ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN UNTUK MEREDUKSI DOSIS PAPARAN BISING DI PT. CLARIANT ADSORBENT INDONESIA INDONESIA Untung H S, Yetty Meuthia Hasibuan, ST, MT , Rini Halila Nasution, ST, MT Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Email :
[email protected]
ABSTRAK Bagian produksi departemen Produksi di PT. Clariant Adsorbent Indonesia merupakan area produksi yang berguna untuk memproduksi bleacing earth (penjernih minyak makan).. Pada departemen Produksi ini terdapat permasalahan kebisingan, tingkat kebisingan pada departemen tersebut sebesar 94,06 dB dan berlangsung selama 8 jam kerja/hari, tingkat kebisingan aktual pada departemen tersebut melewati nilai ambang batas kebisingan berdasarkan standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu sebesar 85 dB untuk 8 jam kerja/hari. Kondisi tersebut mengakibatkan performansi kerja operator tidak optimal dengan hasil dan menyebabkan penurunan pendengaran operator sebesar 60 sampai 80 dB. Penelitian dilakukan terhadap tingkat kebisingan siang hari dengan tujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi tingkat kebisingan serta merekomendasikan usulan konsep rancangan reduksi kebisingan yang ada pada departemen Produksi agar paparan kebisingan yang melebihi nilai ambang batas yang diterima oleh operator dapat direduksi. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif. Variabel penelitian yang diukur pada departemen Produksi adalah tingkat kebisingan, dan persentase waktu produktif operator. Data tingkat kebisingan diukur menggunakan Four in One Multi Function Environment Meter. Hasil analisa mengenai tingkat kebisingan didapatkan bahwa nilai rata-rata pada departemen produksi sebesar rata rata 94,06 dB yang dikategorikan dalam kondisi berbahaya. Sedangkan persentase waktu produktif operator. Pengendalian tingkat kebisingan pada departemen produksi dengan engineering control melalui perancangan barrier. Rancangan dengan engineering control disesuaikan dengan sumber bising berupa penutupan mesin blower dengan nilai NR (noise reduction) sebesar 41,8 dB. Kata Kunci : Kebisingan, reduksi kebisingan, usulan rancangan barrier PENDAHULUAN
Berdasarkan
Latar Belakang
hasil
T.S.S.Jayawardana,
Kebisingan merupakan bunyi atau suara yang tidak dikehendaki.
tingkat
2014
bahwa
kebisingan
dengan
dapat
kemajuan teknologi menjadi masalah yang
seperti
serius dan menjadi resiko bahaya terhadap
psikologis,
pendengaran pekerja di industri tekstil. Artikel
gangguan komunikasi dan ketulian. Dalam
ini menganalisis kualitas suara dan distribusinya
rangka perlindungan kesehatan tenaga kerja
di dalam pabrik dengan model matematika yang
kebisingan
dikembangkan
menyebabkan gangguan
berbagai
fisiologis,
diartikan
Bising
peningkatan
dkk.
penelitian
gangguan
gangguan
sebagai
bunyi
yang
bersumber dari mesin-mesin proses produksi
untuk
memprediksi
pola
distribusi kebisingan.
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan
Berdasarkan hasil penelitian Consul.
gangguan pendengaran (Keputusan Menteri
J.I, dkk. 2014 bahwa durasi kerja dan tingkat
Tenaga Kerja, 2011).
kebisingan
sangat
berpengaruh
terhadap
psikologis pekerja. Saran yang dapat diberikan
ialah
dengan
merekomendasikan
usulan
control
dalam
menyelesaikan
perbaikan fasilitas kerja untuk mereduksi dosis
permasalahan kebisingan yang terjadi
paparan bising.
di perusahaan PT. Clariant Adsorbent
Perumusan Masalah
Indonesia.
