 9,75 juta. Bagian kepemilikan MIMEL adalah 25% dan LTON sebesar 50%. Pada Juni 2010, LTON menambah kepemilikan dengan 25% membeli saham baru yang diterbitkan oleh Innoform. Dengan demikian, kepemilikan MIMEL turun menjadi 12,5% dan LTON meningkat menjadi 75%.
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On March 17, 2010, MIMEL jointly with LTON completed the acquisition of 75% of the shares of Innoform Media Pte Ltd ("Innoform), for a total amount of S$ 9.75 million. MIMEL was apportioned 25% ownership and LTON was assigned 50%. In June 2010, LTON increase ownership by 25% through purchase of new shares issued by Innoform. The MIMEL ownership decreased to 12.5% and LTON increase to 75%.
- 73 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Innoform Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban
14.012 29.213 73.083 (55.058)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
61.250
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
38.282 26.269
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
64.551
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui pembayaran tunai di tahun 2010
64.551
Settlement of acquisition cost through cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
64.551
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010 Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh
(64.551) 14.012
Arus kas keluar bersih
(50.539)
Pada tanggal 31 Agustus 2010, MNC bersama dengan MIMEL dan LTON telah mengakuisisi 100% saham PT. Linktone Indonesia (Linktone). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset Linktone.
Net cash outflow on the acquisition in 2010 Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On August 31, 2010, MNC, MIMEL and LTON acquired 100% shares PT. Linktone Indonesia (Linktone). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of Linktone.
Linktone Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Aset lain-lain Kewajiban Nilai wajar aset bersih
39.600 3.459 59.993 (44.326) 58.726
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Other assets Liabilities Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
58.726 174.361
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
233.087
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui pembayaran tunai di tahun 2010
233.087
Settlement of acquisition cost through cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
233.087
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(233.087) 3.245 (229.842)
- 74 -
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 12 September 2010, MNCN telah mengakuisisi 34,7% saham PT. Radio Cakra Awigra (RCA). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan metode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RCA.
On September 12, 2010, MNCN acquired 34.7% ownership in PT. Radio Cakra Awigra (RCA). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RCA.
RCA Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tidak lancar Kewajiban
2.510 1.390 (2.750)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Non current assets Liabilities
Nilai wajar aset bersih
1.150
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
399 1.101
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
1.500
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui: Pembayaran tunai di tahun 2010 Hutang
500 1.000
Settlement of acquisition cost through: Cash payment in 2010 Payable
Jumlah biaya perolehan
1.500
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh
(500) 128
Arus kas keluar bersih
(372)
Pada tanggal 15 Desember 2010, MNCN telah mengakuisisi 75% saham PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). Akuisisi ini dipertanggungjawabkan dengan merode pembelian berdasarkan nilai wajar aset RARH.
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows On December 15, 2010, MNCN acquired 75% shares PT. Radio Arief Rachman Hakim (RARH). This acquisition was accounted for using the purchase method base on the fair value of the net assets of RARH.
RARH Nilai wajar aset bersih diperoleh: Aset lancar Aset tetap bersih Kewajiban
5.385 21 (7.345)
Fair value of the net assets acquired: Current assets Property and equipment - net Liabilities
Nilai wajar aset bersih
(1.939)
Fair value of the net assets
Nilai wajar aset bersih diperoleh Goodwill
(1.454) 10.454
Fair value of the net assets acquired Goodwill
Jumlah biaya perolehan
9.000
Total acquisition cost
Penyelesaian biaya perolehan melalui Pembayaran tunai di tahun 2010
9.000
Settlement of acquisition cost through Cash payment in 2010
Jumlah biaya perolehan
9.000
Total acquisition cost
Arus kas keluar bersih sehubungan dengan akuisisi di tahun 2010: Pembayaran tunai biaya akuisisi Kas dan setara kas diperoleh Arus kas keluar bersih
(9.000) 78 (8.922)
- 75 -
Net cash outflow on the acquisition in 2010: Cash payment of acquisition cost Cash and cash equivalents acquired Net cash outflows
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
37. PROGRAM OPSI SAHAM KARYAWAN
37. EMPLOYEE STOCK OPTION PLAN
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 7 tanggal 7 Juni 2000 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui Program Pemilikan Saham Karyawan (ESOP). ESOP diberikan kepada karyawan kunci Perusahaan dan anak perusahaan dalam 3 fase. Jumlah hak opsi sebanyak 38.839.000 atau 3,82% dari jumlah saham beredar Perusahaan dan dialokasikan dalam tiga tahap yaitu: Tahap A sebanyak 11.651.700 hak opsi; Tahap B dan C masing-masing sebanyak 13.593.650 hak opsi. Setiap hak opsi memberikan hak untuk membeli 1 (satu) saham baru Perusahaan. Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 28 tanggal 17 April 2001 dari Notaris Imas Fatimah, SH, para pemegang saham menyetujui harga pelaksanaan opsi sebesar Rp 1.330. Hak opsi ini tidak dapat dialihkan dan diperdagangkan.
Based on the Company’s extraordinary general meeting of stockholders, as stated in Deed No. 7 dated June 7, 2000, of Notary Imas Fatimah, SH, the stockholders approved the Employee Stock Option Plan (ESOP). The ESOP is granted to the key employees of the Company and its subsidiaries in three phases. The total option amounts to 38,839,000 or 3.82% of the total outstanding shares of the Company and is allocated to three plans: Plan A with 11,651,700 options; Plans B and C with 13,593,650 options each. Each option entitles the holder to purchase one (1) new share of the Company. Based on the Company’s extraordinary general meeting of the stockholders as stated in Deed No. 28 dated April 17, 2001, of Notary Imas Fatimah SH, the stockholders agreed on the exercise price of Rp 1,330. Such options are nontransferable and nontradable.
Berdasarkan Keputusan Direktur No. 001.Kep.Dir/ BC-CL/X/06 tanggal 6 Oktober 2006, para direktur Perusahaan menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 1.330 menjadi Rp 665 sehubungan dengan pelaksanaan pembagian saham bonus pada tahun 2006 (Catatan 27).
Based on Director’s Decision No. 001.Kep.Dir/BC-CL/X/06 dated October 6, 2006, the directors of the Company agreed to adjust the exercise price from Rp 1,330 to Rp 665 in relation to the distribution of stock bonus in 2006 (Note 27).
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 tanggal 19 Juli 2007, Komite ESOP menyetujui penyesuaian harga pelaksanaan opsi dari Rp 665 menjadi Rp 133 dan melakukan penyesuaian atas jumlah hak ESOP sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nominal saham pada tahun 2007.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 005-Kom ESOP/MCOM-HR/VII/07 dated July 19, 2007, ESOP’s Committee agreed to adjust the exercise price from Rp 665 to Rp 133 and adjust the number of options in relation to stock spilt in 2007.
Berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 tanggal 18 Desember 2008, Komite ESOP menyetujui untuk memperpanjang batas akhir pelaksanaan ESOP semula tanggal 31 Desember 2008 menjadi tanggal 1 Juli 2010 yang kemudian diperpanjang sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan Keputusan Komite ESOP No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 tanggal 15 Desember 2010.
Based on ESOP’s Committee Decision No. 007-Kom ESOP/MCOM-HR./XII/08 dated December 18, 2008, ESOP’s committee agreed to extend the due date to exercise ESOP from December 31, 2008 to July 1, 2010 which is extended until December 31, 2011 based on ESOP’s Committee Decision No. 01-Kom ESOP/MCOM-HR/XII/10 dated December 15, 2010.
Nilai wajar opsi diestimasi pada tanggal pemberian opsi dengan menggunakan model the Black-Scholes Option Pricing. Asumsi utama untuk menghitung nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the option is estimated on the grant date using the Black-Scholes Option Pricing model. Key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
2010 Opsi gagal diperoleh Tingkat bunga bebas risiko Periode opsi Ketidakstabilan harga saham Dividen diharapkan
2009
0,00% 0,00% 5,570% 7,250% 3 tahun/years 3 tahun/years 45,51% 59,92% 1,38% 1,49% - 76 -
Options forfeiture Risk-free interest rate Option period Expected stock price volatility Expected dividend
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Mutasi opsi yang beredar adalah sebagai berikut:
Changes in outstanding options are as follows:
Jumlah opsi/ Number of rights Opsi beredar 1 Januari 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2009
27.465.000 (5.795.000)
Outstanding options at January 1, 2009 Options exercised in 2009
Opsi beredar 31 Desember 2009 Opsi dieksekusi selama tahun 2010
21.670.000 (7.315.000)
Outstanding options at December 31, 2009 Options exercised in 2010
Opsi beredar 31 Desember 2010
14.355.000
Outstanding options at December 31, 2010
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, modal lain-lain sehubungan dengan pelaksanaan opsi masing-masing sebesar Rp 3.241 juta dan Rp 2.545 juta. 38. SIFAT DAN ISTIMEWA
TRANSAKSI
As of December 31, 2010 and 2009, other capital in relation to options exercised amounted to Rp 3,241 million and Rp 2,545 million, respectively.
HUBUNGAN
38. NATURE OF RELATIONSHIP AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat Hubungan Istimewa
Nature of Relationship
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
a.
PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) is the majority stockholder of the Company.
b.
Perusahaan merupakan pemegang saham mayoritas PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) dan PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
b.
The Company is the majority stockholder of PT. MNC Sky Vision (MNCSV), PT. Media Nusantara Citra Tbk (MNC) and PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
c.
Perusahaan yang pemegang saham akhirnya atau saham mayoritas sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan adalah PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNC AM) (d/h PT. Bhakti Asset Management (BAM)), PT. MNC Securities (d/h PT. Bhakti Securities (BSec)) dan PT MNC Finance (d/h PT. Bhakti Finance (Bfin)).
c.
Companies which have the same ultimate stockholder or majority stockholder with the Company’s are PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk (BCI), PT. MNC Asset Management (MNC AM) (formerly PT. Bhakti Asset Management (BAM)), PT. MNC Securities (formerly PT. Bhakti Securities (BSec)), and PT MNC Finance (formerly PT. Bhakti Finance (Bfin)).
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara merupakan perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan Perusahaan.
d.
PT. Usaha Gedung Bimantara has the same mambers of managemenr as the Company.
e.
CMI merupakan pemegang saham mayoritas PT. Optima Media Dinamika (Optima).
e.
CMI is the majority stockholder PT. Optima Media Dinamika (Optima).
Pada tahun 2010 CMI telah melepas saham Optima, maka Optima bukan pihak hubungan istimewa dengan Perusahaan.
of
In 2010, CMI has released shares of Optima, thus, it is not considered a related party of the Company.
f.
MNI merupakan pemegang saham minoritas PT. Media Nusantara Press.
f.
MNI is the minority stockholder of PT. Media Nusantara Press.
g.
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang mempunyai pemegang saham yang sama dengan MNSCV adalah PT Datakom Asia.
g.
Related party which has the same stockholders of MNCSV is PT Datakom Asia.
- 77 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Transaksi dan saldo hubungan istimewa
Transactions and balances with related parties
a.
a.
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahan melakukan transaksi tertentu dengan pihak hubungan istimewa, meliputi Penjualan/pembelian barang dan jasa, persewaan gedung dan transaksi, pembiayaan dengan pihak hubungan istimewa. Menurut manajemen transaksi tersebut dilakukan dengan tingkat bunga atau harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Perusahaan dan anak perusahaan juga melakukan penempatan dana investasi dan perolehan pinjaman dana dari pihak hubungan istimewa. Pada tanggal neraca, saldo aset dan kewajiban yang timbul atas transaksi usaha tersebut adalah sebagai berikut:
2010 Investasi jangka pendek Piutang usaha PT. Media Nusantara Press MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Lainnya Jumlah Hutang usaha Usaha Gedung Bimantara PT. Media Nusantara Press Lainnya Jumlah b.
283.316
In the normal course of business, the Company and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties, including sales and purchases of goods and services, office building rental, and financing transactions with related parties. Management believes that transactions are made at normal interest rates or prices, terms and conditions as those done with third parties. The Company and its subsidiaries also entered into placement of investments with and loans obtained from related parties.
At balance sheet dates, assets and liabilities related to these transactions are as follows:
Catatan/ Notes
2009
5
674.032
6
Short-term investments
22.616 134 3.205
20.844 34.397 8.167
Trade accounts receivable PT. Media Nusantara Press MNC Asset Management PT. Optima Media Dinamika Others
25.955
63.408
Total
2.594 2.356 3.756
7.307 6.823
Trade accounts payable Usaha Gedung Bimantara PT. Media Nusantara Press Others
8.706
14.130
Total
16
Perusahaan dan anak perusahaan juga mempunyai transaksi lain dengan pihak hubungan istimewa yaitu:
b.
The Company and its subsidiaries also entered into other transactions with related parties among others, as follows:
Pemberian/penerimaan pinjaman dana tanpa bunga atas pembayaran lebih dahulu biaya Perusahaan dan anak perusahaan oleh pihak hubungan istimewa atau sebaliknya.
Obtaining/providing non-interest bearing loans arising from payments of expenses of the Company and its subsidiaries paid on their behalf by related parties or vice versa.
Transaksi dengan karyawan meliputi pemberian pinjaman tanpa bunga termasuk pinjaman perumahan.
Transactions with employees consisting of non-interest bearing loans including housing loans.