Berdasarkan latar belakang yang telah
terdapat
c.
diuraikan, maka permasalahan yang
solusi
pada
Clariant Adsorbent Indonesia.
perusahaan
adalah
tingkat
kebisingan mesin yang melebihi nilai ambang
2.
batas terdapat pada departemen drayer yaitu sebesar
Memperoleh peluang untuk mencari
92,57
dB
yang
dari
permasalahan
di
PT.
Bagi Perusahaan a.
Memberi
masukan
kepada
pihak
mengakibatkan
perusahaan PT. Clariant Adsorbent
performansi kerja operator tidak optimal dapat
Indonesia terhadap upaya yang dapat
dilihat dari hasil persentase waktu produktif
dilakukan dalam mengelola kebisingan
sebesar 67,7 % dan mengakibatkan penurunan
di tempat kerja.
pendengaran operator sebesar 60 sampai 80 dB.
b.
Sebagai pedoman bagi pekerja yang
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu
bekerja di lingkungan yang bising
dilakukan usulan perbaikan terhadap fasilitas
untuk
kerja yang dapat mereduksi paparan bising.
pengaruh kebisingan di tempat kerja.
Menurut Zvanko Petrovic, dkk 2014 bahwa
c.
mengantisipasi
Sebagai
bahan
terjadinya
masukan
bagi
barrier berbahan logam yang dikombinasikan
peningkatan kinerja perusahaan PT.
dengan karet dapat mereduksi paparan bising
Clariant
sampai 14 dB.
pengembangan berbagai aspek dalam
Tujuan dan Manfaat Penelitian
perusahaan.
Tujuan dari melakukan penelitian ini adalah
3.
sebagai berikut: 1.
2.
3.
Indonesia
dan
Bagi Departemen Teknik Industri Sebagai
bahan
pada departemen drayer.
selanjutnya untuk mencari solusi pengendalian
Pemetaan kebisingan berdasarkan area
kebisingan di tempat kerja.
kerja operator pada departemen drayer.
Batasan dan Asumsi Penelitian
Merekomendasikan
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini
usulan
1.
sebagai berikut.
Penelitian
dilakukan
pada
departemen
Drayer PT. Clariant Adsorbent Indonesia
Bagi Mahasiswa
b.
penelitian
adalah sebagai berikut:
Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah
a.
melakukan
dan
pertimbangan
konsep
dalam
rujukan
Analisis dan evaluasi tingkat kebisingan
rancangan reduksi paparan bising.
1.
Adsorbent
2.
Mampu
mengaplikasikan
ergonomi
dan
K3
dalam
ilmu upaya
Metode pengukuran berdasarkan standar kebisingan
yang
dikeluarkan
oleh
Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
perbaikan paparan kebisingan.
Transmigrasi
Repbulik
Indonesia
Menerapkan teori engineering noise
No.Per.13/MEN/X/2011 dan Occupational
3.
Safety and Health Administration
secara rinci yang menggambarkan gejala yang ada,
(OSHA).
mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi,
Metode
penentuan
berdasarkan
4.
5.
titik
European
pengukuran
membuat perbandingan atau evaluasi dalam
Commission
menghadapi masalah untuk menetapkan rencana
Working Group Assessment of Exposure to
dan keputusan.
Noise (WG-AEN)
Objek Penelitian
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan
Objek penelitian dilakukan pada
berdasarkan interval waktu pada siang hari.
departemen drayer di PT. Clariant Adsobent
Hasil penelitian hanya merekomendasikan
Indonesiadengan
konsep usulan rancangan reduksi paparan
kebisingan
bising.
operator.
Asumsi
yang
digunakan
dalam
2.
4.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
tingkat kebisingan yang identik.
1.
Proses
produksi
tidak
selama
mengalami penelitian
Data Primer Data
primer
merupakan
data
yang
diperoleh dari hasil wawancara dan pengukuran
berlangsung.
secara langsung selama penelitian, yaitu data
Metode dan prosedur kerja operator tidak
tingkat kebisingan dan data waktu produktif
mengalami perubahan selama penelitian
operator yang dinilai dari work dan idle
berlangsung.
operator.