- 78 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
39. INFORMASI SEGMEN
39. SEGMENT INFORMATION
Untuk tujuan informasi segmen, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menetapkan segmen usaha berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil terkait dengan jasa yang diberikan yaitu media berbasis konten dan iklan, media berbasis pelanggan, media pendukung dan infrastruktur dan telekomunikasi.
Business segment information of the Company and its subsidiaries are presented based on assessment of risks and rewards of related services which are content and advertising based media, subscribers based media, media support and infrastructure and telecommunications.
Informasi segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The segment information of the Company and its subsidiaries are as follows: 2010
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi
4.783.234 72.673 -
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
Media pendukung dan infrastruktur/ Media support and infrastructure
1.411.850 -
Jumlah pendapatan
4.855.907
1.411.850
HASIL SEGMEN Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Beban pajak Amortisasi goodwill
1.043.786
271.539
Eliminasi/ Elimination
102.020 75.235
(147.908)
177.255
(147.908)
-
-
(141.205)
-
1.443.671
SEGMENT RESULT Unallocated operating expenses Income from operations Gain on foreign exchange Interest income Interest expense and financial charges Others - net Equity in net income of associates Tax expense Goodwill amortization Income before minority interests Minority interests
850.512 (271.647) 578.865
4.599.909
988.214
127.761
(171.777)
2.169.947
131.932
(171.777)
5.544.107 7.415.835
Unallocated assets
4.709.642 35.563
Jumlah kewajiban konsolidasi
4.745.205 166.002 79.798
250.827 -
4.199 -
Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi Jumlah
-
421.028 79.798 500.826 5.055 505.881
- 79 -
Net income OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets
12.959.942
2.579.540
Unallocated revenues Total revenues
(93) (345.087) (96.296)
Jumlah aset konsolidasi
Penyusutan dan amortisasi Penyusutan Amortisasi
29.410
REVENUES External revenues Intersegment revenues
6.326.514
(332.388) 17.411
Laba bersih
KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasi
6.297.104 -
36.212 1.479.883 90.812 36.270
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
Jumlah/ Total
Total consolidated assets LIABILITIES Segment liabilities Unallocated liabilities Total consolidated liabilities Depreciation and amortization Depreciation Amortization Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Media berbasis konten dan iklan/ Content and advertising based media PENDAPATAN Pendapatan eksternal Pendapatan antar segment Pendapatan tidak dapat dialokasi Jumlah pendapatan HASIL SEGMEN Beban usaha tidak dapat dialokasi Laba usaha
Media Berbasis Pelanggan/ Subscribers Based Media
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued 2009 Infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi/ Telecommunication infrastructure and information technology
Eliminasi/ Elimination
3.857.351 66.494
1.054.887 12
121.370 57.415
(123.921)
5.033.608 -
REVENUES External revenues Intersegment revenues
3.923.845
1.054.899
178.785
(123.921)
1.297 5.034.905
Unallocated revenues Total revenues
628.016
131.535
4.687
-
374.447 36.834 (341.843) (109.085) 17.192 428 (259.422) (96.994)
Laba sebelum hak minoritas Hak minoritas
331.462 (174.254)
Laba bersih
157.208
7.640.147
2.188.032
543.576
(220.185)
13.481.189
1.175.597
624.304
202.843
(220.185)
dialokasi Jumlah kewajiban konsolidasi Penyusutan dan amortisasi Penyusutan dan amortisasi yang tidak dapat dialokasi
10.151.570 3.329.619
Jumlah aset konsolidasi KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat
764.238 (54.333) 709.905
Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan bunga Beban bunga dan keuangan Kerugian pelepasan investasi Lain-lain - bersih Bagian laba bersih perusahaan asosiasi Beban pajak Amortisasi goodwill
INFORMASI LAINNYA ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasi
Jumlah/ Total
166.343
203.700
47.851
-
Net income OTHER INFORMATION ASSETS Segment assets Unallocated assets Total consolidated assets LIABILITIES Segment liabilities
2.462.666
Unallocated liabilities
4.245.225
Total consolidated liabilities
417.894
420.202
- 80 -
Gain on foreign exchange Interest income Interest expense and financial charges Loss on disposal of investment Others - net Equity in net income of associates Tax expense Goodwill Income before minority interests Minority interests
1.782.559
2.308
Jumlah
SEGMENT RESULT Unallocated operating expenses Income from operations
Depreciation and amortization Unallocated depreciation and amortization Total
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
40. IKATAN DAN PERJANJIAN SIGNIFIKAN
40. COMMITMENTS AGREEMENTS
AND
SIGNIFICANT
a.
Pada tanggal 29 September 2009, MNC Group mengadakan perjanjian dengan Buena Vista International Inc. untuk lisensi atas Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) yang dimiliki dan / atau diproduksi oleh Buena Vista International Inc. Perjanjian ini berlaku sejak 25 September 2008, dan berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. Sebagai tambahan atas program, MNC Group juga mengadakan perjanjian Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program yang mulai berlaku sejak tanggal 14 Pebruari 2010, dan berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang.
a.
On September 29, 2009, MNC Group entered into an agreement with Buena Vista International Inc for license of all Current/First Run Live Action Features and Animated Features, Re-run Live Action Features; Series; Special; Animated Features; and Direct to Video Titles (“Pictures”) owned and/or produced by Buena Vista International Inc. This agreement shall be valid from September 25, 2008 and for a few years ahead and subject to extension. In addition to such Program, it has also entered into Commercial Deal Terms for MNC Kids and Family Program which shall be valid from February 14, 2010 for a few years ahead and subject to extension.
b.
RCTI mengadakan perjanjian dengan pihak sebagai berikut:
b.
RCTI entered into agreements with the following parties:
1)
Perjanjian kerjasama dengan PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
1) Agreement with PT. Surya Citra Televisi (SCTV)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dalam kegiatan operasional siaran nasional (nation wide). Ringkasan dari perjanjian tersebut adalah sebagai berikut :
RCTI entered into an agreement with SCTV in relation to the nationwide telecasting activities. A summary of such agreement is as follows :
RCTI dan SCTV bekerjasama untuk membiayai dan membeli secara bersama-sama yaitu masing-masing pihak menanggung sebesar 50% untuk seluruh stasiun transmisi yang dibangun, dalam hal penyediaan tanah, gedung dan fasilitas stasiun transmisi tersebut.
RCTI and SCTV collaborated to equally finance the acquisition of all transmission stations which were established, by procuring land, building and facilities.
Kerjasama tersebut meliputi beberapa stasiun transmisi.
Such cooperation consists of several transmission stations.
Kepemilikan atas tanah-tanah dan segala sesuatu yang terletak di atasnya adalah milik RCTI dan SCTV secara bersama-sama dengan bagian yang sama.
RCTI and SCTV shall equally own the land and all the facilities thereon.
RCTI dan SCTV menanggung secara bersama-sama, yaitu masing-masing pihak menanggung sebesar 50% seluruh beban operasi stasiun transmisi.
RCTI and SCTV shall equally bear the expenses related to transmission station operations.
- 81 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
2)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian kerjasama ini berlaku efektif sejak tanggal 24 Agustus 1993.
Perjanjian kerjasama dengan SCTV dan PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
2)
RCTI mengadakan perjanjian kerjasama dengan SCTV dan INDOSIAR dalam kerjasama pembangunan dan operasional Stasiun Relay. Ringkasan dari perjanjian tersebut adalah sebagai berikut:
3)
The cooperation agreement effective starting August 24, 1993.
is
Agreement with SCTV and PT. Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR)
RCTI entered into a cooperation agreement with SCTV and INDOSIAR in developing and operating Relay Station. A summary of such agreement is as follows:
RCTI, SCTV dan INDOSIAR, menyetujui untuk melaksanakan pembangunan dan pembelian peralatan stasiun relay dimana biaya pembangunan dan pembelian peralatan tersebut ditanggung bersama dan dibagi sama rata.
RCTI, SCTV and INDOSIAR, agreed to the acquisition and development of a relay station equipment. RCTI, SCTV and INDOSIAR shall equally bear the expenses related with the acquisition and development of the equipment.
Biaya operasional akan ditanggung bersama, pengeluaran biaya operasional akan ditanggung terlebih dahulu oleh Stasiun Pengelola.
Operational expenses are borne equally by RCTI, SCTV and INDOSIAR. Operational expenses are advanced by the Station Administrator.
Perjanjian Kerjasama Jasa Transponder dengan PT. INDOSAT, Tbk (Indosat).
3)
Transponder Joint Operation Agreement with PT. INDOSAT, Tbk (Indosat).
Berdasarkan perjanjian No. 001/STL/NIA3/III/95 tanggal 16 Maret 1995 dan telah diubah dengan amandemen kesatu No. 001/STL/NIA-3/I/97 tanggal 1 Januari 1997 dan amandemen kedua No. PKS 011/STL/NIA-3/VII/99 tanggal 15 Juli 1999 serta amandemen ketiga No. PKS 003/STL/NIA-3/I/00 tanggal 27 Januari 2000, RCTI mengadakan perjanjian sewa transponder palapa dengan PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) untuk masa sampai dengan tanggal 30 Juni 2006 dimulai sejak tanggal mulai operasi.
Based on agreement No. 001/STL/NIA3/III/95 dated March 16, 1995 as amended initially by agreement No. 001/STL/NIA-3/I/97 dated January 1, 1997, secondly by agreement No. PKS 011/STL/NIA-3/VII/99 dated July 15, 1999 and thirdly No. PKS 003/STL/NIA-3/I/00 dated January 27, 2000, RCTI had rented the Palapa Transponder of PT. Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) until June 30, 2006 starting from the date of its operation.
Berdasarkan amandemen keempat tanggal 18 Juli 2006, disebutkan bahwa Satelindo berubah nama menjadi Indosat. Berdasarkan amandemen terakhir tanggal 1 Juni 2010, Perusahaan telah memperpanjang perjanjian ini sampai dengan tanggal 30 Juni 2013.
Based on the fourth amendment dated July 18, 2006, Satelindo changed its name to Indosat. Based on last amendment dated June 1, 2010, the Company extended the agreement until June 30, 2013.
- 82 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Indosat menyediakan jasa untuk RCTI atas dasar sewa 1/4 bagian Transponder dengan pengiriman modulasi sistem digital di Transponder No. 2H Horisontal Polarisasi pada Satelit Palapa C2 dengan lokasi orbit 1130 Bujur Timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non-Preemptible Basis dan sesuai dengan kondisi teknis sebagaimana yang dijabarkan dalam Memorandum Teknik. 4)
Indosat, Tbk provides services to RCTI for the rental of 1/4 of the transponder with digital modulation system transmitter in Transponder No. 2H Horizontal Polarization in Satellite Palapa C2 with orbit located at 1130 East Bujur or its substitute with Full Time Utilization Base on Non-Preemptible Basis and in accordance with technical condition as verified in Technical Memorandum.
Perjanjian sewa tower dan ruangan dengan PT. Media Televisi Indonesia (MTI)
4)
Berdasarkan perjanjian sewa tower dan ruangan No. RCTI/PK-LGL/331/VIII/01, No. 069/MTI/Lgl-Corp/VIII/01 tanggal 3 Agustus 2001 antara RCTI dengan MTI, RCTI setuju untuk menyewakan kepada MTI berupa tower pemancar dan ruangan yang terletak di kawasan perkantoran Perusahaan di Kebon Jeruk, Jakarta Barat; Desa Jambu Dipa Cisarua Bandung, Jawa Barat; dan Desa Bandar Baru Sibolangit Deli Serdang, Sumatera Utara. Obyek sewa akan digunakan oleh MTI hanya untuk penempatan Antena, Transmitter dan Microwave serta peralatan dan perangkat siar milik MTI dalam rangka menjalankan usaha MTI sebagai News Station. Terhadap kontrak tersebut sudah diadakan beberapa kali perubahan. Perjanjian terakhir masih dalam tahap perpanjangan. 5)
Tower and Office Rent Agreement with PT. Media Televisi Indonesia (MTI) Based on tower and office rental agreement No. RCTI/PK-LGL/331/VIII/01, No. 069/MTI/Lgl-Corp/VIII/01 dated August 3, 2001 between RCTI and MTI, RCTI agreed to rent out to MTI transmitter tower and office spaces which are located in Kebon Jeruk, West Jakarta; Desa Jambu Dipa Cisarua Bandung, West Java; and Desa Bandar Baru Sibolangit Deli Serdang, North Sumatera. Rental objects shall be used by MTI solely for Antenna, Transmitter and Microwave site and airing equipment of MTI in conducting its activities as Newscast Station. For this contract, there have been some amendments. The last agreement is still in process.
Perjanjian kerjasama jasa transponder dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)
5)
Berdasarkan perjanjian sewa tower satelit No. K.TEL.835/HK810/TESC-00/2006 tanggal 13 September 2006 antara RCTI dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Telkom setuju untuk memberikan jasa layanan transponder dengan menyewakan transponder untuk RCTI dengan bandwidth selebar delapan (8) MHz pada sistem TELKOM-1. RCTI mengadakan perjanjian sewa transponder dengan Telkom untuk masa 1 Juli 2006 sampai dengan 30 Juni 2007. Berdasarkan amandemen pertama, No. K. TEL/1206/HK820/DES-00/ 2007 tanggal 12 Desember 2007, RCTI setuju untuk memperpanjang perjanjian tersebut selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 30 Juni 2012.
Transponder Joint Operation Agreement with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) Based on satellite transponder rental agreement No. K.TEL.835/HK810/TESC00/2006 dated September 13, 2006 between RCTI and PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), Telkom agreed to provide transponder services renting out to RCTI with bandwidth of eight (8) MHz on TELKOM-1 system. The lease period started from July 1, 2006 and expired on June 30, 2007. Based on first amendment No. K.TEL/1206/HK820/DES00/2007 dated December 12, 2007, RCTI has agreed to extend the agreement for five (5) years, starting from July 1, 2007 until June 30, 2012.
- 83 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian lisensi dengan United European Football Association (UEFA)
6)
Pada tanggal 14 Juli 2010, RCTI, MNCSV dan MNC (sebagai penjamin), mengadakan Licensed Agreement dengan United European Football Association untuk UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal 14 Juli 2010 sampai dengan tanggal 31 Desember di tiap tahunnya untuk masing-masing UEFA Championship yang berlangsung di tahun yang bersangkutan. MNC dan MNCSV harus melakukan pembayaran tertentu untuk lisensi atas program-program tersebut sesuai dengan cicilan yang tercantum dalam perjanjian. Perjanjian dijamin dengan corporate guarantee dari MNC. 7)
Perjanjian lisensi dengan FOX
7)
License agreement with FOX On December 20, 2006, RCTI entered into an agreement with FOX for license of Current Films, Current Television Programming and Library Films (“Pictures”) owned and/or produced by FOX. This agreement shall be valid from April 1, 2007 and shall be ended on March 31, 2011. Pursuant to the Notice of Extension from FOX dated August 12, 2010, it has been extended for a few years ahead and subject to extension.
GIB mengadakan perjanjian dengan pihakpihak sebagai berikut: 1)
with United Association
On July 14, 2010, RCTI, MNCSV and MNC (as the Guarantor), entered into a License Agreement with United European Football Association for UEFA EURO 2012, UEFA EURO 2016, UEFA European Under 21 Championship and UEFA Women’s EURO. This agreement shall be valid from July 14, 2010, and shall in respect of each UEFA Championship expire on 31 December of the calendar year in which the relevant UEFA Championship is held. Both MNC and MNCSV have to pay a certain amount for the license for the program according to the installment schedule stated in the agreement. This agreement were secured by corporate guarantee of MNC.
Pada tanggal 20 Desember 2006, RCTI mengadakan perjanjian dengan Fox untuk lisensi Current Films, Current Television Programming dan Library Films (“Pictures”) yang dimilki dan/atau diproduksi olef FOX. Perjanjian ini memiliki jangka waktu sejak 1 April 2007 hingga 31 Maret 2011. Sesuai dengan pemberitahuan dari FOX tanggal 12 Agustus 2010, perjanjian ini berlaku sampai beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. c.
License agreement European Football (UEFA)
c.
GIB entered into various agreements as follows:
Perjanjian Kerjasama dengan PT. MTV Indonesia (MTVI), MTV Asia LDC (MTVA), dan Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd (NAH).
1) Business contract with PT. MTV Indonesia (MTVI), MTV Asia LDC (MTVA), and Nickelodeon Asia Holdings Pte Ltd (NAH).
Pada tanggal 14 Desember 2005, GIB bersama dengan MTVI, MTVA dan NAH menandatangani Business Contract untuk menyiarkan program MTV Block dan NICK Block. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Pebruari 2006 sampai dengan 31 Januari 2009. Para pihak setuju untuk menyiarkan MTV Block, NICK Block dan siaran Global masing-masing 8 jam pada hari kerja; sedangkan untuk akhir minggu masing-masing 8,5 jam untuk MTV Block, 9 jam NICK Block dan 6,5 jam siaran Global.
On December 14, 2005, the Company entered into Business Contract with MTVI, MTVA and NAH to distribute MTV Block and NICK Block programs. This agreement is valid from February 1, 2006 until January 31, 2009. The parties agreed to broadcast MTV Block, NICK Block and Global programs for 8 hours during at workdays; 8.5 hours for MTV Block, 9 hours for NICK Block and 6.5 hours Global programs on week-end.
- 84 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Berdasarkan perjanjian tersebut, GIB akan menerima pendapatan sebagai berikut:
Based on the agreement, GIB will receive percentage of advertisement revenues as follows:
Untuk program MTV Block: 20% tahun pertama, 27,5% tahun kedua dan 30% tahun ketiga.
For MTV Block programs: 20% for first year, 27.5% for second year and 30% for third year.
Untuk program NICK Block: 50% dari hasil iklan selama program NICK Block setelah dikurangi biaya-biaya yang ditagih oleh MTVI.
For NICK Block program: 50% of advertising revenues during NICK block program net of expenses reimbursed by MTVI.
Pada tanggal 12 Oktober 2006, MNC dan MTV Networks Asia (pemberi lisensi) mengadakan kesepakatan lisensi mengenai pemberian (a) lisensi noneksklusif atas merek dan/atau merek dagang MTV, VHI dan Nickelodeon (b) licensor programing digunakan untuk produksi televisi (termasuk kegiatan on air atau off air) yang menyertakan licensor programing dan bermerek MTV, VHI dan Nickelodeon untuk Bisnis TV (c) lisensi non-eksklusif merek dagang MTV dan Nickelodeon (d) hak eksklusif Licensor Digital Content untuk Bisnis Media Digital dan (e) hak untuk penggunaan merek untuk Bisnis Dagang. Perjanjian kerjasama antara MTVA, NAH dan GIB tertanggal 14 Desember 2005 telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2006.
On October 12, 2006, MNC and MTV Networks Asia (licensor) entered into a licensing Deal Memo granting (a) nonexclusive license of the MTV, VHI and Nickelodeon brands and/or trade marks (b) production for television (including on air and off air events), incorporating the licensor programming and branded MTV, VHI and Nickelodeon for TV Business (c) non-exclusive license of the MTV and Nickelodeon trademarks (d) exclusive license of the Licensor Digital Content for Digital Media Business and (e) rights for consumer branding and/or character license from MTV Network Asia. The business contract between MTVA, NAH and the Company dated December 14, 2005 was terminated on December 31, 2006.
Perjanjian kerjasama tersebut digantikan dengan kesepakatan ini dan efektif sejak 1 Januari 2007. Biaya lisensi untuk bisnis TV (a) sebesar persentase tertentu dari pendapatan iklan bersih dari penayangan licensor programming setelah dikurangi komisi agen, (b) sebesar persentase tertentu dari penjualan bersih untuk distribusi licensor programming dan (c) biaya lisensi untuk Bisnis Media Digital sebesar persentase tertentu dari penjualan bersih dengan biaya minimum lisensi tahunan terjamin untuk Bisnis TV dan Bisnis Media Digital sebesar US$ 4 juta yang dibayar secara kwartalan dalam jumlah yang sama.
Such contractual relationship will be replaced by the trademark and program/content license contemplated by this new agreement which became effective on January 1, 2007. The license fee for TV business amounted to (a) certain percentage of net advertising sales from the licensor programming broadcast on the channel, less agency commissions, (b) certain percentage of net revenue from the distribution of licensor programming and (c) license for Digital Media Business of certain percentage of the net revenue earned, with annual minimum guaranteed license fee for TV Business and Digital Media Business of US$ 4 million which will be paid in equal quarterly installments.
Pada tanggal 25 Pebruari 2010, GIB bersama-sama dengan MNC dan Viacom International Inc (“Viacom”) menandatangani Programming Content And Trade Mark License Agreement untuk hak eksklusif penayangan dan pembuatan branded block MTV dan Nick serta hak penggunaan trade mark MTV dan Nick untuk keperluan penyiaran di wilayah Indonesia. Perjanjian ini berlaku sampai dengan beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang.
On February 25, 2010, GIB along with MNC and Viacom International Inc has entered into Programming Content and Trademark License Agreement for an exclusive right in broadcasting and production of MTV and Nick Branded Block also the exploitation right of MTV and Nick trademark for broadcasting purpose in Indonesia Territory. This agreement is valid for a few years ahead and subject to extension.
- 85 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Para Pihak di dalam perjanjian ini sepakat untuk menayangkan branded block MTV dan Nick dengan total penayangan gabungan sekurangkurangnya 6 (enam) jam per hari di saluran (channel) milik GIB, yaitu Global TV. Berdasarkan perjanjian ini GIB, akan memberikan pembagian hasil kepada Viacom sebesar 25% dari penghasilan bersih yang didapat dari pelaksanaan perjanjian setelah dikurangi komisi agen, dan sebaliknya untuk penghasilan Pan Regional yang didapat oleh Viacom terhadap penayangan dan penjualan iklan-iklan Pan regional yang ditayangkan di Global TV, GIB akan mendapatkan pembagian hasil sebesar persentase tertentu dari Viacom. 2)
The Parties has agreed to broadcast the MTV and Nick Branded Block with total accumulated broadcasting hours of six (6) hours per day in GIB’s channel, Global TV. Based on the agreement, GIB shall allocate 25% of its revenue generated from the execution of the agreement, net of commisions paid to agencies, as revenue share to Viacom, and conversely for Pan Regional income generated from the broadcasting and sales of Pan Regional commercial broadcasted at Global TV, GIB shall receive certain percentage revenue share from Viacom.
Perjanjian Sewa Jasa Digi Bouquet dengan PT Indosat Tbk (Indosat)
2)
Berdasarkan perjanjian No. PKS 001/STL/NIA-3-DB/I/2002 tanggal 15 Januari 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa digi bouquet dengan Indosat untuk masa sampai dengan tanggal 14 Januari 2007 dimulai sejak tanggal 1 Juli 2002. Indosat menyediakan jasa atas dasar sewa 9 mbps, FEC: ¾ (tiga per empat) pada transponder Nomor SH Polarisasi Horisontal pada Satelit Palapa 2 dengan orbital slot 113 bujur timur atau penggantinya dengan Dasar Penggunaan Waktu Penuh dan Non Preemptible Unprotected Basis. Pada 24 Pebruari 2010, berdasarkan addendum perjanjian sewa digi bouquet, masa sewa diperpanjang selama tiga tahun terhitung sejak 15 Januari 2010. 3)
Rental Agreement of Digi Bouquet with PT Indosat Tbk (Indosat) Based on agreement No. PKS 001/STL/NIA-3-DB/I/2002, dated January 15, 2002, GIB entered into the rental agreement of digi bouquet with Indosat for a period from July 1, 2002 to January 14, 2007. Indosat will provide services based on rental of 9 mbps, FEC: ¾ (three fourths) at transponder No. SH Horizontal Polarization in Palapa Satellite 2 with orbital slot of 113 East Longitude or its substitute with use of Full Time Utilization and Non Preemptible Unprotected Basis. Based on the addendum of the rental agreement dated February 24, 2010, the term of the lease was extended for three years, commencing from January 15, 2010.
Perjanjian Sewa Menyewa Ruang dan Menara Transmisi dengan PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7).
3)
Berdasarkan perjanjian No. 70/DirVII/2002 tanggal 1 Juni 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa ruang dan menara transmisi beserta fasilitas perlengkapannya untuk stasiun relay Surabaya dengan TV7 untuk masa 20 (dua puluh) tahun atau sampai dengan tanggal 31 Mei 2022. TV7 menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya untuk menyiarkan program teknisi GIB di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Leasing Agreement of Transmission Tower and Office Space with PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh (TV7). Based on agreement No. 70/Dir-VII/2002 dated June 1, 2002, GIB entered into an agreement with TV7, for the leasing of transmission tower and office space including airing equipment for relay station for twenty (20) years until May 31, 2022. TV7 leases out portion of transmission station and airing equipment for broadcasting program of GIB in Surabaya and its surrounding area.
- 86 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
4)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian Sewa Menara dengan PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV).
4)
Berdasarkan perjanjian tanggal 23 Mei 2002, GIB mengadakan perjanjian sewa menara beserta perlengkapannya dengan TransTV untuk masa 10 (sepuluh) tahun atau sampai dengan 23 Mei 2012. TransTV menyewakan bagian dari stasiun transmisi beserta peralatan dan perlengkapannya yang berlokasi di Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang. 5)
Based on agreement dated May 23, 2002, GIB entered into a tower and equipment leasing agreement with TransTV for ten (10) years or until May 23, 2012. TransTV leases out portion of transmission station including equipments which are located in Jalan Bukit Merpati II, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Semarang.
Perjanjian Kerjasama Pembangunan dan Pemberian Jasa Pelayanan Operasional Stasiun Transmisi dengan PT. Infokom Elektrindo (Infokom).
5)
Pada tahun 2005, GIB mengadakan kerjasama dengan Infokom untuk membangun stasiun transmisi di 12 (dua belas) daerah di Indonesia berikut seluruh kebutuhan infrastrukturnya, melakukan pengadaan peralatan siar dan sarana pendukung sesuai permintaan dan kebutuhan teknis GIB dan memberikan jasa layanan pengoperasian stasiun transmisi selama 7 (tujuh) tahun. Sebagai kompensasinya, GIB akan membayar biaya pembangunan dan biaya jasa layanan operasional dengan jumlah yang telah ditetapkan dalam perjanjian. d.
MNCSV berikut: 1)
mengadakan
perjanjian
Leasing Agreement of Transmission Tower with PT. Televisi Transformasi Indonesia (TransTV).
Cooperation Agreement on the Development and Provision of Transmission Station Operational Service with PT. Infokom Elektrindo (Infokom). In 2005, GIB entered into agreements with Infokom to build transmission stations including the infrastructures in twelve (12) regions within Indonesia; to provide airing equipment and backup facilities in accordance to GIB’s requests and needs; and to provide operational services in transmission station for seven (7) years. As compensation, GIB will pay the development and operational servicing cost in amounts as stated in the agreements.
sebagai
d.