Tidak terjadi pergantian operator selama
2.
penelitian berlangsung. 5.
persentase waktu produktif
Mesin Drayer yang diamati memiliki
perubahan
3.
dan
tingkat
Jenis dan Sumber Data
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
pengukuran
Data skunder Data
skunder
diperoleh
dengan
Tidak terjadi perubahan tempat kerja dan
mengumpulkan catatan data instansi perusahaan
susunan fasilitas kerja.
sebagai
data
organisasi, METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada unit
tambahan,
jam
kerja,
seperti data
struktur penurunan
pendengaran operator dan lain - lain. Variabel Penelitian
produksi departemen Drayer di PT. Clariant
Variabel-variabel
yang
terdapat
Adsorbent Indonesia yang berlokasi di Jl. Pulau
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Pinang III Kawasan Industri Medan II (Jl.
1.
Variabel bebas, yaitu tingkat bunyi (dB),
Medan Belawan KM 10.5) Medan 20242
frekuensi (Hz), persentase waktu produktif
Sumatera Utara Indonesia. Penelitian dilakukan
operator.
pada bulan Mei 2016 sampai juni 2016. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu mengumpulkan informasi aktual
2.
Variabel terikat yaitu paparan bising yang diterima operator .
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL Analisis
Tabel 6.1. Rekapitulasi Perhitungan Daily Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga
oise Dose/DND
Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu untuk nilai ambang batas tingkat kebisingan 85 dB dengan 8 jam kerja/hari, sedangkan hasil pengolahan data yang diperoleh
bahwa
seluruh
area
Departemen
Precured Liner memiliki waktu kerja maksimum di bawah 8 jam kerja/hari. Bila dibandingkan dengan waktu kerja aktual saat ini, dosis kebisingan telah melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan oleh OSHA (Occupational Safety and Health), yaitu
Grafik perbandingan waktu kerja actual dengan
DND ≤ 1 atau 100%. Dosis kebisingan yang
waktu kerja ideal dapat dilihat pada gambar 6.2.
melebihi 1 atau 100% adalah kondisi kebisingan
di bawah.
yang dapat membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan operator dalam bekerja. Berdasarkan pengolahan yang dilakukan diperoleh persentase nilai DND sebesar 367% - 793%. Hal ini menandakan bahwa dosis kebisingan telah melebihi standar yang telah ditetapkan. Grafik perbandingan nilai DND (%) aktual dengan ambang batas nilai DND (%) dapat dilihat pada Gambar 6.1.
Berdasarkan bahwa
waktu
Gambar
kerja
6.2.
aktual
terlihat
lebih
besar
dibandingkan dengan waktu kerja ideal. Hal ini diakibatkan karena tingginya tingkat paparan kebisingan. Semakin tinggi tingkat kebisingan maka semakin rendah pula waktu maksimum yang diizinkan. Hubungan
tingkat
kebisingan
dan
paparan kebisingan dapat dilihat dari nilai Berdasarkan
data
bahwa paparan kebisingan Drayertelah
melebihi
yang
diperoleh
koefisien korelasi yang menunjukkan tingkat
di area kerja
hubungan kebisingan yang tinggi atau rendah.
standar
yang
telah
ditetapkan. Waktu paparan yang diizinkan dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Nilai korelasi dan persamaan regresi dapat dilihat pada Tabel 6.2 di bawah ini.
Tabel 6.2. Hubungan Tingkat Kebisingan
Tabel 6.3. Perhitungan Waktu Produktif
dengan Paparan Bising
Rata-rata
Variabel
Ratarata
Tingkat Kebisingan (dB)
94,75
Paparan Bising (%)
Persamaan Koefisien Regresi Korelasi Y = 0,665x – 56,69
Berdasarkan Tabel 6.3 di lakukan uji Total Rata-rata
1
602
Minggu
L Work
Waktu
Idle Total (%)
Durasi
Produktif Kerja (%) (Jam)
Berdasarkan Tabel 6.2, dapat dilihat I
71
25
96
9
73,9
5,9
II
71
25
96
9
73,6
5,9
Rata-rata
71
25
96
9
73,8
5,9
bahwa koefisien korelasi sebesar 1 yang menandakan koefisien hubungan yang sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa perubahan tingkat kebisingan (dB) sangat mempengaruhi tingginya paparan kebisingan (%). Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat kebisingan (dB) maka semakin tinggi pula paparan kebisingan yang diterima operator.