Perjanjian dengan Home Box Office Pte., Ltd., Singapura dan HBO Pacific Partners, V.O.F
MNCSV follows: 1)
Pada tanggal 1 Maret 1999, MNCSV membuat perjanjian dengan Home Box Office Pte., Ltd., Singapura dan HBO Pacific Partners, V.O.F (selanjutnya disebut “HBO”) di mana HBO setuju untuk menyediakan jasa program untuk program HBO dan Cinemax. MNCSV setuju untuk membayar kepada HBO biaya bulanan untuk jasa dan lisensi sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian ini telah diperbaharui pada tanggal 1 Mei 2005 dan terakhir pada tanggal 13 Agustus 2008 dan berlaku sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, di mana saluran lain yang disediakan oleh HBO adalah program HBO, HBO Signature, HBO Hits, HBO Family and Cinemax.
entered
into
agreements
as
Agreement with Home Box Office Pte., Ltd., Singapura and HBO Pacific Partners, V.O.F On March 1, 1999, MNCSV entered into agreement with Home Box Office (Singapore) Pte., Ltd. and HBO Pacific Partners, V.O.F (collectively referred to as “HBO”), whereby HBO agreed to provide programming services for HBO program and Cinemax program. MNCSV shall pay the monthly service fees and license fees as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. This agreement was renewed on May 1, 2005 and was last amended on August 13, 2008 and valid for a few years ahead and subject to extension, whereby stated channels provided by HBO are HBO, HBO Signature, HBO Hits, HBO Family and Cinemax.
- 87 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 16 Maret 2010, MNCSV dan Home Box Office Pte. Ltd. (Singapura) menandatangani usulan untuk penyediaan jasa program untuk program Warner TV dan program Red (Asian Channel). Masa kontrak dapat diperpanjang. 2)
On March 16, 2010, MNCSV and Home Box Office Pte. Ltd. (Singapore) signed a proposal for the provision of programming services for Warner TV program and Red (Asian Channel) program. The contract term is subject to extension.
Perjanjian dengan International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
2)
Agreement with International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”)
Pada tanggal 5 Juni 2000, MNCSCV melakukan perjanjian dengan International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”) di mana IGN setuju untuk memberikan hak non-ekslusif kepada MNCSV untuk menjual dan menyalurkan program-program (STAR World International dan STAR Movies International) di Indonesia selama 2 (dua) tahun. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada IGN sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian.
On June 5, 2000, MNCSV entered into a new agreement with International Global Networks B.V., The Netherlands (“IGN”), whereby IGN agreed to grant MNCSV the non-exclusive right to sell and distribute the programs (STAR World International and STAR Movies International) in Indonesia for two (2) years. In return, MNCSV agreed to pay IGN monthly license fees in accordance with the formula stated in the agreement.
Perjanjian ini diperbaharui pada tanggal 23 Januari 2003 dan terakhir diubah pada tanggal 1 Oktober 2008 di mana IGN memberikan hak kepada MNCSV untuk memasarkan dan menjual program-program STAR selama periode lisensi yang meliputi acara STAR World, Channel V International, National Geographic Channel, Star Movies International, Fox News Channel, dan Fox Crime untuk jasa televisi berlangganan di Indonesia kepada pelanggan perseorangan, pelanggan komersial, hotel dan operator MDU melalui sistem Direct to Household (disebut juga DTH), sistem televisi kabel (disebut juga CATV), sistem televisi antena satelit master (disebut juga MMOS) dan LMDS. Penyaluran program disetujui sejak tanggal 1 Oktober 2008 dan berlaku sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, tidak termasuk Fox Crime yang berakhir pada 30 April 2010. Jaminan minimum yang harus dibayarkan MNCSV berbeda untuk setiap tahunnya. Sesuai dengan perjanjian, MNCSV harus membayar uang jaminan sebesar USD 75.000.
The agreement was renewed on January 23, 2003 and was last amended on October 1, 2008, whereby IGN granted MNCSV for the duration of the license period the right to market and sell the STAR channels which are STAR World, Channel V International, National Geographic Channel, Star Movies International, Fox News Channel, and Fox Crime programs for pay-television service in Indonesia to individual subscribers, commercial establishments, hotel operators and MDU operators via Direct to Household system (also known as DTH), cable television system (also known as CATV), satellite master antenna television system (also known as MMOS), and LMDS. The channels are authorized for distribution from October 1, 2008 for a few years ahead and subject to extension, excluding Fox Crime, of which the term expired on April 30, 2010. Minimum guarantee is applied to this agreement with varied amount per year. Under this agreement, MNCSV shall pay a security deposit of USD 75,000.
- 88 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
3)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan AXN Holding, LLC (“AXN”)
3)
Pada tanggal 24 Oktober 2003, MNCSV menandatangani perjanjian yang diperbaharui dengan AXN Holding, LLC (“AXN”) di mana AXN setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada MNCSV untuk menyalurkan program AXN dan ANIMAX di Indonesia. Sebagai kompensasi, MNCSV setuju untuk membayar biaya lisensi bulanan kepada AXN sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir diubah pada tanggal 1 Maret 2009 untuk tanggal efektif sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang, selain itu AXN setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak non-eksklusif tambahan untuk menyalurkan program AXN Beyond dan Sony Entertainment Television. 4)
Agreement with AXN Holding, LLC (“AXN”) On October 24, 2003, MNCSV signed a renewal agreement with AXN Holding, LLC (“AXN”), whereby AXN agreed to grant the Company the non-exclusive right to distribute the AXN Channel and the ANIMAX Program in Indonesia. MNCSV agreed to pay AXN monthly license fees as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. The agreement has been amended several times and was last amended on March 1, 2009 and valid for a few years ahead and subject to extension. AXN also agreed to grant MNCSV additional non-exclusive right to distribute the AXN Beyond Channel and the Sony Entertainment Television program.
Perjanjian dengan E! Entertaiment Television, Inc. (“E!”)
4)
Pada tanggal 1 Mei 2004, MNCSV mengadakan perjanjian dengan E! Entertaiment Television, Inc. (“E!”), di mana E! setuju untuk memberikan hak non-eksklusif kepada Perusahaan untuk menyalurkan program E!. Sebagai kompensasi, MNCSV akan membayar biaya lisensi bulanan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. Perjanjian ini telah mengalami perubahan, terakhir pada tanggal 29 Nopember 2005, dan diperpanjang sampai dengan 30 April 2010. Perjanjian tersebut terakhir diubah pada tanggal 4 Februari 2010 dan berlaku beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
Agreement with E! Television, Inc. (“E!”)
Entertaiment
On May 1, 2004, MNCSV entered into an agreement with E! Entertainment Television, Inc. (”E!”), whereby E! granted the Company the non-exclusive right to distribute the E! Channel. As compensation, MNCSV shall pay monthly license fee in accordance with the formula stated in the agreement. This agreement was amended on November 29, 2005 for the extension of the term until April 30, 2010. The agreement was last amended on February 4, 2010 and valid for a few years ahead and subject to extension.
- 89 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
5)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan ESPN Star Sports Singapore (”ESPN”)
5)
Pada tanggal 1 September 2004, MNCSV melakukan perjanjian afiliasi peyiaran baru dengan ESSPN Star Sports Singapore (”ESS”), di mana ESS setuju untuk menyediakan jasa program untuk pelanggan dengan kategori sebagai berikut:
Agreement with ESPN Star Sports Singapore (”ESPN”) On September 1, 2004, MNCSV also entered into a new broadcast affiliation agreement with ESPN Star Sports Singapore (“ESS”), under which ESS agreed to provide programming service to the following categories of subscribers:
Direct to Home (“DTH”) Satellite Master Antenna Television (“SMATV”) kepada unit perumahan satuan dan majemuk, hotel dan pelanggan komersial.
Direct to Home (“DTH”) Satellite Master Antenna Television (“SMATV”) to single and multiple dwelling units, hotels and commercial establishments.
Dalam kaitan dengan perjanjian tersebut, MNCSV diwajibkan untuk membayar jasa layanan seperti yang tercantum dalam perjanjian berdasarkan jumlah pelanggan per bulan untuk kedua kategori tersebut di atas. ESS juga menawarkan program khusus di mana MNCSV harus membayar biaya langganan tambahan sebesar US$ 30.000 berdasarkan biaya teknis dari setiap pertandingan. Perjanjian ini diubah pada tanggal 1 Oktober 2006 untuk periode dari 1 Oktober 2006 hingga 30 Juni 2008.
Under this agreement, MNCSV shall pay service fees for subscriber per month for both categories. ESS also offered special programs where the Company shall pay additional service fee of US$ 30,000 based on the technical cost of the games per season. The agreement was amended on October 1, 2006 for the period from October 1, 2006 until June 30, 2008.
Berdasarkan Eight Supplemental Agreement tangal 28 Desember 2006, ESS merubah tarif jasa servis untuk pelanggan DTH, Hotel dan SMATV dan jaminan minimum yang harus dibayar oleh MNCSV.
Based on Eight Supplemental Agreement dated December 28, 2006, ESS changed the service fees for DTH, Hotel and SMATV customer and the minimum guarantee that has to be paid by MNCSV in accordance with the formula stated in the agreement.
Pada tanggal 9 September 2009, MNCSV mengadakan perjanjian afiliasi penyiaran dengan ESS, yang kemudian setuju untuk memberikan hak nonekslusif jasa program yang dikenal sebagai ESPN dan STAR Sports untuk pelanggan DTH dan SMATV di Indonesia. MNCSV akan membayar biaya jasa bulanan dan jaminan minimum bulanan sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam perjanjian. Dengan demikian, perjanjian tersebut akan berakhir pada beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang.
On September 9, 2009, MNCSV entered into a broadcast affiliation agreement with ESS, under which the latter agreed to provide non-exclusive right of programming services known as ESPN and STAR Sports to DTH and SMATV subscribers in Indonesia. MNCSV shall pay the monthly service fees and monthly minimum guarantee as compensation in accordance with the formula stated in the agreement. As such, the agreement will expire in a few years ahead and subject to extension.
- 90 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
6)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan Dori Media Intl.
6)
Agreement with Dori Media Intl.
Pada tanggal 8 Desember 2005, MNCSV telah sepakat dengan Dori Media Intl. untuk memasarkan dan mendistribusikan program “Vision 2” di Indonesia. Kesepakatan ini akan berlaku untuk masa waktu 10 tahun sejak tanggal 20 Maret 2006 kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang selama 5 tahun lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 40.000 dan biaya lisensi sebesar US$ 10.000. Perjanjian ini diubah pada tanggal 28 Juli 2006 dalam hal antara lain biaya lisensi.
On December 8, 2005, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. to market and distribute “Vision 2” program in Indonesia. The agreement is valid for a period of 10 years from March 20, 2006 unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period of 5 years under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 40,000 and license fee of US$ 10,000. The agreement was amended on July 28, 2006 with regards to, among others, the license fee.
Pada tanggal 27 Maret 2006, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Dori Media Intl. dan Elite Sport Ltd., di mana MNCSV memperoleh hak eksklusif untuk memasarkan dan mendistribusikan "Baby TV" di Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 10 tahun sejak tanggal efektif (sejak tanggal 22 Mei 2006 dan paling lambat 29 Mei 2006) kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang untuk jangka waktu 5 tahun lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 10.000 dan biaya lisensi sebesar US$ 2.500. Perjanjian ini diubah pada tanggal 25 September 2006 dalam hal antara lain biaya lisensi dan mulai efektif berlaku tanggal 1 Juli 2006.
On March 27, 2006, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. and Elite Sport Ltd, under which MNCSV is granted the exclusive right to market and distribute the “BabyTV” program in Indonesia. The agreement is valid for a period of 10 years from the effective date (which will be no earlier than May 22, 2006 and no later than May 29, 2006) unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period of 5 years under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 10,000 and license fee of US$ 2,500. The agreement was amended on September 25, 2006 with regards to, among others, the license fee and the change of the effective date to July 1, 2006.
Pada tanggal 31 Juli 2008, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Dori Media Intl. untuk memasarkan dan mendistribusikan "Ginx" di Indonesia. Perjanjian ini berlaku untuk beberapa tahun ke depan mulai tanggal 1 September 2008, kecuali dibatalkan sebelumnya dan secara otomatis dapat diperpanjang untuk jangka waktu tertentu lagi dengan syarat dan ketentuan yang sama. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 15.833 dan biaya lisensi sebesar US$ 5.000.
On July 31, 2008, MNCSV entered into agreement with Dori Media Intl. to market and distribute “Ginx” program in Indonesia. The agreement is valid for few years ahead from September 1, 2008, unless earlier terminated and shall automatically be extended for a further period under the same term and conditions. MNCSV shall pay the monthly minimum guarantee of US$ 15,833 and license fee of US$ 5,000.
- 91 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
7)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perjanjian dengan Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner")
7)
MNCSV mengadakan perjanjian lisensi baru dengan Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner") pada tanggal 27 Mei 2010, di mana Turner memberikan hak non eksklusif kepada Perusahaan untuk menyiarkan CNN International, Cartoon Network dan Boomerang di Indonesia. Perjanjian ini dimulai pada tanggal 1 Juli 2009 sampai dengan beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar biaya lisensi bulanan sebagai kompensasi, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat perjanjian. 8)
Agreement with Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC ("Turner") MNCSV entered into a new license agreement with Turner Broadcasting System Asia Pacific, INC (“Turner”) on May 27, 2010, whereby Turner granted the Company a non-exclusive right to broadcast CNN International, Cartoon Network and Boomerang in Indonesia. The term begins on July 1, 2009 until a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay the monthly license fee as compensation in accordance with the formula stated in the agreement.
Perjanjian dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista")
8)
Agreement with Buena Vista International, INC ("Buena Vista")
MNCSV mengadakan perjanjian pada tanggal 30 Juni 2002 dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista"), di mana Buena Vista setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak untuk mendistribusikan program Disney Channel di Indonesia. Perjanjian ini diubah pada tanggal 18 Agustus 2009 dalam hal biaya lisensi dan distribusi. Perjanjian ini akan berakhir pada beberapa tahun kedepan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 136.068.
MNCSV entered into an agreement dated June 30, 2002 with Buena Vista International, INC (“Buena Vista”), whereby Buena Vista agreed to grant MNCSV the right to distribute the Disney Channel program in Indonesia. The agreement is amended on August 18, 2009 with regard to the license fee and distribution term. As such, the agreement will be valid for a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay monthly minimum guarantee of US$ 136,068.
MNCSV mengadakan perjanjian tanggal 2 Agustus 2006 dengan Buena Vista International, INC ("Buena Vista"), di mana Buena Vista setuju untuk memberikan kepada MNCSV hak untuk mendistribusikan program Playhouse Disney Channel di Indonesia. Perjanjian ini diubah pada tanggal 18 Agustus 2009 dalam hal biaya lisensi dan distribusi. Perjanjian ini akan berakhir pada beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. MNCSV akan membayar jaminan minimum bulanan sebesar US$ 62.909.
MNCSV entered into an agreement dated August 2, 2006 with Buena Vista International, INC (“Buena Vista”), whereby Buena Vista agreed to grant MNCSV the right to distribute the Playhouse Disney Channel program in Indonesia. The agreement is amended on August 18, 2009 with regard to the license fee and distribution term. As such, the agreement will valid for a few years ahead and subject to extension. MNCSV shall pay monthly minimum guarantee of US$ 62,909.
- 92 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
9)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Supplier Lainnya
9)
Other Suppliers MNCSV also entered into several arrangements with various program suppliers to distribute their respective programs as follows: AFC Network Private Limited (“Asian Food Channel”), BBC Worldwide Limited (“BBC, CBeebies”), Celestial Movie Channel Limited (“Celestial”), Business News (Asia) LLP (“CNBC”), Discovery Asia, Inc. (“Discovery Channel, Discovery Travel & Living, Discovery Home & Health, Discovery Turbo, Discovery Science and Animal Planet”), Eurosport SA (“Eurosport”), NBCU Global Networks ASIA (“Universal Channel, Sci Fi”), PT Media Nusantara Citra Tbk (“MNC News, MNC Entertainment, MNC Music, MNC Business, MNC Lifestyle”), MTV Asia LDC (“MTV”), Nickelodeon Asia Holding Pte. Ltd. (“Nickelodeon”), NHK Joho Network, Inc. (“NHK”), MGM Networks Inc. (“MGM”), Tiger Gate Entertainment Limited (“KIX, Thrill”), AETN All Asia Networks Pte. Ltd. (“History, The Biography Channel, Crime & Investigation Network”), Trace TV, LI TV International Limited (“LI TV”), PT Eastern Media Indonesia (“YoYo TV Asia”), JimJam Television Limited (“JimJam”), Crown Media International, LLC (“Hallmark”), PT Mitra Multi Sarana (“Fashion TV”). The agreements provide that payment of subscription fees is mainly based on a fixed rate per month per subscriber. The agreements will valid for a year ahead and subject to extension. As of December 31, 2010 there are several agreements that are still in progress.
MNCSV juga mengadakan perjanjian dengan beberapa pemasok berbagai program untuk menyalurkan program masing-masing sebagai berikut: AFC Jaringan Private Limited ("Asian Food Channel"), BBC Worldwide Limited ("BBC, CBeebies"), Celestial Movie Channel Limited ("Celestial"), Business News (Asia) LLP ("CNBC"), Discovery Asia, Inc. ("Discovery Channel, Discovery Travel & Living, Discovery Home & Health, Discovery Turbo, Discovery Sains dan Animal Planet"), Eurosport SA ("Eurosport"), NBCU Jaringan Global ASIA ("Universal Channel, Sci Fi"), PT Media Nusantara Citra Tbk ("MNC News, MNC Entertainment, MNC Music, MNC Business, MNC Lifestyle"), MTV Asia LDC ("MTV"), Nickelodeon Asia Pte. Ltd. Holding ("Nickelodeon"), Jaringan NHK Joho, Inc. ("NHK"), Jaringan MGM Inc. ("MGM"), Tiger Hiburan Gate Limited ("KIX, Thrill"), AETN All Asia Networks Pte. Ltd. ("Sejarah, Channel Biografi, Crime & Investigation Jaringan"), Trace TV, TV LI International Limited ("TV LI"), PT Timur Media Indonesia ("Asia TV YoYo"), JimJam Televisi Limited ("JimJam"), Crown Media International, LLC ("Hallmark"), PT Sarana Multi Mitra ("Fashion TV"). Perjanjian tersebut mengatur bahwa pembayaran biaya berlangganan terutama berdasarkan suatu tarif tetap per bulan per pelanggan. Perjanjian akan berakhir beberapa tahun ke depan dan dapat diperpanjang. Sampai dengan 31 Desember 2010 terdapat beberapa perjanjian yang masih dalam tahap penyelesaian. Perjanjian Samsung
10) Purchase and Supply Agreement with Samsung Electronics Co. LTD
Berdasarkan Perjanjian Pembelian dan Pengadaan tanggal 18 Mei 2010, MNCSV mengadakan perjanjian dengan Samsung Electronics Co. LTD untuk membeli MPEG4 set top boxes (STBs) dengan harga US$ 46 per STBs.
Based on Purchase and Supply Agreement dated May 18, 2010, MNCSV entered into agreement with Samsung Electronics Co. LTD to purchase MPEG4 set top boxes (STBs) with the price of US$ 46 per STBs.
10) Pembelian dan Pengadaan dengan Electronics Co. LTD
- 93 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
11) Perjanjian Penyediaan Satelit Transponder dengan Protostar II Ltd.
11) Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd.
Pada tanggal 13 April 2007, MNCSV dan PT Media Citra Indostar melakukan perjanjian penyediaan satelit transponder dengan Protostar II Ltd. Perjanjian tersebut mewajibkan pembayaran tahunan, terhutang dalam jumlah angsuran yang sama setiap bulan pada tanggal dua puluh lima (25). Pembayaran kewajiban ini dijamin oleh Perusahaan dengan tanpa syarat, pasti dan tidak dapat dibatalkan.
On April 13, 2007, MNCSV and PT Media Citra Indostar entered into Satellite Transponder Procurement Agreement with Protostar II Ltd. The agreement requires annual transponder payment, payable in equal monthly installments on the twenty-fifth (25) day of each month. Based on the Agreement, the Company provides unconditional, absolute and irrevocable payment guarantee of the liabilities.
Pada tanggal 29 Juli 2009, Protostar II Ltd. mengajukan petisi sukarela untuk bantuan di bawah chapter 11 Bankruptcy Code in United States. Karena petisi sukarela, Protostar II Ltd. dengan persetujuan dari The United States Bankruptcy Court harus membuat pengaturan penawaran untuk beberapa aset mereka, termasuk satelit dari perjanjian tersebut.
On July 29, 2009, Protostar II Ltd. filed voluntary petitions for relief under chapter 11 of Bankruptcy Code in United States. Because of the voluntary petitions, Protostar II Ltd. with the approval from The United States Bankruptcy Court for the District of Delaware have to make bidding arrangement for some of their assets, including the satellite from the aforementioned agreement.
Pada tanggal 16 Desember 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) menandatangani Perjanjian Pembelian dengan Protostar II Ltd. untuk pengadaan transponder satelit. Berdasarkan perjanjian Bill of Sale antara SES Satellite Leasing Limited dan Protostar II Ltd., transaksi pembelian telah diselesaikan pada tanggal 4 Mei 2010.
On December 16, 2009, SES Satellite Leasing Limited (SES) entered into a Purchase Agreement with Protostar II Ltd. for the procurement of the aforementioned satellite transponder. Based on Bill of Sale agreement between SES Satellite Leasing Limited and Protostar II Ltd., this purchase transaction was settled on May 4, 2010.
Pada tanggal 18 Desember 2009, MNCSV dan MCI menandatangai Perjanjian Pengadaan Satelit Transponder dengan SES. Berdasarkan perjanjian ini, MNCSV dan MCI memiliki tiga (3) pilihan pembelian dan pembayaran, yaitu pembayaran pada akhir masa perjanjian; 3 tahun dari penutupan kebangkrutan dan pada setiap perayaan tahunan berikutnya dari penutupan kebangkrutan selama jangka waktu perjanjian; atau pembelian langsung dengan penutupan terjadi pada atau sebelum tanggal 1 Desember 2010. MNCSV telah memilih opsi ketiga, yang merupakan metode pembelian langsung. Penjualan tersebut akan terjadi setelah diperoleh persetujuan yang diperlukan dan pembayaran telah dilakukan oleh MNCSV kepada SES.
On December 18, 2009, MNCSV and MCI entered into a Satellite Transponder Procurement Agreement with SES. Based on this agreement, MNCSV and MCI have three (3) options of puchase and payment, which are: transfer at the end of the term; 3 years from bankruptcy closing and on each subsequent annual anniversary of the bankruptcy closing during the term of the agreement; or direct purchase with closing occuring on or before December 1, 2010. MNCSV has chosen the third option, which is direct puchase method. The sale will occur after the necessary approvals are obtained and payment has been made by MNCSV to SES.
- 94 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Based on the Bill of Sale between MNCSV and SES Satellite Leasing Limited (SES), satellite purchases have been completed on December 1, 2010. This is reinforced by the existence of the letter issued by the Government of the United States with a number of Washington, D.C.205220112 regarding the transfer of ownership of twelve (12) 27 MHz SBand Transponders from SES to MNCSV and PT. Media Citra Indostar.
Berdasarkan Bill of Sale antara MNCSV dan SES Satellite Leasing Limited (SES), transaksi pembelian satelit telah diselesaikan pada tanggal 1 Desember 2010. Hal ini diperkuat dengan adanya surat yang dikeluarkan oleh Pemerintah Amerika Serikat dengan nomor Washington, D.C.20522-0112 mengenai perpindahan kepemilikan atas dua belas (12) 27 MHz S-Band Transponders dari SES kepada MNCSV dan PT. Media Citra Indostar. e.
Berdasarkan Instruksi Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi No. 134/Dirjen/1995 tanggal 20 September 1995 tentang peningkatan biaya hak penyelenggaraan jasa telekomunikasi, Infokom berkewajiban membayar biaya hak penyelenggaraan (BHP) jasa telekomunikasi kepada Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi sebesar 0,5% dari pendapatan operasinya.
f.
PT. Flash Mobile memiliki kerjasama dengan beberapa pihak, antara lain PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) dan PT. Kereta Api (Persero) mengenai Penyelenggaraan Jaringan Penerimaan Pembayaran berbagai tagihan dan “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
e.
f.
41. KONTINJENSI a.
Based on the instruction from the Director General of Posts and Telecommunications No. 134/Dirjen/1995 dated September 20, 1995 concerning the increase of the cost of telecommunications services rights, Infokom has to pay for broadcasting rights of telecommunications services to Tourism, Posts and Telecommunications Department equivalent to 0.5% of its operational revenue. PT. Flash Mobile has entered into several agreements with some parties, as follows PT. Pos Indonesia (Persero), PT. Bhakti Finance, PT. Bank Rakyat Indonesia, PT. PLN (Persero) and PT. Kereta Api (Persero) with respect to Implementation Collection System from Customer and “Online Reservation and Payment Ticketing System”.
41. CONTINGENCIES
Perkara Tata Usaha Negara pada Pengadilan Tata Usaha Negara No. 96/G/2010/PTUN.JKT
a.
Pada perkara ini, kebijakan Tata Usaha Negara yang dipermasalahkan adalah Surat Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum (“Dirjen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A tertanggal 8 Juni 2010 (“Surat 8 Juni”) yang ditandatangani oleh Pelaksana Harian (“PLH”) Direktur Perdata. Surat ini digunakan oleh pemegang saham lama untuk mengklaim bahwa PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) adalah milik pemegang saham lama, karena menurut pemegang saham lama, Surat 8 Juni membatalkan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh PT. Berkah Karya Bersama (“Berkah”) pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. CTPI tertanggal 18 Maret 2005 (“RUPSLB 18 Maret 2005”) (yang selanjutnya dialihkan kepada MNC dari Berkah pada tanggal 21 Juli 2006).
State Administrative the State Administrative No. 96/G/2010/PTUN.JKT
Case
in Court
In this case, the disputed state administrative decision was the letter of the Director General of General Law Administration (“DirGen AHU”) No. AHU.2.AH.03.04-114 A dated June 8, 2010 (“June 8 Letter”) which was signed by Daily Executor of Civil Director. This June 8 Letter was used by the old shareholder to claim that PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (“CTPI”) is its property because according to the old shareholder, the June 8 Letter annuls the subscription of 75% shares of PT. CTPI, by PT Berkah Karya Bersama (“Berkah”) on an Extraordinary General Meeting of Shareholders CTPI dated 18 March 2005 (“18 March 2005 EGMS”) (which then was transfered to MNC from Berkah on 21 July 2006).