kinerja
produktif
melihat
terhadap
hubungan
aktivitas
work
Analisis Noise Mapping operator
diidentifikasi melalui persentasi work dan idle selama 2 minggu, dimana dala satu minggu pengamatan dilakukan selama 5 hari. Persentase waktu produktif pekerja secara rata-rata sebesar 69,5%. Hal ini menandakan bahwa kinerja operator belum maksimal yang disebabkan tingginya intensitas kebisingan yang diterima oleh operator pada saat kerja. Rekapitulasi waktu produktif operator secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 6.3.
waktu
untuk
operator dapat ditunjukkan pada Gambar 6.3.
Analisis Persentase Work dan Idle Tingkat
regresi
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari 9 titik pengukuran,
nilai
equivalen dari setiap titik yang mewakili dari setiap bagian waktu pengukuran kemudian digunakan untuk membuat peta kebisingan dengan menggunakan Software Surfer 11.0. Berdasarkan pemetaan ruang dikatakan bahwa seluruh bagian Departemen Drayer dalam kondisi yang tidak aman bagi operator. Hal ini dipengaruhi karena tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin parut pada Departemen Drayer
melebihi
nilai
ambang
batas
berdasarkan standar Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu 85 dB, sehingga mengakibatkan kondisi tidak aman bagi pekerja pada Departemen Drayer yang terpapar selama 8 jam kerja/per hari.
Pembahasan Hasil Menurut
National
for
Deskripsi dimensi rancangan barrier
Occupational Safety and Health (NIOSH) proses
yang akan dilakukan dapat dilihat pada Tabel
penanggulangan
6.5. dan hasil rancangan barrier dapat dilihat
kebisingan
Institute
dapat
dilakukan
secara engineering control. Salah satu metode dalam
engineering
control
adalah
pada Gambar 6.4.
dengan
menambahkan barrier. Berdasarkan penelitian
Tabel 6.5. Deskripsi Dimensi Rancangan
yang dilakukan oleh Branko Redicevic dkk
Dimensi Lebar Panjang Tinggi Tebal
dengan judul Design of Noise Protection Of Industrial Plants-Case Study Of A Plywood Factory
mendeskripsikan
bahwa
dengan
menambahkan barrier pada sumber bunyi dapat
Satuan (cm) 135 135 178 0,5
mereduksi tingkat kebisingan. Tingkat kebisingan yang diterima
NR = 20 log [(2.π.N)0.5/tan(2.π.N)0.5] + 5 dB
oleh operator di setiap posisi memiliki hasil
.......(1)
yang berbeda-beda. Tabulasi tingkat kebisingan yang diterima oleh operator sebelum dan sesudah dilakukan penanggulangan dengan barrier dapat dilihat pada Tabel 6.6. Tabel 6.6. Perbandingan Tingkat Kebisingan Sebelum dan Sesudah Reduksi Keadaan
Noise
Rekapitulasi nilai Noise Reduction (NR) ketika menggunakan barrier sebagai penghalang simulasi
kebisingan diberikan
dengan
kelonggaran
melakukan lolosnya
gelombang bunyi dari barrier sebesar 5 dB dapat dilihat pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4. Rekapitulasi Nilai Noise Reduction (NR) Kelonggaran Lolosnya Noise Gelombang Total Noise Ketinggian Bunyi Melalui No Reduction Reduction Barrier (M) Barrier (dB) (dB) (dB) 1 1,78 36,8 5 41,8
Keadaan NAB
Titik Sebelum Reduction Penangg ulangan (dB) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
95,1 96,9 94,4 96,6 94,8 92,6 94,5 90,9 90,5
(dB)
41,8 41,8 41,8 41,8 41,8 41,8 41,8 41,8 41,8
85 85 85 85 85 85 85 85 85
Sesudah Keterangan Penanggul angan 53,3 55,1 52,6 54,8 53,0 50,8 52,7 49,1 48,7
Berdasarkan data tingkat kebisingan setelah dilakukan penanggulangan, maka dapat digambar peta kontur kebisingan sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.7.
Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman Aman
KESIMPULAN DAN SARAN
penanggulangan
Kesimpulan
sehingga dapat diberikan tindakan perbaikan
Kesimpulan
kebisingan,
diperoleh
melalui eliminasi, subtitusi, atau pada sumber
berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang
bising dalam upaya untuk menurunkan
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
tingkat kebisingan dB (A).
1.
Tingkat
yang
paparan
kebisingan
Ekuivalen
di
departemen Drayer pada siang hari telah melebihi Tenaga
standar Kerja
Keputusan
dan
Menteri
Transmigrasi
RI
No.Per.13/MEN/X/2011 yaitu 85 dB untuk 8 jam kerja/hari. 2.
Penanggulangan
kebisingan
dilakukan
dengan pemasangan barrier pada sumber bising yang mampu mereduksi tingkat kebisingan 41,8 dB sehingga menghasilkan area kerja departemen Drayer dalam kondisi aman yang didominasikan warna hijau. 3.
Pemetaan kebisingan menujukkan bahwa kondisi lingkungan kerja departemen Drayer tidak aman dari 9 titik pengukuran yang didominasikan warna merah dan orange.
Saran Saran yang diberikan adalah sebagai berikut: Bagi perusahaan, apabila hendak menerapkan pemasangan barrier pada sumber bising
di
Drayer
maka
perlu
dilakukan
penelitian lanjutan mengenai bahan barrier, bentuk barrier, dan posisi barrier untuk mendapatkan
hasil
reduksi
yang
lebih
maksimal. 1.
Bagi karyawan PT. Clariant Adsorbent Indonesia Drayer
khususnya agar
pada
lebih
departemen
disiplin
untuk
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) guna meminimalkan resiko kecelakaan kerja. 2.
Perlu
dilakukan
analisis
mengenai
DAFTAR PUSTAKA Anonim 2008, Department of Occupational Safety and Health Ministry of Human Resources Malaysia. Barnes, Ralph. M. Motion and Time Study: Design and Measurrement of Work. University of California. 1985 Gavriel, Salvendy. 1997. Handbook of Human Factors and Ergonomics. Canada : John Wiley & Sons Published. Harris. Cyril .M. Ph. D. 1998. Handbook of Noise Control. Columbia University. Ingard, Uno. 2010. Noise Reduction Analysis. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers. J.I, Consul. dkk. 2014. Analysis of noise level from different sawmills and its evironmental effects in yenagoa metropolis. Jurnal Vol 2 No 6.Wilberforce Island, Nigeria. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.Per.13/MEN/X/2011. Petrovic. Zvanko.dkk. 2012. Design Of Noise Protection Of Industrial Plants. University Of Kragujevag : Serbia. Q. S, Guide. 2012. Surfer 11 counturing &3D Surface Mapping For Scientist and Enginers. USA. Saenz, A. Lara, dkk. 1986. Noise Pollution (Editing). Paris: ICSU&SCOPE. Satwiko, Prasasto. 2008. Fisika Bangunan. Yogyakarta: Penerbit Andi. Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: Penerbit CV. Gunung Agung. Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Medan. T.S.S. Jayawardana, dkk. 2014. Analysis of noise level from different sawmills and its evironmental effects in yenagoa metropolis. Jurnal Vol 2 No.6 Wilberforce Island, Amassoma, Bayelsa State, Nigeria. WilliamG, Cohran. 2005. Teknik Penarikan Sampel. Edisi Ketiga. Jakarta.