- 95 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
MNC selanjutnya mendaftarkan gugatan untuk menggugat Dirjen AHU (“Tergugat”) untuk membatalkan Surat 8 Juni. Namun demikian, Tergugat memberikan jawaban atas gugatan yang pada pokoknya menyatakan, Surat 8 Juni bukanlah keputusan Tata Usaha Negara, dikarenakan surat tersebut hanyalah saran kepada Menteri Hukum dan HAM yang menjelaskan akan adanya kemungkinan cacat hukum pada pengesahan penyetoran atas 75% saham CTPI oleh Berkah. Tergugat juga menyatakan bahwa dikarenakan Surat 8 Juni hanyalah saran, oleh karenanya maka tidak final dan mengikat, dan hingga saat ini Menteri Hukum dan HAM belum membuat keputusan apapun terkait dengan penyetoran saham tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pada 12 Agustus 2010, MNC mendaftarkan permintaan untuk mencabut gugatan, karena sudah terbukti bahwa Surat 8 Juni bukanlah keputusan untuk membatalkan penyetoran 75% saham CTPI oleh Berkah. Pada 26 Agustus 2010, Majelis Hakim Tata Usaha Negara mengabulkan pencabutan gugatan. b.
MNC then claimed against Dirgen AHU (“the Defendant”) to annul the June 8 Letter. However, the Defendant submitted its response to the Company’s memorandum of claim stating that principally, the June 8 Letter is not a state administrative decision, because it is merely an advice to the Minister of Law and Human Rights explaining the possibility of legel defect on the recording of 75% CTPI shares subscription by Berkah. The Defendant also responded that as the June 8 Letter is merely an advice, thus it is not a final and binding decision, and now the Minister of Law and Human Rights has not made any decision concerning such share transfer. Upon such response, on August 12, 2010 MNC submits its request to revoke the claim, because it is already proven that the June 8 Letter is not a decision to annul the subscription of 75% shares of CTPI by Berkah. On August 26, 2010, the Panel of Judges of the State Administrative Court granted the revocation.
Gugatan Perdata terhadap MNC oleh Abdul Malik Jan No. 29/PDT.G/PN/JKT/PST pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
b.
Civil Claim against MNC filed by Abdul Malik Jan (the “Plaintiff”), registered under case number 29/PDT.G/PN/JKT/PST at the Central Jakarta District Court.
Pada perkara ini Penggugat mendaftarkan gugatan untuk menggugat MNC dan para mantan anggota Direksi MNC, para mantan anggota Dewan Komisaris MNC, penjamin pelaksana emisi efek pada waktu MNC melakukan Penawaran Umum Perdana (“IPO”) dan penjamin emisi pada waktu MNC melakukan IPO (Pihak Lain) terkait dengan proses IPO MNC pada tahun 2007. Pada pokoknya, Penggugat berdalil bahwa selama proses IPO, MNC tidak mengungkapkan fakta material mengenai sengketa CTPI sebagai anak perusahaannya selama proses IPO pada tahun 2007. Namun demikian, selama proses IPO pada tahun 2007 tidak terdapat keberatan yang diajukan oleh pihak manapun dan proses IPO pada tahun 2007 berjalan dengan lancar.
In this case, the Plaintiff filed a civil dispute against MNC and ex member of the Board of Directors of the Company, ex member of the Board of Commissioners of MNC, underwriter for the Initial Public Offering (IPO) process of MNC, and securities underwriter of the IPO (Other Parties) challenging MNC’s 2007 IPO process. Essentially, the Plaintiff asserted that during the IPO process, MNC did not disclose material facts regarding the potential dispute related to PT. CTPI, its subsidiary, during the IPO process in 2007. During the IPO process however, there were no objections filed by any party and the IPO process in 2007 went smooth and successful.
Berdasarkan jawaban konfirmasi dari penasehat hukum MNC, ditegaskan bahwa Penggugat tidak membeli saham MNC pada saat IPO, melainkan jauh setelah proses IPO. Lebih lanjut, dalil dari Penggugat adalah tidak berdasar dan tidak memiliki dasar hukum. Sejak tanggal Penggugat membeli saham MNC hingga tanggal gugatan didaftarkan, terdapat kenaikan harga saham MNC di pasar. Oleh karenanya, unsur “kerugian” yang diperlukan untuk mendaftarkan gugatan perbuatan melawan hukum tidaklah terpenuhi.
Based on the confirmation received from MNC’s lawyer, it is confirmed that the Plaintiff did not buy the MNC’s shares at the time of the IPO, instead he purchased the shares subsequent to the IPO process. Furthermore, the Plaintiff’s claim is groundless and legally unfounded. From the date the Plaintiff purchased MNC’s shares until the date the claim was filed, there was an increase the share price in the market. Therefore, the element of “loss suffered” to validly submit a tort claim was not fulfilled.
- 96 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
c.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Gugatan Perdata No. 10/Pdt.G/2010/ PN.Jkt.Pst oleh Siti Hardiyanti Rukmana dkk kepada PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (Perkara No. 10)
c.
Perkara ini merupakan perkara mengenai gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang diajukan oleh Ny. Siti Hardiyanti Rukmana, dkk. (”Penggugat”) selaku pemegang saham lama PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) terhadap PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) selaku Tergugat I, PT. Sarana Rekatama Dinamika selaku Tergugat II, CTPI (anak perusahaan), selaku Turut Tergugat I dan 6 (enam) Turut Tergugat lainnya. Dalam Perkara No. 10, Penggugat mendalilkan bahwa Berkah melakukan perbuatan melawan hukum dengan melaksanakan RUPSLB 18 Maret 2005. RUPSLB 18 Maret 2005 tersebut merupakan realisasi dari Investment Agreement tahun 2002 berikut Supplemental Agreement tahun 2003, yang memberikan hak atas 75% saham CTPI kepada Berkah, yang kemudian pada tahun 2006 diambil alih dan dipegang Perusahaan. Namun demikian, sampai dengan saat ini belum ada putusan pengadilan atas Perkara No. 10 tersebut, dimana perkara tersebut masih berjalan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam Perkara No. 10 tersebut MNC juga tidak dilibatkan sebagai pihak dalam perkara sehingga secara hukum putusan apapun atas Perkara No. 10 tidak mengikat MNC dan tidak merubah posisi kepemilikan saham MNC atas CTPI saat ini. d.
Civil Claim No. 10/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Pst by Siti Hardiyanti Rukmana and others against PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (”Case No. 10”) This case is a tort claim filed by Siti Hardiyanti Rukmana cs (“Plaintiff”) as the old shareholder of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI) against PT. Berkah Karya Bersama (Berkah) as the 1st Defendant, PT. Sarana Rekatama Dinamika as the 2nd Defendant, CTPI (the Company’s subsidiary) as the 1st Co-Defendant, and six (6) other Co-Defendants. The Plaintiff asserted that Berkah committed tort which caused the Extraordinary Shareholders General Meeting (ESGM) dated March 18, 2005 “ESGM March 18, 2005”) to be null and void. Such March 18, 2005 by ESGM is the realization of the Investment Agreement in 2002 (and the Supplemental Agreement in 2003) that transferred 75% (seventy five percent) of CTPI shares to Berkah, which is later acquired by the Company in 2006. Nonetheless, Case No. 10 is currently still continuing at the District Court of Central Jakarta and there has been no decision. MNC is not a party in Case No. 10, therefore by law any awards in such case will not be binding against MNC and will not change the ownership status of MNC over CTPI.
Pada tanggal 5 September 2006, CTPI digugat secara perdata oleh PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. TVRI mengklaim bahwa CTPI telah menyalahi perjanjian No. 145/SP/DIR/TV/1990 dan No.023/TPI/ PKS/SHR.23/VII/1990 dan tanggal 16 Agustus 1990 antara CTPI dan TVRI, dan atas hal ini CTPI harus membayar kewajiban kepada TVRI sebesar Rp 21.561 juta ditambah bunga 1,5 % per bulan.
d.
On September 5, 2006 PT Televisi Republik Indonesia (TVRI) filed a civil lawsuit against CTPI in Central Jakarta District Court. TVRI claims that CTPI had violated agreements. No. 145/SP/DIR/TV/1990 and No.023/TPI/ PKS/SHR.23/VII/1990 dated August 16, 1990 between CTPI and TVRI, and therefore CTPI must pay to TVRI in the amount at Rp 21,561 plus an interest at 1.5% per month.
Terkait dengan gugatan tersebut, pada tanggal 16 April 2007 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan menghukum CTPI untuk membayar kompensasi kepada TVRI sebesar Rp 1.981 juta ditambah dengan bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2000.
In relation to this lawsuit, on April 16, 2007, the Central Jakarta District Court has issued a court decision which declared that CTPI was punished to pay compensation to TVRI in the amount of Rp 1,981 plus interest at 6% per annum starting July 1, 2000.
Atas putusan tersebut, pada tanggal 27 Juni 2007 TVRI mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jakarta. Pada tanggal 24 September 2007, Pengadilan Tinggi Jakarta memutuskan, yaitu memperkuat putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
For such decision, on June 27, 2007 TVRI lodge a memorandum of appeal to the High Court of Jakarta. On September 24, 2007, the High Court decided to strengthen the decision made by the Central Jakarta District Court.
- 97 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
e.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Pada tanggal 26 Januari 2010, CTPI menerima keputusan kasasi dari Mahkamah Agung, yang isinya menolak permohonan kasasi dari TVRI. Atas keputusan ini, pada tanggal 19 Januari 2011 TVRI mengajukan Peninjauan Kembali (PK) ke Mahkamah Agung yang hingga saat ini masih dalam proses.
On January 26, 2010, CTPI received from the Supreme Court, a letter which rejected an appeal from TVRI. For such decision, on January 19, 2011 TVRI filled a Civil Review to Supreme Court that until now are still in process.
Dengan demikian, CTPI membukukan kewajiban sebesar Rp. 1.981 juta ditambah bunga 6% per tahun terhitung sejak 1 Juli 2010.
Therefore, CTPI recorded its liability to TVRI amounting to Rp 1,981 plus interest of 6% per annum starting July 1, 2010.
Pada tahun 2009, Crown Capital Global Limited, yang berdomisili di British Virgin Islands mengajukan permohonan pailit CTPI atas obligasi subordinasi sebesar US$ 53 juta. CTPI menolak klaim tersebut karena obligasi subordinasi di atas tidak ada dalam catatan CTPI. Pada tanggal 14 Oktober 2009, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui keputusannya No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga.Jkt.Pst mengabulkan permohonan pailit yang diajukan oleh Pemohon Pailit terhadap CTPI. Atas putusan Pengadilan Niaga tersebut, CTPI dan beberapa kreditur lainnya kemudian melakukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA). Pada tingkat kasasi ini, MA membatalkan putusan pailit tersebut melalui putusannya No. 834K/Pdt.Sus/2009, tanggal 15 Desember 2009, sehingga status CTPI kembali seperti sebelum permohonan pailit.
e.
Pada tanggal 14 Januari 2010, Permohonan Pailit mengajukan Peninjauan Kembali (PK) atas Putusan MA 834K tersebut, namun Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali (PK) tersebut pada tanggal 22 Maret 2010. Putusan MA ini memperkuat status CTPI bukan sebagai perusahaan pailit. f.
In 2009, Crown Capital Global Limited (CCGL) domiciled in British Virgin Islands, filed a petition for bankcruptcy against CTPI pursuant to a certain US$ 53 million subordinated bond. CTPI denied the claim which was nowhere to be found in the CTPI’s records. On October 14, 2009, the Central Jakarta Commercial Court through its decision letter No. 52/Pailit/2009/PN.Niaga. Jkt.Pst approved the bankcruptcy petition filed by CCGL against CTPI. CTPI, and along with several other creditors, filed a cessation against the Commercial Court's decision with the Indonesian Supreme Court. Subsequently, the Supreme Court (MA) cancelled the bankruptcy petition based on his decision No. 834K/Pdt.Sus/2009, dated December 15, 2009. Therefore, CTPI’s status returned to its condition prior to the date of the bankruptcy petition (continue as a going concern company) . On January 14, 2010, Petitioner filed a Civil Review (Peninjauan Kembali or PK) to the Supreme Court (MA). However, the Supreme Court (MA) refuse a Civil Review (PK) on March 22, 2010. The decision of MA was to upheld CTPI's status as in a going concern company.
MNCSV merupakan pihak penuntut dalam gugatan terhadap All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) dan PT. Direct Vision (PT DV) sehubungan dengan dugaan pelanggaran hukum persaingan usaha terkait hak siar English Premier League musim 20072010. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, kasus ini masih dalam proses kasasi.
f.
- 98 -
MNCSV is the plaintif in a lawsuit against All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC (Astro Malaysia), All Asia Networks, Plc (Astro Dubai) and PT. Direct Vision (PT DV) in relation to the alleged violation of the competition law related to the English Premier League season 2007-2010 broadcasting rights. As of the issuance date of the consolidated financial statements, this case is still in process of cessation.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
g.
h.
Arbitrase Pengadilan International Arbitrase No. 167721CYK
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
1CC,
g.
1CC International Court Arbitration No. 167721CYK
of
Arbitration,
KT Corporation menggugat Perusahaan atas tindakan wanprestasi terhadap perjanjian Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi). Perkara ini telah diputus pada tanggal 18 Nopember 2010, dimana berdasarkan putusan tersebut Perusahaan diwajibkan melakukan pembelian 406.611.912 lembar saham PT. Mobile-8 Telecom, Tbk milik KT Corporation dengan harga sebesar US$ 13.850.966 ditambah dengan bunga yang perhitungannya di mulai sejak 6 Juli 2009 sampai dengan pembayaran tersebut dilakukan dan juga sebesar US$ 731.642 untuk biaya hukum dan lainlain, serta sebesar US$ 238.000 sebagai biaya arbitrase.
KT Corporation sued the Company for breach of contract of the Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement). This case has been decided on November 18, 2010, in which the Company is required to purchase 406,611,912 shares of PT. Mobile-8 Telecom, Tbk owned by KT Corporation a price of US$ 13,850,966 plus interest calculated starting July 6, 2009 until payment is made, as well as payment of US$ 731,642 for legal and other fees, etc., and US$ 238,000 for the cost of arbitration.
Putusan arbitrase ICC tersebut baru akan mempunyai kekuatan hukum yang mengikat terhadap Perusahaan apabila telah ada persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas permohonan pelaksaan Putusan arbitrase ICC tersebut di Indonesia dan sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, belum ada persetujuan tersebut.
The new ICC arbitration decision shall have binding legal force on the Company upon approval of the Chairman of the Central Jakarta District Court at the request of the ICC arbitration decision implementation in Indonesia. As of the date of issuance of the consolidated financial statements, such consent have not been obtained.
Perkara No.4311PDT.G/2010/PN.Jkt.Pst
h.
Case No. 4311PDT.G120101PN.Jkt.Pst
Pada tanggal 24 September 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) menggugat Perusahaan selaku Tergugat I, KT Corporation selaku Tergugat II, Qulcomm Incorporated selaku tergugat III dan PT. KTF Indonesia selaku tergugat IV.
On September 24, 2010, PT. Bhakti Investama Tbk (Bhakti) sued the Company as a Defendant I, KT Corporation, as Defendant II, Qulcomm Incorporated as Defendant III and PT. KTF Indonesia as Defendant IV.
Dalam perkara tersebut Bhakti mengajukan pembatalan Put and Call Option Agreement tanggal 9 Juni 2006 (Perjanjian Opsi) karena bertentangan dengan peraturan yang berlaku dan tidak adanya persetujuan komisaris. Apabila gugatan tersebut dikabulkan, Perusahaan dapat memiliki kewajiban memberikan ganti rugi sebesar sampai dengan Rp 1.000.000.001.
In the case of cancellation filed Bhakti Put and Call Option Agreement dated June 9, 2006 (Option Agreement) because of conflict with existing regulations and the lack of approval of the commissioners. If the claim is granted, the Company may have an obligation to provide compensation of up to Rp 1,000,000,001.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, perkara sedang diperiksa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan belum terdapat putusan apapun atasnya.
As of the date of issuance of the consolidated financial statements, the case is being examined at the Central Jakarta District Court and there has not been any decision upon it.
- 99 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
42. KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
42. SUBSEQUENT EVENTS
a.
Pada tanggal 7 Maret 2011, Perusahaan melakukan penjualan atas saham yang telah dibeli kembali (treasury stock) sebanyak 395.761.800 saham. Perusahaan menunjuk PT. MNC Securities sebagai anggota bursa yang akan melakukan penjualan saham tersebut. Jangka waktu pelaksanaan penjualan saham adalah 18 (delapan belas) bulan dimulai sejak tanggal 7 Maret 2011.
a.
On March 7, 2011, the Company sold their 395,761,800 repurchased shares (treasury stock). The Company appointed PT. MNC Securities as a member of the stock exchange that will responsible for the selling. The selling period is eighteen (18) months, start at March 7, 2011.
b.
Pada tanggal 8 Maret 2011, MNC Group membuat komitmen untuk Free Television Output Deal dengan Warner Bros International Television Distribution Inc., yang mulai berlaku efektif sejak 15 Maret 2011. Berdasarkan ketentuan perjanjian ini, MNC Group akan mendapatkan lisensi untuk program-program milik Warner dan akan melakukan pembayaran kepada Warner secara 3 (tiga) bulanan dimuka.
b.
On March 8, 2011, MNC Group entered into an agreement for Free Television Output Deal with Warner Bros International Television Distribution Inc. This Deal Terms shall be valid from March 15, 2011. Under this Deal Terms, MNC Group will be granted a license to Warner’s Program and shall pay Warner on quarterly basis in advance.
43. INSTRUMEN KEUANGAN DERIVATIF
43. DERIVATIVE FINANCIAL INSTRUMENTS
Pada tanggal 12 September 2006, MNC B.V. dan Deutsche Bank AG, Singapura (DB) mengadakan kontrak USD/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction untuk mengelola risiko pergerakan mata uang asing dengan jumlah notional US$ 100 juta, jatuh tempo 12 September 2011. Tidak terdapat pembayaran premi opsi pada awal kontrak, tetapi untuk membeli opsi tersebut, MNC B.V. harus melakukan satu seri pembayaran bunga berdasarkan suatu jumlah notional dalam Yen, dengan suatu potensi pembayaran oleh DB pada saat jatuh tempo, di mana DB akan melakukan penyelesaian secara kas dalam US$ atas jumlah notional US$ 100 juta, tergantung pada kurs US$/Rp pada saat jatuh tempo dan strike price yang ditentukan dalam kontrak. MNC B.V. dapat mengakhiri kontrak tersebut secara tahunan. Pada tanggal 12 Desember 2007, MNC B.V. mengalihkan hak dan kewajibannya pada transaksi lindung nilai kepada MNC. Pada tahun 2009, MNC mengalihkan hak dan kewajiban pada transaksi lindung nilai kepada MIMEL.
On September 12, 2006, MNC B.V. and Deutsche Bank AG, Singapore (DB) entered into a USD/Rp non-deliverable foreign exchange hedge transaction to manage the exposure to foreign currency movement with notional amount of US$ 100 million, due on September 12, 2011. There is no option premium paid up-front, but for buying the option, MNC B.V. has to pay a series of quarterly interest payments based on a Yen notional amount, with a potential pay out from DB in which DB will pay MNC B.V. on a maturity date a USD cash settlement based on a notional amount of US$ 100 million, depending on the US$/Rp exchange rate and the strike price specified in the contract. This contract can be preterminated by MNC B.V. on a yearly basis. On December 12, 2007, MNC B.V. transferred its rights, and obligations under the hedge transaction to MNC. In 2009, MNC transferred its rights and obligations under the hedge transaction to MIMEL.
- 100 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
44. INSTRUMEN KEUANGAN DAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL
44. FINANCIAL INSTRUMENTS AND FINANCIAL RISK AND CAPITAL RISK MANAGEMENT
a. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan
a.
Financial risk management objectives and policies
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Perusahaan dan anak perusahaan adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan bisnis, serta untuk mengelola risiko mata uang asing, tingkat bunga, kredit dan risiko likuiditas. Perusahaan dan anak perusahaan beroperasi dengan pedoman yang telah ditentukan oleh Dewan Direksi.
The Company and its subsidiary’s overall financial risk management and policies seek to ensure that adequate financial resources are available for operation and development of their business, while managing their exposure to foreign exchange risk, interest rate risk, credit and liquidity risks. The Company and its subsidiary operate within defined guidelines that are approved by the Board of Director.
i.
i.
ii.
Manajemen risiko mata uang asing
Foreign currency risk management
Perusahaan dan anak perusahaan terekspos terhadap pengaruh fluktuasi nilai tukar mata uang asing terutama dikarenakan transaksi yang didenominasi dalam mata uang asing seperti pembelian program dari luar negeri dan hutang obligasi dalam mata uang asing.
The Company and its subsidiaries are exposed to the effect of foreign currency exchange rate fluctuation mainly because of foreign currency denominated transactions such as purchases of programs and bond denominated in foreign currency.
Perusahaan dan anak perusahaan mengelola eksposur terhadap mata uang asing dengan melakukan penyesuaian pada harga yang diterapkan kepada kosumen. Untuk membantu mengelola resiko, Perusahaan dan anak perusahaan juga mengadakan kontrak berjangka perubahan nilai tukar mata uang asing dalam batasan yang ditetapkan (Catatan 43).
The Company and its subsidiaries manage the foreign currency exposure by adjusting the prices charged to customers. In addition the Company and its subsidiaries also entered into forward foreign exchange contracts within established parameters (Note 43).
Manajemen risiko tingkat bunga
ii.
Interest rate risk management
Perusahaan dan anak perusahaan juga terpapar terhadap risiko tingkat bunga, karena Perusahaan dan anak perusahaan memiliki pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang dan bunga tetap.
The Company and its subsidiaries are exposed to interest rate risk because the Company and its subsidiaries have borrowing with both floating and fixed interest rate.
Nilai tercatat dari instrumen keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang terpapar risiko tingkat bunga, yang meliputi, perjanjian tingkat suku bunga tetap yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate) dan perjanjian tingkat suku bunga mengambang yang terpapar risiko tingkat suku bunga atas arus kas, dijabarkan sebagai berikut:
The carrying amount of the Company and its subsidiaries’ financial instruments that are exposed to interest rate risk, which include fixed value arrangements that exposed to fair value interest rate risk and floating interest rate arrangements that are exposed to cash flow interest rate risk, are detailed below:
- 101 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
Instumen Keuangan
Bunga mengambang/ Floating rate
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued Bunga tetap/ Fixed rate
Tanpa bunga/ Non-interest bearing
Jumlah/ Total
Financial Instrument
Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang usaha dan piutang lain Investasi jangka pendek Investasi lainnya
816.220 125.939 -
313.369 -
12.039 2.453.904 676.311 1.671.358
1.141.628 2.453.904 802.250 1.671.358
Financial Assets Cash and cash equivalents Trade and other receivables Short-term investments Other investments
Kewajiban keuangan Hutang jangka pendek Hutang usaha dan hutang lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang obligasi Kewajiban sewa pembaiyaan Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang lainnya
284.951 72.130 -
62.691 2.517.156 -
770.803 275.580 19.438 35.380
347.642 770.803 275.580 2.517.156 19.438 72.130 35.380
Financial Liabilities Short-term loans Trade and other payable Accrued expenses Bonds payable Finance lease obligation Long-term liability Other long-term liabilities
Selain bagian jangka panjang hutang jangka panjang sebesar Rp 22.910 juta, hutang jangka panjang lainnya sebesar Rp 35.380 juta dan bagian jangka panjang kewajiban sewa pembiayaan sebesar Rp 11.298 juta dan bagian jangka panjang dari hutang obligasi sebesar Rp 1.245.604 juta, aset keuangan yang menghasilkan bunga dan kewajiban keuangan yang berbunga akan jatuh tempo dalam satu tahun.
Except for the long term portion of longterm liability of Rp 22,910 million, other long-term liabilities of Rp 35,380 million long term portion of finance lease obligation of Rp 11,298 million, and long-term portion of bonds payable of Rp 1,245,604 million the interest bearing financial assets and liabilities are due within one year.
Untuk kewajiban suku bunga mengambang, analisa sensitivitas di susun dengan asumsi jumlah kewajiban terhutang pada saat tanggal neraca adalah yang terhutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 100 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 sebesar Rp 3.765 juta. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variable lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan ini terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel.
For floating rate liabilities, the sensitivity analysis is prepared assuming the amount of liability outstanding at the balance sheet date was outstanding for the whole year. A change of 100 basis points in interest rates at the reporting dates would have increased (decreased) income before tax of the Company and its subsidiaries in 2010 by Rp 3,765 million. This analysis assumes that all other variables, in particular foreign currency rates, remain constant. The movement is mainly attributable to the Company and its subsidiaries’ exposure to interest rates on its variable rate borrowings.
Untuk mengelola risiko tingkat bunga, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki kebijakan dalam memperoleh pembiayaan dalam Rupiah dengan tingkat bunga bank yang rendah, back to back deposito dan pinjaman yang akan memberikan spread bunga yang kecil serta jangka waktu pinjaman yang lebih fleksibel sehinngga dapat dilakukan pelunasan segera apabila tingkat bunga meningkat tinggi.
To manage the interest rate risk, the Company and its subsidiaries have a policy in obtaining a low interest financing, back to back deposit, and borrowing with a low margin of interest and also a flexible loan term, enabling the Company to pay the loan if there is a significant increase with the rate.
- 102 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
iii.
iv.
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Manajemen risiko kredit
iii.
Credit risk management
Risiko kredit mengacu pada risiko rekanan gagal dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan.
Credit risk refers to the risk that a counterparty will default on its contractual obligation resulting in a loss to the Company and its subsidiaries.
Risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan terutama melekat pada piutang usaha simpanan bank, investasi jangka pendek dan investasi lainnya. Risiko kredit pada simpanan bank dan investasi jangka pendek diperhitungkan minimal karena ditempatkan dengan institusi keuangan terpercaya yang telah memiliki catatan yang baik. Investasi lain dan piutang usaha pihak ketiga ditempatkan pada pihak ketiga yang terpercaya dan memiliki catatan yang baik. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan dan counterparties dimonitor secara terus menerus dan nilai agregat transaksi terkait tersebar di antara counterparties yang telah disetujui. Eksposur kredit dikendalikan oleh batasan (limit) counterparty yang direview dan disetujui oleh komite manajemen risiko secara tahunan.
The Company and its subsidiaries’ credit risk is primarily attributed to their trade accounts receivable, bank deposits, short-term investments and other investment. Credit risk on bank deposits and short-term investments is considered minimal because they are placed in credit worthy financial institutions. Other investments and trade accounts receivable with third parties are entered with respected and credit worthy third parties. The Company and its subsidiaries exposure and its counterparties are continuosly monitored and the aggregate value of transactions concluded is spread amongst approved counterparties. Credit exposure is controlled by counterparty limits that are reviewed and approved by the risk management committee annually.
Nilai tercatat aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasi setelah dikurangi dengan penyisihan untuk kerugian mencerminkan eksposur Perusahaan dan anak perusahaan terhadap risiko kredit.
The carrying amount of financial assets recorded in the consolidated financial statements, net of any allowance for losses represents the Company and its subsidiaries’ exposure to credit risk.
Manajemen risiko likuiditas
iv.
Tanggung jawab utama manajemen risiko likuiditas terletak pada dewan direksi, yang telah membangun kerangka manajemen risiko likuiditas yang sesuai untuk persyaratan manajemen likuiditas dan pendanaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan simpanan, fasilitas bank dan fasilitas simpan pinjam dengan terus menerus memonitor perkiraan dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan.
Liquidity risk management The ultimate responsibility for liquidity risk management rests at the board of directors, which has build a risk liquidity management framework that suits the liquidity management requirement and short, medium and long term funding for the Company and its subsidiaries. The Company and its subsidiaries manage liquidity risk by maintaining adequate reserves, banking facilities and reserve borrowing facilities by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.
- 103 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perusahaan dan anak perusahaan memelihara kecukupan dana untuk membiayai kebutuhan modal kerja yang berkelangsungan.
The Company and its subsidiaries maintain sufficient funds to finance its ongoing working capital requirements.
b. Nilai wajar instrumen keuangan
b. Fair value of financial instruments
Nilai tercatat dan nilai wajar pada instrumen keuangan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
The carrying amount and fair value of financial instruments as of December 31, 2010 are as follows:
Nilai tercatat/ Carrying amount Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha dan piutang lain Investasi lainnya Kewajiban keuangan Pinjaman jangka pendek Hutang usaha dan hutang lain Biaya yang masih harus dibayar Hutang obligasi: Jangka pendek Jangka panjang Kewajiban sewa pembiayaan Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang lainnya
1.236.202 802.250 2.453.904 1.671.358
347.642 770.803 275.580 1.271.552 1.245.604 19.438 7.213 35.380
(i)
nilai tercatat mendekati atau setara dengan nilai wajar karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek. (ii) nilai tercatat termasuk nilai wajar dana kelolaan dan reksadana yang dinilai berdasarkan nilai aset bersih. (iii) tidak tersedia nilai wajar yang andal karena aset yang mendasari tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. (iv) nilai wajar ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa depan.
Nilai wajar/ Fair value
1.236.202 802.250 2.453.904 1.671.358
347.642 (i) 770.803 (i) 275.580 (i) 1.271.552 1.248.718 19.438 7.213 35.380
(i) (iv) (iv) (iv) (iv)
Financial Asset Cash and cash equivalents Short-term investments Trade and other receivables Other investments Financial Liabilities Short-term loans Trade and other payables Accrued expenses Bonds payable: Short-term Long-term Finance lease obligation Long-term liability Other long-term liabilities
(i)
carrying amount approximates or equal to fair value because of short-term maturity.
(ii)
carrying amount includes fair value of investment in funds and mutual funds which are based on net asset value of the fund. No reliable measure of fair value because the underlying assets are not quoted in active market. Fair value is determined by discounting future cash flows.
(iii)
(iv)
- 104 -
(i) (i)(ii) (i) (iii)
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
45. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
45. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
The Company and its subsidiaries had monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2010 and 2009, are as follows:
2010 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah (jutaan)/million
2009 Mata uang asing/Foreign currency Ekuivalen/ Equivalent (nilai penuh/ full amount) Rupiah (jutaan)/million
Aset Kas dan setara kas
Investasi jangka pendek Piutang usaha
Piutang lain-lain Uang muka dan biaya dibayar dimuka Aset lain-lain
Assets US$ Euro Yen Lainnya/ Others US$ US$ Sin $ Euro US$ US$ US$
4.174.160 293 -
37.530 4 -
83.605.608 10.423 578.100
785.893 141 59
17.373.466 7.091.391 667.182 823.792 1.259.181 1.198.208
156.205 63.759 7.977 7.407 11.321 10.773
49.096.575 32.206.703 29.526 697.549 13.929.128 43.684.865 12.092.688
63 461.508 302.743 198 9.424 130.934 410.638 113.671
Jumlah Aset Moneter
294.976
2.215.272
Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Pinjaman jangka panjang Hutang pihak hubungan istimewa Kewajiban tidak lancar lain-lain
Cash and cash equivalents
Short-term investments Trade accounts receivable
Other accounts receivable Advances and prepaid expenses Other assets Total Monetary Assets Liabilities
US$ US$ Euro Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ Euro Lainnya/ Others US$ US$ US$
8.273.294 20.480.056 -
74.385 184.136 -
7.840.304 21.861.812 118.610
73.699 205.501 1.602
25.670 1.040
59 231 12
850.842 1.040
520 7.998 14
5.910.378 97.649
53.140 1.167
10.508.802 97.647
13 98.783 1.319
264 77.360 -
75.000.000 369.604
504 705.000 3.474
8.604.105
Short-term loans Trade accounts payable
Other accounts payable
Accrued expenses
Long-term loans Payable to related parties Other noncurrent liabilities
Jumlah Kewajiban Moneter
390.754
1.098.427
Total Monetary Liabilities
Aset (Kewajiban) Moneter Bersih
(95.778)
1.116.845
Net Monetary Asset (Liabilities)
Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The conversion rates used by the Company and its subsidiaries as of December 31, 2010 and 2009 were as follows:
31 Desember/December 31, 2010 2009 Rp Rp Euro 1 USD 1 SGD 1 JPY 100
11.956 8.991 6.981 11.029
- 105 -
13.510 9.400 6.699 10.170
1 Euro 1 USD 1 SGD 100 JPY
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh keuntungan kurs mata uang asing sebesar Rp 90.812 juta tahun 2010 dan Rp 374.447 juta tahun 2009.
The Company and its subsidiaries incurred gain on foreign exchange of Rp 90,812 million in 2010 and Rp 374,447 million in 2009.
46. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN REVISI (PSAK DAN ISAK)
46. ADOPTION OF REVISED STATEMENTS AND INTERPRETATIONS OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS (PSAK AND ISAK)
a.
Standar revisi yang berlaku efektif pada tahun berjalan
a.
effective
in
the
Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2010:
In the current year, the Company and subsidiaries adopted the following revised PSAKs which are effective for financial statements beginning on or after January 1, 2010:
PSAK 26 (revisi 2008), Biaya Pinjaman
PSAK 26 (revised 2008), Borrowing Cost
PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.
PSAK 50 (revised 2006), Financial Instruments: Presentation and Disclosures
PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
b.
Revised standard current year
PSAK 55 (revised 2006), Financial Instruments: Recognition and Measurements
Menurut PSAK 26 (revisi 2008), biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan set kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban. Penerapan standar ini tidak berpengaruh terhadap jumlah periode lalu dan sekarang, tetapi mempengaruhi jumlah biaya pinjaman masa mendatang.
PSAK 26 (revised 2008) requires borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction, or production of qualifying asset to be capitalized as part of the cost of the asset. Other borrowing costs are recognized as expense. The application of this standard has had no impact on the prior and current year amounts, but may affect the accounting for future borrowing costs.
Penerapan PSAK 50 (revisi 2006) menghasilkan pengungkapan instrumen keuangan yang lebih luas termasuk beberapa pengungkapan kualitatif yang berkaitan dengan tujuan manajemen risiko keuangan.
The application of PSAK 50 (revised 2006) resulted in expanded disclosure on financial instruments, including some qualitative disclosures relating to financial risks and management objectives.
PSAK 55 (revisi 2006) memberikan panduan pada pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan dan kontrak untuk membeli item non-keuangan. Antara lain, penerapan standar ini memerlukan penggunaan metode suku bunga efektif ketika aset atau kewajiban diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Selain itu, PSAK ini juga mengubah cara Perusahaan dan anak perusahaan dalam mengukur penurunan nilai aset keuangan tergantung pada klasifikasi instrumen keuangan. Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak memiliki pengaruh atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2009.
PSAK 55 (revised 2006) provides guidance on the recognition and measurement of financial instruments and some contracts to buy non-financial items. Among other things, the application of this standard requires the use of effective interest rate method when an asset or liability is measured at amortized cost. Additionally, this PSAK also changes the way the company and its subsidiaries measure the impairment loss of financial assets depending on the classification of the financial instrument. Because this PSAK is applied prospectively, the initial adoption has had no impact on amounts reported for 2009. Standards and Interpretations in issue
Standar dan interpretasi telah diterbitkan
b. - 106 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
tapi belum berlaku efektif
but not yet effective
i.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
i. Effective for periods beginning on or after January 1, 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan
PSAK 1 (revised 2009), Presentation of Financial Statements PSAK 2 (revised 2009), Statement of Cash Flows PSAK 3 (revised 2010), Interim Financial Reporting PSAK 4 (revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements PSAK 5 (revised 2009), Operating Segments PSAK 7 (revised 2010), Related Party Disclosures PSAK 8 (revised 2010), Events after the Reporting Period PSAK 12 (revised 2009), Interest in Joint Ventures PSAK 15 (revised 2009), Investments in Associates PSAK 19 (revised 2010), Intangible Assets PSAK 22 (revised 2010), Business Combinations PSAK 23 (revised 2010), Revenue PSAK 25 (revised 2009), Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors PSAK 48 (revised 2009), Impairment of Assets PSAK 57 (revised 2009), Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets PSAK 58 (revised 2009), Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations ISAK 7 (revised 2009), Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 9, Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities ISAK 10, Customer Loyalty Programmes ISAK 11, Distribution of Non-cash Assets to Owners IASK 12, Jointly Controlled Entities Non-monetary Contributions by Venturers ISAK 14, Intangible Assets – Web Site Cost ISAK 17, Interim Financial Reporting and Impairment
ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ii. Efektif untuk periode yang dimulai pada
ii. - 107 -
Effective for periods beginning on or
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
atau setelah 1 Januari 2012:
after January 1, 2012:
PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing
PSAK 10 (revised 2010), The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates PSAK 18 (revised 2010), Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans PSAK 24 (revised 2010), Employee Benefits PSAK 34 (revised 2010), Construction Contracts PSAK 46 (revised 2010), Income Taxes PSAK 50 (Revised 2010), Finanical Instruments: Presentation PSAK 53 (revised 2010), Sharebased Payments PSAK 60, Financial Instruments: Disclosures PSAK 61, Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance ISAK 13, Hedges of Net Investments in Foreign Operations ISAK 15, The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction ISAK 16, Service Concession Arrangements ISAK 18, Government Assistance – No Specific Relation to Operating Activities ISAK 20, Income Taxes – Change in Tax Status of an Entity or its Shareholders
PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian PSAK 53 (revisi 2010),Pembayaran Berbasis Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya. Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards).
These new/revised standards and interpretations resulted from convergence to International Financial Reporting Standards.
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi, dan dapat diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan, akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan. PSAK 1 mensyaratkan entitas, antara lain:
As of the issuance date of the consolidated financial statements, management is evaluating the effect of these standards and interpretations on the consolidated financial statements, and could foresee that among those PSAKs that will take effect in 2011, PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will bring some significant changes in the financial statement presentation. PSAK 1 requires an entity, among other things:
Untuk
To present, in a statement of
menyajikan
dalam
laporan
- 108 -
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Angka dalam tabel dinyatakan dalam jutaan Rupiah) – Lanjutan
PT. GLOBAL MEDIACOM Tbk AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2010 AND 2009 AND FOR THE YEARS THEN ENDED (Figures in tables are stated in millions of Rupiah) – Continued
perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif).
changes in equity, all owner changes in equity. All non-owner changes in equity (i.e. comprehensive income) are required to be presented in one statement of comprehensive income or in two statements (a separate income statement and a statement of comprehensive income).
Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25.
To present a statement of financial position as at the beginning of the earliest comparative period in a complete set of financial statements when an entity applies an accounting policy retrospectively or makes a retrospective restatement in accordance with PSAK 25.
Untuk menyajikan kepentingan non pengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas).
To present as part of equity the non-controlling interest (previously called minority interest).
47. REKLASIFIKASI AKUN
47. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2009 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2010 dengan perincian sebagai berikut:
Persediaan Properti investasi Aset tetap Aset lain-lain Beban langsung Beban umum dan administrasi
48. PERSETUJUAN KONSOLIDASI
LAPORAN
Certain accounts in the 2009 consolidated financial statements were reclassified to conform with the 2010 consolidated financial statements presentation, with details as follows:
Sebelum disajikan kembali/ Before reclassification
Setelah disajikan kembali/ After reclasification
1.131.998 186.672 1.765.444 475.394 2.612.963 1.291.835
1.065.793 189.772 1.835.649 472.294 2.637.926 1.266.872
Inventory Investment properties Property and equipment Other assets Direct cost General and administrative expense
KEUANGAN
48. APPROVAL OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Laporan keuangan konsolidasi telah disetujui oleh Direksi Perusahaan untuk diterbitkan pada tanggal 25 Maret 2011.
The consolidated financial statements were approved by the Directors and authorized for issue on March 25, 2011.
- 109 -